Faisal 1606962075 A 162
CASE
FORD
MOTOR
COMPANY:
NEW
STRATEGIES
FOR
INTERNATIONAL GROWTH
1. Segmen pasar yang menjadi target Ford’s Smart Mobility Business adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Alasannya karena Ford melihat potensi yang cukup besar untuk menjangkau kelas tersebut. Di negara berkembang populasi sangat besar, aktivitas sehari-hari pun terhitung memiliki rata-rata jarak yang cukup jauh, terakhir transportasi massal yang belum memadai sehingga belum mampu melayani kalangan tersebut dengan baik. 2. 5 forces analysis: Rivalry among existing competitor, kompetisi terhadap existing competitor dapat dikatakan cukup rendah karena hanya sedikit kompetitor yang beroperasi di ride-hailing service dan memiliki target mass transit. Bargaining power of buyers, daya tawar konsumen rendah karena tarif telah ditetapkan oleh Ford Dynamic Shuttle. Bargaining power of suppliers, daya tawar supplier juga cukup rendah karena harus mengikuti aturan dari sistem yang dibuat oleh Ford. Threath of new entrants, ancaman pendatang baru terbilang rendah karena membutuhkan investasi dan infrastruktur yang kuat. Threath of subtitutes, ancaman dari jasa subtitusinya juga rendah karena saingan utama dari Dynamic Shuttle adalah mass transport, yang pelayanannya masih kurang nyaman, dan tidak fleksibel dari sisi waktu. 3. Strength : Dynamic Shuttle merupakan on demand shutlle yang diakses melalui aplikasi, sehingga memudahkan customernya; merupakan sharing transportasi yang menargetkan
penumpang
mass
transit,
sehingga
penumpang
merasakan
pengalaman menggunakan mass transport dengan tingkat kenyamanan yang lebih baik. Weakness : model bisnis ini bergantung pada partner usaha, sehingga Ford harus menentukan partner yang benar-benar tepat, selain itu model bisnis ini bukan core bisnis dari Ford dan sudah ada kompetitor yang menggunakan.
Faisal 1606962075 A 162
4. Partner yang paling memungkinkan bagi Ford adalah Riderz. Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar pemilihan Ryderz sebagai partner Ford yaitu Riderz menunjukkan ketertarikannya untuk bekerjasama dengan Ford, dari sisi aplikasi memiliki model yang paling mirip dengan Dynamic Shuttle, strategi Ryderz untuk bersaing dengan transportasi massal yang sesuai dengan strategi Ford, user experience yang kuat, sangat mengutamakan customer yang sejalan dengan strategi Ford untuk mengkombinasikan produk Ford dengan keinginan pelanggan, serta nilai investasi yang lebih affordable jika dibandingkan dengan calon lainnya. Virgg
Ryderz
Car-Go
Shuttlex
Qquark
Partner Business Model
5
1
1
3
3
Partner Customer Strategy
3
1
5
5
5
Partner Algorithms
2
3
5
1
1
City Relationship
2
3
5
1
4
Physical Product
1
5
3
3
3
Operating Francise
5
5
5
3
1
5
1
5
3
3
Willingness
to
accept
Investment User experience
3
1
5
2
4
Growth potential
2
1
3
4
5
Applicability
5
1
2
4
3
5. Ford dapat menggunakan strategi Product Differentation, karena dynamic shuttle bisa
mengangkut lebih
banyak penumpang dalam
sekali
jalan
daripada
kompetitornya dengan harga yang lebih murah dari uber dan lebih mahal dari transportasi umum lainnya. Dan juga bisa mempertimbangkan strategic partner of alliance. -
Pro: Sinergi dengan partner, resiko ditanggung bersama, masuk ke industry baru tidak memerlukan biaya yang besar karena keberadaan partner sangat membantu.
-
Kontra: batas-batas antar partner tidak jelas, strategy dalam bisnis tidak bisa menjadi rahasia perusahaan sendiri, harus di share dengan partner dan partner tidak menjalankan strategy sesuai dengan yang diinginkan.
SUMMARY SUSTAINING SUPERIOR PERFORMANCE: COMMITMENTS AND CAPABILITIES
Competitive advantage merupakan hal penting untuk kelangsungan performa yang baik, namun jangan asumsikan bahwa competitive advantage akan terus berkelanjutan.
Faisal 1606962075 A 162
Ada beberapa hal yang dapat mengancam sustainability, yaitu kelangkaan (scarcity) dan keseuaian (appropriability). Dari scarcity dapat dikhususkan lagi menjadi dua, yaitu imitasi dan subtitusi. Sedangkan dari appropriability terbagi lagi menjadi dua, yaitu holdup dan slack. Imitasi merupakan ancaman serius bagi sustainability, khususnya para early mover. Namun ada beberapa prinsip yang menjadi keuntungan bagi para early mover, yaitu private information, size economies, enforceable contracts/relationships, threat of retaliation, response lags. Keuntungan tersebut bukan berarti menjadi early mover merupakan opsi yang paling baik, karena ada risiko yang besar juga dibalik itu. Subtitusi juga merupakan ancaman bagi scarcity, namun subtitusi tidak langsung menyerang layaknya imitasi. Subtitusi bergantung pada ketidaksesuaian antara membangun posisi dan peluang pasar untuk menghadapi early mover. Berikutnya adalah ancaman terkait appropiability, dimana kemungkinan perampasan wewenang dapat terjadi akibat adanya kesenjangan (gap) antara pemilik dengan manajemen. Masalah terjadi ketika kesenjangan tersebut memberikan ruang bagi non-owner untuk bertindak sesuai dengan keinginannya. Ada dua masalah yang mungkin timbul, yang pertama adalah holdup dimana tindakan tersebut dapat mengurangi hak si pemilik dari total scarcity value. Kedua adalah slack yang merupakan tindakan yang dapat mengurangi jumlah scarcity value yang dapat dibagikan kepada owner dan non-owner. Banyaknya potensi ancaman bagi kelangsungan perusahaan akan membuat manajer sulit untuk mencapai target competitive advantage dengan mudah. Terdapat kajian bahwa sumber sustainability dapat dilihat berdasarkan dua sudut pandang, yaitu berdasar sumber daya (resources) dan berdasar aktivitas. Selain itu, ada dua cara untuk membangun
sustainable
advantages,
yaitu
dengan
membuat
komitmen
dan
meningkatkan kapabilitas. Melalui komitmen dapat memberikan efek yang signifikan dan panjang dalam menghasilkan outcomes di masa depan, namun komitmen tidak selalu membawa perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif. Holdup, slack dan ketidakpastian akan mengurangi keunggulan tersebut. Sedangkan untuk kapabilitas perusahaan dapat dikatakan berhubungan dengan strategi apabila menggambarkan kemampuan yang dapat dilakukan dengan baik dan yang tidak dapat dilakukan, serta memberikan perbedaan dengan perusahaan lain yang ada di industri yang sama.