BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah singkat
Sejak tahun 1985 secara administrasi kecamatan Genuk berpisah dari Kabupaten Demak dan selanjutnya masuk ke wilayah wilayah Semarang Pada awalnya di Kecamatan Genuk hanya ada 1 Puskesmas yaitu Puskesmas Genuk, dengan berjalannya karena wilayah Puskesmas Genuk yang terlalu luas dan jumlah penduduk yang lebih dari 60.000 jiwa maka dibangun 1 lagi Puskesmas yaitu Puskesmas Bangetayu, pada awal berdirinya Puskesmas Bangetayu hanya melayani pemeriksaan rawat jalan seiring s eiring dengan perkembangannya pada tahun 2008 Puskesmas Bangetayu mulai melakukan pelayanan rawat inap dan pada tahun 2010 Puskesmas Bangetayu mulai membuka pelayanan persalinan sebagai salah satu Puskesmas PONED di Kota Semarang Puskesmas Bangetayu pada awalnya memiliki 2 (dua) pustu yaitu Pustu Kudu dan Pustu Pustu Karangroto, sejak bulan Maret tahun 2016 2016 pelayanan Pustu Kudu dialihkan ke Pustu Karangroto oleh karena gedung mengalami kerusakan. Data wilayah
Secara Geografis Puskesmas Bangetayu berada pada ketinggian tanah dari permukaan Laut 1,5 – 2 meter yang makin kearah utara makin rendah sehingga bila hujan lebat di beberapa daerah akan tergenang air. Luas Wilayah Puskesmas Bangetayu 11,67 Km2, dengan jumlah penduduk 58015 jiwa. Yang mempunyai batas-batas sebagai berikut : Bagian Utara
: Kelurahan Banjardowo
Bagian Selatan
: Kecamatan Pedurungan
Bagian Barat
: Kelurahan Muktiharjo Lor
Bagian Timur
: Kabupaten Demak
B. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Bangetayu merupakan Puskesmas Induk dengan 2 puskesmas pembantu ( Pustu Kudu dan Pustu Karangroto ) Puskesmas Bangetayu selain memberikan pelayanan rawat jalan juga memberikan pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur 6 dan 2 tempat tidur nifas. Untuk kebutuhan operasional Puskesmas Bangetayu mempunyai 1 unit mobil puskesmas keliling dan 1 unit mobil ambulance. Ruang Persalinan : Aspek Lokasi
Secara geografis Puskesmas Bangetayu berada pada ketinggian tanah dari permukaan Laut 1,5 — 2 meter dimana semakin ke arah utara semakin rendah sehingga bila hujan lebat dibeberapa wilayah akan tergenang air. Luas wilayah Puskesmas Bangetayu 11,67 Km2 dengan jumlah penduduk 58015 jiwa dengan batas wilayah wilayah sebagai berikut :
Bagian Utara
: Kelurahan Banjardowo
Bagian Selatan
: Kelurahan Pedurungan
Bagian Barat
: Kelurahan Muktiharjo Lor
Bagian Timur
: Kelurahan Demak
Puskesmas Bangetayu mempunyai 2 puskesmas pembantu yaitu puskesmas Kudu dan puskesmas Karangroto, Puskesmas Bangetayu selain memberikan pelayanan rawat jalan juga memberikan pelayanan rawat inap inap dan rawat bersalin 24 jam dan menjadi salah satu Puskesmas PONED di Kota Semarang. Semarang.
Tabel Jumlah luas wilayah dan Jml penduduk
No
Kelurahan
Luas
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Wilayah(km2)
RT
RW
KK
Penduduk
1.
Bangetayu Kulon
1,79
84
11
3884
16307
2.
Bangetayu Wetan
1,85
70
6
3638
12824
Puskesmas Bangetayu merupakan Puskesmas Induk dengan 2 puskesmas pembantu ( Pustu Kudu dan Pustu Karangroto ) Puskesmas Bangetayu selain memberikan pelayanan rawat jalan juga memberikan pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur 6 dan 2 tempat tidur nifas. Untuk kebutuhan operasional Puskesmas Bangetayu mempunyai 1 unit mobil puskesmas keliling dan 1 unit mobil ambulance. Ruang Persalinan : Aspek Lokasi
Secara geografis Puskesmas Bangetayu berada pada ketinggian tanah dari permukaan Laut 1,5 — 2 meter dimana semakin ke arah utara semakin rendah sehingga bila hujan lebat dibeberapa wilayah akan tergenang air. Luas wilayah Puskesmas Bangetayu 11,67 Km2 dengan jumlah penduduk 58015 jiwa dengan batas wilayah wilayah sebagai berikut :
Bagian Utara
: Kelurahan Banjardowo
Bagian Selatan
: Kelurahan Pedurungan
Bagian Barat
: Kelurahan Muktiharjo Lor
Bagian Timur
: Kelurahan Demak
Puskesmas Bangetayu mempunyai 2 puskesmas pembantu yaitu puskesmas Kudu dan puskesmas Karangroto, Puskesmas Bangetayu selain memberikan pelayanan rawat jalan juga memberikan pelayanan rawat inap inap dan rawat bersalin 24 jam dan menjadi salah satu Puskesmas PONED di Kota Semarang. Semarang.
