Obat-Obat Antiadrenergik Antiadrenergik Dr. dr. dr. Mgs. Irsan Saleh, Saleh, M.Biomed
Obat-obat antiadrenergik (penghambat adrenergik adrenergik = antagonis adrenergik adrenergik = adrenolitik) ialah obat-obat obat-obat yang bekerja menghambat perangsangan adrenergik. Berdasarkan tempat kerjanya obat-obat ini dibagi atas 3 golongan, yaitu : (1) penghambat penghambat adrenoseptor (adrenoceptor (adrenoceptor blocker ), ), () penghambat sara! sara! adrenergik, dan (3) penghambat adrnergik sentral.
"#$%&'B' '*+#$O#"O+ ( Adrenoceptor Adrenoceptor blocker ) "engha "enghamb mbat at adreno adrenosep septor tor atau atau adreno adrenosep septor tor bloke blokerr adalah adalah obat-o obat-obat baty yang bekerj bekerjaa menemp menempati ati resept reseptor or adrnergik sehingga menghambat interaksi obat adrenergik dengan reseptornya, dengan akibat dihambatnya kerja adrenergik pada sel e!ektornya. e!ektornya. *engan demikian obat-obat obat-obat ini menghambat respons sel e!ektor adrenergik adrenergik terhadap perangsangan sara! simpatik simpatik dan terhadap obat adrenergik adrenergik eksogen. eksogen. esuai dengan jenis reseptornya, penghambat adrenoseptor dibedakan atas jenis, yaitu: (1) penghambat adrenoseptor- (al!a bloker) dan () penghambat adrenoseptor- (beta-bloker).
ALFA ALFA-BLOKER /ang termasuk al!a-bloker atau penghambat reseptor al!a di antaranya adalah: deri0at haloalkilamin, deri0at imidaolin, praosin, deri0at alkaloid ergot, yohimbin. Obat ini bekerja dengan penghambatan kompetiti! $# pada pada reseptor-. "emakaian yang lama dapat menginduksi desensitisasi reseptor.
Derivat Haloalkilamin Haloalkilamin
ermasuk golongan ini ialah fenoksibenzam ialah fenoksibenzamin in dan dibenamin. dibenamin. 2enoksibenamin mempunyai potensi -14 kali dibenamin. 2'+'5O*6$'65 *alam m dara darah h seny senya7 a7aa ini ini teru terura raii jadi jadi etile etileni nim moniu onium m yang ang mem mempuny punyai ai e!ek e!ek inhi inhibi bisi si Mekani Mekanism smee ker kerja ja. *ala kompetiti! yang re0ersibel. re0ersibel. elanjutnya elanjutnya etilenimonium akan akan terurai membentuk membentuk ion karbonium yang sangat reakti! reakti! yang membentuk ikatan ko0alen abel abel 8-1. "enggolongan obat antiadrenergik berdasarkan 9ara kerja dan selekti0itasnya. selekti0itasnya. "enghambat adrenergik ara kerja ub-sub di0isi ediaan "enghambat ( bloker)
-1 bloker non-selekti! non-selekti!
-1 bloker selekti!
-1 bloker nonselekti! non-kompetiti! -1 bloker nonselekti! kompetiti! deri0at kuinaolin;
- !enoksibenam ! enoksibenamin in - dibenamin - !entolamin - tolaolin - praosin ;; - teraosin - doksaosin - trimaosin - bunaosin
"enghambat ( bloker)
- bloker selekti!
- /ohimbin
-5ompetiti! antagonis $# dan #pi endogen dan eksogen pda reseptor .
- propranolol;;; - asetbutolol - atenolol - labetalol - metoprolol - nadolol - pindolol - timolol -%uanetin > %uanadrel -reserpin - metirosin - klonidin - metildopa
#!ek bloker < agonis adrenergeik
"enghambat sara! Bekerja menggangu adrenergik sintesis, simpanan, dan rilis neurotransmiter di terminal adrenergik "enghambat -menghambat adrenergik perangsangan neuron sentral adrenergik di " 'ntagonis kompetiti! - 1 sangat selekti!, dan sangat poten. "raosin: a!initas 1 = 344 ? @ • *oksaosin: a!initas 1 = < 44 ? - ;; prototip ;;; prototip dan standar untuk ukuran bloker lain .
