TUGAS LAPANGAN KIMIA BAHAN ALAM
Xyloca Xylocarr pus gra gr anat natum (Nyirih) P olyalthi olyalthia a hypole hypoleuca uca (Tapis) Quer Quer cus Ar A r genta gentata K or th (Mempening)
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 RABU DIAN ANGGRAINI
(1601010)
ELSA ETAVIANTI
(1601098)
MAULANA ZHIYA ULHAQ
(1601107)
RENI WULANDA
(1601037)
SANDHIKA SAPUTRA
(1601044)
SULASTARI CAHYANI
(1601123)
YENI SURYANINGSIH UTAMI
(1601131)
DOSEN PENGAMPU: HAIYUL FADLI,. M.SI.APT
PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIVERSITAS RIAU 2018
Xyloca Xylocarpu rpuss gra gr anat natum
Pendahuluan (Xylocarpus granatum)
Xylocarpus granatum Koenig, tanaman bakau laut memiliki kelas yang berbeda darikimia Kandungan dan memiliki berbagai aktivitas biologis, sejumlah kecil dari bakau tanamantelah dipelajari jika dibandingkan dengan jumlah tanaman terestrial dieksplorasi, lebih
dari150
senyawa
telah
diisolasi
dari
tiga
spesies
Xylocarpus
granatum
yaitu,moluccensis dan rumphii. Pohon bakau di India terkonsentrasi di pantai timur dan barat.(Xylocarpus, n.d.) Taksonomi Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Filum
: Magnoliophyta
Kelas
: eudicots
Ordo
: Sapindales
Famili
: Meliaceae
Genus
: Xylocarpus
Spesies
: granatum
Xyloca Xylocarpu rpuss gra gr anat natum
Pendahuluan (Xylocarpus granatum)
Xylocarpus granatum Koenig, tanaman bakau laut memiliki kelas yang berbeda darikimia Kandungan dan memiliki berbagai aktivitas biologis, sejumlah kecil dari bakau tanamantelah dipelajari jika dibandingkan dengan jumlah tanaman terestrial dieksplorasi, lebih
dari150
senyawa
telah
diisolasi
dari
tiga
spesies
Xylocarpus
granatum
yaitu,moluccensis dan rumphii. Pohon bakau di India terkonsentrasi di pantai timur dan barat.(Xylocarpus, n.d.) Taksonomi Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Filum
: Magnoliophyta
Kelas
: eudicots
Ordo
: Sapindales
Famili
: Meliaceae
Genus
: Xylocarpus
Spesies
: granatum
Gambaran umum
Pohon yang up to12 m, branchlets jarang lepidote. Permukaan batang halus, pucat, bercak kehijauan atau kekuningan, kulit mengelupas dalam basis patch sering membesar. Daun menyirip, dengan 2-4. pasang selebaran, Bunga berwarna putih, 8 mm lebar dengan aroma, thyrses Perbungaan aksiler,buah-buahan yang kapsul, lebar 25 cm dan ketika terbelah, hadir empat katup dan melepaskan 5-20 biji(Xylocarpus, n.d.) Bengen (2002) mengatakan vegetasi hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dengan jumlah jenis tercatat sebanyak 202 jenis. Umumnya hutan mangrove yang sejati terdiri dari jenis - jenis vegetasi yang dominan seperti empat family yaitu Rhizophoraceae (Rhizophora, Bruguiera dan Ceriops), Sonneratiaceae
(Sonneratia), Avicenniaceae (Avicennia) dan Meliaceae (Xylocarpus).(Kartikasari et al., 2017) Mangrove Xylocarpus granatum dapat tumbuh hingga mencapai ketin ggian 10 - 20 m. Memiliki akar papan dan batangnya seringkali berlubang, khususnya pada pohon yang lebih tua. Kulit kayu berwarna coklat muda-kekuningan, tipis dan mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu berkeriput. Buahnya bergelantungan dengan Susunan biji di dalam buah membingungkan. Ekologinya berada pada zona Rhizophora spp yaitu setelah zona Avicennia spp.(Kartikasari et al., 2017)
Kandungan kimia
pada pengujian ini ditemukan beberapa senyawa diantaranya berupa Moluccensin O (1), Augustidienolide(2) dan 7-Oxo-7-Deacetoxy (3) (Classification, n.d.) jumlah besar kandungan kimia telah diisolasi dari tiga spesies Xylocarpus yang meliputi triterpenoid, alkaloid, asam fenolik, flavanol, steroid, monoterpen, [1] sebagianbesar senyawa terisolasi yang Liminoids yang berasal dari tetracyclic triterpen, kelasdari Liminoids ditemukan di Xylocarpus adalah (a). Kelompok Gedunin (b). Kelompok Andirobin (c).Kelompok Mexicanolide (d) kelompok .Phragmalin (e) kelompok .Obacunol. Struktur senyawa dari genus Xylocarpus.(Xylocarpus, n.d.)
