LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK TEKNIK BAHAN HASIL PERTANIAN
DISUSUN OLEH : ADE DWI PUTRA (J1B116078)
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER, 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Biji- bijian adalah bahan pangan paling mendasar untuk manusia dan hewan. Kandungan pati yang tinggi pada bijian menyediakan sumber energi utama bagi makhluk hidup. Termasuk dalam bijian adalah padi, jagung, gandum, sorgum dan kacangan (kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai). Bijian merupakan bahan pangan yang tahan lama karena tidak mudah rusak selama pengangkutan dan dapat mempertahankan mutunya dalam penyimpanan masa panjang jika telah diperlakukan dengan benar selama panen, pengeringan dan penyimpanan. Kegagalan dalm menerapkan cara- cara dan prosedur yang baik dalam berbagai kegiatan penanganan pascapanen dapat menyebabkan penurunan mutu yang cepat dan susut yang tinggi. Pengetahuan mengenai sifat alamiah dan struktur bijian sangat diperlukan dalam memahami perilaku bijian setelah panen sehingga dapat diupayakan pengembangan sistem pascapanen yang cocok untuk produk dan kondisi lingkungan tertentu. Karakteristik fisik pada biji-bijian dapat dilihat dari bentuk dan ukuran, kriteria untuk bentuk dan ukuran gambar standar digunakan untuk mengukur penampang memanjang dan melintang objek. Contoh bentuknya yaitu : Round (bundar), Oblate Oblate (membujur), Cone (kerucut), Roundness (kerucut), Roundness (Rd). Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang mudah ditemukan dalam bahan pangan dan hampir selalu terdapat pada hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik dalam keadaan mentah (lalapan segar) atau setelah diolah menjadi berbagai macam bentuk masakan. Namun akhir-akhir ini terjadi perubahan pola konsumsi pangan yang menyebabkan menurunnya tingkat konsumsi sayuran dan buah-buahan hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Menurunnya tingkat konsumsi sayur dan buah juga menyebabkan perubahan pola penyakit-penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif dan metabolik (Santoso, 2011). Sayuran merupakan sumber zat besi dan mineral, serta vitamin B kompleks yang baik bagi tubuh (Behrman dkk., 1996). Serat pangan pada buah dan sayur juga menguntungkan bagi kesehatan yaitu berfungsi mengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas), menanggulangi penyakit diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, kanker kolon, serta mengurangi tingkat kolesterol darah dan penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011). 2011). Sayuran merupakan kelompok komoditas pangan yang pada umumnya sangat banyak dikonsumsi dikonsumsi oleh masyarakat, baik sebagai sayuran mentah (lalapan) ataupun dengan cara dimasak terlebih dahulu. Mengonsumsi sayuran memberi sumbangan terutama vitamin A dan C, serta serat yang sangat penting bagi tubuh. Sayuran diklasifikasikan sebagai tanaman hortikultura. Umur panen sayuran pada umumnya relatif pendek (kurang dari satu tahun ) Tomat (Lycopersicum esculentum) juga merupakan bahan pangan yang mengandung berbagai zat gizi, tetapi yang paling penting adalah kandungan likopen dari buah tersebut. Selain sebagai pigmen pemberi warna merah pada
tomat, likopen juga merupakan antioksidan yang sangat baik bagi tubuh. Likopen banyak dijumpai pada tomat dan hasil olahannya (Khomsan, 2009). Indonesia merupakan negara penghasil komoditas hortikultura yang potensial. Bertambahnya populasi penduduk dari tahun ke tahun serta membaiknya tingkat pendapatan masyarakat dapat mengakibatkan permintaan akan buah-buahan dan sayur-sayuran meningkat di masa mendatangSetiap makanan atau produk pangan pasti memiliki warna, baudan rasa. Demikian pula mereka masing-masing memiliki sifat mekanis yang unik, bisa keras atau lunak, liat atau empuk, lembut atau kasar, rapuh, renyah, mudah dan tidak mudah mengalir, dan seterusnya. Menurut Ahmed et al. (2001), beberapa sifat reologi telah digunakan untuk menggambarkan perilaku aliran makanan yang berbentuk puree. Sebagai salah satu sifat reologi fluida, viskositas merupakan sifat fisik yang turut menentukan kualitas makanan yang berbentuk cair. Aman (1992) menyatakan bahwa reologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat fisik dari suatu bahan cair. Jika suatu cairan diberikan sejumlah gaya maka aliran cairan yang timbul dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu fluida dengan aliran newtonian dan fluida non-newtonian. Sifat rheology merupakan aliran zat cair dan perubahan bentuk (deformasi) zat padat.Pengukuran reologi pada bahan dilakukan berdasarkan perbedaan suhu, sifat kekentalan dan kemudahan mengalir merupakan sifat fisik terpenting yang sering digunakan untuk mengevaluasi karakteristik produk pangan, namun konsentrasi puree masih belum ada, oleh karena itu data tentang reologi sangat dibutuhkan untuk rangkaian system transformasi bahan pangan cair pada suatu indstri pangan.
1.2 Tujuan Praktikum
Menentukan bulk density (g / cm³). Menentukan angle of repose dan beras (0). Menentukan angle of friction gabah dan beras (0). Menentukan Geometric Mean Diameter GMD cm. Menentukan Sphercity. Menentukan Density g cm. Menentukan hubungan antara gaya dan deformasi. Menentukan nilai poiso ratio dari produk pertanian.
