ANTI HISTAMIN DALAM DERMATOLOGI
ANTIHISTAMIN I. DEFINISI
Anti histamin adalah zat yang digunakan untuk mencegah atau menghambat kerja histamin pada reseptornya. Histamin sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu histos yang berarti jaringan, Histamin adalah autakoid yang berperan penting pada aktivitas organ tubuh baik pada proses yang fisiologis maupun patologis. Di tubuh dikenal 3 jenis reseptor histamin di berbagai jaringan, yaitu histamin !H", histamin # !H#", !H#", dan histam histamin in 3 !H3". !H3". $eran $eran resepto reseptorr tersebu tersebutt berbed berbedaa % beda. beda. &esept &eseptor or H terdapat di kulit dan otak. &angsangan pada reseptor H menyebabkan kontraksi otot polos,
vasodilatasi,
peningkatan
permeabilitas
kapiler,
sekresi
mucus
serta
menimbulkan rasa gatal. &eseptor H# terutama menyebabkan rangsangan sekresi asam lambung dan beberapa hormon. &eseptor H3 terdapat di otak dan bertanggung ja'ab sebagai autoregulasi pelepasan histamin. Aktivitas blokade histamin pertama kali diketahui pada tahun (3) oleh *ovet dan +taub pada sebuah rangkaian amin dengan fungsi eter fenolik. +enya'a ini, # isopropil-metilfenoksietildietilamin, melindungi babi guinea dari berbagai dosis letal histamin, mengantagonisasi spasme berbagai otot polos yang diinduksi oleh histamine, dan menuru menurunka nkan n gejala gejalagej gejala ala renjata renjatan n anafila anafilaksi ksis. s. bat bat ini terlalu terlalu toksis toksis untuk untuk penggunaan klinis, tetapi pada tahun (//, *ovet dkk telah memperkenalkan pirilamin maleat yang hingga saat ini masih menjadi salah satu antagonis histamin yang efektif, selanjutnya diikuti perkembangan antihistamin di Amerika yang bersifat kurang toksik seperti tripelenamin, difenhidramin dan prometazin pada tahun (/- dan (/0. # Antara akhir akhir tahun tahun (12a (12an n hingga hingga ((2, ((2, mulai mulai diperk diperkena enalka lkan n suatu suatu generas generasii baru baru dari dari antihistamin yang tidak menembus sa'ar otak untuk mengurangi efek sedasi yang sering mengganggu. mengganggu. Antihistamin Antihistamin golongan golongan ini sering disebut sebagai antihistamin antihistamin generasi kedua atau antihistamin nonsedasi. 3 erfenadin dan astemizole merupakan antihi antihistam stamin in genera generasi si kedua kedua yang yang pertama pertama kali kali dikelu dikeluarka arkan, n, namun namun pada pada bebera beberapa pa penelitian di Amerika, terfenadin dan astemizol sudah ditarik dari peredaran karena memiliki bahaya interaksi obat yang serius berupa pemanjangan 4 interval yang berhubungan dengan Torsades de pointes. pointes . Dengan adanya efek kardiotoksik itu maka
dikembangkan suatu antihistamin yang nonkardiotoksik dan nonsedatif seperti desloratadin, levocetirizin dan fe5ofenadin
3,/,-
Antagonis reseptor H# pertama kali disintesa tahun (0(. &eseptor H# terdapat pada pembuluh darah, jantung, kulit dan lambung , sedangkan
reseptor H3 pada
manusia diyakini terdapat dalam otak dan paru, tetapi tidak terdapat di kulit. &eseptor histamin intraseluler dan reseptor H/ dilaporkan terdapat pada selsel dan jaringan tubuh tetapi tidak terdapat di kulit. / Dalam bidang dermatologi, antihistamin secara luas telah digunakan sebagai terapi. +angatlah penting untuk mengetahui farmakologi antihistamin yang akan diberikan. $ada makalah ini akan dibahas mengenai klasifikasi, farmakologi, efek samping maupun beberapa penggunaan klinis dari antihistamin terutama antihistamin !AH" baik klasik maupun non sedasi yang digunakan dalam bidang dermatologi.