(1)
(2)
(3)
Klaim Penggunaan Tradisional
X. granatum (Meliaceae) digunakan sebagai obat rakyat di Asia Tenggara untuk pengobatan diare, kolera, penyakit virus seperti influenza, dan malaria. Mereka juga digunakan sebagai antifeedants serangga atau insecticides.4 Sampai saat ini, lebih dari 40 derivatif limonoid telah diisolasi dari X. granatum, dan ini diklasifikasikan sebagai Limonnoid, mexicanolide, dan types.5 andirobin Dalam pencarian kami untuk struktural dan biologis Cally metabolit menarik dari sumber tanaman, kita menggambarkan sini isolasi dan penjelasan struktural tiga protolimonoids baru (1-3) bersama dengan 11 limonoid diketahui dari biji kernel dari X. granatum dikumpulkan dari Samutsongkram Province, Thailand. Senyawa semua dievaluasi untuk sitotoksisitas terhadap lima baris sel tumor manusia. (Kartikasari et al., 2017) Biji buah X. granatum secara tradisional dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bedak dingin. Yulia (2003) melaporkan bahwa biji buah tanaman ini mengandung antioksidan dan bahan aktif untuk melindungi kulit dari sengatan sinar ultraviolet. Xylocarpus granatum telah dimanfaatkan turun temurun oleh masyarakat pesisir secara tradisional. Tanaman ini telah digunakan sebagai obat diare, kolera serta pembersih luka. Minyak dari ekstrak biji dicampur dengan tepung beras digunakan sebagai masker untuk mengobati jerawat dan cairan minyaknya digunakan untuk mengobati diare serta ekstrak metanol biji X. granatum (Zuraida & Pamungkas, n.d.)
Penggunaan Secara Medis
ekstrak metanol kulit buah X. granatum memiliki potensi sebagai inhibitor tirosinase. Senyawa aktif yang memiliki peranan penting dalam aktivitas inhibisi enzim tirosinase adalah flavonoid, tanin dan saponin. (Gazali, Zamani, Batubara, & Bogor, 2014) Esktrak metanol X. granatum memiliki aktivitas antibakteri. Diameter hambatan uji antibakteri yang terbesar diperoleh pada ekstrak kulit buah yaitu sebesar 10,3 mm pada S. aureus dan 9,3 mm pada E.col(Kartikasari et al., 2017) Antimikroba Aktivitas: -
N-Methylflindersine dan β -catechin adalah dua senyawa dari Xylocarpus granatum yang telah ditampilkan efek penghambatan pada pertumbuhan bakteri asam laktat. (Xylocarpus, n.d.) antimalaria Aktivitas: -
fraksi kloroform Xylocarpus granatum buah pada evaluasi menunjukkan aktivitas antimalaria dan kandungan kimia yang bertanggung jawab untuk kegiatan ini ditemukan untuk gedunin dan xyloccensin saya, aktivitas antimalaria ditentukan dengan menggunakan model in vitro Plasmodium falciparum, MIC untukgedunin ditemukan menjadi 10 mg / ml, efek aditif ditampilkan dalam kombinasi denganklorokuin. (Xylocarpus, n.d.)