Tabel Jumlah luas wilayah dan Jml penduduk
No
Kelurahan
Luas
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Wilayah(km2)
RT
RW
KK
Penduduk
1.
Bangetayu Kulon
1,79
84
11
3884
16307
2.
Bangetayu Wetan
1,85
70
6
3638
12824
3.
Sembungharjo Sembungharjo
2,50
62
10
3624
10744
4.
Penggaron Lor
1,54
26
4
1502
5866
5.
Kudu
1,84
48
7
2084
7047
6.
Karangroto
2,15
81
13
3509
12520
JUMLAH
11,67
370
57
18241
65308
C. Struktur Organisasi Kapala Puskesmas
: dr. Suryanto Setyo Priyadi NIP.19650621.199903.1.00 NIP.19650621.199903.1.004 4
Ka. Sub. Bag. TU
: Nurkhayati NIP. 19641224.199003.2.00 19641224.199003.2.002 2
Kelompok Jabatan Fungsional Dokter Umum :
1. dr. Ninik Relaningsih 2. dr. Sri Wahyuningrum 3. dr. Yuni Susanti 4. dr. Dian Rukmorini Dokter Gigi :
1. drg. Nugraheni Panca I Bidan :
1. Fariatun 2. Nur Sri Pujiati 3. Ambatwati, SSt 4. Esti Wijayanti, AmKeb 5. Putu Widyadnyani, AmKeb
6. Indriyani Suryandari, AmKeb
Kelompok Jabatan Fungsional Perawat :
1. Mulyo Widayati 2. Sukati Amd 3. Siti Nurkhasanah Amk 4. Djasmani Amd 5. Siti Nurkhamah Amk
Perawat Gigi :
1. Idah Hamidah
Farmasi :
1. Supriyanti S.Farm Apt 2. Sri Anggaini Amd.F
Epidemiolog :
1. Betty Khatalina SKM
Sanitarian :
1. Henny Tavivi SKM Bendahara
1. Bendahara Rutin
: Betty Kathalina, SKm
2. Bendahara BLUD
: Putu Widyadnyani, AmKeb
3. Bendahara BOK
: Indriyani S, AmKeb
Gizi :
1. Agus Suseno Analis Kesehatan :
1. Suyutinah 2. Netty Purwandari AmAk Kelompok Jabatan Staf :
1. Nur Hasanah 2. Anshori 3. M Abu Hasan 4. Sakban 5. Muhdi (pengemudi)
D. Bangunan
Dengan luas tanah 11,67 km 2 Puskesmas bangetayu memiliki 1 bangunan induk rawat jalan dan rawat inap,gudang dan garasi. Adapun untuk bangunan rawat jalan terdiri dari : 1. Ruang pendaftaran 2. Ruang Ka.Sub.Bag. TU 3. Ruang Pemeriksaan Umum 4. Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut 5. Ruang Pemeriksaan Ibu, Anak, Imunisasi dan KB 6. Ruang Farmasi 7. Ruang Lansia 8. Ruang Laboratorium 9. Ruang Konseling 10. Ruang TB Paru 11. Gudang Obat 12. Gudang
Untuk bangunan rawat inap terdiri dari : 1. Ruang Gawat Darurat 2. Ruang perawatan 3. Ruang Persalinan 4. Ruang Pasca Persalinan
B. Gambaran Khusus Pelayanan Antenatal Care (ANC) terpadu di Puskesmas Bangetayu 1. Input
a. Man Jumlah petugas kesehatan ibu dan anak (KIA) untuk pelayanan antenatal care (ANC) terpadu yaitu 3 orang bidan pns. Pelayanan dilakukan setiap jam pelayanan sekitar jam 07.30 sampai jam 14.00.
Petugas KIA yang diambil sebagai responden 1 orang. Berpendidikan diploma 4 kebidanan . Petugas yang melayani pasien di KIA berjumlah 3 orang, dimana 3 petugas masing-masing bertugas sebagai anamnesis dan pemeriksaan fisik di meja yang berbeda. Saat pelayanan, petugas belum sepenuhnya menerapkan isi SOP. Terdapat beberapa item SOP yang tidak ditanyakan, terutama di bagian anamnesis dan edukasi. Menurut petugas, hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu pemeriksaan
dan
mempercepat
pelayanan.
