MAKALAH KULIAH LAPANG Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan dan Sertifikasi Hewan (BPMPSH)
Oleh :
Lisda Handayani
J3L111039
Siti Dwi Pratiwi
J3L111080
Prayogo Kuntoro
J3L111140
Yulita Ika Sari
J3L111142
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliah Lapang merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh program keahlian analisis kimia Diploma Institut Pertanian Bogor. Program ini dilakukan dengan melakukan kunjungan lapangan secara berkala ke beberapa perusahaan maupun balai penelitian. Kuliah lapang merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan dunia kerja kepada masyarakat, salah satunya mahasiswa. Disamping untuk mengetahui kondisi dunia kerja, kunjungan industri jugasangat berperan dalam membentuk pola pikir dan semangat pelajar untuk berpikir ke arah yang lebih luas, sehingga diharapkan dapat tercipta pelajar yang kreatif dan tidak awam dengan dunia kerja dan mampumenciptakan lapangan kerja sendiri. Perusahaan yang dikunjungi pada kunjungan kedua ialah Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan dan Sertifikasi Hewanl (BPMPSH). Balai yang menjadi tujuan untuk dikunjungi pada kegiatan kuliah lapang ialah Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan dan Sertifikasi Hewan (BPMPSH) yang bergerak di bidang pengujian, pemeriksaan dan sertifikasi keamanan dan mutu produk hewan. Produk peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan produk – produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu sebagai mahasiwa program keahlian analisis kimia perlu mengetahui proses pengujian mutu dan sertifikasi halal bahan produk peternakan karena sejalan dengan bidang keahlian yang dipelajari dan dapat memahami serta mengetahui bahan – bahan berbahaya yang ada pada produk peternakan dan syarat halal pada produk bahan peternakan. 1.2 Tujuan Kuliah lapang yang diadakan di Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) bertujuan untuk mengetahui kondisi laboratorium, kualitas produk-produk yang dihasilkan oleh hewan, dan proses pengujian serta sertifikasi produk hewan. 1.3 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh yaitu mendapat informasi mengetahui berbagai macam laboratorium, alat-alat, cara penerimaan sampel, dan cara pengujian yang dilakukan oleh Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH).
1.3 Waktu dan Tempat Kuliah lapang dilaksanakan di Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) Jalan. Pemuda No.29A Bogor 16161 pada hari Rabu, 16 Oktober 2013.
BAB 2 HASIL KUNJUNGAN 2.1 Sejarah Perusahaan Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan terletak di jalan Pemuda No 29A Bogor 16161, berdiri diatas luas lahan ± 500 m 2. Sejarah berdirinya balai ini dimulai dengan terbitnya Surat Keputusan Mentri Pertanian No.46/Kpts/OT 210/6/1994 pada 9 Juni 1994 tentang organisasi dan Tata Kerja Pengujian Mutu Produk Perternakan yang berkedudukan di Bogor Jawa Barat dengan wilayah kerja diseluruh Indonesia. Pada 1995-1996 ditetapkan untuk sementara waktu seluruh kegiatan Loka Pengujian Mutu Produk Perternakan (LPMPP) bersinergis dengan Balai Pengujian dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSOH) yang berlokasi di gunung Sindur Bogor. Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan berdiri pada bulan 29 Mei 2000 bersamaan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara pemerintah kota Bogor dengan Derektorat Jendral Produksi Peternakan tentang pengelolahan laboratorium Loka Pengujian Mutu Produk Peternakan (LPMPP). Pada 29 Mei 2013 BPMPP berubah nama menjadi Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) dibawah naungan Dirjen Peternakan, bredasarkan Surat Keputusan Peraturan Menteri Pertanian No.60/OT.140/5/2013 pada 24 Mei 2013. 