TITRASI OKSIDASI REDUKSI BIKROMATOMETRI
I.
Dasar Teori
Titrasi oksidasi reduksi ( redoks ) merupakan salah satu jenis titrasi dimana titrasi berlangsung antara suatu oksidator pada buret sebagai penitrasi dan reduktor pada Erlenmeyer atau sebaliknya. Pada reaksi oksidasi reduksi akan terjadi aliran electron dari suatu reduktor kesuatu oksidator. Sala Salah h
satu satu titr titras asii
oksid ksidas asii
redu reduk ksi
yang yang akan akan diba dibaha hass
yait yaitu u
bikromatomet bikromatometri. ri. Bikromatomet Bikromatometri ri adalah titrasi oksidasi oksidasi reduksi reduksi dengan dengan menggunakan K 2Cr 2O7 sebagai titran oksidasi. Kalium bikromat ( K 2Cr 2O7 ) merupa merupakan kan zat pengo pengoksi ksid d yang yang cukup cukup kuat kuat dengan dengan potens potensial ial standar standar reaksi reaksi Eonya = + 1,33 volt ( Underwood. A .L,dkk, 1992 ). Kalium bikromat adalah zat baku primer dan dapat diperoleh dalam keadaan murni dengan penghabluran penghabluran kembali. Oleh karena itu larutan bakunya dapat dapat dibuat dibuat dengan dengan melaru melarutkan tkan langsun langsung g sejuml sejumlah ah tertentu tertentu hablur hablur kalium kalium bikromat bikromat yang ditimbang ditimbang seksama. seksama. Kalium bikromat mempunyai keterbatasan dibandingkan KMnO 4 atau Ce ( IV ) yaitu kekuatan oksidasinya lebih lemah dan reaksinya lambat. Tapi garam kalium dikromat dalam suasana asam adalah suatu oksidator kuat . Kalium Kalium bikrom bikromat at diguna digunakan kan hanya hanya dalam dalam larutan larutan asam,da asam,dan n diredu direduksi ksi dengan cepat pada temperature biasa menjadi kromium(III) yang hijau. Kalium bikromat bikromat tidak direduksi oleh asam klorida dingin,asalkan dingin,asalkan konsentrasi konsentrasi asam itu tak melamp melampaui aui 1 atau 2 M. Larutan Larutan-laru -larutan tan bikrom bikromat at juga juga stabil stabil terhada terhadap p cahaya. cahaya. Karena Karena itu kalium kalium dikroma dikromatt berharg berharga,k a,khus husus us dalam dalam peneta penetapan pan besi besi dalam dalam bijih bijih besi: besi: bijih bijih itu biasan biasanya ya dilarut dilarutkan kan dalam dalam asam klorida klorida,bes ,besi(III i(III)) direduk direduksi si menjadi menjadi besi(II besi(II),da ),dan n larutan larutan lalu dititras dititrasii dengan dengan larutan larutan bikrom bikromat at standar ,berikut ini reaksi yang terjadi :
Cr 2O72- + 6Fe2+ + 14H+
2Cr 3+ + 6Fe3+ + 7H2O
Dan untuk ion besi ( II ) ialah Fe2+
Fe3+ + e-
Penggabungan keduanya memberikan reaksi, Cr 2O7 + 14H+ 6Fe2+
2Cr 3+ + 7H2O + 6Fe3+
Garam K 2Cr 2O7 yang oleh suatu reduktor akan tereduksi menjadi garam kromi ( Cr 3+ ). Dilihat dari reaksi redoks diatas 1 mol ion bikromat ( IV ) berbanding berbanding 6 mol ion besi ( II ) jadi ekivalennya ekivalennya adalah seperenam seperenam mol yaitu 294,18/6 = 49,03. Atau larutan 0,1 N K 2Cr 2O7 mengandung 49,03 gram K 2Cr 2O7 perliter.
II.
Larutan Baku
Larutan baku pada bikromatometri adalah kalium bikromat ( K 2Cr 2O7 )
Penggunaan kalium bikromat sebagai agen pengoksidasi dalam titrasi. Kalium bikromat seringkali digunakan untuk menentukan konsentrasi
ion besi ( II ) dalam larutan. Hal ini dilakukan sebagai alternative penggunaan larutan kalium permanganat ( VII ).