yang stabil dengan adrenoseptor- , yang mempunyai hambatan nonkompetiti! dan ire0ersibel. *engan mekanisme kerja ini golongan obat ini mempunyai mula-kerja yang lambat (7alaupun pada pemberian 6A) dan masa-kerja yang lama (berhari-hari sampai berminggu-minggu). 5arena itu golongan obat ini disebut al!a-bloker nonkompetiti! dengan masa kerja lama. 2enoksibenamin merupakan 1-bloker dengan selekti0itas sedang. EFEK PADA ORGAN-ORGAN
(1) "ada " menimbulkan e!ek sedasi atau stimulasi, enek dan muntah. () "ada mata menimbulkan e!ek miosis (inhibisi otot dilator). (3) "ada sistem kardio0askuler: terjadi sedikit penurunan tekanan darah diastolik, tetapi pada 7aktu berdiri atau pada penderita hipo0olemi penurunan tekanan darah sistolik dan diatolik lebih hebat sebagai akibat blokade re!lek 0asokonstriksi, blokade pressor respons $# dan #pi. () "ada saluran 9erna terjadi peningkatan motilitas dan sekresi kelenjar. (C) "ada saluran kemih-kelamin terjadi gangguan ejakulasi, dan penurunan tonus s!ingter. () #!ek metabolik, terjadi peningkatan pembebasan insulin.
2'+'5O56$#65 *eri0at haloalkilamin diabsorpsi dengan baik dari semua tempat, tetapi karena e!ek iritasi lokalnya hanya diberikan se9ara oral atau 6A. 2enoksibenamin per oral diabsorpsi dalam bentuk akti! sebanyak 4-34D saja. 2enoksibenamin mudah larut dalam lemak dan pemberian dosis besar dapat terjadi penumpukan dalam lemak. "ada pemberian 6A mulai kerjanya 1- jam. Eaktu paruh hambatan sekitar jam dan masih terlihat e!ek hambatannya setelah 3- hari. "emberian tiap hari dapat menimbulkan e!ek kumulati!.
6$*65'6 5F6$65 2enoksibenamin diindikasikan untuk : (1) &ipertensi sekunder akibat dosis berlebihan dari agonis adrenergik atau 'O inhibitor. () 2eokromositoma, praoperati! diberikan per oral untuk mengatasi hipertensi dan 6A pada 7aktu operasi. (3) &ipere!leksi otonomik karena trauma pada medula spinalis. () "ro!ilaksis pada penyakit +aynaud. #2#5 '"6$% *'$ 6$O565'6 •
•
#!ek samping karena e!ek al!a-bloker berupa: takikardi, hipotensi ortostatik, miosis, hidung tersumbat dan hambatan ejakulasi. "ada penderita hipo0olemia dapat terjadi penurunan tekanan darah yang hebat. #!ek samping bukan karena e!ek blokade reseptor al!a : iritasi lokal (enek dan muntah pada pemberian oral), sedasi, perasaan lemah dan kelelahan.
Derivat Imidaolin
*eri0at imidaolin yang digunakan sebagai -bloker adalah !entolamin (1 dan -bloker nonselekti!) dan tolaolin ( bloker selekti!). 2'+'5O*6$'65 asa kerja penghambatan kompetiti! lebih pendek dari !enoksibenamin. +espon terhadap serotonin juga dihambat. oksisitasnya lebih besar dari !enoksibenamin. *osis rendah menimbulkan 0asodilatasi karena kerja langsung pada otot polos pembuluh darah. 6$*65'6 5F6$65 "entolamin (6A atau 6) dan tolaolin (6A, 6 atau 5) digunakan untuk krisis hipertensi yang disebabkan oleh !eokromositoma. olaolin jarang digunakan lagi. #2#5 '"6$% #!ek samping pentolamin dan tolaolin ialah : (1) gejala stimulasi pada jantung berupa takikardi, aritmia dan angina@ () gejala stimulasi saluran 9erna berupa nausea, muntah, nyeri abdomen, diare dan kambuhnya ulkus peptikum.
1.1.3. Prazosin
"raosin menghambat reseptor 1 yang memberikan e!ek 0asodilatasi. "emberian praosin menyebabkan e!ek presor epine!rin berubah menjadi e!ek depresor dan menghambat e!ek presor $#. "raosin merupakan 1-bloker yang sangat selekti!. "raosin mengurangi tonus pembuluh darah arteri maupun 0ena, sehingga mengurangi alir balik 0ena dan 9urah jantung. #!ek hemodinamiknya yaitu penurunan tekanan arteri@ pemnurunan tonus arteri dan 0ena@ 9urah jantung dan tekanan atrium kanan yang hampir tidak berubah, seperti halnya dengan e!ek hemodinamik 0asodilator langsung misalnya $a-nitroprusid. "enggunaan utama ialah untuk pengobatan hipertensi. elain itu juga digunakan untuk kelemahan jantung kongesti! (sering ditemukan taki!ilaksis) dan penyakit +aynaud.
