LAPORAN KASUS KELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PPQ “M” DENGAN DIAGNOSA MEDIS “HIPERTENSI” DI WISMA SELAPARANG PANTI SOSIAL TRESNA WERDA “PUSPAKARMA” MATARAM
NAMA
: SRI HANDAYANI
NPM
: 05.01.0302
SEM SE MES ESTE TER R : VI VI B
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM 2008
LEMBAR PENGESAHAN
Di setujui pada : Hari
:
Tanggal
:
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
(I Made Eka Santosa, S.Kp)
(Drs. Dikdik Kusnandika)
Pembimbing Akademik II
Penbimbing Klinik II
( Nurwahyuni, S.Kep, Ns)
( Ikhsan, S.Kep
)
LEMBAR PENGESAHAN
Di setujui pada : Hari
:
Tanggal
:
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
(I Made Eka Santosa, S.Kp)
(Drs. Dikdik Kusnandika)
Pembimbing Akademik II
Penbimbing Klinik II
( Nurwahyuni, S.Kep, Ns)
( Ikhsan, S.Kep
)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepda kami sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan kepe kepera rawa wata tan n pada pada Kela Kelaya yan n “M” “M” deng dengan an diag diagno nosa sa medi mediss “Hip “Hiper erte tens nsi” i” dala dalam m memenu memenuhi hi Prakti Praktik k Klinik Klinik Keperaw Keperawata atan n Geront Gerontik ik di Panti Panti Sosia Sosiall Tresna Tresna Werda Werda “PUSPAKARMA” “PUSPAKARMA” Mataram.
Dalam menyusun asuhan keperawatan dengan diagnosa medis “Hipertensi” di wisma selaparang, Atas bimbingan, masukan dan motivasi dari berbagai pihak kami ucapkan terimakasi.
Dengan Dengan segala segala kerendaha kerendahan n hati, kami menyadari menyadari bahwa penulisan penulisan Asuhan Keperawatan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konsekuen demi kesempurnaan Asuhan Keperawatan Ini. Semoga Asuhan Keperawatan Ini bias bermanfaat bagi mahasiswa STIKES khususnya khususnya dan bagi mahasiswa pada umumnya.
Terimakasih.
Mataram, juli 2008.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar
60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun.
Kontrol tekanan darah yang ketat pada kelayan diabetes berhubungan dengan pencegahan terjadinya hipertensi yang tak terkendali.
Hipertensi merupakan segala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia dan menjadi faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler. Karenanya control tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang usia lanjut. Jose Roesma, dari
divisi
nefrologi
ilmu
penyakit
dalam
FKUI-RSUPN
dr.
Cipto
Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya terjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan. Jenis yang demikian lebih sulit untuk diobati disbanding hipertensi esensial atau pada kelayan yang lebih muda. Obat-obat antihipertensi terbaru yang bekerja pada sistem rennin-angiotensin-aldosteron, misalnya Angiotensin-Converting Enzyme ( ACE ) inhibitor dan angiotensinreseptor bloker memiliki potensi perbaikan kardiovaskuler pada orang tua akibat penurunan tekanan darah efektif. Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatik, sisten rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan stress.
Hipertensi sekunder
Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll. (Arif Mansjoer,2000)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan : Dapat melakukan asuhan keperawatan dan dapat memahami tentang penyakit hipertensi. Tujuan Khusus : 1. Penulis mampu mengkaji data kelayan 2. Penulis mampu menganalisa data yang diperoleh 3. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan 4.
Penulis dapat memprioritaskan
masalah-masalah yang terjadi dan yang mungkin terjadi. 5. Penulis dapat menentukan tujuan tindakan keperawatan 6. Penulis dapat menerapkan pelaksanaan tindakan keperawatan 7. Penulis dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan.
C. Metode penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam menyusun laporan ini yaitu pendekatan : 1.
Medote deskripsi
2.
Medote studi kepustakaan
3.
Metode studi kasus
Tehnik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawncara, observasi, dan penelusuran data tertulis. Sumber data diperoleh dari kelayan itu sendiri
D. Sistimatika Penulisan
BAB I
:Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistimatika penulisan.
BAB II
:Tinjauan teori, terdiri dari proses menua, konsep dasar dan konsep dasar asuhan keperawatan.
BAB III
:Tinjauan kasus terdiri dari proses asuhan keperawatan dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
BAB IV
:Pembahasan yang menguraikan perbandingan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.
