Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Tn. N DENGAN ANGGOTA KELUARGA An. A MENDERITA ISPA
DI DESA DUKUHWALUH RT 01 RW 02 PURWOKERTO
KABUPATEN BANYUMAS
PENGKAJIAN DILAKUKAN
Nama
:
Kelompok 6
Hari
:
Rabu
Tanggal
:
4 Januari 2012
Waktu
:
17.00 WIB
Metode
:
Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
Kepala Keluarga
Nama KK
:
Tn. N
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Umur
:
56 Tahun
Agama
:
Islam
Pendidikan
:
SD tidak tamat (kls 2)
Pekerjaan
:
Buruh
Alamat
:
Dukuwaluh RT 01 RW 02
Purwokerto, Banyumas
Komposisi Keluarga
No
Nama
Umur
Sex
Hubungan dg KK
Pendidikan
Pekerjaan
Status imunisasi
Status Kesehatan
1.
W
40 Th
P
Istri
SD
IRT
Sehat
2.
F
11 Th
P
Anak
SLTP
Pelajar
Imunisasi tak lengkap
Sehat
3.
A
4 Th
L
Anak
-
Blm sekolah
Imuisasi tak lengkap
Tidak sehat
4.
R
12 Th
P
Ponakan
SLTP
Pelajar
Imunisasi tak lengkap
Sehat
Genogram
Tipe Keluarga
Keluarga Tn.N merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family dimana terdiri dari keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah keponakan dan adik dari ibu.
Struktur peran
Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh.
Ny. W berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus keluarga beserta anak-anaknya.
An. F berperan sebagai anak dari pasangan Tn. N dan Ny. W yang merupakan anak pertama berperan sebagai anak sekolah.
An A merupakan anak kedua dari pasangan Tn. N dan Ny. W berperan sebagai anak pra sekolah.
An. R berperan sebagai keponakan atau anak dari adik Ny. W yang saat ini diasuh oleh keluarga Tn. N sejak kecil diasuh oleh Tn. N karena ayah dari An. R meninggal dunia karena menderita TBC sejak An. R masih kanak-kanak dan ibunya bekerja sebagai TKW di Malaysia (terkadang ibunya pulang dan tinggal dikeluarga Tn. N, biasanya pulang 6 bln-1 tahun sekali).
Suku Bangsa
Keluarga Tn. N termasuk dalam suku Jawa dan kewarganegaraan Indonesia.
Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama Islam.
Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan dengan anak sekolah dimana anak I Tn N berumur 11 thn dan sekolah SD. Tn. N bekerja sebagai buruh yang berangkat pagi dan pulang sore hari.
Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi keluarga Tn. N adalah memenuhi kebutuhan dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga (makan seadanya, mainan anak Cuma 3, pakaian kurang, alat sekolah, tidak ada fasilitas kamar mandi dan WC, bila anak sakit terkadang hanya dibelikan obat apotik tanpa resep dokter,bila tak sembuh baru diperiksakan ke Puskesmas).
Riwayat kesehatan keluarga inti
Ny. W menyatakan An. A mengidap batuk, pilek sudah 5 hari yang lalu dan sudah minum obat beli di apotik.
Ny. W mengatakan bila anak sakit, anak hanya dibelikan obat warung apabila tidak sembuh kemudian baru diperiksakan ke Puskesmas terdekat.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Dalam keluargaTn. N ditemukan adanya penyakit menular TBC yang pernah diidap oleh adik dan kakak dari Ny. W, serta adik ipar atau ibu dari An. R. Bahkan ayahnya An.R meninggal dunia karena menderita penyakit TBC.
RIWAYAT KESEHATAN
Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan makan
:
Makan 3x1 piring, dengan komposisi seadanya terkadang 2 x 1 sehari.
Kebiasaan minum
:
Minum 6-8 gelas dengan minum air teh dan putih.
Untuk An.A kadang minum susu formula 2-3 x / hari.
Kebutuhan Eliminasi
Pola BAB
:
1 kali sehari dan tidak ada penggunaan laksatif
Pola BAK
:
5 – 6 kali per hari dan tidak terjadi inkotinensia
Istirahat Tidur
Waktu Tidur
:
Siang ½ jam dan malam 6 – 7 jam
Waktu Bangun
:
bangun umumnya/seringnya jam 04.30 WIB
Kebersihan Diri
Mandi
:
2 kali sehari
Gosok gigi
:
2 kali sehari
Keramas
:
1 minggu 2 kali
Potong kuku
:
1 minggu 1 kali
Rekreasi/waktu senggang
Keluarga mempunyai kegiatan (aktifitas) rekreasi (melihat TV untuk hiburan keluarga).
FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif
Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan menghargai satu sama lainnya.
Fungsi Sosial
Hubungan sosial terjalin dengan baik Ny. W selalu mengikuti perkumpulan PKK setiap tanggal 7 setiap bulan di RTnya dan perkumpulan Dasa Wisma setiap 2 minggu sekali.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanggulangannya
Bila ada anggota keluarga yang menderita sakit biasanya dibelikan obat diapotik bila tidak sembuh baru dibawa ke fasilitas kesehatan (Puskesmas).
Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. N dikaruniai 2 orang anak.
FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI
Pekerjaan Tn. N
Pekerjaan Tn. N adalah buruh.
Ny. W adalah ibu rumah tangga yang selalu menyiapkan dan melayani keluarga, mengelola keuangan dari penghasilan yang didapat Tn. N.
Penghasilan dan Pengeluaran
Keluarga Tn. N mengatakan penghasilan yang ia peroleh cukup untuk makan sehari-hari dan membiayai keluarganya. Penghasilan setiap hari sekitar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 20.000,- per hari. Biaya hidup rata-rata per hari Rp. 15.000,00 (limabelas ribu rupiah).
Simpanan/uang keluarga
Sampai sekarang keluarga belum mempunyai simpanan/tabungan, Tn. N berkeinginan untuk mempunyai jamban sendiri tetapi tidak mempunyai dana.
