AFFANDI BASUKI ABDULLAH SINDUDARSONO SUDJOJONO BARLI SASMITAWINATA IRMA PRISCILLA HARDISURYA KH ACHMAD MUSTOFA BISRI KARTIKA AFFANDI
XII IPA OLEH :
I GEDE GEGIRANANG WIRYADI( ) I PUTU HERY SURYANATA( I GEDE BUDI HARTAWAN(
) )
SMA N 2 AMLAPURA 2008/2009
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kepada TYME, dan berkat bimbingan dari dari Guru Guru Seni Seni Rupa Rupa SMA SMA N 2 Amla Amlapu pura ra atas atas ters tersus usun unny nyaa makalah ini, walaupun belum mencapai kesempurnaan. Makala Makalah h ini merupa merupakan kan penyaj penyajian ian dari dari bebera beberapa pa Biogra Biografi fi tentan tentang g pelukis-pelukis yang berasal dari Indonesia. Makalah ini akan menceritakan tentang perjalanan dari beberapa pelukis terkenal dari dari Indo Indone nesi sia, a, dan dan juga juga kisa kisahn hnya ya dala dalam m berk berkar arya ya hing hingga ga meng enggap gapai ket ketenar enaran an dal dalam pro profesi fesiny nya. a. Bebe Beberrapa apa Peluk elukis is terseb tersebut ut dianta diantaran ranya ya sepert sepertii Affand Affandii yang yang menja menjadi di figur figur yang yang sangat luar biasa dikalangan dunia Pelukis Indonesia. Dan juga banyak lagi pelukis yang lainnya. Bagi pembaca yang sempat membaca mohon kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan lagi kekurangan dari makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Amlapura, 11 September 2008
Penyusun
3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................. PENGANTAR........................................................ .............................................. .............................................. ................................2 .........2 DAFTAR ISI................................................ ISI....................................................................... .............................................. .............................................. ................................3 .........3
AFFANDI..................... AFFANDI.................................. .......................... ......................... ......................... .......................... .......................... ........................4 ...........4 BASUKI ABDULLAH.................... ABDULLAH................................ ......................... .......................... .......................... ......................... .................9 .....9 SINDUDARSONO SUDJOJONO..................... SUDJOJONO.................................. .......................... .......................... ......................11 .........11 BARLI SASMITAWINATA.................. SASMITAWINATA..... .......................... .......................... ......................... ......................... ......................14 .........14 IRMA PRISCILLA HARDISURYA..................... HARDISURYA.................................. ......................... ......................... ...................18 ......18 KH ACHMAD MUSTOFA BISRI.......................... BISRI....................................... ......................... ......................... .................20 ....20 KARTIKA AFFANDI..................... AFFANDI................................. ......................... .......................... .......................... ......................... ................21 ....21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................27
4
AFFANDI KOESOEMA
Affandi Koesoema
(Cirebon, Jawa Barat, 1907 - 23 Mei 1990) adalah seorang pelukis yang dikenal sebagai Maes Maestr tro o Seni Seni Luki Lukiss Indonesia, mung mungki kin n pelu peluki kiss Indonesia yang paling terkenal di dunia internasional, berka berkatt gaya gaya ekspresionisnya yang yang khas. khas. Pada Pada tahun tahun 1950-a 1950-an n ia banyak banyak mengad mengadaka akan n pameran pameran tungga tunggall di India, Inggris , Eropa, dan Amerika Serikat. Pelukis yang produktif, Affandi telah melukis lebih dari dua ribu lukisan. Biografi
Affandi Affandi dilahirkan dilahirkan di Cirebon pada tahun 1907, 1907, putra dari R. Koesoe Koesoema, ma, seoran seorang g mantri mantri ukur ukur di pabrik pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Cirebon. Dari Dari segi segi pend pendid idik ikan an,, ia term termas asuk uk seor seoran ang g yang yang memi memili liki ki pend pendid idik ikan an form formal al yang yang cuku cukup p ting tinggi gi.. Bagi Bagi oran orangg-or oran ang g sege segene neras rasin inya ya,, memperoleh pendidikan HIS, HIS, MULO, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan yang hanya diperoleh oleh segelintir anak negeri. Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental kental mengalahkan mengalahkan disiplin ilmu lain dalam kehidupan kehidupannya, nya, dan memang memang telah menjadikan menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau pemuka bidang lainnya. Pada umur 26 tahun, pada tahun 1933, 1933 , Affandi menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor . Affandi dan Maryati dikaruniai seorang putri yang nantinya akan mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu Kartika Affandi. Affandi. Sebelu Sebelum m mulai mulai meluki melukis, s, Affandi Affandi pernah pernah menjad menjadii guru guru dan pernah pernah juga juga bekerja bekerja sebaga sebagaii tukang tukang sobek karcis dan pembuat pembuat gambar gambar reklame reklame bioskop bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis. lukis. Sekita Sekitarr tahun tahun 30-an, 30-an, Affandi Affandi bergab bergabung ung dalam dalam kelomp kelompok ok Lima Bandung Bandung,, yait yaitu u kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Gunawan, Barli, Sudarso, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerja sama saling membantu sesama pelukis. Pada tahun 1943, 1943, Affand Affandii mengad mengadaka akan n pamera pameran n tungga tunggall pertam pertamany anyaa di Gedung Gedung Poeter Poeteraa Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai--ya Serangkai--yang ng terdiri terdiri dari Ir. Soekarno, Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Hatta, Ki Hajar Dewantara Dewantara,, dan Kyai Haji Mas Mansyur --memimpin --memimpin Seksi Kebudayaan Kebudayaan Poetera (Poesat (Poesat Tenaga Tenaga Rakyat) Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan Bung Karno. Ketika republik ini diproklama diproklamasikan sikan 1945, 1945, banyak pelukis ambil bagian. Gerbong-gerbong kereta dan tembok-tembok ditulisi antara lain "Merdeka atau mati!". Kata-kata itu diambil 5
dari penutup pidato Bung Karno, Karno, Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945. 1945. Saat itulah, Affandi Affandi mendapat tugas membuat poster. Poster itu idenya dari Bung Karno, gambar orang yang dirantai tapi rantai itu sudah putus. Yang dijadikan model adalah pelukis Dullah. Dullah. Lalu katakata kata apa apa yang yang haru haruss ditu dituli liss di post poster er itu? itu? Kebe Kebetu tula lan n munc muncul ul peny penyai air r Chairil Chairil Anwar. Anwar. Soedjojono menanyakan kepada Chairil, maka dengan enteng Chairil ngomong: "Bung, ayo Bung Bung!" !" Dan Dan sele selesa sail ilah ah post poster er bers bersej ejar arah ah itu. itu. Seke Sekelo lomp mpok ok pelu peluki kiss sian siangg-ma mala lam m memperbanyaknya dan dikirim ke daerah-daerah. Dari manakah Chairil memungut kata-kata itu? Ternyata kata-kata itu biasa diucapkan pelacur-pelacur di Jakarta yang menawarkan dagangannya pada zaman itu. Bakat melukis yang menonjol pada diri Affandi pernah menorehkan cerita menarik dalam kehi kehidu dupa pann nnya ya.. Suat Suatu u saat, saat, dia dia pern pernah ah mend mendap apat at beas beasis iswa wa untu untuk k kuli kuliah ah melu meluki kiss di Santiniketan, Santiniketan, India, India, suatu akademi yang didirikan oleh Rabindranath Tagore. Tagore. Ketika telah tiba tiba di India, India, dia ditola ditolak k dengan dengan alasan alasan bahwa bahwa dia dipand dipandang ang sudah sudah tidak tidak memerlu memerlukan kan pendidikan melukis lagi. Akhirnya biaya beasiswa yang telah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran keliling negeri India. Sepulang dari India, Eropa, Eropa, pada tahun lima puluhan, Affandi dicalonkan oleh PKI untuk mewaki mewakili li orang orang-ora -orang ng tak berpar berpartai tai dalam dalam pemili pemilihan han Konstituante. Konstituante. Dan terpil terpilihl ihlah ah dia, dia, seperti Prof. Ir. Saloekoe Poerbodiningrat dsb, untuk mewakili orang-orang tak berpartai. Dalam sidang konstituante, menurut Basuki Resobowo yang teman pelukis juga, biasanya katanya Affandi cuma diam, kadang-kadang tidur. Tapi ketika sidang komisi, Affandi angkat bicara bicara.. Dia masuk masuk komisi komisi Perike Perikeman manusi usiaan aan (mungk (mungkin in sekaran sekarang g HAM) HAM) yang yang dipimp dipimpin in Wikana, teman dekat Affandi juga sejak sebelum revolusi. Lalu apa topik yang diangkat Affandi? "Kita bicara tentang perikemanusiaan, lalu bagaimana tentang tentang perikebinat perikebinatangan angan?" ?" demikianlah demikianlah dia memulai memulai orasinya. orasinya. Tentu saja yang mendengar mendengar semua tertawa ger-geran. Affandi bukan orang humanis biasa. Pelukis yang suka pakai sarung sarung,, juga juga ketika ketika dipang dipanggil gil ke istana istana semasa semasa Suharto Suharto masih masih berkua berkuasa sa dulu, dulu, intuis intuisiny inyaa sangat tajam. Meskipun hidup di jaman teknologi yang sering diidentikkan jaman modern itu, dia dia masi masih h sang sangat at deka dekatt deng dengan an faun fauna, a, flor floraa dan dan alam alam seme semest staa ini. ini. Keti Ketika ka Affa Affand ndii mempersoalkan 'Perikebinatangan' tahun 1955, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup masih sangat rendah. Affandi juga termasuk pimpinan pusat Lekra (Lembaga (Lembaga Kebudayaan Kebudayaan Rakyat), Rakyat), organisasi organisasi kebudayaan terbesar yang dibubarkan oleh rezim Suharto. Dia bagian seni rupa Lembaga Seni Rupa) bersama Basuki Resobowo, Henk Ngantung, dan sebagainya. Pada tahun enampuluhan, gerakan anti imperialis AS sedang mengagresi Vietnam cukup gencar. Juga anti kebudayaan AS yang disebut sebagai 'kebudayaan imperialis'. Film-film Amerika, diboikot di negeri ini. Waktu itu Affandi mendapat undangan untuk pameran di gedung USIS Jakarta. Dan Affandi pun, pameran di sana. Ketika sekelompok pelukis Lekra berkumpul, ada yang mempersoalkan. Mengapa Affandi yang pimpinan Lekra kok pameran di tempat perwakilan agresor itu. Menanggapi persoalan ini, ada yang nyeletuk: "Pak Affandi memang pimpinan Lekra, tapi dia tak bisa membedakan antara Lekra dengan Lepra!" kata teman itu dengan kalem. Karuan saja semua tertawa. Meski Meski sudah sudah melang melanglan langbu gbuana ana ke berbag berbagai ai negara, negara, Affandi Affandi dikena dikenall sebaga sebagaii sosok sosok yang yang sederhana dan suka merendah. Pelukis yang kesukaannya makan nasi dengan tempe bakar ini mempunyai idola yang terbilang tak lazim. Orang-orang lain bila memilih wayang untuk 6