BAB V
:Penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN : Laporan pendahuluan, dan SAP ( satuan acara penyuluhan)
BAB II TINJAUAN TEORI A.
Aging proses
1.
Pengertian Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tidak terhindarkan
dengan karakteristik menurunya interaksi antara lanjut usia dengan yang lain disekitarnya. Individu yang diberi kesempatan untuk mempersilahkan dirinya menghadapi ketidakmampuan dan bahkan kematian (Cox, 1984) 2.
Teori Proses Menua Proses penuan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan
perubahan secara kumulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologi tentang penuaan dibagi menjadi : b. Teori instrik Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul akibat penyebab dalam diri sendiri. c. Teori Ekstriksi Perubahan terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan. Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul dalam penyebab diri sendiri dapat berupa : a)
Toeri Genetik Clock atau Teori Genetik dan mutasi Teori tersebut mengatakan bahwa menua telah terprogram
secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam nucleus (inti sel) satu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan meghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun menjadi lemah dan sakit.
b)
Teori Imunologi Slow Virus System imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. c)
Teori Stress Menua menjadi atau terjadi akibat hilangnya sel-sel yang bias
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan
internal,
kelebihan
usaha
dan
stress,
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. d)
Teori Terprogram Teori yang menua terprogram, sel tubuh manusia hanya dapat
membagi diri sebanyak satu kali. Artinya kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel ters ebut mati. e)
Teori Rantai Silang Sel-sel yang tua /usang reaksi kimianya menyebabakan ikatan
yang kuat. Khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini meyebabkan kurang elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
Perubahan Biologi Yang Berasal Dari Luar Atau Ekstrinsik
1. Teori Radikal Radikal bebas dapat berbentuk didalam badan, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom), mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi. 2. Teori Mutasi Sematik Menurut teori ini factor lingkungan menyebabkan mutasi sematik, sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari dapat memperpanjang umur. Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel sematik akan menyebabkan terjadinaya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebagai salah satu
hipotesi yang berhubungan dengan mutasi sel sematik adalah hipotesis error catasrop. 3. Teori Social Salah satu teori social yang berkenan dengan proses openurunan adalah teori pembebasan. Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai melepas diri dari kehidupan social. Keadaan ini memagkibatkan interaksi social lansia menurun baik secara kualifikasi maupun kuantitatif.
3.
Teori Psikologi
a. Teori Tugas Perkembangan Menurut
Hang
Kerst
(1992)
bahwa
setiap
individu
harus
memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada manutrasi fisik. Penghargaan cultural masyarakat dari nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesalahan. Penerimaan adanya kematian dari pasanganya dan orang-orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan grup yang seusianya, adopsi dan adaptasi dengan peran social secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan. b. Kepribadian Selanjutnya Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berupa pada lansia. Teori ini merupakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketuaan (Nugroho,2000) adalah •
•
Herediter Nutrisi
•
Status kesehatan
•
Pengalaman hidup
•
Lingkungan
•
Stress
Perubahan fisik pada proses penuaan Penelitian menyakini bahwa kita dialhirkan dengan jam biologis, jam
ini di program untuk rentang hidup yang sudah ditetapkan, kecelakaan dan proses penyakit dengan beranjaknya usia, perubahan yang terjadi secara bertahap menjadi semakin nyata. Perubahan tertentu terjadi disemua system tubuh. Perubahan ini tidak perlu terjadi bersamaan disetiap system.
B.
Konsep Dasar
1. Hipertensi a.
Pengertian Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.rogen, 1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih (Barbara Hearrison, 1997).
b.
Etiologi Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardia output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa factor yang mempemgaruhi terjadinya hipertensi : •
Genetic : respon neurology terhadap stress atau kelainan
arteri atau transportnya •
Obesitas : terkait dengan kadar insulin yang tinggi yang
menyebabkan tekanan darah meningkat •
Stress lingkungan
•
Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada
orang tua serta pelebaran pembuluh darah (Arif mansjoer, 2000)
Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatik, sisten rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan stress.
