2012
A atomi Tumbuhan Buku Bacaan Buku ini Buku ini beris berisika ikan n tenta tentang ng sega segala la feno fenomen mena a yang ada pada tumbuhan. Dari sito tolog logi, i, hi hist stol olog ogi, i, or orga gan n veg veget etat atif, if, or organ gan ge gene nerr tif, serta buah dan biji. Semua ya yang ng di ditu tuli liss dal dalam am bu buku ku in inii seg segal ala a fenom fenomen ena a y ng telah ditemukan oleh Dr. En ang Kartini Kartini A. M., M. S. Apt.
E-learning UM S1 Biologi
M. unzaini Abdillah Univ Un iver ersi sitt of Malang Press 5/20/2012
BACAAN I PENGGUNAAN MIKROSKOP
BACAAN I PENGGUNAAN MIKROSKOP
A. Pertanyaan berikut m mandu saudara untuk memahami kegunaan mikros mikroskop kop 1. Dap Dapatka tkah sa saudar udaraa me meli at sel yang yang menyusu menyusun n jaring jaringan an daun daun deng deng n menggunakan mata telanjang? ........................................ ......................................................................... .................................... 2. Dapatkah Dapatkah saudara saudara meliha melihat sel yang yang menyusun menyusun jaringan jaringan daun dengan dengan alat bantu lup? ........................................ ......................................................................... .................................... 3. Apakah dengan menggu akan akan mikr mikros osko kop p saud saudar araa dapa dapatt meli meliha hatt sel sel y ng menyusun jaringan daun? ........................................ ......................................................................... .................................... 4. Pernahkan saudara menggunakan mikrosko mikroskop? p? ........................................ ......................................................................... .................................... 5. Apabila saudara pernah enggunakan mikroskop, maka ceritakanlah: ceritaka nlah: a. obyek yang pernah sa dara amati! ........................................ ......................................................................... .................................... b. jenis mikroskop mikroskop apa y ng saudara gunakan! ........................................ ......................................................................... .................................... c. cara membuat bahan a atan atau sediaan pada mikroskop ........................................ ......................................................................... .................................... 6. Pada obyek yang pernah saudara amati di mikroskop, mikroskop, pernahkah saud ra: a. menambahkan reagen tertentu untuk memperjelas memperjel as obyek! ........................................ ......................................................................... .................................... b. mengukur mengukur panjang da lebar obyek ........................................ ......................................................................... .................................... B. Materi berikut memandu saudara untuk mengenal lebih l njut macam-macam mikroskop dan bagian-bagian mikroskop 1. Mikroskop Cahaya Mo nokuler a. Ba Bagian-bagian mi mikros op cahaya monokuler
b. Cara mengoperasikan ikroskop cahaya monokuler Perhatikan urutan penggunaan mikroskop pada gambar 2 berikut!
Langkah-langkah mempersiapkan mikroskop. 1. Mikroskop diletak an di atas meja 2. Bagian-bagian mikroskop kecuali lensa dan cermin dibersihkan engan lap 3. Lensa dan cermin di bersihkan dengan dengan kertas lensa, kemudian sekrup halus diputar sampai pe uh ke bawah. Lensa obyektif dipasang dengan perbesaran yang paling lemah, misal 10 kali
4. Diafragma diputar hingga lubang yang mempunyai ukuran ter esar berada satu garis dengan lubang yan terdapat pada meja benda 5. Mata praktikan di empelkan pada lensa okuler untuk melihat cahaya yang masuk. Cermin diputar ke arah sumber cahaya sehingga ketika dili at pada lensa okuler didapat suatu bida g pandang yang putih, keadaan ini menand kan mikroskop dalam posisi ini siap digu akan
Langkah-langkah meng perasikan mikroskop 1. Preparat diletakkan pada meja benda, kemudian mata ditempelkan ke lensa okuler. 2. Sekrup halus diput ar ke atas atau ke bawah secara perlahan-l han sampai diperoleh bayangan yang jela .
Langkah-langkah meng mbalikan mikroskop 1. Preparat diambil dari meja benda 2. Lensa okuler dibersihkan dengan kertas lensa 3. Meja benda dibersihkan dengan menggunakan lap bersih 4. Diafragma ditutup dengan mengarahkan tuas pada posisi MIN 5. Mikroskop dikemba likan pada tempat penyimpanan 2. Mikrokop Cahaya Bin kuler a. Bagian-bagian mikros op cahaya binokuler
Keterangan 1. lensa okuler 9. diafragma 2. sekrup pemuta arah lensa okuler 10. sekrup halus 3. revolver 11. sekrup kasar 4. lensa obyektif 12. kondensor 5. penjepit preparat 13. lampu (sumber 6. meja benda 14. tombol ON dan 7. skala nonius 15. tempat sambun 8. sekrup pengge ak meja benda 16. pengatur besar b. Langkah-langkah engoperasikan Mikroskop Cahaya Binok
ahaya) OFF an ke sumber listrik ecil nyala lampu ler
1. Kabe Kabell dita ditanc ncap apka kan n ada mikroskop dan sumber listrik. 2. Tombol "ON" dinyalakan alakan sehing sehingga ga lampu lampu akan akan menya menyala. la. Tera Tera g cahaya cahaya lampu lampu dapat dapat diperbesar dengan enggeser pengatur besar kecil cahaya lampu mikroskop. 3. Tuas diafragma digeser dari posisi MIN ke posisi MAX atau mendekati MAX agar diperoleh pencahay an yang terang pada obyek yang sedang dia ati. 4. Preparat di pasang pada meja benda. 5. Objek pada mikros op pertama pertama kali dicari dicari pada perbesaran perbesaran lemah (4 x 10) dengan cara memu memuta tarr sek sekru rup p kas kasar mikroskop. 6. Obyek dapat dipe besar atau diperjelas dengan menambah ukuran lensa okuler. Penam Penambah bahan an ukura ukura lensa okler dilakukan dengan menggeser re olver. 7. Perubahan lensa ok ler menyebabkan obyek yang telah tampak ada perbesaran lemah akan akan menj menjad adii kab kabu u . Oby Obyek ek yang yang menjad menjadii kab kabur ur dapat dapat diperj diperjee las dengan menggeser sekrup sekrup halus halus.. Sek Sekru ru p kasar mikroskop sebaiknya tidak digunakan ketika memperjelas obyek. Penggunaan sekrup kasar pada perbesaran kuat dapat enyebabkan pecahnya kaca benda atau pre parat yang sedang diamati.
8. Kedua mata mata praktikan praktikan sebaiknya sebaiknya tetap terbuka terbuka ketika ketika melakukan melakukan pengama pengamatan tan obyek. obyek. Kebiasaan menutup menutup salah satu mata saat pengamatan pengamatan menyebabkan mata cepat lelah. 9. Ketika Ketika pengamatan pengamatan berakhi berakhirr maka kembalikan kembalikanlah lah posisi posisi lensa okuler okuler pada perbesara perbesaran n terkecil (4 x 10) kemudian turunkan meja benda dengan cara menggeser makrometer mikroskop. 10. Preparat dari meja benda dilepaskan. 11. Tuas diafragma menuju posisi posisi MIN, kemudian lampu mikroskop mikroskop diredupkan. diredupkan. 12. a. Tombol Tombol OFF OFF ditekan. b. Kondensor Kondensor diturunkan. diturunkan. c. Lensa okuler dilap dengan kertas lensa. d. Meja benda dilap dengan lap bersih. 13. Kabel dilepaskan dilepaskan dari sumber listrik . 14. Kabel dilipat dan dikembalikan dikembalikan pada posisi posisi semula. 15. Mikroskop dikembalikan dikembalikan ke tempat tempat penyimpanan. penyimpanan.
BACAAN II PREPARAT
2.1 Preparat Obyek yang diletakkan pada meja benda yang akan diamati deng n menggunakan lensa obyektif dan lensa okuler pada mikroskop dinamakan preparat. Pe buatan preparat dapat dilakukan dengan mengi is secara vertikal (tegak) dan horisontal (mendatar). Melalui pengirisan dengan arah vertikal dan horisontal akan diperoleh obyek dengan penampang melintang dan membujur. Penampang melintang adalah sayatan yang tegak lurus dengan sumbu panjang (dapat dilihat pada gambar 6a, sedangkan penampang membujur adalah sayatan yang sejajar sumbu panjang. Sayatan membujur dapat dibuat dengan arah radial (menuju p sat) yang dapat dilihat pada gambar 6b atau sejajar dengan bidang yang melalui pusat dan arah tangensial (gambar 6c).
Gambar 7. Penampang o bkek: a)penampang melintang, b)penampang membujur radial, c) penampang membujur tangensial 2.2 Pembuatan Preparat Alat-alat yang diperlu an dalam pembuatan preparat segar, yai u:
Keterangan: 1. silet 2. kaca benda 3. kaca penutup 4. empulur ketela pohon 5. jarum pentul atau jarum reparat
6. tempat air 7. pipet tetes 8. kertas tisu 9. kuas
2.3 Contoh Langkah-langkah dalam Pembuatan Preparat a. Preparat Irisan Melintan Daun Mahkota Bunga
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
9.
Kaca benda dibersi kan dari kotoran yang menempel. Air diteteskan pada kaca benda. Daun mahkota bung a dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil. Empulur ketela po on yang berfungsi untuk mempermudah engirisan bahan yang berupa lembaran di elah kurang lebih 0,5-1 cm. Potongan daun m hkota dimasukkan dalam celah pada em pulur. Sisa-sisa daun mahkota yang tidak terjepit dipotong. Potongan daun mah kota yang telah terjepit bersama dengan empulur diiris dengan silet setipis mungkin. A ah silet ketika mengiris mengarah ke praktikan. Hasil irisan yang tipis ditandai denga lembaran yang sangat kecil dan transparan. Hasil irisan diambil dengan menggunakan jarum pentul atau kuas yang telah dibasahi dengan air, kemudi n diletakkan pada tetesan air pada kaca bend . Kaca penutup diletakkan dengan pelan-pelan pada hasil irisan yang telah diletakkan dalam tetesan air. J rum preparat digunakan untuk membantu p letakan kaca penutup. Sisa tetes air yang eluar dari kaca penutup sebaiknya diserap d ngan kertas hisap atau tisu. Kaca benda bagian bawah dilap agar sisa-sisa air pada permuk an bawah kaca benda tidak membasahi m ja benda mikroskop.
b. Preparat Irisan Melintan Tangkai daun
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Gambar 9. Lang ah-langkah pembuatan preparat sayatan paradermal daun Kaca benda dibersihkan dari kotoran yang menempel. Air diteteskan pada kaca benda. Tangkai daun dipoto ng melintang terlebih dahulu agar diperoleh permukaan yang rata. Permukaan yang serong menyebabkan hasil hasil irisan (preparat) ang tidak baik. Tangkai daun diiris secara melintang setipis mungkin. Arah irisan mengarah ke praktikan. Hasil irisa yang baik berupa lembaran tipis yang transp aran. Hasil irisan diletakkan pada tetesan air dalam kaca benda, kemudi n ditutup dengan kaca penutup. Kaca benda bagian awah dilap agar sisa-sisa air pada permukaan bawah kaca benda tidak membasahi meja benda mikroskop.
c. Preparat Irisan Membujur Batang
Gambar 10. Langka =langkah dalam pembuatan preparat irisan embujur batang 1. Kaca benda dibersi kan dari kotoran yang menempel. 2. Air diteteskan pada kaca benda. 3. Batang dipotong embujur terlebih dahulu agar diperoleh ermukaan yang rata. Permukaan yang ti ak rata menyebabkan hasil hasil irisan (pre arat) yang tidak baik. Pemotongan disesu ikan dengan bagian yang akan kita amati.
4. Batang diiris secar membujur setipis mungkin. Arah irisan engarah ke praktikan. Hasil irisan yang baik berupa lembaran tipis yang transparan. 5. Hasil irisan diletak an pada tetesan air dalam kaca benda, ke udian ditutup dengan kaca penutup. 6. Kaca benda bagian bawah dilap agar sisa-sisa air pada permuk an bawah kaca benda tidak membasahi m ja benda mikroskop. d. Preparat Sayatan Paradermal Daun
Gambar 11. Langka -langkah dalm pembuatan preparat sayatan paradermal daun 1. 2. 3. 4.
Kaca benda dibersi kan dari kotoran yang menempel. Air diteteskan pada kaca benda. Salah satu sisi helaian daun ditempelkan pada batang pensil. Sisa helaian daun y ng tidak menempel pada batang pensil dijepit dengan tangan sehingga permukaa daun yang menempel pada batang pensil da at melekat erat. 5. Permukaan daun ya g menempel erat pada batang pensil di sayat setipis mungkin dengan silet. Hasil sayatan yang belum terputus dapat diperlebar dengan bantuan pinset atau terus disayat dengan silet. 6. Hasil sayatan dileta kan pada tetesan air dalam kaca benda, kem dian ditutup dengan kaca penutup. 7. Kaca benda bagian awah dilap agar sisa-sisa air pada permukaa bawah kaca benda tidak membasahi m ja benda mikroskop. 2.4 Ketentuan Mengga bar Hasil Pengamatan dalam Buku Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 1. Isilah biodata saudara secara lengkap. 2. Lengkapilah buku s audara dengan foto. 3. Gunakan pensil dengan ujung yang lancip. 4. Gunakan karet peng apus yang baik 5. Tulislah tujuan prak ikum pada setiap topik, sebelum kegiatan pr ktikum dimulai. 6. Aturlah lembar kert s dalam buku laporan saudaraa dengan format seperti pada gambar 12. 7. Gambar tidak perlu di beri warna
2.5 Penggunaan Reagensia Reagensia di dala pengamatan mikroskopik diperlukan unt k memperjelas obyek pengamatan. Obyek pen amatan diperjelas dengan cara menghilangkan zat-zat yang menganggu pengamatan. Contoh zat yang dapat menganggu penga atan adalah pigmen klorofil. Pigmen klorofil dalam pengamatan, dapat menganggu praktika ketika melihat bentuk sel. Pigmen klorofil dapat dihilangkan dengan reagen kloral hidrat. Reagensia, dalam pengamatan juga diperlukan untuk mendeteksi komponen-kompone dalam sel. Tabel 1 berikut menjelaskan tentan beberapa kegunaan reagensia. Tabel 1. Kegunaan Reagensia
No. Reagensia
Keterangan
1.
IKI
- Pendeteksian butir amilum, reaksi positif ditandai dengan warna ungu sampai biru kehitaman - Pewarnaah untuk inti sel, flagela, dan si ia
2.
Kloral hidrat
- Penjernihan preparat - Melarutkan kristal kalsium oksalat secara lambat (3-4 minggu)
3.
Asam asetat glasi l Pendeteksi kristal kalsium oksalat, ya g ditandai dengan (CH3COOH) tidak tidak larutnya kristal kalsium oksalat, biasa digunakan bersama dengan HCl pekat (25%-31%)
4.
HCl pekat (25 - Pendeteksi kristal kalsium oksalat dan kalsium karbonat, 31%) yang ditandai dengan larutnya kristal dalam sel ketika dalam preparat ditambahkan reagen
5.
Floroglusin
Penambahan Floroglusin dengan HCl p ekat dalam volume yang sama dapat mendeteksi adanya lignin. Pemanasan akan mempercepat reaksi
6.
Milllon
Pendeteksi butir aleuron. Setelah preparat ditetesi dengan
reagen Millon, perlu dipanaskan di api langsung dan harus dijaga agar tidak sampai kering. Reaksi positip ditandai dengan timbulnya warna merah pada bahan 7.
Sudan III atau IV
Pendetaksi: minyak, minyak atsiri, suberin atau kutin. Reaksi positip ditandai dengan warna merah
8.
Asam pikrat
Pendeteksi adanya butir aleuron
9.
Mayer
Pendeteksi adanya alkaloid, reaksi positip ditandai dengan timbulnya endapan putih pada larutan
10.
Biru metilen
Mendeteksi sel yang hidup
11.
FeCl3
Pendeteksi adanya tanin, reaksi positip ditandai dengan timbulnya warna hitam pada bahan
12.
Tinta Bak
Pendeteksi adanya lendir
13.
Alkohol 70%
Melarutkan minyak dan pigmen klorofil
14.
Gliserin 5-10%
Pengawet preparat
15.
KOH atau NaOH Penjernih preparat 3%
16.
Anilin sulfat
Pendeteksi adanya lignin, reaksi positip ditandai dengan timbulnya warna kuning
Langkah-langkah dalam menggunakan reagensia a. Preparat segar yang sedang diamati di bawah mikroskop sebaiknya dilepaskan terlebih dahulu dari meja benda. Pemberian langsung reagen pada preparat segar yang masih terpasang pada meja benda dapat mengakibatkan lensa obyektif terkena reagen sehingga menjadi kotor. Kotoran yang menempel pada lensa obyektif sangat sulit dibersihkan. b. Reagen diteteskan pada salah satu sisi kaca penutup, kemudian bagian sisi yang berlawanan dengan tetesan reagen diletakkan kertas hisap sehingga reagen dapat masuk dalam kaca penutup dan menyentuh irisan. c. Sisa reagen yang menempel pada sisi atas kaca benda dilap hingga bersih d. Sebelum preparat segar dipasang kembali pada meja benda, bagian bawah kaca benda perlu dilap hingga bersih. e. Setelah bersih, preparat segar dapat dipasang kembali dan selanjutnya praktikan dapat mengamati hasil reaksi yang terjadi. 2.6 Penggunaan Mikrometer Pengukuran panjang dan lebar sel memerlukan mikrometer okuler. Sebelum mikrometer okuler digunakan untuk mengukur, diperlukan mikrometer obyektif. Mikrometer obyektif sudah memiliki harga baku. Mikrometer obyektif diperlukan untuk menghitung besar satu skala pada mikrometer okuler. Kegiatan untuk mengetahui berapa besar nilai satu skala mikrometer okuler pada suatu perbesaran mikroskop tertentu disebut peneraan. Besar satu skala mikrometer okuler di tiap-tiap perbesaran tidak sama sehingga peneraan perlu dilakukan pada setiap perbesaran. Besar satu skala mikrometer okuler pada tiap-tiap mikroskop juga tidak sama sehingga peneraan juga perlu dilakukan pada masing-masing mikroskop. Langkahlangkah dalam peneraan: 1. mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler, 2. mikrometer obyektif dipasang pada meja benda mikroskop,
3. posisi skala mikrometer okuler dengan skala mikrometer obyektif diatur hingga masingmasing skala berada dalam satu garis, 4. ujung garis skala mikrometer okuler dibandingkan dengan garis skala mikrometer obyektif hingga diperoleh satu garis skala mikrometer okuler yang berada dalam satu garis skala mikrometer obyektif; misalnya garis skala ke-20 mikrometer okuler berada dalam satu garis skala ke-14 pada mikrometer obyektif, 5. besar skala 1 mikrometer okuler (dalam satuan mikron) dihitung dengan rumus: garis skala mikrometer obyektif yang berada satu garis dengan skala mikrometer okuler X ukuran satu skala mikrometer obyektif garis skala mirkometer okuler yang berada satu garis dengan skala mikrometer obyektif sehingga, apabila diperoleh garis skala ke-20 mikrometer okuler berada dalam satu garis skala ke-14 pada mikrometer obyektif maka besar satu mikrometer okuler dapat dihitung : 14 x 0.01 mm = 0,007 mm x1000 = 7 mikron 20 setelah diketahui besar 1 skala mikometer okuler (misalnya 1 skala = 7 mikron), dapat dihitung ukuran (misalnya panjang dan lebar) suatu sel, 6. pengukuran dilakukan dengan tetap memasang mikrometer okuler ketika sedang mengamati suatu sel, panjang sel sama dengan jumlah skala mikrometer okuler yang memenuhi panjang sel dikalikan hasil peneraan satu skala mikrometer okuler .
