MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS ASKEP KOMUNITAS RT 01 DUSUN MEGA MELATI KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA
DISUSUN OLEH: Asri Derri Saputra Fajar Suharyanto Wulan Purnama sari
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2013
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG Sejak keluarnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/ SK/IV/2000, telah di tetapkan visi pembangunan kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2013. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2013 bangsa indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanna kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, memiliki pendidikan setinggi-tingginya serta memiliki ekonomi keluarga yang mampu meningkatkan derajat hidup keluarga sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal. Sejalan dengan itu telah banyak kemajuaan yang kita capai, namun kemajuankemajuan itu masih jauh dari apa yang di harapkan pada tahun 2013. Untuk menujang percepatan dan pencapaian visi tersebut, Departemen Kesehatan merumuskan visi yaitu : masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan misi “ Membuat Rakyat Sehat”. Salah satu strategi untuk mencapai visi tersebut adalah menggerakkan meng gerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Desa sebagai unit kepemerintahan terkecil yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat merupakan gambaran nyata terhadap situasi dan kondisi masyarakat desa saat ini. Oleh karna itu, pembangunan yang berorientasi pada pedesaan, salah satunya dengan program posyandu lansia, merupakan pembangunan yang sesungguhnya, menyentuh langsung apa sebenarnya yang dibutuhkan dan di harapkan oleh masyarakat kita. Kalimantan Barat termasuk desa terpencil yang terletak di kepulauan atau di perbatasan indonesia-malaysia. Desa-desa tersebut tersebar di 14 kabupaten/ kota di
kalbar termasuk kabupaten kubu raya yang memiliki 106 desa dengan 17 buah puskesmas. Sebanyak 952 desa yang siap memerlukan pembinaan s ecara intensif agar perkembangan desa dapat berjalan sesuai harapan. (profil dinkes profensi kalbar 2008). Desa Mega Timur merupakan salah satu desa yang telah dikembangkan dalam pembentukan posyandu lansia, namun dalam perkembangan nya n ya masih jauh dari apa yang di harapkan. Sehingga saat ini masih butuh bantuan dari pemerintah dan warga sekitar dalam pembangunan fasilitas kesehatan dan tenaga SDM masyarakat Mega Timur. Dusun Mega Melati adalah salah satu dari sekian dusun yang ada di Mega Timur, dalam keseharian masyarakat Dusun Mega Melati RT 01 berkerja sebagai petani, berkebun, buruh bangunan dan berwiraswasta. Fasilitas kesehatan yang minim di Dusun Mega Melati merupakan masalah yang harus segera di selesaikan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat setempat.
BAB II TINJAUAN TEORI I.
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165). Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006). Artritis Reumatoid (Rheumatoid arthritis) is a chronic inflammatory disease with primary manifestation poliartritis progressive and involve all the organs, jadi merupakan suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. tubuh. (Arif Mansjour. 2001) Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.(Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536)
B. PENYEBAB / ETIOLOGI Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas tapi dianggap kelainan auotimun memegang peranan penting. Penyakit ini sering didapatkan pada usia 40-50 tahun tetapi dapat pula dijumpai pada usia lain. Wanita 3x lebih sering dibanding pria. Penyakit ini akan menonaktifkan dan menimbulkan rasa nyeri pada sendi saat terjadi mobilitas.
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu :
Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
Endokrin
Autoimmun
Metabolik
Faktor genetik serta pemicu lingkungan Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
C. PATOFISIOLOGI Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.
Peradangan yang berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi,
karena jaringan fibrosa fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif. Secara singkat dapat dikatakan Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang melakukan proses fagositosis yang menghasilkan enzim – enzim dalam sendi untuk memecah kolagen sehingga terjadi edema proliferasi membran sinovial dan akhirnya membentuk pannus. Pannus tersebut akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang sehingga akan berakibat menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
D. MANIFESTASI KLINIK Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul se kaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang.
Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam.
Artritis erosive merupakan ciri khas penyakit penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang
Deformitas : kerusakan dari struktur st ruktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.
Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) t onjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
Manifestasi ekstra-artikular ekstr a-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang merupakan sindrom Sjogren, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai
perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
E. DIAGNOSIS ARTRITIS Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen. Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association (ARA) adalah:
Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness). Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.
Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi l ain.
Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
Nodul subcutan pada daerah tonjolan tonjolan tulang didaerah ekstensor.
Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
Pengendapan cairan musin yang jelek
Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
Gambaran histologik yang khas pada nodul
Berdasarkan kriteria ini maka disebut : -
Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu
-
Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
-
Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurangkurangnya selama 4 minggu.
F.
PENATALAKSANAAN Tujuan utama terapi adalah:
Meringankan rasa nyeri dan peradangan
memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
Mencegah atau memperbaiki deformitas Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan
sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
Istirahat
Latihan fisik
Panas
Pengobatan :
Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml.
Natrium kolin dan asetamenofen aseta menofen meningkatkan toleransi t oleransi saluran sal uran cerna terhadap terapi obat.
Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
Garam emas
Kortikosteroid
Nutrisi diet untuk penurunan berat berat badan yang berlebih
Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut: 1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi. 2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian. 3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan Laboratorium b. Pemeriksaan Rongsen
II.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organorgan lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
a. Aktivitas / istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. b. Kardiovaskuler Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). c. Integritas ego Gejala:
Faktor-faktor
stres
akut
/
kronis:
mis;
finansial,
pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan), Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain). d. Makanan / cairan Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ) Tanda: Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa. e. Hygiene Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan.
f. Neurosensori Gejala: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan, pembengkakan sendi simetris. g. Nyeri / kenyamanan Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi). h. Keamanan Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan ringan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada meta dan membran mukosa. i.
Interaksi sosial Gejala: Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN - Nye N ye ri
a ku t
k ro ni s
be r hu bu n ga n
d en ga n
di s t en s i
j ar i n ga n
ak i ba t
akumulasi cairan/ proses inflamasi/ destruksi sendi. -
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri/ ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan otot.
-
Gangguan
citra
tubuh/
perubahan
penampilan
peran
berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, pe ni n gk a ta n pe ng gu n aa n e ne r g y at au ke t i da ks e im ba ng a n m ob i l i t as .
-
Kurang perawatan diri berhubungan berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, musculoskeletal, pe nu ru n an k ek u at a n, da ya t ah a n, n ye r i sa at be r ge r ak , at au de pr e s i .
-
Resiko
tinggi
kerusakan
penatalaksanaan
pemeliharaan
rumah
be r hu bu n ga n d en ga n pr os es pe n ya ki t d e ge ne r at i v e j a ng k a p an j a n g, system pendukung tidak adekuat. -
Kurang pengetahuan/ kebutuhan belajar mengenai penyakit, prognosis, dan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN NO.
1.
DIAGNOSA
Nye N ye r i
a ku t
kr on i s
INTERVENSI
Kaji
keluhan
RASIONAL
nyeri,
Membantu
dalam
be r hu bu n ga n de ng a n
skala nyeri serta catat
menentukan
distensi
lokasi dan intensitas,
manajemen
factor-faktor
yang
efektifitas program.
mempercepat,
dan
akibat cairan/ inflamasi/
jaringan akumulasi proses destruksi
kebutuhan nyeri
dan
respon rasa sakit non
sendi.
verbal.
Berikan matras/ kasur
Matras
yang
lembut/
kecil.
empuk, bantal yang besar
Tinggikan tempat tidur
akan menjaga pemeliharaan
sesuai kebutuhan
kesejajaran
keras,
bantal
tubuh
yang
tepat, menempatkan stress pa d a
s e nd i
ya n g
s ak i t.
Peninggian Peninggian
tempat
tidur
menurunkan
tekanan
pada
sendi nyeri
yang
terinflamasi/
Pada penyakit yang berat/ eksaserbasi,
tirah
baring
mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri cedera.