Hipertensi sekunder
Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll. (Arif Mansjoer,2000) c. Manifetasi Klinis Manifestasi klinis pada kelayan dengan hipertensi adalah meningkatkan tekanan darah >140/90 mmHg, sakit kepala, epetaksis, pusing/migrant, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunag-kunang, lemah dan lelah, muka pucat dan suhu tubuh rendah. (Arif mansjoer, 2000)
d. Patofisiologi
Obesitas
Arterisklerosis
Pengumpulan Lemak
Hilangnya elastisitas pembuluh darah
Penyempitan Pembuluh Darah
Aliran darah ke jantung me
Peningkatan tekanan
ketidakseimbangan suplai
Vaskuler serebral
dan kebutuhan O2
Nyeri akut
kelemasan umum
(sakit kepala) Intolenransi aktivitas pola hidup monoton Gangguan pola istirahat tidur (Arif Manjoer 2000)
e. Penatalaksanaan Medis Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan : 1.
Penatalaksanaan non farmakologis a) Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adostrogen dalam plasma.
b) Aktivitas
Klien
disarankan
untuk
berpartisipasi
pada
kegiatan
dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperi berjalan, jogging, bersepeda dan berenang.
2.
Penatalaksanaan f armakologis Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu : 1)
Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2)
Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal. 3)
Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4)
Tidak menimbulkan intoleransi.
5)
Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh kelayan.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada kelayan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup monoton. Tanda
: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea. b. Sirkulasi Gejala
: Riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung koroner dan penyakit serebravaskuler.
Tanda
:
Kenaikan
TD,
hipotensi
postural,
murnius
stenosis
valvular.takikardia, berbagai distnenia, DJV/kongesti vena, ekstermitas (perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler mingkin lambat/ tertunda), kulit (pucat, sianosis dan kemerahan)
c. Integritas ego Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik. Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continu perhatian tangisan yang meledak. d. Eliminasi Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tidak. e. Makanan/ cairan Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan yang tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual muntah, perubahan berat badan dan riwayat pengggunaan dierutik Tanda : BB normal atau obesitas dan adanya edema, kongesti vena, DJV, glikosuria.
f.
Neurosensoris Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan atau kelemahansatu sisi tubuh, dan gangguan penglihatan (mis, penglihatan kabur) Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses piker atau memori).Respon motorik (penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau ferleks tendo dalam). Perubahan rentina optic.
g. Nyeri/ ketidak nyamanan Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai dan nyeri abdomen/massa. h. Pernafasan Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum dan riwayat merokok. i.
Keamanan Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi unirateral fransie, hipotesi postural.
j.
Pembelajaran/ penyuluhan Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris, penyakit jantung, DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko anelik, penggunaan pil KB atau hormon lain.(Doengoes,2000)
2.
Diagnosa keperawatan a.
Resi
ko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi pembuluh darah b.
Into
leransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 c.
Nye
ri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral d.
Inef
ektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic. (Doengoes,2000)
3. DX I
Tujuan Setelah dilakukan
Intervensi -
Obs
•
Rasional Untuk mengetahu
tindakan keperawatan
ervasi tekanan darah klien
tekanan darah dalam
diharapkan resiko tinggi
secara terus menerus
rentang normal atau
penuruna curah jantung
tidak
dapat teratasi dengan criteria hasil : •
Kelayan mau
berpartisipasi dalam aktivitas
•
-
Men
Untuk mengetahui adanya pucat, dingin,
gobservasi warna kulit,
kulit lembab dan masa
kelembaban, suhu.
pengisian kapiler berkaitan dengan
yang menurunka
vasokonstriksi.
TD dan frekuensi
•
jantung stabil. •
Mempertahanka
Menurunkan stress dan ketegangan yang
-
Anj
mempengaruhi
n TD dalam
urkan klien untuk
tekanan darah dan
rentang individu
membatasi aktivitas .
perjalanan penyakit
yang dapat diterina.
hipertensi. •
Untuk menentukan intervensi selanjutnya.
II
Setelah dilakukan
-
Kola
•
borasi dan pemberian terapi.
tindakan keperawatan
penggunaan energi,
diharapkan intoleransi aktivitas baik, dengan
dan membantu antara -
suplai dan kebutuhan oksigen.
penghematan energi.
Berpartisipasi
•
Memberikan bantuan
dalam aktivitas
hanya sebatas
yang di inginkan.
kebutuhan akan
•
Menunjukkan
penurunan dalam
III
Men ganjurkan klien untuk
criteria hasil : •
Untuk mengurangi
mendorong -
Beri
tanda-tanda
dorongan kepada klien
intoleransi
untuk melakukan aktivitas
fisiologi.
secara bertahap jika dapat
kemandirian dalam melakukan aktivitas.
•
ditoleransi.