2.7 Pengukuran Luas Bidang Pandang Mikroskop Luas bidang pandang mikroskop dihitung pada perbesaran lensa obyektif tertentu. Langkah- langkah dalam menghitung luas bidang mikroskop dijelaskan sebagai berikut: 1. Preparat dipasang pada meja benda. 2. Obyek yang digunakan sebagai penanda dicari pada preparat, hingga terlihat jelas pada perbesaran (misalnya 10x40). 3. Obyek penanda diletakkan pada salah satu sisi bidang pandang mikroskop, misalnya obyek diletakkan di batas kiri bidang pandang. 4. Mencatat posisi obyek penanda dengan melihat skala nonius (misalnya skala nonius menunjukkan angka 40/20). 5. Obyek penanda yang terletak di batas kiri bidang pandang dipindah ke batas kanan dengan menggeser meja benda mikroskop. Mencatat perubahan skala nonius (skala nonius menunjukkan angka 41/20). 6. Selisih skala nonius adalah diameter bidang pandang mikroskop. Menghitung luas bidang pandang mikroskop: 1 skala nonius = 1 mm diameter bidang pandang mikroskop = 41/20 – 40/20 = 1 mm jari-jari bidang pandang mikroskop = 1 mm/2 = 0,5 mm luas bidang pandang mikroskop = x r 2 = 22/7 x 0,52= 0,785 mm2.
III. TUGAS 1. Buatlah: preparat irisan melintang umbi kentang dan preparat irisan melintang rimpang kunyit 2. Reaksikan dengan reagen IKI dan Sudan III 3. Tentukan benda-benda ergastik yang tampak pada masing-masing preparat dengan cara mereaksikan preparat dengan reagen 4. Lakukanlah peneraan dan hitung ukuran masing-masing benda ergastik pada perbesaran 10 x 40 5. Setelah melakukan tugas 1-4, saudara dapat menjawab pertanyaan berikut. a) Benda ergastik apa saja yang terdapat pada masing-masing preparat, jelaskanlah alasanmu!........................................................................................................................ ......................................................................................................................... b) Deskripsikan bentuk dan besar ukuran butir amilum pada masing-masing preparat! ........................................................................................................................................ .........................................................................................................................
BACAAN III SITOLOGI
Anatomi tumbuhan mempe lajari tentang struktur dalam tubuh tumbuha tinggi. Tumbuhan tinggi memiliki bagian pokok yang dinamakan organ vegetatif dan organ generatif . Organ vegetatif berfungsi untuk elaksanakan metabolisme yang menyebabkan tumbuhan dapat hidup, sedang organ generatif berfungsi untuk menghasilkan tumbuhan baru yang memiliki sifat dari kedua induknya. Organ vegetatif meli puti akar, batang, dan daun. Organ gener tif terdiri dari bunga, buah, dan biji. Masing- asing organ tersusun dari jaringan, dan jaringan tersusun dari kumpulan sel. Sel merupa an bagian terkecil yang memiliki bentuk da fungsi tertentu, serta mampu menjalankan kehidupannya sendiri. Pemahaman konsep yang lebih mudah dapat dilakukan dengan mempelajari masingmasing bagian dari tubuh t mbuhan. Pemahaman konsep dari tubuh tu buhan diawali dengan bagian yang terkecil, yaitu sel. 3.1 Sel Sel merupakan bagi n yang terkecil sehingga tidak tampak jik dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop san at diperlukan untuk melihat struktur dan bentuk sel. Sel pada dasarnya terdiri dari wada dan isinya. Bentuk sel sangat ditentukan oleh dinding selnya. Isi sel dapat berbentuk cair maupun padat. Dinding sel tersusun dari senyawa kimia yang termasuk karbohidrat, protein dan lemak. Isi sel juga tersusun dari karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.
Gambar 1. Sel tumbuhan dan bagian-bagian yang terlihat: ds : dinding sel s : sitoplasma i : inti sel v : vakuola
l
: leukoplas
3.2 Dinding Sel Dinding sel merupakan bagian paling luar dari sel yang berfungsi untuk:
memberi batas antara sel dengan lingkungannya
memberi bentuk pada sel
melindungi isi sel dari agensia perusak yang berada di sekitarn ya
menyeleksi bahan makanan yang diperlukan dalam metabolisme
memperkuat sel Dinding sel hanya terdapat pada tumbuhan, tidak ditemukan pada hewan. Zat- zat kimia yang menyusun dinding sel di antaranya: Karbohidrat yang berupa: selulosa, hemi selulosa, pektin.
Protein
Lemak, di antaranya suberin dan lilin
Zat kayu (lignin)
Zat kersik Cara identifikasi komponen dinding sel dapat dilakukan dengan pemberian rea gensia terhadap preparat penampang melintang dan membujur suatu organ tumbuhan. Reagensia yang digunakan di antaranya:
I ZnCl2 untuk mendeteksi selulosa. Selulosa akan dihidrolisa oleh ZnCl2 menjadi amilum yang akan bereaksi dengan Iodium membentuk Iod amilum yang berwarna biru. Sudan III/ IV dalam alkohol akan memberikan warna merah pada dinding sel yang mengandung suberin atau lilin, karena suberin dan lilin larut dalam alkohol seperti Sudan III/ IV Phloroglucine dalam akohol + HCl 25% akan memberi warna merah pada dinding sel yang mengandung lignin.
Dinding sel terdiri dari: dinding primer pada sel tumbuhan yang baru saja terbentuk dari hasil pembelahan sel. Dinding sekunder dibentuk oleh sitoplasma dan terletak di sebelah dalam dari ruang sel. Dinding tersier mungkin dibentuk pada sel- sel yang sudah tua atau sel yang memiliki fungsi khusus. Ketebalan dinding sel ditentukan oleh lapisan-lapisan penyusunnya. Proses penebalan dinding sel melalui dua cara, yaitu: (1) aposisi, apabila penebalan dinding dilakukan dengan melapisi dinding lama dengan substansi yang baru dan (2) intususepsi jika substansi penebalan disisipkan pada dinding yang lama. Penebalan dinding sel sangat beragam, karena fungsi dinding sel banyak sehingga bentuk penebalan disesuaikan dengan fungsi selnya. Keragaman bentuk penebalan dinding sel ini dapat digunakan sebagai penanda dari bagian tumbuhan dan dari jenis tumbuhannya. Contoh sel yang memiliki bentuk penebalan variatif di antaranya sel buluh angkut. Penebalan dapat berbentuk: cincin, spiral, tangga, jala, noktah, Y. Penebalan dinding sel diperlukan untuk memperkuat sel dan tubuh tumbuhan, akan tetapi beberapa zat penyusun penebalan kedap terhadap air sehingga akan mencegah pertukaran zat antara sel dan lingkungannya. Oleh karena itu ada dinding yang tidak seluruhnya menebal. Bagian dari dinding sel yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.
Dua macam noktah anyak ditemukakan pada dinding sel tumb han, yaitu: (1) noktah sederhana dan (2) noktah halaman. Dinding sel yang memiliki penebalan tebal noktahnya akan membentuk suatu aluran yang disebut dengan saluran n ktah. Dua sel yang berbatasan dapat memiliki penebalan dinding pada kedua dinding yan berbatasan, sehingga (saluran) noktah sel yang satu bersambung dengan (saluran) noktah sel yang bersebelahan, noktah yang demikian di amakan noktah berpasangan. Noktah da at juga hanya terjadi pada salah satu dinding dari dua sel yang berbatasan, noktah yang de ikian disebut noktah tunggal. Noktah ada juga yang berbatasan dengan ruang antar sel, oktah yang demikian disebut noktah buta. Noktah yang yang salurannya dari ruang antar sel menuju ke lamella tengah tetap lebarnya disebut noktah sederhana, sedang noktah yang salurannya dari ruang sel menuju ke lamella tengah melebar sehingga berbentuk seperti coro g dinamakan noktah halaman atau noktah lad m.
Noktah halaman iasanya ditemukan pada sel-sel trakea inus yang termasuk Gymnospermae. Noktah b rfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya at- zat dari sel satu ke sel lain yang berbatasan, selain itu biasanya di dalam noktah ditemukan benang- benang plasma yang disebut plas odesmata . Plasmodesmata menghubungkan sitoplasma dua sel yang berbatasan. Dua sel yang berbatasan dibatasi oleh dinding sel yang disebut lamella tengah yang tersusun dari kalsium pektat. Lamella tengah bersifat se i permeabel sehingga dapat ditembus air dan zat-zat yang larut di dalam air. Lamella tengah ang terdapat di dalam noktah disebut selaput penutup. Selaput penutup ada bagian yang enebal, disebut torus dan bagian yang tipis diseb ut margo.
Gambar 3. Noktah halama . A: noktah halaman yang terdapat pada batang Pinus sp. B: noktah halaman yang digambar skematis, diambil dari (Krae er, 2000:275) ds: dinding sel, m: margo, n: mulut noktah, nh: noktah halaman, rn: ruang noktah, t: torus Pembentukan dindin sel dilakukan pada saat sel membelah. Cara pembetukan dinding pemisah antara dua sel an kan dapat dilakukan secara simultan jika dibentuk sekaligus atau secara suksedan jika dibentuk sedikit demi sedikit. 3.3 Vakuola Vakuola merupakan ruang di dalam sel yang dibatasi ol h tonoplas, vakuola mengandung cairan sel ya g berupa air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya. Fungsi vakuola untuk mengatur tekanan hi drostatis sel dan menyimpan cadangan makanan dan benda-benda ergastik. Benda ergastik a a 2 macam, yaitu yang masih dapat digunakan untuk metabolisme dan ada zat yang sudah tid k diperlukan oleh sel.
Gambar 4. Vakuola sel epidermis daun Rhoeo discolor yang berisi pigmen antosianin
Benda ergastik yang berupa cairan di antaranya pigmen, natriu dan kalium oksalat, alkaloida, tanin, enzima, adu, minyak atsiri, dan asam organik. Pig en yang larut dalam cairan sel antosianida. Warna antosianida tergantung pada pH, jika pH rendah (3-4) berwarna merah muda, pH netral (5- ) berwarna ungu, pH basa (8-9) berwarna biru muda, kalau pH 1014 berwarna hijau muda sa pai kuning.
Gambar 5. Piggmen a tosianin yang berwarna merah pada filamentum Passiflora sp. Alkaloida tidak ber arna tetapi memberikan rasa pahit. Contoh-contoh alkaloida pada tumbuhan:
Kafein terdapat pada tanaman Coffea sp.
Kina terdapat pada anaman Cinchona sp.
Tein terdapat pada tanaman Camellia sinensis
Kapsaisin terdapat ada tanaman Capsicum sp.
Teobromin terdapat pada tanaman Theobroma cacao
Cocain terdapat pada tanaman Erythroxylon coca
Morfin terdapat pada tanaman Papaver somniferum Reagen Mayer (K2 gI4) digunakan untuk mengidentifikasi a anya alkaloid dalam tumbuhan. Alkaloid akan mengendap dengan warna putih atau kuning jika diberi reagen Mayer. Enzima yang terdapat di dalam vakuola misalnya enzima papain pada tanaman Carica papaya, amilase pada kecambah Oryza sativa atau Zea mays, maltase pada kecambah Hordeum vulgare, bromeliase pada Ananas commosus. Madu meru pakan campuran dari glukosa, fruktosa dan protein yang larut di dalam vakuola. Minyak dapat berupa minyak lemak dan minyak atsiri. Minyak lemak tidak mudah menguap sedang minyak tsiri pada umumnya mudah menguap dan memberi aroma yang khas sehingga dapat dig nakan sebagai pengenal dari tanaman yang menghasilkannya. Contoh-contoh minyak le ak di antaranya minyak kelapa yang dihasilkan oleh tanaman Cocos nucifera, minyak sa it yang dihasilkan oleh tanaman Elaeis gui eensis, minyak bunga matahari yang dihasilkan oleh tanaman Helianthus anuus, minyak k delai yang dihasilkan oleh tanaman Soja max, minyak jagung yang dihasilkan oleh Zea may s, minyak zaitun yang dihasilkan oleh tanaman Olea europea Sebagai contoh minyak asiri adalah minyal citrun yang dihasilkan oleh tanaman Citrus sp., minyak mawar yang dihasilka oleh tanaman Rosa
sinensis, minyak cengkeh ang dihasilkan oleh tanaman Eugenia caryo phyllata, minyak adas yang dijhasilkan oleh tana an Foeniculum vulgare, minyak kayu puti yang dihasilkan oleh tanaman Melaleuca leuca endron. Identifikasi minyak dan minyak atsiri dilakukan dengan penambahan larutan Sudan III atau Sudan IV dalam alkohol yang akan berwarna merah karena Sudan III larut di dalam minyak lemak dan minyak atsiri.
Gambar 6. Idioblas minyak atsiri pada Rhizoma Curcuma heyneana. m1 : idi blas minyak yang belum diuji dengan sudan III m2 : idioblas minyak yang sudah diuji dengan sud n III, adanya minyak atsiri ditandai dengan perubahan warna menjadi mera . Asam-asam organik pada tanaman-tanaman tertentu memberika rasa asam pada buah terutama yang masih mu a. Contoh-contoh asam organik di antaranya asam sitrat pada tanaman Citrus sp., asam tartrat pada tanaman Vitis vinifera dan Ta arindus indica, asam malat pada tanaman Malu s pumila, asam askorbat pada tanaman Lycopersicon esculentum, dan Psidium guaiava. Benda ergastik yang tidak larut dalam cairan sel di antaranya kristal kalsium oksalat, butir amilum, butir aleuro . Kristal kalsium oksalat ada yang tunggal dan majemuk dengan ukuran kecil dan besar, ser a bentuk yang bermacam-macam.
Gambar 7. Kristal kalsium oksalat. A dan B: bentuk jarum yang berb ntuk rafida. C dan D: drusse. E: rafida defensif. F: rafida nondefensif. B dan D iambil dari (Kraemer, 2000:186) Macam-macam be tuk kristal kalsium oksalat tunggal di ant ranya bentuk prisma: kerucut, kubus, balok; pri ma kecil disebut bentuk pasir; bentuk jarum atau balok panjang berujung runcing disebut rafida, bentuk balok panjang berujung tu mpul disebut styloid. Bentuk kristal kalsium oksalat majemuk di antaranya bentuk roset, dr sse. Roset merupakan kumpulan dari rafida ata styloid yang saling bersilang. Bentuk drusse pada umumnya kumpulan dari bentuk pr isma yang bertumpuk-tumpuk seperti bunga. Rafida seringkali terdapat dalam satu berkas di dalam sel yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dengan sel-sel disekeliling ya. Sel tersebut dinamakan idioblas rafida. dioblas rafida ada dua yaitu idioblas rafida defe sif dan non defensif. Idioblas rafida dise ut defensif jika pada kedua ujung atau salah sa u ujung dari idioblas didingnya lebih tipis dari bagian yang lain. Dengan demikian rafida dapat keluar dari idioblas dengan mudah apabila terkena ransang mekanik seperti dikunyah. Idioblas rafida ini digunakan oleh tumbuhan untuk melindungi diri pemangsa. Idioblas rafida nondefensif memiliki dinding yang sama ketebalannya di semua tempat sehingga rafida ti ak dapat keluar dari idioblas. Rafida yan berbentuk jarum ini
memiliki ujung yang runcing sehingga kalau ditelan ujung-ujungnya kan menusuk dinding mulut dan kerongkongan yang akan menyebabkan rasa gatal dan pedih. Kristal kalsium oksalat tidak larut di dalam asam cuka tetapi larut dalam asam klorida pekat (HCl 25%).