Penggunaan kalium bikromat sebagai agen pengoksidasi kimia organik. Larutan Larutan kalium kalium bikrom bikromat at yang yang diasamk diasamkan an denga dengan n asam asam sulfat sulfat encer encer
biasa digunakan digunakan sebagai sebagai agen pengoksidas pengoksidasii pada kimia organik. organik. Hal ini beralasan beralasan karena larutan kalium bikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer merupakan agen pengoksidasi yang kuat disamping memiliki kekuatan yang mampu menjadikan senyawa organik menjadi terpotong – potong. Larutan Larutan kalium kalium bikrom bikromat at yang yang diasamk diasamkan an denga dengan n asam asam sulfat sulfat encer encer digunakan untuk:
Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;
Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;
Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat.
Berik Berikut ut ini keunt keuntun unga gan n dan dan keru kerugi gian an dalam dalam peng penggu gunaa naan n kaliu kalium m bikromat: bikromat:
1.
Keuntungan a)
K 2Cr 2O7 meru merupa paka kan n stan standar dar prime primerr yang yang dapat dapat
diperoleh dalam derajat kemurnian yang tinggi, mempunyai berat ekiva ekivalen len cuku cukup p ting tinggi gi,, tidak tidak higr higros osko kopis pis,, inert inert terhad terhadap ap HCL, HCL, padatan dan larutannya larutannya sangat stabil. b)
Kalium dikromat dikromat tidak direduksi direduksi oleh asam klorida
dingin dingin,as ,asalk alkan an konse konsentra ntrasi si asam asam itu tak melamp melampaui aui 1 atau 2 M. Sehingga tidak akan terjadi reaksi yang tidak diinginkan. c)
2.
Larutan dikromat stabil terhadap cahaya.
Kerugian a) Kekuatan oksidasinya lebih lemah dan dan reaksinya lambat dibanding KMnO4 atau Ce(IV) b) Warna hijau yang ditimbulkan oleh ion-ion Cr 3+ yang terbentuk oleh reduksi kalium bikromat membuat tak mungkin untuk memastikan titik akhir titrasi dan perlu ditambah indicator indicator redoks redoks yang memberi memberi perubahan perubahan warna warna yang kuat untuk untuk mencapai mencapai titik akhir akhir titrasi.. titrasi..
III. III.
Peme Pemeri rian an dan dan Pembu Pembuat atan an Laru Laruta tan n Stand Standar ar Kaliu Kalium m Bikro Bikroma matt dan Natrium Thiosulfat
Kalium bikromat P ( K 2Cr 2O7 ) hablur atau serbuk hablur merah jingga, larut larut dalam dalam air, air, meng mengan andu dung ng tidak tidak kuran kurang g dari dari 99,8 99,8 % K 2Cr 2O7. Kaliu Kalium m bikromat bikromat 0,1 N tiap 1000,0 1000,0 ml mengandung mengandung 4,903 gram K 2Cr 2O7. Pembuatan : Larutan 5 gram kalium bikromat P dalam air secukupnya hingga 1000,0 ml. Natrium thiosulfat thiosulfat ( Na2S2O3. 5H2O ) mengandung tidak kurang dari 99,0 % Na 2S2O3 dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian : hablur besar tidak berwarna berwarna atau serbuk hablur kasar. Dalam udara lembab meleleh basah, dalam hampa udara pada suhu di atas 33 derajat merapuh. Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol ( 95% ) P. Pembuatan Pembuatan : Dibuat Dibuat
dengan dengan melarut melarutkan kan natrium natrium thiosul thiosulfat fat P ke dalam dalam air secuku secukupny pnya, a, hingg hinggaa diperoleh larutan baku 0,5 N; 0,1 N; 0,05 N; 0,02 N; 0,01 N; 0,005N; dan 0,002 N. Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N ( tiap 1000 ml mengandung 24,82 gram Na2S2O3. 5H 2O ). Larutkan kurang lebih 26 gram P dan 200 mg Na carbonat P dalam air yang sebelumnya telah didihkan dan didinginkan hingga 1000 ml.
IV.
