Balza Achmad,dkk. Densitometer Film Radiografi Portabel Berbasis Mikrokontroler
DENSITOME FILM PORTABEL PORTABEL BERBASIS
TER RADIOGRAFI MIKROKONTROLER
1)
1)
Balza Achmad , Viktorinus 2) 1) Hardianto dan Agus Arif
Lab. Instrumentasi, Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Teknik Universitas Gadjah Mada 2)
Alumni Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
ABSTRAK
Densitometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kehitaman suatu titik pada sebuah film radiografi. Densitometer sangat sang at diperlukan untuk menghasilkan citra c itra radiografi yang berkualitas berkualitas baik. Penelitian Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk membuat purwarupa purwarupa densitometer densitometer berbasis mikrokontroler sehingga bersifat portabel dan relatif murah serta mempelajari karakteristiknya. Perancan Perancangan gan dan pembuat pembuatan an protot prototype ype densit densitomet ometer er ini menggun menggunakan akan densito densitomet meter er digita digitall Victoreen model 07-424 sebagai pembanding. Hubungan yang diperoleh antara tegangan keluaran fototransistor (x) dan densitas optis (y), yaitu y = 0,0118 x 0,0118 x4 – 0,1478 0,1 478 x x3 + 0,6395 x 0,6395 x2 – 122037 1 22037 x x + 2 1,2423; dengan koefisien korelasi R korelasi R = 0,9951. Persamaan tersebut kemudian digunakan dalam perangkat lunak mikrokontroler untuk menghasilkan keluaran berupa densitas optis. Hasil perbandingan keluaran purwarupa dengan densitometer digital Victoreen Victoreen model 07-424 menunjukkan perbedaan nilai densitas optis berkisar antara 0,011 sampai 0,045 dengan ralat relatif 3,4% sampai 22,9%. Rentang dapat ukur purwarupa yang dirancang adalah pada step 7 sampai dengan 16 yang bertepatan dengan densitas optis 0,124 sampai dengan 1,242. Kata kunci : densitometer, densitometer, film radiografi, mikrokontroler
Kese Kesehat hatan an masy masyar arak akat at meru merupak pakan an modal yang sangat penting bagi pembangunan nasional. Untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan kepada rakyatnya, pemerintah telah membelanjakan membelanjakan dana yang tidak sedikit sedikit untuk mengadakan peralatan medis baik untuk keperlu keperluan an diagnos diagnosti tik k maupun maupun untuk untuk terapi terapi.. Mesin roentgen merupakan salah satu contoh peralatan medis med is yang banyak tersedia di rumah sakit maupun klinik klinik kesehatan kesehatan di berbagai tempat di seluruh pelosok Indonesia. Mesin ini digunakan untuk mengambil citra bagian dalam tubuh pasien sehingga dapat menduku mendukung ng diagnos diagnosis is yang ditegak ditegakkan kan oleh oleh dokter. Pengambilan citra bagian dalam tubuh ini disebut disebut radiog radiograf rafii karena karena menggun menggunakan akan radiasi. Prinsip kerja alat ini adalah dengan 1
mema memanf nfaa aatk tkan an sifa sifatt sina sinarr-X yang yang dapa dapatt menembus materi. Tingkat penetrasi sinar ini ini dalam dalam tubuh tubuh manus manusia ia berg bergan antu tung ng pada pada orga organ n atau atau jari jaring ngan an yang yang dile dilewat watin inya ya dan dan energi sinar-X itu sendiri. Prosedur Prosedur radiografi radiografi dilakukan dilakukan dengan menempatkan sumber radiasi, dalam hal ini sumber sinar-X atau sinar gamma, pada salah satu sisi dan detektor detektor radiasi radiasi berupa film radiografi pada sisi lainnya. Citra pada film radiografi
Balza Achmad,dkk. Densitometer Film Radiografi Portabel Berbasis Mikrokontroler
MEDIA ELEKTRIK, Volume 2 Nomor 2, Juni 2008
terbentuk akibat adanya perbedaan intensitas radi radias asii yang yang meng mengen enai ai dete detekt ktor or sete setela lah h menembus menembus materi materi.. Perbeda Perbedaan an intensi intensitas tas ters tersebu ebutt meni menimb mbulk ulkan an perb perbeda edaan an deraj derajat at keabuan atau densitas fotografi yang terlihat sebagai perbedaan kecemerlangan (brightness). brightness). Kualitas dari citra tersebut bergantung kepada tiga faktor, faktor, yaitu kontras, ketajaman ( sharpness) sharpness) da n graininess. graininess. Kontras didefinisika didefinisikan n sebagai perbedaan perbedaan densitas densitas antar antaraa alur alur gamb gambar ar dan latar latar belaka belakang ng (background ). ) . Tingk ingkat at dens densit itas as ini ini diuk diukur ur deng dengan an meng menggu guna naka kan n alat alat yang yang dise disebu butt densitometer densitometer.. Densitometer Densitometer merupakan merupakan alat yang penting bagi operator radiografi karena