Gambar 8. Butir amilum Rhizoma Curcuma heyneana. h: hilus, l: lemella, Butir amilum terdiri dari hilus yang dikelilingi oleh lamella. Hilus atau hilum merupakan titik permulaa terbentuknya butir amilum dalam plastida. Lamela terbentuk di sekeliling hilus dengan ka ar air yang berbeda, sehingga terjadi perbedaan indeks bias yang menyebabkan lamela tam ak berlapis-lapis. Butir amilum terdiri be bagai macam bentuk tergantung dari jumlah d n letak hilus. Butir amilum berdasar let k hilusnya ada yang konsentris (hilus terletak i tengah butir), dan eksentris (hilus terletak pada salah satu sisi butir). Butir amilum berdasar jumlah hilusnya terdiri dari butir amilum unggal (monoadelph), setengah majemuk, dan ajemuk (poliadelph). Butir amilum tunggal hanya memiliki satu hilus dikelilingi oleh lamella; butir amilum setengah majemuk memili i lebih dari satu hilus yang masing-masing dikelilingi lamella kemudian oleh lamella bersama; butir amilum majemuk memiliki lebih dari satu hilus yang masing-masing dikelilingi oleh lamella sendirisendiri tetapi berikatan sangat kuat. Butir amilum majemuk terdi i dari dari diadelph, triadelph, dan poliadelph yang menunjukkan jumlah hilus dalam sat butir amilum. Butir amilum jika diberi larutan IKI akan memberikan warna biru atau ungu. Butir amilum pada ketan memberikan warna erah jika diberi IKI karena mengandung amilodekstrin. Butir aleuron terjadi dari vakuola yang mengandung larutan protein dan biasanya terdapat pada biji-bijian yang mengalami pengeringan waktu biji masak. Larutan protein yang tadinya cair pada waktu b ji masih muda akan memadat bersama vak olanya pada saat biji masak sehingga tampak se bagai butir-butiran yang terdapat di dalam sel. Satu butir aleuron biasanya mengandung sa u kristaloid putih telur yang berbentuk prisma (kuboid atau
heksagonal) yang disertai dengan butiran-butiran bulat yang lebih kecil yang disebut globoid. Globoid terdiri dari garam kalsium dan magnesium mesoinosith heksafosfor. Selain itu masih terdapat butiran-butiran kecil seperti titik yang disebut protein amorf. Identifikasi butir aleuron menggunakan asam pikrat yang akan memberikan warna kuning atau reagen Millon yang akan memberikan warna kuning sampai merah bata pada butir aleuron. 3.4 Isi Sel Isi sel terdiri dari dua bagian yang bersifat cair dan padat. Bagian yang bersifat padat sebenarnya merupakan cairan yang terbungkus oleh membran sehingga tampak seperti padat. Bagian yang bersifat cair disebut dengan: sitoplasma, plasma sel, sitosol. Bagian yang padat terdiri dari dua macam, bermembran rangkap dan bermembran tunggal. Bagian yang bermembran ini dinamakan organela. Isi sel yang bersifat cair Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari 3 bagian, bagian terluar disebut ektoplas (membran plasma), bagian tengah disebut polioplas, dan bagian terdalam disebut tonoplas. Membran plasma melekat pada dinding sel dan memiliki konsistensi lebih kental dibanding dengan bagian yang lebih dalam yang disebut polioplas. Bagian terdalam dari sitoplasma membatasi vakuola dengan polioplas juga memiliki konsistensi yang lebih pekat dibanding polioplas. Organel terdapat di dalam polioplas, sehingga jika terjadi gerakan plasma organel akan ikut bergerak. Sitoplasma dapat terlepas dari dinding sel apabila sel terletak dalam larutan yang bersifat hipertonis terhadap cairan sel. Peristiwa terlepasnya sitoplasma dari dinding sel dinamakan plasmolisis. Sel yang diletakkan di dalam larutan hipotonis terhadap cairan sel akan menarik air dari lingkungannya sehingga volume isi sel membesar dan sel akan pecah. Larutan-larutan yang bersifat hipertonis di antaranya larutan gula 10% ke atas, larutan garam KNO3 10%. Larutan-larutan ini biasanya digunakan untuk mensimulasikan peristiwa plasmolisis. Bentuk-bentuk plasmolisis ditentukan oleh permukaan luar plasma, sehingga ada bentuk cekung, cembung, kramplasmolisis. Pada peristiwa plasmolisis sempurna isi sel berbentuk globular. Isi sel yang bersifat padat Isi sel yang terlihat padat dinamakan organel. Organel juga mengandung cairan yang selalu berhubungan dengan sitoplasma. Ukuran dari organel bermacam-macam. Inti atau nukleus memiliki ukuran terbesar, diikuti oleh plastida, mitokondria, mikrosoma, badan Golgi dan sebagainya. Organel ada yang bermembran rangkap dan ada yang tunggal. Organel yang bermembran rangkap umumnya berukuran lebih besar dibanding yang bermembran tunggal sehingga dapat dilihat dengan mikroskop biasa. Organel yang berukuran kecil hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang lebih canggih seperti mikroskop elektron. 1. Inti sel Inti sel disebut juga dengan nukleus, Kern (Belanda). Inti memiliki membran rangkap yang juga disebut nuclear envelope. Membran luar berbatasan dengan sitoplasma dan membran dalam berbatasan dengan cairan inti. Cairan perinuklear terdapat di antara membran dalam dan membrane luar. Membran inti tidak menutup inti secara rapat tetapi memiliki pori-pori yang digunakan untuk menghubungkan cairan plasma di dalam dan di luar inti. Protein yang terdapat di dalam pori inti disebut porin. Inti berfungsi untuk mengatur metabolisme sel dan reproduksi sel karena di dalam inti terdapat asam ribosa nukleat (ARN) dan asam deoksi ribosa nukleat (DNA) yang akan
mengatur pembentukan protein-protein yang menyusun enzima dan hormon dalam tubuh tumbuhan. DNA juga b erperan dalam reproduksi tumbuhan karena di dalam inti tersebut terdapat kromosoma y ng tersusun dari DNA yang mengandung sifat-sifat yang akan diwariskan pada keturu annya jika terjadi pembelahan sel nanti. Kromosoma tidak tampak pada saat sel tidak mem belah atau dalam keadaan istirahat. Kromati yang tampak sebagai butiran- butiran halus d dalam inti pada saat sel sadang istirahat it akan tampak sebagai benang-benang kromos ma pada waktu sel membelah. 2. Plastida Plastida merupak n organel yang memiliki membran rangka dan berukuran lebih kecil dari inti. Plastida anya terdapat dalam sel tumbuhan dan tida terdapat di dalam sel hewan. Plastida ada yang mengandung zat warna ada juga yang tidak mengandung zat warna. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas sedang yang berwarna disebut kromoplas. Leukoplas di a taranya meliputi: leukoamiloplas yang membentuk amilum, elaioplas yang menyi pan lemak atau minyak, dan proteinoplas atau aleuroplas yang menyimpan protein. Le koamiloplas yang khusus terdapat dalam t dung akar dinamakan statolith. Leukoplas pa a umumnya berbentuk seperti cakram atau s eris. Kromoplas mengandug zat warna atau pigmen. Pigmen yang t erdapat dalam plastida berhubungan dengan pe rannya di dalam fotosintesis. Pigmen-pigme tersebut di antaranya klorofil dan xantofil. Pl stida yang mengandung pigmen xantofil tetap disebut kromoplas sedang yang mengandu g klorofil disebut kloroplas.
A
B
Gambar 9. Contoh bentuk- entuk plastida. A: klorplas pada daun tanaman Capsicum annuum. B: kromoplas pada buah Lycopersicon esculentum. Kromoplas terdapat ada bagian tumbuhan yang berwarna merah, kuning atau oranye seperti wortel, buah yang masak, mahkota bunga. Kromoplas pada wortel memiliki bentuk yang bermacam-macam misal seperti baji, spiral, segi empat, batang, kuboid.
Gambar 10. Contoh bentuk -bentuk khromoplas. Diambil dari (Kraemer, 2000: 139). Kromoplas dapat berkembang dari leukoplas dan sebaliknya. Bu h yang masih mentah biasanya berwarna hijau tetapi setelah masak menjadi kuning kemudia merah karena terjadi perubahan warna dari klor fil menjadi xantofil. Plastida yang berwarna hijau biasanya terdapat pada daun karena plastida tersebut mengandung zat warna hijau daun atau klorofil yang sangat berperan di dalam fotosintesis. Bagian tanaman yang ter edah sinar juga akan berwarna hijau me kipun biasanya tidak berwarna, sebagai contoh umbi kentang yang muncul di atas tana akan menjadi hijau. Plastida yang berwarna hijau dinamakan kloroplas. Leukoplas yang iasanya terdapat pada umbi kentang berubah menjadi kloroplas jika terdedah oleh sinar. Kloroplas sudah banyak diteliti sehingga diketahui strukturnya secara rinci. Kloroplas pada tu buhan tinggi biasanya berbentuk cakram sedang pada tumbuhan rendah terutama alga emiliki bentuk yang bermacam-macam. Bentuk bintang terdapat pada Meugeotia, bentuk jala pada Hydrodiction, bentuk spiral pada Spirogy a, bentuk bulan sabit. Kloroplas memiliki membran rangkap, di sebelah dalam terdapat tilakoid yang berbentuk pita, pada bagia tertentu pita tersebut melipat-lipat, kemudian terurai lagi, lipatan tersebut membentuk suatu tumpukan yang disebut grana. Klorofil te dapat di dalam grana
tersebut. Klorofil berfungsi untuk menangkap sinar dan kemudian mengubah sinar yang mengandung energi elektromagnetik menjadi energi kimia untuk membentuk gula dari air dan karbon dioksida dari udara. Reaksi terang fotosintesis terjadi di dalam grana sedangkan reaksi gelap terjadi di stroma. Gula yang terbentuk akan dipecah lagi untuk menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk menjalankan fungsi kehidupan seperti gerak, bernafas dan sebagainya. Kelebihan gula akan diangkut ke tempat tertentu dan di polimerisasi membentuk butir amilum. 3. Mitokondria Di dalam sitoplasma setiap sel terdapat badan-badan kecil (disebut mitokondria) yang bersifat mikroskopik dengan jumlah yang bervariasi, pada sel hati tikus mencapai 2500 setiap sel; kecuali pada bakteri, alga biru, sel tulang belakang manusia tidak terdapat mitokondria. Mitokondria berukuran 0,2-0,3 mikrometer dengan bentuk yang selalu dinamik, yaitu bentuk sferis sampai tongkat. Setiap mitokondria memiliki selubung dua lapis, yaitu membran luar dan membran dalam. Di antara dua membran terdapat ruangan yang berisi cairan koenzima. Perluasan dari membran dalam mitokondria ke dalam ruang dalam membentuk serangkaian lipatan yang disebut krista. Krista mitokondria sel tumbuhan lebih pendek bila dibandingkan dengan sel hewan. Krista berperan di dalam memperluas permukaan dalam mitokondria. Ruangan yang berada di sebelah dalam krista di sebut matriks mitokondria. Matriks biasanya homogen, tetapi kadang-kadang mengandung granula. Mitokondria memiliki 2 fungsi penting, yaitu: a. Memecah karbohidrat, protein, lemak menjadi molekul yang lebih kecil. Di dalam proses pemecahan terjadi pemindahan energi. Proses pemecahan berlangsung dalam beberapa tahap dan setiap tahap dikontrol oleh enzima. Semua reaksi yang menghasilkan energi ini disebut oksidasi. b. Energi yang dihasilkan tidak dikeluarkan dalam bentuk panas tetapi dalam bentuk molekul lain yang mengandung fosfat yang disimpan untuk proses fosforilasi dalam bentuk ikatan fosfat yang berenergi tinggi yang disebut adenosin triphosfat (ATP). Molekul ATP ini disekresi mitokondria dan digunakan dalam sel jika diperlukan energi. 4. Retikulum Endoplasmik Retikulum endoplasma terdiri dari sistem membran yang dibatasi sisternal (seperti kantung) yang meluas dalam berbagai tingkatan dari membran inti ke dalam membran plasma sampai di luar sel. Membran retikulum endoplasma ada yang memiliki ribosom sehingga disebut dengan retikulum endoplasma kasar (RE kasar atau granuler) atau di membran tidak terdapat ribosom sehingga disebut retikulum endoplasma halus (RE halus atau agranuler). RE kasar berhubungan dengan sintesis protein sedangkan RE halus berhubungan dengan sintesis lemak, misalnya lipida dari kelenjar sebasea atau hormon steroida. RE merupakan suatu sitoskeleton yang memberikan permukaan reaksi kimia, jalur untuk transport bahan, tempat pengumpulan bahan yang disintesis. 5. Ribosoma Ribosoma adalah granula yang sangat kecil, berukuran kurang dari 1 mikron. Di dalam mikroskop elektron ribosom tampak sebagai badan yang berbentuk sferis sampai elips. Ribosoma terdapat di dalam semua sel dan berada di dalam sel yang mensintesis
protein. Ribosoma selain terdapat dalam sitoplasma juga ada y ng berikatan dengan retikulum endoplasma. ungsi ribosoma berhubungan dengan sintesis protein seluler. 6. Lisosoma Lisosoma memili i bentuk sferis, tongkat, atau berbentuk tidak beraturan. Lisosoma memiliki ukuran 0,4-0, mikrometer atau ada yang sampai 5 mikrometer misalnya pada ginjal mamalia. Lisosoma diitemukan dalam kebanyakan sel he an dan sel-sel yang menyusun daerah meristematik tumbuhan. Di dalam lisoso a terdapat enzima hproteidrolitik. Produk yang berasal dari lisosoma akan dikeluarka dan masuk ke dalam mitokondria untuk dipe ah selanjutnya pada proses respirasi. Lisos ma juga berhubungan dengan digesti protein. 7. Sferosoma Sferosoma biasa ya berbentuk sferis, memiliki diameter 0,5-1 mikrometer dan diselubungi membran. Sferosoma berhubungan dengan sintesis li ida dan bahan-bahan yang sejenis. 8. Mikrotubuli Pada tahun 1963 edbetter dan Porter pertama kali menunjukkan struktur halus yang berbentuk tubuler memanjang, terdapat dibagian tepi sitoplasma b berapa sel tumbuhan. Mikrotubuli biasanya ditemukan menempel pada dinding sel. Diduga mikrotubuli bertanggung jawab terhadap sintesis selulosa. Srtukur tubulus aka nampak jelas ketika proses pembelahan, yaitu sebagai benang sitoplasmik. 9. Kompleks Golgi Beberapa ahli memberikan pendapat tentang pemberian is ilah kompleks golgi. Istilah kompleks golgi umumnya diberikan pada kelompok vertebrat sedangkan diktiosom diberikan pada kelompok invertebrata dan tumbuhan. Kompleks olgi tidak ditemukan dalam bakteri dan alga biru. Di dalam sel, kompleks golgi terdiri ari (1) kantung pipih atau sisterna yang men umpul secara konsentris; (2) vakuola besar yaitu berupa kantung pipih yang meluas, ter apat di tepi kompleks; (3) vesikula yang t rikat dengan sisterna. Kompleks golgi berfun gsi dalam pembuatan produk sekresi sel, menyimpan dan tempat terjadinya modifikasi lipida. 3.5 Bentuk-Bentuk Sel Sel penyusun tubu tumbuhan memiliki berbagai macam bent k disesuaikan dengan fungsinya. Bentuk-bentuk sel meliputi isodiametris, poligonal, benang, silindris, bintang, bercabang-cabang, taji, ginjal, halter, jarum pentul, bola. Bentuk poligonal di antaranya kuboid, balok. Sel ada juga yang memiliki bentuk tidak teratur, misal ya pada sel penyusun parenkima lipatan. Bentuk- bentuk sel dapat dilihat pada gambar di baw h ini
Gambar 11. Bentuk sel isodiametris pada parenkima korteks akar Im patiens balsamina
Gambar 12. Bentuk sel heksagonal
Gambar 13. Bentuk s l serabut pada serabut sklerenkima xilem ta aman Melaleuca leucadendron
Gambar 14. Bentuk sel silindris A: trakea xilem, B: parenkima kalus Curcuma heyneana
Gambar 15. Be tuk sel bintang pada parenkima pelepah dau Canna sp.
Gambar 16. Bentuk sel taji pada trikoma daun Sofa
ax
Gambar 17. Bentuk sel ginjal pada kelompok tumbuhan dikotil.
Gambar 18. Bentuk sel jarum pada trikoma glandular Mucu a puriens
3.6 Pembelahan Sel Pembelahan sel ditujukan untuk menambah jumlah sel dalam tubuh makhluk hidup sehingga makhluk hidup dapat tumbuh. Sel-sel baru juga diperlukan untuk menggantikan selsel tubuh yang sudah mati sehingga jumlah sel dalam makhluk hidup tetap. Pembelahan sel yang demikian terjadi pada sel-sel penyusun tubuh atau sel somatik. Pembelahan sel dapat juga digunakan untuk bereproduksi membentuk individu baru, seperti proses terbentuknya zygot. Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Pembelahan sel pada makhluk hidup ada beberapa macam, yaitu: pembelahan aseksual, seksual, dan bertunas. Pembelahan sel aseksual yang ditujukan untuk bereproduksi terjadi pada mikroorganisme yang termasuk prokariot. Pembelahan sel pada organisme eukariot yang ditujukan untuk bereproduksi biasanya melalui perkawinan antara organism jantan dengan betina. Pembelahan yang demikian disebut dengan pembelahan secara seksual. Pembelahan pada sel khamir terjadi dengan bertunas. Pembelahan Aseksual Organisme prokariot memiliki materi genetik yang belum terwadahi di dalam inti. Keberadaan gen dibawa oleh molekul DNA yang berikatan dengan protein membentuk kromosoma. Kromosoma berasal dari kata chromo yang berarti warna dan soma yang berarti badan, kromosoma dapat mengikat warna tertentu yang digunakan dalam teknik mikroskopi. Kromosoma eukariotik lebih kompleks dibandingkan dengan prokariotik. Jumlah kromosoma organisme eukariotik tergantung pada spesiesnya, sebagai contoh kromosoma manusia berjumlah 46 sedang pada anjing berjumlah 78. Kromosoma eukariotik mengalami duplikasi dulu sebelum sel membelah. Belahan kromosoma disebut kromatid. Kromatid mengandung molekul DNA yang identik dengan DNA kromosoma. Kromatid saling bertautan, pertautan yang paling lekat terjadi di bagian yang disebut sentromer. Kromatida saling berpisah pada saat sel membelah, masing-masing kromatida tadi menjadi kromosoma yang identik dengan kromosoma asal. Masing-masing kromosoma baru menuju ke sel anakan sehingga sel anakan memiliki jumlah kromosoma sesuai dengan induknya. Siklus Pembelahan Sel Siklus pembelahan sel meliputi dua tahapan besar, yaitu interfase dan fase mitotik. Sel pada saat interfase (istirahat membelah) melakukan metabolisme secara aktif dan bertugas aktif menjalankan fungsinya. Sel dalam fase ini menaikkan suplai protein, membentuk banyak organel sitoplasmik seperti mitokondria dan ribosoma, serta menambah besar ukuran sel. Interfase dibagi menjadi 3 tahap, yaitu G1, S, dan G2. Sel tumbuh dalam ketiga subtahap tersebut tetapi kromosoma hanya mengalami duplikasi pada subtahap S. Kromosoma pada subtahap S awal hanya tunggal sedang pada tahap akhir masing -masing kromosoma mengandung 2 kromatid. Tahap G2 sel melanjutkan pertumbuhan dan mempersiapkan diri untuk membelah. Fase mitotik dibagi menjadi 2 tahap yaitu fase mitosis dan sitokinesis. Nukleus dan isinya termasuk kromosoma membelah dan terbagi dalam 2 inti anakan. Tahap ini juga disebut kariokinesis, selanjutnya sitoplasma terbagi 2 mengelilingi inti anakan, kemudian terbentuk dinding pemisah, jadi dari satu sel induk menjadi 2 sel anakan.