2.2 Fungsi BPMSPH Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) menjalankan beberapa fungsi, yaitu menguji mutu produk peternakan yang akan diekspor dan impor sebelum dipasarkan, pelaksanaan penyiapan sampel mutu produk peternakan, pelaksanaan pemeriksaan keamanan produk peternakan, penyiapan perumusan hasil pengujian mutu produk peternakan, pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan pengujian mutu produk peternakan, pelayanan teknik kegiatan pemeriksaan dan pengujian mutu produk peternakan, pelaksanaan pemantauan dan survei mutu produk peternakan, meningkatkan perbaikan mutu produk peternakan, memberikan pelatihan dan petunjuk teknis kepada penguji laboratorium kesehatan masyarakat veteriner (Kesmavet) daerah, melakukan penelitian untuk pengembangan metode pengujian, melakukan kolaborasi dengan WHO, dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. 2.3 Kegiatan BPMSPH Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan (BPMPP) melakukan kegiatan- kegiatan yang meliputi kegiatan aktif dan kegiatan pasif, yaitu kegiatan aktif meliputi : monitoring dan surveilans cemaran mikroba, pemeriksaan sampel susu sapi di peternakan sapi perah dan industri pengolahan susu dan pemeriksaan daging impor dan lokal pemeriksaan b ahan asal hewan, dan hasil bahan asal hewan. Kegiatan pasif meliputi : pengujian sampel yang berasal dari pengguna jasa dan kerjasama dengan instansi terkait. Selain itu adapun lingkup pengujian yang dilakukan adalah cemaran mikroba, residu antibiotika secara kuantitatif menggunakan alat high
performance liquid chormatography (HPLC) atau kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan secara kualitatif atau semi kuantitatif menggunakan metode/alat bio assay, residu hormon, fisikokimia (residu pestisida, logam berat, pengawet, formalin). Fasilitas yang terdapat di Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Ternak antara lain PCR ( polimerase chain reactor ), AAS (atomic absoption spectroscopy), HPLC (high performance liquid cromatography), ELISA (enzyme linked immunosorbent assay), spektrofotometer, sentrifuse, shacker , dan inkubator. 2.4 Laboratorium dan Fasilitas Peralatan di BPMSPH Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan memiliki 3 laboratorium berbeda dalam melakukan pemeriksaan, pengujian, pelayanan, dan mutu produk hewan, antara lain: 1. Laboratorium cemaran Mikroba Laboratorium cemaran mikroba menganalisis keberadaan bakteri bakteri seperti enumeration yang meliputi TCP, E.coli, Coliform, Staphylococus auerus, kapang , dan khamir. 2. Laboratorium residu antibiotika Laboratorium residu antibiotika yang terdapat di BPMSPH bertujuan untuk melakukan pemeriksaan terkait residu-residu antibiotik yang terdapat pada produk ternak. Mengingat bahwa residu antibiotik yang terdapat pada produk ternak dapat membahayakan manusia bila sampai terkonsumsi konsumsi secara oral. Laboratorium residu antibiotik meliputi tes PCS, TCS, AGS, MIS, Nitrofurans, klorampenikol, dan quinolons. 3. Laboratorium fisiko kimia Laboratorium fisiko kimia yang ada di BPMSPH menguji sampel seperti pengujian residu hormon pada sampel, vitamin, identifikasi spesies, dan antibiotik. Laboratorium fisiko kimia juga menguji kandungan boraks, formalin, melamin, zat pemicu pertumbuhan, uji adanya kandungan logam berat, memastikan kehalalan produk, dan uji proksimat. 2.5 Struktur Organisasi BPMSPH Struktur organisasi BPMSPH dibuat sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.459/Kpts/OT.210/8/2001 (Gambar 1). Kepala Balai Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Seksi Pelayanan Teknis
Kepala Seksi Pelayanan Sampel
Jabatan Fungsional
Pengawasan mutu hasil pertanian
Medik Veteriner
Paramedik Veteriner
Gambar 1 Struktur Organisasi BPMSPH 2.6 Dasar Hukum BPMSPH
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan yang diberi tugas melaksanakan pemeriksaan dan pengujian mutu produk peternakan. BPMPP diresmikan oleh Menteri Pertanian dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 459/Kpts/OT.210/8/2001 tanggal 20 Agustus 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kesehatan Masyarakat Veternier. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) adalah Lembaga Pemerintah Departemen Peternakan yang berada di bawah Depatemen Pertanian dan bertanggung jawab kepada presiden yang dipimpin oleh Kepala Balai. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan ini mempunyai tugas membantu departemen dan pemerintahan dalam menyelenggarakan pengembangan, pengelolaan, pembinaan, pemeriksaan dan koordinasi di bidang pengujian produk peternakan yang sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 2.7 Diagram Alir Penerimaan Sampel BPMSPH Cemaran mikroba, TPC, salmonella, coliform, E.colli, staphylococus, compylobacter , listeria, fungi
