CULTURES AND ORGANIZATIONS(Geert ORGANIZATIONS(Geert Hofstede): KAJIAN BUKU Heru Kurn!nto T"!#"ono
Tuli Tulisa san n ini ini mere merevi view ew dan menge mengeva valu luas asii buku buku yang yang ditu dituli liss Hofs Hofste tede de berb berbas asis is penelitian yang dilakukannya. Buku yang ditelaah ini secara lengkap berjudul Cultures Cultures and Organizatio Organizations ns software of the mind! intercultu intercultural ral cooperation and its import importanc ancee fo "urviv "urvival. al. "ecara "ecara garis garis besar besar tulisa tulisan n ini terdiri terdiri atas atas dua bagian. bagian. Bagian pertama merupakan resume dan perspektif buku ini yang meliputi# $%& maksud studi dan penulisan buku $'& pendekatan dan prosedur $(& definisi $)& hasil dan $*& implikasi. "edangkan bagian kedua merupakan tinjauan atau bahasan secara kritis kritis dari dari perspe perspekti ktiff review reviewer er terhada terhadap p buku baik baik pembaha pembahasan san agreem agreement entss dan disagreement disagreementss berdasarkan berdasarkan pada metodologi metodologi penelitian! penelitian! theoritical theoritical framework framework dan kontribusi kontribusi book content pada teori dengan melakukan perbandingan perbandingan dengan banyak perspektif dari referensi lain yang dapat digunakan untuk telaah buku ini. This paper reviews and evaluates evaluates Hofstede+s Hofstede+s book ,Cultures and Organizations Organizations software of the mind! intercultural cooperation and its importance for "urvival" urvival- that was written based on his research. Basically Basically this paper is divided into two parts. The first part is a resume and the perspective of the book that consist of# $%& the purpose of the study and why this book was written! written! $'& the procedures and the approaches! approaches! $(& definition! $)& results! results! and $*& the implications. The other part is more as critical critical discussion about the book from the reviewer+s perspectives including the agreements and disagreements which based on research methodology! theoretical theoretical framework and book content contribution contribution theory by comparing comparing them with many other perspectiv perspectives es from other references that can be used to study this book.
1
BAGIAN $ERTA%A I& TUJUAN
Tujuan Tujuan penulis penulisan an buku ini untuk untuk membant membantu u dalam dalam kaitan kaitannya nya dengan dengan perbed perbedaan aan- perbedaan dalam pemikiran, perasaan, dan perbuatan orang-orang di dunia. Tulisan ini akan menunjukkan bahwa meskipun keragaman pemikiran orang-orang begitu besar, masih terdapat suatu struktur dalam keragaman ini yang dapat menyajikan suatu basis pemahaman bersama. II& $ENDEKATAN DAN $ROSEDUR
Tulisan Tulisan ilmiah ilmiah dalam buku ini berbasis berbasis pada dua penelitian penelitian tentang tentang budaya. Pertama Pertama penelitian tentang perbedaan budaya-budaya nasional (national national cultures cultures)) yang yang dila dilaku kukan kan Hofs Hofste tede de dkk. dkk.,, denga dengan n meng menggu gunak nakan an data data !", !", meli meliput putii popul populas asii karyawan pada national subsidiaries di subsidiaries di #$ negara. %edua penelitian tentang budaya organisasional pada lebih dari &' unit organisasi di enmark dan !elanda yang dilaku dilakukan kan pada tahun tahun 1*+ sampai sampai dengan dengan 1*. 1*. Penelit Penelitian ian terseb tersebut ut ender enderung ung bersifat eksploratori dan prosedur statistik yang dilakukan dengan menggunakan faktor analisis. istematika buku ini terdiri atas empat bagian. !agian pertama buku ini memberikan dasar pemahaman yang baik tentang buku ini dengan menjelaskan apa yang kita artikan ketika kita berbiara mengenai /budaya0 /culture /culture0. 0. Penelitian Penelitian menjelaska menjelaskan n empat dimensi yang seara empiris ditemukan dalam penelitian lintas lebih dari +'