Biologiawan membedakan fase-fase pembelahan menjadi 5 fase (tahap), yaitu: 1) profase, 2) metafase, 3) anafase, 4) telofase, dan 5) interfase. Ciri-ciri setiap fase sebagai berikut. 1. Profase Serabut kromatin dalam inti menggulung rapat dan melipat, tampak sebagai kromosoma yang berpisah-pisah, nukleoli menghilang, kemudian kromosoma membelah menjadi 2 kromatid yang saling bertautan pada sentromer. Spindel mitotik dalam sitoplasma mulai terbentuk, mikrotubuli tumbuh cepat keluar dari sentrosoma (pada hewan) kemudian bergerak ke luar dari masing-masing kromosoma. 2. Prometafase Dinding inti pecah menjadi beberapa fragmen kemudian lenyap. Mikrotubuli yang muncul dari sentrosoma di kutub mencapai sentromer di kromosoma. Setiap kromatid memiliki protein yang disebut kinetochore yang dilekati beberapa mikrotubuli yang memacu kromosoma untuk bergerak menuju ke tengah sel (bidang equatorial). 3. Metafase Benang spindel tidak terbentuk sempurna (fragmoplas) dan kromosoma berjajar di bidang equatorial. Ke-2 kinetochore menghadap masing-masing kutub. Stadium ini kalau dilihat dari atas menunjukkan gambaran seperti bintang, masing-masing kromosoma berbentuk lengan dari bintang; maka disebut j uga aster stadium. 4. Anafase Anafase dimulai dari lepasnya ikatan kedua kromatid. Kromatid yang berpasangan masing-masing bergerak ke arah kutub membentuk dua bidang yang saling menjauh kalau di lihat dari atas maka disebut disaster stadium. Semua kromatida mengumpul dikedua kutub masing-masing. 5. Telofase Telofase merupakan gerakan kembali ke semula, semua kromosoma mengumpul di masing-masing kutub, benang-benang kromatin menjadi longgar dan terbentuk dinding inti sehingga terjadi dua inti anakan. Benang spindel menghilang pada akhir telofase. 6. Sitokinesis Sitokinesis terjadi setelah sitoplasma terbagi 2 mengelilingi inti anakan dan terjadi bidang pemisah sehingga terbentuk 2 sel anakan.
Kesimpulan Mitosis adalah proses pembelahan inti yang diikuti oleh pembelahan sel sehingga menghasilkan 2 sel anakan yang memiliki jumlah kromosoma sama dan identik dengan induknya. Sel anakan bersifat diploid. Meiosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan gamet yang bersifat haploid dari organisme yang diploid. Meiosis dimulai dari replikasi kromosoma seperti mitosis yang diikuti oleh pembelahan 2 sel yang disebut dengan meiosis I dan meiosis II. Pembelahan ini menghasilkan 4 sel anakan. Dua sel anakan dari mitosis masing-masing memiliki 1 set kromosoma (haploid) sehingga meiosis menghasilkan 4 sel anakan dengan jumlah kromosoma setengah induknya. Fase-fase di dalam meiosis I, dijelaskan sebagai berikut. 1. Interfase Seperti yang terjadi dalam mitosis, kromosoma mengalami duplikasi selanjutnya membelah menjadi kromatid yang identik serta saling berlekatan, tetapi kromosoma tidak terlihat secara mikroskopik tetapi yang terlihat hanya massa kromatin. 2. Profase I Kromatin menggulung sehingga kromosoma tampak secara mikroskopik. Proses ini disebut dengan sinapsis yang ditandai dengan adanya 2 kromosom homolog yang masingmasing terdiri dari 2 kromatid, bentukan ini disebut tetrad. Kromatid kedua kromosom homolog bertukar segmen selama sinapsis, proses ini dinamakan crossing over . Kromosom dari satu kromatid mungkin berbeda dengan pasangan homolognya, kemudian terjadi penyatuan kembali informasi genetik. Nukleoli menghilang pada saat kromosoma berkondensasi, membran inti pecah menjadi beberapa fragmen dan tetrad kromosom keluar menuju bidang equatorial. 3. Metafase I Tetrad kromosom menempatkan diri pada bidang equatorial dengan masing-masing kromosoma terkondensasi dan tebal. Masing-masing kromatid masih dalam keadaan terikat kemudian mikrotubuli spindel melekat pada kinetochore di sentromer. Setiap tetrad dari kromosom homolog saling berikatan dengan sisi crossing over . Masing-masing kromosoma tadi ditarik ke kutub. 4. Anafase I Kromosoma berpindah ke kutub, setelah pindah kromosoma membelah lagi sehingga tampak ada dobel kromosoma. Masing-masing dobel kromosoma pecah, dan menuju kutub. 5. Telofase I Setelah kromosoma mengumpul pada kutub-kutubnya, kemudian terjadi sitokinesis hingga terbentuk 2 sel anakan yang bersifat haploid. Fase-fase pada meiosis II sama dengan fase-fase pada mitosis, hanya diawali oleh 2 sel anakan yang bersifat haploid.
Perbandingan tahapan pem belahan mitosis dan meiosis dapat dilihat pa a gambar berikut.
BACAAN IV HISTOLOGI
4.1 Pengantar Materi Pertanyaan 1-5 mengantar saudara untuk memahami arti dan macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan ! 1. Apakah sel-sel yang m nyusun bagian kayu memiliki susunan yang sama dengan sel-sel helaian daun, atau daging buah; berikan pendapat saudara! ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 2. Apakah sel-sel yang menyusun bagian kayu memiliki fungsi sama dengan sel-sel helaian daun, atau daging buah; berikan pendapat saudara! ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 3. Apakah sel-sel yang me yusun bagian kayu, helaian daun, dan dagin buah; berasal dari sel induk yang sama; berikan pendapat saudara! ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 4. Berdasarkan jawaban pe tanyaan 1-3 rumuskanlah pengertian jaringa ! ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 5. Saudara dapat menjaw b pertanyaan ini setelah mempelajari materi histologi tumbuhan terlebih dahulu! a. Sebutkan macam-macam jaringan yang terdapat dalam pertanyaan 1 atau 2! .......................................................................................................... ................................... .......................................................................................................... ................................... b. Lengkapilah macam- acam jaringan yang belum muncul dalam jawaban no. 5.a. .......................................................................................................... ................................... .......................................................................................................... ...................................
4.2 Jaringan Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungs i yang sama. Jaringan yang terdapat di dalam tu buh tumbuhan bermacam-macam. Bentuk sel penyusun jaringan disesuaikan dengan fungsi jaringan. Pengelompokan jenis jaringan dap at dilakukan berdasar: a) asalnya, b) sifatnya, c) f ngsinya, serta d) jenis sel penyusunnya. Jaringan dapat berasal dari embrio, jaringan sebelumnya, atau jaringan lainnya. Jaringan dapat tumbuh dan berke bang sehingga ada jaringan yang sel pen usunnya masih dapat tumbuh dan berkembang, j aringan demikian disebut jaringan muda, se angkan jaringan yang sudah tidak mengalami ertumbuhan dan perkembangan disebut j aringan dewasa atau jaringan permanen.Jaring n muda sel-sel penyusunnya terus me belah atau bersifat meristematik. Jaringan menurut fun gsinya dibedakan menjadi jaringan: dasar, penunjang, pengangkut, pelindung, meristem. Jaringan menurut asalnya, ada jaringan primer dan sekunder. Jaringan menurut sifatnya dibedaka menjadi jaringan muda dan jaringan dewas . 1. Jaringan menurut asalnya Jaringan penyusu tubuh tumbuhan berasal dari embrio yang terdapat di dalam biji. Jaringan yang berasal dari embrio disebut jaringan primer. Embrio mengandung jaringan calon batang beserta c lon daun dan akar yang akan membentuk organ-organ tersebut. Pertumbuhan pada tu buhan disebabkan oleh pertumbuhan jari ngan penyusun yang berasal dari embrio, pertumbuhan demikian dinamakan pertum uhan primer. Sel-sel jaringan primer akan tumbuh dan berkembang mencapai ukuran tertentu dan dapat berfungsi secara maksi al menghasilkan jaringan dewasa. Jaringan dewasa tidak memiliki sifat meristematik sehingga tidak dapat membelah atau tumbuh lagi.Jaringan dewasa yang dalam keadaan tertentu dapat bersifat meristematik kembali embentuk meristem sekunder. Jaringan ya g berasal dari pembelahan sel-sel meristem sekunder disebut jaringan sekunder. Co toh jaringan sekunder: kambium, kambium intervasikuler, dan kambium gabus.
4.3 Meristem Meristem pada tu buhan terdapat di daerah pucuk atau ujung dari batang, akar, dan daun. Meristem yang te dapat di antara kedua ujung disebut meriste interkalar. Meristem yang terletak di sampi g disebut meristem lateral. Meristem uju g batang membentuk daun dan memperpanja g batang, sedang meristem ujung akar akan memperpanjang akar. Meristem interkalar aka memperpanjang ruas batang dan meristem lateral (samping) yang biasa disebut kambium kan memperluas atau menambah diameter batang. Pertumbuhan me anjang baik akar atau batang dilakukan oleh meristem primer sedang pertumbuhan embesar dilakukan oleh meristem sekunder. Beberapa teori
meristem dikemukakan beberapa ahli anatomi. Teori-teori tersebut meliputi teori: sel apikal, histogen, meristemdasar, dan tunika korpus. a) Teori Sel Apikal Teori ini dike ukakan oleh Nageli.Teori ini mengataka bahwa titik tumbuh terdiri dari satu sel y ng berbentuk tetraeder , terdapat pada ujung dan letaknya terbalik. Bagian runcing di ba wah dan bagian dasar terletak di atas. Sel yang berbentuk tetraeder tersebut membelah ke segala arah, membentuk banyak sel yang selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi jaringan penyusun tubuh tumbuhan.
Gambar 2. Sel Tet aeder (st) pada bagian apikal tumbuhan pak . Sumber: dokumen pribadi. b) Teori Histogen Teori histogen dikemukakan oleh Hanstein, menyatakan ahwa meristem (titik tumbuh) terdiri dari lapisan jaringan. Lapisan terluar disebut dermatogen, yang akan membentuk epidermis yang menyelubungi seluruh tubuh tumbu an. Lapisan terdalam disebut plerome, yang akan membentuk stele. Stele berisi jaringan angkut dan jaringan lainnya. Lapisan di antara dermatogen dan plerome dinamakan periblem, yang akan membentuk korteks. c) Teori Meristem Dasar Teori ini dike ukakan oleh Haberlandt. Teori meristem da ar menyatakan bahwa meristem terdiri dari 4 daerah, yaitu: promeristem yang akan embentuk meristem, prokambium yang a an membentuk jaringan berkas pengangkut, meristem dasar yang akan membentuk jaringan dasar sebagai pengisi seluruh tubuh t mbuhan, dan jaringan protoderm yang akan membentuk epidermis. Promeristem aka membelah membentuk jaringan yang tetap meristematik dan sebagian lagi menjadi aringan dewasa. Prokambium akan membentuk jaringan xilem, floem, dan kambium. rotoderm akan membentuk epidermis da derivatnya. Jaringan meristem dasar akan membentuk parenkima yang mengisi seluruh tu uh tumbuhan.
d) Teori Tunika Korpus Teori Tunika Korpus dikemukakan oleh Alexander Schmidt. Teori ini mengatakan bahwa eristerm terdiri dari 2 daerah yang disebut daerah tunika dan korpus. Tunika akan menghasilkan epidermis dan sebagian kort ks, sedangkan korpus akan membentuk sebagian korteks dan stele. Korteks meliputi: parenkima korteks,jaringan pen uat, dan lain-lain. Stele meliputi parenkima stele, xilem danfloem, serta empulur kalau ada. 4.4 Jaringan Sederhana Jaringan sederha a hanya tersusun dari satu jenis saja. C ntoh-contoh jaringan sederhana di antaranya jaringan dasar dan penguat. Jaringan sede hana hanya memiliki satu fungsi saja. a. Jaringan Parenkim Parenkima merupakan jaringan yang mengisi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan ini dapat mengalami dediferensiasi menjadi jaringan yang merist matik yang sel-selnya dapat membelah ter s. Parenkima di sebut juga jaringan dasar atau jaringan pengisi. Jaringan ini dibentuk oleh meristem dasar ( ground meristem) sep rti yang dikemukakan oleh Haberlandt dalam teorinya yang disebut teori meristem dasar. Parenkima ada bermacam-macam fungsi tergantung bentuk sel penyusunnya. Sel-sel penyus n parenkima pada umumnya berdinding t ipis, kaya sitoplasma, dan berorganel lengkap. Sel-sel parenkima dapat berbentuk: isodiametris, silindris, bintang, atau seperti tulang. Sel-sel parenkima dapat tersusun rapat atau membentuk ruang antar selyang kecil-kecil atau ruang antar sel yang luas. Parenkima yan tersusun dari sel-sel berbentuk bintang dise but parenkima bintang (aktinenkima). Pare kima yang tersusun dari sel-sel berbentuk isodiametris dan memiliki ruang anta sel kecil-kesil sehingga seperti spons dise ut parenkima sponsa. Parenkima yang tersusun dari sel-sel berbentuk silindris dan tersusun rapat disebut parenkima tiang (pa isade parenkima). Parenkima bintang seri gkali memiliki ruang antar sel yang luas sehingga dapat digunakan untuk menyimpan dara. Parenkima yang
memiliki ruang antar sel luas dinamakan aerenkima. Aerenki a umumnya terdapat pada pelepah daun te utama tumbuhan air, sehingga tumbuhan air dapat mengapung. Parenkima yang terdapat di dalam mesofil daun pada u umnya mengandung kloroplas sehingga enyebabkan daun berwarna hijau. Parenki a yang mengandung kloroplas disebut klorenkima. Fungsi dari klorenkima untuk berf otosintesis. Parenkima dapat juga mengandung pigmen-pigmen lain, seperti antosianin dan flavonoida, parenkima yang de ikian umumnya terdapat pada mahkota bunga sehingga bunga berwarna-warni.
Parenkima ada juga yang berisi cadangan makanan yang berupa butir amilum, tetes minyak, min ak atsiri, lendir,protein (butir aleuron), parenkima tersebut dinamakan parenkima cadangan. Parenkima-parenkima ini biasanya terdapat dalam biji, umbi akar, umbi batang,buah, bunga, daun, dan batang. Berbagai kristal kalsium oksalat juga mungkin ditem kan pada sel-sel parenkima, demikian juga getah dihasilkan oleh parenkima yang berf ngsi sebagai jaringan sekretori.
4.5 Jaringan Penguat Jaringan penguat isebut juga dengan stereom. Sel-sel penyus n jaringan ini dinding selnya memiliki peneb lan. Penebalan dinding sel dapat tersusun dari selulosa, lignin, pektin. Jaringan pengua dapat digolongkan menjadi 2 yaitu kolenki a dan sklerenkima. 1) Kolenkima Kolenkima biasanya terdapat di daerah permukaan batang, di bawah epidermis batang atau kosta, tangkai daun, tangkai bunga. Kolenkima terdapat pada organ yang masih mengalami pe tumbuhan. Jaringan ini bersifat plastis dan sel penyusunnya hidup. Penebalan dinding sel penyusunnya tidak merata. Kolenkima dapat berupa lingkaran yang utuh atau berk lompok terputus-putus. Penebalan dinding sel dapat terjadi pada sudut-sudut sel yang demikian itu dinamakan kolenkima sudut at u anguler. Kolenkima lameler memiliki penebalan pada dinding luar dan dinding dalam ya berkesinambungan antara sel yang berb tasan sehingga berbentuk seperti pita kolenkima lakuner, dinding sel penyusunnya me ebal pada daerah yang berbatasan pada ruang antar sel. Tumbuhan yang termasuk dalam Family Apocynaceae, seperti Alamanda, Nerium oleander memiliki kolenkima yang sel penyusunnya menebal di seluruh b agian sehingga lumen tampak bulat dan dikelilingi penebalan berbentuk cincin. Kole kima yang demikian dinamakan kolenkima annuler atau cincin. Penelitian yan pernah dilakukan Murwani, dkk (1995) menunjukkan bahwa dalam satu tumbuha dapat ditemukan 3 bentuk kolenkima yai u kolenkima lakuner, lameler, dan anguler. Kolenkima dapat berubah menjadi eristematik kembali membentuk felogen.
2) Sklerenkima Jaringan penguat yang terdapat di dalam organ-organ yan masih tumbuh tetapi terutama di organ ang sudah tidak mengalami pertumbuhan, di sekeliling berkas pengangkut dan pad batang monokotil atau pada akar dikotil. Penebalan dinding sel sklerenkima berupa selulosa dan lignin. Sel-sel sklerenkima mumnya sudah mati. Jaringan tersebut bersifat elastis . Bentuk sel penyusun sklerenki a ada 2 macam yaitu sel serabut dan sel batu. Sklerenkima yang berbentuk serabut di ebut sklerenkima dan yang berbentuk batu disebut sklereida. Serabut sklere kima ada yang pendek dan ada yang panjang, sehingga tumbuhan yang banyak meng ndung serabut sklerenkima digunakan sebagai tanaman serat. Contoh-contoh tana an serat di antaranya rosella, rami, Agave, elapa. Sklereida yang
berbentuk silindris engan dinding tebal disebut makrosklereida yang terdapat pada kulit biji kacang-kac ngan. Osteosklereida, penebalan dinding selnya berbentuk seperti tulang, dinding bagian dalam dan luar tipis sedangkan di ding samping tebal. Osteosklereida pada umumnya terdapat pada kulit biji Pisum s tivum. Trikosklereida berbentuk seperti ra but, kedua ujungnya runcing, terdapat di an tara sel-sel aerenkima, alat pengampung enceng gondok ( Eichornia crassipes).Ast rosklereida memiliki bentuk sel yang berlengan, terdapat pada daun teh (Camellia sine sis).
4.6 Jaringan Kompleks Jaringan kompleks tersusun lebih dari satu jenis sel dan me iliki fungsi lebih dari satu. Sebagai contoh jaringan kompleks adalah jaringan pengangkut dan jaringan pelindung. 1) Jaringan Pengangkut Jaringan pengangkut terdiri dari 2 macam , yaitu xilem dan floem. a. Xilem Jaringan ya g mengangkut air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya dari akar menuju daun dis ebut xilem. Xilem terdiri dari beberapa acam sel, yaitu sel parenkimaxilem, erabut xilem, sel buluh trakea,dan trakeida. Sel buluh trakea dan trakeida disebut nsur vassal. Sel parenkimaxilem bertugas memberi makan sel buluh. Sel serabu sklerenkima berfungsi sebagai penguat. Sel trakea dan trakeida berfungsi sebagai alan atau saluran pengangkut air.
