1
ASUHAN KEPERAWAT KEPERAWATAN KLIEN DENGAN D ENGAN FRAKT
A.
Konsep Medis 1.
Anato natomi mi da dan Fis Fisio iolo lo i a. Anato natomi mi T! T!lan lan Tulan Tulang g terdir terdirii dari dari sel-s sel-sel el yang yang berada berada pada pada ba intraintraseluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses “"steoenesis “"steoenesis”” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut “"steo#last “ "steo#last”. ”. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia Tulang Tulang diklasi!ika diklasi!ikasika sikan n
dalam
lima
kelompok kelompok
dapat
berdasark berdasarkan an
bentuknya " 1). Tulang Tulang panjang panjang (Femur, (Femur, Humerus Humerus##
terdir terdirii dari dari batang batang
tebal tebal panja panjang ng yang yang disebu disebutt dia$is dia$isis is dan dua ujung yang disebut epi$isis. epi$isis. $i sebelah proksimal dari epi!isis terdapat meta$isis. meta$isis. $i antara epi!isis dan meta!isis terdapat daerah tulang ra%an yang tumbuh yang disebut lempen epi$isis atau atau lemp lempen eng g pert pertum umbu buha han. n. Tulan ulang g panj panjan ang g
tumb tumbuh uh
karena akumulasi tulang ra%an di lempeng epi!isis. Tulang ra%an digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteo#las osteo#las dan tulang memanjang. &atang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat. 'pi!isis dibentuk dari spongi bone (cancellous atau trabecular#. Pada akhir tahun-tahun
2
remaja tulang ra%an habis lempeng epi!isis ber!usi dan tulang berhenti tumbuh. Ho%mon pe%t!m#!&an' est%oen' dan dan
test testos oste te%o %on n
panjang.
mera merang ngsa sang ng
Est%oen'
bersama
pert pertum umbu buha han n dengan
tula tulang ng
testoste%on'
merang merangsan sang g !usi !usi lempen lempeng g epi!is epi!isis. is. &atang &atang suatu suatu tulang tulang panjang panjang memiliki rongga yang disebut (analis med!la%is. med!la%is. )analis medularis berisi sumsum tulang. 2). Tulang pendek (carpals) bentuknya (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti
dari dari cance cancello llous us (spon (spongy gy## dengan dengan suatu suatu lapisa lapisan n luar luar dari dari tulang yang padat. 3). Tulang pendek datar (tengkorak # terdiri atas dua lapisan
tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang concellous. 4). Tulang Tulang yang tidak beratura beraturan n (vertebr (vertebrata ata## sama seperti
dengan tulang pendek. 5). Tulang sesamoid merupakan merupakan tulang kecil yang terletak di
sekita sekitarr tulan tulang g yang yang berdek berdekata atan n denga dengan n perse persedia diaan an dan didukung oleh tendon dan jaringan !asial misalnya patella (kap lutut#. Tulan lang tersusun atas sel' sel' mat% mat%i( i(s s p%ot p%otei ein n dan dan deposit deposit mine%al mine%al.. *el-s *el-sel elny nya a terd terdir irii atas atas tiga tiga jeni jenis s dasa dasarrosteo# osteo#las las'' osteos osteosit it dan osteo( osteo(las las.. +steob +steoblas las ber!un ber!ungsi gsi dalam pem#ent!(an t!lan dengan t!lan dengan mense(%esi(an mat%i(s t!lan. t!lan. ,atriks ,atriks tersusun tersusun atas )*+ (olaen dan ,+ s!#tansi dasa%
(gl (gluko ukosami samino nog glika likan n
asam sam
poli polisa saka karrida# ida#
dan dan
2
remaja tulang ra%an habis lempeng epi!isis ber!usi dan tulang berhenti tumbuh. Ho%mon pe%t!m#!&an' est%oen' dan dan
test testos oste te%o %on n
panjang.
mera merang ngsa sang ng
Est%oen'
bersama
pert pertum umbu buha han n dengan
tula tulang ng
testoste%on'
merang merangsan sang g !usi !usi lempen lempeng g epi!is epi!isis. is. &atang &atang suatu suatu tulang tulang panjang panjang memiliki rongga yang disebut (analis med!la%is. med!la%is. )analis medularis berisi sumsum tulang. 2). Tulang pendek (carpals) bentuknya (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti
dari dari cance cancello llous us (spon (spongy gy## dengan dengan suatu suatu lapisa lapisan n luar luar dari dari tulang yang padat. 3). Tulang pendek datar (tengkorak # terdiri atas dua lapisan
tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang concellous. 4). Tulang Tulang yang tidak beratura beraturan n (vertebr (vertebrata ata## sama seperti
dengan tulang pendek. 5). Tulang sesamoid merupakan merupakan tulang kecil yang terletak di
sekita sekitarr tulan tulang g yang yang berdek berdekata atan n denga dengan n perse persedia diaan an dan didukung oleh tendon dan jaringan !asial misalnya patella (kap lutut#. Tulan lang tersusun atas sel' sel' mat% mat%i( i(s s p%ot p%otei ein n dan dan deposit deposit mine%al mine%al.. *el-s *el-sel elny nya a terd terdir irii atas atas tiga tiga jeni jenis s dasa dasarrosteo# osteo#las las'' osteos osteosit it dan osteo( osteo(las las.. +steob +steoblas las ber!un ber!ungsi gsi dalam pem#ent!(an t!lan dengan t!lan dengan mense(%esi(an mat%i(s t!lan. t!lan. ,atriks ,atriks tersusun tersusun atas )*+ (olaen dan ,+ s!#tansi dasa%
(gl (gluko ukosami samino nog glika likan n
asam sam
poli polisa saka karrida# ida#
dan dan
3
proteoglik proteoglikan#. an#. ,atriks ,atriks merupakan merupakan kerangka kerangka dimana dimana garamgaramgara garam m mine minera rall anor anorga gani nik k diti ditimb mbun un.. "steosit adal adalah ah sel sel de%asa yang terlibat dalam pemeli&a%aan $!nsi t!lan dan te%let te%leta( a( dalam dalam osteo osteon n (un (unit matr matrik iks s tula tulang ng #. "steo(las adala& sel multinuclear sel multinuclear ( berinti banyak# yang berperan dalam penghancuran resorpsi dan remosdeling tulang. +steon merupakan unik !ungsional mikroskopis tulang de%asa. de%asa. $itengah $itengah osteon terdapat terdapat (apile% . $ikelilingi kapiler tersebut tersebut merupakan merupakan matriks tulang yang yang dinamakan dinamakan lamella. lamella. $idala $idalam m lamell lamella a terdap terdapat at osteosit osteosit yang memperoleh nutrisi melalu melaluii proses prosesus us yang yang berlan berlanjut jut kedala kedalam m (ana (anali li(! (!li li yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari 0 mm#. Tulan ulang g dise diselim limut utii diba dibagi gian an oleh oleh memb membra ran n !ibr !ibrou ous s pada padatt dinamakan pe%ioste!m. pe%ioste!m. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan dan
memu memung ngki kink nkan anny nya a
tumb tumbuh uh
sela selain in
seba sebaga gaii
temp tempat at
perl perlek ekat atan an tend tendon on dan dan liga ligame men. n. Pe%ioste!m menand!n sa%a$' pem#!l!& da%a&' dan lim$ati(. lim$ati(. apisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast yang merupakan sel pembentuk tulang. Endoste!m adal adalah ah memb membra ran n /ask /askul uler er tipi tipis s yang ang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam dalam tulang kanselus. kanselus. "steo(last "steo(last yang melarutkan tulang untuk memelihara rongga sumsum terletak dekat endosteum
4
dan dalam dalam lacuna lacuna
o%shi o%ship p (cekunga (cekungan n pada permuk permukaan aan
tulang#.