1.1.4. Lain-Lain Penghambat Adrenoseptor 1. Alaloid !rgot
'lkaloid ergot se9ara klinik tidak dapat digunakan sebagai G-bloker karena e!ek ini baru timbul pada dosis besar yang tidak dapat ditolerir oleh manusia. . /O&6B6$ 'dalah alkaloid tumbuhan /ohimbehe. erupakan al!a-bloker kompetiti! yang 9ukup selekti! untuk reseptor . Obat ini dapat meningkatkan pembebasan $# endogen pada dosis yang lebih rendah daripada yang diperlukan untuk memblok reseptor 1 di peri!ir. Obat ini dengan mudah mele7ati sa7ar darah-otak dan dalam dosis ke9il (ke9il dari dosis yang diperlukan untuk memblok 1- peri!ir) memblok reseptor -sentral. #!ek sentral berupa perangsangan yang menimbulkan kenaikan tekanan darah dan denyut jantung, hipermotorik dan tremor, dan antidiuresi akibat pembebasan 0asopresin. Obat ini juga menghambat reseptor serotonin di peri!ir dan e!ek langsung pada pembuluh darah yang lemah. "emberian yohimbin se9ara parenteral menimbulkan pengeluaran keringat disertai mual dan muntah. "enggunaan sebagai aprodisiak tidak dapat dibenarkan karena dari segi pertimbangan man!aat-resiko obat ini tidak menguntungkan.
1.. B#'-BFO5#+ ermasuk dalam golongan ini ialah asebutolol, atenolol, metoprolol, propranolol, timolol, nadolol, dan lain-lain (lihat abel 1.C dan abel 1.). "rototip golongan ini ialah propranolol. emua golongan -bloker mempunyai struktur kimia mirip dengan isoproterenol. '!initas terhadap adrenoseptor H dari beberapa preparat beta bloker dapat dilihat pada abel 1.C.
abel 1.C. elekti0itasIa!initas beberapa beta-bloker (terhadap adrenoseptor ) yang sering digunakan dalam klinik. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. "ropranolol 1 J C. etoprolol 1< . Oksprenolol 1 J . "indolol 1< 3. otalol 1J K. 'sebutolol 1< . imolol 1J 8. 'tenolol 1< L. "raktolol 1< ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
abel 1.. Menis-jenis beta-bloker dengan e!ek-e!ek !armakodinamiknya. ----------------------------------------------------------------------------------------$ama preparat 5ardio'kti0itas simpa'kti0itas taselekti0itas patomimetik bilisasi memintrinsik (6') bran (') -----------------------------------------------------------------------------------------------------------1. 'sebutolol J J J . 'tenolol JJJ 3. etoprolol JJ JI. "ropranolol JJ C. imolol JI-
. $adolol K. otalol 8. "indolol JJJ JIL. 5arteolol JJJ JI14. Oksprenolol JJ J 11. 'lprenolol JJ J 1. Fabetalol ;) J ;;) J -----------------------------------------------------------------------------------------------------------;) Muga merupakan al!a-bloker ;;)erbatas pada adreneoseptor .