Sel-sel trakeadan trakeida memiliki penebalan dinding dengan berbagai pola. Bentuk penebala dapat berupa cincin, sehingga buluhnya disebut buluh cincin; penebalan buluh j uga dapat berbentuk spiral, jala, noktah. Nama buluh disesuaikan dengan penebala dinding selnya. Penebalan dinding trake dan trakeida terdiri darilignin, sehingga sebagai pengangkut, xilem juga berfungsi sebagai penguat.Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki trakea.
b. Floem Floem berf ngsi untuk mengangkut makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Floem juga tersusun dari jenis sel seperti: parenkima floem, serabut sklerenkima, buluh tapis, dan sel pengiring. Sel pengiring diduga sebagai pemberi makan pada bul h tapis dan penutup luka. Serabut sklere kima juga berfungsi sebagai penguat. Pada umumnya serabut sklerenkima pada floem bersifat lentur sering disebut de gan libiform. Buluh tapis memiliki penebalan dinding yang tidak merata, antar bu uh memiliki noktah-noktah. Floem selal terdapat bersamaan dengan xilem, se ingga selain sebagai pengangkut juga berf ngsi sebagai penguat. Unsur-unsur peny sun floem disebut sebagai unsur kribal. Tu buhan yang termasuk kelompok Gymn ospermae tidak memiliki sel pengiring, peran sel pengiring digantikan oleh sel albuminus. Satu sel buluh tapis dapat didampingi lebih dari satu sel pengiring. Sel engiring masih memiliki inti dan bersifat hi up.
Tipe-Tipe Berkas Pengan gkut Xilem dan floem s lalu bersama -sama membentuk suatu berkas yang dinamakan berkas pengangkut. Berb agai berkas pengangkut ditemukan pada berbagai organ dan
kelompok tumbuhan se erti monokotil dan dikotil. Berkas p ngangkut ditemukan berkesinambungan mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah, an biji. Tipe berkas pengangkut pada akar bai dikotil dan monokotil disebut tipe radial arena letak xilem dan floem berganti-ganti ke arah pusat.
Berkas pengangkut pada batang monokotil berbeda dengan b atang dikotil. Berkas pengangkut pada batang onokotil disebut tipe kolateral tertutup, k rena floem berada di sebelah luar xilem dan tidak dibatasi oleh kambium. Oleh karena itu, batang monokotil pembesaran ke sampingny lambat. Berkas pengangkut pada dikotil memiliki letak xilem dan floem sama seperti monokotil, tetapi di antara xilem dan floem terda at kambium. Adanya kambium pada dikotil menyebabkan letak xilem primer dan floemprimer akan berjauhan setelah kambium memben uk xilem sekunder dan floem sekunder. Ti pe berkas pengangkut pada dikotil disebut kolateral terbuka.
Pada Cucurbitaceae ata berkas pengangkut di costa Nerium oleander memiliki penyimpangan tipe berkas pengangkut (anomali) karena terdapat 2 floem, yaitu floem luar dan floem dalam yang dipisahkan oleh xilem dan kambium. Antara floem luar dengan xilem terdapat kambium, sedang antara xilem dengan floem terdapat kambium penghubung. Penyimpangan yang lain t erjadi jika floem mengelilingi xilem atau sebaliknya.Tipe berkas pengangkut yang demikia n disebut tipe konsentris. Tipe konsentris amfivasal terjadi bila floem dikelilingi xilem, se aliknya jika xilem dikelilingi floem disebut konsentris amfikribal. Contoh konsentris amfivasal terdapat padabatang Aloe, contoh tipe konsentris amfikribal terdapat pada filamentum ilium.
Sistem Jaringan
Sistem jaringan ter iri dari beberapa jaringan yang memiliki satu fungsi. Sistem jaringan pada tumbuhan t rdiri dari 3 sistem, yaitu: pelindung (epidermis dan derivatnya), kulit (kortek), dan silinder usat (stele). Epidermis tersusun ari sel-sel yang dinding luarnya dilapisi kutikula, susunan selnya rapat sehingga dapat me cegah penguapan yang berlebihan. Sel-sel epidermis ada yang membentuk tonjolan-tonjolan ke luar yang pendek atau panjang, dan embentuk celah yang diapit oleh sel penutup. elah beserta sel penutup tadi dinamakan stoma. Semua derivat epidermis berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh tumbuha n sehingga sistemnya disebut dengan sistem jari gan pelindung. Epidermis pada tumbuhan yang termasuk Poaceae dan Cyperaceae membentuk sel yang susunannya seperti kipas, yang di ebut dengan sel kipas.
Sistem jaringan teridri dari: sistem jaringan pelindung (epidermis), sistem jaringan kulit (korteks), dan sistem jaringan silinder pusat (stele). 1) Derivat epidermis yan berbentuk tonjolan Tonjolan yang p ndek pada umumnya tidak dibatasi oleh sekat dan berbentuk setengah bola disebut p pilla. Papila pada umumnya terdapat pada e pidermis dan mahkota bunga sehingga apabila diraba akan teras seperti beludru. Tonjolan yang pa jang umumnya dibatasi oleh sekat disebut trikoma. Trikoma ada yang hanya terdiri dari satu sel panjang, ada pula yang terdiri dari beberapa sel membentuk satu deretan (uniseriat ) atau beberapa deretan (multiseriate). Trikoma yang demikian disebut rambut penutup. Fungsi trikoma ini untuk mencegah pengua an. Trikoma ada yang membentuk kelenjar di agian ujungnya seperti trikoma yang terdap t pada daun Nicotiana tabacum sehingga dau tembakau menghasilkan nikotin, yang jika digunakan dalam jumlah sedikit akan me imbulkan rasa segar, tetapi dalam jumlah ba yak nikotin berfungsi sebagai depresan. Pem entukan kelenjar mungkin terjadi pada bagian basal seperti pada trikoma daun Artocar uscommunis, Fleeorga interrupta yang jika tersentuh akan mengeluarkan suatu z t asam formiat sehingga menimbulkan rasa gatal dan pedih. Trikoma yang demikian dinamakan trikoma glanduler (kelenjar). T ikoma glanduler pada umumnya digunakan un tuk perlindungan terhadap serangan makhlu lain. Trikoma glandule ada yang berbentuk sisik dengan satu sel tangkai tangkai dan sel kepala yang berjumlah: 2, 4, 6, atau 8. Contoh trikoma demikian t erdapat pada tanaman Ortosiphon stamineus, Mentha piperita, Baileria sp. (landep), dan lain-lain. Trikoma glanduler pada Mentha enghasilkan mentol.
Tonjolan epider is yang diikuti oleh jaringan didalamnya disebut emergensia. Contoh dari emergensia adalah duri pada jeruk dan cabang akar. 2) Stoma Stoma merupaka derivat epidermis yang berbentuk celah diapit oleh dua sel penutup. Sel tetangga a alah sel epidermis yang berbatasan langsung dengan sel penutup. Sel penutup biasanya be rbentuk ginjal, tetapi pada Poaceae dan Cyperaceae ditemukan sel penutup berbentuk halter.
Stoma pada dikotil, menurut Metcalfe dan Chalk dibagi enjadi lima macam. Pembagian ini didasar an pada jumlah sel tetangga yang mengelilingi sel penutup. Pembagian stomata me urut Metcalfe dan Chalk meliputi: parasiti , diasitik, anomositik, dan anisositik. a. Parasitik Stoma tipe parasitik memiliki sel penutup berbentuk ginjal dikelilingi 2 sel tetangga yang memiliki posos panjang sejajar dengan panjang sel penutup atau stoma. Contoh stoma tipe ini dimiliki oleh Family Rubiaceae.
Gambar16. Stomata tipe parasitik b. Diasitik Stoma tipe diasitik memiliki sel penutup berbentuk gi jal dikelilingi 2 sel tetangga yang memiliki posos tegak lurus dengan panjang sel penutup atau stoma. Contoh stomatipe ini dimiliki oleh Orthosiphonstamineus.
Gambar 17. Stomata tipe diasitik c. Anisositik Stoma tipe an sositik memiliki sel penutup berbentuk g njal dikelilingi 1 sel tetangga, salah satu sel tetangga berukuran lebih kecil atau le ih besar dari dua sel tetangga lainnya. Co toh stoma tipeini dimiliki oleh Nicotiana ta acum.
Gambar 18. Stomata tipe anisositik c. Anomositik Stoma tipe anomositik memiliki sel penutup berbentuk ginjal. Sel tetangga stoma tipe anomositik tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis atau dapat dikatakan tidak memiliki sel tetangga. Contoh stoma tipe ini dimiliki oleh Cucurbita sp.
Gambar 19. Stomata tipe anomositik Sel penutup stom biasanya memiliki kloroplas sehingga dapat berfotosintesis. Arah membuka sel penutup stoma dengan penebalan dinding sel penut p tidak merata dapat sejajar,tegak lurus, atau miring terhadap permukaan sel epi ermis. Stoma dapat dikelompokkan berdasarkan letak porus terhadap permukaan epi ermis. Stomata yang memiliki porus sejajar dengan permukaan epidermis disebut faner por sedangkan stoma yang memiliki letak por s di bawah permukaan epidermis disebut kriptopor. Tipe stomata pada monokotil biasanya dikelilingi 4, 6, 8 sel te angga. Jika dikelilingi oleh 4 sel tetangga dise ut tetrasitik. Stoma berfungsi sebagai jalan eluar-masuknya udara saat fotosintesis dan be nafas. Jumlah stomata per-mm pada setiap enis tanaman berbeda sehingga penghitungan indeks stomata dapat digunakan sebagai ciri tambahan untuk identifikasi tanaman. ndeks stomata adalah persentase perban ingan antara jumlah stomata dengan jumlah stomata yang ditambah jumlah sel epider is pada satuan luas 1 mm 2 yang dikalikan de gan angka 100. Indeks stomata dihitung den gan rumus: keterangan I: indeks stomata S: jumlah stomata E: jumlah sel epidermis.
QUOTE
4.7 Sistem Jaringan Kulit (Korteks) Sistem jaringan orteks tersusun atas berbagai macam jaringan yang meliputi: jaringan dasar, jaringan penguat, jaringan sekretorik (kalau ada),dan endodermis. Jaringan penguat dapat terdiri dari kolenkima, sklerenkima, atau kombinasi antara kolenkima dan
sklerenkima. Endoderm s pada umumnya terdiri dari selapis sel dan bersifat parenkimatis. Jika mengalami penebalan mula-mula terjadi pada dinding radial diikuti dinding dalam sehingga penebalan ber entuk U. Endodermis dapat terdiri lebih dari 1 lapis dan tersusun dari sel batu seperti yang terjadi pada korteks Cinamomumburmani. Sel-sel lendir terdapat pada batang Hibiscus r sasinensis, sel damar pada Pinus merkusii, sel minyak atsiri pada rimpang Zingiber officinalis, sel getah pada batang Euphorbia sp. 4.8 Silinder Pusat (Stele) Sistem jaringan stele terdiri dari perisikel yang umumnya terdiri dari 1 lapis sel parenkimatis yang bersifat hidup, kemudian jaringan angkutxilem d n floem, dan empulur (jika ada). Jaringan angkut terdiri dari xilem danfloem. Jaringa angkut pada dikotil terdapat kambium dan pada monokotil tidakterdapat kemabium.. Pada silinder pusat beberapa tanaman memiliki jaringan sekretori. Tipe stele ada bermacam-macam. Tipe stele didasarkan pada tipeberkas pengangkut dan jaringan penyusun yang lain. Tipe stele meliputiprotostele, eustele, diktiostele, ataktostele, dan aktinostele. 1) Protostele Protostele mer pakan tipe stele yang paling sederhana, arena di dalam stele hanya berisi berkas pengangkut saja. Protostele terdapat pada akar yang belum mengalami pertumbuhan sekunder. Aktinostele merupakan contoh stele yang termasuk dalam protostele. Ti e aktinostele memiliki tipe berkas pengangkut radial. Di dalam berkas pengangkut r dial letak jari-jari xilem bergantian dengan jari-jari floem. Dalam tipe berkas pengangkut radial, jari-jari xilem tampak seperti lengan suatu bintang sehingga tipe stele yang memiliki berkas pengangkut demikian di ebut aktinostele.
2. Eustele Eustele umum ya terdapat pada batang dikotil. Empulur terdapat di bagian paling tengah dari eustele. Empulur di kelilingi oleh berkas peng ngkut yang tersusun melingkar. Di anta a berkas pengangkut ditemukan jaringa parenkima. Eustele biasanya memiliki ti e berkas pengangkut kolateral terbuka.
3. Diktiostele Diktiostele memiliki susunan yang sama dengan eustele, hanya tipe berkas pengangkut pada dik iostele memiliki tipe konsentris.
4. Ataktostele Ataktostele ter apat pada batang monokotil. Berkas penga gkut pada ataktostele terletak tersebar dan idak teratur dan umumnya bertipe kolateral tertutup.
BACAAN V ORGAN VEGETATIF
5.1 Tubuh Tumbuhan dan Bagian-Bagiannya
Tumbuhan dapat terdiri dari satu sel atau berjuta-juta sel. Struktur Perkembangan Tumbuhan menitikberatkan pembelajaran pada tumbuhan yang multiseluler terutama tumbuhan yang termasuk paku-pakuan (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Kedua kelompok tumbuhan tadi mempunyai tubuh yang jelas terlihat dengan mata telanjang. Tubuh tumbuhan tersebut dinamakan kormus. Kormus terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu: akar yang umumnya terdapat di dalam tanah, batang yang umumnya berada di udara, mendukung bagian-bagian lain yang disebut daun. Ketiga bagian tersebut dinamakan organ.
Tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta) setelah dewasa akan membentuk sporangium pada daunnya. Daun yang menghasilkan sporangium dinamakan sporofil. Spora dihasilkan oleh sporangium. Spora merupakan alat perkembangbiakan dari Pteridophyta. Spermatophyta (tumbuhan berbiji) menghasilkan bunga yang nanti akan manjadi buah dan mengandung biji sebagai alat perkembangbiakan. Tumbuhan pada umumnya paku-pakuan batangnya kurang berkembang dan berada di dalam tanah. Paku tiang ( Alsophilla sp.) mempunyai batang tegak menjulang di udara. Spermatophyta pada umumnya mempunyai batang yang berada di atas tanah, tetapi ada juga yang merayap di dalam tanah. Daun-daun terdapat pada batang dan cabang. Daun dan cabang berasal dari tunas batang yang merupakan perkembangan dari meristem ujung batang. Tunas mungkin juga terdapat pada ketiak daun. Tunas pada umumnya berupa kuncup (gemma). Ada dua macam gemma yaitu gemma folifora yang akan menjadi daun, dan gemma alabastrum atau florifora yang akan membentuk bunga. Alat-alat tambahan yang merupakan tonjolan dari epidermis yang diikuti oleh jaringan di sebelah dalamnya juga dapat ditemukan di batang. Tonjolan yang hanya berasal dari sel epidermis disebut rambut (trikoma) atau bulu (pilus). Sisik ditemukan pula pada batang di samping lenti sel yang tampak sebagai sisik-sisik pada permukaan batang. Duri (spina) mungkin ditemukan pada batang tumbuhan tertentu seperti mawar ( Rosa sp.), randu (Ceiba pentandra), dadap ( Erythrina sp.), jeruk (Citrus sp.) dan lain-
lain. Duri merupakan penj lmaan dahan atau daun. Contoh duri yang
erupakan penjelmaan
dari daun, misalnya duri ya ng terdapat pada kaktus. Beberapa batang tu buhan yang merambat (liana) mempunyai lat pembelit (cirrhus) yang dapat berasal dari da an atau cabang. Sebagai contoh cirrhus ditemukan pada tanaman Sechium edule (labu sia , manisah, jipang). Batang dapat berada di dalam tanah dan merupakan cadangan mak nan. Batang tersebut dinamakan umbi bata g. Kentang (Solanum tuberosum) merupakan co toh umbi batang. Batang dapat juga bersa a-sama dengan daun menjelma menjadi umbi lapis (bulbus) sebagai contoh bawang merah ( Allium cepa) dan bawang putih ( Allium sati um). Rhizoma juga merupakan penjelmaan batang dan daun yang merayap di dalam tanah, ang pada umumnya juga sebagai penyimpan cadangan makanan. Contoh tumbuhan yang m mbentuk rhizoma adalah tumbuhan yang te rmasuk dalam familia Zingiberaceae. Rhizoma disebut juga dengan akar rimpang. Organ pada tumbuhan yang berfungsi untuk melangsungkan kehidupan tumbuhan disebut organum nutritivu , sedangkan organ yang berfungsi untuk m enghasilkan keturunan disebut organum reprodu tivum. Organum nutritivum disebut juga alat hara atau organ vegetatif. Organum reprod ktivum disebut juga alat perkembangbiakan atau propagule.
5.2 Akar
Akar merupakan bagian kormus yang berfungsi pokok untuk m enyerap makanan dari dalam tanah. Akar terseb t terdiri dari akar pokok (main root/radix primaria) yang dapat bercabang-cabang sehingga membentuk suatu sistem perakaran. Tumbuhan yang termasuk dikotil mempunyai satu ra ix primaria yang merupakan perkembangan radikula pada embrio. Radix primaria bercabang-cabang dan berumur panjang memben uk sistem perakaran tunggang. Tumbuhan mon kotil mempunyai satu radix primaria yang juga bercabang-cabang tetapi umumnya terbatas, pada bagian yang sama akan muncul radix adventitia (akar liar) yang setara denga radix p imaria sehingga dari satu tempat muncul banyak akar liar (radix adventitia) yang besarnya ama. Sistem perakaran ini dinamakan siste
perakaran serabut.
Tumbuhan pada dasarnya mempunyai dua kutub yaitu kutub akar dan kutub batang yang mempunyai arah pertumbuhan yang berlawanan. Kutub akar membentuk akar yang tumbuh ke arah bawah sedang kutub batang akan membentuk batang dan daun. Tumbuhan berbiji mempunyai sifat allorhizi sedang tumbuhan paku bersifat homorhizi. 1. Akar primer memiliki sifat sebagai berikut:
tumbuh menuju pusat bumi (geotropisme positif) dan menuju ai r (hidrotropisme)
tidak berbuku dan tidak beruas
warna biasanya putih-kuning-coklat
tumbuh terus
bentuk biasanya meruncing sehingga mudah menembus tanah sel-sel penyusun akar tidak mengandung klorofil
2. Akar berfungsi untuk:
memperkuat/menunjang tubuh tumbuhan seperti pada akar lekat, akar pembelit, akar tunjang dan sebagainya
menyerap air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya dari tanah
mengangkut zat makanan ke bagian yang memerlukan
kadang-kadang untuk menyimpan cadangan makanan.
3. Akar terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
ujung akar (apex radicis) untuk menembus tanah. Bagian ini dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Titik tumbuh akar dan titik tumbuh tudung akar (kaliptrogen) letaknya tidak pada lokasi yang sama. Titik tumbuh akar terdapat pada ujung akar sedangkan kaliptrogen terletak pada pangkal kaliptra.