&
negara-negara2 power distance! collectivism versus individualism! femininity versus masculinity, dan uncertainty avoidance. etiap hapter disusun dengan ara yang sama2 dimensi digambarkan, nilai-nilai dari berbagai negara diperlihatkan, dan konsekuensi dari dimensi terhadap keluarga, sekolah, lingkungan kerja, organisasi, negara, dan perkembangan ide. eara spekulatif disebutkan tentang keaslian dan kemungkinan perbedaan-perbedaan di antara setiap dimensi di masa mendatang. Perbedaan menurut gender, generasi, dan kelas sosial dimunulkan. 3hapter # melihat pada konsekuensi dari perbedaan budaya nasional di mana orang dalam suatu negara mengatur diri mereka sendiri, mengkombinasikan dimensi yang digambarkan pada empat hapter sebelumnya. "enunjukkan bahwa praktik dan teori organisasi seara budaya saling tergantung. 3hapter memberikan dimensi yang kelima, yaitu orientasi jangka panjang 4ersus jangka pendek (long term vs short term orientation). 3hapter ini juga mengeksplorasi implikasi-implikasi dari dari fakta5 menunjukkan perbedaan yang mendalam antara pemikiran orang Timur dan !arat yang berhubungan dengan pentingnya /kebaikan0 dan /keben aran0. !agian ketiga dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan budaya organisasional, dan terdiri dari satu hapter yaitu hapter * yang menggambarkan pandangan baru ynag diperoleh dari proyek penelitian lintas 63 di lebih dari &' unit organisasi di enmark dan !elanda. ni merupakan komplementari bagi perbedaan budaya nasional yang disebutkan pada hapter-hapter sebelumnya.
7
!agian keempat dihadapkan pada implikasi praktik dari perbedaan dan kesamaan budaya. 3hapter melihat pada apa yang terjadi ketika orang dari budaya yang berbeda bertemu. ni menghilangkan fenomena seperti culture shock , etnocentrism, stereotyping , perbedaan dalam bahasa dan humor. 3hapter ini membahas bagaimana kemampuan komunikasi antar budaya. 3hapter 1' meringkas pesan-pesan dari buku dan mengartikannya menjadi pesan-pesan bagi orangtua, manajer, dan media. !agian akhir yang diberi judul eading /ental 0rograms pada pokoknya menekankan pada penelitian kolega bisnis dan ditambahkan sebagai appendi8. !agian ini dihadapkan dengan bagaimana mengkoleksi informasi yang dapat diperaya tentang perbedaan budaya selain mengau pada kontra4ersi dalam ilmu sosial mengenai budaya, dan menjelaskan pilihan metodologi di balik pendekatan yang diikuti
$
III& DE'INISI HASIL STUDI A& Bud!! D*ens Bud!! N!son!+
!udaya (culture) merupakan keseluruhan pola pemikiran, perasaan dan tindakan dari suatu kelompok sosial, yang membedakan dengan kelompok sosial yang lain. 1stilah the collective mental programming atau software of mind digunakan untuk menyebutkan keseluruhan pola dalam kajian budaya. /ental prorams atau budaya suatu kelompok terbentuk oleh lingkungan sosial, (seperti negara, daerah, tempat kerja, sekolah dan rumah tangga) dan kejadian-kejadian yang dialami dalam kehidupan para anggota kelompok yang bersangkutan. %emudian proses terbentuknya pola fikir, perasaan dan perbuatan tersebut dianalogikan dengan proses penyusunan program dalam komputer. !udaya dapat dikelompokkan ke dalam berbagai tingkatan antara lain2 nasional, daerah, gender, generasi, kelas sosial, organisasional atau perusahaan. !udaya 9asional imensi-dimensi perbedaan budaya dalam penelitian budaya nasional meliputi2 power distance! collectivism2 individualism! masculinity2 feminity dan uncertainty avoidance. B& $o,er dst!n-e