Indikator
Indik Indikato atorr titras titrasii redo redoks ks meru merupa paka kan n seny senyaw awaa berw berwar arna na yang yang akan akan berubah berubah warna jika teroksidasi teroksidasi atau tereduksi. tereduksi. Indikator Indikator akan bereaksi bereaksi secara redoks redoks dengan dengan penitra penitrasi si setelah setelah semua semua larutan larutan yang yang dititras dititrasii habis habis bereak bereaksi si dengan penitrasi, karena indicator ditambahkan dalam jumlah kecil. Indi Indika kato torr oksi oksida dasi si – redu reduks ksii yang yang idea ideall adal adalah ah indi indika kato torr yang yang mempunyai potensial oksidasi di pertengahan antara potensial oksidasi larutan yang dititrasi dan potensial oksidasi titran dan yang memperlihatkan perubahan warna yang tajam dan mudah dideteksi. Indikator redoks merupakan senyawa yang memperlihatkan warna yang berbeda berbeda dalam bentuk teroksid teroksidasi asi dan tereduksi. tereduksi. Indikator Indikator harus bereaksi bereaksi secara cepat dengan penetrasi. Bila indicator bereaksi lambat maka titik akhir titrasi akan akan datang datang terlamb terlambat, at, sehingg sehinggaa akan akan lebih lebih banyak banyak volume volume penetras penetrasii yang yang diperlukan dari yang seharusnya. Walaupun K 2Cr 2O7 berwarna jingga dan Cr 3+ berwarna hijau, namun perubahan perubahan warna tersebut tersebut tidak cukup baik untuk indikator. indikator. Sehingga Sehingga masih perlu ditambahkan ditambahkan indikator. indikator. Misalnya Misalnya pada titrasi Fe bisa dipakai dipakai indikator indikator asam difenil sulfonat. Perubahan warna dari hijau ( Cr 3+ ) menjadi violet.
Beberapa indukator titrasi oksidasi dan reduksi :
Indikator
Warna bentuk tereduksi tereduksi
Warna bentuk
Eo
teroksidasi teroksidasi
(V )
Tris(5-nitro-1,10-penanthroline)
merah
biru
1,25
nitroferoin Tris(1,10-penanthroline) iron (II)
merah
biru
1,06
sulfate, disebut ferron Tris(2,2-bipyridine) iron (II)
merah
biru
0,97
sulfate Tris(4,7-dimethyl-1,10-
merah
biru
0,88
penantroline) penantroline) iron iron (II) sulfate sulfate Diphenylaminesulfonic acid
Tak
ungu
0,84
ungu Tak berwarna hijau
0,76 0,53 0,15
iron (II) sulfate, disebut
Diphenylamine Methylen blue 1,10-penantroline vanadium
berwarna/hijau berwarna/hijau Tak berwarna biru biru
Contoh : ion besi (II) dititrasi dengan suatu pereaksi oksidasi dalam suasana asam sulfat – fosfat. Beberapa seharusnya potensial peralihan suatu indicator, yang berubah warna apabila semua kecuali 0,1% dari ion besi (II) dioksidasi menjadi besi (III)? Potensial formal pasangan Fe3+ - Fe2+ dalam 1 P H2SO4 dan 0,5 H3PO4 adalah 0,61 V, maka
= 0,61 + 0,18 = 0,79 V
Indikator asam difenilamin-sulfonat sering digunakan apabila besi ditritasi dengan dengan kalium kalium bikrom bikromat at dalam dalam suasana suasana asam sulfat-fo sulfat-fosfat sfat.. Besi Besi potens potensial ial peralihannya peralihannya adalah 0,85 0,85 V, dan karena karena itu berubah berubah warna juga juga jika kurang dari dari 0,1% dari Fe 2+ tetap tinggal tidak dioksidasi. Reaksi :
6Fe + Cr 2O7 + 14H → 6Fe + 2Cr + 7H 2O Difenilamin adalah satu dari indikator-indikator redoks yang pertama yang digunakan secara luas dalam analisa titrimetrik, karena senyawa ini sedikit larut dalam air, dan karena ion wolfram dan merkuri (II) klorida mengganggu cara kerjanya,garam barium/natrium dari asam definilamin-sulfonat lebih digunakan. Bentuk reduksi indikator ini tidak berwarna, bentuk oksidasinya ungu tua. Mekanisme perubahan warna telah dipertunjukkan sebagai berikut :
Adanya
sistem
konjugat
panjang
seperti
dalam
ion
difenilbenzidin,menyebabkan absorbsi cahaya pada daerah yang terlihat,dan karena itu ion itu berwarna. Kelemahan dari difenilamina adalah kelarutannya yang sedikit dalam air. Ini telah diatasi dengan menggunakan barium atau natrium difenilamina sulfonat, yang digunakan dalam larutan air 0,2%.