Batang akar (corpus radicis) pada bagian yang dekat dengan ujung merupakan daerah penyerapan yang ditumbuhi oleh bulu-bulu akar untuk memperluas permukaan penyerapan. Bagian yang lebih dekat dengan permukaan tanah merupakan daerah diferensiasi.
Leher akar (collum) daerah peralihan antara akar dan batang merupakan sambungan antara batang dan akar.
Cabang akar merupakan bagian yang keluar dari akar pokok dan dapat bercabang lagi, bagian ini disebut (radix lateralis). Cabang akar dibentuk oleh perisikel.
Serabut akar (fibrilla radicalis) merupakan cabang akar yang halus berbentuk serabut.
Catatan: Akar pokok pada dikotil hanya tumbuh jika tanaman berasal dari biji. Beberapa tanaman ditanam dengan cara setek akan berubah sistem perakarannya menjadi
sistem perakara
serabut, begitu juga pada peristiwa pencangkokan. Akar yang
tumbuh disebut kar liar (radix adventitia). Akar liar dapat t mbuh dari buku-buku batang pada tu buhan tertentu. Tumbuhan parasit seperti benalu ( Loranthus sp.) mempunyai akar yang dapat menyerap makanan dari inangnya. Akar tersebut dinamakan haustorium. Radix Primaria (akar primer)
emiliki ciri sebagai
berikut: Ada yang bercabang, Ada yang tidak bercabang, Ada yang permanen, Ada yang temporer, t rutama pada sistem perakaran serabut. Sistem perakaran ya g dibentuk pada kutub akar ada 2 macam, aitu sistem perakaran tunggang dan sistem perakaran serabut. Radix primaria pada siste
perakaran tunggang
bersifat permanen dan bercabang-cabang membentuk suatu sistem. Sist m perakaran ini dapat dijumpai pada kelas Dicotyledoneae. Sistem perakaran serabut dibent k oleh radix primaria yang pertumbuhannya ter atas, akan segera mati (temporer), dan pa a kutub akar muncul radix-radix adventitia yang besarnya sama dengan radix primaria sehingga membentuk suatu sistem yang terdiri dari ba yak akar berbentuk seperti serabut. Sistem perakaran ini terdapat pada kelas Monocotyledo eae. Sistem perakaran tampak nyata jika t mbuhan ditanam dari biji. Akar primer yang tidak bercabang ada yang digunakan untuk menyimpan cadangan makanan sehingga mempu yai bentuk tertentu, contoh pada tumbuhan lobak dan wortel, akar berbentuk seperti tombak ( fusiformis); sedang pada Beta vulgaris dan bengkoang akar berbentuk seperti gasing (napiformis). Akar primer yang bercabang da yang disebut akar benang ( filiformis), akar pokok kecil panjang dengan cabang-caba g akar yang banyak. Contoh akar benang terdapat pada Phaseolus lunatus. Tumbuhan hidup di berbagai habitat sehingga perlu menyesuaikan diri, sehingga akar mempunyai fungsi lain s lain untuk menyerap makanan. Berbagai macam akar berdasar fungsinya, yaitu: a) akar udara ( Radix aureu ) Akar udara tumbuh pada buku batang di atas tanah, menggantung. Contoh pada anggrek kalajengking , Ficus ben amina (Beringin).
Gambar 3. Akar udar Ficus benjamina
Gambar 4. Akar udara Anggrek
(Beringin). Sumber dokumen pribadi
kalajengjing. Sumber dokumen pribadi
b) akar penggerek/penghis p (haustorium) Akar penghisap digunakan untuk menyerap makanan dari inang, mi salnya pada tumbuhan parasit ( Loranthus sp.)
Gambar 5. Akar hisap Benalu ( Loranthus sp). Sumber dokumen pribadi
c) akar pelekat ( Radix adli ans) Akar pelekat keluar da i buku batang liana (tanaman merambat)
ntuk menempel pada
inang. Akar pelekat berfungsi untuk melekat dan memanjat.
Gambar 6. Akar pelekat pada Philodendron sp. Sumber dokumen
d) akar pembelit (Cirrus radicalis) Akar pembelit digunakan untuk memanjat tapi dengan memelu Vanilla planifolia.
inang, contoh pada
Gambar 7. Akar pelekat pada Philodendron sp. Sumber dokumen
e) akar nafas ( pneumatoph ra) Akar pada tanaman ai memiliki cabang yang tumbuh tegak lu us ke atas dari akar induknya, mempunyai l ubang-lubang ( pneumatoda) sebagai jalan masuknya udara bagi tumbuhan yang bergun untuk pernafasan. Akar nafas dapat dite ukan pada Avicennia, Sonneratia.
Gambar 8. Akar nafas ( Avicennia sp). Sumber dokumen pribadi
f) akar tunjang (akar egran ) Akar yang tumbuh pada buku-buku batang terutama bagian bawa kemudian masuk ke dalam tanah, menopang tubuh tumbuhan sehingga tumbuhan tampa seperti berdiri di atas egrang.
Gambar 9. Akar egrang ( Pandanus tinctorius). Sumber dokumen pribadi
g) akar lutut Akar yang tumbuh ke atas alu membelok ke bawah lagi berbentuk seperti lutut berguna untuk menunjang tubuh tumbu an. Akar lutut terdapat pada tanaman bakau..
Gambar 10. Akar lutut ( Avicennia sp). Sumber dokumen pribadi
h) akar banir Akar yang tumbuh ke
tas seperti papan untuk menunjang tubuh umbuhan. Akar banir
terdapat pada tumbuha
Cannarium commune, Delonix regia (fla boyan), Lanaea sp.,
Ceiba pentandra (randu).
Gambar 11. Akar banir. Sumber dokumen pribadi
Anatomi Akar
Penampang membu jur akar memperlihatkan susunan sebagai be ikut:
1. Tudung Akar
Tudung akar terdiri dari sel parenkimatik dalam berbagai tingk t deferensiasi. Fungsi tudung akar sebagai pelind ng ujung akar dalam menembus tanah. Tud ng akar memiliki titik tumbuh tersendiri yang dinamakan kaliptrogen. Tudung akar selalu mengalami kerusakan pada waktu menembus tanah dan kaliptrogen menggantikan sel-sel tu ung akar yang rusak. Sel-sel kaliptra mengandung butir-butir tepung yang dinamakan tep ng statolith. Tepungtepung ini selalu terletak di bagian bawah sel sehingga mengarahkan ujung akar searah
dengan gravitasi bumi. Te ung ini juga berlaku sebagai pemberat seh ngga tumbuhan dapat berdiri tegak. Tudung akar tidak memiliki berkas pengangkut. 2. Ujung Akar
Titik tumbuh akar terdapat di bagian ujung dari akar. Titik umbuh di daerah ini membelah ke segala arah sehingga akar bertambah panjang dan bertambah besar. Sel-sel ujung akar ini mengeluark n zat-zat tertentu yang dapat mempermudah akar menembus tanah tetapi juga dapat mengalami kerusakan sehingga dilindungi kaliptra. Ujung akar sudah memiliki epidermis, korteks, dan stele. Epidermis biasanya tersusu
dari selapis sel dan
bersifat permeabel. Korte s tersusun dari sel-sel parenkimatis. Sel-sel endodermis belum mengalami penebalan. Bul h tapis yang terdapat di daerah stele ujung kar belum mengalami pemasakan. 3. Daerah Pemanjangan
Daerah pemanjangan
sel-selnya
tidak
bersifat meristematik tetapi mengalami
pembentangan dan bersifat hidup. Daerah ini sudah terdiri dari epider is, korteks, dan stele. Korteks terdiri dari sel-sel parenkimatis. Sel-sel endodermis di daera pemanjangan belum mengalami penebalan. B luh tapis yang terdapat di stele daerah pemanjangan sudah mengalami pemasakan teta pi xilem belum mengalami pemasakan semp rna. 4. Daerah Diferensiasi
Daerah diferensiasi t rdiri dari epidermis, korteks, dan stele. Sel- el epidermis ada yang membentuk bulu akar. Kor teks terdiri dari sel-sel parenkimatis. Endodermis sudah mengalami penebalan yang berbentu k titik kaspari. Xilem dan floem di stele sudah mengalami pemasakan. 5. Daerah Peralihan atau Leher Akar
Daerah ini merupakan peralihan antara akar dan batang. Berkas pengangkut mengalami perubahan dari radial men jadi kolateral atau yang lain. Daerah ini sangat pendek sehingga akar yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder tidak dapat dideteksi daerah peralihannya.
bambar 12. Irisan mem bujur akar lobak yang memperlihatkan meristem apikal, daerah pe anjangan dan differensiasi, serta bulu akar.
Penampang Melint ng Akar
Akar tersusun dari 3 sistem jaringan yaitu: epidermis, korteks, dan stele. 1. Epidermis
Epidermis akar j ga disebut dengan epiblem atau lapisan piliferous. Kebanyakan akar membentuk bulu a ar di daerah dekat dengan meristem apikal ya. Bulu akar tumbuh dari satu sel epidermis (trikoblas) dan berfungsi sebagai alat pen hisap dan penunjang. Bulu akar dapat bersi at permanen maupun temporer. Dinding
el rambut akar yang
muncul berkesinambungan dengan dinding trikoblas. Trikoblas pada beberapa spesies memiliki ukuran dan
etabolisme yang berbeda dengan sel epid rmis yang lain. Pada
umumnnya trikoblas me miliki warna yang lebih gelap dengan sel di ekitarnya.
Epiblem biasanya te diri dari selapis sel, tetapi pada anggrek e ifit akar-akar yang di udara memiliki epidermis ganda yang disebut dengan velamen. Sel-sel velamen mati dan dindingnya diperkuat dengan pita lignin. Lapisan terdalam dari velame biasanya berasal dari periblem bukan dari der atogen sehingga disebut dengan eksoder is karena merupakan lapisan korteks yang palin luar. Eksodermis memiliki sel yang panjan dan sel yang pendek. Sel panjang dinding radi l dan tangensial menebal sedang sel pendek tidak mengalami
penebalan dinding sehingga disebut dengan sel peresap. Velamen diduga berfungsi sebagai pelindung yang mencegah kehilangan air yang berlebihan. Dulu vela en juga diduga dapat menyerap dan menyimpa
air dari udara, tetapi penelitian selanjutn a menyatakan bahwa
eksodermis impermeabel terhadap air dan zat-zat terlarut di dalamnya.
2. Korteks
Korteks tersusun dari jaringan perenkimatis yang teratur sec ra radial membentuk lingkaran konsentris. Pada spesies yang akuatik ditemukan ruang antar sel sehingga terbentuk aerenkima. Sel-sel korteks seringkali mengandung butir amilum dan
adang-kadang kristal.
Sklerenkima lebih umum dijumpai pada akar monokotil daripada akar dikotil. Kolenkima kadang-kadang terdapat di dalam akar seperti pada Monstera. Lapisan terdalam dari korteks biasanya berdiferensiasi
enjadi endodermis sedang lapisan terluarnya kadang-kadang
berdeferensiasi menjadi eksodermis yang terletak langsung di bawah epidermis (hipodermis) dan dindingya mengalami uberisasi.
3. Endodermis
Endodermis umumnya tersusun dari satu lapis sel yang berbeda secara struktural, fiosiologis, dan fungsional dari lapisan lainnya. Sel endodermis yang masih muda dinding radialnya mengalami penebalan yang jika dilihat secara melintang tampak secara titik. Titik tersebut dinamakan titik Caspary yang pada penampang membujur tampak sambungmenyambung seperti pita sehingga disebut pita Caspary. Penebalan dinding sel endodermis terdiri dari suberin. Proroplas sel endodermis menempel pada bagian yang mengalami penebalan dilanjutkan ke lamela tengah. Di antara sel endodermis ditemukan sel-sel yang tidak mengalami penebalan, sel tersebut dinamakan sel peresap. Letak sel peresap pada umumnya di depan protoxilem. 4. Stele
Jaringan penyusun stele terdiri dari: a. Perisikel Perisikel biasanya terdiri dari selapis sel, bersifat parenkimatik, dan terdapat di sebelah dalam endodermis. Perisikel bersifat meristematik dan berfungsi untuk membentuk primordia akar lateral, sebagian dari kambium vaskuler, dan felogen. Perisikel kadangkadang disebut dengan perikambium. Monokotil tidak memiliki kambium sehingga perisikelnya hanya membentuk primordia akar lateral dan felogen. b. Jaringan Vaskuler Tipe berkas pengangkut pada akar radial dan tipe stele aktinostele. Letak xilem dan floem berganti-ganti ke arah pusat. Jari-jari xilem tampak seperti bintang sehingga dinamakan aktinostele. Xilem mungkin membentuk suatu teras padat yang terletak di tengah atau empulur yang parenkimatik atau sklerenkimatik seperti pada beberapa akar monokotil. Akar dapat memiliki satu, dua, tiga, empat, lima, dan banyak jari-jari xilem. Akar yang memiliki satu jari-jari xilem disebut monarch, jika dua diarch, dan seterusnya, dan jika banyak disebut poliarch. Xilem pada akar bersifat exarch karena pemasakan protoxilem ke arah luar sedang metaxilem ke arah dalam. Xilem selalu berkebang ke arah pusat atau sentripetal. Berkas floem terdiri dari buluh tapis, sel pengiring, dan parenkima floem. Protoxilem tersusun dari buluh cincin dan spiral sedangkan metaxilem terdiri dari buluh jala dan noktah.
Contoh-contoh anatomi ak r pada tumbuhan di antaranya: 1. Penampang melintang a ar Impatiens balsamina Epidermis akar Impatiens balsamina terdiri dari selapis sel berbentuk persegi panjang dengan susunan yang rapat. Korteks terdiri “kurang lebih” 11 lapisa sel-sel parenkimatik yang berbentuk isodiametrik. Beberapa sel kortek mengandung antosia in sehingga berwarna merah. Kristal rafida juga apat ditemukan di dalam beberapa sel korte . Endodermis tampak terdiri dari satu lapis, beberapa sel mengalami penebalan pada dindin radial dan tangensial dalam. Jari-jari xilem d n floem masing-masing 4 buah, empulur parenkimatik dan menduduki daerah yang se mpit. Daerah korteks lebih luas dibandingkan dengan daerah stele. Sel yang berisi antosianin juga ditemukan dalam stele terutama di daer h floem dan empulur. Kambium terdapat di daerah antara floem dan xilem.
2. Penampang melintang a ar Cinamomum burmani Epidermis terdiri dar satu lapis sel-sel yang berbentuk isodiametrik dan tersusun rapat. Korteks terdiri dari lebih urang 8 lapis sel berbentuk isodiametrik.
elenjar minyak atsiri
ditemukan pada kortek, sklereida tersusun berkelompok berdekatan dengan endodermis.
Sklereida berwarna kemerahan. Endodermis tersusun satu lapis, d ikuti oleh satu lapis perisikel. Jari-jari xilem terdapat lima buah, letak floem berselang seling dengan xilem. Daerah korteks lebih luas dibandingkan dengan daerah stele. Daerah empulur sangat sempit. Pertumbuhan lebih lanjut tampak pada gambar 18.B yang menunjukka pertambahan jari-jari xilem dan daerah empulur bertambah luas. Empulur terdiri dari sel-sel erbentuk isodiametris dan bersifat sklerenkimati . Sel-sel kortek lebih memipih, di antara sel-sel parenkima kortek ditemukan sklereida yang tersusun berkelompok. Floem dan xilem berdampingan tidak secara radial dan kambium mem atasi xilem dan floem. Protoxilem primer erada di sebelah luar metaxilem primer berjumlah 5 jari-jari. Perkembangan selanjutnya epidermis akan digantikan oleh periderm.
3. Penampang melintang a ar kangkung Kangkung hidup di air atau di darat memiliki struktur anatomi a ar yang unik. Lapisan luar terdiri dari lapisan periderm, kurang lebih 4 lapis kemudian diikuti lapisan korteks yang terdiri dari sel-sel parenki atik berbentuk isodiametrik. Butir amilu
berserakan di dalam
parenkima korteks. Ruang udara yang besar sebanyak empat buah terdapat di dalam korteks. Endodermis terdiri dari selapis sel, perisikel juga selapis sel, protoxilem terdapat di tengah stele, tidak terdapat empul r di dalam stele. Struktur berkas pengangkut tidak radial lagi tetapi sudah tampak kolateral ter uka, kambium aktif membelah.
4. Penampang melintang a ar Ipomoea batatas
Lapisan terluar ber pa periderm, berbentuk segi empat panjang. Sel-sel penyusun korteks berbentuk tidak teratur. Sel-sel getah tersebar pada daerah korteks. Butir-butir amilum terdapat dalam sel-sel korteks dan empulur. Berkas pengangkut ada d a macam, yaitu yang berbentuk berkas-berkas t rsusun dalam suatu lingkaran; kambium i terfasikuler di antara berkas pengangkut kolat ral terbuka. Berkas pengangkut meduler berupa xilem yang dikelilingi oleh kambium dan letaknya berserakan tidak teratur. Struktur ini menunjukkan struktur akar yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Akar yan
belum mengandung
cadangan makanan memiliki struktur yang berbeda karena tidak memiliki berkas pengangkut meduler.
5. Penampang melintang a ar Daucus carota Lapisan terluar ter iri dari periderm yang menggantikan epide mis. Korteks tersusun dari sel-sel parenkimatis berbentuk persegi panjang yang tersusun apat. Sel-sel tersebut mengandung butir-butir amilum berbentuk bulat, konsentris, dan
ajemuk. Kromoplast
berwarna jingga atau merah berbentuk baji. Tetes-tetes minyak juga ditemukan dalam sel korteks tetapi jumlahnya s dikit. Endodermis tidak tampak jelas, demi ian juga perisikelnya. Floem membentuk lingka an utuh diikuti kambium. Sel-sel floem j ga mengandung butir amilum tetapi jumlahnya l bih sedikit dibanding dengan yang berada d lam sel kortek. Xilem bersifat endarch, terdiri dari trakea, trakeida, dan parenkima xil m. Trakea memiliki penebalan spiral, bentuk
Y” yang masing-masing berlignin. Empu ur hampir tidak ada.
Daerah korteks lebih luas dibandingkan dengann daerah stele.
6. Penampang melintang a ar Aloe sp. Lapisan terluar fel m diikuti dengan felogen. Korteks terdiri dari sel parenkimatik berbentuk isodiametris, m kin ke dalam ukurannya makin lebar sam ai pada lapisan dekat dengan endodermis sel-selnya lebih kecil lagi. Endodermis diikuti perisikel yang masingmasing terdiri dari satu lapis. Xilem dan floem berganti-ganti ke arah r dial. Empulur bersifat parenkimatis.