Biarkan
klien
mengambil posisi yang nyaman
waktu
tidur
atau duduk di kursi.
sendi-
Tingkatkan istirahat di
sendi
tempat
mempertahankan
posisi
netral.
brace
tidur
sesuai
indikasi.
Mengistirahatkan yang
sakit
dan
Penggunaan
Tempatkan/
pantau
dapat menurunkan nyeri dan
pe n gg un aa n
b an t a l ,
dapat
mengurangi
karung pasir, gulungan
kerusakan
trokhanter,
Imobilisasi yang lama dapat
bebat,
br a c e .
pada
sendi.
mengakibatkan
hilang
mobilitas/ fungsi sendi.
Mencegah kelelahan
terjadinya umum
dan
kekakuan
sendi.
Menstabilkan
sendi,
mengurangi
gerakan/
rasa
sakit pada sendi.
Anjurkan klien untuk sering merubah posisi, Bantu
klien
be r ge r a k tidur,
di
sokong
untuk t em p at sendi
Meningkatkan otot,
dan
relaksasi mobilitas,
menurunkan rasa sakit dan
yang sakit di atas dan
menghilangkan
ba w ah , hi nd ar i ge r a ka n
pa d a pa gi ha ri . Se ns i ti vi t as
yang menyentak.
pa d a
Anjurkan klien untuk
dihilangkan
mandi
dermal dapat disembuhkan
air
hangat.
Sediakan
pa na s
untuk
mengompres
sendi
sakit.
dan
luka
Obat-obatan:
Pantau
suhu air kompres, air
-
mandi, dan sebagainya.
inflamasi
Berikan
da p at
waslap
hangat
yang
kekakuan
obat-obatan
Bekerja
sebagai
anti
dan
efek
analgesik
ringan
dalam
mengurani
kekakuan
dan
sesuai petunjuk :
meningkatkan
mobilitas.
-Asetilsalisilat
ASA harus dipakai secara
(Aspirin).
regular
untuk
kadar
mendukung
dalam
darah
teurapetik.
Riset
mengindikasikan
bahwa
ASA
indeks
memiliki
toksisitas rendah
yang
dasi
paling
NSAID
lain
yang diresepkan. -
Dapat
klien
digunakan
tidak
bila
memberikan
respons pada aspirin atau untuk
meningkatkan
efek
dari aspirin. -NSAID missal
lainnya,
- Dapat mengontrol efek-
ibuprofen
efek sistemik dari RA jika
(motrin),
naproksen,
sulindak,
proksikam
terapi be r ha si l .
lainnya Ef ek
tidak s a mp i n g
(feldene), fenoprofen.
yang lebih berat misalnya trombositopenia,
-D-penisilamin
leucopenia, anemia aplastik
(cuprimine).
membutuhkan yang
ketat.
diberikan
pemantauan Obat
harus
diantara
waktu
makan, karena absorbs obat menjadi
tidak
seimbang
antara makanan dan produk antasida dan besi. - Diberikan bersamaan dengan NSAID untuk meminimalkan iritasi/
ketidaknyamanan
lambung. - Meskipun narkotik umumnya adalah kontraindikasi, namun -Antasida
karena
sifat
kronis
dari
penyakit, penggunaan jangka pendek
mungkin
diperlukan
selama periode eksaserbasi akut -Produk kodein
untuk mengontrol nyeri yang berat.
2.
Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan
Pertahankan istirahat tirah
Istirahat
sistemik
dianjurkan
duduk
jika
diperlukan. Buat
jadwal
seluruh
aktivitas
yang
sesuai
penting,
ketidaknyamanan,
dengan
toleransi
untuk
kelelahan, dan mempertahankan
intoleransi
memberikan
dengan skeletal,
aktivitas pe nu ru n an
baring/
deformitas nyeri/
terhadap atau
istirahat
k e ku at a n
selama eksaserbasi akut dan
periode yang
fase
penyakit
untuk
kekuatan.
terus
menerus dan tidur malam
otot.
hari yang tidak terganggu.