Gam#a% 1 Anatomi t!lan pan-an
*tru *trukt ktur ur tula tulang ng de%a de%asa sa terd terdir irii dari dari / + #a&an o%ani( 0&id!p dan 2/ + endapan a%am. a%am. &ahan organik disebut mat%i(s mat%i(s dan terdiri dari lebih dari 10 serat kolagen dan kuran kurang g dari dari 0 proteo proteogli glikan kan (prote (protein in plus plus sakarid sakarida#. a#. Deposit garam terutama terutama adalah adalah (alsi!m dan $os$at' denan sedi(i sedi(itt nat%i! nat%i!m' m' (ali!m (ali!m (a%#on (a%#onat' at' dan ion manes manesi!m i!m.. 3aram-garam menutupi matriks dan berikatan dengan serat kolag olage en
mela melalu luii
prote roteo oglika likan. n.
Adany anya
baha ahan
orga rganik nik
meny menyeb ebab abka kan n tula tulang ng memil memilik ikii keku kekuat atan an tens tensi! i! (res (resis iste tens nsii terhad terhadap ap tarika tarikan n yang yang merega meregangk ngkan# an#.. *edang *edangkan kan garamgaram-
5
garam menyebabkan tulang memiliki kekuatan kompresi (kemampuan menahan tekanan#. Pembentukan
tulang
berlangsung
secara
terus
menerus dan dapat berupa pemanjangan dan penebalan tulang. )ecepatan pembentukan tulang berubah selama hidup. Pem#ent!(an t!lan ditentukan oleh rangsangn hormon, faktor makanan, dan jumlah stres yang dibebankan pada suatu tulang, dan terjadi akibat aktivitas sel-sel pembentuk tulang yaitu osteoblas. +steoblas dijumpai dipermukaan luar dan dalam tulang. +steoblas berespon terhadap berbagai sinyal kimia%i untuk menghasilkan matriks tulang. *e%aktu pertama kali dibentuk mat%i(s t!lan dise#!t osteoid. $alam beberapa hari garam-garam kalsium mulai mengendap pada osteoid dan mengeras selama beberapa minggu atau bulan berikutnya. *ebagian osteoblast tetap menjadi bagian dari osteoid dan disebut osteosit atau sel tulang sejati. *eiring dengan terbentuknya tulang osteosit dimatriks membentuk tonjolantonjolan yang menghubungkan osteosit satu dengan osteosit lainnya membentuk suatu sistem saluran mikroskopik di tulang. )alsium adalah salah satu komponen yang berperan terhadap tulang
sebagian
ion
kalsium
di
tulang
tidak
mengalarni kristalisasi. 3aram nonkristal ini dianggap sebagai kalsium yang dapat dipertukarkan yaitu dapat dipindahkan
6
dengan cepat antara tulang cairan interstisium dan darah. *edangkan terjadi
secara
penguraian
bersamaan
tulang
dengan
disebut
a#so%psi
pembentukan
tulang.
Penyerapan tulang terjadi karena akti/itas sel-sel yang disebut osteo(las. Osteoklas adalah sel !agositik multinukleus besar yang berasal dari sel-sel mirip-monosit yang terdapat di tulang. +steoklas tampaknya mengeluarkan berbagai asam dan en4im yang
mencerna
tulang
dan
memudahkan
!agositosis.
+steoklas biasanya terdapat pada hanya sebagian kecil dari potongan tulang dan mem!agosit tulang sedikit demi sedikit. *etelah selesai di suatu daerah osteoklas menghilang dan muncul osteoblas. 0steoblas mulai mengisi daerah yang kosong tersebut dengan tulang baru. Proses ini memungkinkan tulang tua yang telah melemah diganti dengan tulang baru yang lebih kuat. )eseimbangan
antara
akti/itas
osteoblas
dan
osteoklas menyebabkan tulang terus menerus diperbarui atau mengalami remodeling . Pada ana( dan %ema-a akti/itas osteoblas melebihi akti/itas osteoklas sehingga kerangka menjadi lebih panjang dan menebal. Akti/itas osteoblas juga melebihi akti/itas osteoklas pada tulang yang pulih dari !raktur. Pada orang de3asa m!da akti/itas osteoblas dan osteoklas biasanya setara sehingga jumlah total massa tulang konstan. Pada !sia pe%tena&an akti/itas osteoklas melebihi akti/itas
7
osteoblas dan kepadatan tulang mulai berkurang. Akti/itas osteoklas juga meningkat pada tulang-tulang yang mengalami imobilisasi. Pada usia dekade ketujuh atau kedelapan dominansi akti/itas osteoklas dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah. Akti/itas osteoblas dan osteoklas dikontrol oleh beberapa !aktor !isik dan hormon. 5aktor-!aktor
yang
mengontrol
Akti/itas
osteoblas
dirangsang oleh olah raga dan stres beban akibat arus listrik yang terbentuk se%aktu stres mengenai tulang. 5raktur tulang secara
drastis
merangsang
akti/itas
osteoblas
tetapi
mekanisme pastinya belum jelas. Est%oen' testoste%on' dan &o%mon pe%t!%n#!&an adalah promotor kuat bagi akti/itas osteoblas dan pertumbuhan tulang. Pertumbuhan tulang dipercepat
semasa
pubertas
akibat
melonjaknya
kadar
hormon-hormon tersebut. Est%oen dan testoste%on akhirnya menyebabkan tulang-tulang panjang berhenti tumbuh dengan merangsang penutupan lempeng epi!isis (ujung pertumbuhan tulang#. *e%aktu kadar estrogen turun pada masa menopaus akti/itas osteoblas berkurang. $e!isiensi hormon pertumbuhan juga mengganggu pertumbuhan tulang. 4itamin D dalam jumlah kecil merangsang kalsi!ikasi tulang secara langsung dengan bekerja pada osteoblas dan secara tidak langsung dengan merangsang penyerapan kalsium di usus. al ini meningkatkan konsentrasi kalsium
8
darah yang mendorong kalsi!ikasi tulang. amun /itamin $ dalam jumlah besar meningkatkan kadar kalsium serum dengan meningkatkan penguraian tulang. $engan demikian /itamin $ dalam jumlah besar tanpa diimbangi kalsium yang adekuat dalam makanan akan menyebabkan absorpsi tulang. Adapun
!aktor-!aktor
yang
mengontrol
akti/itas
osteoklas terutama dikontrol oleh &o%mon pa%ati%oid. ormon paratiroid dilepaskan oleh kelenjar paratiroid yang terletak tepat di belakang kelenjar tiroid. Pelepasan hormon paratiroid meningkat sebagai respons terhadap penurunan kadar kalsium serum. ormon paratiroid meningkatkan akti/itas osteoklas dan merangsang peme5a&an t!lan untuk membebaskan kalsium ke dalam darah. Peningkatan kalsium serum bekerja secara !mpan #ali( neati$ untuk menurunkan pengeluaran hormon
paratiroid
lebih
lanjut.
