SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN
GEOLOGI PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN
Bab 7. Bahan Peledak dalam Pertambangan
Suharto Linuwih Cahyo Aji Hapsoro
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
BAB 7 BAHAN PELEDAK DALAM PERTAMBANGAN
KOMPETENSI INTI
Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran geologi pertambangan.
KOMPETENSI DASAR (KD)
Menerapkan konsep peledakan untuk pertambangan
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1
Merumuskan sifat fisik dan karakter detonasi bahan peledak dalam kegiatan peledakan
2
Merumuskan ketentuan umum, persyaratan fisik dan jenis-jenis gudang bahan peledak
3
Merekonstruksi Merekonstruksi penyambungan rangkaian non listrik dan sambungan pada rangkaian nonel
4
Merekonstruksi Merekonstruksi alat pemicu peledakan non listrik (Nonel) berdasarkan penyulut sumbu api dan pemicu nonel atau starter non-electric
URAIAN MATERI
A.
SIFAT FISIK DAN KARAKTER DETONASI BAHAN PELEDAK DALAM KEGIATAN PELEDAKAN
Peledakan Peledakan (blasting; explosion) merupakan Kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Beberapa istilah dalam peledakan:
1
1. Peledakan bias ( refraction shooting) merupakan peledakan di dalam lubang atau sumur dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik bias. 2. Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiatemeter kecil dan diisi sedikit bahan peledak. 3. Peledakan di udara ( air shooting) merupakan cara menimbulkan energi seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara. 4. Peledakan lepas gilir ( off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan di luar jam gilir kerja. 5. Peledakan lubang dalam ( deep hole blasting ) merupakan cara peledakan jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang dalamdisesuaikan dengan tinggi jenjang. 6. Peledakan parit ( ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan parit. 7. Peledakan teredam ( cushion blasting) merupakan cara peledakan dengan membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut.
Pengenalan Bahan Peledak 1. Bahan Peledak
Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil. Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (>>10.000 MPa). Sedangkan energi 2
per satuan waktu yang ditimbulkan sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500-7500 meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.
2. Reaksi dan Produk Peledakan
Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung
pada
kondisi
eksternal
saat
pekerjaan
tersebut
dilakukan
yang
mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut: a. Pembakaran.
Pembakaran
adalah
reaksi
permukaan
yang
eksotermis
dan
dijaga
keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur oksigen (O 2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. b. Deflagrasi.
Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara ( subsonic ). c. Ledakan.
Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh transfer energi ke gerakan massa yang 3
menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM terkena panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain. d. Detonasi.
Detonasi adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut ( shock compression wave ) dan proses ini berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500 m/s. Sementara itu shock compression wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan yang lebih besar. Disamping itu shock wave dapat menimbulkan symphatetic detonation, oleh sebab itu peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak aman ( safety distance ) antar lubang.
3. Klasifikasi Bahan Peledak
Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan. Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi waktu tunda ( delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu dikoreksi karena tidak semua merupakan bahan peledak lemah. Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak kuat. Sampai saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut. Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi:
4
a. Bahan peledak kuat (high explosive). Bila memiliki sifat detonasi atau meledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s). b. Bahan peledak lemah (low explosive). Bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps (1.650 m/s).
4. Klasifikasi Bahan Peledak Industri Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat khusus
untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan industri lainnya, di luar keperluan militer. Sifat dan karakteristik bahan peledak (yang akan diuraikan pada pembelajaran 2) tetap melekat pada jenis bahan peledak industri. Dengan perkataan sifat dan karakter bahan peledak industri tidak jauh berbeda dengan bahan peledak militer, bahkan saat ini bahan peledak industri lebih banyak terbuat dari bahan peledak yang tergolong ke dalam bahan peledak berkekuatan tinggi ( high explosives ).