V.
Standarisasi
Normalitas Normalitas larutan larutan dapat dapat dihitung dihitung langsung langsung dari bobot bobot garam garam yang yang dipakai dipakai Teta Tetapi pi jika jika gara garam m hany hanyaa diti ditimb mban ang g seca secara ra kasa kasar, r,ma maka ka laru laruta tan n haru haruss distandarisasikan seperti bagian berikut : VI. VI.
Stan Standa dari risa sasi si Lar Larut utan an Kal Kaliu ium m Bikr Bikrom omat at Ter Terha hada dap p Bes Besii
Prosedur : dengan 0,2 g kawat besi pro analisis,yang telah ditimbang dengan dengan cermat. cermat. Titrasi Titrasi larutan larutan yang telah telah diding didinginka inkan,se n,seger geraa dengan dengan kalium kalium dikr dikro omat, mat,de deng ngan an
mema memaka kaii
natr natriu ium m
dife difeni nila lami mina nasu sulf lfon onat at
atau atau
asam asam N-
fenilantranilat fenilantranilat sebagai sebagai indicator. indicator. Jika indicator difenilaminaslfo difenilaminaslfonat nat yang dipakai
Tambahkan 6-8 tetes indicator itu,diikuti dengan 5 ml asam fosfat pekat (seperti sirop),t sirop),titra itrasi si perlaha perlahan-la n-lahan han dengan dengan larutan larutan dikroma dikromat,ad t,aduk uk baik-b baik-baik aik,sam ,sampai pai warna warna hijau hijau murni murni menjadi menjadi hijau hijau abu-abu abu-abu.. Lalu Lalu tambahk tambahkan an larutan larutan dikroma dikromatt setetes demi setetes muncul rona violet-biru yang pertama,yang tetap permanen setelah dikocok. Jika indicator yang dipakai N- fenilantranilat tambahkan 200 ml sulfat fat 1 M ,lalu 0,5 cm3 indikator,tamba indikator,tambahkan hkan larutan dikromat,deng dikromat,dengan an mengocok sampai warna berubah dari hijau menjadi merah-violet. VII.
Standarisasi Na Na2S2O3 dengan K 2Cr2O7
Timb Timban ang g seks seksam amaa kura kurang ng lebi lebih h 210g 210g kali kalium um bikr bikrom omat at P yang yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120 derajat selama 4 jam, larutkan larutkan dengan dengan 100 100 ml air dalam dalam labu bersum bersumbat bat kaca 500 500 ml. Goyangkan Goyangkan hingga padatan larut, angkat tutup, tambahkan dengan cepat 3 g KI P, Na bicarbonate bicarbonate P dan 5 ml HCL P. Tutup Tutup labu, goyangkan goyangkan hingga hingga tercampur, tercampur, biarkan di tempat gelap selama 10 menit. Bilas tutup dan dinding dinding labu sebelah sebelah dalam dalam deng dengan an air dan dan titras titrasii iodiu iodium m yang yang dibe dibebas baska kan n deng dengan an larut larutan an Na thios thiosul ulfat fat hing hingga ga warn warnaa hijau hijau keku kekuni ning ngan an.. Tamb Tambah ahka kan n 3 ml kanji kanji LP dan dan lanjutkan titrasi warna biru tepat hilang. Hitung normalitas larutan Na 2S2O3. 1
ml thios thiosulfa ulfatt 0,1000 0,1000 N setar setaraa dengan dengan 4,903 4,903 mg kaliu kalium m bikrom bikromat. at.