Penentu keuangan keluarga
Sebagai penentu keuangan keluarga adalah Tn.N selaku kepala keluarga (kepala rumah tangga).
Sistem Nilai
Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah norma/budaya Jawa, semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ajaran agama, misalnya sholat 5 waktu, mengaji dan sebagainya.
Hubungan dengan Masyarakat
Ny. W mengatakan selalu mengikuti acara PKK yang diadakan di RT setiap bulan sekali serta Dawis 2 minggu sekali.
Tn. N mengikuti setiap bulan sekali setiap tanggal 10 mengikuti acara pertemuan RT dan mengikuti ronda malam seminggu sekali.
Dalam melaksanakan interaksi dengan keluarga tidak mengalami hambatan.
Mobilitas geografis keluarga
Tn. N menetap di rumah/tinggal di rumah yang telah dimilikinya kini, dari warisan orang tua.
FAKTOR LINGKUNGAN
Karakteristik rumah
Karakteristik Rumah
Rumah bentuk permanen dengan atap dari genteng, dan seng, lantai sudah diplester, tetapi dapur masih berlantai tanah.
Ukuran rumah 6,5 x 8 m2 menghadap ke barat.
Tiap kamar mempunyai jendela, namun sebagian tidak dibuka sehingga siang hari tampak gelap ruangan yang lain tidak ada ventilasi (jendela).
Penerangan sudah menggunakan listrik tetapi kurang terang.
Barang yang tak terpakai,sepeda dll disimpan di gudang.
Persediaan air bersih
Persediaan air bersih untuk minum dan memasak diambil dari sumur. Air untuk minum dimasak terlebih dahulu, mandi, mencuci selalu di sumur tetapi bila BAB disungai dengan jarak 12 meter dari rumah.
Pembuangan sampah
Sampah yang terkumpul dibuang ke sungai.
Pembuanganair limbah
Keluarga Tn.N membuang di belakang rumah, air limbah yang dihasilkannya dan dibiarkan meresap ke dalam tanah.
Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan yang cukup jendela dan meja kursi tampak banyak debu. Halaman rumah dan ruangan selalu disapu. Banyak pakaian yang bergantungan di kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak gelap. Tn. N mengatakan mereka nyaman dengan kondisi rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny W memasak dengan kayu bakar di dalam rumah dan asap pembakaran keluar lewat pintu.
Jamban keluarga
Keluarga Tn. N tidak memiliki jamban, sehingga bila BAB selalu di sungai (kali) yang tidak jauh dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.
Denah Rumah
8 m
Dapur dan gudang R. Tamu dan R.Keluarga
Sumur R.makan
2m
12m
6,5m kamar tidur kamar tidur kamar tidur
gudang
S
T B
U
Karakteristik tetangga dan Komunitas
Sebagian tetangga bekerja sebagai buruh, ibu rumah tangga dan pedagang. Hubungan dengan anggota masyarakat tidak ada masalah. Setiap bulan keluarga Tn. N mengikuti arisan yang diadakan oleh RT dan setiap bulan sekali mengikuti rapat RT dan ronda malam seminggu sekali.
Ny.R yaitu tetangga (belakang rumah) Tn.N menderita penyakit TBC.
PSIKOLOGIS
Status Emosi
Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka Pendek
Sementara tidak mempunyai masalah berat.hanya an.A sedang batuk.
Jangka Panjang
Keluarga Tn. N. memikirkan masalah biaya untuk hidup dan keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya.
Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor.
Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian/cobaan dari Tuhan.
Stressor koping yang digunakan.
Bila ada masalah Tn.N dengan Ny. W selalu membicarakan satu sama lain untuk mencari jalan keluar.
Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam kondisi yang parah.
Konsep Diri
Body Image
:
Tn. N melihat dirinya sebagai kepala keluarga bagi Ny.W, An. A, An F dan An. R. Persepsi dan perasaan Tn. terhadap bentuk tubuh, postur tubuh, fungsi dan penampilan diri, Tn N merasa lebih dari cukup terhadap gambaran dirinya.
Personal Identity
:
Tn. N seorang kepala keluarga dengan 2 orang anak dan mempunyai istri Ny.W, juga keponakan An.R
Peran
:
Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga dari Ny. W dan anaknya serta sebagai penanggungjawab dalam mencari nafkah keluarga
Ny.W sebagai ibu rumah tangga dan istri dari Tn. N yang selalu menyiapkan dan memenuhi kebutuhan keluarga, juga sebagai pengelola keuangan keluarga.
An. F sebagai anak sulung dan sedang memasuki tahap sekolah,sedang anak A memasuki tahap pra sekolah
An.R sebagai keponakan Tn.N sedang mengikuti tahap sekolah.
Ideal Diri
:
Tn. N mengharapkan dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian/masalah dan dikabulkan cita-citanya untuk dapat menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya.
Harga Diri
:
Tn. N menerima setiap ujian/masalah yang dihadapi keluarganya dengan ikhlas.
Pola Komunikasi
Keluarga selalu menggunakan bahasa Jawa dalam melaksanakan komunikasi dan setiap ada masalah selalu dibicarakan satu sama lain.
DERAJAT KESEHATAN
Kejadiaan Kesehatan
Dalam bulan-bulan ini keluarga Tn. N lagi sehat, hanya anak A sdh 5 hari menderita batuk dan flu tetapi tidak disertai dengan demam, saat pengkajian masih batuk Sampai sekarang tidak ada anggota keluarga Tn. N yang rawat inap/opname atau harus menjalankan operasi.
Kejadiaan Cacat
Tidak ada yang mengalami kecacatan
Kejadian Kematian dalam 1 Tahun terakhir
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit dan menimbulkan kematian.
Perilaku Keluarga dalam Penanggulangan Sakit
Apabila keluarga ada yang menderita sakit biasanya dibelikan obat diapotik dan bila masih belum sembuh maka dibawa ke Puskesmas.