2 2
dapat dapat memba membant ntu u mengh menghas asil ilkan kan citr citraa yang yang berkualitas sehingga mempermudah dokter dala dalam m mengi mengint nter erpr pret etas asik ikan an citr citraa ters tersebu ebutt deng dengan an baik baik.. Alat Alat ini ini juga juga pent pentin ing g untu untuk k membantu membantu operator operator dalam mencari mencari metode paling efektif dan aman dalam proses pemaparan radiasi untuk menghasilkan citra yang baik. Pada gilirannya, pasien yang akan sangat sangat diuntu diuntungka ngkan n karena karena tidak tidak mendapa mendapatt pemaparan radiasi yang berlebihan. Pada Pada saat saat ini, ini, akibat akibat harg hargan anya ya yang yang terlalu mahal dan secara ekonomis dianggap tidak dak sesuai den dengan gan fungsi gsi yang akan dipero diperoleh leh,, banyak banyak rumah rumah sakit sakit yang tidak tidak memprioritaskan pengadaan alat
ini. Sebagai akibatnya, operator radiografi di rumah sakit terpaksa harus menggunakan penilaian secara kualitatif yang subyektif dan tidak tidak standar standar.. Hal ini tentu tentu saja saja sangat sangat merugikan pasien. Masalah yang kedua, selain dari segi biaya, densitometer yang yan g digunakan diguna kan di ruma rumah h saki sakitt kebany kebanyaka akan n beruku berukura ran n cukup cukup besar sehingga tidak mudah untuk dipindah pindah. Densitometer X-Rite 301 misalnya, seperti lihat pada Gambar 1, memiliki ukuran panjang 38 cm, lebar 26 cm, dan tinggi 13 cm; serta berat hampir 5 kg dan catu daya 110 VAC. Dengan ukuran dan catu daya tersebut, alat ini tidak dapat digunakan secara portabel.
Gambar 2. Tampang lintang film radiografi (Halmshaw, (Halmshaw, 1986) 19 86)
Gambar 1. Densitometer X-Rite 301 (www.tendt.com (www.tendt.com)) Oleh karena itu, dalam penelitian ini
dirancang sebuah densitometer portabel yang memanfaatkan teknologi mikrokontroler yang mudah mudah diperol diperoleh eh di pasara pasaran n sehing sehingga ga biaya biaya pembuatannya lebih murah. Dens Densit itas as foto fotogr graf afis is ( photographic photographic density) density) Film radiografi biasanya tersusun atas tujuh tujuh lapisan lapisan (Gamba (Gambarr 2). Lapisan Lapisan dasar dasarnya nya berupa berupa cellu cellulo lose se tria triacet cetat atee atau atau
mengena mengenaii film film sendiri sendiri bergant bergantung ung pada materi yang berada di antara film tersebut dan sumber sumber radias radiasi, i, dalam dalam hal ini adalah tubuh tubuh pasien yang diperiksa. Akibatnya, gambaran organ dalam tubuh pasien akan terproyeksi terproyeksi pada citra yang terdapat dalam film radiografi yang digunak digunakan. an. Setel Setelah ah proses proses pencuc pencucian ian film tersebut menggunakan zat kimia khusus, maka pada film tersebut akan terbentuk citra tembus cahaya. Ketika film tersebut ditempatkan di depan suatu suatu layar layar terang terang untuk untuk pemeri pemeriksaa ksaan, n, akan terbentuk terbentuk citra citra dari area yang memiliki memiliki ting tingka katt kece keceme merl rlan anga gan n (brightness) brightness) yang berbeda bergantung dari kepadatan lokal lapi lapisa san n emul emulsi si yang yang beru beruba bah. h. Kepa Kepada data tan n fotografis (dinot notasi asikan kan denga ngan D) D) didefinisikan sebagai D = log
çæ I f ÷ö
(1)
I
polyester (d). Pada kedua sisi lapisan dasar ini terdapat terdapat lapisan lapisan gelatin gelatin yang dikeraskan dikeraskan untuk melindungi emulsi (a), lapisan emulsi yang yang terb terbuat uat dari dari campur campuran an kris kristal tal pera perak k halida dan gelatin (b), serta lapisan sangat tipis yang disebut substratum (c), yang menyeba menyebabkan bkan lapisa lapisan n emulsi emulsi melekat melekat pada lapisan dasar d asar..