1.3 Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui bulk density (g / cm³) biji- bijian dari sample yang telah melalui pengukuran. Mahasiswa dapat mengetahui ,angle of repose (0) biji- bijian dari sample yang telah melalui pengukuran. Mahasiswa dapat mengetahui sifat alamiah dari biji- bijian, gabah, beras yang digunakan . Mahasiswa dapat mengetahui Geometric Mean Diameter. Mahasiswa dapat mengetahui Sphercity. Mahasiswa dapat mengetahui Density g cm. Praktikan dapat mengetahui bagaimana hubungan gaya terhadap deformasi Praktikan dapat mengetahui nilai poiso ratio dari produk pertanian Praktikan dapat mengetahui hubungan gaya terhadap waktu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristikik Kacang-Kacangan Dan Biji-Bijian
Kacang-kacangan atau disebut juga polongan termasuk famili Leguminosa. Kacang-kacangan mengandung sejumlah besar serat pangan yang jika terlarut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Kacang-kacangan bersifat rendah kalori, rendah lemak, serta rendah garam natrium. Kacangkacangan juga mengandung protein, karbohidrat kompleks, folat, dan besi. Berbagai jenis kacang-kacangan telah banyak dikenal seperti kacang kedelai (Glycine max), kacang hijau ( Phaseoulus radiatus), kacang merah ( Phaseoulus vulgaris), dan lain-lain. Biji-bijian dapat diartikan sebagai kelompok padi-padian atau serealia. Dalam pengertian ini biji-bijian dihasilkan oleh famili rerumputan yang kaya karbohidrat sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan pokok. Contoh dari biji-bijian serealia yaitu padi (Oryza sativa), jagung ( Zea mays), gandum (Triticum sp.), cantel atau sorghum (Sorghum sp.), serta biji-bijian lain yang jarang dijumpai di Indonesia seperti : barley ( Hordeumvulgare), rye (Secalecereale), dan padi liar ( Zizania aquatic) (Nurnafitrisni, 2010). Serealia merupakan tumbuhan yang termasuk keluarga rumput-rumputan (Gramineae) yang menghasilkan bulir-bulir berisi biji-bijian dan memil iki jenis yang beragam tergantung tempat tumbuhan ini tumbuh. Berikut adalah karakteristik bahan untuk contoh kadcang-kacangan dan biji-bijian yang akan diamati : a.) Kacang hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang hijau dan isi onde-onde. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk pengobatan (Atman, 2007).
b.) Kacang merah Kacang merah ( Phaseolus vulgaris L) merupakan jenis kacangkacangan yang biasanya dikonsumsi sebagai sayur, campuran salad ataupun aneka kue. Kacang merah hanya dimakan dalam bentuk biji yang sudah tua, baik dalam bentuk segar maupun yang sudah dikeringkan. Biji kacang merah merupakan sumber protein nabiti yang cukup potensial sekaligus sumber energi yang cukup tinggi (Astawan, 2009). Kacang merah tidak hanya dikenal sebagai sumber protein nabati tetapi juga sebagai sumber energi, karbonhidrat, serat , serta mineral yang cukup tinggi. Dibandingkan dengan kacang lainnya, kacang merah memiliki kadar karbonhidrat yang tertinggi, kadar lemak yang lebih rendah , dan kadar serat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai dan kacang tanah. c.) Kacang kedelai Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati dengan kandungan 39%. Pada umumnya petani mengusahakan palawija termasuk kedelai setelah padi di sawah yaitu pada saat irigasi dihentikan atau saat menjelang kemarau tiba (Agung dan Rahayu 2004). Pengembangan tanaman kedelai sebagai tanaman sela di bawah tegakan karet, hutan tanaman industri (HTI), atau tumpangsari dengan tanaman pangan semusim lain merupakan alternatif andalan untuk meningkatkan produksi kedelai. Hanya saja kendala utama pengembangan kedelai sebagai tanaman sela atau tumpangsari tersebut adalah rendahnya intensitas cahaya akibat faktor naungan. Rata-rata intensitas cahaya berkurang 25-50% di bawah tegakan karet berumur 2-3 tahun (Chozin et al . 1999), sedangkan pada tumpangsari dengan jagung berkurang 33% (Asadi et al . 1997) dari rata-rata intensitas cahaya di lingkungan terbuka 800 kal/cm2/hari. Cekaman naungan 50% menyebabkan hasil per hektar tanaman kedelai menurun 10-40%. d.) Beras Beras menyediakan sekitar 20% total energi per kapita dan 13% protein bagi penduduk dunia. Di Asia beras menyumbangkan 35% energi dan 28% protein, di Amerika Selatan 12% energi dan 9% protein. Beras merupakan makanan utama di beberapa negara berkembang dengan menyumbang 4.000kJ energi per kapita per hari (Juliano, 1994). e.) Gabah
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia karena mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh. Menurut Poedjiadi (1994), kandungan karbohidrat padi giling sebesar 78,9 %, protein 6,8 %, lemak 0,7 % dan lainlain 0,6.
2.2 Karakteristik Sifat Fisik Buah Dan Sayur
Buah-buahan adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan benangsari.Pada umumnya bagian tanaman ini merupakan tempat biji. Dalam pengertian sehari-hari, buah diartikan sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai pencuci mulut, misalnya mangga, pepaya, pisang dan sebagainya (Muchtadi, 2011).Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan,meskipun demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya,dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair. Pada bahan pangan uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan,warna, rasa,dan bau bahan tersebut.sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap Ph, total asam,dan kadar gula.Diantara sifat fisik tersebut berat dan volume biasanya dipakai untuk pemutuan buah berdasarkan kuantitas .dalam kegiatan pascapanen lainnya seperti pengemasan dan pengakutan, sifat fisik sangat di perhatikan . Buah adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan benangsari. Pada umumnya bagian tanaman ini merupakan tempat biji. Dalam pengertian sehari-hari, buah diartikas sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai “pencuci mulut” (desserts), mi salnya mangga, pepaya, pisang, dan sebagainya. Sayuran dan buah-buahan mempunyai sifat fisik yang berbeda. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memungkinkan dikembangkannya tanaman sayur-sayuran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sayuran sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi karena mengandung sumber vitamin, serat dan mineral yang dibutuhkan manusia. Namun tingkat konsumsi sayuran di Indonesia masih di bawah standar. C menyatakan bahwa konsumsi sayuran di Indonesia diprediksikan akan mengalami peningkatan sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian dan meningkatnya taraf pendidikan masyarakat.Berat jenis dari produk pertanian dapat digunakan untuk menduga kematangan dari buah.Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak digunakan dalam perhitungan awal menduga sifat fisik yang lain seperti masa jenis. Volume bahan pangan dapat dihitung dengan menggunakan pengukuran berdasarkan pendekatan aproksimasi (pendekatan geometric) dan dengan menggunakan metode platfrom scale. Sifat fisik buah dan sayur yang di amati adalah : a.) Tomat Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat sendiri memiliki siklus hidup yang singkat dan memiliki tinggi antara 1 hingga 3 meter. (wikipedia.org).