#,3,-,0,)
II. Histamin
Histamin bekerja dengan menduduki reseptor tertentu pada sel yang terdapat pada permukaan memberan. De'asa ini didapatkan 3 jenis reseptor histamin H, H#, H36 reseptor tersebut termasuk golongan reseptor yang berpasangan dengan protein 7. $ada otak, reseptor H dan H# terletak pada membran pascasinaptik, sedangkan reseptor H# terutama prasinaptik. Aktivasi reseptor H, yang terdapat pada endotel dan sel oto polos, menyebabkan kontraksi otot polos, meningkatkan permabilitas pembuluh darah, dan sekresi mukus. +ebagian dari efek tersebut mungkin diperantarai oleh peningkatan cyclic guanosine monophosphate di dalam sel. Histamin juga berperan sebagai neurotransmiter dalam susunan saraf pusat. &eseptor H# didapatkan pada mukosa lambung, sel otot jantung, dan beberapa sel imun. Aktivasi reseptor H# terutama menyebabkan sekresi asam lambung. +elain itu juga berperan dalam menyebabkan sekresi asam lambung. +elain itu juga berperan dalam menyebabkan vasodilatasi dan flushing. Histamin menstimulasi sekresi asam lambung, meningkatkan kadar cA8$, dan menurunkan kadar c78$, sedangkan anithistamin H# menghambat efek tersebut. $ada otot polos bronkus, aktivasi reseptor H oleh histamin menyebabkan bronkokonstriksi, sedangkan aktivasi reseptor H# oleh agonis reseptor H# akan menyebabkan relaksasi. &eseptor H3 berfungsi sebagai penghambat umpan balik pada berbagai sistem organ. Aktivasi reseptor H3 yang didapatkan di beberapa daerah di otak mengurangi pelepasan transmiter baik histamin maupun norepinefrin, serotononin, dan asetilkolin.
8eskipun agonis reseptor H3 berpotensi untuk digunakan antara lain sebagai gastroprotektif, dan antagonis reseptor H3 antara lain berpotensi untuk digunakan sebagai antiobesitas, sampai saat ini belum ada agonis maupun anatagonis reseptor H3 yang diizinkan digunakan di klinik. Sistem Kardiovaskular. Dilatasi kailer. 9fek histamin yang terpenting pada manusia ialah dilatasi kapiler,
dengan akibat kemerahan dan rasa panas di 'ajah, menurunnya resistensi perifer dan tekanan darah. Afinitas histamin terhadap reseptor H amat kuat, efek vasodilatasi cepat timbul dan berlangsung singkat. +ebaliknya pengaruh histamin terhadap reseptor H#, menyebabkan vasodilatasi yang timbul lebih lambat dan berlangsung lebih lama. Akibatnya, pemberian AH dosis kecil hanya dapat menghilangkan efek dilatasi oleh histamin dalam jumlah kecil. +edangkan efek histamin dalam jumlah besar hanya dapat dihambat oleh kombinasi AH dan AH#. !ermea"ilitas Kailer. Histamin meningkatkan permeabilitas kapiler dan ini
merupakan efek sekunder terhadap pembuluh darah kecil. Akibatnya protein dan cairan plasma keluar ke ruangan ekstrasel dan menimbulkan edema. 9fek ini jelas disebabkan oleh peranan histamin terhadap reseptor H. Trile Resonse. *ila histamin disuntikkan intradermal pada manusia akan timbul tiga
tanda khas yang disebut riple &esponse dari :e'is, yaitu; " *ercak merah setempat beberapa mm sekeliling tempat suntikkan yang timbul beberapa detik setelah suntikan. Hal ini disebabkan oleh dilatasi lokal kapiler, venul, dan arteriol terminal akibat efek langsung histamin. Daerah tersebut dalam satu menit menjadi kebiruan atau tidak jelas lagi karena adanya edema. #" flare, berupa kemerahan yang lebih terang dengan bentuk tidak teratur dan menyebar 3cm sekitar bercak a'al.