'strogen
tampaknya
mengurangi e!ek hormon paratiroid pada osteoklas. E$e( lain Ho%mon pa%ati%oid adalah meningkatkan kalsium serum dengan menurunkan sekresi kalsium oleh ginjal. ormon paratiroid meningkatkan ekskresi ion fosfat oleh
ginjal
sehingga
menurunkan
kadar
!os!at
darah.
Pengakti!an /itamin $ di ginjal bergantung pada hormon paratiroid. *edangkan (alsitonin adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid sebagai respons terhadap peningkatan kadar kalsium serum. )alsitonin memiliki sedikit
9
e!ek menghambat akti/itas dan pernbentukan osteoklas. '!eke!ek ini meningkatkan kalsi!ikasi tulang sehingga menurunkan kadar kalsium serum.
#. Fisioloi T!lan 5ungsi tulang adalah sebagai berikut " 1. ,endukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh. ,. ,elindungi organ tubuh (misalnya jantung otak dan paruparu# dan jaringan lunak. . ,emberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan#. 6. Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang (hema topoiesis). 7. ,enyimpan garam mineral misalnya kalsium !os!or.
,.
Pene%tian F%a(t!r adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (,ansjoer et al 2000#. *edangkan menurut inda 7uall 8. dalam buku ursing 8are Plans and $okumentation menyebutkan bah%a F%a(t!% adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Pata& T!lan Te%t!t!p adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara !ragmen tulang dengan dunia
10
luar (*oedarman 2000#. Pendapat lain menyatakan bah%a pata& t!lan te%t!t!p adalah suatu !raktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak robek# tanpa komplikasi (anderson ,. A 112#.
.
Etioloi 1) Ke(e%asan lans!n
)ekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. 5raktur demikian demikian sering bersi!at !raktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring. 2) Ke(e%asan tida( lans!n
)ekerasan
tidak
langsung
menyebabkan
patah
tulang
ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. 9ang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran /ektor kekerasan. 3) Ke(e%asan a(i#at ta%i(an otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.)ekuatan dapat berupa pemuntiran penekukan penekukan dan penekanan kombinasi dari ketiganya dan penarikan. 6.
Pato$isioloi Tulang bersi!at rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang maka
11
terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas
tulang.
*etelah
terjadi
!raktur
pe%ioste!m dan pem#!l!& da%a& se%ta sa%a$ dalam (o%te(s' ma%%o3' dan -a%inan l!na( yang membungkus tulang rusak. Pe%da%a&an terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah &ematoma di rongga medula tulang. 7aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. 7aringan yang mengalami
nekrosis
ini
menstimulasi
terjadinya
%espon
in$lamasi yang ditandai dengan 8asodilatasi' e(s!dasi plasma dan le!(osit' dan in$ilt%asi sel da%a& p!ti&. )ejadian inilah yang
merupakan dasar
dari proses penyembuhan tulang
nantinya Fa(to%9$a(to% :an mempena%!&i $%a(t!% 1)
Fa(to% E(st%insi( Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar %aktu dan arah tekanan yang dapat menyebabkan !raktur.
2)
Fa(to% Int%insi( &eberapa si!at yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya !raktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan elastisitas kelelahan dan kepadatan atau kekerasan tulang.
7.
Klasi$i(asi F%a(t!%
12
Penampikan !raktur dapat sangat ber/ariasi tetapi untuk alasan yang praktis dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu"
a. ;e%dasa%(an si$at $%a(t!% 0l!(a :an ditim#!l(an. 1). 5aktur Tertutup (8losed# bila tidak terdapat hubungan
antara !ragmen tulang dengan dunia luar disebut juga !raktur bersih (karena kulit masih utuh# tanpa komplikasi. 2). 5raktur
Terbuka
(+pen:8ompound#
bila
terdapat
hubungan antara hubungan antara !ragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
b. ;e%dasa%(an (omplit ata! (etida((lomplitan $%a(t!%. 1). 5raktur
)omplit
bila
garis
patah
melalui
seluruh
penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada !oto. 2). 5raktru ;nkomplit bila garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang seperti" a) air ine 5raktur (patah retidak rambut# b) &uckle atau Torus 5raktur bila terjadi lipatan dari satu
korteks
dengan
kompresi
tulang
spongiosa
di
ba%ahnya. c) 3reen *tick 5raktur mengenai satu korteks dengan
angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
c. ;e%dasa%(an #ent!( a%is pata&
dan
&!##!nann:a
13
denan me(anisme t%a!ma. 1). 5raktur Trans/ersal" !raktur yang arahnya melintang pada
tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. 2). 5raktur +blik" !raktur yang arah garis patahnya membentuk
sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasijuga. 3). 5raktur *piral" !raktur yang arah garis patahnya berbentuk
spiral yang disebabkan trauma rotasi. 4). 5raktur )ompresi" !raktur yang terjadi karena trauma aksial
!leksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain. 5). 5raktur A/ulsi" !raktur yang diakibatkan karena trauma
tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
d. ;e%dasa%(an -!mla& a%is pata&. 1) 5raktur )omuniti!" !raktur dimana garis patah lebih dari satu
dan saling berhubungan. 2) 5raktur *egmental" !raktur dimana garis patah lebih dari
satu tapi tidak berhubungan. 3) 5raktur Multiple" !raktur dimana garis patah lebih dari satu
tapi tidak pada tulang yang sama.
e. ;e%dasa%(an pe%ese%an $%amen t!lan. 1). 5raktur Undisplaced (tidak bergeser#" garis patah lengkap
ttetapi kedua !ragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh. 2). F%a(t!%
Displa5ed
0#e%ese%<
te%-adi
pe%ese%an
14
$%amen t!lan :an juga disebut lokasi !ragmen terbagi atas" a) $islokasi
ad
longitudinam
cum
contractionum
(pergeseran searah sumbu dan o/erlapping#. b) $islokasi
ad a
sudut#. c) $islokasi ad latus (pergeseran dimana kedua !ragmen
saling menjauh#.
f. ;e%dasa%(an posisi $%a(!% *ebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian " . := proksimal 2. := medial =. := distal
g. F%a(t!% Kelela&an< $%a(t!% a(i#at te(anan :an #e%!lan9 !lan.
h. F%a(t!% Patolois< $%a(t!% :an dia(i#at(an (a%ena p%oses patolois t!lan. Pada $%a(t!% te%t!t!p ada klasi!ikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma yaitu" a. Tingkat 0" !raktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera
jaringan lunak sekitarnya. b. Tingkat " !raktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan subkutan. c. Tingkat 2" !raktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan
15
lunak bagian dalam dan pembengkakan. d. Tingkat =" cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang
nyata ddan ancaman sindroma kompartement.
=. Mani$estasi Klini( a.
$e!ormitas
b.
&engkak:edema
c.
'chimosis (,emar#
d.
*pasme otot
e.
yeri
!.
)urang:hilang sensasi
g.
)repitasi
h.
Pergerakan abnormal
i.