b.) Cabe Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis sayuran buah untuk dikembangkan karena cukup penting peranannya baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional maupun komoditas ekspor. Dengan makin beragamnya kebutuhan manusia dan makin berkembangnya teknologi obat-obatan, kosmetik, zat warna, pencampur an minuman dan lainnya, maka kebutuhan bahan baku cabai merah akan terus meningkat setiap tahunnya. c.) Wortel Wortel adalah sayuran yang merupakan sumber vitamin A. Wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia (Rukmana, 2005). Produksi wortel di Indonesia rata- rata sudah mencapai lebih dari 453 ribu ton per tahun (BPS, 2014) dan akan semakin meningkat. Sedangkan penggunaan wortel masih sebatas untuk kebutuhan memasak dan dikonsumsi dalam bentuk jus wortel. Potensi penggunaan wortel lainnya belum banyak dilakukan. Pengembangan penelitian sari buah atau sayuran menjadi bubuk khususnya jus wortel masih sangat sedikit. Padahal kebutuhan vitamin A dari buah dan sayuran setiap tahun semakin meningkat. Untuk memenuhi permintaan pasar sepanjang tahun, wortel segar dapat diolah menjadi sebuah produk bubuk dengan tetap mempertahankan kualitasnya.
d.) Jeruk Indonesia terdapat berbagai macam varietas jeruk ,keragaman jeruk sangat tinggi yng di tunjukkkan oleh banyak nya anggota oleh marga citrus (karsinah,dkk,2002).Meskipun demikian demikian yang di anggap sebagai jeruk yang asli hannya tiga kelompok yaitu mandarin,jeruk besar dan sikron .Sedangkan yang lainnya hasil perdsilangan dari tiga kelompok mandarin sendiri terdiri dari banyak spesies. Dalam beberapa hal bentuk dapat diproduksimasikan dengan salah satu dari bentuk geometric berikut ini: 1. Spheroid prolat Yaitu bentuk bahan yang terjadi apabila sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya 2. Spheroid oblat Yaitu bentuk bahan yang terjadi apabila sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya 3. Right cicular cone atau silinder Yaitu bentuk bahan menyerupai kerucut atau silinder. Contoh: wortel dan timun Bahan pangan pada umumnya dalambentukcairan dan padatan meskipundemikian bahan-bahan air demikian bukan berarti bahan bahan air tidakmengandung bahan-bahan padatan(solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahanpadatan terdapat pula bahan cairan. Pada bahan pangan uji fisik biasanyadilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa, bau bahan terse3but dalam kegiatanpasca panen lainnya seperti pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik sangat perlu di perhatikan. Sifat fisik buah dari hasil pertanian sangat diperhatikan dalam masalahpenanganan pasca panen terutama dalam kegiatan sortasi maupun grading. Sifatfisik dari produk pertanian terdiri dari berat, volume, bentuk, warna, tekstur, dankadar air yang terkandung dalam produk pertanian tersebut.
2.3 Sifat Rheologi Produk Pertanian
Faktor-faktor yang mempengaruhi deformasi dan rayapan pada suatu bahan pertanian dinamaka sifat reologis, kajian tentang reologi berarti adalah deformasi dan rayapan bahan dengan efek waktu. Kelakauan bahan ditentukan berdasarkan tiga ariabel yaitu : Tegangan, Deformasi atau regangan dan waktu. Reologi dapat didefinisikan sebagai ilm pengetahuan yang mempelajari deformasi dan aliran “flow” Ada dua cara yang dilakukan untuk menguji sifat mekanis produk pangan. Pertama, mengunakan indera manusia, dengan cara menyentuh,memijit, menggigit, mengunyah, dan sebagainya, selanjutnya kita sampaikan apa yang kita rasakan, ini yang disebut analisa sensori. Karenareaksi kita sebagai manusia yang menguji berbeda-beda, maka diperlukan analisa statistik untuk menyimpulkan skala perbedaaan ataupun tingkat kesukaan penguji terhadap produk tersebut. Cara uji kedua dengan pendekatan fisik, menggunakan instrument atau peralatan tertentu, hasilnya dinyatakan dengan unit satuan meter (m), kilogram (kg) dan detik (dt). Pendekatan fisik untuk mempelajari sifat mekanis bahan disebut rheology. RHEOLOGY adalah suatu cabang ilmu fisik yang didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perubahan bentuk suatu material. Gesekan antara bahan padat, sifat alir material bentuk tepung, bahkan pengecilan ukuran suatu partikel seperti pada proses penggilingan, proses emulsifkasi dan atomisasi jugatermasuk Sifat Mekanis bahan dinyatakan berdasarkan 3 parameter, yaitu: 1. Gaya 2. Deformasi 3. Waktu Ada beberapa alasan mengapa kita mempelajari sifat suatu bahan, pertama kita dapat melihat lebih dalam struktur suatu bahan, misalkan ukuran molekul dan bentuknya dalam suatu larutan terhadap kekentalan, hubungan antara tingkat cross-linh age polysmasd dengan elstisitasnya.
Dalam mempelajari Rheologi bahan pangan padat kitaperu mempelajari konsen dasar tentang stress dan strain: 1. Stress Stress adalah insentitas beban force pada suatu luas permukaan. Force adalah suatu gaya yang dikenakan pada suatu benda yang mengakibatkan terjaadinya deformasi. Stress didefinisikan sebagai bahan force persatuan luasan, seperti halnya tekanan, tekanan Hidrostatik pada kenyatanya adalah contoh bentuk stress satuannyasama dengan satuan stress. Intensitas gaya internal pada suatu titik atau komponen gaya bekerja pada suatu bidang melalui suatu titik. 1. Compressive strength : kekuatan tekanan maksimum dimana bahan dapat bertahan tanpa mengalami kerusakan. 2. Elastic limit : tegangan / kekuatan dimana bahan dapat bertahan tanpa mengalami regangan permanen saat tegangan dilepas. 3. Modulus elastic : ratio tegangan dengan regangan dibawah proposional. 2. Strain Deformasi, bikla suatu bahan padat dikenakan beban stess,maka satu ata lebih dimensinya akan berubah perubahan dimensi ini yang disebut dengan deformasi. Strain adalah perubahan dimensi relatif terhadap dimensi awal, satuan strain merupakan perbandingan antara dua dimensi panjang, karenanya tidak memiliki satuan, posion rasio adalah perbandinga antara lateral strain dengan axial strain. Produk pangan atau produk antara dalam proses pengolahan memiliki bentuk dan tekstur yang bermacam-macam. Ada produk pangan yang berbentuk cair, padat, semi padat, dan ada juga yang memiliki sifat elastis dan kental. Produk pangan yang berbeda-beda tekstur tersebut memiliki respon yang berbeda apabika dikenakan gaya. Suatu jenis produk pangan dapat berubah sifat reologinya setelah diolah kembali. Dengan perubahan sifat tertentu maka pengukuran teksturpun akan berbeada. Paramater penting mutu pada produk pangan diantaranya kekenyalan, kelengketan, dan elastisitas.