Bantu
klien
dengan
Mempertahankan/
yang
mencegah
rentang gerak aktif/pasif,
meningkatkan
demikian
kekuatan
juga
latihan
fungsi
otot
dan
Latihan
sendi, stamina
resistif dan isometris jika
umum.
yang
tidak
memungkinkan
adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
Ubah posisi klien setiap
dua jam dengan bantuan
jaringan
personel
dan
meningkatkan
yang
cukup.
sirkulasi.
Demonstrasikan
/bantu
perawatan diri dan kemandirian
teknik
pemindahan
penggunaan
klien. Tehnik pemindahan yang
bantuan
tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit.
Posisikan sendi yang sakit dengan
Mempermudah
dan
mobilitas.
Menghilangkan tekanan pada
bantal,
Meningkatkan
stabilitas
(
kantung
mengurangi resiko cidera ) dan
pasir, gulungan trokanter,
mempertahankan posisi sendi
dan bebat, brace.
yang diperlukan dan kesejajaran tubuh serta dapat mengurangi kontraktur.
Gunakan bantal kecil/tipis
Mencegah fleksi leher.
Memaksimalkan fungsi sendi
di bawah leher.
Dorong
klien
mempertahankan
postur
dan mempertahankan mobilitas.
tegak dan duduk, berdiri, dan berjalan.
Berikan lingkungan yang aman,
misalnya
menaikkan
kursi/kloset,
menggunakan
pegangan
tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu roda.
mobilitas/kursi
Menghindari
cidera
kecelakaan/ jatuh.
akibat
Konsultasi terapi
dengan
ahli
fisik/okupasi
dan
Berguna
dalam
memformulasikan
spesialis vokasional.
latihan/
program
aktivitas
berdasarkan
yang
pada
kebutuhan
dan
dalam
individual
mengidentifikasi
alat/bantuan
mobilitas.
Berikan obat – obatan
Obat – Obat – obatan obatan :
sesuai indikasi : -Agen antireumatik, mis
- Krisoterapi ( garam emas )
garam
dapat
emas,
natrium
tiomaleat.
menghasilkan
dramatis tetapi
/
remisi
terus – menerus
dapat
mengakibatkan
inflamasi rebound bila terjadi penghentian atau dapat terjadi efek samping serius, misl krisis nitrotoid
seperti
pusing,
penglihatan kabur, kemerahan tubuh, dan berkembang menjadi syok anafilaktik. -Steroid.
- Mungkin dibutuhkan untuk menekan
inflamasi
sistemik
akut.
3.
Gangguan tubuh/
citra
perubahan
pe na mp i l a n
Dorongn
klien
mengungkapakan
p er a n
perasaannya
melalui
proses
pe r ub a ha n
harapan masa depan. untuk
melakukan
tugas-
tugas pe ni n gk a t a n
umum,
penyakit
Diskusikan kehilangan pada
klien
terdekat.
arti
kesalahan konsep dan mampu
dan
menghadapi
masalah
secara
langsung. dari
/ perubahan /
Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut /
be r hu bu n ga n de ng a n
kemampuan
orang Pastikan
Mengidentifikasi penyakit
bagaimana mempengaruhi
persepsi
diri
dengan
orang
dan
interaksi
lain
akan
pe ng gu na a n
en e r gy
bagaimana
atau
pribadi
ketidakseimbangan
berfungsi
mobilitas.
hidup
pandangan klien
dalam
dalam
sehari
termasuk
menentukan kebutuhan terhadap intervensi
gaya
–
/
konseling
lebih
lanjut.
hari,
aspek – aspek aspek
seksual.
Diskusikan persepsi klien ,mengenai
bagaimana
Isyarat verbal / nonverbal orang terdekat
dapat
memengaruhi
orang terdekat menerima
bagaimana klien memandang
keterbatasan klien.
dirinya sendiri.
Akui
dan
menerima
perasaan
berduka,
bermusuhan,
Nyeri konstan akan melelahkan, melela hkan, perasaan
serta
marah,
dan
bermusuhan umum terjadi.
ketergantungan.