Ini
menunjukkan
mekanisme pembagian tugas pelayanan tidak efektif. Selain itu, petugas KIA tidak hanya melayani pasien ANC saja. Petugas KIA juga melayani kontrol ibu nifas, imunisasi, program KB (keluarga berencana), dan memasukkan data ke SIMPUS. Hal ini menunjukkan beban kerja petugas KIA cukup besar. b. Money Untuk biaya operasional pelayanan antenatal care, puskesmas menggunakan dana yang berasal dari 2 sumber dana, yaitu: 1) APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Semarang 2) BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) c. Method Cara
pelaksanaan
Pelayanan
Antenatal
Care
(ANC)
menggunakan SOP Pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu. SOP antenatal care (ANC) yang digunakan Puskesmas kemudian direvisi sesuai dengan teori serta referensi yang digunakan sebagai acuan observasi tentang kepatuhan petugas KIA (bidan) terhadap SOP pelayanan antenatal care (ANC). d. Material 1) Sarana pelayanan KIA Sarana pelayanan ANC terdiri dari tensimeter, stethoscope, termometer, timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan,
meteran kain, leanec, doppler, examination bed , selimut, reflex hammer , sarung tangan, jarum suntik disposibel 0,5 ml, lampu halogen / senter, kalender kehamilan, kapas steril, alkohol 70 %, jelly, sabun antiseptic, wastafel dengan air mengalir, hand scrub, vaksin TT, meja dan kursi pencatatan, serta computer untuk memasukkan data pemeriksaan pasien. 2) Pencatatan Rekam medis, kartu ibu, buku KIA, buku register ibu, dan SIMPUS. e. Market SOP pelayanan antenatal care (ANC) terpadu yang diusulkan sebagai revisi SOP disosialisasikan kepada petugas KIA (bidan) di unit KIA. Sosialisasi terhadap petugas dilakukan disela-sela pelayanan dan setelah pelayanan sehingga penyampaian kurang optimal. f. Environment (Lingkungan) Banyaknya kunjungan pasien antenatal care (ANC) di unit KIA Puskesmas Bangetayu rata-rata perhari berkisar antara 10-20 orang. 2. Proses
a. P1 (Perencanaan) Pelayanan Antenatal Care (ANC) 1) SOP pelayanan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Bangetayu yang sudah di revisi digunakan sebagai pedoman pada penelitian ini. 2) Bidan mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk ANC 3) Bidan menyiapkan dokumen rekam medis yang diterima dari loket pendaftaran 4) Bidan siap melayani ANC pukul 07.30 WIB. b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) Pelayanan Antenatal Care (ANC) 1) Bidan mempersilahkan pasien masuk dan duduk sesuai dengan nomer antrian rekam medis
2) Petugas menyapa pasien dengan ramah dan mengucap salam dengan sopan. 3) Bidan menanyakan keperluan pasien. 4) Bidan mempersilahkan pasangan pasien jika ikut dan jika tidak ikut menyarankan pasien untuk membawa pasangan untuk pemeriksaan selanjutnya. 5) Bidan meminta persetujuan pasien setiap akan melakukan tindakan 6) Petugas Ruang KIA melakukan anamnesa meliputi : A. Sosial: Identitas (nama, usia, pekerjaan, alamat) B. Riwayat Penyakit Sekarang : -
HPHT, siklus haid
-
Perdarahan pervaginam
-
Keputihan
-
Mual-muntah
-
Keluhan lainnya
C. Riwayat Kontrasepsi -
Riwayat kontrasepsi terdahulu
-
Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan
D. Riwayat Obstetri Lalu -
Jumlah kehamilan
-
Jumlah persalinan
-
Jumlah keguguran
-
Jumlah anak hidup, berat lahir serta jenis kelamin
-
Cara persalinan
-
Perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu.
-
Riwayat hipertensi pada kehamilan terdahulu
-
Riwayat kehamilan sungsang
-
Riwayat kehamilan ganda
E. Riwayat Medis Lainnya -
Penyakit jantung
-
Hipertensi
-
Diabetes Melitus
-
HIV (jika diketahui)
-
Infeksi Menular Seksual (IMS)
-
Alergi obat dan atau makanan
-
Riwayat imunisasi tetanus
-
Riwayat operasi
-
Obat yang rutin dikonsumsi
-
Konsumsi jamu-jamuan
F. Riwayat Penyakit Keluarga -
Diabetes melitus
-
Hipertensi
-
Hehamilan ganda
-
Kelainan kongenital
G. Riwayat Sosial Ekonomi -
Usia saat pertama menikah
-
Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan
-
Kebiasaan makan dan minum
-
Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol
-
Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari
-
Pekerjaan pasangan
-
Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
6. Bidan meminta persetujuan dengan pasien untuk tindakan yang akan dilakukan (Inform Consent) 7. Bidan menjaga privasi pasien (menutup korden) 8. Bidan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan 9. Bidan mengukur BB,TB dan LiLa (untuk memperjelas jika bidan ragu) 10. Bidan melakukan pemeriksaan fisik :
11. Bidan mempersilahkan pasien tidur terlentang dan menyelimuti pasien A. Pemeriksaan Umum. 1. Keadaan umum 2. Tanda vital : TD, Nadi, RR,HR 3.