+
0ower distance adalah satu dari /dimensi0 budaya nasional yang merefleksikan jarak jawaban yang ditemukan dalam beragam negara ke dalam pertanyaan mendasar tentang bagaimana mengelola fakta bahwa orang-orang dalam keadaan tidak seimbang. kor-skor power distance dari +' negara dan 7 wilayah kelompok negara dihitung dari jawaban karyawan !" pada posisi pekerjaan yang sama dan sur4ey yang sama. eluruh pertanyaan terdapat kode tipe jawaban yang diwakili oleh skor angka2 biasanya 1, &, 7, $ atau +. Prosedur statistika dengan faktor analisis digunakan untuk meringkas sur4ei pertanyaan ke dalam kelompok yang disebut faktor atau klaster. uatu klaster tersusun dari pertanyaan yang terkait dengan power dan $in& e3uality. ari pertanyaan ini, Hofstede menyeleksi tiga yang paling kuat terkait. kor rata-rata standar sampel karyawan-karyawan !" dalam suatu negara pada tiga pertanyaan, suatu power distance inde4 (P) untuk perhitungan negara. Tujuan formula P adalah2 menjamin bahwa tiap-tiap tiga pertanyaan menunjukkan bobot yang seimbang yang terdapat pada indeks akhir dan nilai indeks berjarak dari ' untuk negara dengan power distance yang rendah sampai 1'' untuk negara dengan power distance yang tinggi. Tiga pertanyaan sur4ey yang digunakan untuk menyusun power distance inde4 adalah2 1. Pertanyaan yang menunjukkan kekhawatiran atau ketakutan karyawan bawahan.
#
&. Pertanyaan yang menunjukkan perasaan karyawan terhadap lingkungan kerja terkait dengan gaya otokrasi atau paternalistik. 7. Pertanyaan yang menunjukkan dan mengekspresikan preferensi responden (karyawan). Hasil analisis menunjukkan bahwa negara-negara :atin, seperti ;merika :atin, Peranis dan panyol juga negara-negara di ;sia dan ;frika memiliki power distance yang tinggi. edangkan sebagian besar negara-negara barat, <; dan nggris tergolong memiliki power distance yang rendah. =ika power distance yang dimiliki rendah berarti ketergantungan subordinat pada pimpinan terbatas, ada hubungan interdependensi anatara mereka dan jarak emosional antara mereka relatif rendah, dan sebaliknya. Perbedaan power distance dalam negara juga ditunjukkan atau ditentukan pula oleh kelas sosial, tingkat pendidikan dan pekerjaan. alam mengukur perbedaan power distance juga dapat dihubungkan dengan perbedaan-perbedaan di dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, propinsi dan ide-ide besar dalam negara. C& Co++e-t.s* .s Ind.du!+s*
"ayoritas orang di dunia yang tinggal dalam suatu komunitas yang memiliki minat pada kelompok melebihi seara indi4idu disebut sebagai kelompok masyarakat collectivist . ebagian besar lingkungan collectivist , /keluarga0 di mana anak tumbuh berkembang terdiri dari sejumlah orang yang hidup bersama seperti2 kakek-nenek, paman, bibi, pembantu, atau anggota lainnya. alam antropologi budaya ini dikenal
sebagai e4tended family. %etika anak tumbuh berkembang mereka belajar untuk berpikir mereka sebagai bagian dari kelompok /kita0. "inoritas orang di dunia hidup dalam masyarakat di mana minat-minat indi4idu di atas minat kelompok, masyarakat itu disebut sebagai individualist . i sini sebagian besar anak-anak dilahirkan dalam keluarga yang terdiri dari dua orang tua dan, kemungkinan dari keluarga dengan orangtua tunggal. audara-saudara lain hidup terpisah dan jarang bertemu. %eluarga jenis ini dikenal sebagai nuclear family (dari bahasa :atin yang berarti inti). ;nak-anak dari keluarga seperti ini akan tumbuh dan kemudian berpikir bahwa mereka sebagai /aku0. Pertanyaan-pertanyaan sur4ey di mana individualism inde8 diperkenalkan termasuk ke dalam kumpulan 1$ /work goals0.