>ontgen abnormal
2. Test Dianosti( a. Pemeriksaan
>ontgen
"
menentukan
lokasi:luasnya
!raktur:luasnyatrauma skan tulang temogram scan 8;" memperlihatkan
!raktur
juga
dapat
digunakan
untuk
mengidenti!ikasi kerusakan jaringan lunak. b. itung darah lengkap " & mungkin meningkat:menurun. c. Peningkatan jumlal sop adalah respons stress normal setelah trauma. d. )reatinin " traumaa otot meningkatkan beban kreatinin untuk ginjal.
16
e. Pro!il koagulasi " perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah trans!usi multiple atau cederah hati.
*. Penatala(sanaan Medi( a. F%a(t!% Te%#!(a ,erupakan
kasus
emergensi
karena
dapat
terjadi
kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam %aktu 6-? jam (golden period#. )uman belum terlalu jauh meresap dilakukan"
1) Pembersihan luka 2) '
Re(onisis>Penenalan >i%ayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.
,
Red!(si>Manip!lasi>Reposisi @paya untuk memanipulasi !ragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara optimun. $apat juga diartikan
>eduksi
!raktur
(setting
tulang#
adalah
mengembalikan !ragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas!anatomis (brunner 200#. Red!(si te%t!t!p traksi atau %ed!(si te%#!(a dapat dilakukan untuk mereduksi !raktur. ,etode tertentu yang
17
dipilih bergantung si!at !raktur namun prinsip yang mendasarinya tetap sama. &iasanya dokter melakukan reduksi !raktur sesegera mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilaugan elastisitasnya akibat in!iltrasi karena edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus roduksi !raktur menjadi semakin sulit bila cedera sudah mulai mengalami penyembuhan. *ebelum reduksi dan imobilisasi !raktur pasien harus dipersiapkan untuk menjalani prosedur harus diperoleh i4in untuk melakukan prosedur dan analgetika diberikan sesuai ketentuan. ,ungkin perlu dilakukan anastesia. 'kstremitas yang akan dimanipulasi harus ditangani dengan lembut untuk mencegah kerusakan lebih lanjut eduksi tertutup.
Pada kebanyakan kasus reduksi
tertutup dilakukan dengan mengembalikan !ragmen tulang keposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan# dengan manipulasi dan traksi manual. 'kstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan sementara gips biadi dan alat lain dipasang oleh dokter. Alat immobilisasi akan menjaga reduksi dan menstabilkan ekstremitas untuk penyembuhan tulang. *inar-< harus dilakukan untuk mengetahui apakah !ragmen tulang telah dalam kesejajaran yang benar. Traksi . Traksi dapat digunakan untuk mendapatkan e!ek
18
reduksi
dan
imoblisasi. &eratnya traksi
disesuaikan
dengan spasme otot yang terjadi. *inar-< digunakan untuk memantau reduksi !raktur dan aproksimasi !ragmen tulang. )etika tulang sembuh akan terlihat pembentukan kalus pada sinar-<. )etika kalus telah kuat dapat dipasang gips atau bidai untuk melanjutkan imobilisasi. eduksi Terbuka. Pada !raktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. $engan pendekatan bedah !ragmen tulang direduksi. Alat !iksasi interna dalam bentuk pin ka%at sekrup plat paku atau batangan logam digunakan untuk mempertahankan !ragmen tulang dalam posisnya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. Alat ini dapat diletakkan di sisi tulang atau langsung ke rongga sumsum tulang alat tersebut menjaga aproksimasi dan !iksasi yang kuat bagi !ragmen tulang.
Retensi>Immo#ilisasi @paya yang dilakukan untuk menahan !ragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara optimun. !mobilisasi fraktur . *etelah !raktur direduksi !ragmen tulang harus diimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. ;mobilisasi dapat dilakukan dengan !iksasi eksterna atau interna. ,etode !iksasi eksterna meliputi pembalutan gips bidai traksi kontinu pin dan teknik gips atau !iksator
19
eksterna. ;mplan logam dapat digunakan untuk !iksasi interna
yang
berperan sebagai
bidai
interna
untuk
mengimobilisasi !raktur. 6
Re&a#ilitasi ,enghindari at%opi dan (ont%a(t!% dengan !isioterapi. *egala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan
jaringan
lunak.
>eduksi
dan
imobilisasi
harus
dipertahankan sesuai kebutuhan. *tatus neuro/askuler (mis.
pengkajian
peredaran
darah
nyeri
perabaan
gerakan# dipantau dan ahli bedah ortopedi diberitahu segera
bila
)egelisahan
ada
tanda
gangguan
neuro/askuler.
ansietas dan ketidaknyamanan dikontrol
dengan berbagai pendekatan (mis. meyakinkan perubahan posisi strategi peredaan nyeri termasuk analgetika#. Lati&an isomet%i( dan settin otot diusahakan untuk meminimalkan atro!i disuse dan meningkatkan peredaran darah.
Partisipasi
dalam
akti/itas
hidup
sehari-hari
diusahakan untuk memperbaiki kemandirian !ungsi dan harga-diri. Pengembalian bertahap pada akti/itas semula diusahakan sesuai batasan terapeutika. &iasanya $i(sasi inte%na memungkinkan mobilisasi lebih a%al. Ahli bedah yang memperkirakan stabilitas !iksasi !raktur menentukan luasnya
gerakan dan
stres
pada ekstrermitas yang
diperbolehkan dan menentukan tingkat akti/itas dan beban
20
berat badan.
). P%oses Pen:em#!&an T!lan Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. 5raktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh akti/itas sel-sel tulang. Ada lima stadium penyembuhan tulang yaitu" 1
Stadi!m Sat!9Pem#ent!(an Hematoma Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah
!raktur.
*el-sel
darah
membentuk
!ibrin
guna
melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan !ibroblast. *tadium ini berlangsung 2B C B? jam dan perdarahan berhenti sama sekali. ,
Stadi!m D!a9P%oli$e%asi Sel!le% Pada stadium ini terjadi proli!erasi dan di!!erensiasi sel menjadi !ibro kartilago yang berasal dari periosteumDendosteum dan bone marro% yang telah mengalami trauma. *el-sel yang mengalami proli!erasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. $alam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua !ragmen tulang yang patah. 5ase ini berlangsung selama * -am setelah !raktur sampai selesai tergantung !rakturnya.
Stadi!m Tia9Pem#ent!(an Kall!s *elCsel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik
21
dan osteogenik bila diberikan keadaan yang tepat sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai ber!ungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. ,assa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. *ementara tulang yang imatur (anyaman tulang # menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat !raktur berkurang pada 6 min! setelah !raktur menyatu. 6
Stadi!m Empat9Konsolidasi &ila akti/itas osteoclast dan osteoblast berlanjut anyaman tulang berubah menjadi lamellar. *istem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan
osteoclast menerobos melalui
reruntuhan pada garis !raktur dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara !ragmen dengan tulang yang baru. ;ni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk memba%a beban yang normal. 7
Stadi!m Lima9Remodellin 5raktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. *elama beberapa bulan atau tahun pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus. amellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi dinding yang tidak dikehendaki dibuang rongga sumsum dibentuk dan akhirnya
22
dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya. 1/.