Obesrvasi perilaku klien terhadap
Dapat menujukkan emosional
kemungkinan
atau metode koping maladatif,
menarik diri, menyangkal
membutuhkan intervensi lebih
atau
lanjut / dukungan psikologis.
terlalu
memperhatikan perubahan tubuh.
Susun
batasan
pada
Membantu
klien
untuk
perilaku maladatif. Bantu
mempertahankankontrol
klien
yang
untuk
mengidentifikasi perilaku positif
yang
membantu
dapat
diri,
meningkatkan
perasaan harga diri.
dapat
mekanisme
koping yang adaptif.
Ikut sertakan klien dalam merencanakan dan
membuat
perawatan
Meningkatkan kompetensi/
jadwal
perasaan harga
diei,
mendorong kemandirian, dan
akitvitas.
mendorong
partisipasi
dalam
terapi.
Rujuk
pada
konseling
Klien/ orang terdekat mungkin
psikiatri,
mis
spesialis
perawat
mebutuhkan dukungan selama
psikiatri,
berhadapan
dengan
psikiatri/
jangka
psikolog,pekerjaan sosial.
ketidakmampuan.
Berikan obat – obatan sesuai
petunjuk,
antiasietas
dan
mis
obat –
proses panjang/
Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya sampai
depresi klien
hebat mampu
obatan peningkatan dalam
mengembangkan
kemampuan
perasaan
koping yang lebih efektif.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 01 Dusun Mega Melati Desa Mega Timur Kec Sui. Ambawang
Pengkajian Tanggal Tanggal : 16 16 Febuari 2013 2013 I. DATA UMUM 1.
Tipe komunitas RT : RT 01 Dusun Mega Melati terdiri dari 51 kepala keluarga dengan kebanyakan masyarakatnya berkerja sebagai petani, peternak, buruh bangunan dan wiraswasta . Untuk masalah kesehatan sebagian besar warga lansia mengatakan persendian tangan mereka nyeri, pusing kepala, demam dan biasanya warga hanya diam di rumah, dan penyakit akan sembuh dengan sendirinya. Ada juga sebagian penduduk mengalami artritis rheumatoid, hipertensi, dan asam urat. Sebagian besar penduduk berobat ke perawat setempat, ataupun ke pukesmas. Walaupun di Mega Timur ada polindes warga lebih lebi h cenderung pergi ke pukesmas 24 jam dikerenakan waktu sebagian besar warga berkerja pada pagi hari sehingga untuk mengunjungi polindes menjadi tidak sempat ada juga yang sempat ke polindes hanya saja di polindes tenaga kesehatannya juga terbatas.
2.
Suku Di daerah Dusun Mega Melati RT 01 ada 3 suku mayoritas masyarakat yaitu Melayu, Bugis, dan Madura. Penduduk aslinya adalah suku Melayu dan warga pendatang yang hadir merupakan hasil dari perkawinanan antara warga melayu dan adapun warga yang datang
karena transmigrasi pemerataan wilayah dari pemerintah pada daerah tersebut. Untuk lingkungan sosialisasi masyarakat saling menghormati suku satu dengan suku yang lainnya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu Pontianak, Madura, Bugis dan Indonesia. Bila ada masyarakat yang sakit, biasanya tetanga datang untuk menjenguk atau membantu untuk membawa ke pukesmas ataupun menghubungi perawat setempat. Pukesmas yang sering dijadikan rujukan adalah pekesmas 24 jam yang berada di siantan.
3.
Agama Sebagian penduduk memeluk agama Islam. Karena penduduk asli kebanyakan memeluk agama islam sehingga pada hari-hari penting islam lebih sering ada acara seperti pengajian, maulid nabi, dan lainlainnya.
4.
Status sosial ekonomi penduduk Pencari nafkah sebagian besar adalah bapak-bapak yang berkerja sebagai petani, peternak, buruh bangunan dan wiraswasta. untuk perkerjaan ibu-ibu di Dusun Mega Melati segaian besar adalah Ibu rumah tangga yang membuka perkerjaan sambilan seperti membuka warung di depan rumah ataupun membantu perkerjaan suami yang petani.