DAFTAR PUSTKA
Classification, T. (n.d.). Xylocarpus moluccensis Xylocarpus moluccensis. Gazali, M., Zamani, N. P., Batubara, I., & Bogor, K. (2014). Potensi limbah kulit buah N yirih Xylocarpus granatum sebagai inhibitor tirosinase Potency of waste fruit peel of Xylocarpus granatum as a tyrosinase inhibitor, 3(3), 187 – 194. Kartikasari, L., Puji, A., Nurhayati, D., Setiawan, E., Hidayati, D., Ashuri, N. M., … Desmawati, I. (2017). Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Bioaktivitas ekstrak batang Xylocarpus granatum sebagai anti black spot alternatif pada Litopenaeus vannamei pasca panen, 2, 16 – 20. https://doi.org/10.22146/jtbb.16385 Xylocarpus, I. (n.d.). Xylocarpus granatum 2, 161 – 187. Zuraida, I. T. A., & Pamungkas, F. (n.d.). ( Preliminary Studies of Antibacterial Activity Methanol Extracts of Xylocarpus granatum from the Coastal of Muara Badak ) Hendrawan , Ita Zuraida dan Bagus Fajar Pamungkas, 20(2), 15 – 22.
Tinjauan Umum Polyalthia hypoleuca (Tepis)
Gambar 1.Daun Polyalthia hypoleuca
Polyalthia hypoleuca termasuk kedalam famili Annonaceae yang ditemukan dibenua Asia, Afrika, Amerika dan benua Australia dengan topologi berupa pohon dengan tinggi 20 m.. Menurut Singh (2004), klasifikasi Annonaceae adalah sebagai berikut: (Tahura, Syarif, & Provinsi, 2017)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Tracheobionta . .j.
Sub Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub kelas
: MagnoliHdae
Ordo
: Magnoliales
Famili
: Annonaceae
Annonaceae adalah salah satu dari famili tanaman yang jumlahnya sangat besar yang tersebar terutama di daerah subtropis dan tropis balk di benua Asia,Afrika, Amerika maupun di benua Australia. Annonaceae ini terdiri dari 128 genus dan lebih kurang 2300 spesies.Dari studi kimia dan farmasi yang dilakukan secara intensif pada dekade terakhir ini mengandung senyawasenyawa alkaloid dan non alkaloid yang secara tarmakologis digunakan sebagai anti tumor, anti Parkinson, anti bakteri dan lain sebagainya (Leboeuf et ah, 1982). (Ii, Pustaka, Umutn, & Annonaceae, 2004) (Ii et al., 2004)Penyebaran utama famili Annonaceae adalah di Asia tenggara. Diketahui bahwa 61 spesies yang berasal dari 27 genera terdapat di pulau Jawa, sementara 201 spesies dari 37 genera terdapat di Semenanjung Malaysia. Beberapa jenis tumbuhan menghasilkan buah yang dapat dimakan, omamen, obat-obatan dan wangiwangian. (Ii et al., 2004) Dari segi fitokimianya, pada tahun 2006 teruna telah berhasil mengisolasi 47 metabolit sekunder dari 7 spesies tumbuhan femili Anmonaceae yaitu Goniothalamus ridleyi, Orophea hexandra, Polyalthia cauliflora, Polyalthia Jenkinsii, Polyalthia Motleyana, Polyalthia Rumphii and Pseudavaria Reticulata.(Ii et al., 2004)
Senyawa Kimia dari Family Annonaceae
Meskipim data spesies dari famili Annonaceae yang terdapat di Sumatra tidak tercatat dengan pasti tapi dari berbagai penelitian dan laporan menunjukkan bahwa jumlah spesies nya cukup banyak,yaitu Artahotrys. Cyathocalyx,Drepananthus, Fissistigma, Goniothalamus, Melodorum,
Neouvaria,
Orophea
Oxymitra,
Polyalthia,
popowia,
Priesodielsia,
Pseuduvaria, Trivalvaria, Uvaria dan Xylopia. (Ii et al., 2004) Dari segi fitokimianya, pada taiiun 2006 teruna telah berhasil mengisolasi 47 metabolit sekunder dari 7 spesies tumbuhan famili Aimonaceae yaitu Goniothalamus ridleyi,
Orophea hexandra, Polyalthia cauliflora, Polyalthia Jenkinsii, Polyalthia Motleyana, Polyalthia Rumphii dan Pseudavaria Reticulata.(Ii et al., 2004) Senyawa
kimia
Metabolit
sekunder
ini
tennasuk
golongan
asetogenin,