Pertama adalah individualism 4ersus
collectivism, dan yang kedua dinamai masculinity 4ersus feminimity (lihat 2 /asculinity dan 5eminimity). bekerja di mana anda dapat menapai prestasi yang berarti bagi pribadi.
*
alam suatu masyarakat terdiri atas laki-laki dan perempuan. eara biologis mereka berbeda. Perbedaan biologis menggunakan terminologi male dan female, sedangkan
perbedaan sosial dan seara budaya ditentukan oleh peran masculine dan feminine. eorang laki-laki dapat berkelakuan feminim dan sebaliknya. imensi kedua ini seara erat berhubungan dengan item terkait berikut.
1'
juga sejumlah negara di ;merika :atin seperti2 ?eneAuela, "eksiko, dan negaranegara ;nglo seperti2 rlandia, =amaika. Perbedaan masculinity7feminity dalam negara juga ditunjukkan atau ditentukan pula oleh kelas sosial, tingkat pendidikan dan pekerjaan. alam mengukur perbedaan masculinity7feminity juga dapat hubungkan dengan perbedaan-perbedaan di dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, propinsi dan ide-ide besar dalam negara. E& Un-ert!nt !.od!n-e
Terminologi uncertainty avoidance telah dipinjam dari organisasi sosiologi ;merika khususnya dari karya =ames B."arh. 3ara untuk mengatasi ketidakpastian merupakan bagian dan bidang dari setiap manusia di negara manapun.
ebagai
manusia kita harus berhadapan dengan fakta bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok5 masa yang akan datang tidak pasti tetapi kita harus menghadapinya. %etidakpastian yang ekstrim meniptakan kegelisahan yang tidak dapat ditolelir. etiap lingkungan masyarakat telah berkembang ara untuk meredakan kegelisahan tersebut. 3ara-ara tersebut dapat berasal dari bidang teknologi, hukum dan agama. '& Bud!! Or/!ns!son!+
!erbiara mengenai /budaya0 suatu perusahaan atau organisasi telah menjadi suatu mode di antara para manajer, konsultan, dan dengan pehatian yang agak berbeda di antara para akademisi. alam terminologi akademis, C!udaya organisasionalD merupakan suatu konstruk, yang merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat
11
diamati dari banyak dimensi. ehingga banyak ahli ilmu-ilmu sosial dan manajemen belum memiliki Ccommunal opinioD mengenai definisi budaya organisasional. "eskipun demikian banyak para ahli sepakat pada karakteristik konstruk budaya organisasional. Hofstede membagi budaya organisasional ke dalam
enam dimensi praktek2 (1)
0rocess7Oriented vs. esults Oriented , (&) 8mployee7Oriented vs. ;ob7Oriented , (7) 0arochial vs. 0rofessional , ($) Open "ystem vs. Closed "ystem (+) :oose Control vs. Tight Control (#)
"enurut Hofstede antara budaya nasional dan budaya organisasional sulit dibedakan dan merupakan fenomena yang identik. Perbedaan keduanya terermin dalam manifestasi budaya ke dalam nilai-nilai dan praktek. Pada budaya organisasional, perbedaan banyak pada tingkat praktek dibandingkan perbedaan nilai-nilai. Perbedaan budaya organisasional selanjutnya dianalisis pada tingkat sub organisasi atau sub unit organisasi.