besar yang intensitasnya berbeda antar spesies. $ada binatang pengerat, konstriksi juga terjadi pada pembuluh darah yang lebih kecil, bahkan pada dosis yang besar vasokontriksi mentupi efek vasodilatasi kapiler sehingga justru terjadi peningkatan resistensi perifer. $antun% . Histamin mempengaruhi langsung kontraktilitas dan elektrisitas jantung. bat
ini mempercepat depolarisasi diastol di nodus n+A sehingga frekuensi denyut jantung
meningkat. Histamin juga memperlambat konduksi A=, meningkatkan automatisitas jantung sehingga pada dosis tinggi dapat menyebabkan aritmia. +emua efek ini terjadi melalui perangsangan reseptor H di jantung, kecuali perlambatan konduksi A= yang terjadi le'at rangsangan resptor H#. Tekanan Dara#. $ada manusia dan beberapa spesies lain, dilatasi arteriol dan kapiler
akibat histamin dosis sedang menyebabkan penurunan tekanan darah sistemi yang kembali nrmal setelah terjadi refleks kompensasi atau setalh histamin dihancurkan. *ila dosis histamin sangat besar maka hipotensi tidak dapat diatasi dan dapat terjadi syok. Otot olos Nonvaskular . Histamin merangsang atau menghambat kontraksi berbagai
otot polos. >ontraksi otot polos terjadi karena akibat aktivasi reseptor H, sedangkan relaksasi otot polos sebagian besar akibat aktivasi reseptor H#. &'un% sara( sensoris . ?yeri dan gatal. @lare oleh histamin disebabkan oleh
pengaruhnya pada ujung saraf yang menimbulkan refleks akson. adar histamin tertinggi ditemukan pada kulit, mukosa usus, dan paruparu. Anti #istamin
Antihistamin !antagonis histamin " adalah zat yang mampu mencegah pelepasan atau kerja histamin.
biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi, yang
disebabkan oleh reaksi yang berlebihan dari tubuh terhadap alergen ! penyebab alergi ", seperti serbuk sari tanaman. &eaksi ini menunjukkan pelepasan histamine dalam jumlah signifikan didalam tubuh.,#,) Histamin berinteraksi dengan reseptor spesifik pada berbagai jaringan target. &eseptor histamin ditemukan pada sel basofil, sel mast, neutrofil, limfosit, makrofag, sl epitel dan endotel.Dan se'aktu diketahui bah'a histamin mempengaruhi banyak proses faalan dan patologik, maka dicarikan obat yang dapat mengantagonis efek histamin. +ejak pertemuan antihistamin pada a'al tahun (/2, antihistamin sangat terkenal diantara pasien dan dokter. Antara tahun (/2()#, beratusratus antihistamin ditemukan dan sebagian digunakan dalam terapi, tetapi efeknya tidak banyak berbeda. Antihistamin digolongkan menjadi anti histamin
penghambat
reseptor
H!AH",penghambat
reseptor
H# !AH#",
penghambat
H3 !AH3". $ara ahli dermatologi sering menggunakan antihistamin untuk mengobati kelainan kronik maupun rekuren. Dengan demikian dermatologist harus teliti dengan pemakaian antihistmin dan efek samping potensial pada kelompokkelompok antihistamin yang berbeda untuk keperluan klinis sehingga dapat menggunakan antihistamin dengan baik.
Anti#istamin tie H)*
Antihistamin H merupakan salah satu obat terbanyak dan terluas digunakan di seluruh dunia. @akta ini membuat perkembangan sekecil apapun yang berkenaan dengan obat ini menjadi suatu hal yang sangat penting. +emisal perubahan dalam penggolongan antihistamin H. Dulu antihistamin H dikenal sebagai antagonis reseptor histamin H. ?amun barubaru ini seiring perkembangan ilmu farmakologi molekular, antihistamin H lebih digolongkan sebagai inverse agonist ketimbang antagonis reseptor histamin H. +uatu obat disebut sebagai inverse agonist bila terikat dengan sisi reseptor yang sama dengan agonis, namun memberikan efek berla'anan. adi, obat ini memiliki aktivitas intrinsik !efikasi negatif" tanpa bertindak sebagai suatu ligan. +edangkan suatu antagonis bekerja dengan bertindak sebagai ligan ynag mengikat reseptor atau menghentikan kaskade pada sisi yang ditempati agonis. *eda dengan inverse agonist, suatu antagonis sama sekali tidak berefek atau tidak mempunyai aktivitas intrinsik. +ebelumnya antihistamin dikelompokkan menjadi 0 grup berdasarkan struktur kimia, yakni etanolamin, etilendiamin, alkilamin, piperazin, piperidin, dan fenotiazin. $enemuan antihistamin baru yang ternyata kurang bersifat sedatif, akhirnya menggeser popularitas
penggolongan
ini.