7. Penampang melintang akar palem Bagian luar terdiri dari epidermis yang terdiri selapis sel. Korteks tersusun dari sel-sel parenkimatis berbentuk isodiametris tersusun rapat di daerah luar, tetapi di bagian dalam korteks bersifat sklerenkimatis tersusun rapi radial. Endodermis terdiri dari satu lapis diikuti oleh perisikel satu lapis juga. Susunan berkas xilem dan floem sangat rapi, tersusun radial. Protoxilem memiliki diameter yang sangat berbeda dengan metaxilem. Empulur bersifat sklerenkimatik. Jari-jari xilem berjumlah dua belas 8. Penampang melintang akar Monstera Lapisan terluar terdiri dari satu lapis epidermis yang tersusun rapat. Sel-sel korteks berbentuk isodiametris. Rafida ditemukan pada beberapa sel korteks. Drusses juga ditemukan pada parenkima korteks, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibanding rafida. Drusses terdiri dari beberapa kristal tunggal yang berbentuk prisma. Endodermis terdiri dari satu lapis, di sebelah dalam endodermis terdapat satu lapis perisikel. Berkas floem terletak berselang-seling dengan berkas xilem sehingga tipe berkas pengangkut radial. Tipe stele aktinostele dan poliark. Empulur sebagian parenkimatis dan sebagian sklerenkimatis 9. Penampang melintang akar Dendrobium Epidermis merupakan lapisan terluar, memiliki bentuk isodiametris. Velamen terdiri dari sel-sel isodiametris yang makin ke dalam makin besar. Eksodermis tersusun dari satu lapis sel, berbentuk segienam tegak, keseluruhan dindingnya berlignin. Di bawah eksodermis ditemukan sel-sel isodiametris berdinding tipis yang mengandung kloroplas. Endodermis terdiri dari selapis sel berbentuk segi enam tegak yang lebih kecil dibandingkan dengan sel penyusun eksodermis. Kebanyakan sel endodermis mengalami penebalan lignin tetapi ada beberapa sel yang tidak mengalami penebalan, sel tersebut dinamakan sel peresap. Floem dan xilem berseling membentuk berkas pengangkut bertipe radial. Daerah xilem lebih luas dibandingkan dengan daerah floem. Empulur di bagian luar sklerenkimatik dan di bagian tengah terdiri dari sel-sel parenkima yang mengandung kloroplas. 10. Penampang melintang akar tunjang Penampang melintang akar tunjang pada dikotil diambil dari Ficus benjamina sedangkan penampang melintang akar tunjang pada monokotil di ambil dari tanaman Pandanus tinctorius. Penampang melintang akar tunjang F. benjamina terdiri dari selapis sel epidermis diikuti beberapa lapis sel korteks yang berbentuk isodiametris. Di antara sel-sel korteks ditemukan sel getah. Bagian terdalam korteks membentuk felogen. Felogen diapit oleh lapisan sklerenkimatik. Endodermis dan perisikel tidak terlihat jelas. Floem terletak di sebelah dalam felogen. Di antara floem ditemukan sel-sel getah. Daerah kambium sangat luas membatasi
daerah floem dengan xilem. Daerah xilem lebih luas dibandingkan dengan daerah floem. Xilem banyak mengandung serabut sklerenkima yang tampak berkelompok. Jari-jari empulur tampak di antara berkas floem dan xilem. Empulur tersusun dari sel-sel parenkimatik dan menempati daerah yang sempit. Penampang melintang P. tinctorius terdiri dari selapis sel epidermis diikuti oleh beberapa sel sklerenkima, selanjutnya parenkima korteks yang berbentuk isodiametrik. Bagian korteks luar dan dalam sel-selnya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bagian tengah korteks. Beberapa ruang udara yang luas ditemukan di antara parenkima korteks bagian tengah. Sklerenkima membentuk kelompok-kelompok kecil di bagian tengah korteks. Endodermis terdiri dari selapis sel, diikuti selapis perisikel. Berkas pengangkut bertipe radial. Daerah empulur sangat sempit. Di antara trakea ditemukan kelompok-kelompok serabut sklerenkima. 11. Penampang melintang bintil akar Beberapa tumbuhan memiliki bintil-bintil pada akarnya, seperti pada tumbuhan kacang tanah, pacar air, dan orok-orok. Bintil akar berkembang sebagai akibat dari masuknya bakteri yang memfiksasi nitrogen contohnya Rhizobium ke dalam korteks. Bakteri masuk melalui bulu akar kemudian berkembang biak, terbentuk benang-benang yang diselubungi oleh materi seperti gom. Benang-benang menembus korteks akar dan berkembang biak. Jumlah sel di dalam bintil bertambah karena adanya pembelahan dari massa sel yang berbentuk sferis. Selanjutnya aktifitasnya dilokalisir pada daerah meristem apikal yang tidak ditembus bakteri. Bagian dari akar yang mengandung bakteri tadi menjadi primordia dari terbentuknya akar lateral. Epidermis akar pecah dan bintil membesar tetapi tidak muncul dari korteks. Sel-sel dari korteks akar membelah membentuk lapisan luar dari bintil. Cabang-cabang berkembang dari jaringan angkut akar yang berada di sekeliling daerah bakteri (Fahn, 1973).
Pembentukan Cabang Akar
Akar pokok biasanya membentuk cabang-cabang akar yang dapat memperkuat tegaknya tumbuhan dan memperluas daerah penyerapan makanan. Cabang akar bersifat endogen karena berasal dari perisikel yang terletak di sebelah dalam endodermis. Sebagian sel perisikel mulamula membelah secara tangensial kemudian periklinal dan antiklinal mendesak jaringan di luarnya dan keluar dari epidermis. Perisikel membentuk seluruh jaringan penyusun cabang akar mulai dari tudung akar, epidermis akar, korteks dan stele. Pembentukan cabang akar ini terjadi pada dikotil dan monokotil seperti yang terlihat pada gambar 29 A-C.
5.3 Batang
Batang merupakan bagian pokok tumbuhan karena merupakan tempat kedudukan daun, bunga, dan buah bagi tumbuhan tinggi. Selain itu batang dapat digunakan untuk menyalurkan zat-zat bahan makanan dari akar ke organ lain terutama daun. Sifat-sifat batang pada umumnya: mempunyai bentuk seperti silinder, mempunyai buku (nodium) yang merupakan tempat kedudukan daun, dan beruas-ruas ( internodium), pada setiap buku dapat tumbuh tunas yang akan berkemnbang menjadi daun ( gemma folifera) atau bunga ( gemma florifera) dan batang kecil atau cabang. Ujung batang selalu tumbuh ke arah sinar (fototropisme positif). Batang dapat berwarna hijau pada waktu muda dan berfungsi untuk fotosintesis, tetapi setelah dewasa akan berubah warna kecuali pada tumbuhan berumur pendek, batang tetap berwarna hijau. Selain mengangkut air dan zat-zat bahan makanan dan air ke daun juga mengangkut zat makanan ke akar. Beberapa tumbuhan seringkali tidak menampakkan batangnya karena ruas-ruasnya sangat pendek sehingga yang tampak di atas tanah daun-daun yang berjejal-jejal. Tumbuhan yang tidak tampak batangnya sering disebut dengan planta acaulis. Daun-daun pada tumbuhan ini tumbuh membentuk roset daun sebagai contoh lidah buaya ( Aloe vera), (jadam, Adam dan Hawa), sawi ( Brassica juncea). Batang pohon kelapa tumbuh ke atas tetapi pada ujungnya ruas-ruasnya sangat pendek dan membentuk roset, tumbuhan demikian disebut roset batang . Roset dari kata rosula, contoh tumbuhan yang membentuk roset batang selain
kelapa, yaitu anjuang (Codyline fruticosa) dan Pleomele angustifolia (Pandan suji). Tumbuhan yang batangnya tampak jelas dapat dibedakan menjadi. 1. Herbaceous (tumbuhan berbatang basah). Batang tumbuhan tampak berair bahkan kadang-kadang transparan. Contoh herbaceous: Impatiens balsamina (pacar air), Piperomia pellucida, krokot ( Portulaca oleracea). 2. Lignosus (batang berkayu). 3. Tumbuhan lignosus batangnya keras. Pepohonan (arbores) dan semak-semak ( frutices). Arbores batang tinggi umumnya bercabang-cabang, contohnya: nangka ( Artocarpus integr a), manggis (Garcinia mangostoma) dan lain-lain. Frutices biasanya batangnya pendek berkayu, cabang dekat dengan tanah, contoh: Ixora grandiflora (soka), Gardenia agusta (kaca piring), Tabernamontana divaricata (rondolali) dan lain-lain. 4. Calmus Batang rumput-rumputan, batang tidak berkayu, ruas-ruas tampak nyata, seringkali berongga, contohnya: Oryza sativa tumbuhan yang termasuk Gramineae.
5. Calamus Batang tidak ker s, ruas-ruasnya agak panjang dan sering ali berongga, contoh Fimbristylis globulosa
unth (mendong) dan tumbuhan yang termas k Cyperaceae.
Batang mempunyai berbagai macam bentuk diantaranya: 1. teres (bulat) seperti bat ng papaya (Carica papaya), batang mang a ( Mangifera indica), batang pisang ( Musa paradisiaca)
Gambar 1. Pisang ( Musa paradisiaca). Sumber: dokumen pribadi. 2. bersegi (angularis), tria gularis misal pada batang teki (Cyperus rot ndus), quadrangularis misal pada jinten (Cole s amboinicus), Bidens pilosus 3. pipih melebar seperti d un dan berfungsi seperti daun juga. Ada d a macam jika batang tumbuh terus dan berca ang disebut kladodia, contoh tumbuhan ka tus (Opuntia vulgaris Rill) dan batang tumbuh terbatas, contoh Muehlenbeckia platyclada jakang).
Gambar 2. Batang Muehlenbeckia platyclada (jakang). Sumber: dokumen pribadi.
Permukaan batang juga ber bagai macam: a. laevis (licin) misalnya batang kangkung, jagung, pacar air. b. costasus (berusuk) punya rigi seperti Piper bettle (sirih). c. beralur (sulcatus) pada iden pilosus, Costus caudatus (kenikir). d. bersayap (alatus) biasanya batang bersegi dan sudutnya mengalami elebaran contoh pada Dioscorea alata (uwi) dan Passiflora quadrangularis (markisah).
e. berambut (pilosus) misal pada beberapa Begonia sp. f. berduri (spinosus) dadap ( Erythrina sp.), Euphorbia milli. g. berbekas-bekas (bekas daun tampak jelas) pada Carica papaya, Ceiba pentandra. h. memperlihatkan bekas daun penumpu pada Artocarpus communis (kluwih), Artocarpus integra (nangka). i. banyak lentisel pada sengon ( Albizzia stipulate). j. batang mengelupas contoh pada Bungur ( Lagustrumia speciosa), Psidium guajava (jambu biji). Batang tumbuh ke arah sinar matahari (fototropis atau heliotrope) dengan arah bervariasi sebagai berikut: a. tegak lurus contoh: kelapa (Cocos nucifera), papaya (Carica papaya). b. menggantung (dependens, pendalus) contoh anggrek tertentu, Lycopodium. c. berbaring (humifusus) contoh semangka. d. menjalar (merayap, repens) contoh Ipomoea reptans, Ipomoea batatas. e. condong (ascendens)/serong ke atas contoh kacang tanah ( Arachis hypogea). f. metans (mengangguk ke atas) contoh pada bunga matahari. g. memanjat (scandens). -
dengan akar pelekat sirih belanda (Philodendron).
-
dengan akar pembelit Philodendron bipenifolium.
-
dengan sulur pembelit pada Sechium edule.
-
dengan daun atau sulur daun pada kembang sungsang.
-
dengan duri pada Rosa sp., Bougenville.
-
dengan duri daun pada rotan (Calamus coesius Bl.).
-
dengan kait pda Mucaria gambir Roxb.
h. membelit dengan arah membelit ke -
kiri (sinistrum volubilis) pada kembang telang (Clitoria ternatea).
-
kanan (dextrosum volubilis).
Percabangan pada batang Tumbuhan monokotil jarang bercabang sedang pada dikotil memkpunyai percabangan dengan berbagai cara 1. monopodial, batang pokok tumbuh terus contoh pada Pinus sp.
Gambar 3. Batang deng n sumbu minipodial (yang ditunjukkan dengan panah). Sumber: dokumen pribadi. 2. simpodial cabang lebih anjang dari batang pokok pada sawo kecik ( anilkara bidentata)
Gambar 4. Batang simpodial pada sawo kecik. Sumber: doku en pribadi. 3. menggarpu (dikotomis) etiap ujung bercabang menjadi dua yang sa a besar pada flamboyan.
Gambar 5. ercabangan menggarpu. Sumber: dokumen ribadi. Cabang yang besar disebut dahan (ramus) yang kecil disebut ranting. Cabang pada tumbuhan dibedakan: a. geragih (flagellum, stolon) contoh Centella asiatica, cabang merayap di atas tanah dan kentang merayap di dalam tanah
Gambar 6. Geragih pada Centella asiatica. Sumber: dokumen pribadi. b. wiwilan atau tunas air ( irga singularis), batang tumbuh cepat dan b nyak kuncup tidurnya contoh pada batang cokl at (Theobroma cacao)
Gambar 7. Wiwilan pada Theobroma cacao. Sumber: doku en pribadi, c. sirung panjang (virga) ca bang beruas panjang tidak pernah berbunga d. sirung pendek (virgula) abang pendek pendukung bunga dan buah c ntoh jambu biji.
Cabang tumbuhan dapa membentuk sudut dengan sumbu pokok d ngan berbagai variasi diantaranya. a. fastigatus contoh pada k pi sudut antara batang dan cabang sangat kecil b. condong ke atas ± 45° p da Casuarina equisetifolia c. mendatar sudut 90° pada randu, ketapang (Terminalia catappa)
Gambar 8. Caba g mendatar dengan sudut 90 0. Sumber: dokumen pribadi. d. terkulai (dechiatus), pan kal mendatar ujung terkulai contoh kopi
e. bergantung (pendalus) sudut > 90°
Tumbuhan akan mati jika batangnya mati oleh karena ada tumbuhan berumur pendek dan tumbuhan berumur panjang. 1. Tumbuhan annual (annuus) umur kurang dari 1 tahun contoh palawija: jagung, padi, kedelai. 2. Tumbuhan bienial (biennis) contoh gula bit ( Beta vulgaris) 3. Tumbuhan menahun atau tumbuhsn keras digolongkan dalam semak sedang untuk terna (herba) berumur panjang contoh empon-empon.
Struktur Anatomi Batang
Perbedaan yang mendasar antara anatomi batang dan akar terletak pada struktur pembuluh angkutnya. Susunan xilem dan floem pada akar terletak pada radius yang berbeda dan berseling secara bergantian, sedang pada batang floem dan xilem terletak dalam satu radius, floem berada di sebelah luar dan xilem di sebelah dalam. Susunan berkas pengangkut pada akar disebut radial sedangkan pada batang kolateral. Sifat xilem pada akar disebut eksark karena letak protoxilem berada di sebelah luar metaxilem sedangkan pada batang disebut endark karena letak protoxilem di sebelah dalam metaxilem. Floem dan xilem pada batang membentuk suatu berkas yang tersusun di dalam satu lingkaran. Epidermis batang pada umumnya memiliki stoma dan trikoma pada waktu masih muda sehingga batang dapat berfungsi sebagai organ fotosintesis. Korteks terdiri dari jaringan parenkimatik yang mungkin di dalamnya ditemukan jaringan sekretorik misalnya saluran lendir pada batang Hibiscus sp., sel minyak pada batang Piper betle dan Cinamomum sp., saluran resin pada batang Pinus sp.; kristal kalsium oksalat pada batang Impatiens balsamina. Jaringan penguat pada batang dapat berupa kolenkima dan sklerenkima tergantung jenis tumbuhannya. Kolenkima di korteks dapat membentuk suatu lingkaran utuh atau terdapat dalam suatu kelompok-kelompok. Kolenkima dapat mengandung kloroplas dan dapat juga menjadi meristematik kembali membentuk felogen. Sklerenkima yang ditemukan di korteks dapat berupa serabut atau sel batu. Sel-sel sklerenkima mati dan berdinding tebal, sklerenkima dapat berupa lingkaran utuh yang terletak di bawah epidermis atau di sebelah dalam korteks. Batas antara korteks dan stele terdiri dari selapis sel yang disebut endodermis yang seringkali pada waktu batang masih muda mengandung butir-butir amilum sehingga disebut dengan sarung tepung atau floeoterma. Stele terdiri dari tiga bagian yaitu perisikel, berkas pengangkut dan empulur. Perisikel dapat terdiri dari satu lapis atau beberapa lapis sel yang berupa parenkima dan sklerenkima
atau parenkima saja. Sklerenkima yang terdapat di stele mungkin terjadi dalam kelompokkelompok yang terpisah atau membentuk lingkaran utuh yang berrada di luar berkas pengangkut membentuk garis batas yang jelas antara korteks dan stele. Berkas pengangkut pada batang monokotil merupakan berkas yang terpisah-pisah dan memiliki tipe kolateral tertutup, seringkali dikelilingi oleh sklerenkima sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler. Berkas pengangkut tersebut tersebar tidak teratur. Berkas pengangkut pada dikotil ada yang berupa berkas terpisah-pisah tapi tersusun dalam satu lingkaran atau membentuk satu lingkaran utuh, di antara floem dan xilem ditemukan kambium. Kambium yang terdapat di dalam berkas pengangkut dinamakan kambium fasikuler. Di antara berkas pengangkut yang satu dengan yang lain kambiumnya saling berhubungan, kambium yang menghubungkan dua berkas pengangkut dinamakan kambium interfasikuler. Empulur biasanya terdiri dari sel-sel parenkima atau canpuran antara sklerenkima dan kolenkima. Beberapa tumbuhan empulurnya mengalami desintegrasi sehingga batangnya berlubang, contohnya pada Ipomoea reptans. Korteks batang monokotil tidak memiliki batas yang jelas antara korteks dan stelenya. Berkas pengangkut pada batang monokotil umumnya kolateral tertutup ada yang dikelilingi oleh sklerenkima baik sebagian atau keseluruhan berkas sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi pada batang dikotil maupun monokotil. Titik tumbuh sekunder pada batang adalah felogen dan kambium vaskuler. Felogen dapat berasal dari kolenkima, parenkima, atau perisikel. Felogen dapat bersifat monopleuris dan dipleuris. Felogen monopleuris hanya membentuk felem saja ke arah luar, sedang yang dipleuris keluar membentuk felem ke arah luar dan ke arah dalam membentuk feloderm. Felem, felogen, dan feloderm menyusun lapisan periderm yang menggantikan epidermis. Lenti sel dapat terbentuk pada periderm. Lenti sel berfungsi sebagai jalan kel uar masuknya udara untuk bernafas. Lenti sel tidak dapat membuka dan menutup. Lenti sel terdiri dari celah yang diapit oleh felem, dan di dalamnya terdapat felogen dan feloderm, dan di dalam celah terdapat sel-sel yang lepas disebut chorifeloid. Sel-sel penyusun felem biasasnya berbentuk prisma memanjang tersusun teratur, berdinding tipis tetapi menganddung suberin sehingga kedap terhadap air. Sel-sel felem mati. Pada Quercus suber felem sangat tebal dan dapat dipanen setiap tahun setelah tanaman berumur 10 tahun. Felem dimanfaatkan sebagai gabus yang dapat digunakan untuk tutup botol, sol sepatu, dan lain-lain. Felogen bersifat meristematis, sel-selnya berbentuk balok,
terdiri dari selapis atau b berapa lapis kalau sedang aktif, dan biasanya berinti. Feloderm disusun dari sel-sel parenkimatik dan hidup. Susunanya juga teratur sep rti felem. Kambium fasikuler
aupun interfasikuler membentuk xilem se under ke arah dalam
dan floem sekunder ke ar h luar. Kambium faskuler dan interfasikuler tidak terdapat pada monokotil. Xilem primer dibentuk sebelum dibentuk kambium interfasikul r. Unsur-unsur xilem primer yang dibentuk per tama kali disebut protoxilem sedang unsur -unsur yang dibentuk setelah protoxilem disebut metaxilem. Pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder posisi xilem primer terdesak ke arah dalam berbatasan langsung dengan sel-sel parenkima empulu sedang floem primer akan terdesak ke tepi berbatasan langsung dengan parenkima korteks; sehingga pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder daerah korteks tidak terlihat jelas bahkan mungkin hilang. Struktur Anatomi Batan Dikotil Herba
1. Batang Pacar Air ( Impatiens balsamina)
Epidermis terdiri dari satu lapis sel dengan kutikula tebal. Di se elah dalam epidermis ditemukan jaringan peng at berupa kolenkima anguler. Kemudian diikuti oleh jaringan parenkimatik yang tersusun dari sel isodiametrik dengan ruang sel yang besar. Endodermis masih tampak jelas, tersusun dari satu lapis sel, diikuti dengan satu lapis sel perikambium. Berkas pengangkut di dalam stele terdiri dari empat berkas yang
asing-masing berkas
dipisahkan oleh parenkima. Floem dan xilem dibatasi oleh kambiu . Bagian tengah dari korteks diisi oleh empulur ang parenkimatik 2. Batang Kangkung ( Ipomoea reptans)
Lapisan terluar bata g kangkung disusun oleh satu lapis epid rmis. Daerah korteks disusun oleh jaringan penguat yang berupa kolenkima dan parenkim . Jaringan kolenkima terdiri dari 2-3 lapis sel, t rletak di sebelah dalam epidermis. Parenki a terdapat di sebelah dalam jaringan kolenkima. Lapisan endodermis masih tampak jelas. Daerah silinder pusat di mulai dari jaringan parenkimatis yang menyusun perisikel, di sebelah alam lapisan perisikel ditemukan berkas pengang ut bertipe kolateral terbuka. Kambium dite ukan di antara berkas floem dan xilem. Kambium interfasikuler terdapat di antara dua be kas pengangkut yang berbatasan. Pada gambar 10 menunjukkan pertumbuhan sekunder
ada batang kankung.