BAGIAN KEDUA ;da 7 (tiga) bahasan penting dari perspektif penelaah (reviewer ) pada bagian kedua meliputi agreements dan disagreements. !asis pembahasan bagian kedua meliputi Penyajian yang meliputi sistematika dan isi buku (book content ), metoda penelitian,
1&
rerangka teori (theoritical framework ) dan kontribusi buku bagi perkembangan teori organisasi. I& $EN1AJIAN DAN ISI BUKU
Penyajian buku yang meliputi isi dan sistematika buku sangat baik dan menjadikan buku ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang budaya pada berbagai le4el budaya dan beragam setting . !eragam terminologi dan rujukan pada penelitian sebelumnya keterbukaan penulis (opennes) dalam konteks keberfihakan pada ilmu pengetahuan ( science). ari sisi penyajian bahasa dan sistematika penulisan ukup baik. !ahasa yang digunakan dalam buku ini disampaikan kepada pembaa relatif dapat dimengerti dengan baik. %adang tiap bahasan diawali dengan ilustrasi bahkan humor yang rele4an dalam menggambarkan bahasan dengan erdas. i samping itu buku ini memberikan panduan ( 9 guide through this book , pada hal 8iii-8i4) yang sangat baik bagi pembaa berbagai kalangan segmen sehingga memudahkan memahami buku ini seara lebih baik. Pesan tentang keragaman budaya sebagai sebuah kenisayaan akan bermanfaat bagi kalangan ilmiah dan yang terpenting adalah para pembuat kebijakan bisnis untuk menjadikan pertimbangan penting mereka. "eskipun demikian Ctiada gading yang tak retakD, berbasis pada penelitian tahun 1#-17 tentang budaya nasional dan penelitian budaya organisasional pada tahun
17
1*+-1* dengan setting yang terbatas dan adanya kemungkinan bias waktu bagi kajian budaya dewasa ini yang sangat pesat berubah, maka merupakan kewajaran bahwa buku ini tampaknya tidak sepenuhnya menggambarkan ChewanD budaya nasional dan budaya organisasional. alah satu hal yang tampak menolok adalah tentang teknologi informasi. Hal ini dapat menjadi kajian di masa ke depan seperti buku-buku Cbest seller D karya 9aisbitt ataupun karya Toffler yang di dalamnya meliputi pesatnya teknologi informasi dan beberapa telaah CkontemplasiD para futurolog yang mungkin masih diperdebatkan. 9amun demikan isi buku memberikan telaah ilmiah sekaligus implikasinya sehingga buku ini sangat menarik tidak hanya bagi kalangan akademis ataupun peneliti, namun juga dapat digunakan para praktis profesional sebagai referensi penting guidelines dalam kegiatan manajerial. !uku ini dapat dikategorisasikan sebagai buku referensi ilmiah klasik, yang akan sering digunakan sebagai rujukan berbagai kalangan, termasuk kalangan ilmiah akademis dan dapat menghindarkan diri dari sekedar mengejar CpasarD atau terjebak pada Cmanajemen yang bersifat modeD bahkan apa yang kita kenal sebagai C pseudoscienceD.
II& %ETODA $ENELITIAN
1$
alam kaitannya dengan penelitian budaya nasional yang menggunakan data !" sur4ey menunjukkan bahwa populasi dan sampel dalam penelitian Hofstede sangat terbatas untuk mewakili pengukuran dimensi-dimensi budaya nasional pada suatu negara tertentu, sehingga Pada sub bagian metoda penelitian, kita lebih banyak membahas ide tulisan, pendekatan dan metoda penelitian yang digunakan oleh Hofstede. Pada bagian ini akan disampaikan beberapa
bahasan kritis terkait dengan agreements dan
disagreements. !eberapa hal yang dibahas meliputi jenis penelitian, premis E asumsi, metoda sampel, serta prosedur penelitian. 2& Jens $ene+t!n
!uku ini berbasis pada dua penelitian yang dilakukan Hofstede. Pertama penelitian tentang budaya nasional dengan menggunakan data !". Penelitian ini tergolong kategori jenis penelitian eksploratori dan berdasarkan tujuannya, penelitian ini juga dapat kita kelompokkan pada jenis penelitian induktif, yaitu penelitian yang memiliki tujuan
untuk
mengembangkan
(generating )
theory
atau
hipotesis
melalui
pengungkapan fakta (ndriantoro E upomo., 12&7). edangkan penelitian kedua tentang budaya organisasional juga dapat kita kelompokkan jenis penelitian eksploratori yang pada umumnya menggunakan pendekatan induktif. i samping itu kedua penelitian ini juga melakukan kombinasi dengan pendekatan deduktif sehingga kita melihat penelitian ini menggunakan metode double movement of reflective thought .