2'+'5O*6$'65 Beta-bloker menghambat se9ara kompetiti! e!ek $# dan #pi endogen dan obat adrenergik eksogen pada reseptor beta. "otensi penghambatan e!ek takikardi isoproterenol digunakan sebagai ukuran dalam penentuan sesuatu obat beta bloker. #!ek beta-bloker dapat dila7an dengan pemberian obat adrenergik. 2armakodinamik utama pada beberapa beta-bloker dapat dilihat dalam abel 1.8. 'sebutolol, atenolol dan metoprolol disebut beta-bloker kardioselektif karena dapat menghambat reseptor beta-1 pada jantung dengan dosis C4-144 ? lebih ke9il dari dosis yang diperlukan untuk menghambat adrenoseptor beta- pada pembuluh darah dan otot polos bronkus. Beta bloker lainnya disebut beta-bloker nonselektif karena mempunyai a!initas yang sama terhadap reseptor beta-1 dan reseptor beta- (abel 1.8). Beta-bloker kardioselekti! ini tidaklah mutlak karena pada dosis yang 9ukup tinggi beta juga dihambat. 6nteraksi beta-bloker dengan adrenoseptor beta tanpa disertai obat adrenergik (seperti epine!rin atau isoproterenol) akan menimbulkan e!ek adrenergik yang nyata, 7alaupun lemah@ dan akti0itas ini disebut akti0itas agonis parsial ( partial agonist activity = PAA) atau disebut juga Nintrinsic symphatomimetic activity = I!A. Obatobat beta-bloker yang mempunyai "'' atau 6' ini adalah : pindolol, karteolol, oksprenolol, alprenolol dan asebutolol. Beta bloker lainnya tidak mempunyai akti0itas "''I6' ini. Beberapa beta-bloker mempunyai membrane stabilizing activity (M!A), atau e!ek seperti kinidin . ermasuk beta-bloker yang mempunyai aktivitas !"A ini ialah : propranolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol, pindolol, karteolol dan labetalol. "otensi ' propranolol lebih kurang sama dengan lidokain@ oksprenolol, 1I nya@ sedangkan atenolol, timolol, nadolol dan sotalol tidak mempunyai akti0itas ini (abel 1.). Fabetalol, selain merupakan beta-bloker nonselekti!, juga adalah al!a-1 bloker yang 9ukup selekti!. 5e-empat isomer labetalol mempunyai a!initas yang berbeda-beda terhadap adrenoseptor al!a dan beta. +asio penghambatan adrenoseptor al!a : beta oleh labetalol dsiperkirakan sekitar 1:K setelah pemberian 6A, dan 1:3 setelah pemberian oral. Fabetalol juga mempunyai 6', tetapi terbatas pada adrenoseptor -. Blokade reseptor beta-# memberikan e!ek : (1) "ada jantung menimbulkan penurunan e!ek inotropik dan kronotropik, penurunan otomatisitas dan ke9epatan konduksi@ dan penurunan 9urah jantung. "enurunan oksigen miokardial dapat memperbaiki angina. () #!ek metabolik : memblok respons hiperglisemik terhadap #pi. Blokade reseptor beta-$ memberikan e!ek : (1) pada saluran na!as berupa: bronkokonstriksi, dapat memperberat atau pen9etus timbulnya bronkospasme. () Aaskuler, berupa : pen9egahan dilatasi 0ena dan arteriol-arteriol organ-organ dalam abdomen, ginjal, paru-paru dan otot skelet yang diperantarai oleh reseptor -. Efek-efek blokade -beta pada ""% adalah: depresi, mimpi-mimpi, insomnia. Bagaimana mekanismenya ini belum diketahui dengan jelas. 6$*65'6 5F6$65 6ndikasi klinik propranolol dan lain-lain beta bloker adalah untuk :
(1) "enyakit jantung iskemik: angina pektoris (kurangnya miokard mendapat O) dapat men9egah perluasan daerah yang in!ark, bila diberikan segera setelah terjadinya suatu kelemahan katup mitral (6) akut@ menurunkan mortalitas jangka panjang pada setelah 6. () &ipertensi. "ropranolol dapat bekerja dengan mengurangi pembebasan renin atau $#, atau dengan menurunkan 9urah jantung. "enggunaan beta-bloker untuk hipertensi ini dibi9arakan khusus dalam seksi 34. (3) 'ritmia supra0entrikuler atau aritmia 0entrikuler. Beta bloker digunkan untuk mengurangi e!ek katekolamin pada reseptor beta di jantung. "engobatan hipertensi selanjutnya dapat dilihat dalam seksi 34. () () 5ardiomiopati obstrukti! hipertonik. "enyakit ini terjadi akibat akti0itas simpatik meningkat pada kegiatan !isik, dimana kontrkasi miokard meningkatkan obstruksi aliran darah keluar 0entrikel yang dapat menimbulkan serangan angina. Beta bloker dapat diman!aatkan untuk mengurangi kontraksi miokard pada kegiatan !isik pada penyakit jantung di atas. (C) "ro!ilak pada migren. "ropranolol dan beta-bloker tanpa 6' lain dapat digunakan untuk men9egah serangan migren, tetapi tidak berman!aat untuk mengatasi serangan migren. ekanisme kerja pen9egahan migren ini belum diketahui dengan jelas. () &ipertiroidi (irotoksikosis). Beta-bloker dapat digunakan untuk mengatasi gejala adrenergik (seperti peningkatan !rek7ensi denyut jantung, 9urah jantung yang besar dan tremor) pada hipertiroidi. ntuk ini lebih baik digunakan sotalol dan nadolol yang tidak banyak dimetabolisme dan 7aktu paruhnya lebih panjang. (K) remor esensial, yang belum diketahui penyebabnya. (8) "en9egahan perdarahan dalam perut pada pasien sirosis. (L) 'nsietas. emua jenis beta-bloker dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala somatik seperti palpitasi dan tremor pada 7aktu stres. ntuk ini e!ekti0itasnya sama dengan benodiaepin. *alam hal ini beta bloker harus digunakan dengan dosis e!ekti! seke9il mungkin. ntuk stres dengan gejala psikis yang lebih dominan, maka benodiaepin lebih e!ekti!. Beta bloker tidak e!ekti! untuk ansietas kronik dan ansietas dengan gejala somatik yang tidak jelas. (14) %laukoma. ntuk ini dapat digunakan timolol yang juga tersedia dalam bentuk tetes mata.