5. Sifat Bahan Peledak
Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu: a. Kekuatan (strength)
Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energi yang dimiliki oleh bahan peledak tersebut dan merupakan ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja, biasanya dinyatakan dalam %. b. Kecepatan Detonasi
Kecepatan Detonasi ( velocity of detonation=VOD ) merupakan kecepatan gelombang detonasi yang menerobos sepanjang kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam meter/detik. kecapatannya tergantung dari : jenis bahan peledak (ukuran butir, bobot isi), diameter dodol (diameter lubang ledak), derajat pengurungan ( degree of confinement ), penyalaan awal (initiating). c. Kepekaan (sensitivity )
Kepekaan (sensivity) adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak untuk mulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakan keseluruh isian. Kepekaan ini tergantung pada: komposisi kimia, ukuran butir, bobot isi, pengaruh kandungan air, dan temperatur. d. Bobot Isi Bahan Peledak (density ) 5
Bobot Isi Bahan Peledak (density) adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak, dinyatakan dalam gr/cm3. Bobot isi ini biasanya dinyatakan dalam specific gravity (SG). stick count (SC) atau loading density (de). e. Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)
Tekanan Detonasi ( Detonation Pressure ) merupakan penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam kilobar (kb). f.
Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance)
Ketahanan Terhadap Air ( Water Resistance ) merupakan kemampuan bahan peledak itu sendiri dalam menahan air dalam waktu tertentu tanpa merusak, merubah atau mengurangi kepekaannya, dinyatakan dalam jam. g. Sifat Gas Beracun (Fumes)
Bahan peledak yang meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas yaitu smoke atau fumes. Smoke tidak berbahaya karena hanya terdiri dari uap atau asap yang berwarna putih. Sedangkan fumes berwarna kuning dan berbahaya karena sifatnya beracun, yaitu terdiri dari karbon monoksida (CO) dan oksida nitrogen (Nox). Fumes dapat terjadi jika bahan peledak yang diledakkan tidak memiliki keseimbangan oksigen, dapat juga jika bahan peledak itu rusak atau sudah kadaluwarsa selama penyimpanan dan oleh sebab lain.
Perlengkapan Peledakan (blasting accesories atau blasting supplies) Perlengkapan Peledakan ( blasting accesories atau blasting supplies ) merupakan
material yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian bahan peledak dapat dinyalakan. Perlengkapan peledakan hanya dipakai satu kali penyalaan saja. Beberapa perlengkapan peledakan yaitu: 1. Detonator a. Detonator listrik ( electric blasting caps=EBC ) ada dua macam yaitu detonator seketika ( instantenous EBC ) dan detonator tunda ( delayed EBC ). b. Detonator biasa ( plain/ordinary detonator ) digunakan dengan sumbu api. c. Kabel Listrik ( connecting wire). d. Insulator tape. 6
2. Sumbu api (safety fuse ) dengan perlengkapannya: igniter cord dan igniter cord connector .
3. Sumbu Ledak (detonating fuse ) dengan perlengkapannya MS connector/detonating relay connector .
Peralatan Peledakan (blasting equipment) Peralatan Peledakan ( blasting equipment ) merupakan alat-alat yang diperlukan
untuk menguji dan menyalakan rangkaian peledakan sehingga alat tersebut dapat dipakai berulang-ulang. Peralatan peledakan antara lain: 1. Blasting Machine (sumber energi listrik DC), beserta ohm meter (penguji tahanan rangkaian), Rheostat (penguji kapasitas blasting machine). 2. Cap Primer (sejenis tang khusus untuk peledakan). 3. Kabel Utama ( bus wire, leading wire) yaitu kabel yang menghubungkan blasting machine (exploder ) ke rangkaian peledakan listrik. Peledakan dengan menggunakan arus listrik searah (DC) sebagai sumber tenaga dihasilkan
dari blasting machine . Arus listrik berfungsi membangkitkan panas yang dapat menyalakan detonator kemudian detonator akan meledakan primer dimana terdapat isian.
Soal Latihan Salah satu reaksi produk yang terjadi dalam peledakan adalah adanya fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut. Istilah ini disebut dengan….
A. Detonasi B. Pembakaran C. Ledakan D. Deflagrasi KUNCI: D
B.