è
0
ø
dengan I f adalah intensitas cahaya yang menembus film dan I 0
adalah intensitas
caha cahaya ya yang yang digu diguna naka kan n seba sebaga gaii sumb sumber er.. Hubungan antara kepadatan fotografis pada film dan dan papa aparan radiasi asi yan yang menye menyebab babkan kanny nyaa ditu ditunj njukk ukkan an oleh oleh suat suatu u graf grafik ik yang yang dise disebu butt kurv kurvaa kara karakt kter eris isti tik k (Gambar 3). Lapi Lapissan emul emulsi si ber bersifat ifat sens sensiitif tif terhada terhadap p radias radiasii sinarsinar-X. X. Pada saat saat radias radiasii mengenai film radiografi, partkel perak halida aka akan berubah bah menj enjadi adi per perak metalik. Bany Banyak akny nyaa pemb pemben entu tuka kan n part partik ikel el pera perak k metalik metalik berbanding berbanding lurus terhadap intensitas intensitas radiasi yang mengenainya. Sedangkan intensitas radiasi yang
Gambar 3. Kurva karakteristik film radiografi (Yaffe, 2000)
METODE
6.
Tatacara penelitian Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Studi pustaka mengenai radiografi radiografi dan aplikasi mikrokontroler 2. Perancangan perangkat keras 3. Perancangan Perancangan perangkat perangkat lunak untuk mikrokontroler 4. Pemaparan film radiografi radiografi menggunakan menggunakan phantom standar berbentuk step berbentuk step,, sehingga sehingga diperoleh diperoleh film standar untuk kalibrasi alat yang dirancang. 5. Pengukuran Pengukuran densitas densitas film menggunakan menggunakan alat yang dirancang 6. Analisis data
Diag Diagra ram m skem skemat atik ik alat alat yang yang akan akan dibuat terlihat dalam Gambar 4. Sistem terdiri atas atas LED, LED, phot photot otrrans ansist istor, or, ADC, DC, mikrokontroler, tombol, dan LCD.
ADC 0804
AT89 AT89 C
Tombol ombol input input digu digunaka nakan n sebagai sebagai interface bagi interface bagi operator untuk menjalankan dan mengendalikan alat.
Alat
Solder, solder attractor , multimeter, downloader mikr mikroko okont ntrol roler er,, komput komputer er,, densitometer digital Victoreen model 07-424 Baha n
IC AT89C51, ADC 0804, resistor, resistor, kapasitor, transistor FCS 9015, tombol switch, switch, krista kristall osilat osilator or,, fototr fototransi ansisto storr, LED super super, peraga kristal cair M1632 (LCD), stabilizer tegangan (7805), pendingin stabilizer, soket, PCB, timah, LED, konektor, konektor, jumper , IDC, IDC, kabe kabel, l, kabe kabell pelangi (data), baterai, konektor kone ktor baterai, kotak fiber case fiber case,, green film Film standar yang dihasilkan dari pemaparan radiasi terhadap phantom step terlih terlihat at pada Gambar 5. Pada film terseb tersebut ut terlihat citra keabuan yang bergradasi secara bertingkat mulai dari yang paling terang pada step 1 sampai dengan paling gelap pada step 21.
Tomb ol i
51 Fototransistor
Film radio grafi
LCD
LED
Gambar 4. Diagram skematik alat yang diteliti 1. LED digunakan digunakan untuk menghasilkan menghasilkan intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk mengukur ukur dens ensitas optis dari film radiografi. 2. Fototransistor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya setelah menembus film radiografi.
3. Keluara Keluaran n dari dari fototr fototrans ansist istor or yang berupa berupa tegan gangan anal analo og diu diubah bah ole oleh ADC ( Analog Analog to Digital Converter ) menj menjadi adi besaran digital. 4. Setelah Setelah diubah menjadi besaran besaran digital, digital, maka data tersebut diolah oleh mikr mikroko okont ntro role lerr. Mikr Mikrok okont ontro role lerr juga juga digu digunak nakan an sebag sebagai ai pusat pusat pengen pengendal dalia ian n
alat.