#2#5 '"6$% #!ek samping beta bloker dapat berupa : (1) kegagalan jantung kongesti!@ () bradikardi, blok jantung@ (3) gejala putus obat: "enghentian obat se9ara mendadak dapat menimbulkan hipertensi, serangan angina atau insi!isiensi mitral@ () bronkospasme pada penderita asma dan ""O (penyakit paru obstrukti! menahun)@ (C) pada penderita diabetes melitus beta-bloker akan memblok tanda-tanda hipoglikemia (berkeringat, takikardi) dan respon-respon yang diperantarai oleh katekolamin@ () ": depresi, mimpi-mimpi buruk, dan insomnia@ (K) impotensi@ (8) bertambahnya gejala klaudikasio pada tungkai. #!ek samping yang sering terjadi adalah : (1) kambuhnya kelemahan jantung, () bronkospasme. #!ek samping lain jarang terjadi. "enggunaan jangka lama dari praktolol dapat menimbulkan ruam kulit, keruskan kornea dan !ibrosis intra-abdominal. 5O$+'6$*65'6 Beta-bloker dikontraindikasikan pada penderita dengan: (1) Nkegagalan jantung bendunganN, () hipotensi, (3) asma, dan () Blok 'A.
1..1. "+O"+'$OFOF "ropraolol merupakan beta-bloker nonselekti!, ikatan dengan protein tinggi, L4-LCD dimetabolisme di hepar (e!ek lintas pertama yang nyata) pada pemakaian per oral@ metabolit-metabolit yang tidak akti! diekskresi ke dalam urin. 1... $'*OFOF
#!ek !armakologi, indikasi klinik, dan e!ek samping $adolol ini sama dengan propranolol, ke9uali : metabolismenya tidak nyata, tetapi diekskresi dalam bentuk tidak berubah, dan mempunyai 7aktu paruh yang lebih panjang. 1..3. 6OFOF erupakan beta-bloker nonselekti!, mempunyai potensi C ? lebih kuat dari propranolol. 6ndikasi klinik ialah untuk pengobatan : (1) "enyakit jantung iskemik, () *alam bentuk obat tetes mata untuk pengobatan glaukoma. oksisitas sama dengan propranolol@ obat tetes mata diabsorpsi dan dapat menyebabkan kera9unan sistemik. 1... "6$*OFOF erupakan beta-bloker nonselekti!, mempunyai e!ek agonis adrenergik lemah dengan bebebrapa akti0itas simpatomimetik, dan e!ek inotropik dan kronotropik negati!nya lebih lemah dari propranolol. "enggunaan klinis terutama ialah untuk (1) hipertensi, () pengobatan angina, dan (3) takiaritmia supra0entrikuler. oksisitas sama seperti propranolol.
1..C. #O"+OFOF erupakan beta-bloker kardioselekti! ( 1) relati!@ pada pemberian dosis tinggi dapat terjadi e!ek blokade . 6ndikasi utama ialah: (1)hipertensi, ()penyakit jantung iskemik dengan penyakit bronkospastik. oksisitas sama dengan propranolol, tetapi e!ek bronkokonstriksinya lebih lemah.
1... '#$OFOF ama dengan propranolol, tetapi 7aktu paruhnya lebih panjang ( - jam) dan kurang berpenetrasi ke " ( toksisitas pada " lebih ringan, dibanding dengan propranolol).