KETENTUAN UMUM, PERSYARATAN FISIK DAN JENIS-JENIS GUDANG BAHAN PELEDAK
Gudang Bahan Peledak
Secara umum gudang dapat diartikan sebagai sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam barang. Setiap jenis bangunan bisa saja memiliki gudang, 7
misalnya saja gudang pada bangunan pabrik, toko, dan tambang. Karena digunakan untuk berbagai macam barang, biasanya gudang berpotensi untuk menyimpan debu. Karena itu peletakan gudang perlu diperhatikan agar tidak mengganggu aktivitas lain dalam bangunan. Selain itu gudang sebaiknya diletakan di lokasi yang tidak lembab agar barang-barang tidak gampang untuk rusak. Untuk seminar industri ini sendiri penulis akan mengkaji mengenai gudang penyimpanan bahan peledak. Bahan peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah mempunyai izin dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang secara tertulis. Apabila gudang bahan peledak terletak di luar wilayah tempat usaha pertambangan dan akan digunakan untuk kegiatan pertambangan, harus mendapat persetujuan tertulis dari Pelaksana Inspeksi Tambang.Gudang bahan peledak merupakan suatu bangundan atau kontener yang secara teknis dapat menyimpan bahan peledak secara aman agar terhindar dari pengaruh ekstrim dari luar seperti panas, gesekan maupun benturan. Sedangkan untuk pengamanan Gudang Bahan Peledak sebagai berikut: a. Setiap gudang bahan peledak harus dilengkapi dengan: - Thermometer yang ditempatkan di dalam ruang penimbunan; - Tanda “dilarang merokok” dan “dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan”; -
Hanya satu jalan masuk; dan
- Alat pemadam api yang diletakkan ditempat yang mudah dijangkau di luar bangunan gudang. b. Sekitar gudang bahan peledak harus dilengkapi lampu penerangan dan harus dijaga 24 jam terus menerus oleh orang yang dapat dipercaya. Rumah jaga harus dibangun di luar gudang dan dapat untuk mengawasi sekitar gudang dengan mudah. c. Sekeliling lokasi gudang bahan peledak harus dipasang pagar pengaman yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci. d. Untuk masuk ke dalam gudang hanya diperbolehkan menggunakan lampu senter kedap gas. e. Dilarang memakai sepatu yang mempunyai alas besi, membawa korek api atau barangbarang lain yang dapat menimbulkan bunga api ke dalam gudang. f.
Sekeliling gudang bahan peledak peka detonator harus dilengkapi tanggul pengaman yang tingginya 2 (dua) meter dan lebar bagian atas 1 (satu) meter dan apabila pintu 8
masuk berhadapan langsung dengan pintu gudang, harus dilengkapi dengan tanggul sehingga jalan masuk hanya dapat dilakukan dari samping. g. Apabila gudang bahan peledak dibangun pada material kompak yang digali, maka tanggul yang terbentuk pada semua sisi harus sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada poin (f). h. Apabila ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam poin (a) untuk gudang Amonium Nitrat dan ANFO, berlaku ketentuan sebagai berikut: - Gudang dengan kapasitas kurang dari 5.000 kilogram pada bagian dalamnya harus dipasang pemadam api otomatis yang dipasang pada bagian atas; dan - Gudang dengan kapasitas 5.000 kilogram atau lebih harus dilengkapi dengan hidran yang dipasang di luar gudang yang dihubungkan dengan sumber air bertekanan.
Klasifikasi Gudang Bahan Peledak
Dalam dunia pertambagan gudang penyimpanan bahan peledak dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Menurut kepekaannya
a. Gudang Handak Peka Detonator adalah gudang yang digunakan untuk menyimpan detonator. b. Gudang Handak Peka Primer adalah gudang yang digunakan untuk menyimpan bahan peledak yang hanya dapat meledak dengan menggunakan primer atau booster bersama detonator pada poin (h). c. Gudang Bahan Ramuan Bahan Peledak adalah gudang yang digunakan untuk menyimpanbahan baku yang apabila dicampur dengan bahan tertentu (solar) akan menjadi bahan peledak peka primer.
2. Menurut Funginya
9
a. Gudang
Handak
Utama
adalah Gudang
yang
digunakan
sebagai
tempat
penyimpanan/penimbunan bahan peledak yang letaknya di lokasi tambang. b. Gudang Handak Sementara adalah Gudang yang digunakan untuk kegiatan pertambangan tahap eksplorasi atau untuk penimbunan sementara menunggu gudang utama selesai dibangun. c. Gudang
Handak
Transit
adalah Gudang
yang
digunakan
sebagai
tempat
penyimpanan sementara bahan peledak sebelum diangkut ke gudang utama.