Perubahan bentuk (deformasi) suatu benda padat, semi padat, plastic, atau cair dapat terjadi apabila ada gaya yang mengenainya. Gaya yang diberikan dapat berupa gaya tekan (compression), gaya tarik (tensile), atau gaya geser (shearing). Gaya tekan dapat menyebabkan ukuran benda tersebut menjadi lebih menyusut, gaya tarik dapat menyebabkan ukuran benda lebih panjang, sedangkan gaya geser menyebabkan benda bergerak atau bergeser dari posisinya semula sehingga memiliki sifat mengalir dan memiliki bentuk yang berberda dari bentuk aslinya. Setiap produk pangan akan memberikan respon yang berbeda-beda terhadap gaya-gaya tersebut. Dengan kata lain, produk pangan mempunyai sifat reologi yang spesifik, sehingga analisis sifat reologi ini sering dilakukan untuk mengkarakterisai produk pangan ataupun produk antaranya di dalam tahap proses pengolahannya. Suatu benda pada prinsipnya dapat berprilaku dalam tiga cara dalam merespon gaya yang mengenainya, yaitu dapat bersifat elastik, plastik, atau mengalir. Hal ini diikuti dengan tiga parameter reologi yang banyak digunakan yaitu elastisitas, plastisitas, dan fluditas. Ketiga parameter reologi tersebut banyak dipakai sebagai dasar untuk memahami reologi benda padat atau semi padat beserta teknik pengukurannya. 1. Perilaku Elastis Perilaku elastis suatu benda dapat dihitung dari beberapa atau seberapa bersar perubahan panjang yang terjadi setalah gaya diberikan. Perilaku elastis terjadi apabila tekanan (stress) pada suatu benda berbanding lurus dengan strain. Tekanan adalah gaya yang diberikan (F) per satuan luas (A), sedangkan strain adalah akibat yang ditimbulkan dari stress, dan dinyatakan sebagai perubahan panjang (∆L) per satuan panjang awal (L). ekspresi hubungan keduanya dikenal dengan elastisitas modulus atau modulus Young (E). Apabila gaya yang diberikan adalah dalam bentuk gesekan atau hidrostatik maka koefisien yang digunakan adalah modulus shear (G) dan modulus curah atau bulk (K). 2. Perilaku Pelastik
apabila dikenakan gaya. Walaupun dapat kembali ke bentuk semula tetapi bentuk benda tersebut tidak dapat kembali kebentuk yang sesempurna sebagaimana benda elastis. Perilaku plastik ideal dapat dijelaskan dengan membayangkan suatu benda diletakkan di atas permukaan yang rata. Apabila gaya mengenainya, maka benda tersebut tidak akan bergerak hingga suatu tingkat stress tertentu tercapai atau sering disebut dengan yield stress. Setelah yield stress ini tercapai, maka aliran atau gerakan benda tersebut akan berlangsung seterusnya.
3. Perilaku Mengalir Perilaku sifat mengalir (fluditas) yang ideal terjadi dalam benda yang mengalir, dimana perubahan bentuk (daya alir) berbanding lurus dengan gaya yang diberikan. Sifat mengalir ini biasanya tidak dimiliki oleh benda yang berbentuk padat. 4. Sifat Makanan Padat Benda yang bersifat padat ideal (solid) tidak mengalami perubahan bentuk apabila diberikan gaya. Benda yang bersifat padat ideal biasa disebut Hooke Solid. Produk pangan pada umumnya tidak menunjukkan sifat padat ideal. Karena seringkali mengalami perubahan bentuk oleh adanya gaya. Namun dibandingkan dengan produk yang bersifat elastis, perubahan bentuk produk yang bersifat padat kecil. Yang terjadi adalah produk tersebut akan mengalami patah, rapuh atau hancur bila ada yang menanganinya atau mengenainya melebihi batas daya tahannya. Tetapi apabila gaya tekan tersebut masih di bawah batas daya tahannya maka produk tersebut tidak mengalami perubahan bentuk sama sekali. 5. Sifat Makanan Viskoelastik Produk pangan dan produk antaranya dalam pengolahan mempunyai sifat sebagai kombinasi dari bahan elastik dan kental. Bahan seperti ini disebut bahan viskoelastik. Benda yang mempunyai sifat viskoelastik dapat mengalami perubahan bentuk (deformasi) yang bersifat mengalir bila dikenakan gaya. Uji reologi adonan dapat diukur dengan viscograph (terutama untuk mengetahui karakteristik tepungnya). 6. Parameter Reologi a. Kekerasan Kekerasan adalah sifat produk pangan yang menunjukkan daya tahan untuk pecah akibat gaya tekan yang diberikan. Sifat derajat mudah patah dari suatu benda dapat dinyatakan sebagai nilai kekerasan (hardness) yang dapat diukur dengan alat instron. Dalam cara mengukur kekerasa, gaya tekan akan memecahkan produk padat dan pecahnya langsung dari bentuk aslinya tanpa didahului perubahan bentuk. Caranya adalah benda tersebut ditekan hingga pecah dan besarnya gaya tekan untuk memecah produk padat ini disebut niali kekerasan.