5.
Aktivitas silahturahmi penduduk Selain berkerja sebagian besar penduduk mencari hiburan di luar dusun seperti datang ke pasar malam, mengadakan kegiatan-kegiatan bersama pada hari-hari besar keagamaan.
II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN PENDUDUK 1.
Tahap perkembangan penduduk saat ini Tahap perkembangan penduduk sebagian besar anak-anak di Dusun Mega Melati RT 01 sudah bersekolah saat usia dini minimal 6 tahun. Sang anak bersekolah menuntun ilmu dan bersosialisasi dengan temantemannya bukan hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan sekitar mereka bermain meningkatkan kemampuan intelegensi dan motorik. Seperti bermain kejar duduk, bermain, berenang dan lompat tali. Dan tahap perkembangan pendidikan penduduk Dusun Mega Melati RT 01 sebagian besar tamatan SD, SMP, SMA dan adapula yang tidak bersekolah.
2.
Riwayat penduduk sebelumnya Penduduk sebelumnya kebanyakan mayoritas melayu Pontianak, persilangan perkawinan dan tranmigrasi yang banyak merubah perkembangan penduduk di Dusun Mega Melati, dengan keyakinan agama yang sama permasalahan masyarakat dilaksanakan dengan musyawarah mufakat.
3.
Riwayat penduduk saat ini Sebagian besar anak remaja yang bersekolah tamatan SMA mereka langsung berkerja mengikuti sang ayah, dan berkeluarga. Tidak hanya itu ada pula yang melanjutkan sekolah ke jenjang perkuliahan bagi orang tua yang mampu.
III. KARETERISTIK PENDUDUK 1.
Tempat tinggal yang ditempati. Rumah-rumah merupakan hasil dari warisan kakek yang di beli dengan cara kredit antar keluarga. Jarak antara rumah warga satu dengan yang lain kira-kira berjarak 10 meter rumah-rumah di dusun Mega Melati juga masih jarang berbeda dengan daerah perkotaan. Air bening sulit di dapat karena yang ada di daerah rumah hanya ada air yang berwarna merah yang tercampur dengan warnah tanah, air yang di gunakan untuk minum biasanya dengan air hujan yang di tampung dengan drum air ukuran 50 liter. Untuk keperluan keperluan mandi masyarakat Dusun Mega Mega Melati menggunakan sumber air di depan rumah karena dekat parit yang air lumayan bersih bisa digunakan untuk keperluan mencuci baju, mencuci alat dapur, dan lain-lainnya.
Dena Denah h RT 01 Me Me a Melat Melatii
Keterangan rumah warga
masjid
jembatan
parit
jalan semen
Pemakaman
Ketua RT 01
Jalan raya Mega Timur
2.
Perkumpulan interaksi masyarakat Perkumpulan tidak dijadikan rutinitas, kapanpun dan dimana pun hal ini dapat dilakukan, masyarat biasanya mengikuti pengajian rutin pada hari jum’at sore di masjid masjid sekitar rumahnya, dan anak-anak belajar membaca al’quran dengan guru mengaji setiap hari setelah mandi mandi sore hari.
3.
Sistem pendukung penduduk Sistem penujang pendidikan seperti sekolah, sudah ada beberapa sekolah dasar yang ada di daerah tersebut walaupun dengan tenaga pengajar masih seadanya dan untuk sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas masih sangat jarang bisanya anak-anak daerah dusun Mega Melati harus keluar ke kota untuk mencari pendidikan lanjutan. Sarana transportasi warga menggunakan kendaraan roda dua atau menggunakan tranportasi massal yang masih minim, fasilitas jalan yang masih berbatu dan berlubang menyebabkan kesulitan mengujugi pelayanan kesehatan.
III.