Setelah dilakukan
Untuk meminimalkan stimulasi/meningkatka
tindakan keperawatan
n relaksasi
diharapkan nyeri kepala berkurang/ tidak ada dengan criteria hasil •
Nyeri akut/nyeri
•
-
Anj
kepala
urkan kelayan untuk
berkurang/tidak
mempertahankan tirah
Untuk mengetahui skala nyeri.
•
Untuk menurunkan tekana vaskuler
ada
mempertahankan tirah
serebral
baring selama fase akut. •
-
Men
simpati efektif dalam
gkaji intesitas nyeri
IV
memperlambat respon
menghilanhkan sakit.
Men
•
Mekanisme adaptif
Intoleransi aktivitas b/d
ganjurkan kelayan untuk
perlu untuk mengubah
kelemahan umum
kompres hangat pada dahi
pola hidup seseorang.
ketidak seimbangan
dan leher bagian belakang.
antara suplai dan keb.
-
Oksigen.
•
Mel
Membantu mengudentifikasi dasar
atih kelayan untuk
kesulitan dalam
melakukan teknik relaksasi
mekanisme koping.
dan diktrasi
•
Untuk memperbaiki keterampilan koping.
-
Men gkaji keefektifitas strategis koping dengan
•
Melindungi kelayan dalam mempengaruhi perasan.
mengobsevasi perilaku. -
Dor ong kelayan untuk mengungkapka perasan
-
Liba tkan kelayan dalam proses pengobatan
-
Kaji penggunaan mekanisme pertahanan diri kelayan
4.
Pelaksanaan Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat disesuaikan
dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai dengan diagnosa yang ada.
5.
Evaluasi Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan kepada
kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan. Evaluasi keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Callahan, Barton, Schumaker. 2000. Seri Skema Diagnosis Dan Penatalaksanaan Praktis. Binapura Aksara.: Jakarta Doengoes
Marilynn.2000. Rencana
Asuhan
Keperawatan,
Pedoman
Umtuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta Soeparman.1987. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi II . Jakarta: Balai Penerbit FKUI Tarwoto, wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
BAB III TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian : 01 – juli - 2008 Nama Pengkaji
: Sri Handayani
Waktu pengkajian
: 11.00 WITA
A. Pengkajian 1.
Data Biografi. Nama
: Ppq ”M”
•
Tempat dan Tanggal lahir
: Praya, ± 78 tahun
•
Pendidikan terakhir
: Tidak sekolah
•
Golongan darah
: Tidak tahu
•
Status perkawinan
: Kawin (Cerai mati)
•
Peanampilan
: Kelayan tampak rapi dan bersih
•
TB/BB
: 148 cm/ 50 Kg
•
Alamat
: Praya Lombok Tengah
•
Orang terdekat yang dihubungi
•
: Ibu Mariamah yang ada
di wisma selaparang •
Alamat
: Mataram
•
Tanggal masuk panti
: ± 4 tahun (tanggalnya kelayan
lupa)
2.
Riwayat Keluarga •
Genogram
Keterangan : : laki-laki : perempuan
: laki-laki / perempuan meninggal. : garis perkawinan : cerai ( cerai mati )
--------
: kelayan : tinggal serumah.
Kelayan adalah anak keenam dari delapan bersaudara, dan menikah dengan seorang laki-laki, kelayan mengaku mempunyai satu anak dengan suaminya yang pertama dan suaminya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Satu orang anaknya sudah berkeluarga. Kelayan mengaku bertemu dengan suaminya yang kedua dip anti social tresna werda “ puspakarma “ Mataram ( Wisma Selaparang ).
3.
Riwayat Rerkerjaan •
Pekerjaan saat ini
: kelayan saat ini tidak bekerja hanya tinggal dip
anti sosiaal tresna werda “puspakarma” Mataram (Wisma Selaparang) •
Alamat pekerjaan
:-
•
Berapa jarak dari rumah
:-
•
Alat tranportasi
:-
•
Pekerjaan sebelumya : pembantu rumah tangga
•
Berapa jarak dari rumah
•
Alat tranportasi
: ± 1 km
: kelayan mengatakan menggunakan angkutan
kota (bemo). •
Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : kelayan
mengaku sering diberi uang oleh petugas panti dan kandang-ladang diberikan oleh tamu-tamu yang datang meninjau kewismanya.
4.
