Tekanan darah & posisi tubuh B. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Tekanan Darah Posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah melalui hubungannya dengan efek gravitasi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh seca ra uniform. Pada posisi tegak, efek gravitasi berbeda-beda. Selain tekanan dari kontraksi jantung, pembuluh darah dibawah jantung mendapat beban tambahan dari berat kolom darah (perbedaan tinggi tingkat jantung pembuluh). Karena peningkatan tekanan ini, darah mengumpul dalam pembuluh pen gumpul venosa di ekstremitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang, selain itu cairan berkumpul dalam ruang interstisium akibat peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler menyebabkan edema. Jika darah aliran darah serebrum berkurang sampai kurang dari 60% aliran dalam posisi berbaring akan muncul gejala-gejala iskemia serebrum yang kemudian menyebabkan penurunan kesadaran. Terdapat 2 mekanisme kompensasi yang menanggulangi efek gravitasi ini: 1. Refleks baroreseptor (keseimbangan aktivitas sistem simpatis-parasimpatis) Baroreseptor/proreseptor pada dinding sinus karotis dan arkus aorta dirangsang oleh peningkatan tekanan dalam pembuluh. Sinyal S inyal dari sinus karotis melewati saraf Hering ke saraf glosofaringeal kemudian melewati traktus solitarius di medula batang otak. Sin yal dari arkus aorta melewati nervus vagus ke area yang sama di batang otak. Sinyal Sin yal sekunder dari traktus solitarius medula kemudian menghambat pusat vasokonstriktor di medula dan merangsang pusat vagus, menyebabkan: a. vasodilatasi di seluruh sistem sirkulasi perifer b. berkurangnya frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung. Penurunan tekanan darah menyebabkan efek sebaliknya. Tekanan yang menurun menyebabkan baroreseptor menjadi inaktif. Terjadi vasokonstriksi dan peningkatan curah jantung. Selain itu terjadi peningkatan kadar renin dan aldosteron dalam darah yang membantu mempertahankan tekanan darah ke tingat semula dengan meningkatkan volume darah melalui retensi urin. 2. Kompensasi sirkulasi serebrum Tekanan arteri menurun ± 20-40 mmHg, tetapi tekanan vena jugularis menurun ± 5-8 mmHg, sehingga mengurangi penurunan tekanan tekan an perfusi (tekanan arteri-vena). Resistensi vaskular serebrum berkurang karena tekanan intrakranium menurun seiring penurunan tekanan vena, sehingga tekanan pada pembuluh serebrum menurun. Penurunan aliran darah serebrum menyebabkan perubahan metabolik lokal yang meningkatkan vasodilatasi pembuluh serebrum. Dengan mekanisme autoregulasi ini, aliran darah serebrum h anya turun 20% pada posisi berdiri dan jumlah penyerapan O2 per satuan darah meningkat, sehingga konsumsi O2 pada keadaan berbaring dan berdiri adalah sama. 3. Pompa otot rangka aktivitas otot rangka menekan pembuluh darah, ”membagi”membagi- bagi” bagi” kolom darah sehingga beban tambahan dari berat kolom darah berkurang dan mendorong darah kembali ke atrium, meningkatkan venous return, kekuatan kontraksi jantung dan tekanan arteri.