idola, biasanya memilih yang bagus, ganteng, gagah, bijak, seperti; Arjuna, Gatutkaca, Bima atau Werkudara, Kresna. Namun, Affandi memilih Sokasrana yang wajahnya jelek namun sangat sakti. Tokoh wayang itu menuru menurutny tnyaa merupa merupakan kan perwak perwakila ilan n dari dari diriny dirinyaa yang yang jauh jauh dari dari wajah wajah yang yang tampan tampan.. Mesk Meskip ipun un begi begitu tu,, Depa Departe rteme men n Pariw Pariwis isat ataa Pos Pos dan dan Tele Teleko komu muni nika kasi si (Dep (Depar arpo post stel el)) mengabadikan wajahnya dengan menerbitkan prangko baru seri tokoh seni/artis Indonesia. Menurut Helfy Dirix (cucu tertua Affandi) gambar yang digunakan untuk perangko itu adalah lukisan self-portrait Affand Affandii tahun tahun 1974, 1974, saat saat Affand Affandii masih masih begitu begitu getol getol dan produk produktif tif melukis di museum sekaligus kediamannya di tepi Kali Gajahwong Yogyakarta. Affandi dan melukis
Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-karyanya yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Pelukis yang meraih gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini dalam mengerjakan lukisannya, lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan jari jarinya, bermain dan mengolah warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu. Dalam perjalanannya berkarya, pemegang gelar Doctor Honoris Causa dari University of Sing Singap apor oree tahu tahun n 1974 1974,, ini ini dike dikena nall seba sebaga gaii seor seoran ang g pelu peluki kiss yang yang meng mengan anut ut alir aliran an ekspresionisme atau abstrak. Sehingga seringkali lukisannya sangat sulit dimengerti oleh orang lain terutama oleh orang yang awam tentang dunia seni lukis jika tanpa penjelasannya. Namun bagi pecinta lukisan hal demikianlah yang menambah daya tariknya. Kesederhan Kesederhanaan aan cara berpikirny berpikirnyaa terlihat terlihat saat suatu kali, Affandi merasa bingung bingung sendiri ketika kritisi Barat menanyakan konsep dan teori lukisannya. Oleh para kritisi Barat, lukisan Affand Affandii diangg dianggap ap member memberika ikan n corak corak baru baru aliran aliran ekspresionisme. ekspresionisme. Tapi Tapi keti ketika ka itu itu just justru ru Affandi balik bertanya, Aliran apa itu? . Bahkan Bahkan hingga hingga saat tuanya, Affandi membutakan membutakan diri dengan dengan teori-teori. teori-teori. Bahkan ia dikenal dikenal sebaga sebagaii peluki pelukiss yang yang tidak tidak suka suka membac membaca. a. Baginy Baginya, a, hurufhuruf-hur huruf uf yang yang kecil kecil dan renik renik dianggapnya momok besar. Bahkan Bahkan,, dalam dalam keseha keseharian rian,, ia sering sering mengat mengataka akan n bahwa bahwa diriny dirinyaa adalah adalah peluki pelukiss kerbau kerbau,, julukan yang diakunya karena dia merasa sebagai pelukis bodoh. Mungkin karena kerbau adalah binatang yang dianggap dungu dan bodoh. Sikap sang maestro yang tidak gemar berteori dan lebih suka bekerja secara nyata ini dibuktikan dengan kesungguhan dirinya menjalankan profesi sebagai pelukis yang tidak cuma musiman pameran. Bahkan terhadap bidang yang dipilihnya, dia tidak overacting. Misaln Misalnya ya jawaba jawaban n Affandi Affandi setiap setiap kali kali ditany ditanyaa kenapa kenapa dia meluki melukis. s. Dengan Dengan enteng enteng,, dia menjawab, Saya melukis karena saya tidak bisa mengarang, saya tidak pandai omong. Bahasa yang saya gunakan adalah bahasa lukisan. Bagi Affandi, melukis adalah bekerja. Dia melukis seperti orang lapar. Sampai pada kesan elitis soal sebutan pelukis, dia hanya ingin disebut sebagai tukang gambar . Lebih jauh ia berdalih bahwa dirinya tidak cukup punya kepribadian besar untuk disebut seniman, dan ia tidak meletakkan kesenian di atas kepentingan keluarga. Kalau anak saya sakit, saya pun akan berhenti melukis, ucapnya. 7
Sampai ajal menjemputnya pada Mei 1990, ia tetap menggeluti profesi sebagai pelukis. Kegiatan Kegiatan yang telah menjadi bagian dari hidupnya. hidupnya. Ia dimakamkan dimakamkan tidak jauh dari museum museum yang didirikannya itu. Museum Affandi
Kopi dari lukisan diri yang dibuat oleh pelukis Affandi sendiri Muse Museum um yang yang dire diresm smik ikan an oleh oleh Fuad Fuad Hass Hassan an,, Ment Menter erii Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Kebudayaan ketika itu dalam sejarahnya sejarahnya telah pernah dikunjungi oleh Mantan Presiden Soeharto dan Mantan Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahathir Mohammad pada Mohammad pada Juni 1988 kala kala keduan keduanya ya masih masih berkua berkuasa. sa. Museum Museum ini didirik didirikan an tahun 1973 di atas tanah yang menjadi tempat tinggalnya. Saat ini, terdapat sekitar 1.000-an lebih lukisan di Museum Affandi, Affandi, dan dan 300300-an an di anta antara rany nyaa adal adalah ah kary karyaa Affa Affand ndi. i. Lukisan-lukisan Affandi yang dipajang di galeri I adalah karya restropekti restropektiff yang punya nilai kesejarahan kesejarahan mulai dari awal karirnya hingga hingga selesai, selesai, sehingga sehingga tidak dijual. Sedangkan galeri II adalah lukisan teman-teman Affandi, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal seperti Basuki Abdullah, Popo Iskandar , Hendra, Hendra, Rusli, Rusli, Fajar Sidik , dan lain-lain. Adapun galeri III berisi lukisan-lukisan keluarga Affandi. Di dalam galeri III yang selesai dibangun tahun 1997, 1997 , saat ini terpajang lukisan-lukisan terbaru Kartika Affandi yang dibuat pada tahun 1999. Lukisan itu antara lain "Apa yang Harus Kuperbuat" (Januari 99), "Apa Salahku? Mengapa ini Harus Terjadi" (Februari 99), "Tid "Tidak ak Adil Adil"" (Jun (Junii 99), 99), "Kem "Kemba bali li Pada Pada Real Realita ita Kehi Kehidu dupa pan, n, Semu Semuan anya ya Kuse Kusera rahk hkan an KepadaNya" (Juli 99), dan lain-lain. Ada pula lukisan Maryati, Rukmini Yusuf, serta Juki Affandi. Affandi di mata dunia
Affandi memang hanyalah salah satu pelukis besar Indonesia bersama pelukis besar lainnya seperti Raden Saleh, Saleh, Basuki Abdullah dan lain-lain. Namun karena berbagai kelebihan dan keisti keistimew mewaan aan karyakarya-kar karyan yanya, ya, para para pengag pengagumn umnya ya sampai sampai mengan menganuge ugerah rahiny inyaa berbag berbagai ai sebutan dan julukan membanggakan antara lain seperti julukan Pelukis Ekspressionis Baru Indone Indonesia sia bahkan bahkan juluka julukan n Maestr Maestro. o. Adalah Adalah Koran Koran Intern Internatio ational nal Herald Tribune Tribune yang menjulukinya sebagai Pelukis Ekspressionis Baru Indonesia, sementara di Florence, Florence, Italia dia telah diberi gelar Grand Maestro. Berbag Berbagai ai pengha pengharga rgaan an dan hadiah hadiah bagaik bagaikan an memban membanjiri jiri perjal perjalana anan n hidup hidup dari dari pria pria yang yang hampir seluruh hidupnya tercurah pada dunia seni lukis ini. Di antaranya, pada tahun 1977 ia mendapat Hadiah Perdamaian dari International Dag Hammershjoeld. Bahkan Komite Pusat Diplomatic Academy of Peace PAX MUNDI di Castelo San Marzano, Florence, Italia pun mengangkatnya menjadi anggota Akademi Hak-Hak Azasi Manusia. Dari Dari dalam dalam negeri negeri sendir sendiri, i, tidak tidak kalah kalah banyak banyak pengha pengharga rgaan an yang yang telah telah diteri diteriman manya, ya, di antaranya, antaranya, penghargaan penghargaan "Bintang Jasa Utama" yang dianugrahk dianugrahkan an Pemerintah Pemerintah Republik Republik Indone Indonesia sia pada pada tahun tahun 1978. 1978. Dan sejak sejak 1986 1986 ia juga juga diangk diangkat at menjad menjadii Anggot Anggotaa Dewan Dewan Penyantun ISI (Institut Seni Indonesia) di Yogyakarta. Yogyakarta. Bahkan seorang Penyair Angkatan 45 8
sebesar Chairil Anwar pun pernah menghadiahkannya sebuah sajak yang khusus untuknya yang berjudul "Kepada Pelukis Affandi". Untuk mendekatkan dan memperkenalkan karya-karyanya kepada para pecinta seni lukis, Affan Affandi di seri sering ng meng mengad adak akan an pame pamera ran n di berb berbag agai ai tempa tempat. t. Di nega negara ra Indi India, a, dia dia tela telah h mengadakan pameran keliling ke berbagai kota. Demikian juga di berbagai negara di Eropa, Amerika serta Australia. Australia. Di Eropa, ia telah mengadakan pameran antara lain di London, Amsterdam, Amsterdam, Brussels, Brussels, Paris, dan Roma. Roma. Begitu juga di negara-negara benua Amerika seperti di Brasil, Venezia, Venezia, San Paulo, dan Amerika Serikat. Hal demikian jugalah yang membuat namanya dikenal di berbagai belahan dunia. Bahkan kurator terkenal asal Magelang, Magelang, Oei Hong Djien, Djien, pernah memburu lukisan Affandi sampai ke Rio de Janeiro.