Antihistamin
kemudian
lebih
dikenal
denagn
penggolongan baru atas dasar efek sedatif yang ditimbulkan, yakni generasi pertama, kedua, dan ketiga.. 7enerasi pertama dan kedua berbeda dalam dua hal yang segnifikan. 7enerasi pertama lebih menyebabkan sedasi dan menimbulkan efek antikolinergenik yang lebih nyata. Hal ini dikarenakan generasi pertama kurang selektif dan mampu berpenetrasi pada sistem syaraf pusat !++$" lebih besar dibanding generasi kedua. +ementara itu, generasi kedua lebih banyak dan lebih banyak terikat dengan protein plasma, sehingga mengurangi kemampuannya melintasi otak. +edangkan generasi ketiga merupakan derivat dari generasi kedua, berupa metabolit !desloratadine dan
fe5ofenadine" dan
enansiomer
!levocetirizine". $encarian generasi
ketiga
ini
dimaksudkan untuk memproleh profil antihistamin yang lebih baik dengan efikasi tinggi serta efek samping lebih minimal. a. AH generasi < !klasikBsedatif" Yang termasuk golongan ini adalah; •
Alkilamin !propilamin" ; bromfeniramin maleat, klorfeniramin maleat dan
tanat, deksbromfeniramin maleat, deksklorfeniramin
maleat,
dimentinden maleat, tripolidin hidroklorida, feniramin maleatBpirilamin maleat. •
9tanolamin !Aminoalkil eter" ;karbioksamin maleat, difenhidramin sitrat dan
hidroklorida,
mefenhidramin
doksilamin
metilsulfat,
suksinat,
embramin
trimetobenzamin
hidroklorida,
sitrat, dimenhidrinat,
klemastin fumarat. •
9tilendiamin ; mepiramin maleat, pirilamin maleat, tripenelamin sitrat dan hidroklorida, antazolin fosfat.
•
@enotiazin ; dimetotiazin mesilat, mekuitazin, metdilazin dan metdilazin hidroklrida, prometazin hidroklorida dan teoklat, trieprazin tartrat.
•
$iperidin
; azatadin maleat, siproheptadin hidroklorida, difenilpralin
hidroklorida, fenindamin tartrat. •
$iperazin ; hidroksizin hidroklorida dan pamoat./
&umus bangun
Antihistamin pada umumnya
Difenhidramin
ripelenamin
Ciproheptadin
Hidroksizin
>lorfeniramin
$rometazin
b. :o' sedatingE atau antihistamin AH generasi << dan <<< *eberapa AH yang diperkenalkan dalam # dekade terakhir ditemukan dengan cara menyaring beberapa komponen dan secara kimia berhubungan AH generasi yang lama. +ebagai contoh misalnya; akrivastin berhubungan dengan tripolidin, cetirizin adalah metabolit dari hidroksizin, levocetirizin adalah enantiomer dari cetirizin, desloratadin adalah metabolik dari terfenadin.1 AH generasi << Yang termasuk golongan ini adalah; •
Akrivastin
•
Astemizole
•
Cetirizin
•
:oratadin
•
8izolastin
•
erfenadin
•
9bastin
&umus bangun
Cetirizine
AH generasi <<< Yang termasuk golongan ini adalah; •
:evocetirizin
•
Desloratadin
•
@e5ofenadin
&umus bangun
@e5ofenadine
:evocetirizine
Desloratadine
Antihistamin tipe H >lasik 8ekanisme kerja; Antihistamin tipe H bekerja dengan cara competitif inhibitor terhadap histamin pada reseptor jaringan, sehingga mencegah histamin berikatan serta mengaktivasi reseptornya.
!@itzpatrick, Folverton, >atzung Arndt"
histamin dalam kadar yang tinggi.
atzung".
Dengan menghambat kerja dari
histamin, terjadi berbagai pengaruh yang ditimbulkan antihistamin, yaitu menghambat peningkatan permeabilitas kapiler dan edema yang disebabkan oleh histamin serta menghambat vasokonstriksi. bat ini lebih efektif jika diberikan sebelum pelepasan histamin. $ada pemberian a'al, antihistamin dapat
mencegah edema dan pruritus
selama reaksi hipersensitivitas, sehingga banyak keuntungan yang didapat jika digunakan untuk pencegahan urtikaria kronik idiopatik. Filkin Antihistamin tipe H klasik ini juga memiliki aktivitas antikolinergik, efek anestesi lokal, antiemetik, dan anti mabuk perjalanan.!@itzpatrick,
7oodman and 7illman"
*eberapa antihistamin tipe H mempunyai
kemampuan untuk menghambat reseptor Gadrenergik atau reseptor muskarinik kolinergik, sedangkan obat lain mempunyai efek antiserotonin.