b. Kekenyalan Sifat kekenyalan adalh sifat relogi yang menggambarkan daya tahan produk untuk lepas atau pecah oleh adanya gaya tekan. Bedanya kekerasan untuk menyatakan sifat benda atau produk pangan padat yang tidak bersifat deformasi, sedangkan sifat kenyal adalah sifat reologi pada produk pangan elastis yang bersifat deformasi. Sebagaimana dalam pengukuran kekerasan, gaya yang diberikan untuk mengukur kekenyalan adalah gaya tekan. Pada pengukuran kekenyalan, gaya yang diberikan mula-mula menyebabkan perubahan bentuk produk, baru kemudian memecahkan produk setelah gaya yang diberika melewati daya tahannya. c. Elastisitas Elastisitas adalah sifat reologi yang menggambarkan daya tahan untuk putus akibat gaya tarik. d. Kelengketan Sifat lengket adalah sifat reologi yang menggambarkan sifat perubahan bentuk benda yang dipengaruhi oleh gaya kohesi dan adhesi. e. Kerapuhan Kerapuhan menunjukkan seberapa kuat produk menahan gaya tekan. Kerapuhan biasanya berkolerasi erat dengan nilai kekerasan, dimana pada umumnya produk yang rapuh memiliki nilai kekerasan yang rendah. Adapun produk yang akan di teliti merupakan buah tomat, terong pirus/belanda, sawo dan jeruk.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 21 september sampai dengan 26 oktober tahun 2017 di Laboratorium pengolahan satu dan dua Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi. 3.2 Bahan Dan Alat
Pada praktikum pertama digunakan bahan berupa yang kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai, gabah dan beras, masing – masing bahan sebanyak 500 g. Dan alat – alatnya berupa Timbangan digital, Jangka sorong ( vernier caliver ), Papan triplek berukuran ( 40 x 40 ) cm, Botol air mineral,Pipa, dan Busur. Pada praktikum kedua digunakan bahan berupa Wortel sebanyak 3 buah, Cabe merah 3 buah, Buah Jeruk 3 buah, Tomat 3 buah, dan Air secukupnya. . Alat yang digunakan yaitu Jangka sorong, Gelas ukur, Gelas Piala, dan Timbangan. Pada praktikum kedua digunakan bahan berupa tomat merah, sawo, terong pirus, tomat hijau dan jeruk. Kemudian untuk alat yang digunakan adalah papan triplek, 3 buah batu bata, timbangan, mistsr, jangka sorong dan pisau. 3.3 Prosedur Praktikum 3.3.1
Langkah Kerja Praktikum Pertama
Praktikum ini terdiri dari beberapa perlakuan, pertama mengukur panjang ( dmayor ), lebar (dmoderat ), dan tebal (dminor ) untuk bahan – bahan dengan menggunakan Jangka sorong atau vernier caliver . Sample pada masing – masing bahan yang digunakan sebanyak sepuluh butir.setelah semua sampel di ukur menggunakan jangka sorong hitung nilai rata-rata ( dmayor ), lebar (dmoderat ), dan tebal (dminor ).
kedua menghitung nilai Geometric mean diameter ( GMD ) yang di dapat dari rata – rata panjang ,lebar,dan tebal dengan rumus yang sudah ditentukan untuk menentukan kemiripan bahan dengan bentuk Geometric. Ketiga menghitung nilai spherisitas, setelah di dapatkan nilai GMD di bagi dengan membagi nilai GMD dengan nilai rata – rata dmayor . Keempat menghitung nilai bulk density bahan dengan cara massa bahan yang sudah ditimbang sebelumnya di bagi dengan volume botol air mineral yang sudah di hitung sebelumnya. Kelima menghitung sudut angle of respose dengan cara menuangkan bahan kedalam botol air mineral yang sudah berada dibidang datar, selanjutnya diangkat keatas secara perlahan – lahan sehingga bahan – bahan berbentuk gundukan kecil, lalu kemiringan bahan dari triplek diukur dengan menggunakan busur lakuakan sebanyak tiga kali perulangan. Dan yang terakhir menentukan sudut angle of friction dengan cara meletakkan bahan sebanyak sepuluh biji pada triplek kemudian triplek tadi dimiringkan, sampai ada tiga dari sepuluh bahan yang jatuh, lalu hitunglah kemiringan triplek dengan menggunakkan busur. a. Geometric Mean Diameter (GMD) Pengukuran GMD bertujuan untuk menentukan kemiripan bahan praktikum kacang-kacangan maupun biji-bijian dengan bentuk geometric. Pengukuran dilakukan setelah nilai dari d mayor , d moderat, dan dminor di dapatkan dari rata-rata pengukuran terhadap 10 sampel. GMD = (dmayor × dmoderate × dminor )1/3
b. Angle of repose Angle of repose adalah pengukuran kemiringan bahan yang di masukan kedalam tabung kemudian tabung tersebut di tarik keatas sehingga bahan akan membentuk sebuah tumpukan, lalu diukur sudut kemiringan dari tumpukkan bahan tersebut. Angle of repose = Arc tan t/d c. Angle of friction Angle of friction merupakan metode pengukuran dengan cara meletakkan sepuluh sample bahan di atas bidang datar (triplek) kemudian triplek tersebut di miringkan perlahan sampai semua bahan meluncur ke bawah pada saat bahan terakhir kebawah triplek berhenti di miringkan dan sudut kemiringan triplek tersebut di ukur kemudian di dapatlah nilai angle of friction.
d. Bulk density Bulk density merupakan nilai dari hasil perbandingan massa masing-masing bahan yang telah di timbang dengan volume tabung (botol air mineral) yang telah dihitung . Sehingga bulk density pada kacang-kacangan dan biji-bijian dapat ditentukan dengan diketahui nilai massa bahan dan volume tabung yang digunakan pada bahan tersebut. Bulk density = berat / volume 3.3.2
Langkah Kerja Praktikum Kedua
a). Ukur panjang (d mayor),lebar (d moderate),tebal (d minor) untuk buah dan sayuran dengan mrnggunakan vernier caliper atau jangka sorong. Sampel untuk masing-masing bahan adalah 3 butir .Masukkan data ke table dan hitung rata-ratanya. b). Geometric Mean Diameter = ( (d mayor) x (d moderate) x (d minor))
c). Sphercity = (Geometric Mean Diameter) / (d mayor) d). menentukan volume buah : Timbang tabung air + air (wwxc), dan timbang tabung+ air +buah yang ditenggelamkan (wwcf) e). Hitung volume : volume = (wwcf-wwc)/Dw F). Hitung density dengan persamaan berikut : Density= Berat / volume
3.3.3
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Langkang Kerja Praktikum Ketiga
Timbang berat masing-masing Batubata Masing-masing produk gunakan perlakuan satu buah bata (2 produk) Tinggi (y) dan lebar (x) produk Produk diletakkan dibawahtriplek dan diberi beban selama 30 detik Kemudan hitung lagi Tinggi (y) dan Lebar (x) Posion Rasio.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Geometric Mean Diameter (G MD) GMD adalah rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data dalam satu kelompok sampel, kemudian diakar pangkatkan dengan jumlah sampel data tersebut. Tabel 1. Hasil pengukuran GMD No Bahan GMD (cm) 1 Kacang Merah 0,88 2 Kacang Hijau 0,20 3 Kacang kedelai 0,66 4 Beras 5 Gabah Berdasarkan hasil pengukuran pada biji-bijian, bahwa semua bahan mempunyai nilai GMD yang tidak berbeda jauh.