1 2 3 ... 21 Ste p Gambar 5. Film standar Terdapat dua jenis film yang digun digunaka akan n dalam dalam radi radiogr ograf afi, i, yaitu yaitu blue sensitive film dan green-sensitive film. film. Tetapi dalam prakteknya, green-sensitive prakteknya, green-sensitive film yang paling umum digunakan. Oleh karena itu, akan akan diba dibata tasi si pene peneli liti tian an deng dengan an hany hanyaa menggunakan greenmenggunakan green- sensitive film. film. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagai display digunakan LCD M1632 buatan Seiko Seiko Instruments Instruments Inc.
pengukura
ba yan
n ini telah
ha unt
menguji kinerja purwarupa hasil perancangan
dengan dengan cara mengkal mengkalibr ibrasi asinya nya dengan dengan densitometer digital Victoreen model 07-424 yang terdapat di Jurusan Jurusan Radiodiagnostik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang. a. Pengukuran menggunakan densitometer digital Victoreen model 07-424
T ega nga n k el ua ran (V ) Pengukuran menggunakan densitometer dilakukan terhadap tiga sampel green-sensitive film film stan standa darr yang yang sebelumnya telah dipapar dengan radiasi. Pengukuran Pengukuran dilakukan dilakukan untuk setiap setiap step. Gamba Gambarr 6 menun menunju jukka kkan n hasi hasill penguk pengukur uran an rata-rata dari ketiga sampel tersebut. Terlihat bahwa kurva yang diperoleh memiliki kemiripan bentuk dengan kurva karakteristik pada Gambar 3. Pada rentang step 1 sampai dengan dengan 8 tidak tidak terlal terlalu u berbeda berbeda nilai nilai densita densitass optisn optisnya, ya, namun namun tidak tidak demikia demikian n halnya pada rentang step yang lain. Dengan demikian terlihat bahwa film radiografi yang digunakan lebih sensitif pada rentang step 9 sampai dengan 21.
2,0 1,5 1,0 D ens itas O pti s 0,5
0
5
10
15
20
Step
tera terang ng diba dibandi ndingk ngkan an pada pada step step yang yang lebi lebih h tinggi, maka intensitas cahaya yang menem menembus bus film film ters tersebu ebutt juga juga lebi lebih h besar besar.. Fototransistor meresponnya dengan mengalirkan arus yang lebih besar sehingga tegangan keluaran yang diperoleh juga lebih besar.
5 4 3 2 1 0 0
5
10
20
15
Ste p Gambar 7. Grafik tegangan keluaran purwarupa yang dirancang Gamb Gambar ar 7 juga juga menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwaa tegangan keluaran tidak berubah pada rentang step step 1 sampa sampaii denga dengan n 7 pada pada posis posisii jenuh jenuhnya nya.. Dengan kata lain, nilai keluaran pada rentang step terseb tersebut ut tidak tidak dapat dapat dibed dibedaka akan n satu satu sama sama lain. lain. Demikian pula pada rentang step 16 sampai dengan 21 pada tegangan keluaran 0 volt. Oleh karena karena itu dapat dapat disimpulk disimpulkan an bahwa, bahwa, purwarupa purwarupa densitometer yang dirancang hanya dapat bekerja pada rentang step 7 sampai dengan 16. Hal ini juga menjadi kelemahan kelemahan alat ini karena tidak
0,0 Gambar 6. Grafik karakteristik rerata densitas optis gree optis green n sensitive film b.
Peng Penguk ukur uran an meng menggu gunak nakan an purw purwar arupa upa densitometer hasil perancangan
Pengu Penguku kuran ran mengg mengguna unakan kan purwar purwarupa upa densitometer densitometer hasil perancangan terhadap sampel yang sama seperti sebelumnya, yaitu tiga sampel
green-sensitive green-sensitive film standar. Besaran yang diukur adalah adalah tegangan tegangan keluaran keluaran fototransi fototransistor stor sebelum sebelum diolah menggunakan ADC. Gambar 7 menunjukkan hubungan antara tegangan keluaran dengan step pada film radiografi. Secara umum grafik ini berkebalikan dengan kurva karakteristik pada Gambar 6. Karena pada step rendah tingkat keabuan pada citra dalam film radiografi radiografi lebih lebih
dapa dapatt beke bekerj rjaa deng dengan an rent rentan ang g penu penuh h sepe sepert rtii dens densit itom omet eter er digi digita tall yang yang digu diguna naka kan n untu untuk k mengkalibrasinya.