9
Basuki Abdullah Surakarta, Jawa Tengah, Tengah, 25 Januari Basoeki Abdullah (lahir di Surakarta, 1915 – wafat 5 November 1993 dalam umur 78 tahun) adalah salah seorang maestro pelukis Indonesia. Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis pelukis resmi Istana Istana Merdeka Merdeka Jakarta dan karya-karyan karya-karyanya ya menghiasi menghiasi istana-istan istana-istanaa negara negara dan kepresidenan kepresidenan Indonesia, disamping menjadi barang koleksi dari berbagai penjuru dunia. Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya Abdullah Suryosubro yang juga seorang pelukis dan penari. Sedangkan kakeknya adal adalah ah seor seoran ang g toko tokoh h Perg Perger erak akan an Keban Kebangk gkit itan an Nasi Nasion onal al Indone Indonesia sia pada pada awal awal tahun tahun 1900-a 1900-an n yaitu yaitu Doktor Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun Basoeki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma Gandhi, Gandhi, Rabi Rabind ndra rana nath th Tago Tagore re,, Yes Yesus Kris Kristu tuss dan Krishnamurti. Krishnamurti. Pendidikan formal Basoeki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo. Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basoeki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa ( Academic Voor Beldeende Kunsten) di Den Haag, Belanda, Belanda, dan menyel menyelesa esaika ikan n studin studinya ya dalam dalam waktu waktu 3 tahun tahun dengan dengan meraih meraih pengha pengharga rgaan an Sertifikat Royal International of Art (RIA).
Aktivitas Lukisan "Kakak dan Adik" karya Basoeki Abdullah (1978). Kini disimpan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pada masa Pemerintahan Jepang, Basoeki Abdullah bergabung dalam Gerakan Poetra atau Pusat Tenaga Rakyat yang dibentuk pada pada tangga tanggall 19 Maret Maret 1943. 1943. Di dalam dalam Geraka Gerakan n Poetra Poetra ini Basoeki Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Muridmuridnya antara lain Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indo Indone nesi sia) a) dan dan Zain Zainii (pel (peluk ukis is impr impres esio ioni nism sme) e).. Sela Selain in organisasi Poetra, Basoeki Abdullah juga aktif dalam Keimin Bunka Sidhosjo (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-sama Affandi, Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basoeki Resobawo. Di masa revolusi Bosoeki Abdullah tidak berada di tanah air yang sampai sekarang belum jelas jelas apa yang yang melatar melatarbel belaka akangi ngi hal terseb tersebut. ut. Jelasn Jelasnya ya pada pada tangga tanggall 6 Septem September ber 1948 1948 berte bertempa mpatt di New York York Amsterdam sewaktu sewaktu penobatan penobatan Ratu Yuliana dimana dimana diadakan diadakan sayembara melukis, Basoeki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa dan berhasil keluar sebagai pemenang.
10
Lukisan "Balinese Beauty" karya Basoeki Abdullah yang terjual di tempat pelelangan Christie's di Singapura pada tahun 1996. Sejak Sejak itu pula pula dunia dunia mulai mulai mengen mengenal al Basoek Basoekii Abdull Abdullah, ah, putera Indonesia yang yang mengha mengharum rumkan kan nama nama Indonesia. Selama Selama di negeri negeri Belanda Basoeki Basoeki Abdullah Abdullah sering kali berkeliling Eropa dan berkesempata berkesempatan n pula memperdalam memperdalam seni lukis dengan menjelajahi Italia dan Perancis dimana banyak bermukim para pelukis dengan reputasi dunia. Basoeki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, diapun melukis pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan, pembangunan dan sebagainya. Basoeki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok (Thailand), Thailand), Malaysia, Jepang, Belanda, Belanda, Inggris, Inggris, Portugal dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya karya lukisa lukisan n Basoek Basoekii Abdull Abdullah. ah. Hampir Hampir sebagi sebagian an hidupn hidupnya ya dihabi dihabiska skan n di luar luar negeri negeri dianta diantaran ranya ya beberap beberapaa tahun tahun meneta menetap p di Thailand dan diangk diangkat at sebaga sebagaii peluki pelukiss Istana Merdeka dan sejak tahun 1974 Basoeki Abdullah menetap di Jakarta. Jakarta.
Kehidupan Pribadi Basoeki Abdullah selain seorang pelukis juga pandai menari dan sering tampil dengan tarian wayang wayang orang orang sebaga sebagaii Rahwana atau Hanoman. Hanoman. Beli Beliau au tida tidak k hany hanyaa meng mengua uasa saii soal soal kewayangan, budaya Jawa di mana ia berasal berasal tetapi juga menggemari menggemari komposisi komposisi-komp -kompasisi asisi Franz Schubert, Schubert, Beethoven dan Paganini, dengan demikian wawasannya sebagai seniman luas dan tidak Jawasentris. Basoeki Abdullah menikah empat kali. Istri pertamanya Yoshepin (orang Belanda) tetapi kemudian berpisah, mempunyai anak bernama Saraswati. Kemudian menikah lagi dengan Maya Michel (berpisah) dan So Mwang Noi (bepisah pula). Terakhir menikah dengan Nataya Narerat sampai akhir hayatnya dan mempunyai anak Cicilia Sidhawati Basoeki Abdullah tewas dibunuh perampok di rumah kediamannya pada tanggal 5 November 1993. Jenasahnya dimakamkan di Desa Mlati, Sleman, Sleman, Yogyakarta. Yogyakarta.
11
SINDUDARSONO SINDUDARSONO SUDJOJONO Nama: Sindudarsono Sudjojono Nama Panggilan: Pak Djon Lahir: Kisaran, Sumatera Utara, 14 Desember 1913 Meninggal: Jakarta, 25 Maret 1985 Agama: Kristen Isteri: - Mia Bustam (cerai) - Rose Pandanwangi (penyanyi seriosa) Anak: 14 orang Pendidikan : - SD, Jakarta - SMP, Bandung - SMA Taman Siswa, Yogyakarta - Kursus Montir - Belajar melukis pada Pirngadie dan Chioji Yazaki Karir: - Guru Taman Siswa di Rogojampi, Jawa Timur (1930-1931) - Mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia, Jakarta (1937)
- Mendirikan Seniman Muda Indonesia, Madiun (1946) - Pelukis Profesional (1958-1985) - Mendirikan Sanggar Pandanwangi Pameran: - Pameran bersama pelukis Eropa di Jakarta (1937) - Fukuoka Art Museum (Japan, 1980) - Festival of Indonesia I ndonesia (USA, 1990-1992) - Gate Foundation (Amsterdam, Holland, 1993) - Singapore Art Museum (1994) - Center for Strategic and International Studies (Jakarta, Indonesia, 1996) - ASEAN Masterworks (Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia, 1997-1998). Penghargaan: Piagam Anugerah Seni (Indonesia, 1970) Alamat Rumah : Jalan Raya Pasar Minggu Km 18, Jakarta Selatan
BIOGRAFI
Sindudarsono Sudjojono (1913-1985)
Bapak Seni Lukis Indonesia Modern Dia pionir yang mengembangkan seni lukis modern khas Indonesia. Pantas saja komunitas seniman, menjuluki pria bernama lengkap Sindudarsono Sudjojono yang akrab dipanggil Pak Djon iini dijuluki Bapak Seni Lukis Indonesia Baru. Dia salah seorang pendiri Per satuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) di Jakarta tahun 1937 yang merupakan awal sejarah seni rupa modern di Indonesia. Pelukis besar kelahiran Kisaran, Sumatra Utara, 14 Desember 1913, ini sangat menguasai tekn teknik ik melu meluki kiss deng dengan an hasi hasill luki lukisa san n yang yang berb berbob obot ot.. Dia Dia guru guru bagi bagi bebe bebera rapa pa pelu peluki kiss Indonesia. Selain itu, dia mempunyai pengetahuan luas tentang seni rupa. Dia kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Ia seorang nasionalis yang menunjukkan pribadinya melalui warna-warna dan pilihan subjek. Seba Sebaga gaii krit kritik ikus us seni seni rupa rupa,, dia dia seri sering ng meng mengec ecam am Baso Basoek ekii Abdu Abdull llah ah seba sebaga gaii tida tidak k 12