alkaloid,flavonoid, terpenoid, fitosterol dan xanthone. Untuk melakukan isolasi metabolit sekunder, metode yang dilakukan secara garis besar dapat dibagi dua, pertama pendekatan fitokimia, isolasi dilakukan atas metabolit yang dikehendaki. Misalnya apabila tujuan dari penelitian untuk mengisolasi alkaloid maka teknik isolasinya disesuaikan dengan metoda tersebut. Kedua adalah isolasi dengan cara bioassa. Teknik ini mengisolasi metabolit dengan melihat aktivitas suatu sampel. Kedua metode ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jenis Assay yang dilakukan dipilih berdasarkan atas aktivitas apa yang dicari. Metode Asay ini digunakan antara lain uji toksisitas dengan menggunakan benur udang, anti bakteri, anti jamur dan uji toksisitas terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Pada tahun 2004, Amador et al, berhasil menemukan dua senyawa alkaloid kelompok oxoaporphine dari tumbuhan Annona squamosal yaitu,liriodenine (1) dan oxoanalobine (2) .(Ii et al., 2004)
(1)
(2)
Pada tahun 2008, Limpipatwattana et al., berhasil menemukan satu senyawa flavonoid yaitu, pinocembrin (3), tiga senyawa styrilpyrones yaitu, altliolaktone (4), gonio
pypyrone (5), 2-epi-altholaktone (6), satu senyawa naphtoquinone yaitu, 5-hidroxy-3-amino2-aceto-l,4-napthoquinone (7), satu senyawa styrene derivative (8) dari tumbulian Goniothalamus laoticus.(Ii et al., 2004)
(3)
(4)
(5)
(7)
(6)
Pada tahun 2001, Chang and Wu berhasil menemukan 12 senyawa asetogenin yaitu, muricin A (9), muricin B (10), muricin C (11), muricin D (12), muricin E (13), muricin F (14), muricin (15), muricatetrocin A (16), muricatretrocin B (17), longifolicin (18), corossolin (19), corossolon (20) dari tumbuhan Annona muricata yang memiliki aktifitas sitotoksik.(Ii et
al., 2004)
Senyawa Kimia Genus Polyalthia
Pada tahun 2007, Kaewamatawong et al., berhasil menemukan dua senyawa coumarate esters yaitu, p-hydroxyphenylethyl p-coumarate (21) dan phydroxyphenylethyl ferulate (22), dua senyawa isoquinoline alkaloid yaitu,dehydrodiscretamine (23) dan (-)discretamine (24) dari tumbuhan Polyalthia parviflora.(Ii et al., 2004)
(21)
(23)
(24)
Pada tahun 2000, Chen et al., berhasil menemukan satu senyawa haliman diterpen yaitu,3P,5p,16d-trihydroxyhalima-13(14)-en-16-QUde(25),satu senyawa oxoprotoberberin alkaloid, (-)-oxopolyalthiaine (26) dan senyawa 16d — hydroxycleroda3,13-dien-15,16-oiide
(27), 5-hydroxy-6-methoxyonychine
(28), (-)-anonain (29) dari tiunbuhan Polyalthia
longifolia yang memiliki aktifitas sitotoksik.(Ii et al., 2004)
(25)
(26)
Khasiat Senyawa Kimia Genus Polyalthia
Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuhan genus Polyalthia diketahui banyak digunakan oleh masyarakat secara tradisional sebagai obat. Berdasarkan pendekatan etnobotani masyarakat Talang Mamak yang ada di daerah Taman Nasional Bukit Tigapuluh kabupaten Indragiri Hulu provinsi Riau Indonesia menggunakan spesies Polyalthia rumpii sebagai obat infeksi pada mata (Zuhud, 1999).(Ii et al., 2004)
Uji toksisitas Senyawa Kimia Genus Polyalthia
Uji toksisitas dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Pengujian dilakukan tehadap ekstrak metanol dan fraksi 2 ekstrak alkaloid dengan konsentrasi 1000, 100 dan 10 ppm. Pembuatan larutan sampel uji dilakukan dengan metode pengenceran bertingkat. Sebanyak 20 mg masing-masing sampel uji dilarutkan dalam 2 ml metanol maka diperoleh larutan induk dengan konsentrasi 10000 ppm. Masing-masing larutan tersebut dipipet sebanyak 0,5 ml dan ditambahkan 4,5 ml metanol hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 ppm setelah penambahan air laut. Larutan induk diatas dipipet lagi sebanyak 0,5 ml dan ditambahkan 5 ml metanol hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 ppm setelah penambahan air laut dan untuk konsentrasi 10 ppm dibuat dari sampel uji 100 ppm dengan cara yang sama. Masing-masing larutan dipipet sebanyak 0,5 ml dimasukkan ke dalam vial uji dengan pengulangan masing-masing 3 kali.