1+
"enurut pandangan penelaah, pendekatan pada kedua penelitian ini sangat baik, namun setting yang relatif terbatas maka hasil penelitian ini seperti halnya penelitian di bidang organisasi dan manajemen pada umumnya tidak memberikan saran ataupun tidak pernah menganjurkan Csatu ara yang terbaikD (%oontA et.al). "eskipun demikian kedua penelitian yang disarikan dalam buku ini telah memberikan perspektif dan struktur terhadap komplesitas keragaman budaya pada berbagai le4el. 3& $re*s4 $!r!d/*! d!n Asu*s
alam buku ini premis dan asumsi yang dilakukan dalam konteks nasional dan organisasi. alah satu kelemahan kajian budaya pada umunya adalah masalah durasi penelitian yang relatif pendek, enderung bersifat C snapshoot D dan penarikan kesimpulan dari values indi4idu menjadi shared values organisasi memang tidak ukup dengan teknik kuesioner ( survey research), melainkan perlu dukungan obser4asi dengan durasi waktu yang relatif panjang. edangkan paradigma dan asumsi dalam penelitian ini memiliki keenderungan trianggulasi pada pendekatan baik kualitatif dinamakan juga pendekatan konstruktifis naturalistik atau interpretatif dikombinasikan dengan kuantitatif melalui perhitungan faktor analisis. Paradigma ini menekankan pada pemahaman mengenai masalahmasalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistik, kompleks dan rini. engan demikian asumsi yang dibangun juga konsisten dengan paradigma ini. %ita melihat pendekatan yang dilakukan ukup baik namun perlu modifikasi teknik dan kejelasan operasional penelitian.
1#
5& %etod! S!*6e+
Penelitian sebelumnya menggunakan data !" yang dikumpulkan dengan sur4ey dengan ara in7depth interviews terhadap karyawan yang dikelola oleh tim ahli ilmu sosial dari dalam dan luar perusahaan sebagai participant obser4ers. edangkan penelitian di enmark dan !elanda meliputi lebih dari &' unit dari 1' organisasi yang berbeda, menggunakan data dengan ara in7depth interviews dari informan terpilih dan sur4ei kuesioner. Teknik atau metoda sampel yang digunakan adalah stratified random sampling anggota organisasi. $& 7!+dt!s Intern!+ d!n E8stern!+ alam kaitannya dengan penelitian budaya nasional dengan menggunakan data !" sur4ey menunjukkan bahwa populasi dan sampel dalam penelitian Hofstede sangat terbatas untuk mewakili pengukuran dimensi-dimensi budaya nasional pada suatu negara tertentu, sehingga 4aliditas eksternalnya tergolong lemah. edangkan 4aliditas internal budaya nasional masih sangat abstrak, walaupun Hofstede telah menoba merumuskan ke dalam dimensi-dimensi.
III& THEORITICAL 'RA%E9ORK
Penelitian tentang budaya organisasional (organization culture) dalam buku cultures and organizations memberikan gambaran yang lebih jelas sekaligus perspektif baru yang merupakan komplementari term perbedaan budaya nasional.