Kompli(asi 1
Kompli(asi A3al a. Ke%!sa(an A%te%i Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya
nadi
8>T
menurun cyanosis bagian distal
hematoma yang lebar dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting perubahan posisi pada yang sakit tindakan reduksi dan pembedahan. #. Kompa%tement S:nd%om )ompartement *yndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot tulang sara! dan pembuluh darah dalam jaringan parut. ;ni disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot sara! dan pembuluh darah. *elain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat. 5. Fat Em#olism S:nd%om 5at 'mbolism *yndrom (5'*# adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus !raktur tulang panjang. 5'* terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marro% kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan perna!asan tachykardi hypertensi tachypnea demam. d. In$e(si *ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada
23
jaringan. Pada trauma orthopedic in!eksi dimulai pada kulit (super!icial# dan masuk ke dalam. ;ni biasanya terjadi pada kasus !raktur terbuka tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. e. A8as(!le% Ne(%osis A/askuler ekrosis (AE# terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan dia%ali dengan adanya EolkmanFs ;schemia. $. S&o5( *hock
terjadi
karena
kehilangan
banyak
darah
dan
meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. ;ni biasanya terjadi pada !r aktur. ,
Kompli(asi Dalam Wa(t! Lama #.
Dela:ed Union $elayed @nion merupakan kegagalan !raktur berkonsolidasi sesuai
dengan
%aktu
yang
dibutuhkan
tulang
untuk
menyambung. ;ni disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang. 5.
Non!nion onunion merupakan kegagalan !raktur berkkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap kuat dan stabil setelah 6-1 bulan. onunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi !raktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. ;ni juga disebabkan
24
karena aliran darah yang kurang. d.
Mal!nion ,alunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya tingkat
kekuatan dan
perubahan
bentuk
(de!ormitas#. ,alunion dilakukan dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik.
;. Konsep Kepe%a3atan $i dalam memberikan asuhan kepera%atan digunakan system atau metode proses kepera%atan yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi
G
tahap
yaitu
pengkajian
diagnosa
kepera%atan
perencanaan pelaksanaan dan e/aluasi. 1.
Pen(a-ian Pengkajian merupakan tahap a%al dan landasan dalam proses kepera%atan untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan kepera%atan. )eberhasilan proses kepera%atan sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas"
a.
Pen!mp!lan Data 1) Anamnesa a) Identitas Klien
,eliputi nama jenis kelamin umur alamat agama bahasa yang dipakai status perka%inan pendidikan pekerjaan asuransi golongan darah no. register tanggal ,>* diagnosa medis.
25
b)
Kel!&an Utama Pada umumnya keluhan utama pada kasus !raktur adalah rasa nyeri. yeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. @ntuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan" (1)
Pro/oking ;ncident" apakah ada peristi%a yang menjadi yang menjadi !aktor presipitasi nyeri.
(2)
Huality o! Pain" seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakar berdenyut atau menusuk.
(3)
>egion " radiation relie!" apakah rasa sakit bisa reda apakah rasa sakit menjalar atau menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.
(4)
*e/erity (*cale# o! Pain" seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan !ungsinya.
(5)
Time" berapa lama nyeri berlangsung kapan apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
c) Ri3a:at Pen:a(it Se(a%an
Pengumpulan menentukan
data
sebab
dari
yang !raktur
dilakukan yang
untuk nantinya
26
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. ;ni bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. *elain itu dengan mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain (;gnata/icius $onna $ 11G#.
d) Ri3a:at Pen:a(it Da&!l!
Pada
pengkajian
ini
ditemukan
kemungkinan
penyebab !raktur dan memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan menyambung. Penyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang dan penyakit pagetFs yang menyebabkan !raktur patologis yang sering sulit untuk menyambung. *elain itu penyakit diabetes dengan luka
di
kaki
sanagt
beresiko
terjadinya
osteomyelitis akut maupun kronik dan juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang e) Ri3a:at Pen:a(it Kel!a%a
Penyakit penyakit
keluarga
tulang
terjadinya
osteoporosis
yang dan
berhubungan
merupakan
predisposisi
keturunan
yang
!raktur
sering
kanker
salah
terjadi tulang
dengan
satu
!aktor
seperti
diabetes
pada
beberapa
yang
cenderung
diturunkan secara genetik (;gnata/icius $onna $
27
11G#.
f)
Ri3a:at Psi(ososial ,erupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (;gnata/icius $onna $ 11G#.
g) Pola9Pola F!nsi Kese&atan (1) Pola Pe%sepsi dan Tata La(sana Hid!p Se&at
Pada kasus !raktur akan timbul ketidakutan akan terjadinya menjalani
kecacatan
pada
dirinya
penatalaksanaan
dan
kesehatan
harus untuk
membantu penyembuhan tulangnya. *elain itu pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti
penggunaan
mengganggu
obat
steroid
metabolisme
yang
dapat
kalsium
pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak.(;gnata/icius $onna $11G#. (2) Pola N!t%isi dan Meta#olisme
Pada klien !raktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium 4at besi protein /it. 8 dan lainnya untuk membantu
28
proses penyembuhan tulang. '/aluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab
masalah
muskuloskeletal
dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan !aktor predisposisi pada
masalah
lansia.
*elain
muskuloskeletal itu
juga
terutama
obesitas
juga
menghambat degenerasi dan mobilitas klien. (3) Pola Eliminasi
@ntuk
kasus
!raktur
humerus
tidak
ada
gangguan pada pola eliminasi tapi %alaupun begitu perlu juga dikaji !rekuensi konsistensi %arna serta bau !eces pada pola eliminasi al/i. *edangkan pada pola eliminasi uri dikaji !rekuensi kepekatannya %arna bau dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. Pola Tid!% dan Isti%a&at *emua
klien
keterbatasan
!raktur
gerak
timbul
sehingga
hal
rasa
nyeri
ini
dapat
mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. *elain itu juga pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur suasana lingkungan kebiasaan tidur dan kesulitan
tidur
serta
penggunaan
obat
tidur
29
($oengos. ,arilynn ' 2002#. (4) Pola A(ti8itas
)arena timbulnya nyeri keterbatasan gerak maka
semua
bentuk
kegiatan
klien
menjadi
berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. al lain yang perlu dikaji adalah bentuk akti/itas klien terutama pekerjaan klien. )arena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya !raktur dibanding pekerjaan yang lain (;gnata/icius $onna $ 11G#. (5) Pola H!#!nan dan Pe%an
)lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. )arena klien harus menjalani ra%at inap (;gnata/icius $onna $ 11G#. (6) Pola Pe%sepsi dan Konsep Di%i
$ampak yang timbul pada klien !raktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan akibat !rakturnya rasa cemas rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti/itas secara optimal dan pandangan terhadap dirinya
yang
salah
(gangguan
body
image#
(;gnata/icius $onna $ 11G#. (7) Pola Senso%i dan Koniti$
Pada klien !raktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal !raktur sedang pada
30
indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kogniti!nya tidak mengalami gangguan. *elain itu
juga
timbul
rasa
nyeri
akibat
!raktur
(;gnata/icius $onna $ 11G#. (8) Pola Rep%od!(si Se(s!al