nasionalistis, karena melukis perempuan cantik dan pemandangan alam. Sehingga Pak Djon dan Basuki dianggap sebagai musuh bebuyutan, bagai air dan api, sejak 1935. Tapi beberapa bulan sebelum Pak Djon meninggal di Jakarta, 25 Maret 1985, pengusaha Ciputra Ciputra mempertemu mempertemukan kan Pak Djon dan Basuki Basuki bersama bersama Affandi Affandi dalam pameran bersama di Pasar Pasar Seni Seni Ancol, Ancol, Jakart Jakarta. a. Sehing Sehingga ga Menter Menterii P&K Fuad Fuad Hassan Hassan,, ketika ketika itu, itu, menyeb menyebut ut pameran bersama ketiga raksasa seni lukis itu merupakan peristiwa sejarah yang penting. Pak Djon lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa, buruh perkebunan di Kisaran, Sumate Sumatera ra Utara. Utara. Namun Namun sejak sejak usia usia empat empat tahun, tahun, ia menjad menjadii anak anak asuh. asuh. Yudhok Yudhokusu usumo, mo, seor seoran ang g guru guru HIS, HIS, temp tempat at Djon Djon keci kecill seko sekolah lah,, meli meliha hatt kecer kecerda dasa san n dan dan baka bakatn tnya ya dan dan mengangka mengangkatnya tnya sebagai sebagai anak. Yudhokus Yudhokusumo, umo, kemudianme kemudianmembawa mbawanya nya ke Batavia Batavia tahun 1925. Djon menamatkan HIS di Jakarta. Kemudian SMP di Bandung dan SMA Taman Siswa di Yogyakarta. Dia pun sempat kursus montir sebelum belajar melukis pada RM Pirngadie selama beberapa bulan dan pelukis Jepang Chioji Yazaki di Jakarta. Bahkan Bahkan sebena sebenarny rnyaa pada pada awalny awalnyaa di lebih lebih memper mempersia siapka pkan n diri diri menjad menjadii guru guru daripa daripada da pelukis. Dia sempat mengajar di Taman Siswa. Setelah lulus Taman Guru di Perguruan Taman Siswa Yogyakarta, ia ditugaskan Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Madiun tahun 1931. Namun, Sudjojono yang berbakat melukis dan banyak membaca tentang seni lukis modern Eropa, itu akhirnya lebih memilih jalan hidup sebagai pelukis. Pada tahun 1937, dia pun ikut pamer pameran an bersam bersamaa peluki pelukiss Eropa Eropa di Kunstk Kunstkrin ring g Jakary Jakarya, a, Jakarta Jakarta.. Keikut Keikutser sertaa taanny nnyaa pada pada pameran itu, sebagai awal yang memopulerkan namanya sebagai pelukis. Bersama sejumlah pelukis, ia mendirikan Persagi (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia), 1937. Sebuah serikat yang kemudian dianggap sebagai awal seni rupa modern Indonesia. Dia sempat menjadi sekretaris dan juru bicara Persagi. Sudj Sudjoj ojon ono, o, sela selain in piaw piawai ai melu meluki kis, s, juga juga bany banyak ak menu menuli liss dan dan berc bercer eram amah ah tent tentan ang g pengembangan seni lukis modern. Dia menganjurkan dan menyebarkan gagasan, pandangan dan sikap sikap tentan tentang g lukisa lukisan, n, peluki pelukiss dan perana peranan n seni seni dalam dalam masyar masyaraka akatt dalam dalam banyak banyak tulisannya. Maka, komunitas pelukis pun memberinya predikat: Bapak Seni Lukis Indonesia Baru. Lukisanny Lukisannyaa punya punya ciri khas kasar, goresan dan sapuan sapuan bagai dituang dituang begitu saja ke kanvas. Objek lukisannya lebih menonjol pada pemandangan alam, sosok manusia, serta suasana. Pemili Pemilihan han objek objek itu lebih lebih didasa didasari ri hubung hubungan an batin, batin, cinta, cinta, dan simpat simpatii sehing sehingga ga tampak tampak bersahaja. Lukisannya yang monumental antara lain berjudul: Di Depan Kelambu Terbuka, Cap Go Meh, Pengungsi dan Seko. Dalam komunitas seni-budaya, kemudian Djon masuk Lekra, lalu masuk PKI. Dia sempat terpilih mewakili partai itu di parlemen. Namun pada 1957, 1957, ia membel membelot. ot. Salah Salah satu satu alasann alasannya, ya, bahwa bahwa buat buat dia eksist eksistens ensii Tuhan Tuhan itu positi positif, f, sedangkan PKI belum bisa memberikan jawaban positif atas hal itu. Di samping ada alasan lain yang tidak diungkapkannya yang juga diduga menjadi penyebab Djon menceraikan istri per perta tama many nya, a, Mia Mia Bust Bustam am.. Lalu Lalu dia dia meni menika kah h lagi lagi deng dengan an peny penyan anyi yi seri serios osa, a, Rose Rose Pandanwangi. Nama isterinya ini lalu diabadikannya dalam nama Sanggar Pandanwangi. Dari pernikahannya dia dianugerahi 14 anak.
13
Di tengah kesibukannya, dia rajin berolah raga. Bahkan pada masa mudanya, Djon tergabung dalam dalam kesebe kesebelas lasan an Indone Indonesia sia Muda, Muda, sebaga sebagaii kiri kiri luar, luar, bersam bersamaa Maladi Maladi (bekas (bekas menter menterii penerangan dan olah raga) sebagai kiper dan Pelukis Rusli kanan luar. Itul Itulah ah Djon Djon yang yang seja sejak k 1958 1958 hidu hidup p sepe sepenu nuhn hnya ya dari dari luki lukisa san. n. Dia Dia juga juga tida tidak k sung sungka kan n menerima menerima pesanan, pesanan, sebagai suatu cara profesional profesional dan halal untuk mendapat uang. Pesanan Pesanan itu, juga sekaligus merupakan kesempatan latihan membuat bentuk, warna dan komposisi. Ada beberapa karya pesanan yang dibanggakannya. Di antaranya, pesanan pesanan Gubernur DKI, yang melukiskan adegan pertempuran Sultan Agung melawan Jan Pieterszoon Coen, 1973. Lukisan ini berukuran 300310 meter, ini dipajang di Museum DKI Fatahillah. Seca Secara ra prof profes esio iona nal, l, pene peneri rima ma Anug Anuger erah ah Seni Seni tahu tahun n 1970 1970,, ini ini sang sangat at meni menikm kmat atii kepopulerannya sebagai seorang pelukis ternama. Karya-karyanya diminati banyak orang dengan harga yang sangat tinggi di biro-biro lelang luar negeri. Bahkan setelah dia meninggal pada pada tangga tanggall 25 Maret Maret 1985 1985 di Jakarta Jakarta,, karyakarya-kar karyan yanya ya masih masih dipame dipamerka rkan n di bebera beberapa pa temp tempat at,, anta antara ra lain lain di: di: Fest Festiv ival al of Indo Indone nesi siaa (USA (USA,, 1990 1990-1 -199 992) 2);; Gate Gate Foun Founda dati tion on (Amste (Amsterda rdam, m, Hollan Holland, d, 1993); 1993); Singap Singapore ore Art Museum Museum (1994) (1994);; Center Center for Strate Strategic gic and Internation International al Studies Studies (Jakarta, (Jakarta, Indonesia, Indonesia, 1996); 1996); ASEAN Masterworks Masterworks (Selangor, (Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia, 1997-1998)
14
BARLI SASMITAWINATA Nama: Barli Sasmitawinata Lahir: Bandung 18 Maret 1921 Meninggal: Bandung, 8 Februari 2007 Agama Islam Profesi: Pelukis dan Guru Isteri: Atikah Basari (Almarhum) Ratu Nakisbandiah Anak: Drs Agung Wiwekakaputera dan Drg. Nirwati Chandra Dewi Ayah: RH Haroen Al-Rasyid Ibu: Hj. Djubaedah Pendidikan: :: HIS (1935) :: Studio Jos Pluimentz, Bandung (1935) :: Studio Luigi Nobili (1935) :: MULO (1938) Karir: :: Ilustrator Balai Pustaka, Sipataheonan, Algemeen Indische Dagblad :: Ketua Seksi Seni Rupa Keimin Bunka Shidoso (1942-1945) :: Wakil Kasi Propaganda Provinsi Jawa Barat (1945) :: Ilustrator di Modeme Boekhandel dan Der Lichtbogen, Belanda :: Pengajar ITB, Unpad, IKIP (UPI) dan Universitas Andalas :: Sekretaris FS Undap (1958) Organisasi: :: Ketua Kesenian Pusaka Sunda :: Ketua dan Instruktur Studio Gelanggang Karya, Bandung Ketua Lembaga Kesenian Unpad (1959) :: Ketua Umum yayasan Viatikara, Viatikara , Bandung (1960) :: Wakil Presidium Pusat Kebudayaan Jabar (pusdaya, 1962) :: Ketua Umum Liga Senirupawan Indonesia, bandung (1980) :: Ketua Umum Persatuan Pelukis Cat Air Indonesia (1995) Penghargaan: :: Menteri Pariwisata dan Budaya RI :: International Development Citra Awards (199) Rumah: Jalan Bukit Pakar Timur IV No.8, Bandung 40198 Kantor: Museum Barli, Jalan Prof. Ir. Ir . Sutami No.91, Bandung 40152 15
Barli Sasmitawinata Maestro Seni Lukis Realistik Indonesia Barli Sasmitawinata Sasmitawinata adalah seorang seorang maestro seni lukis realistik. realistik. Pria yang lahir di Bandung Bandung 18 Maret 1921 itu menjadi pelukis berawal atas permintaan kakak iparnya, tahun 1935, Sasmitawinata, agar Barli memulai belajar melukis di studio milik Jos Pluimentz, seorang pelukis asal Belgia yang tinggal di Bandung. Barli lalu banyak belajar melukis alam benda dan dia adalah satu-satunya murid pribumi di stud studio io ters terseb ebut ut.. Di stud studio io itu itu Barl Barlii bany banyak ak bela belaja jarr meng mengen enal al pers persya yarat ratan an melu meluki kis. s. Barli dilatih secara intensif melihat objek karena realistik masih sangat populer ketika itu. Pluime Pluimentz ntz sang sang guru, guru, pun selalu selalu berkat berkata, a, cara cara meliha melihatt senima seniman n dan orang biasa biasa harus harus berbe berbeda. da. Orang Orang biasa biasa tidak tidak mampu mampu melihat melihat aspek aspek artist artistik ik sesuat sesuatu u benda benda sebaga sebagaima imana na seniman. Barli di kemudian hari belajar kepada Luigi Nobili, pelukis asal Italia. Di studio ini pula Barli mulai berkenalan dengan Affandi, yang waktu itu masih mencari uang dengan menjadi menjadi model model bagi Luigi. Di studio studio milik Luigi Luigi Nobilo Nobilo itu diam-diam Affandi ikut belajar melu meluki kis. s.Be Bers rsam amaa Affan Affandi di,, Hend Hendra ra Guna Gunawa wan, n, Soed Soedar arso so,, dan dan Wa Wahd hdii Suma Sumant nta, a, Barl Barlii Sasmitawinata membentuk “Kelompok Lima Bandung”. Kelompok itu dibentuk berawal dari kekaguman yang sangat dari seorang Barli dan ketiga temannya terhadap Affandi. Hubungan di antara kelima anggota kelompok akhirnya terbentuk menjadi seperti saudara saja. Kalau melukis kemana-mana selalu bersama-sama. Termasuk kesempatan perjalanan Barli hingga ke Bali. Barli di tahun 1948 pernah mendirikan Sanggar Seni Rupa Jiwa Mukti. Lalu, sepula sepulang ng dari dari Eropa, Eropa, di tahun tahun 1958 1958 Barli Barli kembal kembalii mendir mendirika ikan n studio studio Rangg Ranggaa Gempol Gempol.. Sekarang Sekarang Barli memiliki memiliki Bale Seni Barli di Padalarang. Padalarang. Barli menyebutkan menyebutkan sebuah cita-cita yakni ingin punya murid yang