Perizinan Gudang Penyimpanan Bahan Peledak
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/ M.PE/1995 tanggal 22 Mei 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum, Bab II tentang Bahan Peledak dan Peledakan, Bagian pertama tentang Gudang Bahan Peledak, Pasal 52, Izin Gudang Bahan Peledak sebagai berikut: 1.
Bahan peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah mempunyai izin dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang secara tertulis. Apabila gudang bahan peledak terletak di luar wilayah tempat usaha pertambangan dan akan digunakan untuk kegiatan pertambangan, harus mendapat persetujuan tertulis dari Pelaksana Inspeksi Tambang.
2. Bahan peledak yang digunakan untuk kegiatan lain harus mendapat persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang. 3. Permohonan izin gudang bahan peledak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus melampirkan: a. Gambar konstruksi gudang bahan peledak dengan skala 1 : 100 yang memperhatikan pandangan atas dan pandangan samping serta hal-hal lain yang diperlukan sesuai dengan kapasitas maksimum gudang bahan peledak yang dimohonkan; dan b. Gambar situasi gudang bahan peledak dengan skala 1 : 5000 yang memperhatikan jarak aman. 4. Permohonan izin gudang bahan peledak di bawah tanah harus dilengkapi dengan peta dan spesifikasi yang memperhatikan rancang bangun dan lokasi gudang bahan peledak.
Ketentuan Gudang Bahan Peledak di Permukaan Tanah
10
Gudang bahan peledak di permukaan tanah terbagi menjadi gudang bahan peledak sementara, transit, utama dan mempunyai ketentuan demi keamanan pekerja ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah antara lain: 1. Di lengkapi thermometer. 2.
Tanda ‘’Dilarang Merokok”.
3. Tanda ‘’Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan’’. 4. Alat pemadam api diluar ruangan yang mudah dijangkau. 5. Lampu penerangan di sekitar lokasi gudang. 6. Rumah jaga diluar gudang yang dapat mengawasi sekitar gudang. 7. Sekeliling gudang dipasang pagar dengan pintu yang dapat dikunci. 8. Sekeliling lokasi gudang handak peka detonator dipasang tanggul dengan tinggi 2 m lebar bagian 1 m. 9. Pintu masuk tidak bisa berhadapan langsung dengan pintu gudang. 10. Jika kapasitas gudang AN dan ANFO kurang dari 5 ton, maka dibagian dalam gudang dipasang pemadam otomatis dan apabilah lebih dari 5 ton dipasang hidran diluar gudang. 11. Gudang handak peka detonator terdiri dari 2 ruangan, ruang belakang untuk menyimpan handak dan ruang depan untuk administrasi handak. Pintu ruang belakang tidak dapat berhadapan dengan ruang depan dan kedua pintu dapat dikunci.
Gudang Bahan Peledak Sementara
Gudang handak sementara adalah Gudang yang digunakan untuk kegiatan pertambangan tahap eksplorasi atau untuk penimbunan sementara menunggu gudang utama selesai dibangun. Gudang bahan peledak sementara dibagi menjadi 3 yaitu gudang handak peka detontor, peka primer dan ramuan handak dengan kapasitas yang berbeda. 1. Gudang Handak Peka Detornator a. Berbentuk Bangunan - Dari bahan yang tidak mudah terbakar. - Atap seringan mungkin. - Dinding yang pejal. -
Lubang ventilasi pada bagian atas dan bawah. Bebas kebakaran dalam radius 30 meter. 11
-
Lantai gudang dari bahan yang tidak menimbulkan percikan bunga api.
- Tidak boleh ada besi yang tersingkap. - Hanya boleh ada 1 pintu untuk akses masuk dan keluarruang penimbunan bahan peledak. - Resistans pembumian alat penangkal petir lebih kecil dari 5 ohm. - Kapasitas maksimal 4 ton. b. Berbentuk Kontener - Dari pelat logam dengan ketebalan minimal 3 milimeter. - Lubang ventilasi pada bagian atas dan bawah. - Dilapisi dengan kayu pada bagian dalam. -
Air hujan tidak dapat masuk.
-
Satu pintu.
- Resistans pembumian alat penangkal petir lebih kecil dari 5 ohm. - Kapasitas maksimal 2 ton.