Status generalis Bumil -
Mata : anemis
-
Mulut dan gigi
-
Leher : hiperpigmentasi, Tiroid
-
Payudara : benjolan, hiperpigmentasi areola mammae, pembuluh darah prominen
-
Abdomen : strie gravidarum
-
Ekstremitas : Oedem
12. Bidan menulis hasil di buku RM B. Pemeriksaan khusus. 1. Tinggi fundus uteri 2. Pemeriksaan leopold Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. A. Lakukan leopold I B. Lakukan leopold II C. Lakukan leopold III D. Lakukan leopold IV 13. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut jantung janin selama 1 menit menggunakan droppler 14. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM 15. Bidan
mengusulkan
rujukan
untuk
dilakukan
pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb. skreaning HIV dan sesuai tanda klinis
Albumin,
reduksi, protein bila dibutuhkan
16. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan diagnose
kebidanan
setelah
menerima
hasil
pemeriksaan
laboratorium. 17. Bidan membuat rencana penatalaksanaan 18. Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaan meliputi usia kehamilan, letak janin, posisi janin, tafsiran persalinan, resiko yang ditemukan atau adanya penyakit lain menggunakan diagnose kebidanan. 19. Bidan memberi rujukan internal kepada dokter sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (dokter gigi, dokter umum, rujukan ke gizi). Bila pasien menolak maka pasien / keluarganya diminta untuk mengisi dan menandatangani inform consent. 20. Bidan melakukan edukasi meliputi : -
Konseling sesiau permasalahan yang dihadapi pasien
-
Menjelaskan waktu untuk melakukan kunjungan ulang.
-
Pentingnya perawatan payudara.
-
Pentingnya ASI eksklusif
-
Pola makan
-
Pentingnya imunisasi TT
-
Pentingnya tablet Fe
-
Pentingnya KB pasca persalinan
21. Bidan mencatat hasil pemeriksaan di buku KIA 22. Bidan memberi resep kepada pasien sesuai dengan kebutuhan 23. Bidan memberikan imunisasi TT sesuai kebutuhan 24. Bidan mencatat di buku harian pasien dan SIMPUS
-
Payudara : benjolan, hiperpigmentasi areola mammae, pembuluh darah prominen
-
Abdomen : strie gravidarum
-
Ekstremitas : Oedem
19. Bidan menulis hasil di buku RM C. Pemeriksaan khusus. 3. Tinggi fundus uteri 4. Pemeriksaan leopold Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. A. Lakukan leopold I B. Lakukan leopold II C. Lakukan leopold III D. Lakukan leopold IV 20. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut jantung janin selama 1 menit menggunakan droppler 21. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM 22. Bidan mengusulkan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb. skreaning HIV dan Albumin, reduksi, protein bila dibutuhkan sesuai tanda klinis 23. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan diagnose kebidanan setelah menerima hasil pemeriksaan laboratorium. 24. Bidan membuat rencana penatalaksanaa 25. Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaan 26. meliputi: usia kehamilan, letak janin, posisi janin, tafsiran persalinan, resiko yang ditemukan atau adanya penyakit lain menggunakan diagnose kebidanan. 27. Bidan memberi rujukan internal kepada dokter sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (dokter gigi, dokter umum, rujukan ke gizi). Bila pasien menolak maka pasien / keluarganya diminta untuk mengisi dan menandatangani inform consent. 28. Bidan melakukan edukasi meliputi : -
Konseling sesiau permasalahan yang dihadapi pasien
-
Menjelaskan waktu untuk melakukan kunjungan ulang.
-
Pentingnya perawatan payudara.