1
!anyak kalangan baik manajer, konsultas dan akademisi menyebutkan budaya (culture) dalam pemahaman yang agak berbeda satu sama lain, sehingga CbudayaD telah menjadi Ca fad D . 9amun demikian kondisi tersebut paling tidak telah meninggalkan jejak bagi pengembangan ilmu khususnya teori organisasi. !udaya organisasional telah mendapatkan status yang mirip dengan struktur, strategi dan pengendalian. alam pandangan Feik (1*+) bahwa konstruk CbudayaD dan CstrategiD bersifat saling melengkapi sebagian yang lain. alam terminologi akademis, C!udaya organisasionalD merupakan suatu konstruk, yang merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat diamati dari banyak dimensi. 9amun banyak ahli ilmu-ulmu sosial dan manajemen belum memiliki Communal opinioD mengenai definisi budaya organisasional. "eskipun demikian banyak para ahli sepakat pada karakteristik konstruk budaya organisasional meliputi2 1. "enyeluruh (holistic) '. Historically determined 7. Terkait dengan konsep antropologi $. ikonstruksi seara sosial. +. Tidak berwujud dan tidak kasat mata (soft ) #. ukar untuk berubah
I7& KONTRIBUSI
1*
ari perspektif ilmu ( science) seara umum kita ketahui bahwa penelitian yang bersifat eksploratori ataupun induktif memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan ilmu itu sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan Hofstede memberikan kontribusi penting bagi pemahaman tentang perbedaan budaya. alam kajian Hofstede dijelaskan bahwa perbedaan budaya nasional sebagai salah satu faktor penentu yang harus diperhitungkan di samping budaya organisasional jika akan membuat ramalan yang lebih akurat mengenai perilaku organisasi di negara-negara yang berlainan. !ahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya nasional mempunyai dampak yang lebih besar pada karyawan daripada budaya organisasional (%ent, 11). %ontribusi penting Hofstede lainnya adalah empat dimensi budaya yang diidentifikasi dari data !" meliputi2 power distance! individualism2 collectivism! masculinty2 feminity dan uncertainty avoidance. alam buku ini pula, Hofstede menambahkan dimensi short2 long term orientation.
1
DA'TAR $USTAKA
;dler. 1*#. 1nternational =imensions of Organizational Behavior . !oston ";2 %ent Publishing 3ompany 3ooper, E hnidler.&'''. Business esearch /ethods. <;2 "Braw-Hill rwin unnette, 3ampbell, E Hakel. 1#. Organizational Behavior and Human 0erformance. <; Gisher .3. 1*'. n the ubious Fisdom of @8peting =ob atisfation to 3orrelate with Performane. 9cademy of /anagement eview, +2 #'-#1&. Bibson, 4ane4ih, E onelly. 1*+. Organisasi. =ilid 1 dan &. =akarta2 @rlangga Hofstede et.al. 1'. "easuring rganiAational 3ultures2 ; Iualitati4e and Iuantitati4e tudy ;ross Twenty 3ases. 9dministrative "cience >uarterly, 7+ (1')2 &*#-71# Hofstede, Beerts. 1$. Cultures 9nd Organizations# "oftware Of The /ind. :ondon2 Harper3ollinsPublishers ndriantoro, 9. E upomo, !. 1. /etodologi 0enelitian Bisnis. =ogjakarta2 !PG@
&'
Pfeffer, =. 1*&. Organizations 9nd Organization Theory. <;2 Pitman Publishing n. 6obbins, tephen P. 1#. 0erilaku Organisasi# ?onsep! ?ontroversi dan 9plikasi. =ilid 1 dan &. =akarta2 PT. Prenhallindo hein, @. 1&. Organizational Culture and :eadership. &nd @d. =ossey-!ass Publishers. an Gransiso mirih, :inda. 1*7. 3onept of 3ulture and 9dministrative "cience >uarterly. &*. 77-7+*
rganiAational ;nalysis.
&1