PENGKAJIAN FISIK KELUARGA
Dilakukan pada tanggal/jam: 5 januari 2011, jam 17.00
Pemeriksaan Fisik
KK (Tn.N)
Ny.w
An A
An F
An R
Pemeriksaan tanda2 vital
Tekanan Darah
140/90 mmHg
110/80 mmHg
-
110/70 mmHg
110/80mmHg
HR
80 kali/menit
84 kali/menit
96 kali/menit
86x/mnt
82x/mnt
Respirasi
22 kali/menit
24 kali/menit
30 kali/menit
20x/mnt
20x/mnt
Suhu Badan
36,5 ºC
36,7 ºC
36,5 ºC
36,4 C
36,4C
BB
64 kg
45 kg
14 kg
29kg
35
TB
168 cm
150 cm
97 cm
143 cm
144 cm
Pemeriksaan Fisik Head to Toe
Kepala
Kepala
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Rambut
Hitam, lurus
Hitam, lurus
Hitam, lurus
Hitam,lurus
Hitam,lurus
Mata
Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Konjungtiva
Tidak anemia
Tidak anemia
Tidak anemia
Tdk anemis
Tdk anemis
Sklera
Tidak ikterus
Tidak ikterus
Tidak ikterus
Tidak ikterus
Tidak ikterus
Pupil
Isokor
Isokor
Isokor
Isokor
Isokor
Hidung
Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Perdarahan /secret
Tidak mengalami perdarahan
Tidak mengalami perdarahan
Tidak mengalami perdarahan
tampak mengeluarkan ingus dari hidung
Tak ada perdarahan
Tak ada perdarahan
Telinga
Bentuk Telinga
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Mulut
Keadaan Bibir
lembab
Lembab
Lembab
Lembab
Lembab
Keadaan Gusi
Tidak ada perdarahan gusi dan gigi
Tidak ada perdarahan gusi dan gigi
Tidak ada perdarahan gusi dan gigi
Tdk ada perdarahan gusi dan gigi
Tdk ada perdarahan gusi dan gigi
Keadaan Lidah
Tidak ada tanda perdarahan
Tidak ada tanda perdarahan
Tidak ada tanda perdarahan
Tdk ada tanda perdarahan
Tdk ada tanda perdarahan
Leher
Tyroid
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Tidak ada pembesaran
Tidak ada pembesaran
Tdk ada pembesaran kelenjar tyroid
Tdk ada pembesaran kelenjar tyroid
Integumen
Kebersihan Klien
Klien tampak bersih
Klien tampak bersih
Klien tampak bersih
Klien tampak bersih
Klien tampak bersih
Turgor
Turgor kulit baik
Turgor kulit baik
Turgor kulit baik
Turgor kulit baik
Turgor kulit baik
Kelembaban
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Pemeriksaan Thorax
Inspeksi
Bentuk Thorax
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Pernafasan
Irama teratur dan tidak ada suara tambahan
Irama teratur dan tidak ada suara tambahan
Irama teratur, ronchi basah (+)
Irama teratur dan tak ada suara tambahan
Irama teratur dan tak ada suara tambahan
Pemeriksaan Paru
Palpasi
Getaran suara terdengar dengan teratur
Getaran suara terdengar dg teratur
Getaran suara terdengar dg teratur
Getaran suara terdengar teratur
Getaran suara terdengar teratur
Perkusi
Bunyi resonan
Bunyi resonan
Bunyi resonan
Bunyi resonan
Bunyi resonan
Auskultasi
Suara nafas teratur
Suara nafas teratur
Suara nafas teratur
Suara nafas teratur
Suara nafas teratur
Abdomen
Inspeksi
Bentuk Abdomen
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Benjolan
Tidak ada benjolan
Tidak ada benjolan
Tidak ada benjolan
Tdk ada benjolan
Tdk ada benjolan
Palpasi
Tanda nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Tdk ada nyeri tekan
Tdk ada nyeri tekan
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tdk ada
Tdk ada
Muskuloskeletal /Ekstremitas
Kesimetrisan
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
simetris
Kekuatan Otot
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN
Keluarga Tn. N mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila keluarga mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin.
ANALISA DATA
NO
DATA FOKUS
PROBLEM
ETIOLOGI
1.
Data Subyektif:
Ny. w mengatakan bahwa An. A sekarang ini sedang batuk dan pilek sudah 5 hari. Sudah dibelikan obat diapotik dan diminum kan tetapi belum sembuh
Data Obyektif:
An. A batuk dan pilek
Badan tak panas, suhu badan 36,5 ºC
Tampak mengeluarkan ingus dari hidung
Pada pemeriksaan auskultasi paru An.A terdengar ronchi basah (+)
RR 28 kali/menit
Nadi 96 kali/menit
BB 14 kg
TB 97 cm
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
An. A pada keluarga
Tn N
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
2.
Data Subyektif:
Tn. N mengatakan ayah dan ibunya An.R menderita TBC bahkan ayahnya meninggal karena menderita TBC.
Tn N mengatakan tetangganya belakang rumah (Ny.R) menderita TBC.
Data Obyektif
Memasak dengan kayu bakar dan asapnya masuk ke rumah
Tiap kamar mempunyai jendela tetapi tidak dibuka sehingga siang hari ruangan tampak gelap.
Imunisasi anak-anak Tn.N tidak lengkap
BB An.A 14 kg (kurang ideal untuk umur 4 tahun)
Komposisi makanan keluarga Tn.N seadanya, makan 3 kali/hari,kadang 2x/hari.
Resiko terjadinya penyakit TBC
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas An.A pada keluarga Tn N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
2.
Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.
PRIORITAS MASALAH (SKORING)
Diagnosa I
Ketidakefektifan jalan nafas An. A pada keluarga Tn N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
PEMBENARAN
1.