-
Pentingnya ASI eksklusif
-
Pola makan
-
Pentingnya imunisasi TT
-
Pentingnya tablet Fe
-
Pentingnya KB pasca persalinan
29. Bidan mencatat hasil pemeriksaan di buku KIA
Bidan mencatat di buku harian pasien dan SIMPUS
-
Usia saat pertama menikah
-
Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan
-
Kebiasaan makan dan minum
-
Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol
-
Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari
-
Pekerjaan pasangan
-
Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
32. Bidan meminta persetujuan dengan pasien untuk tindakan yang akan dilakukan (Inform Consent) 33. Bidan menjaga privasi pasien (menutup korden) 34. Bidan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan 35. Bidan mengukur BB,TB dan LiLa (untuk memperjelas jika bidan ragu) 36. Bidan melakukan pemeriksaan fisik : 37. Bidan mempersilahkan pasien tidur terlentang dan menyelimuti pasien D. Pemeriksaan Umum. 38. Keadaan umum 39. Tanda vital : TD, Nadi, RR,HR 40. Status generalis Bumil -
Mata : anemis
-
Mulut dan gigi
-
Leher : hiperpigmentasi, Tiroid
H. Sosial: Identitas (nama, usia, pekerjaan, alamat) I. Riwayat Penyakit Sekarang : -
HPHT, siklus haid
-
Perdarahan pervaginam
-
Keputihan
-
Mual-muntah
-
Keluhan lainnya
J. Riwayat Kontrasepsi -
Riwayat kontrasepsi terdahulu
-
Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan
K. Riwayat Obstetri Lalu -
Jumlah kehamilan
-
Jumlah persalinan
-
Jumlah keguguran
-
Jumlah anak hidup, berat lahir serta jenis kelamin
-
Cara persalinan
-
Perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu.
-
Riwayat hipertensi pada kehamilan terdahulu Riwayat kehamilan sungsang
-
Konsumsi jamu-jamuan
T. Riwayat Penyakit Keluarga -
Diabetes melitus
-
Hipertensi
-
Hehamilan ganda
-
Kelainan kongenital
U. Riwayat Sosial Ekonomi -
Usia saat pertama menikah
-
Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan
-
Kebiasaan makan dan minum
-
Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol
-
Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari
-
Pekerjaan pasangan
-
Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
62. Bidan meminta persetujuan dengan pasien untuk tindakan yang akan dilakukan (Inform Consent) 63. Bidan menjaga privasi pasien (menutup korden) 64. Bidan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan 65. Bidan mengukur BB,TB dan LiLa (untuk memperjelas jika bidan ragu) 66. Bidan melakukan pemeriksaan fisik : 67. Bidan mempersilahkan pasien tidur terlentang dan menyelimuti pasien G. Pemeriksaan Umum. 68. Keadaan umum 69. Tanda vital : TD, Nadi, RR,HR 70. Status generalis Bumil -
Mata : anemis
-
Mulut dan gigi
-
Leher : hiperpigmentasi, Tiroid
-
Payudara : benjolan, hiperpigmentasi areola mammae, pembuluh darah prominen
-
Abdomen : strie gravidarum
-
Ekstremitas : Oedem
71. Bidan menulis hasil di buku RM H. Pemeriksaan khusus. 7. Tinggi fundus uteri 8. Pemeriksaan leopold Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. A. Lakukan leopold I B. Lakukan leopold II
P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu -
Pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Bangetayu terdiri atas pelaporan harian, bulanan dan tahunan. Pelaporan harian mammae, pembuluh darah prominen
-
Abdomen : strie gravidarum
-
Ekstremitas : Oedem
83. Bidan menulis hasil di buku RM I. Pemeriksaan khusus. 9. Tinggi fundus uteri 10. Pemeriksaan leopold Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. A. Lakukan leopold I B. Lakukan leopold II C. Lakukan leopold III D. Lakukan leopold IV 84. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut jantung janin selama 1 menit menggunakan droppler 85. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM 86. Bidan mengusulkan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb. skreaning HIV dan Albumin, reduksi, protein bila dibutuhkan sesuai tanda klinis 87. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan diagnose kebidanan setelah menerima hasil pemeriksaan laboratorium. 88. Bidan membuat rencana penatalaksanaan Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaandilaksanakan setiap hari dicatat dalam buku register ibu dan SIMPUS. Pemegang tanggung jawab laporan adalah penanggung jawab program. Data pelaporan dikumpulkan setiap bulan berupa laporan bulanan dan tahunan berupa laporan kinerja puskesmas.
3. Output
Cakupan kunjungan pasien antenatal care (ANC) di Unit KIA Puskesmas Bangetayu pada tahun 2017 dari bulan Januari sampai bulan oktober yaitu 955 pasien, dengan rincian sebagai berikut: a. Januari : 125 pasien b. Februari : 158 pasien c. Maret
: 161 pasien
d. April
: 125 pasien
e. Mei
: 136 pasien
f. Juni
: 109 pasien
g. Juli
: 141 pasien
Kunjungan pasien antenatal care di unit KIA Puskesmas Bangetayu dalam 1 hari berkisar 10-20 pasien. 4. Outcome
Peningkatan mutu pelayananan akan mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan antenatal care (ANC) terpadu di Puskesmas Bangetayu. 5. Impact
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Halmahera dilihat dari indikator berupa penurunan angka mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) maternal. A. Simple Problem
1. Identifikasi masalah mutu Pelayanan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Pengamatan mengenai kepatuhan 3 petugas KIA terhadap SOP pelayanan antenatal care (ANC). Sampel kepatuhan SOP hanya satu petugas karena berkaitan dengan pembagian jam kerja pagi, siang, dan malam. Observasi kepatuhan ini masing-masing dilakukan 30 kali kegiatan untuk pasien rawat jalan. Penelitian dilakukan pada tanggal 21 – 25 Agustus 2017 dengan mengamati kegiatan petugas KIA menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas pelayanan antenatal care (ANC) terpadu.