. "#$%&'B' '+'2 '*+$#+%65 Obat penghambat sara! adrnergik bekerja menghambat akti0itas sara! adrenergik dengan menggangu sintesis, penyimpanan dan pembebasan $# dan #pi di terminal sara! adrenenergik. ermasuk golongan obat ini ialah: (1) guanetidin dan deri0atnya (betanidin, debrisokuin, guanadrel@ bretilium) dan () reserpin. "rototip golongan ini ialah guanetidin. .1. %'$#6*6$ *'$ B+#6F6 %uanetidin bekerja dengan e!ek anestesi lokalnya yang menstabilkan membran ujung sara! presinaptik (tanpa menggangu konduksi akson) sehingga ujung sara! ini tidak memberikan respon terhadap perangsangan sara! adrenergik. &ambatan ini dapat total dan berlangsung dengan 9epat sekali. "emberian kronis akan mendeplesi $# dengan lambat dan bertahan berhari-hari setelah obat dihentikan. "enghambatan terhadap reseptor al!a dan beta sama kuat yang menyebabkan penurunan tekanan darah dengan 9epat dan berkurangnya kerja jantung. Obat ini tidak digunakan lagi sebagai antihipertensi karena e!ek samping kumulati! dan dapat terjadi hipotensi ortostatik yang berat, dan sudah digantikan oleh banyak obat antihipertensi lain. Betanidin, debrisokuin merupakan obat antihipertensi dengan 9ara kerja sama seperti guanitidin, tetapi masa kerjanya lebih pendek. Bretilium 9ara kerjanya hampir sama dengan guanitidin. Obat ini hanya dapat digunakan se9ara parenteral untuk pengobatan takiaritmia 0entrkuler atau untuk mengatasi !ibrilasi 0entrikuler yang berat yang tidak responsi! dengan obat lain.
.. +##+"6$ +eserpin antihipertensi.
adalah alkaloid yang diperoleh dari Ra&'olfia serpentina. "enggunaan utama ialah sebagai
2'+5O*6$'65 ara kerja reserpin ialah : (1) menghambat se9ara re0ersibel mekanisme transpor akti! $# dan amin lain pada membran 0esikel adrenergik@ () menghambat ambilan $# dari sitoplasma@ (3) menghambat sintesis $# melalui penghambatan ambilan dopamin dari 0esikel. *opamin dan $# yang tidak diambil ini dirusak oleh 'O. 5arena kerja reserpin yang ire0ersibel, untuk pengembalian kadar katekolamin memerlukan 7aktu yang lama. 5arena itu pemberian berulang akan menyebabkan e!ek kumulati!, 7alaupun pemberiannya hanya 1 ? seminggu. elain itu reserpin juga mengosongkan katekolamin dan C-& dimedula adrenal, otak dan organ-organ lain. E"ek anti#i$ertensi : #!ek penghambatan akti0itas adrenergik menyebabkan penurunan tekanan darah yang berlangsung lambat disertai takikardi serta penrunan resistensi peri!ir (terutama pada 7aktu berbaring). E"ek sentral : menimbulkan sedasi dan sikap tidak a9uh terhadap sekitarnya. #!ek sentral ini diduga karena deplesi katekolamin dan C-& di ". "enggunaan dosis tinggi dalam jangka lama dapat menimbukan gejala ekstrapiramidal. #2#5 '"6$% *'$ 6$O565'6 #!ek samping yang utama ialah terhadap " dan saluran 9erna. #!ek samping dapat berupa : (1) sedasi, () depresi mental yang berat dan mimpi-mimpi buruk sudah dapat terjadi pada dosis 4,C mg@ (3) gangguan ekstrapiramidal (jarang terjadi pada dosis untuk antihipertensi)@ () peningkatan tonus dan motilitas saluran 9erna, yang disertai spasme dan diare, dan sekresi asam lambung meningkat@ (C) peningkatan berat badan@ () kemerahan dan kongesti nasal (dapat menimbulkan gangguan na!as yang berat pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang mendapat reserpin). 5O$+'6$*65'6 +eserpin tidak boleh diberikan pada: (1) penderita dengan ri7ayat depresi mental, dan harus dihentikan bila pada pemakaiannya timbul gejala depresi, () adanya ri7ayat ulkus peptikum, dan pemberian harus dihentikan bila pada pemberiannya menimbulkan gejala ulkus peptikum.
3. '*+#$OF665 #$+'F ermasuk dalam golongan ini ialah : klonidin dan metildopa yang bekerja menghambat perangsangan neuron adrenergik sentral di " yang mengatur akti0itas simpatis peri!ir. "enggunan utama obat ini ialah sebagai antihipertensi (lihat seksi 34).
-.-