!@itzpatrick"
@armakologi +etelah pemberian secara oral, antihistamin akan diabsorbsi dengan baik dalam saluran cerna. 9feknya dapat terlihat dalam 32 menit, mencapai konsentrasi puncak plasma dalam # jam, dan dapat bertahan /0 jam, dan beberapa obat lainnya dapat bertahan lebih lama.!@itzpatrick,
7oodman and 7illman, >atzung, Folverton, :ippincot"
Antihistamin tipe H
dimetabolisme oleh sistem enzim sitokrom hepar $/-2 !CY$" CY$3+/, dikonjugasi membentuk glukuronida dan hampir seluruhnya diekskresikan ke urin setelah #/ jam pemberian. !@itzpatrick" >egunaan klinis Antihistamin tipe H generasi < digunakan untuk menghilangkan pruritus, pengobatan urtikaria akut, urtikaria kronis, angioedema dan reaksi alergi kulit lainnya temasuk reaksi obat. !@itzpatrick, Filkin" Apabila salah satu dari kelompok antihistamin tipe H tidak efektif, maka dapat diganti dengan obat dari kelompok yang lain.
!@itzpatrick"
Antihistamin tipe H digunakan untuk terapi pruritus pada penderita dermatitis atopik. 9feknya berhubungan dengan menekan ansietas dan sedasinya. $ruritus yang disebabkan hal lain, seperti dermatitis kontak alergi dan bentuk lain dermatitis, liken planus, gigitan nyamuk dan pruritus yang terjadi sekunder karena penyakit lain atau
yang bersifat idiopatik, juga dapat dihilangkan dengan penggunaan antihistamin tipe H. !@itzpatrick" >ontraindikasi pemberian obat ini adalah pada bayi baru lahir atau bayi prematur, kehamilan, ibu menyusui, glaukoma sudut sempit, retensi urin, dan asma. !Filkin"
$anduan penggunaan antihistamin tipe H 'anita hamil ter batas. +ebagian besar antihistamin tipe H pada 'anita hamil oleh nited +tates of @ood and Drug Administration !@DA" digolongkan sebagai kategori * atau C.
!@itzpatrick"
9fek samping; +ifat lipofilik dari antihistamin AH klasik menyebabkan distribusi jaringan yang luas dan dapat mele'ati sa'ar darah otak, plasenta dan air susu ibu,
!Filkin"
karena
itu dapat memberikan efek pada; •
+istem saraf pusat >omplikasi tersering pada orang de'asa adalah depresi ++$, sedasi dan pusing. $ada anakanak dan orang tua
dapat terjadi; kecemasan,
iritabilitas, insomia, tremor dan mimpi buruk. *angkitan dapat terjadi, 'alaupun jarang. $ernah dilaporkan terjadinya diskinesia 'ajah dan mulut pada penggunaan kombinasi antihistamindekongestan.
!@itzpatrck,
>atzung, Folverton +imon and +imon, Filkin, 7oodman and 7ilman"
•
7astrointestinal Dapat terjadi mual, muntah, anoreksia, konstipasi dan diare.
!@itzpatrick,
Folverton, Filkin, 7oodman and 7ilman"
•
antung akikardia, disritmia, hipotensi yang bersifat sementara !Folverton, @itzpatrick"
•
7enitourinaria Disuria, disfungsi ereksi, retensi urin !Folverton, +imon and +imon, Arndt"
•
Darah >lorfeniramin
dapat
menebabkan
pansitopenia,
trombositopenia, leukopenia dan anemia aplastik. 7ilman"
•
>ulit
agranulositosis,
!Filkin, @itzpatrick, 7oodman and
&eaksi kulit yang dapat terjadi berupa dermatitis, petekie, fi5ed drug eruption dan fotosensitif. !@itzpatrick" •
9fek samping lainnya erdapat efek samping antikolinergik yang dapat berupa muka merah, dilatasi pupil, hipertermia kekeringan pada membran mukosa dan penglihatan yang buram. !@itzpatrick, Arndt, 7oodman and 7ilman"
Antihistamin
lainnya
seperti
ciproheptadin
dapat
menyebabkan
peningkatan berat badan !Filkin"
ontra indikasi pemberian antihistamin tipe H adalah penderita yang mendapat inhibitor monoamine oksidase, seperti isokarboksazid, nialamid, moklobemid, ranilsipromin, fenelzim !@itzpatrick"
E Low sedating E atau antihistamin H generasi ke# dan ke3 8ekanisme kerja Antihistamin tipe H lo' sedating merupakan antagonis dari histamin pada reseptor H, berikatan secara tidak kompetitif, tidak mudah diganti oleh antihistamin, dilepaskan secara perlahan dan kerjanya lebih lama
!Folverton, Filkin, @itzpatrick"
Antihistamin H
ini, kurang bersifat lipofilik, sangat sedikit menembus sa'ar darah otak, dan lebih mengikat reseptor H di perifer secara lebih spesifik.