Data
yang
diamati
ditabulasi
selanjutnya
dinilai
tingkat
kepatuhan /compliance rate (CR). CR dinilai baik bila lebih dari 80% dan dinilai kurang baik jika kurang dari 80%. Hasil perhitungan CR petugas KIA bidan ibu Sri Sugiyanti, S.SiT adalah sebagai berikut : CR Total Pelayanan Antenatal Care(ANC) Terpadu: ∑ ∑ + ∑
100% =
861 861 + 140
100% = 86,01%
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan ibu Ambarwati, SSt dalam pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena diatas 80%. CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu : a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil (50 %) b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (25,97 %) c. Pengukuran suhu tubuh (45,45 %) Kemudian, hasil perhitungan CR petugas KIA bidan ibu Ervina, Am.Keb adalah sebagai berikut : CR Total Pelayanan Antenatal Care(ANC) Terpadu: ∑ ∑ + ∑
100% =
954 954 + 221
100% = 81,19 %
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan ibu Ervina, Am.Keb dalam pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena diatas 80%. CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu :
a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil (47,5 %) b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (43,61 %) c. Pengukuran suhu tubuh (52,63 %) Hasil perhitungan keseluruhan CR petugas KIA kedua bida n ibu Sri Sugiyanti, S.SiT dan ibu Ervina, Am.Keb adalah sebagai berikut : CR Total Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu: ∑ ∑ + ∑
100% =
1479 1479 + 361
100% = 80,38 %
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan kedua petugas dalam pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena diatas 80%. CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu : a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil (Masalah A 48,43 %) b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (Masalah B 37,14 %) c. Pengukuran suhu tubuh (Masalah C 50 %) 2. Prioritas masalah Dari tiga masalah tersebut peneliti menentukan prioritas masalah. Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matrix problem priority. Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah. Setiap masalah ditentukan rangking manfaat dan rangking usahanya untuk menyelesaikan masalah. Rangking dimulai dari yang terbaik dengan
urutan 1-5. Rangking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai rangking usaha sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih sebagai prioritas masalah. Penilaian dengan skala 1-5 : a. Angka 5 melambangkan kemampuan besar b. Angka 4 melambangkan kemampuan cukup c. Angka 3 melambangkan kemampuan sedang d. Angka 2 melambangkan kemampuan kurang e. Angka 1 melambangkan kemampuan kecil Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat dipilih prioritas masalah. Berikut adalah matriks prioritas masalah dari beberapa masalah dalam penelitian ini : Tabel 4.5 Matriks prioritas masalah Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu Masalah Masalah A Masalah B Masalah C
Rangking manfaat 5 4 3
Rangking usaha
Extended value
2 2 3
10 8 9
Urutan prioritas III I II
Matriks prioritas masalah disusun oleh peneliti kemudian melakukan konfirmasi dan curah pendapat dengan pemegang program UKM. Dengan demikian berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah diatas, maka dicari penyebab masalahnya. 3. Identifikasi Penyebab Potensial Identifikasi penyebab masalah tingkat kepatuhan petugas KIA dalam menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan. Tabel 4.6
Identifikasi penyebab dengan pendekatan sistem analisis
penyebab masalah. Komponen Man Money
Keterangan Beban kerja petugas KIA cukup besar -
Method Material Marketing Lingkungan
Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal -
Beban kerja petugas KIA cukup besar.
MAN
Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif
MONEY
METHODE
Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (37,14 %)
MATERIAL
MARKETING
Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal
Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC
Gambar 4.3 Pendekatan Analisis Fish Bone untuk pelayanan ANC 4. Menentukan Penyebab Masalah Paling Mungkin Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah melalui analisis fish bone, maka langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas penyebab masalah. Untuk menentukan prioritas penyebab masalah dapat menggunakan diagram Pareto, untuk membuat diagram pareto berikut langkah langkahnya. a. Melakukan analisis comparison)
tabel
perbandingan
berpasangan
( Paired
Tabel 4.7 Perbandingan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Berpasangan (Paired Comparasion) No 1
Penyebab Masalah Beban kerja petugas KIA cukup besar.