$ampak pada klien !raktur yaitu klien tidak bisa melakukan
hubungan
seksual
karena
harus
menjalani ra%at inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. *elain itu juga perlu dikaji status perka%inannya termasuk jumlah anak lama perka%inannya (;gnata/icius $onna $ 11G#. 1/ Pola Penan!lanan St%ess Pada klien !raktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya yaitu ketidakutan timbul kecacatan pada diri dan !ungsi tubuhnya. ,ekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak e!ekti!. 11 Pola Tata Nilai dan Ke:a(inan @ntuk klien !raktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan
beribadah
dengan
baik
terutama
!rekuensi dan konsentrasi. al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien
2) Peme%i(saan Fisi(
$ibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum (status generalisata# untuk mendapatkan gambaran umum dan
31
pemeriksaan setempat (lokalis#. al ini perlu untuk dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam. a) Gam#a%an Um!m
Perlu menyebutkan" (1) Keadaan !m!m< #ai( ata! #!%!(n:a :an di5atat
adala& tanda9tanda' sepe%ti< (a# )esadaran
penderita"
apatis
gelisah
komposmentis
sopor
koma
tergantung
pada
keadaan klien. (b# )esakitan
keadaan
penyakit"
akut
kronik
ringan sedang berat dan pada kasus !raktur biasanya akut. (c# Tanda-tanda /ital tidak normal karena ada gangguan baik !ungsi maupun bentuk. 0, Se5a%a sistemi( da%i (epala sampai (elamin 0a Sistem Inte!men Terdapat erytema suhu sekitar daerah trauma meningkat bengkak oedema nyeri tekan. 0# Kepala Tidak ada gangguan yaitu normo cephalik simetris tidak ada penonjolan tidak ada nyeri kepala. 05 Le&e%
32
Tidak ada gangguan yaitu simetris tidak ada penonjolan re!lek menelan ada. 0d M!(a Iajah terlihat menahan sakit lain-lain tidak ada perubahan !ungsi maupun bentuk. Tak ada lesi simetris tak oedema. 0e Mata Tidak ada gangguan seperti konjungti/a tidak anemis (karena tidak terjadi perdarahan# 0$ Telina Tes bisik atau %eber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan. 0 Hid!n Tidak ada de!ormitas tak ada perna!asan cuping hidung. 0& M!l!t dan Fa%in Tak ada pembesaran tonsil gusi tidak terjadi perdarahan mukosa mulut tidak pucat. 0i T&o%a(s Tak ada pergerakan otot intercostae gerakan dada simetris. 0- Pa%! (# ;nspeksi Perna!asan meningkat reguler atau tidaknya
33
tergantung pada ri%ayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru. (2# Palpasi Pergerakan sama atau simetris !ermitus raba sama. (=# Perkusi *uara ketok sonor tak ada erdup atau suara tambahan lainnya. (B# Auskultasi *uara na!as normal tak ada %hee4ing atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi. 0( ?ant!n (# ;nspeksi Tidak tampak iktus jantung. (2# Palpasi adi meningkat iktus tidak teraba. (=# Auskultasi *uara * dan *2 tunggal tak ada mur-mur. 0l A#domen (# ;nspeksi &entuk datar simetris tidak ada hernia. (2# Palpasi Tugor baik tidak ada de!ands muskuler
34
hepar tidak teraba. (=# Perkusi *uara thympani ada pantulan gelombang cairan. (B# Auskultasi Peristaltik usus normal ± 20 kali:menit. (m#;nguinal-3enetalia-Anus Tak ada hernia tak ada pembesaran lymphe tak ada kesulitan &A&. b) Keadaan Lo(al
arus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status neuro/askuler (!nt!( stat!s ne!%o8as(!le%
7 P :ait! Pain' Palo%'
Pa%estesia' P!lse' Pe%e%a(an. Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah" 01 Loo( 0inspe(si Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain" (a# 8icatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi#. (b# 8ape au lait spot (birth mark#. (c# 5istulae. (d# Iarna kemerahan atau kebiruan (li/ide# atau hyperpigmentasi. (e# &enjolan
pembengkakan
atau
cekungan
35
dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal#. (!# Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (de!ormitas# (g# Posisi jalan (gait %aktu masuk ke kamar periksa# 0, Feel 0palpasi Pada %aktu akan palpasi terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi#.
Pada
dasarnya
ini
merupakan
pemeriksaan yang memberikan in!ormasi dua arah baik pemeriksa maupun klien. 9ang perlu dicatat adalah" (a# Perubahan suhu disekitar trauma (hangat# dan kelembaban kulit. Capillary refill time
ormal
=CG“ (b# Apabila ada pembengkakan apakah terdapat !luktuasi
atau
oedema
terutama
disekitar
persendian. (c# yeri tekan (tenderness# krepitasi catat letak kelainan (:= proksimal tengah atau distal#. +tot" tonus pada %aktu relaksasi atau konttraksi benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat pada
tulang.
*elain itu
juga diperiksa
status
neuro/askuler. Apabila ada benjolan maka si!at benjolan
perlu
dideskripsikan
permukaannya
36
konsistensinya pergerakan terhadap dasar atau permukaannya nyeri atau tidak dan ukurannya. 0 Mo8e 0pe%e%a(an te%!tama lin(!p e%a( *etelah melakukan pemeriksaan !eel kemudian diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan dicatat
apakah
terdapat
keluhan
nyeri
pada
pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini perlu agar dapat
menge/aluasi
keadaan
sebelum
dan
sesudahnya. 3erakan sendi dicatat dengan ukuran derajat dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi
netral#
atau
dalam
ukuran
metrik.
Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas# atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan akti! dan pasi!. (>eksoprodjo *oelarto 11G# 3) Peme%i(saan Dianosti( a) Peme%i(saan Radioloi
*ebagai penunjang pemeriksaan yang penting adalah “pencitraan” menggunakan sinar rontgen (<-ra y#. @ntuk mendapatkan gambaran = dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. $alam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus# ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari
37
karena adanya superposisi. Perlu disadari bah%a permintaan <-ray harus atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. al yang harus dibaca pada <-ray" (1) &ayangan jaringan lunak. (2) Tipis
tebalnya
korteks
sebagai
akibat
reaksi
periosteum atau biomekanik atau juga rotasi. (3) Trobukulasi ada tidaknya rare !raction. (4) *ela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
*elain !oto polos <-ray (plane <-ray# mungkin perlu tehnik khususnya seperti" (#
Tomogra!i" menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup yang sulit di/isualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur
saja
tapi
pada
struktur
lain
juga
mengalaminya. (2#
,yelogra!i" menggambarkan cabang-cabang sara! spinal dan pembuluh darah di ruang tulang /ertebrae
yang
mengalami
kerusakan
akibat
trauma. (=#
Arthrogra!i" menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa.
(B#
8omputed Tomogra!i-*canning" menggambarkan potongan secara trans/ersal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b) Peme%i(saan La#o%ato%i!m
38
(# )alsium *erum dan 5os!or *erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang. (2# Alkalin 5os!at meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan
kegiatan
osteoblastik
dalam
membentuk tulang. (=# 'n4im
otot
seperti
$ehidrogenase
)reatinin ($-G#
)inase Aspartat
aktat Amino
Trans!erase (A*T# Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang. c) Peme%i(saan lain9lain (1) Pemeriksaan
mikroorganisme
kultur
dan
test
sensiti/itas" didapatkan mikroorganisme penyebab in!eksi. (2) &iopsi tulang dan otot" pada intinya pemeriksaan ini
sama
dengan
pemeriksaan
diatas
tapi
lebih
dindikasikan bila terjadi in!eksi. (3) 'lektromyogra!i" terdapat kerusakan konduksi sara!
yang diakibatkan !raktur. (4) Arthroscopy" didapatkan jaringan ikat yang rusak
atau sobek karena trauma yang berlebihan. (5) ;ndium ;maging" pada pemeriksaan ini didapatkan
adanya in!eksi pada tulang. (6) ,>;" menggambarkan semua kerusakan akibat
!raktur. (;gnata/icius $onna $ 11G#
46
Dampa( F%a(t!% Te%&adap Ke#!t!&an Dasa% Man!sia
b.