Pelarut dari
masing-masing vial uji dibiarkan menguap dan senyawa uji dilarutkan kembali dengan 50 µL DMSO, selanjutnya ditambahkan air laut hingga hampir mencapai batas kalibrasi. Larva Artemia salina dimasukkan pada masing-masing vial sebanyak 10 ekor. Air laut ditambahkan lagi beberapa tetes hingga batas kalibrasi, kematian larva A. salina diamati setelah 24 jam. LC50 dihitung dengan metode kurva menggunakan tabel probit (Meyer dkk., 1982 dan
Harefa, 1997). Untuk kontrol dilakukan dengan cara yang sama namun dilakukan tanpa memasukkan sampel ke dalam vial uji. (Hakim et al., 2014) Uji toksisitas dilakukan dengan metode BSLT menggunakan larva udang Artemia salina terhadap ekstrak metanol dan fraksi 2 ekstrak alkaloid. Hasil uji aktivitas toksisitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil uji toksisitas No
Sampel
LC50 (ppm)
1.
Ekstrak methanol
154,98
2.
fraksi 2 ekstrak alkaloid
243,91
Data hasil uji aktivitas tersebut diketahui bahwa ekstrak metanol dan fraksi 2 ekstrak alkaloid memiliki sifat toksik yang baik karena memiliki harga LC50 yang lebih kecil dari standar ekstrak (kecil atau sama dengan 1000 ppm).
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, D. R., Teruna, H. Y., Program, M., Studi, S., Organik, D. K., Kimia, J., … Pekanbaru, K. B. (2014). SENYAWA ALKALOID DARI KULIT BATANG TUMBUHAN Polyalthia rumphii ( B ) Merr . ( ANNONACEAE ), 1(2), 1 – 6. Ii, B. A. B., Pustaka, T., Umutn, T., & Annonaceae, T. (2004). et ah, 1982). Tahura, D. I., Syarif, S., & Provinsi, H. (2017). No Title, (1995), 389 – 395.
Quercus Argentata Korth. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida (dikotil)
Ordo
: Fagales
Famili
: Fagaceae
Genus
: Quercus argentata Korth.
Sinonim
: Quercus pinanga blume (1850), Cyclobalapnosis argentata (Korth.), Oersted (1867), Quercus wilhelminae von semen (1960)
Nama daerah
: Indonesia Mempening (Bangka), pasang bungkus, pasang pinang (Sumatra),
Malaysia
: mempening (umum), pening pening, pinang pinang (semenanjung) Daerah tempat hidup : di Borneo; Sumatra; Malaka; Jawa Barat; hingga 2700 m di Bukit Kinabalu.