2
Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC
3
I 1 2 2 3 3 4
II 1 3 2 4
III 1 4
4
Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal
Keterangan : 1) Beban kerja petugas KIA cukup besar (0) 2) Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif (3) 3) Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC (2) 4) Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal (1) b. Distribusi frekuensi penyebab masalah Dengan menjumlah penyebab masalah pada tabel Paired Comparison yang dilingkari maka dapat dihitung jumlah distribusi frekuensi penyebab masalah dengan cara membuat turus/tally. Hasil tallynya adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Distribusi frekuensi penyebab masalah pelayanan ANC terpadu No 1. 2. 3. 4.
Penyebab masalah Beban kerja petugas KIA cukup besar. Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal
Tally 0 III
Jumlah 0 3
II
2
I
1
Berdasarkan analisis penyebab masalah dengan menggunakan metode Paired Comparison dan melakukan turus/tally didapatkan urutan prioritas penyebab masalah sebagai berikut: 1) Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif (3) 2) Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC (2) 3) Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal (1) 4) Beban kerja petugas KIA cukup besar (0) c. Membuat diagram frekuensi penyebab masalah Langkah berikutnya adalah membuat diagram frekuensi penyebab masalah berdasarkan hasil dari tally.
3.5
3
2.5 A 2
B C
1.5
D 1
0.5
0
Gambar. 4.4 Diagram frekuensi penyebab masalah Keterangan : 1) Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif (A) 2) Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC (B) 3) Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal (C) 4) Beban kerja petugas KIA cukup besar (D) d. Membuat tabel pareto Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan diagram analisis pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah dimulai dari frekuensi terbesar ke frekuensi yang terkecil.
Tabel 4.9 Tabel Pareto untuk pelayanan ANC No
Penyebab masalah
1.
Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC
2.
Frekuensi
Jumlah kumulatif
Prosentase kumulatif
3
3
50%
2
5
83%
3. 4.
Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal Beban kerja petugas KIA cukup besar.
1
6
100%
0
6
100%
e. Diagram Analisis Pareto 100%
10 9
90%
8
80%
7
70%
6
60%
5
50% A
40%
B
30%
2
C
20%
1
D
10%
4 3
0
Penyebab Masalah
Gambar 4.5 Diagram Analisis Pareto Pelayanan ANC Terpadu Keterangan : 1) Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif (A) 2) Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan ANC (B) 3) Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal (C) Diagram pareto adalah
alat statistik yang digunakan untuk
memilih faktor masalah bedasarkan fakta dan data. Azas pareto mengungkapkan bahwa dengan mengendalikan yang sedikit 20%, maka dengan cepat menguasai yang lebih besar (80%). Hal ini berar ti dengan menyelesaikan masalah pada tabel pareto maka bisa menyelesaikan sebagian besar masalah terkait rendahnya kepatuhan petugas dalam menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan.
Berdasarkan
perhitungan
dengan
analisis
pareto
dalam
menyelesaikan suatu masalah maka dipilih satu masalah dengan persentase kumulatif kurang dari 80% dan berupa persentase kumulatif terendah (50%) yaitu cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif. 5. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan konfirmasi dan diskusi dengan pemegang program, maka didapatkan prioritas masalah cara mekanisme kerja dengan pembagian tugas pelayanan kurang efektif. Adapun beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai berikut: a. Optimalisasi mekanisme kerja pelayanan ANC dengan menggunakan lembar check list pelayanan ANC dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 1) b. Penanggung jawab UKP Puskesmas atau pimpinan penjamin mutu melakukan evaluasi tiga bulan sekali menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas pelayanan antenatal Care (ANC) terpadu dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 2) c. Refreshing SOP pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu yang telah direvisi dan dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 3)
6. Keputusan Pemecahan Masalah Alternatif pemecahan masalah dilakukan pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan menggunakan matriks cost benefit (manfaat dibanding biaya). Penilaian manfaat dapat dibuat dengan skala 1 – 5. a. Angka 5 melambangkan manfaat besar
b. Angka 4 melambangkan manfaat cukup c. Angka 3 melambangkan manfaat sedang d. Angka 2 melambangkan manfaat kurang e. Angka 1 melambangkan manfaat kecil Penilaian biaya dapat dibuat dengan skala 1 – 5. a. Angka 5 melambangkan biaya besar b. Angka 4 melambangkan biaya cukup c. Angka 3 melambangkan biaya sedang d. Angka 2 melambangkan biaya kurang e. Angka 1 melambangkan biaya kecil Pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan menggunakan matriks cost benefit yaitu sebagai berikut: Tabel 4.9 Matriks cost benefit Alternatif
Manfaat
Biaya
Ratio
Ranking
Alternatif I
5
2
2,5
I
Alternatif II
5
3
1,6
III
Alternatif III