Trauma
Fraktur
Perubahan status kesehatan
urang "nf&rmas"
urang #engeta hunan
%egranuas" mast
Pee#asan med"at&r k"m"a
Cedera se
se Tera#" restr"ct"f
+g. &b""tas f"s"k
%"sk&ntu"n"tas fragmen tuang
$e#asn-a "#"d #ada sumsum tuang
P&rt de* entr" kuman
Terabs&rbs" masuk kea"ran darah
!es"k& ,nfeks"
/kus" arter" #aru
0&c"ce#t&r
&rteks serebr"
'mb&" edua s#"na" +angguan #ertukaran gas
0-er"
$uka terbuka
Penurunan au d"fus"
!eaks" #eradangan
'dema
+g. ,ntegr"tas ku"t
Penekanan #ada ar"ngan askuer 0ekr&s"s ar"ngan #aru
$uas #ermukaan #aru menurun
Penurunan a"ran darah
!es"k& d"sfungs" neur&askuer
47
.
Dianosa Kepe%a3atan Adapun diagnosa kepera%atan yang la4im dijumpai pada klien !raktur adalah sebagai berikut" a. yeri akut b:d spasme otot gerakan !ragmen tulang edema cedera jaringan lunak pemasangan traksi stress:ansietas. b. >isiko dis!ungsi neuro/askuler peri!er b:d penurunan aliran darah (cedera /askuler edema pembentukan trombus# c. 3angguan pertukaran gas b:d perubahan aliran darah emboli perubahan membran al/eolar:kapiler (interstisial edema paru kongesti# d. 3angguan mobilitas !isik b:d kerusakan rangka neuromuskuler nyeri terapi restrikti! (imobilisasi#
47
.
Dianosa Kepe%a3atan Adapun diagnosa kepera%atan yang la4im dijumpai pada klien !raktur adalah sebagai berikut" a. yeri akut b:d spasme otot gerakan !ragmen tulang edema cedera jaringan lunak pemasangan traksi stress:ansietas. b. >isiko dis!ungsi neuro/askuler peri!er b:d penurunan aliran darah (cedera /askuler edema pembentukan trombus# c. 3angguan pertukaran gas b:d perubahan aliran darah emboli perubahan membran al/eolar:kapiler (interstisial edema paru kongesti# d. 3angguan mobilitas !isik b:d kerusakan rangka neuromuskuler nyeri terapi restrikti! (imobilisasi# e. 3angguan integritas kulit b:d !raktur terbuka pemasangan traksi (pen ka%at sekrup# !. >isiko
in!eksi
b:d
ketidakadekuatan
pertahanan
primer
(kerusakan kulit taruma jaringan lunak prosedur in/asi!:traksi tulang# g. )urang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b:d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap in!ormasi keterbatasan kogniti! kurang akurat:lengkapnya in!ormasi yang ada ($oengoes 2000#
48
6. Inte%8ensi Kepe%a3atan a.
N:e%i a (!t #>d spasme otot' e%a(an $%amen t!lan' edema'
5ede%a
-a%inan
l!na('
pemasanan
t%a(si'
st%ess>ansietas. Tujuan" )lien mengataka nyeri berkurang atau hilang dengan menunjukkan dalam
tindakan
berakti/itas
santai
tidur
mampu
istirahat
berpartisipasi
dengan
tepat
menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan akti/itas trapeutik sesuai indikasi untuk situasi indi/idual
;T'>E'*; )'P'>AIATA
R!"#$%
. Pertahankan imobilasasi bagian yang sakit dengan tirah baring gips bebat dan atau traksi
Mengurangi nyeri malformasi.
2. Tinggikan posisi yang terkena.
Meningkatkan aliran balik mengurangi edema&nyeri.
ekstremitas
=. akukan dan a%asi gerak pasi!:akti!.
dan
mencegah
vena,
latihan
Mempertahankan kekuatan otot dan meningkatkan sirkulasi vaskuler.
B. akukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan (masase perubahan posisi#
Meningkatkan sirkulasi umum, menurunakan area tekanan lokal dan kelelahan otot.
G. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam imajinasi /isual akti/itas dipersional#
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, meningkatkan kontrol terhadap nyeri yang mungkin berlangsung lama.
6. akukan kompres dingin selama Menurunkan edema dan mengurangi !ase akut (2B-B? jam pertama# rasa nyeri. sesuai keperluan. J. )olaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
Menurunkan nyeri melalui mekanisme penghambatan rangsang nyeri baik secara sentral maupun perifer.
'/aluasi
Menilai
keluhan
nyeri
(skala
perkembangan
masalah
49
petunjuk /erbal dan non /er/al perubahan tanda-tanda /ital#
klien.
#. Risi(o dis$!nsi ne!%o8as(!le% pe%i$e% #>d pen!%!nan ali%an da%a& 05ede%a 8as(!le%' edema' pem#ent!(an t%om#!s Tujuan " )lien
akan menunjukkan
!ungsi neuro/askuler
baik
dengan kriteria akral hangat tidak pucat dan syanosis bisa bergerak secara akti! ;T'>E'*; )'P'>AIATA
R!"#$%
. $orong klien untuk secara Meningkatkan sirkulasi darah dan rutin melakukan latihan mencegah kekakuan sendi. menggerakkan jari:sendi distal cedera. 2. indarkan restriksi sirkulasi Mencegah stasis vena dan akibat tekanan bebat:spalk sebagai petunjuk perlunya yang terlalu ketat. penyesuaian keketatan bebat&spalk. =. Pertahankan letak tinggi ekstremitas yang cedera kecuali ada kontraindikasi adanya sindroma kompartemen.
Meningkatkan drainase vena dan menurunkan edema kecuali pada adanya keadaan hambatan aliran arteri yang menyebabkan penurunan perfusi.
B. &erikan obat antikoagulan Mungkin diberikan sebagai upaya (%ar!arin# bila diperlukan. profilaktik untuk menurunkan trombus vena. G. Pantau kualitas nadi peri!er Mengevaluasi perkembangan aliran kapiler %arna kulit dan masalah klien dan perlunya kehangatan kulit distal intervensi sesuai keadaan klien. cedera bandingkan dengan sisi yang normal.
50
5.
Gan!an pe%t!(a%an as #>d pe%!#a&an ali%an da%a&' em#oli' pe%!#a&an mem#%an al8eola%>(apile% 0inte%stisial' edema pa%!' (onesti Tujuan
" )lien akan menunjukkan kebutuhan oksigenasi terpenuhi dengan kriteria klien tidak sesak na!as tidak cyanosis analisa gas darah dalam batas normal
;T'>E'*; )'P'>AIATA . ;nstruksikan:bantu napas dalam dan batuk e!ekti!.
R!"#$%
latihan Meningkatkan ventilasi alveolar latihan dan perfusi.
2. akukan dan ajarkan Reposisi meningkatkan drainase perubahan posisi yang aman sekret dan menurunkan kongesti sesuai keadaan klien. paru. =. )olaborasi pemberian obat antikoagulan (%ar/arin heparin# dan kortikosteroid sesuai indikasi.