ANALISA DATA Data DS:
sebagian
Penyebab
besar
mengatakan
warga Terjadinya
DO:
terlihat
besar
akumulasi Nyeri kronis
persendian cairan
tangan mereka nyeri. pada
Masalah
yang
mengakibatkan inflamasi
sebagian
warga
ada
pembengkakan
pada
persendian tangan. DS: warga mengatakan mereka hanya
sempat
pergi
ke
Sulit
untuk Kesulitan
menyesuaikan
jadwal mengunjungi
pelayanan kesehatan setelah perkerja warga dengan pelayanan pulang dari berkerja. DO:
jarak
antara
waktu
operasional
kesehatan
polindes polindes
terdekat ±5 KM dengan situasi jalan yang berbatu dan berlubang ditambah lagi fasilitas
transportasi
yang
minim. Waktu operasional polindes dari jam 07.00 – 07.00 – 13.00 13.00
IV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Dx1
Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya akumulasi cairan yang mengakibatkan inflamasi pada persendian
Dx2
Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan berhubungan dengan Sulit untuk menyesuaikan menyesuaikan jadwal perkerja warga dengan dengan waktu operasional operasional polindes.
V.
PRIORITAS MASALAH
No
1
2
3
4
Kriteria
Skor
Sifat masalah Tidak / kurang sehat
3
Ancaman kesehatan
2
Krisis atau keadaan sejahtera
1 2
Kemungkinan masalah dapat diubah Dengan mudah
2
Hanya sebagian
1
Tidak dapat
0 1
Potensi masalah dapat diubah Tinggi
3
Cukup
2
Rendah
1 1
Menonjolnya masalah Masalah berat, harus ditangani
2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
1 0
Masalah tidak dirasakan
Bobot 1
Dx1 Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya
akumulasi cairan
yang
mengakibatkan inflamasi. 1
Sifat masalah
1
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
2
3
Potensi masalah dapat diubah
3
4
Menonjolnya masalah
2
1
2
2
4
1
3
1
2
jumlah
11
Dx2 Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan berhubungan dengan fasilitas Sulit untuk menyesuaikan jadwal perkerja warga dengan dengan waktu operasional polindes 1
Sifat masalah
2
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
1
3
Potensi masalah dapat diubah
1
4
Menonjolnya masalah
1
Jumlah
1
2
2
2
1
1
1
1 6
VI.
INTERVENSI KEPERAWATAN Dx1 Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya akumulasi cairan yang mengakibatkan inflamasi. Tujuan Setelah dilakukannya
NO.
1
DIAGNOSA
Nyeri
INTERVENSI
kronis
Kaji
RASIONAL
keluhan
nyeri,
Membantu
dalam
be r hu bu n ga n de ng a n
skala nyeri serta catat
menentukan
terjadinya akumulasi
lokasi dan intensitas,
manajemen
cairan
factor-faktor
yang
efektifitas program.
mengakibatkan
mempercepat,
dan
inflamasi.
respon rasa sakit non
yang
kebutuhan nyeri
dan
verbal. Tujuan
Berikan matras/ kasur
Matras
yang
lembut/
setelah dilakukannya
keras,
kecil.
empuk, bantal yang besar
tindakkan keperawatan
Tinggikan tempat tidur
akan menjaga pemeliharaan
1x24 jam
sesuai kebutuhan
kesejajaran
bantal
tubuh
yang
tepat, menempatkan stress Kriteria Hasil
pa d a
s e nd i
ya n g
s ak i t.
Nyeri berkurang
Peninggian Peninggian
tempat
tidur
Inflamasi berkurang
menurunkan
tekanan
pada
sendi
yang
terinflamasi/
nyeri
Tempatkan/
pantau
pe n gg un aa n
b an t a l ,
Mengistirahatkan sendi
yang
sendi-
sakit
dan
karung pasir, gulungan
mempertahankan
posisi
trokhanter,
netral.
brace
br a c e .
bebat,
Penggunaan
dapat menurunkan nyeri dan dapat kerusakan
mengurangi pada
sendi.
Imobilisasi yang lama dapat mengakibatkan
hilang
mobilitas/ fungsi sendi.