c. Kalibrasi keluaran purwarupa dengan densitometer digital Victoreen Victoreen
Sete Setela lah h
dipe dipero role leh h
tega tegang ngan an
kelu keluar aran an
purwarupa, perlu dicari hubungan antara tegangan keluaran tersebut dengan nilai densitas optis yang teruku terukurr. Hubung Hubungan an kedua keduanya nya dapat dapat dipero diperoleh leh dengan dengan menggabu menggabungka ngkan n data data pengukura pengukuran n pada Gambar 6 dan Gambar 7. Hasilnya terlihat pada Gambar 8. Sekali lagi terlihat tegangan keluaran 0 volt memberikan nilai yang tidak tunggal pada step 16 sampai dengan 21.
2 21 19 20 1,5
1, 5
18 17 16
1
D e n s i ta s Op t i s 0,5
1
15 14 13
11 9
12
10 8 1-7
0
0
1 4
2 5
3
Tegangan keluaran (V) Gambar 8. Grafik hubungan tegangan keluaran alat dengan nilai densitas optis Untuk mendapatkan nilai pada teganga tegangan n keluara keluaran n di antara antara data-da data-data ta yang yang diperoleh, diperoleh, dilakukan dilakukan curve curve fittin fitting g terhadap data data pada rentan rentang g dapat dapat ukur (applicable) applicable) pada step 7 sampai dengan step 16. Setelah dilakukan curve fitting menggunakan fungsi yang berbeda berbeda,, hasil hasil terbai terbaik k dipero diperoleh leh untuk untuk fungsi polinomial orde 4 sebagaimana terlihat pada Gambar 9. Salah satu pertimbangan yang digunak digunakan an untuk untuk menentuk menentukan an fungsi fungsi untuk untuk curve curve fittin fitting g adal adalah ah fung fungsi si ters tersebu ebutt harus harus bersifat monotonically decreasing atau menurun secara monoton sehingga tidak akan diper diperol oleh eh nila nilaii densi densita tass obyek obyek yang yang sama sama untuk untuk teganga tegangan n keluar keluaran an yang berbeda. berbeda. Dengan demikian hubungan antara tegangan
D 16 y = 0,0118x4 - 0,1478x3 + e 0,6395x2 - 1,2037x + 1,2423 n s 14 it 13 a 12 s 11 89 O 7 p ti 10 s 0, 0 1 2 3 5 4 5 Tegangan keluaran (V) 0 keluaran ( x) x) dengan densitas optis ( y) y) dapat dituliskan sebagai:
Gambar 9. Grafik curve Grafik curve fitting polinomial polinomial orde 4 untuk rentang step 7 sampai dengan 16 Tabel 1. Perbandingan antara pengukuran densitas optis menggunakan densitometer digital Victoreen Victoreen model 07-424 dengan purwarupa yang dirancang S te 7
Tegan gan keluar an 4
8
4,592
0,109
0,135
0,02
19,3%
9
4,508
0,134
0,145
0,01
7,6%
1
4,375
0,178
0,163
-
9,3%
1
3
0,259
0,276
0,01
6,1%
1
2,183
0,376
0,393
0,01
4,2%
1
1,108
0,555
0,510
-
8,7%
1
0,467
0,775
0,805
0,03
3,7%
1
0,167
1,017
1,058
0,04
3,9%
1
0
1,284
1,242
-
3,4%
Densitas Victore
Purwaru
0,096
0,124
y = 0,0118 x 4 - 0,1478 x
Di sini terlihat bahwa ralat relatif yang besar terdapat pada rentang step yang rendah. Hal 0,02 22,9% ini x +terjadi faktor pembagi untuk + 0,6395 x 2 - 1,2037 1,2 4 karena 2 3 3 Selis
Ralat
m e n ghitung ralat relatif tersebut juga kecil pada
(2)
dengan koefisien korelasi R korelasi R2 = 0,9951. d. Perbandingan pengukuran purwarupa dan densitometer Victoreen
Relasi pada Persamaan (2) kemudian digunakan untuk memprogram mikrok mikrokontr ontroler oler,, sehingg sehinggaa hasil hasil pengukur pengukuran an yang ditampi ditampilka lkan n di LCD langsun langsung g berupa berupa nilai dens ensitas opt optis. Apa Apabila hasi asil ini diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an hasi hasill peng penguk ukur uran an menggunakan densitometer digital Victoreen Victoreen model 07-424, maka diperoleh perbedaan dan ralat sebagaimana tercantum dalam Tabel 1.