Riwayat lingkungan hidup •
Tipe tempat tinggal
: permanen
•
Jumlah kamar
: 3 kamar tidur,2 kamar mandi/WC dan I tempat
masak ( dapur ) dan 1 ruang tamu. •
Kondisi tempat tinggal : tampak bersih, pencahayaannya cukup terang,
ventilasinya baik dan tidak pengap. •
Jumlah orang yang tinggal di wisma Selaparang : 3 orang laki-laki, 3
orang wanita dan 1 orang ketua RT. •
Sarana diwisma
: terdapat tempat tidur, lemari pakaian,kursi,
meja makan dan satu buah televise 21 inch.
5.
Riwayat rekreasi •
Hobby / minat
•
Keanggotaan organisasi
: Mengaji, puasa, sholat,senam :-
•
Liburan perjalanan
: kelayan mengatakan sering ke makam luang
balo / keliling. 6.
Sistem pendukung Di Panti Social Tresna Werda “Puspakarma” Mataram terdapat klinik yang melayani kesehatan lansia dengan jumlah tenaga perawat 2 orang, 1 orang psikolog ,1 orang ahli gizi dan 1 orang psikiater yang melayani seluruh penghuni panti dan pada tiap wisma dikoordinir oleh satu petugas dari pekerja social. Panti sudah menjalin kerjasama dengan puskesmas dan RSUD Mataram untuk keperluan bila ada anggota wisma yang perlu dirujuk
•
Jarak rumah sakit dengan wisma ± 2 km
•
Jarak wisma sokong dengan klinik ± 50 meter.
•
Makanan yang dihantarkan : Kelayan mengaku dihantarkan makanan 3
kali sehari.
7.
Diskripsi kekhususan •
Kebiasaan ritual : kelayan mengaku selalu sholat kemasjid dan
mengaji.
8.
Status kesehatan •
Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu : kelayan mengatakan
sering merasakan sakit pinggang / nyeri di bagian belakang , sakit kepala di bagian belakang kepalanya dan kadang – kadang sakit dibagian lutut. •
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : kelayan mengatakan
tidak penah menderita penyakit yang berat-berat, hanya pernah sakit pilek dan batuk, namun setelah minium obat kelayan akan sembuh.
9. Alasan datang ke panti werda Kelayan mengatakan kesepian semenjak suaminya meninggal, kelayan tinggal bersama keluarga suaminya tapi kelayan dan keluarga suaminya tidak
begitu akrab, dan kelayan bertemu dengan temannya yang pulang dari panti karena liburan dan temannya kelayan bercerita tentang panti, sehingga kelayan berinisiatif untuk tinggal dipanti.
10.
Keluhan utama
•
•
Kelayan mengatakan nyeri kepala/dibelakang kepala.
•
Provokativ/palliative : Kelayan mengatakan nyeri kepala tiba-tiba.
Quality/quantity
: Kelayan mengatakan seperti nyut-nyut kadangkadang.
•
Region
: Kepala bagian belakang
•
Severity scala
: 3 ( ringan )
•
Timming
: Kelayan mengaku hanya di waktu-
waktu tertentu pada malam hari dan saat beraktifitas.
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan
Kelayan mengatakan tahu tentang penyakit yang diderita, begitu juga dengan
pengobatannya. Kelayan mengatakan setelah minum obat yang
diberikan oleh klinik panti, nyeri kepala berkurang. Obat-obatan No. Nama 1 Captopril 2. Piroxicam ( kapsul )
Status Imunisasi
: Tidak terkaji
Tetanus
:-
Pneomovales
: Tidak terkaji
Alergi
:-
Penyakit yang diderita : Hipertensi
11.