Anjurkan klien untuk mandi
air
Sediakan
Meningkatkan
relaksasi
hangat.
otot,
dan
mobilitas,
waslap
menurunkan rasa sakit dan
hangat
untuk
menghilangkan
mengompres
sendi
pa d a pa gi ha ri . Se ns i ti vi t as
yang
sakit.
Pantau
pa d a
kekakuan
pa na s
da p at
suhu air kompres, air
dihilangkan
mandi, dan sebagainya.
dermal dapat disembuhkan
Berikan
obat-obatan
dan
luka
Obat-obatan:
sesuai petunjuk :
-
Bekerja
sebagai
-Asetilsalisilat
inflamasi
(Aspirin).
analgesik
ringan
mengurani
kekakuan
dan
meningkatkan -NSAID missal
lainnya, ibuprofen
(motrin),
naproksen,
sulindak,
proksikam
(feldene), fenoprofen.
anti efek dalam dan
mobilitas.
ASA harus dipakai secara regular
untuk
kadar
mendukung
dalam
darah
teurapetik.
Riset
mengindikasikan
bahwa
ASA
indeks
memiliki
toksisitas rendah
yang
dasi
paling
NSAID
lain
yang diresepkan. -D-penisilamin
-
Dapat
(cuprimine).
klien
digunakan
tidak
bila
memberikan
respons pada aspirin atau untuk
meningkatkan
efek
dari aspirin.
-Antasida
- Dapat mengontrol efekefek sistemik dari RA jika
terapi
lainnya
be r ha si l .
tidak
Ef ek
s a mp i n g
yang lebih berat misalnya trombositopenia, leucopenia, anemia aplastik membutuhkan yang
ketat.
diberikan
pemantauan Obat
harus
diantara
waktu
makan, karena absorbs obat menjadi
tidak
seimbang
antara makanan dan produk antasida dan besi. - Diberikan bersamaan dengan NSAID untuk meminimalkan iritasi/
ketidaknyamanan
lambung. -Produk kodein
- Meskipun narkotik umumnya adalah kontraindikasi, namun karena
sifat
kronis
dari
penyakit, penggunaan jangka pendek
mungkin
diperlukan
selama periode eksaserbasi akut untuk mengontrol nyeri yang berat.
2
Kesulitan
mengunjungi
Kaji aktivitas keseharian
masyarakat.
Untuk
mengetahui
masyarakat
pada
aktivitas umumnya
pe l a ya na n ke s e ha t an
seperti berkerja, bersosialisasi
be r hu bu n ga n de ng a n
dan ketempat-tempat reakreasi
sulitnya menyesuaikan jadwal
Lakukan
pelayanan
Menyesuaikan
waktu
pe r ke rj a
w ar ga
kesehatan pada saat warga
operasional
dengan
waktu
tidak sibuk berkerja
kesehatan dengan waktu warga
pelayanan
operasional polindes. Tujuan
pada saat tidak berkerja
setelah dilakukan
Lakukan Home care atau pelayanan
penyuluhan tentang
yang
datang
Agar pelayanan kesehatan dapat berjalan secara fleksibel yang
kerumah-rumah warga.
menyesuaikan kebutuhan warga
kesehatan masyarakat
sekitar Dusun Mega Melati
dapat memprioritaskan masalah pemeriksaan
kesehatan.
Kolaborasi
pemerintah setempat guna membantu
Kriteria Hasil
Warga dengan mudah memeriksakan kesehatannya
dengan
menyediakan
fasilitas kesehatan yang memiliki operasional 24 jam
standar
Dengan
adanya
fasilitas
kesehatan 24 jam warga sekitar akan dengan mudah melakukan pemeriksaan kesehatannya.
Dokomentasi di Dusun Mega Melati RT 01
1. Rumah warga Dusun Mega Melati RT 01 2. Bisa di lihat warna air parit par it yang di gunakan oleh warga Dusun Mega Melati RT 01 3. Kebanyakan warga di Dusun Mega Melati RT 01 mandi dan mencuci di parit depan rumah 4. Salah satu warga dengan penyakit Rhematoid artritis