2. Gudang Handak Peka primer - Gudang
berbentuk
bangunan
harus
memenuhi
persyaratan
sebagaimana
dimaksud nomor 1, kecuali huruf a butir 3 dan mempunyai kapasitas 10 ton. - Gudang
berbentuk
kontener
harus
memenuhi
persyaratan
sebagaimana
dimaksud nomor 1, kecuali huruf b butir 3 ini dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 5 ton.
3. Gudang bahan ramuan bahan peledak: - Gudang
berbentuk
bangunan
harus
memenuhi
persyaratan
sebagaimana
dimaksud nomor 1, kecuali huruf a butir 3 dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 10 ton, dan - Gudang
berbentuk
kontener
harus
memenuhi
persyaratan
sebagaimana
dimaksud nomor 1, kecuali huruf b butir 3 ini dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 10 ton.
Gudang Handak Transit
12
Gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara bahan peledak sebelum diangkut ke gudang utama.Gudang bahan peledak sementara dibagi menjadi 3 yaitu gudang handak peka detontor, peka primer dan ramuan handak dengan kapasitas yang berbeda. Dengan persyaratan adalah sebagai berikut:
1. Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan dalam gudang peledak transit dan harus disimpan langsung dalam gudang utama. 2. Gudang bahan peledak peka primer. a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi persyaratan gudang bahan peledak sementarasebagaimana
dimaksudkan pada
aturan
gudang
bahan
peledak
sememntara nomor 1 kecuali huruf a butir 8 dengan kapasitas tidak lebih dari 500.000 kilogram dan. b. Gudang berbentuk kontener harus memenuhi persyaratan gudang bahan peledak sementarasebagaimana
dimaksudkan pada
aturan
gudang
bahan
peledak
sememntara pada nomor 1 kecuali huruf b butir 3. 3. Gudang bahan ramuan bahan peledak. a. Gudang
berbentuk
bangunan
harus
memenuhi
persyaratan
sebagaimana
dimaksudkan pada aturan gudang bahan peledak sememntara 1 kecuali huruf a butir 3 dan 8 dan b. Gudang berbentuk kontener atau tangki hanya boleh ditempatkan pada lokasi yang telah mendapat izin Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan bahan ramuan bahan peledak tersebut harus tetap tersimpan dalam kemasan aslinya. Kapasitas tiap kontener atau tangki tidak lebih dari 20.000 kilogram dan kapasitas tiap daerah penimbunan tersebut tidak boleh lebih dari 2.000.000 kilogram. 4. Gudang berbentuk bangunan untuk bahan ramuan bahan peledak harus memenuhi persyaratan
sebagaimana
dimaksudkan
pada
aturan
gudang
bahan
peledak
sementara nomor 1 kecuali huruf a butir 3 dan 8 dengan ketentuan tambahan: a. Bangunan - Lantai tidak terbuat dari kayu atau bahan lain yang dapat menyerap lelehan Amonium Nitrat; - Bangunan dan daerah sekitarnya harus kering; dan
13
- Bagian dalam gudang serta palet tidak boleh menggunakan besi galvanisir, seng, tembaga atau timah hitam. b.
Kapasitas gudang tidak boleh lebih dari 2.000.000 kilogram.
Gudang bahan peledak utama
Gudang bahan peledak utama adalah gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbunan bahan peledak yang letaknya di lokasi tambang. Gudang bahan peledak utama dibagi menjadi 3 yaitu gudang handak peka detontor, peka primer dan ramuan handak dengan kapasitas yang berbeda. Dengan persyaratan sebagai berikut: 1. Gudang penyimpanan bahan peledak peka detonator harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudkan pada aturan gudang bahan peledak sementara 1 kecuali huruf a dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 150.000 kilogram. 2. Gudang bahan peledak peka primer harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudkan aturan gudang bahan peledak sementara 1 kecuali huruf a dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 500.000 kilogram. 3. Gudang ramuan bahan peledak: a. Untuk gudang berbentuk bangunan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudkan pada aturan bahan peledak sementara nomor 1 kecuali huruf a butir 3 dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 500.000 kilogram. b. Untuk gudang berbentuk tangki harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: - Tangki tidak boleh terbuat dari bahan tembaga, timah hitam, seng atau besi galvanisir; - Pada bagian atas harus tersedia bukaan sebagai lubang pemeriksaan dan harus tersedia tempat khusus bagi operator untuk melakukan pemeriksaan; - Pipa pengeluaran harus tereletak pada bagian bawah; dan - Pada bagian atas harus tersedia katup untuk pengeluaran tekanan udara yang berlebihan. c. Untuk gudang berbentuk kontener harus memenuhi persyaratan sebagai-mana dimaksudkan pada aturan bahan peledak sementara nomor 1 kecuali huruf b butir 3.