Sifat masalah aktual
(tidak sehat)
3/3 x 1
1
An. A sudah 5 hari sakit batuk dan pilek atau tidak sehat dan memerlukan tindakan mencegah komplikasi
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
(mudah)
2/2 x 2
2
Pengetahuan sumber daya dan fasilitas kesehatan tersedia dan dapat dijangkau/dimanfaatkan
3.
Potensi masalah dapat dicegah
(tinggi)
3/3 x 1
1
ISPA adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati bila keluarga mengetahui
4.
Menonjolnya masalah
(tidak dirasakan)
0/2
0
5.
Total Skore
4
Diagnosa II
Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
PEMBENARAN
1.
Sifat masalah aktual
(ancaman kesehatan)
2/3 x 1
2/3
Merupakan ancaman kesehatan karena bila tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya penyakit
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
(hanya sebagian)
1/2 x 2
1
Dapat dicegah dengan pengetahuan yang cukup dan pola hidup yang sehat.
3.
Kemungkinan masalah dapat dicegah
(cukup)
2/3 x 1
2/3
Dapat dicegah dengan pengetahuan yang cukup dan pola hidup yang sehat.
4.
Menonjolnya masalah
(masalah tidak dirasakan)
0/2
0
5.
Total Skore
3 1/3
DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS
1.
Ketidakefektifan jalan nafas An. A pada keluarga Tn N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
2.
Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
PERENCANAAN
Diagnosa Keperawatan I
Tujuan Jangka Panjang
Tujuan Jangka Pendek
EVALUASI
Intervensi
Kriteria
Standar
Setelah dilaksanakan 2 kali kunjungan ISPA yang diderita An. A sembuh dan jalan nafas kembali lancar.
Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama 2 x 15 mnt Tn. N dapat mengenal masalah kesehatan dengan menjelaskan masalah kesehatan.
Respon verbal
ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut dengan batuk dan pilek.
Penyebab ISPA :
Kurang gizi
Imunisasi tidak lengkap
Lingkungan yang tidak sehat
Tanda dan gejala ISPA
Batuk
Pilek
Demam
Nafas cepat
Suara Parau
Nyeri tenggorokan
Gali pengetahuan tentang ISPA
Beri motivasi keluarga untuk mengemukakan pendapatnya tentang ISPA.
Diskusikan bersama keluarga mengenai pengertian penyebab dan gejala ISPA.
Bimbing keluarga untuk menjelaskan ulang pengertian penyebab tanda dan gejala ISPA.
Beri re inforcement positif atas jawaban yang diberikan.
Setelah penyuluhan 1 x 15 mnt keluarga dapat mengambil keputusan dengan tindakan yang cepat.
Respon verbal
Keputusan keluarga
Setelah tindakan 1 x 15 mnt keluarga Tn. N dapat merawat Anggota keluarga yang sakit ISPA.
Respon verbal
Psikomotor
Perawatan ISPA :
Jika panas dikompres
Jika pilek bersihkan hidung dengan saputangan yang bersih
Beri minum yang banyak (ASI).
Awasi kondisi bila bertambah parah.
Diskusikan bersama keluarga tentang pencegahan ISPA.
Berikan kesempatan yang kurang dimengerti.
Tanyakan kembali tentang apa yang dijelaskan.
Merawat anggota keluarga yang sakit ISPA
Psikomotor
Cara membuat obat tradisional batuk dan pilek (Jeruk-Kecap):
Siapkan baki dan pengalas
Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya disaring.
Ambil kecap sebanyak 1 sendok makan, kemudian dituang kedalam gelas.
Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
Aduk hingga merata
Berikan pada anak untuk diminum
Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional.
Beri kesempatan keluarga untuk re demonstrasi.
Keluarga mampu untuk memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung kesehatan.
Verbal
Psikomotor
Pencegahan ISPA :
Menjauhkan rokok dari penderita batuk.
Jaga kebersihan lingkungan.
Imunisasi lengkap
Berikan makanan yang bergizi.
Kebersihan lingkungan:
Rumah dibersihkan
Pakaian dibereskan jangan digantung.
Jendela dibuka.
Debu dibersihkan.
Diskusikan bersama keluarga tentang pencegahan ISPA.
Berikan kesempatan klien tentang pencegahan ISPAbertanya.
Tanyakan kembali hal-hal yang dijelaskan.
Beri re inforcement positif atas jawaban yang diberikan keluarga.
Praktekkan dan laksanakan kebersihan lingkungan.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Respon verbal
Fasilitas kesehatan untuk berobat ISPA:
Puskesmas
Rumah sakit
Bidan
Dokter
Jelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang biasa digunakan.
Motivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan yang dipilih.
Beri re inforcement positif atas keputusan keluarga.
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.
Beri re inforcement positif terhadap jawaban dari pertanyaan yang diberikan petugas.
Diagnosa Keperawatan II
Tujuan Jangka Panjang
Tujuan Jangka Pendek
EVALUASI
Intervensi
Kriteria
Standar
Resiko/komplikasi dari TBC tidak terjadi.
Setelah penyuluhan 1 x 15 menit :
Keluarga mengenal tanda-tanda TBC
Respon verbal
Tanda-tanda TBC
Batuk disertai darah.
Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
Sesak nafas
Berkeringat pada malam hari
BB turun
Nafsu makan menurun
Nyeri dada
Gali pengetahuan tentang TBC
Beri motivasi keluarga untuk mengemukakan pendapatnya tentang TBC
Diskusikan bersama keluarga mengenai pengertian penyebab dan gejala TBC
Bimbing keluarga untuk menjelaskan ulang pengertian penyebab tanda dan gejala TBC
Beri re inforcement positif atas jawaban yang diberikan.
.