tidak saja pandai menggambar tetapi bisa hidup bersama dengan yang lain. Barli adalah pelukis sekaligus guru. Sudah banyak mahasiswa yang dia ajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun murid yang dia bimbing di sanggar seni milikn miliknya, ya, tumbuh tumbuh menjad menjadii senima seniman n mandir mandiri. i. Bebera Beberapa pa di antara antara mantan mantan mahasi mahasiswa swa dan murid itu terkadang ada yang mengabaikan Barli sebagai guru. Namun, yang membanggakan hati hati dia, dia, tokoh tokoh semaca semacam m AD Pirous Pirous tetap mengak mengakui ui Barli Barli sebaga sebagaii salah salah seoran seorang g guru. guru. Selain AD Pirous, ada pula beberapa muridnya yang kini dikenang sebagai pelukis yang berk berkara arakt kter er,, sepe sepert rtii (alma (almarh rhum um)) Huan Huang g Fong Fong.. Atau Atau,, Chus Chusin in Seti Setiad adik ikara ara yang yang tetap tetap memelihara bekal seni realistiknya tetapi menempuh jalan sulit untuk membuatnya menjadi seni yang terus bisa bermakna di tengah percaturan berbagai gaya dan kecenderungan seni yang baru. Perjalanan Perjalanan karir lukis Barli dimulai sejak tahun 1930-an 1930-an sebagai sebagai ilustrator ilustrator terkenal di Balai Pustaka, Jakarta. Dia juga dipakai sebagai ilustrator untuk beberapa koran yang terbit di Band Bandun ung. g. Keter Keteram ampi pilan lan ters terseb ebut ut masi masih h berl berlan anju jutt di tahu tahun n 1950 1950-a -an n saat saat dia dia suda sudah h melangglang buana ke mancanegara. Yakni, ketika Barli diangkat menjadi ilustrator pada maja majala lah h De Mode Modern rnee Boek Boekha hand ndel el di Amst Amsterd erdam am,, dan dan majal majalah ah Der Der Lich Lichte tenb nbog ogen en di Recklinghausen, Jerman. Barli adalah contoh pelukis dan guru yang mendapatkan pendidikan secara baik sejak usia remaja sampai kemudian dia berkesempatan belajar ke Perancis dan Belanda. Kesempatan Barli studi sekaligus berkiprah di benua Eropa berawal di tahun 1950 tatk tatkla lala la dia mend mendap apat atka kan n beas easiswa iswa dari dari Peme Pemeri rint ntah ah Bela Beland ndaa untu untuk k bela belaja jarr di Acad Academ emieG ieGra rand ndee de la Chau Chaumi miere ere,, Paris Paris,, Peran Perancis cis.. Barli Barli masi masih h mene meneru rusk skan an stud studii di 16
Rijksacademie voor Beeldende Kunsten, Amsterdam, Belanda, sampai tahun 1956. Karena kiprah kepelukisannya yang sedemikian panjang, kritikus seni Jim Supangkat dalam bukunya “Titi “Titik k Sambun Sambung” g” menemp menempatk atkan an Barli Barli Sasmit Sasmitawi awinat nataa sebaga sebagaii ’titik ’titik sambu sambung’ ng’ dua gugus gugus perk perkem emba bang ngan an seni seni luki lukiss Indo Indone nesi sia: a: seni seni luki lukiss masa masa kolo koloni nial al dan dan seni seni luki lukiss mode modern rn Indo Indone nesi sia. a. Dije Dijelas laska kan n oleh oleh Jim, Jim, di satu satu sisi sisi Barli Barli dapa dapatt dili diliha hatt seba sebaga gaii mene meneru rusk skan an perkembangan seni lukis masa kolonial. Tetapi di sisi lain Barli merupakan bagian dari pertu pertumbu mbuhan han seni seni lukis lukis modern modern Indone Indonesia sia yang yang menent menentang ang seni seni lukis lukis masa masa koloni kolonial al itu sendiri.Pemerintah RI tampak sangat peduli atas perjalanan karir maestro seni lukis realistik Indonesia ini. Bertepatan dengan hari lahirnya pada 18 Maret 2004 beberapa karya lukisnya dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta. Termasuk dipamerkan sebuah lukisan yang Barli selesaikan hanya beberapa hari sebelum ulang tahunnya ke-83, berukuran lebih dari dua mete meterr kali kali dua dua meter meter.. Pemb Pembuk ukaa aan n pame pameran ran dila dilaku kuka kan n lang langsu sung ng oleh oleh Ment Menter erii Nega Negara ra Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika, berlangsung sejak 18 hingga 31 Maret 2004. Bahkan Bahkan,, PT Pos Indone Indonesia sia turut turut menunj menunjukk ukkan an pengha pengharga rgaan an yang yang sangat sangat tinggi tinggi kepada kepada seniman seniman besar kelahiran Bandung itu. Pos Indonesia Indonesia khusus khusus menerbitkan menerbitkan prangko yang bergambar reproduksi lukisan Potret Diri, sebuah lukisan terkenal yang Barli buat di tahun 1974. Bersamaan perayaan ulang tahun ke-83 itu diluncurkan pula sebuah buku karangan Nakisbandiah, istri kedua Barli setelah istri pertama meninggal dunia 11 Juli 1991, berjudul “Kehidupanku Bersama Barli”. Barli pertamakali menikahi (almarhumah) Atikah Basari di Pager Ageung tahun 1946 pada saat masih berada di dalam pengungsian karena perang. Pernikahan pertama itu dikaruniai dua orang anak bernama Agung Wiwekakaputera dan Nirwati Chandra Dewi. Barli lalu kembali menikah saat usia sudah 71 tahun, kali itu dengan Nakisbandiah yang masih tetap setia mendampingi hidupnya. Hasil pernikahan Nakisbandiah sebelumnya dengan (almarhum) D Mawardi dikaruniai empat orang putri, yaitu Kartini, Sartika, Mia Meutia (meninggal tahun 1977), dan Indira. Maka, secara keseluruhan keluarga Barli memiliki 15 cucu dan enam orang buyut. Barli berperan cukup besar menularkan menularkan ilmu kepada murid-murid murid-muridnya. nya. Entah di kampusnya kampusnya mengajar ITB Bandung maupun di sanggar seninya. Barli adalah contoh pelukis dan guru yang mendapatkan pendidikan secara baik sejak usia remaja sampai kemudian belajar seni lukis ke Perancis hingga Belanda. Di Eropa Barli memperoleh banyak prinsip-prinsip melukis anatomi secara intensif. Pelajaran anatomi, untuk pelukis sangat melihat otot-otot yang ada di luar bukan otot yang di dalam. Pernah, selama dua tahun di Eropa Barli setiap dua jam dalam sehari hanya menggambar nude (orang telanjang) saja, sesuatu yang tidak pernah dipersoalkan pantas atau tidak di sana sebab jika untuk kepentingan akademis hal itu dianggap biasa. Barli menyebutkan, seseorang lulusan dari akademis menggambar orang seharusnya pasti bisa sebab penguasaan teknis akan merangsang inspirasi. Dia mencontohkan pengalaman saat belaj belajar ar naik naik sepeda sepeda sulit sekali sekali sebab sebab salah salah sediki sedikitt saja saja pasti pasti jatuh. jatuh. Namun Namun saat saat sudah sudah menguasai teknis bersepeda sesorang bisa terus mengayuh sambil pikiran bisa kemana-mana. Melukis pun demikian, jika sudah mengetahui teknisnya maka adalah pikiran dan perasaan pelukis yang jalan. Walau Walau peluki pelukiss realis realistik tik Barli Barli mengak mengaku u cukup cukup menger mengerti ti abstrak abstrak sebab sebab menuru menurutny tnyaa seni seni memang memang abstrak abstrak.. Seni Seni adalah adalah nilai. nilai. Setiap Setiap kali kali meliha melihatt karya karya yang yang realist realistik ik Barli Barli justru justru tertarik pada segi-segi abstraksinya. Seperti segi-segi penempatan komposisi yang abstrak yang tidak bisa dijelaskan oleh pelukisnya sendiri. Barl Barlii meny menyeb ebut utka kan n pula pula,, pelu peluki kiss yang yang meng mengga gamb mbar ar real realis isti tik k sesu sesung nggu guhn hnya ya seda sedang ng melukiskan melukiskan meaning. meaning. Dicontohka Dicontohkannya nnya lagi, kalau melihat seorang kakek maka dia akan 17
tertarik pada umurnya, kemanusiaannya. Sehingga pastilah dia akan melukiskannya secara realistik sebab soal umur tidak bisa dilukiskan dengan abstrak. Menggambarkan penderitaan manusia lebih bisa dilukiskan dengan cara realistik daripada secara abstrak. Telah Pergi
Pelukis Barli Sasmitawinata meninggal pada Kamis 8 Februari 2007 sekitar pukul 16.25 di Rumah Sakit Sakit Advent, Bandung Bandung pada usia 86 tahun. tahun. Jenazah disemayamkan disemayamkan di Museum Barli, Jl. Sutami , Kota Bandung. Menurut Hendra (32), Guru Gambar di Bale Seni Barli, Barli dibawa ke RS Advent pada hari ini pukul 9.00 karena muntah-muntah. Ia meninggal pada pukul 16.25 dan dibawa ke rumah duka pukul 17.30. Banyak kerabat yang berdatangan untuk melayat. Dimakamkan pada Jumat (9/2/2007) di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Sebelumnya Barli dirawat di rumah sakit selama sebulan karena sakit usia lanjut. Baru Mingg Minggu u (4/2/2 (4/2/2007 007)) Barli Barli pulang pulang kembal kembalii ke rumahn rumahnya. ya. Selama Selama di rumah, rumah, Barli Barli sempat sempat beramanat agar keluarga besar Bale Seni Barli memelihara lembaga pendidikan seni tersebut. Barli juga sempat melukis. Sehari sebelum meninggal ia masih meneruskan lukisannya di kamar. Lukisan yang belum selesai itu masih belum diberi judul. Suami dari Alm Atikah Basari Basari dan Ratu Ratu Nakisb Nakisband andiah iah ini mening meninggal galkan kan dua anak anak Agung Agung Wiweka Wiwekakap kapute utera ra dan Nirwati Chandra Dewi.