Aktivitas hidup sehari-sehari •
Indeks Katz
:A
Dosis 200mg ½ x 1 2x1
Keterangan Antihipertensi Sakit pinggang
•
Oksigenasi
: Kelayan mengatakan mampu bernapas dengan
baik tanpa ada gangguan. RR 24 kali permenit •
Makan minum : Kelayan mengaku makan 3 kali sehari dengan lauk
pauk yang telah ditentukan oleh bagian ahli gizi, dan 1 porsi dihabiskan dan minum 6-7gelas perhari ( 1200cc) •
Eliminasi
: Kelayan mengatakan BAB 1 kali sehari dengan
konsisten lembek, warnanya kecoklat-coklatan, dan baunya khas dan BAK 3-4 kali sehari dengan warna urinnya kuning bening dan baunya khas. Kelayan mengaku tidak ada keluhan terhadap BAB dan BAKnya. •
Aktivitas
: Kelayan mengatakan capek, lemah, pada saat
beraktifitas rasa tidak nyaman saat bergerak. •
Istrahat Tidur : Kelayan mengatakan biasanya tidur jam 21.00-02.00
sering terjaga pada malam hari
dan jarang tidur siang kecuali merasa
ngantuk. Kelayan mengatakan susah tidur. •
Personal Hygiene
: Kelayan tampak bersih, kelayan mengaki mandi
2 kali sehari dan menggosok gigi 2 kali sehari dan keramas 2-3 kali dalam seminggu. Ini terlihat dari penampilan kelayan yang bersih dan rapi. •
Seksual
: Kelayan mengatakan kebutuhan seksualnya
terpenuhi. •
Rekreasi
: Kelayan kadang-kadang menonton TV di
wismanya. •
Psikologis
: Kelayan mengatakan merasa nyaman tinggal
dipanti •
Persepsi kelayan
: Kelayan tahu tentang penyakitnya sangat berbahaya
apa dan kelayan mampu menyebutkan 3 kata yang disebutkan oleh perawat. •
Konsep diri
: Kelayan mengatakan dirinya sudah tua tapi kelayan
mengaku masih mampu melakukan aktifitasnya tiap hari sendiri tanpa bantuan orang lain. •
Emosi temannya.
: Kelayan mengaku tidak pernah marah dengan teman-
•
Adaptasi
: Kelayan mengaku mampu beradaptasi/gergaul dengan
teman-temannya yang berada diwisma. •
Mekanisme pertahanan diri : Kelayan mengaku selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Ynag Maha Esa dan selalu berdo’a untuk kesembuhan penyakitnya.
12.
Tinjauan Sistem. •
Keadaan umum : Baik, penampilan rapi, bicara teratur dan terarah.
Kondisi badan agak terlihat lemah. •
Tingkat kesadaran : Composmestis
•
GCS
•
Tanda-tanda vital :
Tensi : 150/110 mmHg
: Membuka mata : 4, verbal : 5 psikomotor : 6.
Nadi : 64 x/menit ( takikardi )
RR
: 24 x mnt
SH
: 37
1. Kepala : bentuk kepala bulat, tidak lesi/benjoal, rambut
tipis dan
berwarna putih, tidak ada ketombe, dan tidak ada nyeri tekan pada kepala. 2. Mata
: bentuknya simetris, tidak terdapat edema,skelera tampak putih,
konjutiva merah muda, pupil bereflek pada cahaya dan kararak (-) dan tidak ada keluhan mengenai mata. Telinga
: bentuk simetris, tidak ada serum, tidak ada nyeri tekan dan
tidak ada keluhan pada pendengaranya. Hidung
: tidak ada cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada peradangan
mokosa hidung. 3. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening ataupun kelenjar tyroid, kadang-kadang klien merasa kaku pada leher bagian belakang 4. Dada dan punggung
: Bentuk dada simetris, tidak terdapat dispepnia,
saat palpasi terdapat getaran dinding dada yang sama, perkusi sonor, auskultasi vaskuler. Pada punggung tidak terdapat kiposis (bungkuk)
•
Paru : perkusi terdengar sonor, auskultasi terdengar vesikuler, tidak terdapat suara ronchi.
•
Jantung : perkusi jantung terdengar pekak dan auskultasi jantung terdengar S1 S2 tunggal tidak ada suara tambahan.
5. Abdomen dan pinggang : bising usus (12) Abdomen tampak simetris, tidak tampak adanya benjolan pada ,palpasi tidak ada keluhan nyeri ulu hati dan tidak ada keluhan nyeri pinggang. 6.
Estremitas atas dan bawah : Tidak diketemukan kelumpuhan
eksremities dan patah tulang tidak ada. Bentuk ekstermitas atas dan bawah simertris dan tidak ada keluhan.
5
5
5
5
7. Sistem Imune : tidak dikaji karena alatnya tidak ada. 8. Genetalia
: kelayan mengaku tidak ada keluhan mengenai alat
genetalia. 9. Sistem reproduksi
: sudah menopause.