Morfologi Tumbuhan
Quercus argentata adalah pohon ek tropis abadi di pulau Kalimantan (tidak ada di Brunei), Sumatra, dan Jawa Barat, serta ke Semenanjung Malaysia. Di Gunung Kinabalu spesies ini ditemukan di hutan pegunungan rendah hingga ketinggian 2.700 m di atas permukaan laut. Ini pertama kali dijelaskan oleh Pieter Willem Korthals pada tahun 1842. Julet argentata mengacu pada rambut keperakan di permukaan bawah daunnya. (Plant Resources Of South-East Asia 5)
Di wilayah tempat Q. argentata terjadi, sekitar 20-25 spesies Quercus dapat ditemukan. Di dataran rendah campuran dipterocarp ke hutan pegunungan, dari permukaan laut hingga ketinggian 3.350 m, tetapi paling sering ditemukan antara 600 dan 1.500 m di atas permukaan laut, di tanah liat berpasir atau lempung berpasir dan tanah ultrabasic yang melapisi substrat batu pasir atau granit. Spesies ini mirip dalam penampilan dengan Q. nivea, dengan yang berbagi jangkauan distribusi di Borneo (Sarawak) dan Semenanjung Malaysia. (Plant Resources Of South-East Asia 5)
Quercus argentata dapat tumbuh hingga 40 m, dengan DBH hingga 1 m. Buttresses mencapai tinggi 1-1,5 m. Kulit batang umumnya berwarna coklat gelap, dengan permukaan halus dan lentisel pucat di garis vertikal, kadang-kadang dengan retakan horizontal. Kulit bagian dalam berwarna coklat, dilaminasi hingga granular, hingga setebal 2 cm. Gubal berwarna pucat, kadang-kadang sedikit kuning. Ranting berwarna gundul, lentiselat padat, dan coklat keabu-abuan. Tunas terminal berbentuk bulat telur menjadi bulat, 2-3x2-2,5 mm, tomentose dengan rambut stellata atau sederhana, glabrescent. Stipules sangat berbulu, berbentuk linear-akut, mulai dari 3-5 × 1-1.5mm. (Plant Resources Of South-East Asia 5)
Daun berbentuk spiral, berwarna kuning kemerahan, berkilau dan berkilau di atas, tomentose dengan rambut keperakan keperakan yang padat di permukaan bawah. Daun bersifat glabrescent, bervariasi dalam bentuk dari elips ke lonjong, lanset, atau oblanceolate. Ukuran biasanya berkisar dari 10-18 cm hingga 4-7 cm lebar, dengan atenuasi, bulat, atau akut, dasar sedikit asimetris. Margin adalah keseluruhan dan revolute, dan apeks sangat tajam untuk di-akuminasi. Ketajaman pendek, hingga 5-15 mm. Midrib dan saraf sangat menonjol ke bawah, terkesan di atas, antara 10-18 pasang vena lateral, paralel, melengkung di dekat tepi daun, membentuk sudut 50-75º dengan pelepah. Fondasi interkostal adalah skalar, tetapi tidak terlalu jelas di permukaan. Petioles ramping, panjang 1-4 cm, menghitam di pangkalan, ada yang datar, beralur, atau sulkate, tanpa r ambut. (Plant Resources Of South-East Asia 5)
Perbungaan jantan panjangnya 5-10 cm dalam gugus klaster 3-4 pada tunas lateral; bracts ovate-acute, 1,5-2x 0,5-1 mm, padat tomentose dengan rambut sederhana. Perianth berlubang lima, berkonotasi di pangkalan, berbulu, dengan enam benang sari dan filamen berbulu di pangkalan mereka. Perbungaan betina banyak berbunga, ramping, panjang 2-3 cm, tertutup rapat dengan rambut sederhana. Bracts dan bracteoles linear-akut, panjang 0,5-1 mm. Perianth 4-6-lobed, tomentose padat di luar; ovari berbentuk kerucut, gaya 3-4, bebas dan sedikit rekuren dan puber dengan rambut cokelat keemasan panjang Cabang dengan buah buahan muda di pangkalan mereka. (Plant Resources Of South-East Asia 5)
Cupules muda adalah konka atau oval-kerucut, rata atau bulat di bagian atas dan menipiskan di pangkalan. The 8-12 lamellae tipis, dentate, dengan tomentum kecoklatan padat, menutupi hingga 1/3 dari biji. Cupula dewasa berbentuk cup, obconical atau obovoid dan padat puber, dengan 8-10 lamellae bebas yang memiliki denticulate di rim. Acorn memiliki kerucut yang panjang, berbentuk silinder, atau bulat telur, 2-3 × 1,5-2 cm, biasanya