VIII VIII.. Mekan ekanis ism me Rea Reaks ksii
a. Dalam alam Stan Standa dari risa sasi si KIO3 + 5KI + 3H2SO4 I2 + 2Na2S2O3
3I2 + 3K 2SO4 + 3H2O 2NaI + Na2S4O6
b. Dalam Penetapa Penetapan n Kadar Cr 2O72- + 14H+ +6I2S2O32- + I2 IX.
2Cr 3+ + 7H2O + 3I2 S4O62- + 2I-
Penetapan Kadar
Penetapan Besi
Kand Kandun unga gan n besi besi dari dari suatu suatu bijih bijih besi besi dapa dapatt diteta ditetapka pkan n deng dengan an deng dengan an menim menimba bang ng kirakira-ki kira ra 2 g,me g,melar larut utka kan n dalam dalam asam asam klor klorida ida ence encer,d r,dan an meng mengen ence cerk rkan an sampai sampai garis garis tand tandaa dalam dalam sebu sebuah ah labu labu volumetric 250 cm3.Kemudian porsi-porsi larutan(25,0 cm 3) direduksi berdasarkan berdasarkan suatu prosedur prosedur yang cocok,dan larutan-larutan larutan-larutan itu dititrasi dengan kalium dikromat standar. Ambil
filtrate,dan
pakailah
8
tetes
indicator
difenilaminsulfo difenilaminsulfonat,tamb nat,tambahkan ahkan 200 cm3 asam sulfat 2,5 persen,diikuti oleh 5 cm3 asam fosfat 85 persen,dan titrasi perlahan-lahan,sambil terus diaduk, diaduk,den denga gan n dikroma dikromatt standar standar sampai sampai larutan larutan mempero memperoleh leh warna warna hijau hijau kebi kebirua ruan n atau atau biru biru keab keabu-a u-abu buan an deka dekatt titik titik akhir akhir.. Teru Terusk skan an titrasi, titrasi,den dengan gan menam menambah bah larutan larutan dikrom dikromat at setets setets demi demi setetes setetes ,dan menj menjag agaa suat suatu u sela selang ng wakt waktu u dari dari bebe bebera rapa pa deti detik k anta antara ra seti setiap ap tetes,sampai penambahan 1 tetes menyebabkan terbentuknya pewarnaan ungu atau biru-violet kuat,yang tetap permanen setelah dikocok,dan tak terpengaruh pada penambahan dikromat itu lebih lanjut.
Penetapan kromium dalam suatu garam kromium
Garam-garam kromium(III) dioksidasi menjadi dikromat dengan mendid mendidihk ihkan an dengan dengan suatu suatu larutan larutan persul persulfat fat berlebi berlebih h dengan dengan adanya adanya sedikit perak nitrat(katalis).Kelebihan persulfat yang tertinggal setelah oksidasi oksidasi lengkap,dimu lengkap,dimusnahk snahkan an dengan dengan mendidihkan mendidihkan larutan sebentar. sebentar. Kandungan Kandungan dikromat dari larutan yang dihasilkan,dite dihasilkan,ditetapkan tapkan dengan penambahan penambahan larutan besi(II) standar berlebih, berlebih, dan mentitrasi mentitrasi kelebihan kelebihan dengan kalium dikromat 0,1N standar 2 Cr 3+ + 3 S2O82- + 7H20 2S2O82-+ 2H2O
Cr 2O72- + 6H2SO4- + 8H+
O2 + 4H2SO4-
Pros Prosed edur. ur. Timb Timban ang g deng dengan an cerm cermat at seju sejuml mlah ah garam garam yang yang akan akan mengandung air kira-kira 0.25 g kromium dan larutkan ini dalam 50 cm 3 air suling. Tambahkan 20 cm 3 larutan perak nitrat sekitar 0,1M, diikuti dengan 50 cm3 suatu larutan ammonium atau kalium persulfat 10 persen. Didih Didihka kan n caira cairan n perla perlaha han-l n-laha ahan n selam selamaa 20 menit menit.. Ding Dingink inkan an dan dan