10. Sistem Persyarafan : mengatakan masih mampu menggerakkan bola mata kanan dan kiri danatas bawah, masih mampu tersenyum, meringis dan mengangkat alis. Refleks patella positif, refleks babinsky positif dan refleks taktilnya positif. 11. Sistem pengecapan : kelayan masih bisa merasakan asin, manis, pahit dengan mata tertutup 12. Sistem penciuman
:
kelayan
masih
dapat
mencium
membedakan bau yang harum dan busuk
13.
Status kognitif, afektif dan sosial
1. Short portable mental (SPSMQ) : nilai 4 kerusakan intelektual ringan.
dan
No. 1 2 3 4 5
Pertanyaan Tanggal berapa hari ini ? Hari apa sekarang ini ? Apa nama tempat ini ? Berapa umur anda ? Kapan anda lahir ?
Jawaban Tanggal 01 Hari selasa Panti 80 tahun Tahunya saya lupa tapi pada
6 7
jaman belanda Siapa presiden Indonesia sekarang ? Tidak tahu Siapa nama presiden sebelumnya ? Suharto
Dari 7 pertanyaan kelayan mampu menjawab 5 pertanyaan yang berarti fungsi intelektualnya utuh.
2. Mini mental state examaration (muse) : menguji aspek-aspek kognitif.
Aspek Orientasi
Nilai 5 5
Pasien 4
Pertanyaan Tahun, Musim, Tanggal, Hari, Bulan
3
apa sekarang ? Dimana kita
sekarang
(Negara,
Wilayah, Kota, Rumah/Rumah Sakit, Registrasi
3
3
Lantai) ? Nama 3
objek
mengatakan
:
detik
untuk
masing-masing.
Kemudian tanyakan pada kelayan 3 objek setelah anda mengatakanya. Beri satu point untuk setiap jawaban yang benar. Kemudian ulangi sampai kelayan Perhatian
5
4
mempelajari
ke tiganya.
Jumlahkan percobaan dan catat. Seri 7’s 1 point untuk setiap
dan
kebenaran.
Kalkulasi
jawaban.
Mengingat
kebelakang Minta kelayan untuk mengulang ke
3
3
Berhenti Bergantian
setelah eja
5 kata
tiga objek diatas. Berikan 1 point
Bahasa
9
untuk setiap kebenaran. Nama pensil dan melihat (2 point).
5
Mengulang hal berikut “tidak ada jika, dan atau tetapi (1 point)” Niai total
30
22
Dari fungsi mental nilai total : 22 yaitu aspek kognitif dan mental dalam taraf baik.
3. Intervensi depresi beck : untuk mengetahui tingkat depresi Lansi : nilai yang didapatkan adalah 3 yang berarti tingkat depresi kelayan :tidak ada/minimal. 4. Apgar keluarga
satu alat scrining singkat yang dapat digunakan untuk
mengkaji fungsi sosial lansia.
No 1
Uraian Saya puas bahwa saya dapat kembali
Fungsi Adaptation
Skor 1
pada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu 2
menyusahkan saya Saya puas dengan cara keluarga Partnership
1
(teman-teman) saya membicarakan sesuatu
dengan
mengungkapkan 3
saya
masalah
dan dengan
saya Saya puas dengan cara keluarga Growth
1
(teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk 4
melakukan aktivitas atau arah baru Saya puas dengan cara keluarga Affection (teman-teman)
saya
mengekspresikan efek dan berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai
1
5
Saya puas dengan cara keluarga Resolve (teman-teman)
saya
dan
saya
menyediakan waktu bersama-sama Ket. Selalu = 2, Kadang-kadang = 1,
Total
Hampir tidak pernah = 0 Nilai 6 berarti fungsi social lansia kurang baik
14. Data penunjang
1.
Laboratorium
:-
2.
Radiologi
:-
3.
EKG
4.
Obat-obat
:: Captoril dosis ½ x1 perhari.
B. Diagnosa Keperawatan
a.
Analisa data
2
6
NO 1
DATA DS : Kelayan megatakan
ETIOLOGI Obesitas
nyeri kepala. P : nyeri kepala dengan tiba –
Pengumpulan lemak
tiba Q : rsanya seperti nyut – nyut R : dibelakng kepala
Penyempitan pembuluh darah
S:3 T : kelayan mengatakan
Aliran darah kejantung me
hanya diwaktu-waktu tertentu pada malam hari dan pada saat
Peningkatan tekanan vaskuler serebral
beraktifitas.