Spherisitas No 1 2 3 4 5
Bahan Kacang Merah Kacang Hijau Kacang Kedelai Beras Gabah
Sphericity (cm2) 0,07 0,85 0,89
Bulk Density No 1 2 3 4 5
Bahan Kacang Merah Kacang Hijau Kacang Kedelai Beras Gabah
Bulk Density 0,63 1,86 1.66 0,47 18,02
Pada hasil diatas, terdapat kesalahan dalam perhitungan bulk density. Seharusnya bulk dencity terbesar terdapat pada kacang merah dan yang terkecil terdapat pada gabah. Dikarnakan kacang merah memiliki bentuk fisik terbesar diantara para sample sedangkan untuk gabah bentuk fisik terbilang kasar
Angle of repose Dari perhitungan angle of repose yang telah di dilakukan, didapat hasil sebagai berikut. No 1 2 3 4 5
Bahan Kacang Merah Kacang Hijau Kacang Kedelai Beras Gabah
Angle of repose 0’88 8,68 23,05 36,3 18,02
Pada hasil di atas, kembali terdapat kesalahan perhitungan pada angle of repose. Seharusnya angle of repose yang terbesar terdapat pada gabah dikarenakan bentuk fisik yang kasar serta memiliki kadar air yang sedkit. Karnanya gabah akan sulit meluncur kebawah saat ditumpahkan dari tabung.
Angle of friction No 1 2
Bahan Kacang Merah Kacang Hijau
Angle of friction 14,66
3 4 5
Kacang Kedelai Beras Gabah
35,66
GMD (Geometric Mean Diameter)
Nama buah
Rata-rata
Tomat
5,1
Jeruk
4,8
Pada praktikum objek tiga yaitu tentang sifat fisik buah dan sayur ,yang pertama dilakukan adalah mengukur panjang (d mayor ) ,lebar (d moderat ),dan tebal (d minor ) dari bahan dengan menggunakan vernier caliper atau jangka sorong .Masing-masing dari bahan diambil tiga sampel.Pengukuran ini untuk menentukan ukuran dari bahan praktikum. Dari data yang diperoleh bahwa sampel pada masing-masing bahan memiliki ukuran yang berbeda.Jeruk mempunyai nilai GMD lebih besar dar tomat .
Spericity
Nama buah
Rata-rata
Tomat
0,92
Jeruk
0,85
Sphericity dapat di definisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume yang sama dengan objek dan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek . Nilai kebulatan antara 0-1,maka bahan tersebut mendekati bentuk bola(bulat).Untuk data pengukuran kebulatan (sphericity) tomat dan jeruk menggunakan 3 sample masing-masing bahan.Tomat mempunyai nilai rata-rata hamper mendekati satu maka bentuk bahan tersebut semakin bundar.
Bulk Density
Nama buah
Rata-rata
Wortel
0,71
Tomat
0,95
Cabe
0,49
Jeruk
0,85
Bulk density adalah massa partikel yang menempati suatu ukuran volume tertentu .Bulk density di tentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya selain itu , bulk density juga merupakan hasil pembagian dari berat granular dengan volume wadah . Dilihat dari nilai volume buah dan sayur maka akan menghasilkan angka yang berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat fisik dari bahan. Selain itu, perbedaan yangterjadi dapat juga disebabkan kesalahan pengukuran, dan kesalahan pembacaan alat ukur tersebut.
Luas Permukaan (S)
Nama buah
S ( Luas permukaan)
Wortel
570,74
Cabe
12,67
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan sebanyak 3 sampel dan setelah dilakukannya perhitungan maka kami mendapatkan nilai perbedaan luas permukaan wortel dan cabe yang signifikan. Nilai rata-rata tersebut disimpulkan sifat fisik sayur wortel dilihat dari bentuknya adalah silinder atau
bentuk buah yang lonjong (right circular cone) dan mempunyai ukuran yang sangat jauh berbeda karena fisik wortel dan cabe .
Volume Buah
Nama buah
Rata-rata
Wortel
293.06
Cabe
4,68
Untuk mencari volume buah adalah dengan menenggelamkan pada air yang memiliki ukuran tertentu dan pada praktikum.Lalu bahan dimasukkan pada air tersebut sehingga perubahan nilai skala yang ditunjukkan setelah buah tersebut di tenggelamkan dapat kita ukur untuk menentukan volume bahan tersebut.Sedangkan untuk mencari volume sayur terlebih dahulu dengan cara mengukur jari-jari dasar, jari-jari atas serta tinggi dari bahan tersebut,setelah data didapatan lalu dihitung dengan menggunakan rumus. Hasil dari perhitungan tersebut menjadi volume dari bahan tersebut .Pengukuran dengan menggunakan metode ini digunakan karena buah dan sayur termasuk bahan yang mempunyai bentuk tak beraturan. Sehingga jika digunakan pengukuran dengan alat ukur, data hasil pengukuran menjadi tidak akurat karena semua bagian bahan dapat dijangkau alat ukur.Wortel mempunyai rata – rata yang lebih tinggi di akibatkan karna sifat fisik yang beda.