step yang rendah tersebut. Sementara selisih pengukuran secara absolut bernilai hampir sama sama untu untuk k semu semuaa rent rentan ang g step step,, yait yaitu u berkisar dari 0,011 sampai dengan 0,045. e. Pengaruh nilai resistor yang digunakan pada fototransistor
Pada percobaan sebelumnya digunakan digunakan resistor resistor bernilai bernilai 100 Ω pada fototr fototrans ansist istor or.. Apabila Apabila resist resistor or ini digant diganti, i, maka akan terjadi terjadi pergeseran pergeseran rentang rentang dapat ukur dari purwarupa yang dirancang. Hal ini terjad terjadii karena karena perubah perubahan an nilai nilai resist resistansi ansi tersebut akan mengakibatkan
perubahan beda tegangan yang terjadi pada rangkaian rangkaian fototransi fototransistor stor yang pada akhirnya akhirnya mengubah tegangan keluaran dari rangkaian fototr fototrans ansist istor or sebelum sebelum masuk masuk ke rangkai rangkaian an ADC. Gambar 10 menunjukkan tegangan keluar keluaran an foto fototr tran ansi sist stor or pada pada penguk pengukur uran an dengan resistor 100 Ω dan 1,1 kΩ. Terlihat rentang dapat ukur bergeser ke rentang step yang lebih rendah (dari rentan rentang g step step 7-16 7-16 menjadi rantang step 514). 14). Pemil Pemilih ihan an renta rentang ng dapat dapat ukur ukur bergantung pada citra yang akan diperiksa. Hal ini menjadi keuntungan dari desain alat ini. ini. Namun, Namun, apabi apabila la rent rentang ang dapat dapat ukur ukur berubah, maka harus dilakukan curve fitting lagi serta pemrograman ulang mikrokontroler yang digunakan.
5,0 100 ohm
4,0
1,1 k ohm 3,0
D e ns i tas O p t i s 2,0 1,0
0,0
0
5 15
10 20
Step
Sedangkan ralat relatifnya relatifnya adalah 3,4% sampai dengan 22,9%. 4. Rentang dapat ukur purwarupa yang dirancang adalah pada step 7 sampai dengan 16 yang yang bert bertepa epata tan n dengan dengan densi densita tass optis 0,124 sampai dengan 1,242. Rentang dapat ukur ini dapat digeser dengan mengubah nilai resistor pada rangkaian fototransistor. DAFTAR PUSTAKA
anonim, www.tendt.com Yaffe, M.S., Shroy, R. E. Jr., Van Lysel, M. J. 2000, 2000, “X-R “X-Ray ay.” .”,, dalam dalam The The Biomedical Engineer Engineering ing Handbook Handbook:: Second Second Editio Edition, n, Ed. Joseph D. Bronzino, Boca Raton: CRC Press LLC.
Gambar 10. Pengaruh nilai resistor yang digunakan pada fototransistor SIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Telah dapat dibuat sebuah purwarupa purwarupa dens densit itom omet eter er opti optiss port portab abel el berb berbas asis is mikro ikroko kont ntro roller yang yang mengg enggun unak akan an komponen yang terdapat di pasar lokal. 2. Dari kali alibra brasi yang ang dil dilakuk kukan mengg enggun unak akan an dens densit itom omet eter er digi digittal Victor ctoree een n mode modell 07-4 07-424 24,, dipe dipero role leh h hubu hubung ngan an ant antara ara tegan eganga gan n kelu keluar aran an fototransistor ( x) x) dan densitas optis ( y), y), 4 3 yaitu y = 0,0118 x – 0,1478 x + 0,6395 x2 – 122037 x 122037 x + 1,2423; dengan koefisien korelasi
R2 = 0,9951. 3. Selisih densitas optis hasil pengukuran pengukuran purwarupa dengan alat standar, yaitu densitometer digital Victoreen model 07424, 424, berk berkis isar ar antar antaraa 0,01 0,011 1 sampa sampaii dengan 0,045.