2. Cara penularan TBC dan pencegahan TBC
Setelah pertemuan 1 x 15 menit keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap penyakit TBC
Respon verbal
Cara penularan TBC :
Secara langsung :
Melalui percikan ludah dan melalui udara
Secara tidak langsung :
Hidup satu rumah dengan penderita TBC
Cara pencegahan TBC :
Menjemur kasur, sprei di bawah sinar matahari
Ventilasi rumah yang cukup
Menutup mulut saat bersin dan batuk dengan menggunakan tissue
Tidak meludah di sembarang tempat
Imunisasi
Makanan bergizi
Segera bawa ke pelayanan kesehatan :
Puskesmas
Rumah sakit
Diskusikan bersama keluarga mengenai cara penularan dan cara pencegahan TBC.
Bimbing keluarga untuk menjelaskan ulang cara penularan dan cara pencegahan TBC.
Beri re inforcement positif atas jawaban yang diberikan.
.
Setelah pertemuan 1 x 15 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita TBC
Respon verbal
Pengobatan :
Berobat secara rutin selama 6 bulan, tidak boleh berhenti
Istirahat yang cukup.
Perawatan TBC :
Tetap berikan makanan bergizi.
Imunisasi.
Beri air banyak (minum).
Awasi tanda-tanda penyakit bertambah parah.
Bawa anak yang sakit ke pelayanan kesehatan yang lengket bila kondisi memburuk.
Diskusikan dan beri re inforcement positif atas keputusan yang dipilih.
Diskusikan dengan keluarga tentang perawatan TBC di rumah.
Beri kesempatan kepada keluarga tentang hal-hal yang tak dimengerti.
Tanyakan kembali tentang yang telah didiskuasikan.
Beri pujian atas jawaban yang diberikan.
Setelah 1 x 15 menit pertemuan dapat memodifikasi lingkungan.
Respon verbal
Lingkungan yang mendukung kesembuhan :
Sarana sanitasi yang memadai
Udara lingkungan rumah yang bersih dari asap.
Pengobatan dan perawatan yang baik.
Ventilasi memadai dengan membuka jendela tiap hari.
Diskusikan tentang hal yang mendukung perawatan dan penyembuhan.
Beri kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.
Tanyakan kembali hal-hal yang telah disampaikan.
Setelah 1 x 15 menit pertemuan keluarga mampu memenfaatkan fasilitas kesehatan dengan :
Mampu menyebutkan fasilitas kesehatan : Puskesmas, RS.
Respon verbal
Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat menanganiTBC :Puskesmas, RS.
Diskusikan terhadap keluarga tentang tempat pelayanan kesehatan untuk penanganan
Beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang telah didiskusikan.
Beri re inforcement atas jawaban yang benar.
IMPLEMENTASI
NO DX
WAKTU
TUK
IMPLEMENTASI
EVALUASI
I
Rabu, 11 Januari 2012
Pukul 17.00
I
II
III
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang ISPA.
Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan pendapat tentang ISPA.
Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian, sebab, tanda dan gejala ISPA:batuk, pilek, demam, nafas cepat, nyeri tenggorokan.
Menjelaskan akibat lanjut bila ISPAtidak diobati : panas, dehidrasi berat, Pnemonia
Menjelaskan kepada keluarga tentang perawatan ISPA.
Beri kompres bila demam.
Berikan jeruk-kecap.
Beri minum yang banyak.
Imunisasi lengkap.
Berobat ke puskesmas./RS
S : - Keluarga Tn. N mengatakan telah mengetahui tanda dan gejala dari ISPA.
- Kien mengatakan akan segera merawat klien/anggota keluarga Tn.T dengan benar.
O : - Klien terlihat antusias dalam penyuluhan dari petugas.
- Klien aktif mengulang dan bertanya.
A : - Tujuan tercapai/jangka pendek (TUK I) sebagian.
P : - Pertahankan tujuan yang sudah tercapai.
- Beri motivsi untuk memahami tentang arti perawatan ISPA
- Persiapkan demonstrasi pembuatan obat tradisional untuk ISPA yaitu :
Siapkan baki dan pengalas
Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya disaring.
Ambil kecap sebanyak 1 sendok makan, kemudian dituang kedalam gelas.
Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
Aduk hingga merata
Berikan pada anak untuk diminum
I
I,II
Rabu, 11 Januari 2012
Pukul
17.00
Rabu, 11 Januari
2012
Pukul
17.00
I
I, II
Mengulang apa yang sudah dijelaskan sebelumnya :
Tanda dan gejala
ISPA
Obat Tradisional
Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyakit ISPA di rumah.
Memotivasi klien untuk mengambil keputusan yang tepat bila :
Batuk
Nafas cepat
Wajah pucat
Panas/demam
Mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk ISPA.
Alat dan bahan :
Baki dan Pengalas
Sendok makan
Jeruk nipis
Kecap
Gelass
Cara pembuatan obat tradisional untuk batuk ( Jeruk-Kecap):
Siapkan baki dan pengalas
Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya disaring.
Ambil kecap sebanyak 1 sendok makan, kemudian dituang kedalam gelas.
Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
Aduk hingga merata
Berikan pada anak untuk diminum
Memberikan penjelasan tentang :
Rumah Sehat
Adalah rumah yang dapat menjamin kesehatan bagi penghuninya.
Syarat rumah sehat :
Tersedia air bersih
Tersedia lubang sampah.
Ventilasi cukup
Jendela yang selalu terbuka.
Kelembaban udara cukup
Bersih tidak semrawut.
Sirkulasi udara baik.
Tidak padat huni.
Manfaat rumah sehat :
Menghindari penyebaran dan penularan penyakit.
Kesehatan penghuni terjamin.
Menghindari kecelakaan.
Nyaman dan aman.
Bersih, baik dan sopan
Dampak rumah tidak sehat :
Tempat berkembang penyakit dan penyebaran penyakit.
Kesehatan kurang terjamin.
Dapat menimbulkan kecelakaan.
Keindahan kurang baik.
Kotor, tidak bersih.
S : - Keluarga Tn. N mengerti dan paham tentang kaitan rumah sehat dengan resiko penularan penyakit.
- Keluarga Tn. N mengatakan telah mengetahui dan akan membawa keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan yang ada.