IRMA PRISCILLA HARDISURYA
18
Nama: Irma Priscilla Hardisurya Lahir: 6 Juli 1943 Profesi: Wartawan, Konsultan dan Pelukis Prestasi: Miss Indonesia di International Beauty Pageant 1969 Tokyo = Miss Asia Manila tahun 1970 = Penerima tropi Miss Tourism Hollywood International 1972 Pendidikan: = S1 Senirupa Institut Teknologi Bandung (ITB) = Teknik mode di Hamburg dan Amsterdam = Diploma Beauty Therapist di London
Karier: = Redaktur Mode, Redaktur Pelaksana, Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Femina 1972-1990 = Konsultan analisis warna mode di PT Promo Studio Rona dan Gaya Alamat: Jalan Wijaya II, Jakarta
Ratu dan Pelukis Realisme Romantik Bagi mantan ratu kecantikan pertama Indonesia (Miss Indonesia di International Beauty Pageant 1969 Tokyo), ini hidup adalah anugerah Tuhan. Dia mensyukuri apa pun yang Tuhan Tuhan berika berikan. n. Setelah Setelah sukses sukses sebaga sebagaii ratu kecant kecantika ikan, n, ia memilih memilih menjad menjadii wartaw wartawan an Majalah Femina. Kemudian, lulusan Senirupa Institut Teknologi Bandung (ITB) itu dikenal sebagai seorang pelukis realisme romantik kontemporer. Miss Asia Manila 1970 ini meniti karier sebagai sebagai wartawan di Majalah Femina sejak pertama terbit tahun 1972 sampai 1990. 1990. Pemili Pemilik k Diplom Diplomaa Beauty Beauty Therapis Therapistt di London London dan teknik teknik mode di Hambur Hamburg g dan Amsterdam, ini memegang posisi redaktur mode, redaktur pelaksana sampai terakhir wakil pemimpin redaksi di majalah wanita terkemuka itu. Kemudian, penerima tropi Miss Tourism Hollywood Hollywood Internationa Internationall 1972, 1972, ini bekerja bekerja sebagai sebagai konsultan konsultan analisis warna mode di PT Promo Studio Rona dan Gaya. Selain itu, dia pun menekuni bakat sebagai pelukis. Dia seorang pelukis realisme romantik kontemporer. Dia pun telah menggelar pameran lukisan di beberapa beberapa tempat. September 2004 dia menggelar menggelar pameran lukisan lukisan Warna dalam Lukisan di Paulineart Art Space & Studio di bilangan Jalan Denpasar, Kuningan. Pada saat bom di dekat Kedutaan Besar Australia pada hari Kamis (9/9/2004), dia melintas dari lokasi itu lebih kurang lima menit sebelumnya. Saat itu Irma baru kembali dari dokter gigi gigi di kawasa kawasan n Jalan Jalan Teuku Teuku Umar, Umar, Jakarta Jakarta.. Sesaat Sesaat dia masuk masuk galeri terdenga terdengarr suara suara menggelar. Galeri tersebut berjarak kurang dari dua kilometer dari lokasi ledakan, hingga bunyi ledakan dan getaran terasa kuat. Suasana mencekam itu mengingatkan Irma pada kerusuhan Mei 1998. Irma mengenangnya sebagai masa yang sangat menekan. Suasana itulah yang memicu Irma untuk mulai aktif melukis kembali. Setelah terkumpul cukup lukisan, lalu memamerkan lukisan yang disebutnya sebagai realisme romantik kontemporer. "Katanya saya melukis benda-benda yang tak terlihat. Hah! mungkin saya ini pelukis gaib, 19
ha-ha-ha...," canda Irma Kompas (10/9/200). "Mungkin itu karena dia tidak melewatkan halhal deta detail il.. Titi Titik k air air yang ang dian diangg ggap ap tid tidak pent pentin ing g itu itu bagi bagin nya men menjad jadi pent pentin ing. g. Irma mengaku melukis tanpa beban konsep. Misalnya dengan membawa pesan perjuangan wanita. Ia melukis apa adanya. "Sekarang saya bebas. Yang penting saya melukis jujur dan saya saya meni menikm kmat atin inya ya.. Mung Mungki kin n ada ada yang yang tida tidak k suka suka,, tapi tapi mung mungki kin n juga juga ada ada yang yang menikmatinya," kata Irma. Berada di tengah orang banyak membuatnya bahagia. Dia pun cukup bahagia bertahan single fighter. Itu bukan berarti ia tidak peduli dengan pernikahan. Sebenarnya dia tidak pernah memilih untuk hidup tak menikah. Tetapi sungguh pun begitu, dia menerima dan mensyukurinya sebagai pemberian Tuhan. Dia memang pernah punya kisah kasih yang pahit, menjalin hubungan serius dengan seorang pria. Namun, berhubung ada problem politik antara RI dengan negara asal sang pacar, maka ia memutuskan berpisah dengan lelaki itu. Walaupun bukannya dia lantas antipati pada pria.
20
KH ACHMAD MUSTOFA BISRI
Nama : KH Achmad Mustofa Bisri Lahir : Rembang, 10 Agustus 1944 Agama : Islam Jabatan: Pimpinan Pondok Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Alamat Rumah : Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Jalan Mulyo No. 4 Rembang 59217 Telepon/Faksimile : 0295691483
KH Achmad Mustofa Bisri
Sang Kiyai Pembelajar Kiyai, penyair, novelis, pelukis, budayawan dan cendekiawan muslim, ini telah memberi warna baru pada peta perjalanan kehidupan sosial dan politik para ulama. Ia kiyai yang bersa bersahaj haja, a, bukan bukan kiyai kiyai yang yang ambisi ambisius. us. Ia kiyai kiyai pembel pembelaja ajarr bagi bagi para para ulama ulama dan umat. umat. Pengas Pengasuh uh Pondok Pondok Pesant Pesantren ren Roudla Roudlatut tut Thalib Thalibin, in, Remban Rembang, g, Jawa Jawa Tengah Tengah,, ini enggan enggan (menolak) dicalonkan menjadi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama dalam Muktamar NU ke31 28/11-2/12-2004 di Boyolali, Jawa Tengah.
KARTIKA AFFANDI 21
Nama: Kartika Affandi Lahir: Jakarta, 27 November 1934 Ayah: Affandi Ibu: Maryati Suami: 1. RM Saptohoedojo (nikah 1952 cerai 1972, delapan anak) 2. Gerhard Koberl, warga Austria (nikah 1985 cerai 2000) Pendidikan: SMP Taman Dewasa Taman Siswa Jakarta 1949 Universitas Tagore di Shantiniketan, India Belajar seni patung di Polytechnic School of Art di London Belajar teknik pengawetan dan restorasi benda seni di Wina, Austria, yang dilanjutkannya di Roma Penghargaan: - Doktor honoris causa dari Northern California Global University - "The Best Indonesian Professional Award" dari Forum Wartawan Independen Jawa Tengah (Forwija)
KARTIKA AFFANDI
Bunga Matahari Tanpa Busana Peluki Pelukiss peremp perempuan uan tanpa tanpa busana busana ini mengge menggelar lar pameran pameran tungga tunggall bertaj bertajuk uk Meneng Menengok ok Perjal Perjalana anan n Kehidu Kehidupan pan.. Sejuml Sejumlah ah lukisa lukisan n putri putri maestr maestro o Affand Affandi, i, ini mereka merekam m suasan suasanaa kejiwaan dan perjalanan hidupnya. Mulai dari pemandangan tubuh perempuan tanpa busana, sampai wajah yang teralingi kawat berduri dan "potret diri" berupa tanaman bunga matahari lengkap dengan kembangnya yang mekar. Tak mudah menjadi anak seorang Affandi. Gaya ungkap ungkap empu seni lukis Indonesia Indonesia itu, yang diakrabinya diakrabinya sejak usia dini, kelak membayangi membayangi kanvas kanvas-ka -kanva nvasny snyaa sendir sendiri. i. "Saya "Saya tak mau menjad menjadii papi papi ke-2," ke-2," tutur tutur Kartika Kartika menyeb menyebut ut ayahnya dengan panggilan "papi". Dorongan Affandi yang mengatakan bahwa kekuatannya justru pada dirinya yang perempuan telah membukakan jalan. Garis-garisnya kemudian lebih lembut dan terbukti ia lebih teliti. Ia juga sering memilih obyek yang khas seperti hewan menyusui. "Ketika papi mengatakan: kamu telah menemukan diri sendiri, saya seperti terlepas dari beban beban," ," tutur tutur Kartika Kartika,, di tengah tengah ruang ruang pamera pameranny nnyaa di Galeri Galeri Nasion Nasional al di Jakarta Jakarta,, yang yang peresmiannya pada Kamis (28/10/2004) malam begitu meria h.
Di dalam pameran lukisan untuk menyongsong usianya yang ke-70 itu, ia menyajikan karyakarya penting sepanjang empat dekade kariernya. Boleh dikata, itu juga versi visual dari cuplikan hidupnya yang penuh drama.