Jarak Aman Gudang Bahan Peledak di Permukaan Tanah
14
Gudang bahan peledak dipermukaan tanah baik itu gudang utama maupun gudang gudang bahan peledak peka detonator harus memenuhi jarak aman terhadap lingkungan dengan berbagai rentangan yang telah ditentukan mengingat bahwa potensi bahaya dari bahan peledak sengat besar maka perlu adanya prioritas tersendiri dalam penentuan lokasi gudang penyimpanan bahan peledak dan jarak aman disekitar gudang penyimpanan bahan peledak prioritas ini demi menjamin keselmatan para pekerja tambang. Gudang bahan peledak mempunyai ketentuan jarak aman di lingkungan pertambangan adalah sebagai berikut:
Ketentuan Gudang di Bawah Tanah:
Selain membongkar dan mengambil material bahan galian bahan peledak juga dipakai untuk meledakan batuan untuk mendapatkan ruang yang berfungsi sebagai jalan masuk, gudang, terowongan pipa dibawah tanah. Sehingga perlu adanya gudang bahan
15
peledak dibawah permukaan tanah. Gudang bahan peledak di bawah permukaan tanah sendiri mempunyai beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Permukaan kering dan datar. 2. Konstruksi bangunan kuat. 3. Terlindung dari kejatuhan batu. 4. Terdapat lubang ventilasi dan aliran udara yang cukup. 5. Memenuhi jarak aman terhapap jalan utama shaft dan tempat kerja. 6. Kapasitas pemakaian 2x24 jam (Maksimum 5 ton).
Bahan peledak mempunyai tata cara dalam penyimpanan di bawah tanah dengan persyaratan sebagai berikut: 1.
Bahan peledak di bawah tanah harus disimpan di dalam gudang bahan peledak, apabila jumlahnya kurang dari 50 kilogram, maka bahan peledak tersebut boleh disimpan dalam kontener.
2. Gudang bahan peledak di bawah tanah hanya dapat dipergunakan untuk menyimpan bahan peledak untuk pemakaian paling lama dua hari dua malam yang jumlahnya tidak lebih dari 5.000 kilogram. Apabila tidak tersedia gudang di bawah tanah sedangkan pemakaian lebih besar dari 50 kilogram dalam waktu kurang dari 24 jam, maka harus tersedia tempat untuk penyimpanan sementara yang mendapat persetujuan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
Jarak Aman Gudang Bahan Peledak di Bawah Tanah
Gudang bahan peledak bawah dipermukaan tanah juga mempunyai jarak aman jarak aman terhadap berbagai rentangan yang telah ditentukan. ketentuan jarak aman gudang bahan peledak di bawah permukaan tanah di lingkungan pertambangan adalah sebagai berikut: 1. 100 meter dari sumuran tambang. 2. 25 meter dari tempat kerja. 3. 10 meter dari lubang naik turun untuk orang dan pengangkutan. 4. 50 meter dari lokasi peledakan.