coklat-coklat gelap ketika dewasa dan umumnya berkaca-kaca. Puncaknya bulat atau akut, dan dasarnya membulat. Bunganya muncul pada bulan Juli-September, dengan mulai berbuah mulai di tahun yang sama pada bulan Oktober dan berlanjut hingga Mei tahun berikutnya. Infructescences bersifat persisten pada pohon. (Plant Resources Of South-East Asia 5) Di wilayah tropis yang lebih luas di mana Q. argentata tumbuh, beberapa ratus spesies Fagaceae dapat ditemukan. Quercus argetata ini banyak digunakan sebagai kayu bakar atau tanaman penghasil kayu bakar dan juga dapat berguna sebagai bejana.(“SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU ( Studi Kasus di Wilayah Bagian Kelurahan Muara Fajar
Kecamatan
Minas
Kabupaten
Siak
)
FEBBI
NURDIA,”
2012)
Gambar 37-51. Scanning electron microscopy dari epidermis daun abaxial. 37 – 49. Menampilkan serpihan lilin halus; 50-51.Menampilkan serpihan lilin platelet kecil dan tipis, panah hitam yang menunjukkan trik-trik berdinding tipis; skala bar = 20 μm. 37 Quercus thorelii; 38. Quercus gomeziana (King 3405); 39. Quercus austrocochinchinensis; 40. Quercus kerrii; 41. Quercu albicaulis; 42. Quercus argentata; 43. Quercus rupestris; 44. Quercus edithae (Deng, M et al. 4322); 45. Quercus motuoensis; 46. Quercus disciformis; 47. Quercus hondae; 48. Quercus mespilifolia (Alan, 10284); 49. Quercus blakei; 50 Quercus longistyla; 51. Quercus helferiana. (Deng et al., 2018)
Daun epidermis abaxial di bawah mikroskop cahaya (lensa objektif × 40), menunjukkan U atau BU dengan U-STB (ditunjukkan oleh panah hitam), ALA, F dan SSt dengan STB (ditunjukkan oleh panah putih); * stomata cyclocytic nontypical; skalabar = 50 μm. 151. Quercus glauca (ALA, U); 152. Quercus annulata (ALA); 153. Quercus tranninhensis (ALA, U); 154.Quercus stenophylloides (ALA); 155. Quercus sumatrana (ALA, U); 156. Quercus
thomsoniana (ALA, U); 157. Quercussubsericea (ALA); 158. Quercus percoriacea (ALA, SSt, U); 159. Quercus disciformis (SSt); 160. Quercus oidocarpa (SSt,U); 161. Quercus brandisiana (F, U); 162. Quercus salicina (Deng, M et al. 4727) (S, F); 163. Quercus albicaulis (BU); 164.Quercus argentata (BU); 165. Quercus tomentosinervis (BU).(Deng et al., 2018)
Kandungan Quercus Argentata Korth.
Kandungannya yaitu Tanin-terhidrolisiskan merupakan derivat dari asam galat (1) yang teresterkan (Xu, 1991). Berdasarkan strukturnya, tanin ini dibedakan menjadi dua kelas yaitu, gallotanin dan ellagitanin. Perbedaan struktur keduanya adalah adanya ester asam galat (1) pada gallotanin dan ester asam heksahidroksidifenat (HHDP) (2) pada ellagitanin. Kedua ester asam tersebut berikatan dengan glukosa. Ellagitanin yang dihidrolisis akan menghasilkan asam elagat (3) (Harbone, 1996). Oksidasi perangkaian (oxidative coupling) pada gugus galoil (4) dari gallotanin akan menghasilkan ellagitanin.(Hernawan & Setyawan, 2003)
Khasiat Quercus Argentata Korth.
Ekstrak bagian udara Q. dilatata adalah yang paling aktif dan oleh karena itu, dipilih untuk analisa lebih lanjut. Awalnya fraksinasi dilakukan dengan partisi pelarut-pelarut dan dari enam fraksi dipartisi, fraksi etanol dipilih atas dasar hasil aktivitas antibakteri dan analisis fitokimia. Selanjutnya, fraksinasi dilakukan oleh RP- HPLC dan subfraksi aktif dimurnikan ditandai dengan membandingkan spektrum penyerapan mereka dengan produk alami yang dikenal diisolasi dari tanaman dari Quercus genus.(Jamil, ul Haq, Mirza, & Qayyum, 2012)