!@itzpatrick, Filkin, Folverton, Arndt"
*eberapa
obat ini mempunyai membrane stabilizing atau efek seperti kuinidine pada otot jantung, dan menyebabkan perpanjangan masa refraksi jantung serta aritmia ventrikuler Etorsades de pointesE. !@itzpatrick" Falaupun golongan ini sering dikatakan nonsedasi, obat obat ini tetap dapat menyebabkan efek sedasi, namun dalam banyak penelitian dikatakan insidensi sedasi jauh lebih sedikit dibandingkan antihistamin H klasik, demikian pula efek antikolinergiknya lebih jarang terjadi dibanding antihistamin H klasik.
!Filkin"
Cetirizine berpengaruh pada perpindahan sel dalam kulit dan jaringan
lainnya, pelepasan atau pembuatan dan pelepasan mediator inflamasi serta ekspresi molekul adhesi. !@itzpatrick"
@armakologi; Antihistamin tipe H lo' sedating diabsorbsi dari saluran cerna dan mencapai puncak konsetrasi plasma dalam # jam. bat tersebut menghilangkan urtikaria dan reaksi eritema sekitar #/ jam. erfenadin, astemizol, loratadin, aktivastin, mizolastin, ebastin dan oksatomid dimetabolisme di hepar melalui sisitem enzim CY$ dalam hepar CY$3A/. Cetirizin, metabolit asam karboksilik dari terfenadin, dan desloratadin tidak dimetablisme dalam hepar. !@itzpatrick" Astemizol mempunyai efek jangka panjang, namun onset mulai kerjanya dan konsentrasi dalam keadaan stabil dicapai dalam 3/ minggu. 9fek astemizol berlangsung lama dan obat harus dihentikan /0 minggu sebelum dilakukan uji tusuk. Faktu paruh eliminasi cetirizin dan feksofenadin pada anakanak sama dengan de'asa !@itzpatrick"
>egunaan klinis Antihistamin tipe ini terutama digunakan untuk pengobatan rinitis alergi dan urtikaria kronis. !>atzung, Filkin" >ontra indikasi dari antihistamin low sedating ini adalah pada kehamilan dan ibu menyusui.
!Filkin"
9fek samping Antihistamin tipe lo' sedating memiliki efek sedasi dan antikolinergik yang sedikit, juga mempunyai efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan antihistamin tipe H klasik. •
!@itzpatrick"
>ardiovaskular 9fek samping kardiovaskular berupa fibrilasi ventrikel, pemanjangan interval 4 dan takiaritmia ventrikular atipikal berhubungan dengan pemakaian astemizole dan terfenadin.
!8urphy"
>elainan ini dapat tejdadi
terutama pada 'anita dan penderita dengan kelainan jantung organik yang sebelumnya telah ada !seperti iskemia, kardiomiopati", arritmia,
ataupun penderita dengan gangguan eletrolit !seperti hipokalemia, hipokalsemia dan hipomagnesemia" !+imons @9&" •
+istem saraf pusat Dalam beberapa penelitian dikatakan tefenadin, astemizole dan loratadin memiliki efek sedasi yang lebih rendah dibandingkan antihistamin H klasik. !Filkin"
•
>ulit @otosensitivitas,
urtikaria,
erupsi
makulopapular,
eritema
serta
pengelupasan kulit tangan dan kaki. +elain itu juga dilaporkan adanya reaksi fotoalergi dan alopesia yang diduga berhubungan dengan penggunaan terfenadin. Dilaporkan juga suatu kasus psoriasis yang mengalami eksaserbasi selama menggunakan terfenadin. •
!Filkin"
Hepar Hepatotoksisitas jarang terjadi, namun dilaporkan adanya kasus hepatitis yang berhubungan dengan penggunaan terfenadin selama - bulan. $eningkatan serum transaminase dengan kadar ringan sampai sedang kadangkadang dapat terjadi.