Mencegah terjadinya pembekuan darah pada keadaan tromboemboli. 'ortikosteroid telah menunjukkan keberhasilan untuk mencegah&mengatasi emboli lemak.
B. Analisa pemeriksaan gas enurunan a#) dan darah b kalsium '$ peningkatan C#) menunjukkan lemak dan trombosit gangguan pertukaran gas* anemia, hipokalsemia, peningkatan %+ dan kadar lipase, lemak darah dan penurunan trombosit sering berhubungan dengan emboli lemak. G. '/aluasi !rekuensi pernapasan dan upaya bernapas perhatikan adanya stridor penggunaan otot aksesori pernapasan retraksi sela iga dan sianosis sentral.
danya takipnea, dispnea dan perubahan mental merupakan tanda dini insufisiensi pernapasan, mungkin menunjukkan terjadinya emboli paru tahap aal.
51
d.
Gan!an
mo#ilitas
$isi(
#>d
(e%!sa(an
%an(a
ne!%om!s(!le%' n:e%i' te%api %est%i(ti$ 0imo#ilisasi Tujuan " )lien dapat meningkatkan:mempertahankan mobilitas pada
tingkat
paling
mempertahankan kekuatan:!ungsi
tinggi
posisi yang
yang
mungkin
!ungsional
sakit
dan
dapat
meningkatkan
mengkompensasi
bagian tubuh menunjukkan tekhnik yang memampukan melakukan akti/itas ;T'>E'*; )'P'>AIATA
R!"#$%
. Pertahankan pelaksanaan akti/itas rekreasi terapeutik (radio koran kunjungan teman:keluarga# sesuai keadaan klien.
Memfokuskan perhatian, meningkatakan rasa kontrol diri&harga diri, membantu menurunkan isolasi sosial.
2. &antu latihan rentang gerak pasi! akti! pada ekstremitas yang sakit maupun yang sehat sesuai keadaan klien.
Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot, mempertahakan gerak sendi, mencegah kontraktur&atrofi dan mencegah reabsorbsi kalsium karena imobilisasi.
=. &erikan papan kaki trokanter:tangan indikasi.
penyangga Mempertahankan gulungan fungsional ekstremitas. sesuai
posis
B. &antu dan dorong pera%atan Meningkatkan kemandirian klien diri (kebersihan:eliminasi# dalam peraatan diri sesuai sesuai keadaan klien. kondisi keterbatasan klien. G. @bah posisi secara periodik Menurunkan insiden komplikasi sesuai keadaan klien. kulit dan pernapasan (dekubitus, atelektasis, penumonia Mempertahankan hidrasi adekuat, men-cegah komplikasi
52
6. $orong:pertahankan asupan urinarius dan konstipasi. cairan 2000-=000 ml:hari. J. &erikan diet T)TP.
'alori dan protein yang cukup diperlukan untuk proses penyembuhan dan mem pertahankan fungsi fisiologis tubuh.
?. )olaborasi pelaksanaan 'erjasama dengan fisioterapis !isioterapi sesuai indikasi. perlu untuk menyusun program aktivitas fisik secara individual. 1. '/aluasi kemampuan Menilai perkembangan masalah mobilisasi klien dan program klien. imobilisasi.
e. Gan!an inte%itas (!lit #>d $%a(t!% te%#!(a' pemasanan t%a(si 0pen' (a3at' se(%!p Tujuan " )lien menyatakan ketidaknyamanan hilang menunjukkan perilaku
tekhnik
kulit:memudahkan mencapai
untuk
mencegah
penyembuhan
penyembuhan
sesuai luka
kerusakan indikasi sesuai
%aktu:penyembuhan lesi terjadi ;T'>E'*; )'P'>AIATA
R!"#$%
. Pertahankan tempat tidur Menurunkan risiko yang nyaman dan aman kerusakan&abrasi kulit yang lebih (kering bersih alat tenun luas. kencang bantalan ba%ah siku tumit#. 2. ,asase kulit terutama Meningkatkan sirkulasi perifer dan daerah penonjolan tulang meningkatkan kelemasan kulit dan area distal bebat:gips. dan otot terhadap tekanan yang relatif konstan pada imobilisasi.
53
=. indungi kulit dan gips pada Mencegah gangguan integritas daerah perianal kulit dan jaringan akibat kontaminasi fekal. B. +bser/asi keadaan kulit Menilai perkembangan masalah penekanan gips:bebat klien. terhadap kulit insersi pen:traksi.
$.
Risi(o in$e(si #>d (etida(ade(!atan pe%ta&anan p%ime% 0(e%!sa(an (!lit' ta%!ma -a%inan l!na(' p%osed!% in8asi$>t%a(si t!lan Tujuan " )lien mencapai penyembuhan luka sesuai %aktu bebas drainase purulen atau eritema dan demam ;T'>E'*; )'P'>AIATA
R!"#$%
. akukan pera%atan pen steril Mencegah infeksi sekunderdan dan pera%atan luka sesuai mempercepat penyembuhan protokol luka. 2. Ajarkan klien mempertahankan insersi pen.
untuk Meminimalkan kontaminasi. sterilitas
=. )olaborasi pemberian ntibiotika spektrum luas atau antibiotika dan toksoid tetanus spesifik dapat digunakan secara sesuai indikasi. profilaksis, mencegah atau mengatasi infeksi. /oksoid tetanus untuk mencegah infeksi tetanus. B. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium (itung darah lengkap '$ )ultur dan sensiti/itas luka:serum:tulang#
%eukositosis biasanya terjadi pada proses infeksi, anemia dan peningkatan %+ dapat terjadi pada osteomielitis. 'ultur untuk mengidentifikasi organisme penyebab infeksi.
54
G.
+bser/asi tanda- Mengevaluasi tanda /ital dan tanda-tanda masalah klien. peradangan lokal pada luka.
&.
perkembangan
K!%an peneta&!an tentan (ondisi' p%onosis dan (e#!t!&an
peno#atan
#>d
(!%an
te%pa-an
ata!
sala&
inte%p%etasi te%&adap in$o%masi' (ete%#atasan (oniti$' (!%an a(!%at>len(apn:a in$o%masi :an ada. Tujuan
" klien
akan
menunjukkan
pengetahuan
meningkat
dengan kriteria klien mengerti dan memahami tentang penyakitnya ;T'>E'*; )'P'>AIATA .
R!"#$%
)aji kesiapan klien +fektivitas proses pemeblajaran mengikuti program dipengaruhi oleh kesiapan fisik pembelajaran. dan mental klien untuk mengikuti program pembelajaran.
Meningkatkan partisipasi dan 2. $iskusikan metode kemandirian klien dalam mobilitas dan ambulasi perencanaan dan pelaksanaan sesuai program terapi !isik. program terapi fisik. Meningkatkan keaspadaan klien =. Ajarkan tanda:gejala klinis untuk mengenali tanda&gejala dini yang memerluka e/aluasi yang memerulukan intervensi medik (nyeri berat demam lebih lanjut. perubahan sensasi kulit distal cedera# Upaya pembedahan mungkin B. Persiapkan klien untuk diperlukan untuk mengatasi mengikuti terapi pembedahan maslaha sesuai kondisi klien. bila diperlukan.
,. E8al!asi o
yeri berkurang atau hilang