Penerimaan dan Pengeluaran Bahan Peledak 16
Tingkat pengawasan bahan peledak di dalam gudang yang sangat ketat ditakutkan ada bahan peledak yang tertinggal di lokasi sehingga disalahgunakan sehingga ada aturan dalam penerimaan dan pengeluaran bahan peledak sebagai berikut: 1. Petugas yang mengambil bahan peledak harus menolak atau mengembalikan bahan peledak yang dianggap rusak atau berbahaya atau tidak layak digunakan. 2. Penerimaan dan pengeluaran bahan peledak harus dilakukan pada ruangan depan gudang bahan peledak dan pada saat melakukan pekerjaan pintu penghubung harus ditutup. 3. Jenis bahan peledak yang dibutuhkan harus dikeluarkan dari gudang sesuai dengan urutan waktu penerimaan. 4. Bahan peledak dan detonator yang dikeluarkan harus dalam kondisi baik dan jumlahnya tidak lebih dari jumlah yang diperlukan dalam satu gilir kerja. 5. Bahan peledak sisa pada akhir gilir harus segera dikembalikan ke gudang. Membuka kembali kemasan bahan peledak yang dikembalikan tidak perlu dilakukan apabila bahan peledak tersebut masih dalam kemasan atau peti aslinya seperti waktu dikeluarkan. 6. Bahan peledak yang rusak supaya segera dimusnahkan dengan cara yang aman mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Data dari bahan peledak yang rusak meliputi jumlah, jenis, merek, dan kerusakan yang terlihat harus dilaporkan kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang untuk mendapatkan saran penanggulangannya. 8. Sumbu api harus diperiksa pada waktu diterima dan secara teratur terlihat kemungkinan adanya kerusakan dan diuji kecepatan nyalanya. Setelah itu dengan selang waktu tertentu untuk memastikan kondisinya baik dan diuji kecepatan nyalanya. Kecepatan nyala sumbu api yang baik setiap satu meter antara 90 detik sampai 110 detik atau sesuai dengan spesifikasi pabrik. 9.
Kemasan yang kosong atau bahan pengemas lainnya tidak boleh disimpan di gudang bahan peledak atau gudang detonator.
10. Membuka kemasan bahan peledak dan detonator harus dilakukan dibagian depan gudang bahan peledak.
Buku Catatan Bahan Peledak
17
Agar bahan peledak di dalam gudang tetap aman dari administrasi setiap gudang bahan peledak dilengkapi buku catatan bahan peledak dengan ketentuan sebagai berikut: 1.
Di dalam gudang bahan peledak harus tersedia buku catatan bahan peledak yang berisi: a. Nama, jenis, dan jumlah keseluruhan bahan peledak serta tanggal penerimaan; dan b. Lokasi dan jumlah bahan peledak yang disimpan.
2.
Pada setiap gudang bahan peledak harus tersedian daftar persediaan yang secara teratur selalu disesuaikan dan dalam rinciannya tercatat: a. Nama dan tanda tangan petugas yang diberi wewenang untuk menerima dan mengeluarkan bahan peledak yang namanya tercatat dalam Buku Tambang; b. Jumlah setiap jenis bahan peledak dan atau detonator yang masuk dan keluar dari gudang bahan peledak; c.
Tanggal dan waktu pengeluaran serta pengembalian bahan peledak;
d. Nama dan tanda tangan petugas yang menerima bahan peledak; dan e. Lokasi peledakan dan tujuan permintaan/pengeluaran bahan peledak. 3. Kepala Teknik Tambang harus mengirimkan laporan triwulan mengenai persediaan persediaan dan pemakaian bahan peledak kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang; dan bentuk laporan triwulan sebagaimana dimaksud butir (a) ini ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang. 4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam no 1 dan 2 ini harus diarsipkan, setidaktidaknya untuk satu tahun.
Pemeriksaan Gudang
Dalam menajemen gudang harus di lakukan pengecekan gudang paling tidak sekali seminggu, isi dari gudang bahan peledak harus diperiksa dengan teliti oleh Kepala Teknik Tambang atau petugas yang berwenang dan temuan-temuannya harus didaftarkan pada buku yang tersedia.
Soal Latihan Dalam pembuatan gudang bahan peledak di bawah permukaan tanah mempunyai beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan sebagai berikut, kecuali ….
A. permukaan kering dan datar B. konstruksi bangunan kuat 18
C. Terlindung dari kejatuhan batu D. Ruangan harus tertutup dari udara KUNCI: D
C.