•
!'ilkin"
9fek samping lainnya Dilaporkan adanya sakit kepala, mual, kekeringan pada mukosa mulut dan beberapa efek antikolinergik lainnya, namun insidensinya sangat rendah. !Filkin"
$eringatan >arena terbatasnya penelitian pada manusia, penggunaan antihistamin non sedasi pada 'anita hamil dan ibu menyusi sebaiknya dihindari. Filkin
!H<=" protease inhibitors, Selective Serotonin Reuptae Inhibitors !++&<" antidepresant , seperti Iuinin, zileuton.
!Folverton"
>lorfeniramin >lorfeniramin merupakan antihistamin sedatif dari golongan alkilamin yang paling poten dan stabil. +etelah pemberian dosis tunggal per oral, klorfeniramin diabsorbsi dengan baik dan cepat pada saluran pencernaan, mencapai kadar puncak plasma dalam 'aktu 3202 menit, melalui metabolisme pertama di hati dan di mukosa saluran pencernaan selama proses absorbsi, kemudian didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh termasuk susunan saraf pusat. !albani, 8urphy". +ebanyak -2J dari dosis yang diberikan diekskresikan terutama melalui urin dalam 'aktu # jam dalam bentuk asal dan metabolitnya.
!8urphy"
:ama kerja dari klorfeniramin adalah /0 jam.!7oodman
and 7ilman"
Dosis yang
diberikan /0 mg peroral dapat diberikan 3/5Bhari, dengan dosis maksimal #/ mg per hari baik pada anakanak dan de'asa.
!Arndt"
+ediaan;
>lorfeniramin eli5ir, # mgB-ml; #2 ml, /12 ml
>lorfeniramin tablet # mg dan / mg
>lorfeniramin retarded tablet 1 mg dan # mg
!Arndt"
!Arndt" !Arndt"
Difenhidramin Difenhidramin adalah derivat etanolamin yang sering digunakan dalam praktek seharihari, diabsorbsi dengan baik setelah pemberian per oral. bat ini mengalami metabolisme pertama di hati, dan hanya /2J02J dari dosis pemberian yang mencapai sirkulasi sistemik, didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh, termasuk sistem saraf pusat. >adar puncak plasma dicapai dalam 'aktu kurang lebih - jam dan bertahan selama # jam. Faktu paruh bervariasi dari #,/ sampai 2 jam. !7oodman and 7illman, 8urphy" Difenhidramin tidak dapat diberikan secara subkutan, intradermal atau perivaskular karena sifatnya yang iritatif dan dapat menyebabkan nekrosis setempat pada pemberian secara subkutan dan intradermal. Difenhidramin
tidak dapat
menembus jaringan kulit yang intak pada pemberian secara topikal, bahkan dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas. !8urphy" Dosis pemberian adalah #- mg-2 mg per oral, dosis maksimal 322 mgBhari, dengan lama kerja /0 jam. !Arndt,
7oodman and 7ilman"
$emberian 22 mg atau lebih dapat
menyebabkan hipertensi, takikardia, perubahan gelombang dan pemendekan dari diastole. !Arndt" +ediaan ;
Difenhidramin kapsul #- dan -2 mg !Arndt"
Difenhidramin eli5ir !#,- mgB- ml"; #2 cc, /12 cc !Arndt"
Difenhiramin injeksi !-2 mgBml" ; ml ampul
Difenhidramin spray ; 02 ml !Arndt"
Hidroksizin Hidroksizin merupakan derivat dari piperazin, sering digunakan sebagai transIuilizer, sedatif, antipruritus
dan antiemetik. >adar
plasma biasanya dicapai
dalam #3 jam setelah pemberian per oral, dengan 'aktu paruh diekskresikan ke dalam urin.