4
2
2
II
Keterangan : a. Ranking 1 Optimalisasi mekanisme kerja pelayanan ANC dengan menggunakan lembar check list pelayanan ANC dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 1)
b. Ranking 2 Refreshing SOP pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu yang telah direvisi dan dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 3) c. Rangking 3
Penanggung jawab UKP Puskesmas atau pimpinan penjamin mutu melakukan evaluasi tiga bulan sekali menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas pelayanan antenatal Care (ANC) terpadu dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 2) Berdasarkan nilai tertinggi dari manfaat dibanding biaya yang dibutuhkan maka ditetapkan alternatif I sebagai alternatif terpilih. 7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action) Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil, maka disusun Plan Of Action dengan optimalisasi mekanisme kerja pelayanan ANC dengan menggunakan lembar check list pelayanan ANC dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. Tahapan pembuatan lembar check list pelayanan ANC sebagai berikut: a. Persiapan dilakukan pada 30 Agustus 2017 dengan konsultasi dan melakukan koordinasi kepada kepala puskesmas dan pemegang program, menyiapkan konsep serta penyusunan konsep pembuatan lembar check list pelayanan ANC dan materi tentang gejala – gejala infeksi menular seksual (IMS). b. Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 6 September 2017 dengan kegiatan pembuatan lembar check list pelayanan ANC setelah mendapat persetujuan dari kepala puskesmas serta pembuatan poster gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksusal (IMS). c. Evaluasi dilakukan dengan menilai kembali kepatuhan petugas KIA (bidan)
terhadap
SOP
antenatal
care
(ANC)
terpadu
yang
dilaksanakan bulan Desember 2017 di ruang KIA Puskesmas Halmahera dengan menggunakan daftar tilik. B. Compleks Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dengan responden penerima pelayanan antenatal care (ANC)
yaitu sebanyak 30 responden. Wawancara dilakukan dengan menanyakan 14 buah pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian indeks kepuasan masyarakat.
Setelah
semua
pertanyaan
dari
30
responden
selesai
diwawancarai, maka data diolah dengan cara : 1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur Menjumlahkan skor dari 14 pertanyaan pada setiap unsur. 2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden 3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.071 (Standart Baku) 4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Jumlah Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan 5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku). 6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur) Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25 7. Kinerja Unit Pelayanan Hasil penilaian terhadap kepuasan responden yang pernah mendapat pelayanan antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Halmahera menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dapat dilihat pada tabel lampiran. Tabel 4.11 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai standar Nilai Persepsi
Nilai Interval IKM
Nilai Interval Konversi IKM
Mutu pelayanan
Kinerja Unit Pelayanan
1 2 3 4
1,00 - 1,75 1,76 - 2,50 2,51 - 3,25 3,26 - 4,00
25 – 43, 75 43,76 – 62,50 62,50 – 82, 26 82,27 – 100,00
D C B A
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
Nilai IKM yang didapatkan adalah 3,17 diasumsikan dengan interval nilai indeks kepuasan masyarakat 2,51-3,25 (baik). Nilai IKM setelah dikonversi adalah 79,25. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja unit Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu di wilayah kerja Puskesmas Halmahera adalah baik.
Nilai tertinggi pada pertanyaan 11 yaitu 26 responden (87%) memberi nilai 4, yang berarti biaya yang ditetapkan Puskesmas untuk kunjungan dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah tidak dipungut biaya tambahan. C. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas)
Media komunikasi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah adalah media edukasi berupa leaflet dan poster. Ciri-ciri skala intensitas metode dan media komunikasi poster dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut: 1. Faktor situasi a. Waktu yang dibutuhkan dari peserta (Intensitas 1) b. Keterlibatan staff (Intensitas 1) c. Ruang khusus yang dibutuhkan (Intensitas 1) 2. Efisiensi a. Harga/biaya awal (Intensitas 1) b. Ongkos awal (Intensitas 2) c. Ongkos pemeliharaan (Intensitas 1) d. Luas ruangan (Intensitas 1) e. Perbaikan alat penggantian (Intensitas 1) 3. Efektifitas a. Ciri-ciri 1) Interaksi (Intensitas 1) 2) Perhatian warna (Intensitas 3) 3) Perhatian identitas (Intensitas 1) 4) Kemantapan retensi (Intensitas 2) 5) Kemantapan repetisi (Intensitas 1) b. Tujuan pendidikan 1) Fakta (Intensitas 2) 2) Prosedur (Intensitas 2) 3) Prinsip-prinsip dan konsep (Intensitas 2) 4) Sikap/pendapat (Intensitas 1) Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan membuat media leaflet dan poster sebagai salah satu penyelesaian masalah kepatuhan