DO : TD : 150/110 mmHg,
Nyeri kepala bagian belakang
RR : 24x/mnt Nadi: 64x/mnt
Nyeri akut
SH : 37 Kelayan tampak lemah dan meringis, diwaktuwaktu tertentu pada malam hari dan pada saat beraktifitas. 2
DS : Kelayan mengatakan capek, lemah pada saat
Aliran darah kejantung me
beraktifitas.
DO : Kelayan tampak letih
Ketidakseimbangan suplai darah dan kebutuhan O2
saat beraktifitas, setelah berolahraga
Kelemasan umum
TD : 150/110 mmHg R : 24 x / menit N : 64 x / menit SH : 37 k/u lemah, pucat. Kekuatan otot
Intoleransi aktifitas
PROBLEM Nyeri akut
b.
Rumusan Diagnosa 1.
Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala
bagian belakang yang ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis. 2.
Intoleransi
aktifitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga. 3.
Gangguan pola
istahrat
tidur
berhubungan
dengan nyeri akut yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada BAB IV atau pembahasan akan diuraikan kesenjangan-kesenjangan antara teori dan kenyataan dalam asuhan keperawatan gerontik dengan kasus “Hipertensi”. Uraikan tentang pembahasan disesuaikan dengan langkah-langkah dalam proses keperawatan yang meliputi : 1.
Pengkajian Dalam pengkajian data pada teori dengan diagnosa “Hipertensi” antara lain :
Identitas kelayan, data bio-psiko-sosial-spritual, aktifitas/ istirahat, integritas ego, makanan/ cairan, nyeri, keamanan, interaksi social, riwayat hipertensi. Sedangkan pengkajian pada kasus dimulai dari identitas kelayan, genogram, riwayat penyakit, keluarga, riwayat lingkungan hidup, riwayat rekreasi, system pendukung, pemeriksaan fisik (Head To Toe), status kesehatan (keluhan utama), kebutuhan sehari-hari, mulai dari nutrisi, eliminasi, aktifitas istirahat dan tidur, personal hygiene, neurosensoris, nyeri. Dari pengkajian antara teori dan kasus ditemukan ada kesenjangan yaitu : Pada tinjauan teori tidak dilakukan pengkajian tentang genogram sedangkan pada tinjauan kasus kelayan dikaji tentang riwayat genogramnya, dimana genogram itu perlu dikaji untuk mengetahui garis keturunan kelayan. 2.
Diagnosa Keperawatan Pada diagnosa keperawatan yang ditinjau dari segi teori ditemukan 4 diagnosa
yaitu : a.
Resiko
tinggi
penurunan
curah
jantung
berhubungan
dengan
vasokonstriksi pembuluh darah b.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O 2 c.
Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vascular cerebral d.
Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping
tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada kasus yang ada setelah dilakukan pengkajian ditemukan ada 3 diagnosa yaitu: a.
Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang
yang ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis. b.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga. c.
Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut
yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari. Penulis
mengambil/ mengangkat diagnosa tersebut karena pada saat
melakukan pengkajian masalah utama yang ditemukan dan perlu segera di tangani.
3.
Perencanaan Perencanaan dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemukan
pada kelayan dan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu : a.
N
yeri akut b.
G
angguan intoleransi aktifitas c.
G
angguan pola istirahat tidur
4.
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori
hampir sama hanya saja pada tinjauan teori pelaksanaan terdapat kolaborasi dengan dokter atau ahli terapi lainya namun pada tinjauan kasus penulis tidak pernah berkolaborasi dengan dokter atau ahli terapi.
5.
Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek yaitu untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan terhadap kelayan dengan diagnosa medis
hipertensi, penulis dapat menyimpulkan ; 1.
Pengkajian Dari hasil pengkajian ditemukan data bahwa kelayan memiliki 3masalah
utama yaitu nyeri akut, gangguan intoleransi aktifitas dan gangguan pola istirahat tidur. 2.
Diagnosa kperawatan Pada tinjauan kasus diagnosa keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut
berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis. Gangguan intoleransi aktifitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari dan saat beraktifitas. 3.
Perencanaan Perencanaan dibuat berdasarkan masalah utama yang ditemukan pada saat
pengkajian dan penulis berusaha untuk menyesuaikan dengan teori yang ada. 4.
Pelaksanaan Pada pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan perencanaan
yang dibuat. Namun ada salah satu perencanaan yang berkolaborasi dengan dokter. 5.
Evaluasi Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dari evaluasi dapat diketahui semua masalah dapat teratasi.