- Tn. N akan melaksanakan modifikasi lngkungan yang dapat mendukung kesehatan, sejauh yang bisa dan dapat dilaksankan saat ini, missal :
- Membuka jendela yang jarang dibuka
- Merapikan baju yang digantung.
O : - Keluarga dapat menyebutkan manfaat rumah sehat dan lingkungan yang dapat mendukung kesehatan.
- Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
- Keluarga dapat menyebutkan manfaat dari MCK yang sehat (syarat-syarat).
A : - Tupen modifikasi lingkungan yang dapat mendukung kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit tercapai dengan
Membuka jendela yang jarang dibuka, merapikan pakaian yang digantung.
P : - Tupen memanfaatkan fasilitas kesehatan tercapai secara kognitif.
- Motivasi keluarga untuk membawa keluarga / An. A. ke fasilitas kesehatan.
- Memotivasi keluarga untuk tetap berusaha menciptakan lingkungan yang dapat mendukung bagi anggota keluarga.
- Anjurkan keluarga untuk dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan bila ada keluarga yang sakit.
- Terminasi ujian akhir komprehensif.
- Keputusan tidak terencana untuk evaluasi lebih lanjut kepada kader dan petugas puskesmas sebagai bahan laporan.
III
Rabu, 11 Januari 2012
Pukul
17.00
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang TBC keluarga untuk mengungkapkan pendapat tentang TBC.
Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian, sebab, tanda dan gejala TBC.
Menjelaskan kepada keluarga tentang cara perawatan/ pengobatan, penularan dan pencegahan TBC
Beri kompres bila demam.
Beri minum yang banyak.
Imunisasi lengkap.
Berobat ke puskesmas./RS
S : - Keluarga Tn. N mengatakan telah mengetahui tanda dan gejala dariTBC.
-. keluarga Tn.N mengatakan telah mengetahui tentang cara perawatan/ pengobatan, penularan dan pencegahan TBC
O : - Klien terlihat antusias dalam penyuluhan dari petugas.
- Klien aktif mengulang dan bertanya.
A : - Tujuan tercapai/jangka pendek (TUK I) sebagian.
P : - Pertahankan tujuan yang sudah tercapai.
- Beri motivsi untuk memahami tentang tanda dan gejala dariTBC.
-. Beri motivsi untuk memahami tentang cara perawatan/ pengobatan, penularan dan pencegahan TBC
SATUAN ACARA PENYULUHAN( S A P )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( S A P )
Sasaran
:
Keluarga Tn. N
Tema
:
Penanganan ISPA
Hari, Tanggal
:
Rabu, 11 Januari 2012
Waktu
:
17.00 WIB-17.30 WIB
Kunjungan Ke
:
II
Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 4 Januari 2012 pada keluarga Tn. N di desa Dukuhwaluh Rt 01 Rw 02, ternyata diketahui bahwa An. A menderita ISPA, dan Ny. W tidak mengetahui bagaimana mengatasi ISPA pada An. A, oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn. N mengenai bagimana penanganan ISPA pada Anak dan pembuatan obat tradisional untuk batuk (Jeruk-Kecap).
Tujuan Utama
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Tn. N dapat melakukan perawatan ISPA pada An. A cara pembuatan obat tradisional untuk batuk (Jeruk-Kecap).
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit keluarga Tn. N dapat menjelaskan kembali tentang: pengertian ISPA, tanda dan gejala, serta demonstrasi cara pembuatan obat tradisional untuk batuk (Jeruk-Kecap).
Tahap Kegiatan
Tahap dan Waktu
Kegiatan Perawat
Kegiatan Keluarga
Pendahuluan
(10 menit)
Mengucapkan salam perkenalan kepada keluarga Tn. N
Menjawab salam
Mengingatkan kontrak yang telah disepakati
Memberikan Respons
Menanyakan kesiapan keluarga untuk kontrak saat ini
Menjawab tentang kesepian
Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai dalam kunjungan saat ini
Memperhatikan
Pelaksanaan
(20 menit)
Menjelaskan tentang lingkungan rumah yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan
Memperhatikan
Memberi penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga
Memperhatikan
Menjelaskan tentang pengertian ISPA
Memperhatikan
Memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap penjelasan yang telah dilakukan perawat
Bertanya
Memberi penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga
Memperhatikan
Penutup
(10 menit)
Memberi kesimpulan dengan keluarga materi pendidikan kesehatan yang telah didiskusikan
Membuat kesimpulan bersama keluarga
Memberkan informasi cara dan tempat memperoleh informasi lanjutan yang berhubungan dengan materi pendidikan kesehatan
Memperhatikan
Membuat kontak yang akan datang untuk kunjungan ke- 3
Mengungkapkan tentang kontrak akan datang dan menyatakan kesanggupan
Materi
Pengertian ISPA
Penyebab ISPA
Tanda dan Gejala
Penatalaksanaan ISPA
Cara Pembuatan obat tradisional untuk ISPA (Jeruk-Kecap)
Media
Tanya jawab
Diskusi
Booklet
Leaflet
Latar belakang
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya.40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA.Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan .
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.
Definisi ISPA
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik
Tanda-tanda bahaya
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan.Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Penatalaksanaan ISPA
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).
Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
Pengobatan
Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya.
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA.
Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap.Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh.Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.
Pencegahan dan Pemberantasan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Immunisasi.
Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Pemberantasan yang dilakukan adalah :
Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
Immunisasi.
Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak, penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.
Prosedur Pembuatan obat tradisional untuk batuk
(Jeruk-Kecap)
Fase Persiapan
Mencuci Tangan
Fase Kerja/Persiapan Alat
Siapkan baki dan pengalas
Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya disaring.
Ambil kecap sebanyak 1 sendok makan, kemudian dituang kedalam gelas.
Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
Aduk hingga merata
Berikan pada anak untuk diminum
Berikan pada anak untuk diminumFase Terminasi
Merapikan alat yang sudah digunakan
Mencuci tangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN( S A P )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( S A P )
Sasaran
:
Keluarga Tn. N
Tema
:
Penanganan Demam pada Anak
Hari, Tanggal
:
Selasa, 13 Mei 2008
Waktu
:
17.00 WIB-17.30 WIB
Kunjungan Ke
:
V
Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 6 mei 2008 pada keluarga Tn. N di desa kedondong Rt 04 Rw 01, ternyata diketahui bahwa An. K menderita ISPA yang disertai demam, dan Ny. Nh tidak mengetahui bagaimana mengatasi demam pada An. K, oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn. N mengenai bagimana penanganan pada anak demam dan cara mengukur suhu badan dengan menggunakan alat Termometer.
Tujuan Utama
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Tn. N dapat melakukan perawatan demam pada An. K cara menggunakan alat untuk mengukur suhu badan yaitu termometer.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit keluarga Tn. N dapat menjelaskan kembali tentang: pengertian demam, penyebab serta gejalanya dan cara mengukur termometer.
Tahap Kegiatan
Tahap dan Waktu
Kegiatan Perawat
Kegiatan Keluarga
Pendahuluan
(10 menit)
Mengucapkan salam perkenalan kepada keluarga Tn. N
Menjawab salam
Mengingatkan kontrak yang telah disepakati
Memberikan Respons
Menanyakan kesiapan keluarga untuk kontrak saat ini
Menjawab tentang kesepian
Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai dalam kunjungan saat ini
Memperhatikan
Pelaksanaan
(20 menit)
Menjelaskan tentang lingkungan rumah yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan
Memperhatikan
Memberi penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga
Memperhatikan
Menjelaskan tentang pengertian Demam
Memperhatikan
Memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap penjelasan yang telah dilakukan perawat
Bertanya
Memberi penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga
Memperhatikan
Penutup
(10 menit)
Memberi kesimpulan dengan keluarga materi pendidikan kesehatan yang telah didiskusikan
Membuat kesimpulan bersama keluarga
Memberkan informasi cara dan tempat memperoleh informasi lanjutan yang berhubungan dengan materi pendidikan kesehatan
Memperhatikan
Membuat kontak yang akan datang untuk kunjungan ke 6
Mengungkapkan tentang kontrak akan datang dan menyatakan kesanggupan
Materi
Pengertian Demam
Penyebab Demam
Patofisiologi Demam
Tanda dan Gejala
Pendekatan Diagnostik
Penatalaksanaan Demam
Kesimpulan
Media
Tanya jawab
Diskusi
Booklet
Leaflet
Pengertian Demam
Demam adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suhu tubuh hingga 38oC atau lebih. Ada juga yang mengambil batasan lebih 37,8oC sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40oC disebut demam tinggi (hiperpireksia) dan bila suhu tubuh kurang dari 36oC disebut hipotermi.Sejak dahulu demam merupakan suatu petanda adanya gangguan kesehatan, sehingga pada anak sebanyak 10-15 % demam merupakan alasan orang tua untuk membawa anak ke dokter. Bahkan sering orang tua menyamakan tingginya demam dengan beratnya penyakit.Perlu diketahui bahwa demam hanyalah suatu keluhan dan bukan suatu diagnosis. Sebagai suatu keluhan demam merupakan keluhan kedua terbanyak setelah keluhan nyeri., jadi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui lebih banyak tentang demam. Demam umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam tinggi dapat membahayakan anak.
Pengobatan demam tidak selalu menyenangkan, efektif dan berguna malahan mungkin berbahaya. Untuk menurunkan demam dapat digunakan cara fisik dan pemberian antipiretik. Pengobatan yang rasionil memerlukan pengertian yang baik tentang mekanisme pengaturan suhu tubuh, penyebab demam serta pengetahuan tentang cara pengobatan yang dapat menurunkan suhu tubuh. Pengobatan yang ditujukan terhadap penyakit yang menyebabkan demam tersebut tentu saja tetap merupakan prioritas utama.
Penyebab Demam
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran panas., dan hampir selalu diidentikkan dengan terjadi infeksi padahal cukup banyak keadaan yang dapat menimbulkan demam. Demam yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih hanya 29 - 52%, sedangkan 11-20 % berhubungan dengan penyakit kolagen, 6 - 8 % dengan keganasan, 4 % dengan penyakit metabolik dan 11 - 12 % dengan penyakit lain. Penyakit infeksi yang terbanyak menimbulkan demam adalah infeksi saluran napas akut (ISPA), demam berdarah dengue dan demam tifoid serta malaria (pada daerah endemis). Demam yang terjadi tiba-tiba dan sangat tinggi biasanya disebabkan oleh virus.
Patofisiologi Demam
Manusia adalah makhluk yang dapat mempertahankan suhu tubuhnya walaupun suhu disekitarnya berubah artinya suhu tubuh relatif tetap sekitar 37o C . Pengaturan suhu tubuh ada di susunan saraf pusat yaitu "set-point" hipotalamus dimana terjadi keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Di tempat dingin pembentukan panas bertambah dan pengeluaran panas berkurang. Sebaliknya di tempat panas, pengeluaran panas akan ditingkatkan .
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set-point, tetapi ada peninggian suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set-point seperti pada penderita gondok atau keracunan aspirin. Infeksi menimbulkan demam karena endotoksin bakteri merangsang sel lekosit (PMN) membuat pirogen endogen (PE) yang bekerja di hipotalamus membentuk prostaglandin yang akan meningkatkan set-point. Demam yang terjadi pada keganasan, infeksi virus, penyakit darah, kolagen, gangguan metabolik, alergi, juga disebabkan pelepasan PE, tetapi sumber PE bukan sel PMN.