22
Kartika dua kali menikah. Pernikahannya yang pertama dengan RM Saptohoedojo pada tahun 1952 1952 beruju berujung ng dengan dengan percera perceraian ian pada pada tahun tahun 1972 1972 sesuda sesudah h mendap mendapat at delapa delapan n anak. anak. Ia menika menikah h untuk untuk kedua kedua kaliny kalinyaa pada pada tahun tahun 1985 1985 dengan dengan Gerhar Gerhard d Koberl, Koberl, seoran seorang g warga warga Austria, namun bercerai tahun 2000. Sejumlah lukisannya merekam suasana kejiwaan yang ia alami, sejak pemandangan tubuh yang meruyak, sampai wajah yang teralingi kawat berduri. Di dalam sebuah lukisan yang dise disebu butn tnya ya "pot "potret ret diri" diri",, ia meng mengga gamb mbar ar tana tanama man n bung bungaa mata mataha hari ri leng lengka kap p deng dengan an kembangnya yang mekar. "Itu memang saya. Saya senang bunga matahari karena batangnya bisa sangat besar, tetap tegak tegak walau walau agak agak doyong doyong,, dan bungan bunganya ya selalu selalu menant menantang ang,, mengha menghadap dap mataha matahari, ri,"" kata kata Kartika. "Di sisi lain, itu ada bunga matahari lain yang kecil, yang menjauh dari saya, itu Mas Sapt Sapto… o…." ." Potr Potret et diri diri yang yang khas khas ini ini rupa rupany nyaa bagi bagian an akhi akhirr pern pernik ikah ahan an pert pertam aman anya ya.. Ia menambahkan, "Saya tidak ada dendam lho, wong saya sampai sekarang yang mengurus kuburan Mas Sapto." Mungkin itu sebabnya ia memajang sebuah lukisan potret mantan suami suami tersebut tersebut di dalam pameran. pameran. Katanya, ia mengoleks mengoleksii barang tiga buah lukisan lukisan tentang tentang seniman seniman yang kondang oleh kemampuan kemampuan artistik artistik sekaligus sekaligus keahlian keahlian dagangnya dagangnya ini.Sesudah ini.Sesudah bercerai, praktis Kartika mendapat dukungan penuh dari ayahnya. Ia menuturkan, "Waktu itu enggak ada modal, ya cat, ya kanvas, jadi ikut papi. Ke mana-mana saya ikut melukis." Seperti Seperti ayahny ayahnya, a, Kartik Kartikaa mengha menghabis biskan kan waktu waktu hanya hanya di dalam dalam hitung hitungan an jam, jam, terkad terkadang ang kurang kurang dari tiga jam, untuk membuat lukisan. Ia juga menggunakan menggunakan tangan dan jari-jarinya jari-jarinya untuk menorehkan cat ke permukaan bidang gambar, merasakan sentuhannya, dan tidak teraling oleh alat seperti kuas. Ayah dan anak ini sangat suka melukis langsung di tempat, di luar rumah. Kegiatan seperti ini, yaitu bepergian dan mendapatkan obyek menarik, termasuk para para model, model, terus terus dilaku dilakukan kannya nya.. Ia melaku melakukan kan perjal perjalana anan n ke berbag berbagai ai daerah daerah,, juga juga ke berbagai negara untuk menemukan lingkungan dan suasana yang khas, yang cocok dengan perasaannya. Sebagian dari hasilnya ia pamerkan, seperti pemandangan sebuah warung kopi di Prambanan, potret dirinya di tengah salju, Tembok Besar di China, sebuah kampung di Penang, Malaysia, atau di Thailand. Kartika lahir di Jakarta, 27 November 1934, sebagai anak tunggal dari pasangan Affandi dan Maryati. Pada usia dini ia ikut hidup "menggelandang". Konon ia sempat ikut tidur hanya beratapkan papan reklame. Di tengah tidur lelap, keluarga ini harus selalu siap kalau tiba-tiba jatuh hujan dan segera menggulung tikar. Tidur dilanjutkan kalau hujan sudah reda. Mereka mandi dan buang air di WC sebuah gedung bioskop. Pendidikan formalnya hanya sampai kelas 1 SMP Taman Dewasa Taman Siswa Jakarta pada tahun 1949. Ia kemudian belajar di Universitas Tagore di Shantiniketan di India sebagai mahasiswa luar biasa berkat beasiswa dari Pemerintah India. Ia juga pernah belajar seni patung di Polytechnic School of Art di London. Tahun 1980 ia belajar teknik pengawetan dan restorasi restorasi benda seni di Wina, Austria, Austria, yang dilanjutkan dilanjutkannya nya di Roma. Roma. Kini ia memang memang salah satu restorator lukisan di Indonesia. Menjadi Menjadi restorator restorator lukisan lukisan sangat sangat menghabisk menghabiskan an waktu. waktu. Kartika Kartika mengaku mengaku menekuniny menekuninyaa untuk membalas budi orangtuanya, untuk merawat lukisan-lukisannya. "Apa "Apa yang yang bisa bisa saya saya berika berikan n kepada kepada mereka mereka?? Mobil Mobil punya, punya, rumah rumah punya punya lebih lebih hebat hebat daripada saya," tutur peraih berbagai penghargaan dari sejumlah negeri ini. Yang terbaru adalah adalah gelar gelar doktor doktor honori honoriss causa causa dari dari Northe Northern rn Califo Californi rniaa Global Global Univer Universit sity y yang yang ia ceritakan dengan cukup bersemangat.
23
Hubung Hubungan an dengan dengan orangt orangtuan uanya ya cukup cukup dekat. dekat. Tak banyak banyak dijump dijumpai ai lukisa lukisanny nnyaa tentan tentang g Maryati, tetapi ia cukup sering menggambar Affandi, yang dianggapnya selalu memberi dorongan untuk terus maju. Katanya sang papi memberinya nama "Kartika" karena itu adalah nama bintang yang tetap bersinar walaupun langit tengah mendung. Itu dianggapnya sebagai harapan agar ia juga tetap bersinar menghadapi hidup yang sukar. Semangat ayahnya ini ia rasakan terus mendorongnya bahkan sampai di usia senja kini. "Itu sebabnya wajah papi mengisi bulatan matahari di lukisan saya, sedangkan saya bunga mataharinya. Papi terus memberi semangat agar saya tetap kuat sesudah dua kali pernikahan saya gagal," kata Kartika, yang di tengah percakapan didatangi oleh cucu-cucunya untuk sekadar memberi eri sala alam. Seluruh ruhnya, ia memi emiliki 19 cucu dan lima buyut. Di usia senja ia masih bersemangat untuk terus melukis. Tahun ini ia sudah menghasilkan sekita sekitarr 30 lukisa lukisan, n, yang yang ia siapka siapkan n untuk untuk pamera pameran n beriku berikut. t. Ia juga juga meranc merancang ang sebuah sebuah museum seni di kompleks rumahnya yang asri di tanah seluas satu hektar di kawasan Pakem, Yogyakarta. Untuk pengisi museum itu, kini ia sudah menyimpan sekitar 700 lukisannya, namu namun n ia berp berpik ikir ir untu untuk k memb member erii temp tempat at pada pada kary karyaa seju sejuml mlah ah pelu peluki kiss wani wanita ta lain lain.. Kartik Kartikaa cukup cukup sering sering terliba terlibatt di dalam dalam kegiat kegiatan an sosial sosial.. Ia antara antara lain telah telah mendir mendirika ikan n Yayasan Karnamanohara yang mengelola sebuah sekolah tunarungu. "Saya ingin berbagi...," katanya 70 Tahun Kartika Affandi
Peremp Perempuan uan tanpa tanpa busana busana itu telenta telentang ng santai santai di sebuah sebuah pembar pembaring ingan. an. Tangan Tangan kiriny kirinyaa menyilang di bawah bantal yang mengganjal kepalanya. Matannya melirik sosok perempuan lain yang sedang duduk santai di depannya. Pada tubuh perempuan yang tengah duduk ini juga juga tak terliha terlihatt sehelai sehelai benang benang pun. pun. Sepert Sepertiny inyaa kedua kedua peremp perempuan uan ini tengah tengah tengge tenggelam lam dalam obrolan santai. Sosok dua perempuan ini muncul dalam lukisan karya Kartika Affandi yang dipamerkan dalam pamern tunggalnya yang bertajuk Menengok Perjalanan Kehidupan. Lukisan berjudul Dialogue berukuran 150 x 120 cm ini menjadi salah satu dari 122 karya yang dipamerkan di Galeri Nasional hingga 6 November 2004. Pameran yang juga menjadi penanda usia 70 tahun Kartika ini sekaligus menjadi semacam rekaman perjalanan seni lukis putri seorang maestro Indonesia. "Karya "Karya-kar -karya ya yang yang ada dalam dalam pameran pameran ini saya saya buat buat sejak sejak 1957 1957 hingga hingga 2003," 2003," terang terang Kartika. Putri Affandi ini yang kini telah memiliki 19 cucu dan lima cicit ini menyatakan emosi emosi menjad menjadii pemomp pemompaa semang semangatn atnya ya dalam dalam meluki melukis. s. "Lukis "Lukisan-l an-luki ukisan san saya saya selalu selalu dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekitar saya." Keterlibatan emosi ini menjadi syarat penting bagi Kartika saat berkarya. Sesosok wajah sedih atau sebuah suasana di tengah pasar bisa saja menjadi sumber inspirasinya asalkan melibatkan emosinya. Selama Selama terjun terjun dalam dalam dunia dunia seni seni rupa, rupa, Kartik Kartikaa dikena dikenall dengan dengan gaya yang yang sama sama dengan dengan ayahnya, ekspresionisme. Bukan itu saja, teknik melukis khas Affandi dengan cara langsung menorehkan cat dari tube-nya juga dilakukan oleh Kartika. Hasilnya, muncullah lukisanlukisan yang sangat mirip dengan karya Affandi. 24