Identifikasi dan jumlah kuman
Tidak memenuhi persyaratan mutu
Proses Uji
Hasil Uji
Penerbitan laporan hasil uji
Hazard, residu, bioassay, antibiotik, hormon, logam berat, residu, pestisida, bahan pengawet, bahan pewarna Screening kualitatif dan kuantitatif
Memenuhi persyaratan mutu
Gambar 2 Diagram Alir Penerimaan Sampel Sampel yang telah diterima oleh BPMSPH akan diuji oleh laboratorium mikroba, laboratorium residu antibiotik, dan laboratorium fisikokimia. Sampel yang diuji di laboratorium mikroba untuk mengidentifikasi cemaran mikroba seperti TPC, salmonella, coliform, E.colli, staphylococus, dan compylobacter. Laboratorium residu antibotik untuk menguji sampel yang mengandung PCS, RCS, AGS, LGS, sulfas, dan kloramfenikol. Sedangkan laboratorium fisikokimia sampel diuji berdasarkan Hormones residu, GPS residu, dan foodborn toxin. 2.8 Teknik pengambilan dan penyimpanan sampel di BPMSPH
Proses pengujian mutu produk ternak yang dilakukan oleh BPMSPH, dimulai dari tempat pengambilan contoh sampel. Tempat pengambilan contoh sampel yang akan diuji berasal dari peternakan, rumah potong hewan, distributor, eksportir, importir, penampungan hasil ternak, pasar swalayan, pasar tradisional, dan kios daging. Contoh produk yang akan diuji, antara lain telur, daging, susu, darah, cairan tubuh, dan urin. Diagram alir proses penerimaan sampel di BPMSPH dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram alir penerimaan sampel Sampel yang dianalisis dapat berupa padatan, semi-padat dan cairan. Penyimpanan sampel dilakuan di laboratorium persiapan sampel, sampel padatan disimpan selama 3 bulan pada suhu 0-4ºC, sedangkan sampel cairan dan semi padatan, disimpan selama 1 bulan pada suhu 24ºC. Penyimpanan dilakukan dalam kurun waktu tertentu, setelah itu sampel dimusnahkan pada tempat yang telah disediakan. Sampel juga dibedakan lagi menjadi sampel arsip dan sampel uji. Sampel arsip merupakan sampel yang digunakan bila stok sampel kurang dan bila terjadi keluhan dari konsumen, sedangkan sampel uji merupakan sampel yang sudah siap diuji. Pemusnahan
bahan kimia dan sampel yang masih bersisa dilakukan dengan perlakuan yang berbeda. Jika bahan kimia ingin dimusnahkan, pihak BPMSPH hanya menyimpan dalam drigen dan dikirimkan ke jasa pemusnahan terpercaya, sedangkan untuk sampel langsung dibakar pada tempat yang telah tersedia. 2.9 Proses pengujian mutu dan sertifikasi produk hewan (BPMSPH) Tempat pengambilan contoh yang dilakukan meliputi peternakan, rumah potong hewan dan rumah potong unggas, distributor, eksportir, penampungan , pasar tradisional, swalayan, dan kios daging. Produk-produk yang sering diujikan ialah daging, telur, dan susu. Fasilitas produksi yang diuji ialah air, udara, dan tanah. Jaringan dan cairan tubuh yang diuji ialah darah, feses, dan urin. Setiap contoh sampel yang diuji mengandung cemarancemaran mikroba dan pengujian residu obat. Pengujian cemaran-cemaran mikroba seperti uji fisik secara organoleptik, total plate count , E coli, Salmonella sp, Campylobacter sp, Listeria sp, Staphycoccus sp, kapang, dan khamir. Sedangkan pengujian residu obat meliputi residu antibiotik, residu non-antibiotik, residu hormon, residu logam berat, residu Mycotoxilin, residu pengawet, dan pewarna buatan. SIMPULAN
Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan dan Sertifikasi Halal (BPMPPSH) sebagai instansi penguji Mutu Produk Peternakan dan Sertifikasi Halal dapat dijamin hasilnya dan beberapa sampel bahan produk peternakan yang dijual dipasaran yang telah diujikan tidak layak untuk dikonsumsi.