Tanda dan Gejala
Ada beberapa hal yang dapat terjadi akibat demam itu sendiri:
peningkatan denyut jantung, curah jantung
malaise, perasaan tidak enak, kurang nafsu makan, tidak bisa tidur dan gelisah, kejang.
pengeluaran panas melalui paru dan kulit berupa napas cepat dan berkeringat banyak
kekurangan cairan dan elektrolit (dehidrasi).
Kerusakan jaringan biasanya terjadi bila suhu lebih tinggi dari 41,1oC. Jaringan yang paling mudah terkena ialah susunan saraf pusat (otak) dan otot. Kerusakan otak bersifat menetap dan bila batang otak rusak, termostat hipotalamus dapat terganggu dan dapat terjadi panas sentral yang tidak bisa diatasi dengan obat penurun panas (antipiretik) berupa koma, kejang, kelumpuhan dan udem otak.
Terdapat perbedaan tingginya demam antara bayi kecil dan anak disebabkan karena kemampuan meningkatkan set-point, dimana bayi berumur kurang dari 3 bulan jarang suhu tubuh sampai lebih dari 40oC. Bayi berumur kurang dari 2 bulan lebih sering menunjukkan demam minimal atau tidak demam sama sekali pada saat menderita infeksi.
Pendekatan Diagnostik
Informasi orang tua/ pengasuh anak sangat penting untuk dikembangkan. Anak yang menangis pada saat telinga disentuh mungkin menunjukkan infeksi telinga atau anak yang menutup mulutnya erat-erat ketika diberi makan mungkin merasa sakit di sekitar mulutnya.Pengamatan yang cermat menempati peranan penting dalam pemeriksaan anak, mungkin anak tidak perlu disentuh tetapi diperhatikan tingkah lakunya pada saat ia duduk di pangkuan orang tuanya. Anak tidak dapat menentukan bagian tubuh mana yang terasa sakit dan seringkali ia takut pada dokter.
Pada bayi umur kurang dari 3 bulan, misalnya infeksi serius oleh Streptococcus grup B dan bakteri gram negatif, lebih ditunjukkan oleh penampakan yang lain dari biasanya misalnya tiba-tiba tidak mau menetek,susah tidur, rewel, menangis terus dibandingkan peningkatan suhu. Pada anak umur lebih dari 3 bulan makin tinggi suhu makin mungkin disebabkan infeksi serius misalnya oleh Haemophyllus influenzae yang menyebabkan radang otak. Setelah anak berumur 3 tahun lebih jarang terjadi radang otak karena ia telah mempunyai kekebalan alami dan pada usia ini demam sering disebabkan oleh infeksi saluran napas akut , infeksi virus termasuk demam berdarah atau demam tifoid.
Penatalaksanaan Demam
Dalam penatalaksanaan demam diperlukan pengertian tentang mekanisme pengaturan suhu tubuh. Apakah setiap demam perlu diobati? Tidak semua demam memerlukan terapi, misalnya pasca imunisasi, mungkin hanya tindakan berupa kompres saja bahkan tidak perlu dengan air es, cukup air biasa. Atau pertanyaan lain apakah peranan demam terhadap penyakit ? Menguntungkankah atau merugikan?.Pada tingkat tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh, sedangkan penurunan suhu dengan obat-obatan justru dapat mengaburkan gejala. Pemberian obat yang relatif tidak aman lebih
berbahaya dari demamnya sendiri misalnya resiko alergi atau keracunan.
Tujuan pengobatan adalah membebaskan penderita dari keluhan demam dengan segala akibat yang dapat ditimbulkan oleh demam itu sendiri. Dianjurkan pengobatan simptomatik demam untuk mengurangi resiko demam tinggi dan kejang demam, mengurangi perasaan tidak enak dimana orang tua juga pasti ikut cemas, mengurangi pemakaian energi pada pasien dengan kelainan kardiovaskular.
Penatalaksanaan demam pada anak dapat dilakukan secara fisik dan obat-obatan atau kombinasi keduanya.
Secara fisik:
Bukalah pakaian dan mantel yang berlebihan-lebihan.
Memperhatikan aliran udara didalam ruangan
Jalan napas harus terbuka
Berikan cairan yang dingin melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya.
Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
Kompres dengan air hangat. Tidak dianjurkan dengan alkohol.
Antipiretik:
Antipiretik mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set-point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal, yang mana perintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk segera ke sarana kesehatan apabila:
Demam > 2 hari.
Demam yang disertai muntah hebat, sesak, kejang dan kaku kuduk
Demam disertai sakit telinga dan keluar nanah.
Demam disertai perdarahan
Demam dengan kelainan bawaan
Demam dan gizi buruk
Ringkasan
Dikatakan demam apabila suhu tubuh meningkat hingga 38oC atau lebih.Demam bukan suatu diagnosis tetapi merupakan salah satu gejala dari suatu penyakit, oleh sebab itu penyakit utama yang menyebabkan demam itulah yang harus ditangani.Demam umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam tinggi dapat membahayakan bagi anak. Penatalaksanaan demam dapat dilakukan secara fisik, dengan obat-obatan atau kombinasi keduanya
Prosedur Pengukuran Suhu Badan
Menggunakan Termometer Digital
Pengertian
Mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan diketiak.
Tujuan
Untuk mengetahui suhu badan anak
Persiapan Alat
Termometer
Tisu/Kain
Prosedur
Siapkan alat
Cuci tangan
Bersihkan ujung thermometer sebelum digunakan dengan menggunakan tisu atau kain bersih
Pencet tombol on/off pada thermometer
Pasangkan thermometer pada ketiak anak hingga berbunyi
Bila thermometer sudah berbunyi kemudian thermometer diambil dari ketiak anak dan dilakukan pembacaan pada thermometer dengan melihat angka yang tertera di thermometer tersebut
Angka yang tertera menunjukan suhu badan anak
Setelah selesai pengukuran, matikan thermometer dengan memencet tombol on/off pada thermometer
Bersihkan thermometer dengan menggunakan tisu atau kain pada ujungnya
Simpan kembali thermometer pada tempat yang aman dari jangkauan anak-anak