!8urphy"
0 jam kemudian
Hidroksizin merupakan obat pilihan untuk
pengobatan dermatografisme dan urtikaria kolinergik, dapat digunakan sendirian ataupun kombinasi dengan antihistamin lainnya untuk manajemen pengobatan urtikaria kronis, urtikaria akut, dermatitis kontak, dermatitis atopik dan pruritus yang diinduksi oleh histamin. :ama kerja dari obat ini adalah 0#/ jam dengan dosis pemberian 2 mg sampai -2 mg peroral, setiap / jam. !Arndt" +ediaan;
Hidroksizin tablet 2 mg, #- mg, -2 mg dan 22 mg
Hiroksizin injeksi #- mgBml, -2 mgBml
Hidroksizin sirup 2 mgB-ml; #/2 ml, /12 ml !Arndt"
!Arndt"
!Arndt"
:oratadin :oratadin adalah trisiklik piperidin long acting yang mempunyai aktivitas yang selektif dengan efek sedatif dan antikolinergik yang minimal pada dosis yang direkomendasikan, merupakan antihistamin yang mempunyai masa kerja yang lama. 8etabolik utamanya, deskarboetoksiloratadin, adalah biologikal aktifnya. :oratadin cepat diabsorbsi setelah pemberian dosis 2 mg, sekali sehari dan mencapai konsentrasi plasma maksimum dalam ,- jam. 9liminasi 'aktu paruhnya sekitar 1 jam, diekskresikan melalui urine /2J, feses /#J dan air susu 2,2#(J. :oratadin diindikasikan untuk rinitis alergi dan urtikaria kronik idiopatik pada pasien diatas 0 tahun. :oratadin mempunyai efek terhadap fungsi dari miokardial potasium channel tetapi tidak menyebabkan disritmia jantung.
:oratadin merupakan long acting antihistamin dengan lama kerja #/ jam. !7oodman and 7ilman"
Dosis yang direkomendasikan 2 mg dosis oral, pada anakanak !K 32 kg"
adalah - mgBkg ** dosis tunggal. 8eskipun loratadin tidak mempunyai kontraindikasi pada penderita hati dan ginjal kronis, disarankan untuk mengurangi dosis yang diberikan. !Folverton, Filkin" +ediaan; !Arndt, Folverton"
:oratadin sirup ! mgBml"; /12 ml
:oratadin tablet 2 mg!Arndt, Folverton"
:oratadin reditabs 2 mg!Arndt, Folverton"
Cetirizin 8erupakan metabolit karboksil asid dari hidroksin. bat ini pada manusia hanya mempunyai transformasi metabolik yang minimal menjadi bentuk metabolit aktif dan obat ini terutama diekskresi le'at urin. >arena cetirizin cepat diabsorbsi dan sedikit yang dimetabolisme, dan juga diekskresi le'at urin, maka dosis obat ini harus dikurangi pada pasien dengan gangguan ginjal. >adar puncak plasma dicapai dalam jam dan 'aktu paruh plasma sekitar ) jam, diekskresikan dalam urine sebanyak 02J dan feses 2J. Cetirizin dapat menghambat eosinofil, netrofil dan basofil dan menghambat
Cetirizin tablet - mg, 2 mg !Arndt"
Cetirizin sirup -mgBml; #2 ml !Arndt"
@eksofenadin @eksofenadin, metabolit aktif utama dari terfenadin, merupakan reseptor kompetitif antagonis H yang selektif dengan sedikit atau tanpa efek samping antikolinergik dan non sedatif, serta bersifat non kardiotoksik !Folverton, Arndt, Filkin"
@eksofenadin diabsorbsi cepat setelah pemberian dosis tunggal atau dua kapsul 02 mg dengan 'aktu ratarata mencapai konsentrasi plasma maksimum 3 jam setelah pemberian per oral. @eksofenadin terikat pada protein plasma sekitar 02)2J, terutama pada albumin dan acid gylcoprotein. Faktu paruh feksofenadin adalah - jam, !Folverton"
diekskresikan sebanyak 12J pada urine dan #J pada feses. !@itzpatrick, Folverton" @eksofenadin diindikasikan pada penderita rinitis alergi dan urtikaria idiopatik
kronis.!Arndt" $emberian feksofenadin bersama antibiotik golongan makrolid dan obat anti jamur golongan imidazol tidak menunjukkan adanya interaksi obat sehingga tidak terdapat pemanjangan interval 4.!Folverton" +ediaan ;
@eksofenadin kapsul 32 dan 02 mg
@eksofenadin tablet 02 mg !Arndt"
!Arndt"