Poiso Rasoo
Tabel yang menunjukkan nilai rata rata dari poison ratio dari masing masing produk Produk A Tomat hijau Tomat merah Terong pirus Jeruk Sawo
1,45 1,5 10,2 0,23 1,14
poison ratio B 0,58 0,46 4,73 1,03 2,62
C 2,1 0,19 3,52 5,48 1,26
Praktikum kali ini adalah membahas tentang sifat rheologi produk pertanian dengan menggunakan bahan sebagai berikut: tomat hijau, tomat merah, dan terong pirus,jeruk dan sawo. Kajian dalam deformasi kali ini yang harus diperhatikan adalah mengenai seberapa maksimum ketahan suatu bahan atau produk pertanian saat diberi beban yang bervariasi yaitu 1480 gr, 2.880gr, 4.320gr. Sehingga dapat kita ketahui apa saja yang mempengarui produk pertanian seperti bagaimana pengaruh gaya terhadap produk pertanian dan bagaimana pengaruh gaya tersebut terhadap waktu, namun untuk praktikum kali ini yang akan dibahas adalah pengaruh gaya terhadap deformasi produk pertanian. Sifat rheologi menentukan hubungan antara gaya dan deformasi, gaya yang diberikan pada produk pertanian menyebabkan peroduk tersebut berubah bentuk yaitu pertambahan panjang dan penurunan tinggi produk pertanian. Deformasi dipengaruhi oleh gaya, waktu dan suhu dimana pengaruh gaya terhadap deformasi adalah semakin besar gaya yang diberikan terhadap produk pertanian maka deformasi akan semakin jelas terlihat, yaitu petambahan panjang diameter bahan dan berkurangnya tinggi bahan saat di beri beban secara bertahap, pada setiap bahan yang diberikan beban didapati hasil yang berbeda-beda karena barbagai faktor yang mempengaruhi seperti tingkat kematangan buah yang berbeda, ada bahan yang masih keras karena masih muda sehingga cendrung keras bahkan terong pirus saat diberi beban 100 gr pada produk terong pirus tidak mengalami deformasi, posisi beban yang tidak tepat di tengah, pembacaan dalam pengukuran yang kurang tepat karena adanya pemadan listrik secara bergilir pada saat praktikum. Dari praktikum yang telah dilaksanakan terlihat jelas ada hubungan antara gaya dan deformasi dengan perubahan secara linear, yaitu semakin besar gaya yang diberikan maka tingkat deformasi yang akan di alami oleh bahan juga akan semakin tinggi meskipun tingkat kematangan juga akan sangat berpengaruh. Namun untuk perbandingan antara panjang dari tinggi dan diameternya berbanding terbalik, yaitu semakin besar beban yang di berikan maka tinggi dari bahan akan mengalanmi penurunan, sebaliknya saat behan di beri beban yg semakin besar maka bahan akan mengalami penambahan ukuran diameternya. Sehingga diameter awal dan tinggi awal mengalami perubahan setelah diberi gaya. Pada pengukuran poison ratio tomat merah 1 didapat hasil rata-rata sebesar 1.5 dengan beban 1.480 gr, pada beban 2.880 gr hasilnya adalah 4.780 gr sedangkan pada beban 1.480gr poison rationya adalah 1.5. Dari hasil pengukuran, poison ratio tomat merah 1 dengan beban 1.480 gr poison rationya lebih besar dibanding poison ratio beban 2.880 gr dan 4.780 gr . Poison ratio dengan beban 4.780 gr lebih kecil dibanding poison ratio 2.880 gr hal ini disebabkan karena tingkat kematangan buah yang melewati batas sehingga buah sudah lembek apalagi tomat yang bertekstur lunak, jadi deformasi yang terjadi menjadi tidak beraturan.
Perbedaan nilai poison ratio ini dapat disebabkan oleh perbedaan ukuran panjang dan diameter masing-masing komoditi, tingkat kematangan dan kekerasan fisik dari bahan juga akan sangat mempengaruhi besar kecilnya deformasi yang akan terjadi. Selain tingkat kematangan dan kekerasan fisik dari bahan, bentuk granular dari bahan juga berpengaruh terhadap perbedaan yang terjadi. Grafik poison ratio cenderung tidak linear terutama pada poison ratio tomat merah dan tomat hijau. Grafik poison ratio pada tomat cenderung tidak beraturan karena pada beban 1.480 gr sawo memiliki tinggi yang bernilai besar sehingga poison rationya tinggi, pada beban 4.780gr tingginya sangat berkurang sedangkan diameternya bertambah besar sehingga poison rationya tinggi juga, sedangkan pada beban 200 gr, tingginya berkurang seiring dengan pertambahan diameternya, sehingga nilainya berada ditengah antara poison ratio beban 100 gr dan poison ratio denagn beban 500 gr, begitupun dengan poison ratio sawo 2 dan poison ratio sawo 3. Grafik poison ratio tomat merah cenderung linear yaitu saat beban ditambah maka poison rationya juga bertambah, begitupun dengan grafik poison ratio pada terong pirus yaitu berbanding lurus atau linear, poison ratio akan bertambah seiring pertambahan beban. Alat yang paling umum digunakan pada aplikasi sifat rheologi pertanian salah satunya rice meeling unit dimana menggunakan kajian kekuatan tahanan beras sebagai acuan pemberian daya boleh pada gabah.Dengan diketahuinya poison ration maksimum besar adalah 85,79 (modulus young) N/mm 2,dengan tegangan ketika bahan patah sebesar 16,46 N/m 2 dengan beban puncak 25032 N persatuan kubik menjadikan acuan dalam desain alat agar tidak melebihi daya.Oleh ini agar didapatkan hasil pengolahan beras yang baik.