REKONSTRUKSI PENYAMBUNGAN RANGKAIAN NON LISTRIK DAN SAMBUNGAN PADA RANGKAIAN NONEL
Nonel adalah tube plastik,yang mempunyai diameter luar 3 mm. didalamnya berisi suatu bahan reaktif yang dapat menjalankan gelombang kejut dengan kecepatan kira-kira 2000 meter per detik. Dua
macam
nonel
yang
tersedia:
waktu
:
1.NonelGT
Mempunyai
interval
Short delag, deci-second dan half-second delay. Nonel GT/MS dipakai untuk peledakan tambang terbuka dan nonel GT/T dipakai untuk peledakan dalam terowongan. 2.NonelUNITED
adalah system nonel yang terakhir. Detonator mempunyai delay yang sama. Dalam peledakan urutan waktu peledakan dipasang dipermukaan. Hal tersebut akan memudahkan pemakaiandanpenyimpanannya. Nonel detonator
Bagian-bagian dari detonator adalah sebagai berikut : 1. Kelongsong alumunium, panjangnya bervariasi tergantung panjang dari delay element. 2. Base charge : bahan peledak kuat. 3. Primer charge : bahan peledak kuat yang peka terhadap nyala api. 4. Delay element 5. Sumbat karet 6. Nonel tube : panjangnya tertentu, ujung yang bebas ditutup. Macam-macam
jenis
Nonel – standard
Nonel GT – HD dan Nonel UNITED – HD
Nonel GT – OD dan Nonel UNITED – OD
nonel
detonator:
19
Nonel GT – HT dan Nonel UNITED – HT
Soal Latihan Yang termasuk dari elemen Nonel detonator kecuali
a.sumbat karet b.nonel tube c.kelongsong plastik d.base change kunci C
D. REKONSTRUKSI ALAT PEMICU PELEDAKAN NON LISTRIK (NONEL) BERDASARKAN PENYULUT SUMBU API DAN PEMICU NONEL ATAU STARTER NON-ELECTRIC Sumbu Api (Safety Fuse)
Sumbu api adalah alat berupa sumbu yang fungsinya adalah merambatkan api dengan kecepatan tetap. Perambatan api tersebut dapat menyalakan detonator yang dipasang pada ujung sumbu guna meledakkan bahan peledak. Sumbu api terdiri dari inti berupa black powder dan pembungkus berupa tekstil dan material kedap air. Fungsi pembungkus untuk menjaga sumbu api dari kerusakan mekanis dan kerusakan akibat air atau minyak. Kecepatan rambat sumbu api yang biasa diperdagangkan adalah: - 130 detik per meter (120 detik/yard), pada permukaan laut dengan variasi 10 detik, untuk sumbu api buatan USA. - 120 detik per meter dengan variasi yang sama, untuk sumbu api standar Eropa.
Sumbu api harus disimpan digudang yang sejuk, kering dan mempunyai ventilasi yang baik. Terhindar dari cairan yang mungkin dapat merusak. Suhu penyimpanan 50 –100°F dan kelembaban relatif rendah.
Pemasangan Denator pada sumbu api: Pemasangan detonator pada sumbu api dapat dilakukan dengan memakai crimper. Crimper dibagi menjadi 2 macam yaitu: - Bench-type Crimper 20
- Hand-type Crimper
Cara pemasangan adalah sebagai berikut: - Potong sumbu api tegak lurus, sesuai dengan panjang yang diperlukan. - Ambil detonator secara hati-hati dari kemasan. - Masukkan ujung sumbu api yang baru dipotong tepat kedalam detonator sedalam mungkin. - Jepit mulut detonator yang mengarah sumbu api dengan sempurna - Celupkan seluruh detonator dan sumbu api sepanjang satu inch kedalam larutan penyebab kedap air. - Hindari tekanan atau terkena panas pada ujung detonator yang tertutup.
Cara menyalakan sumbu api: Menyalan sumbu api dapat dilakukan dengan memakai hot wire fuse lighter, full wire fuse lighter, lead spritter , korek dan igniter cord. Apabial sumbu api dinyalakan akan terlihat
pancaran api yang dikenal dengan nama ignition flame, menandakan sumbu terbakar dan berfungsi normal. Pembakaran akan merambat perlahan terus sepanjang sumbu api sampai pada ujung yang lain.
Soal Latihan Sumbu api adalah alat peledak dengan prinsip kerja….
A. Menyalurkan arus listrik B. Memutus rangkaian listrik C. Menjaga suhu agar selalu tetap D. Merambatkan api dengan kecepatan tetap KUNCI: D
Daftar Pustaka http://artikelbiboer.blogspot.co.id/2009/12/blasting-peledakan.html 21
http://dapurtambang.blogspot.co.id/2014/06/metode-peledakan-dengan-cara-non.html
22