encerkan menjadi 250 cm3 dalam sebuah labu volumetri. Pindahkan 50 cm3 larutan dengan pipet,tambahkan 50 cm 3 larutan aminium besi(II) sulfat sulfat 0,1N 0,1N fenilant fenilantrani ranilat. lat. Titrasi Titrasi kelebih kelebihan an garam garam besi(II) besi(II) dengan dengan kalium dikromat 0,1N sampai warna berubah dari warna hijau menjadi merah-violet. Contoh Perhitungan dan Cara Pengerjaannya
1.Menghitung banyaknya volume larutan kalium bikromat yang mengandung 25g K 2Cr 2O7 terlarut terlarut dalam dalam setiap setiap liter liter larutan larutannya nya,, apabila apabila larutan larutan bikroma bikromatt dimaksud dalam suasana asam dapat mengoksidasi sempurna ion Fe 2+ dalam larutan yang mengandung 3,4015 g garam FeSO 4.7H2O Penyelesaian : 25g K 2Cr 2O7
= 25/294 mol
N larutan larutan K 2Cr 2O7
= 6 x 25/294 25/294 = 0,51 grek/liter grek/liter
3,4015 g FeSO 4.7H2O = 3,40 3,4015 15/2 /27 78 mol mol
= 12, 12,25 25 mmol mmol
Banyaknya ion Fe 2+ dalam larutan 12,25 mmol = 12,25 mgrek Andaikan banyaknya volume larutan K 2Cr 2O7 yang diperlukan a ml : Maka persamaannya : 0,51 X a = 12,25 Jadi : a = 12,25/0,51 = 24,01 Jadi adi
bany banyak akny nyaa
volum olumee
laru laruta tan n
K 2Cr 2O7 yang yang
dipe diperl rluk ukan an
untu untuk k
mengoksidasi sempurna ion Fe 2+ adalah = 24,0 ml
2.Dengan menambahkan KI berlebih pada K 2Cr 2O7 iodium yang dibebaskan ditritasi dengan 48,08 ml 0,1N Na 2S2O3 untuk memperoleh titik akhir. Hitunglah jumlah K 2Cr 2O7 dalam larutan. Penyelesaian : Cr 2O7 2- + 14H+ +6I- → 2Cr 3+ + 7H2O + 3I2 2S2O32- + I2 → S4O62- + 2I
Jumlah K 2Cr 2O7 = 48,8 x 0,1 x 49,03 = 0,2393 g
Penetapan kadar 1. 5 ml sampel sampel obat obat kompres kompres setara setara dengan dengan 5 mg rivanol rivanol dipipet dipipet seksa seksama ma masukkan dalam gelas beker kemudian ditambahambahambahambah 1 ml CH3COONa P dan 0,1 ml H 2SO4 P hingga larut serta ditambah 15 ml kali kalium um bikr bikrom omat at 0,01 0,01 N. Biar Biarka kan n sela selama ma 1 jam jam samb sambil il sese seseka kali li digojog.Saring kemudian masukkan filtrat dalam erlenmeyer tambah 1 ml kalium bikromat H2SO4 P dan 0,2 ml larutan KI P ,tutup segera biarkan selama 5 menit dalam gelap ,tambahkan ,tambahkan 2 ml air kemudian kemudian titrasi titrasi denga dengan n natrium natrium thiosulfat thiosulfat 0,01 0,01 N .lakuka .lakukan n titrasi titrasi blangko blangko di dapatkan dapatkan volume 15 ml. Tentukan kadar rivanol (%) dalam sampel bila dike iketah tahui
1
ml
kaliu lium
bikr ikromat
setara tara
dengan
12,0 2,047
mg
C18H21 N N3O4.H2O! Penyelesaian : Kadar :
PENETAPAN KROMIUM DALAM SUATU GARAM KROMIUM (III) Gara
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:UI Press
Ir.R Ir.R.A .A..
Day
dan dan
Unde nderwoo rwood d.A.L .A.L.1 .199 992. 2.
Anali nalisi siss
Kimia imia
Kuantitatif.Jakarta:Erlangga
Rivai,Harrizul.1995.Asas Pemeriksaan Kimia.Jakarta:UI Press
MAKALAH KIMIA FARMASI BIKROMATOMETRI
Disusun oleh : Aryatrinanda
(10246Fa)
Dettynika
(10255 Fa)
Dwi nur Hidayah
(10257 Fa)
Galuh
(10259 Fa)
AKADEMI FARMASI NASIONAL SURAKARTA