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapat nilai dari bulk density yang terbesar terdapat pada gabah dan yang terkecil terdapat pada beras. Pada angle of repose, nilai yang terbesar dimiliki oleh beras dan yang terkecil dimiliki oleh kacang merah. Angle of friction yang bernilai besar ada pada kacang kedelai dan yang terkecil ada pada kacang hijau. Bulk density, angle of repose dan angle of friction dapat dipengaruhi oleh bentuk permukaan bahan, ukuran bahan, dan kadar air bahan. Nilai density terbesar ada pada tomat nilai density tersebut dipengaruhi oleh massa dan volume .Untuk wortel dan cabe memiliki bentuk bahan yang jauh dari bulat.Secara nyata hal tersebut juga terbukti bahwa wortel dan cabe memiliki bentuk memanjang dan jauh dari bentuk bulat. Deformasi terjadi dengan adanya gaya yang menyebebkan produk pertanian mengalami tekanan yang akhirnya merubah bentuk bahan pertanian tersebut, deformasi dipengaruhi oleh waktu, gaya, dan suhu diman semakin besar suhu dan semakin lama waktunya maka deformasi juga akan semakin besar.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diharapakan untuk praktikum selanjutnya dapat menyimak dengan baik, mengingat banyak sekali data pada praktikum kali ini, sebaiknya sebelum praktikum praktikan sudah menguasau materi yang akan dipraktikumkan, sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik
LAMPIRAN
1.1 Lampiran Data
R
N
Sampel (mm)
Bahan
o
Jumla h
at ara ta
d 1
Kacan g Merah
mayor
modera
3
4
5
6
7
8
9
10
1,54
1,57
1,61
1,51
1,49
1,51
1,53
7,4
6,75
6,9
31,81
1,56
0,88
0,81
0,88
0,72
0,75
0,71
0,76
6,35
6,35
6,4
77,3
0,79
0,41
0,51
0,66
0,51
0,53
0,65
0,52
5,8
5,8
5,7
50,0
0,57
0,24
0,15
0,42
0,17
0,31
0,16
0,32
0,18
0,16
0,21
33,2
0,235
0,15
0,14
0,27
0,13
0,27
0,12
0,27
0,15
0,15
0,27
41,3
0,192
0,19
0,15
0,17
0,15
0,17
0,14
0,20
0,17
0,17
0,26
42,1
0,177
7,60
7,5
7,2
7,1
7,9
7,15
7,4
7,4
6,75
6,9
78,3
7,29
7,25
6,85
6,6
6,7
7,35
6,7
6,55
6,35
6,35
6,4
57,3
6,735
6,35
6
5,9
6,05
6,65
6,1
6,05
5,8
5,8
5,7
53,9
6,04
6,85
7,92
7,10
6,10
6,20
6,35
7,5
6,30
6,85
6,5
59,8
67,7
2,15
2,90
2,5
2,15
2,5
2,95
2,15
2,5
1,80
2,15
12,5
23,75
t
d mayor Kacan
d
g Hijau
modera
3
2
d
d minor 2
1
t d minor
4
d
5
Kacan
mayor
g
d
Kedela
modera
i
t d minor d
6
Beras
mayor d modera
t d minor d mayor Gabah
1,4
1,40
1,55
1,45
1,65
1,50
1,50
1,60
1,55
24,7
1,5
8
9
8,06
8,8
8,2
7,9
8,14
8,2
8
7
85,1
8,18
3,3
3,09
3,5
2,1
2,45
2,08
2,1
2,42
2,8
2,5
27,4
2,74
1,4
1,40
1,55
1,45
1,40
1,65
1,50
1,50
1,60
1,55
20,5
1,5
1,40
d modera t d minor
Pengukuran GMD, Sphericity dan Bulk density Kacang Kacang Kacang Kriteria merah hijau kedelai 0,88 0,20 6,5 GMD (cm) 2 0,07 0,85 0,89 Sphericity (cm ) Massa bahan (g) Volume tabung (cm3) Bulk density (g/cm3) Angle of repose Angle of friction
Beras
Gabah
500 gram 1,055.04
879 gram
500 gram
1.077,60
907,46
907,46
803,84
0,47
0,81
0,55
0,47
0,62
0,63
8,68
0,49
36,3
18,02
29
14,66
15
N Produk o 1 Sawo
2
3
4
Tomat Merah
Tomat Hijau
Terong Pirus Jeruk
ko de A1 A2 B1 B2 C1 C2 A1 A2 B1 B2 C1 C3 A1 A2 B1 B2 C1 C2 A B C A1 A2
Beba n 1.588 3.148 4.718 1.480 2.880 4.320 1.340 2.790 4.290 1.440 2.860 4.120 1.375
X0
X1
L0
L1
∆X
∆L
52 63,4 56,7 66,1 54,1 60,7 4,17 4,68 4,24 4,36 4,33 4,15 3,08 3,06 2,9 2,98 2,98 3,0 3,46 3,79 3,91 4,42 64,26
53 64,2 57,7 66,5 5,44 62,9 4,35 4,74 4,52 4,93 4,78 4,70 3,60 3,86 3,60 3,72 4,08 3,26 3,51 3,94 4,2 67,58 66,28
63,4 57,2 67,9 55,2 68,4 64,1 6,2 4,46 4,62 4,35 4,55 4,23 3,60 3,60 4,08 4,0 3,72 3,48 4,51 5,51 5,22 52,20 49,22
63 55,7 67 53,9 68 59,2 5,96 4,36 4,41 4,25 4,48 4,1 3,48 3,4 3,86 3,72 3,52 3,26 4 4,8 4,2 41,78 48,60
1 0,8 1 0,3 1,3 2,2 0,18 0,06 0,28 0,57 0,45 0,55 0,21 0,08 0,08 0,01 0,05 0,15 0,05 0,15 0,29 63,16 2,02
0,4 1,5 0,9 1,3 0,4 4,9 0,24 0,1 0,21 0,1 0,07 0,13 0,12 0,2 1,02 0,28 0,2 0,22 0,51 0,71 1,02 10,42 0,62
∆L/∆ X 0,4 1,88 0,9 4,33 0,31 2 1,33 1,67 0,75 0,17 0,15 0,24 0,57 2,5 12,75 14 1 2,2 10,2 4,73 3,52 0,16 0,31
Rata - rata 1,06 0,70 0,33 1,5 0,46 0,19 6,5 1,6 1,6 10,2 4,73 3,52 0,23
B1 B2 C1 C2
2.450 4.050
70,22 64,24 64,62 54,20
72,28 65,7 54,84 55,58
48,54 49,66 47,38 47,58
49,74 47,42 45,33 44,62
2,24 1,46 0,22 1,38
1,2 2,24 1,94 2,96
Untuk mencari poison rasio menggunakan rumus dibawah ini contoh: ∆L / ∆X = L1-L0 / X1-X0 = 5,89 – 6,2 / 4,35 – 4,17 = 0,24 / 0,18 = 1.33
DOKUMENTASI 2.1 Dokumentasi Laporan Pertama
0,53 1,53 8,82 2,14
1,03 5,48
2.2 Dokumentaasi Laporan Kedua
2.3 Dokumentasi Laporan Ketiga
Daftar pustaka
Ahmed, J., Shivhare, U. S. dan Raghavan, G. S. 2001. Color Degradation Kinetics And Rheological Characteristics Of Puree. Transactions of the ASAE. American Society of Agricultural Engineers. Jurnal Food Vol. 44(1) Aman, M., A, Kamaruddun, dan Syarif, A. M. 1992. Sifat Fisik Pangan. Bogor: IPB Agung, T dan A. Y. Rahayu. 2004. Analisis Efisiensi Serapan N, Pertumbuhan, adan Hasil Beberapa Kultivar Kedelai Unggul Baru dengan Cekaman Kekeringan dan Pemberian Pupuk Hayati. Agrosains. Vol 6 (2) : 70- a 74, Semarang Astawan, M., 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian. Penebar Swadaya, Jakarta.