Kartika mengakui keterpengaruhan itu. Dia tak menganggapnya masalah. Kendati begitu, Kartika mengaku masih terus berusaha bisa lepas dari bayang-bayang ayahnya. Salah satu usaha untuk lepas dari bayang-bayang Affandi ini adalah menggunakan warna hitam putih saja pada 1973. Namun, ca r a ini akhirnya dia tinggalkan Pameran ini menyuguhkan karya-karya yang sangat beragam dan menarik. Mulai dari . lukisan-lukisan yang menyajikan pemandangan alam hingga yang lebih bersifat retrospektif. Tengok saja salah satu karya Kartika yang berjudul Rebirth. Lukisan berukuran 132 x 132 cm karya tahun 1981 ini tidak sekadar menampilkan kematangan teknik "pencet tube". Dalam lukisan ini Kartika menghadirkan sosok kepala manusia yang menyembul dari selangkangan seorang perempuan. Kemunculan kepala dengan wajah murung ini sekilas mirip dengan proses kelahiran seorang bayi. "Lukisan ini adalah lambang dari apa yang tengah saya alami waktu itu. Saat itu saya benar benar benar merasa merasa seperti seperti telah telah dilahi dilahirka rkan n kembal kembali," i," terang terang Kartik Kartikaa sembar sembarii berbag berbagii cerita cerita mengen mengenai ai masa-m masa-masa asa sulit sulit yang yang berhas berhasil il ia lewati lewati kala kala itu. itu. Selain Selain menamp menampilka ilkan n karya karya lukisan, pameran ini juga memajang karya litografi. "Sebenarnya, saya banyak membuat karya litografi. Namun, dalam pameran ini hanya satu yang dipamerkan," jelas Kartika. (tir) Suara Merdeka Sabtu, 4 Januari 2003 Berobsesi Punya Galeri Pribadi KETENARAN nama pelukis seperti Kartika Affandi agaknya tidak terlepas dari nama besar ayahnya, maestro pelukis Affandi. Tetapi sebenarnya mungkin itu cuma kebetulan, sebab soso sosok k Kart Kartik ikaa seja sejak k muda muda pun pun suda sudah h berp berpres resta tasi si.. Pada Pada 1968 1968,, misa misaln lnya ya,, dia dia mera meraih ih penghargaan berupa beasiswa dari Pemerintah Prancis. Dua belas tahun kemudian, 1980, Konservator Museum Affandi ini mendapat "Gold Medal" dari Academica Italia, dan 1983 mendapat AUREA Gold Medal dari International Parliament for Security and Peace USA. Pada 1984, putri pelukis Affandi ini memperoleh beasiswa dari ICCROM, berikutnya tahun 1985 meraih Master of Painter dari Youth of Asian Artist Workshop, pada 1991 mendapat penghargaan Outstanding Artist dari Mills College at Oakland California. Penghargaan terakhir, pada Desember 2002 memperoleh penghargaan "The Best Indonesian Professional Award" dari Forum Wartawan Independen Jawa Tengah (Forwija). Pada malam pen penga ganu nuge gerah rahan an ini, ini, luki lukisa sann nnya ya dibe dibeli li kole kolekt ktor or Budi Budi Seti Setiaw awan an seha seharg rgaa Rp 34 juta juta.. Usianya boleh merambat tua, tetapi untuk mewujudkan obsesinya memiliki galeri pribadi, tidak pernah surut, meski sebetulnya tempat pameran atau galeri yang sekarang ada (milik Affand Affandi-Re i-Red) d) sudah sudah sesuai sesuai dan pas untuk untuk disajik disajikan an kepada kepada pengun pengunjun jung g atau atau kolekt kolektor. or. "Saya ingin sebuah tempat untuk pameran secara pribadi, sebab tempat ini kan milik Bapak. Saya punya tanah di Pakem. Kalau Tuhan menghendaki, pasti ada jalan keluar," kata wanita pelukis yang pertama berpameran bersama wanita pelukis lain di Yogyakarta pada 1957. (ant-29t)
*** Suara Pembaruan, 1 November 2004 25
Menengok Perjalanan 70 Tahun Pelukis Kartika Affandi
ME AND THE DANCER - Salah satu lukisan Kartika Affandi berjudul "Me and the Dancer" menunjukk menunjukkan an kecenderun kecenderunganny gannyaa menggarap menggarap potret potret diri. Sekitar 100 karya lukis Kartika dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia Jl Medan Merdeka Timur No 14 , Jakarta Pusat, hingga hingga 6 Novemb November er 2004. 2004. Tak banyak banyak orang orang tahu, tahu, kapan kapan seoran seorang g Kartika Kartika memutu memutuska skan n menjad menjadii peluki pelukis. s. Ide mengik mengikuti uti jejak jejak sang sang ayah, ayah, Affand Affandi, i, nyaris nyaris tak terpik terpikirk irkan. an. Tetapi Tetapi komentar sinis mantan suaminya, Saptohoedojo, justru melecut semangatnya. Kini sudah hampir hampir 50 tahun Kartika Kartika berkarya. berkarya. Itulah salah satu cerita di balik pameran tunggal tunggal Kartika Kartika Affandi. Pameran yang diberi tema Menengok Perjalanan Hidup Kartika Affandi (Looking Back Through Life) ini berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jl Medan Merdeka Timur 14, Jakarta Pusat, hingga 6 November 2004. Acara ini digelar sekaligus dalam rangka ulang tahun Kartika yang jatuh pada 27 November. "Inilah saatnya bagi masyarakat Indonesia untuk memperoleh kesempatan melihat dan mengkaji lukisan-lukisan yang telah saya buat sekitar tahun 1957 sampai saat ini. Pameran ini merupakan sebuah perjalanan panjang dalam kehidupan berkesenian saya dan tidak pernah terlepas dari pengaruh, baik dari dalam maupun luar kehidupan keluarga. Satu tantangan besar bagi saya untuk berada di bawah bayang bayang nama besar Affandi yang merupakan ayah, guru dan teman sejak awal karier saya," kata Kartika. Dalam katalog pameran yang ditulis Ajip Rosidi, Kartika dikisahkan pernah kecewa dengan komentar suami, Saptohoedojo. Lukisan Kartika diragukan dapat menarik minat kolektor. Alih-alih, sang suami malah menyarankan untuk berganti aliran, agar lebih bernilai komersial. Tetapi Kartika menolak dan tetap melukis menurut kehendak hatinya. Meskipun menulis cerita itu, Ajip pun juga tak begitu yakin siapakah yang mengisahkan tentan tentang g awal karier karier Kartika Kartika sebaga sebagaii peluki pelukis. s. Tetapi Tetapi Ajip Ajip setida setidakny knyaa menyeb menyebut ut cerita cerita itu berasal dari Affandi atau Kartika sendiri. Sekurangnya, sejak kejadian itu, Kartika akhirnya memutuskan untuk terus menekuni seni lukis.
Menurut Menurut Ajip, Kartika memang nyaris identik dengan sang ayah, Affandi. Dalam hal gaya, beper bepergia gian, n, dan meluki melukiss diri. diri. Tetapi Tetapi Kartik Kartikaa punya punya kebeba kebebasan san besar besar untuk untuk bereks berekspre presi. si. Affand Affandii tampak tampaknya nya memang memang tak pernah pernah memaks memaksaka akan n Kartik Kartikaa untuk untuk membua membuatt lukisa lukisan n komers komersial. ial. Mungki Mungkin n itulah itulah yang yang menjela menjelaska skan n mengap mengapaa gaya gaya Kartik Kartikaa lebih lebih dekat dekat dengan dengan Affandi daripada Saptohoedojo, mantan suaminya. Beberapa kesamaan juga dikenali Ajip dari Kartika dan Affandi. Pasangan anak dan bapak itu sama-sama gemar bepergian dan mengun mengunjun jungi gi tempat tempat baru. baru. Keduan Keduanya ya gemar gemar meluki melukiss di lapang lapangan an dan berhad berhadapa apan n muka muka dengan objek. Tetapi lukisan Kartika tak memunculkan penderitaan kemanusiaan seperti lukisa lukisan n Affandi Affandi.. Soal Soal potret potret diri diri yang yang juga juga menjad menjadii kemirip kemiripan, an, Kartik Kartikaa tampak tampak lebih lebih menonj menonjolk olkan an pengal pengalama aman n batinn batinnya. ya. Sement Sementara ara Affand Affandii lebih lebih suka suka meluki melukiss diriny dirinyaa saat sedang beraktivitas tertentu. Kartika juga tak sungkan menumpahkan perasaan hatinya di atas kanvas. Tak heran, muncullah lukisan-lukisan bertema sentimental dan personal. Hal itu tergambar dari sejumlah judul lukisan seperti, Self Potrait and Disappointment, My Head's Broken dan I'm Half Dead. "Saya menumpahkan berbagai bentuk kemarahan, kekhawatiran , rasa sakit, kesedihan daN juga kebahagiaan yang saya alami dan segala sesuatu yang terjadi di sekitar saya ke atas kanvas. Hal-hal lain yang mempengaruhi kesan di sekitar subyek luki lukisa san n saya saya adala adalah h keju kejuju juran ran,, spon sponta tani nita tass dan dan kete keterb rbuk ukaa aan n yang yang dapa dapatt memb memberi erika kan n perubahan suasana," ujar wanita kelahiran Jakarta ini. Menurut Kartika, rekaman kehidupan seperti seperti itu memilik memilikii nilai nilai yang yang tinggi tinggi dan mungkin mungkin tidak tidak ada kesemp kesempata atan n kedua kedua untuk untuk menangkapnya. Melukis bagi Kartika merupakan cermin jiwa yang tidak akan terpuaskan dengan apa yang telah dipelajarinya. Kartika mencoba menapak selangkah demi selangkah dalam perjalanan kehidupan dan mencari kejujuran yang akan mengekspresikan kebenaran. Dalam pameran ini, seperti seperti tulisan tulisan Amir Sidharta dan Farah Wardhani, Wardhani, karya-karya karya-karya Kartika 26
terbagi dalam empat bagian. Antara lain, Wajah-wajah Akrab, Kehidupan, Tempat dan Potret Diri. Tema-tema itu terwakili beberapa judul lukisan seperti, My Father on Peddycab, A Fisherman Takes a Rest, A Coffe Shop in Prambanan Market, dan Self Potrait and Goat for Offering. "Saya melukis dengan senang hati. Dengan rasa cinta. Contohnya lukisan Self Portrait Portrait and Goat for Offering. Waktu itu minggu minggu Idul Adha, saya melihat kambing kurban yang hendak dipotong. Andaikan saya menjadi kambing seperti apa rasanya hendak dipotong dan kepanasan. Sejak dulu, saya percaya kelahiran kembali," cerita Kartika kepada wartawan sebelum membuka pameran. Di usianya yang kian senja, Kartika masih menyimpan satu obses obsesii besar. besar. Dia berenc berencana ana mendir mendirika ikan n sebuah sebuah museum museum seni seni lukis lukis di daerah daerah,, Pakem, Pakem, Yogyakarta. Soal tempat sudah siap, tetapi dia masih menunggu izin dari pemda setempat. Kelak, museum tersebut diperuntukan khusus karya-karya pelukis wanita. "Coba bayangkan berapa banyak museum lukisan? Tetapi semuanya punya pelukis laki-laki. Mana ada museum untuk perempuan? Kalau saya sebagai pelukis perempuan lalu siapa yang akan memikirkan dan berbuat? " katanya retoris.
27
DAFTAR PUSAKA http://www.ensiklopediaindonesia.com http://www.tokohindonesia.com http://www.sinarharapan.com
28