Parenkima empulur ada yang mengalami desintegrasi sehingga tam ak adanya rongga di dalam empulur. Struktur Anatomi Batan Dikotil Berkayu
Contoh batang dikotil berkayu di antaranya batang keningar (Ci amomum burmani) dan batang bunga kupu-ku u ( Bauhinia purpurea)
1. Batang Cinamomum urmani
Gambar 11. Irisan melintang batang kayu manis (Cinnamomum bu mani)A. Tampak keseluruhan, B. Tampak sebagian, e:epidermis, em: daerah empulur yang parenkimatis, f: floem, ka: kambium, ko : jar. Kolenkima, skle: sklerenkima, x: silem. Sumber: dokumen pribadi. Penampang melintang batang C. burmani menunjukkan struktur anatomi sebagai berikut: pada gambar 11
emiliki epidermis yang terdiri dari satu lap s. Korteks terdiri dari
beberapa lapis sel parenkimatik dengan beberapa sel yang mengandung antosianin yang tersebar di antara sel-sel parenkimatik tersebut. Endodermis tidak t mpak jelas. Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel yang berupa kelompok sklereida yang dihubungkan dengan parenkima sehingga mem entuk lingkaran utuh. Floem dan xilem di batasi oleh kambium. Floem membentuk kelompok-kelompok diselingi oleh parenkima, sed ng xilem membentuk lingkaran utuh. Empulur t rdiri dari sel-sel parenkimatik yang memil ki ukuran lebih besar dari sel-sel disebelah luarn a. Sel-sel empulur yang berbatasan dengan ilem berlignin. Awal pertumbuha
sekunder pada batang C. burmani dia ali dengan aktifitas
kambium gabus dan kam bium pembuluh. Kambium gabus berasal dari sel-sel di bawah epidermis. Kambium gabu pada awalnya hanya tampak di bagian terte ntu (gambar A dan B) . Kambium gabus pada per umbuhan sekunder yang lebih lanjut, akan t rus membelah ke arah luar dan ke arah dalam sehingga membentuk lapisan periderm yang rata di semua permukaan batang (gambar C).
Kambium pembulu membelah ke arah dalam membentuk xile
sekunder dan ke arah
luar membentuk floem se under. Kambium pembuluh lebih aktif me belah ke arah dalam dari pada ke arah luar sehingga lapisan xilem sekunder lebih tebal dar pada floem sekunder (gambar C). Di antara berkas-berkas xilem sekunder terdapat parenkima jari-jari empulur. 2. Batang bunga kupu- upu ( Bauhinia sp.)
Struktur anatomi ba ang Bauhinia sp. yang telah mengalami pertumbuhan sekunder menunjukkan bagian pali g luar berupa lapisan periderm yang terdi i dari 3 bagian yang meliputi felem bagian paling luar, felogen yang bersifat meristematik, dan feloderm yang berada di sebelah dalam dan berasal dari felogen. Felem terdiri dari beberapa lapis sel yang dindingnya bergabus, pad a beberapa bagian tertentu felem tampak robek sebagai akibat desakan pertumbuhan jari gan yang berada di sebelah dalamnya. B gian yang robek tadi dinamakan lenti sel, yang berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara pada peristiwa pernafasan. Felogen terdiri dari beberapa lapis sel yang terletak di sebelah dalam felem. Sel penyusun felogen berbent k pipih ke arah samping dan selnya hidu . Feloderm berada di sebelah dalam felogen, te diri dari sel-sel parenkimatik. Korteks berada di sebelah dalam lapisan periderm, terdiri dari sel-sel klorenkima. Lapisan endodermis bersifat parenkimatis sedangkan lapisan perisikel sebagian bersifat sklerenkimatis dan sebagian kecil parenkimatis. Sel-sel penyusun jaringan floem sekunder berada di sebelah dalam perisikel. Parenkima jari jari floem berada di dala
berkas floem sekunder. Kambium pembuluh tersusun hingga 5
deret sel. Xilem sekunder berada di sebelah dalam kambium pemb luh. Xilem sekunder terdiri dari trakea dan trakeida yang tersusun dalam satu jari-jari xilem. Parenkima jari-jari xilem berada di dalam ber as xilem sekunder. Parenkima jari-jari emp lur memisahkan antar berkas pengangkut. Tipe s ele pada batang Bauhinia sp. bertipe eustel . Batang Bauhinia sp. yang diamati belum menu jukkan adanya daerah dilatasi. Daerah empulur disusun oleh selsel yang bersifat parenkim tik.
Struktur Monokotil Berbatang Lunak 1. Bata Batang ng Jagu Jagung ng ( Zea
ays) ays)
Lapisa Lapisan n terlu terluar ar batan batang jagung jagung disusun disusun oleh satu lapis epidermis. epidermis.
aerah korteks batang
jagung sempit. Daerah korteks teks bata batang ng jag jagung ung ter terdi diri ri dari dari 2 sam sampa paii 3 lapis sklerenkima yang terd terdir irii dar darii selsel-sel sel serab serab t sklerenkima yang berlignin dan satu
ampai dua lapis sel
parenkimatik. Batas daerah korte korteks ks dengan dengan silinder silinder pusa pusatt tidak tidak jelas. Ukuran sel-sel parenkima semakin ke dalam semakin besar. Berkas penngangkut
ang bertipe kolateral
tertutup fibrovaskuler tersebar di antara antara sel-sel sel-sel parenki parenkima. ma. Ukura Ukuran berkas pengangkut semaki semakin n ke ke dalam dalam semaki semaki besar. Ciri khas pada berkas pengangkut batang jagung, xilem terd terdir irii dari dari dua dua trak trakea ea bes r kemudian kemudian dihubu dihubungka ngkan n dengan dengan satu bulu bulu h cincin dan di antara floem floem dan dan xile xilem m ditem ditemuk ukaa ruang reksige igen. Serabut sklerenkima mengelilingi seluruh berkas pengangkut. Tipe stele pada batang jagung disebut ataktostele.
Monokotil berbatang ker as 1. Bata Batang ng Pale Palem m Ku Kuni nin n
Batang palem kuning saat saat mud muda ter terb bung ungkus kus ole oleh h pel pelep epah ah dau daun. I isan melintang batang palem berbentuk segitiga engan ujung tumpul. tumpul. Lapisan Lapisan terluar terluar batan batang disusun oleh selapis sel epidermis. Korteks ta pak sempit dan batas antara korteks deng n silinder pusat tidak jelas. Di sebelah dalam e pidermis, terdapat satu sampai dua lapis s l sklerenkima diikuti den dengan paren arenk kima. ima. Di an antara jaringan parenkima terdapat berkas pe gangkut yang bertipe
kolateral tertutup fibrovas uler. uler. Serab Serabut ut sklere sklerenki nkima ma yang yang meng mengelil elilin ingi berkas pengangkut sangat tebal dan berlignin.
Perbedaan pokok a tara tara bat batan ang g mon monok okot otil il dan dan dik dikot otil il terl terlee ak pada tipe berkas pengangkut, jaringan peng at, dan dan tipe tipe steleny stelenya. a. Tipe Tipe berk berkas as penga pengangk ngkut pada batang dikotil yang normal tipe kolateral terbuka. Kambium terdapat di antara xilem dan floem (kambium faskuler) dan kambium int rfasikuler terdapat di antara dua berkas pengangkut. Pertumbuhan sekund sekunder er menyebab menyebabkan kan du berkas pengangkut yang berbatasan menja i satu sehingga berkas pengangkut tampak sebag i satu satu lingk lingkara aran n yan yang g utu utuh. h. Jarin Jaringa gan n pen peng g at pada dikotil dapat berupa kolenkima yang ter apat apat di di daer daerah ah kor korte teks ks bai baik k berb berbat atas asan an lan langs gsung dengan epidermis atau terdapat di dalam pa enki enkima ma.. Skl Skler eren enki kima ma mung mungki kin n ter terda dapa patt seb sebagai jaringan penguat sendiri iri atau tau bersama den an kole kolenk nkim imaa di di dal dalam am korte orteks ks.. Tip Tipee be be kas pengangkut pada monokotil disebut kolate al tertutup karena tidak terdapat kambium di antara xilem dan
floem. Ka Kambium interfasikuler jug juga tida idak ada. Le Letak tak berkas pe penga gkut pada monokotil tersebar. Ti Tipe stele pada di di otil eustele sedang pada batang monokotil a taktostele.
Batang Batang Tumbuh Tumbuhan an Dikot Dikot l yang Menyimpang
Beberapa tumbuhan dikotil memiliki struktur anatomi yang me yimpang dari normal. Sebagai contoh berkas pengangkut ya yang umumnya ko kolat lateral ral, pada tum tum buhan tersebut bertipe bikolateral, konsentris bai amfivasal maupun amfikribral. Berkas pengangkut pada dikotil normalnya tersusun dalam satu lingkar lingkaran an tetapi tetapi pada beberap beberapaa tumbuha tumbuhan dapat lebih dari satu lingkaran sehingga ada b rkas rkas peng pengan angk gkut ut peri perifer fer dan dan medu medula lar. r. Ber Berkas pengangkut yang perifer tersusun dalam satu lingkaran lingkaran sedang berkas pengangk pengangkut ut yang terleta terletak k di medula medular r
umumnya terseb sebar. Tipe stele tele pada pada diko dikoti till yan yang g nor norma maln lny ya eus euste tele le dapat berubah menjadi diktiostele. Penyimpangan tersebut dinamakan anomali. Contoh-contoh batang yang memiliki struktur anatomi menyimp ng: 1. Sechium 1. Sechium edule
Lapisan terluar bata g S. edule disusun oleh satu lapis sel epidermis. Daerah korteks disusun oleh jaringan kole kima kima,, klor kloren enki kima ma,, dan dan skle sklere renk nkim ima. a. Kol Kolen enk k ma terletak di sebelah dalam lapisan epidermis.
olenkima memiliki tebal 2 sampai 7 lapis sel, disebelah dalam
jaringan kolenkima terdap t 1 sampai sampai 2 lapis lapis sel sel klorenkima klorenkima.. Jaringa Jaringa sklerenkima terdapat setel telah ja jaringa ngan klo klorrenki a. Jari Jaring ngan an skle sklere renk nkim imaa memi memili liki ki teba teball ku ang lebih 5 lapis sel. Batas antara korteks dan silind inder pu pusat tid tidaak je jelas las. Se Sel-s l-sel ya yang men usun usun endode endodermi rmiss dan perisikel bersifat parenkimatis atis.. Berka erkass peng pengan ang gkut kut terd terdap apat at di anta antara ra sel-sel parenkima yang meny menyus usun un daera daerah h empul empulu u . Berk Berkas as peng pengan ang gkut kut mem memil ilik ikii tip tipee bik bikol olaa eral, dengan susunan floem luar-kambium-xile -floem dalam. Tipe bikolateral termasuk sifat anomali. Berkas pengangkut tersusun dal am satu satu lingkar lingkaran. an. Adany Adanyaa pertumbu pertumbuha han yang tidak sama menyebabkan berkas pengangkut tampak tersebar. Sel-sel parenkima i daerah empulur ada yang yang berd berdisi isint nteg egra rasi si sehin sehing gga terbentuk rongga empulur.
2. Batang Piper betle
Bagian terluar dari batang sirih disusun oleh selapis sel epidermis. Daerah korteks disusun oleh jaringan kol enkima dan sklerenkima. Kolenkima terletak di sebelah dalam epidermis. Kolenkima m miliki tebal 3-4 lapis. Di sebelah dala
kolenkima terdapat
parenkima yang mengand ng koloroplas. Endodermis batang sirih be sifat parenkimatis. Di sebelah dalam endodermis adalah selapis perisikel yang juga bersifat parenkimatis. Berkas pengangkut yang terletak i tepi memiliki tipe kolateral terbuka fibro askuler. Sklerenkima yang terdiri dari serabut sklerenkima yang berlignin membentuk lingkaran utuh yang bergelombang membatasi berkas pengangkut perifer dan medular. Berkas pengangkut yang terletak di tepi tersusun dalam lingkaran yang rapi. Di daerah tengah tau medular di antara sel-sel parenkima empulur terdapat berkas pengangkut yang juga bertipe kolateral terbuka. Berkas pengangkut yang t erletak di medular letaknya berseling dengan berkas pengangkut perifer. Adanya berkas pe gangkut yang terletak di medular (di antara parenkima empulur) merupakan salah satu bent k anomali pada batang P. betle.
3. Batang Amaranthus sp.
Bagian terluar dari atang bayam disusun oleh selapis sel epid rmis. Daerah korteks disusun oleh beberapa la pis jaringan kolenkima. Kolenkima terletak di sebelah dalam epidermis. Klorenkima t rdapat di sebelah dalam kolenkima. Kristal kalsium oksalat berbentuk tetrahedral ata prisma yang berukuran sangat kecil seh ngga disebut dengan bentuk pasir terdapat di dalam parenkima korteks. Endodermis batang bayam bersifat parenkimatis terdiri dari satu lapis, diikuti oleh perikambium. Berk s pengangkut perifer memiliki tipe kolateral te buka. Dua berkas pengangkut perifer dipi ahkan oleh kambium interfasikuler. Sel-sel hasi pembelahan kambium interfasikuler ke arah dalam membentuk jaringan parenkima konjungtif. Berkas pengangkut yang terletak di tepi tersusun dalam lingkaran yang rapi. Di daerah tengah atau medular di antara sel-s l parenkima empulur terdapat berkas pengangk t yang juga bertipe kolateral terbuka. Be kas pengangkut yang terletak di medular tersusu tersebar. Adanya berkas pengangkut yang terletak di medular (di antara parenkima empulur) merupakan salah satu bentuk anomali pa a batang Amaranthus sp.. Bentuk anomali juga ditunjukkan dengan adanya susunan ber kas pengangkut yang tersebar karena Amaranthu s sp. termasuk kelompok dikotil.
4. Batang Begonia sp.
Bagian terluar batan Begonia sp. dilapisi oleh selapis sel epider is. Di sebelah dalam epidermis terdapat 6- 7 j ringan kolenkima. Di dalam sel-sel kolonkima juga ditemukan pigmen antosianin. Di se elah dalam jaringan kolenkiam adalah jaringan parenkima. Di dalam sel penyusun jaringan kolenkima dapat ditemukan kloroplas dan kristal kalsium oksalat dengan bentuk drusse.
apisan endodermis bersifat parenkimati . Di sebelah dalam
endodermis adalah perisi el yang juga bersifat parenkimatik. Berkas pengangkut bersifat kolateral terbuka. Berkas engangkut dalam silinder pusat tersusun d dalam dua lingkaran yang berseling, ukuran ber as pengangkut perifer lebih kecil dibanding an berkas pengangkut medular. Batang Monokotil yang Bersifat Anomali Batang Aloe sp.
Lapisan terluar batang Aloe sp. yang sudah tua disusun oleh lapisan periderm. Di sebelah dalam lapisan periderm terdapat jaringan parenkima yang menyusun daerah korteks. Batas antara daerah korteks dengan silinder pusat tidak tampak jelas. Setelah beberapa lapis parenkima dapat ditemuk n sel-sel kambium yang berada di luar berkas pengangkut. Di sebelah dalam kambium ditemukan berkas pengangkut yang me iliki tipe konsentris amfivasal dan berkas pengangkut letaknya tersebar di dalam stele.
arenkima terdapat di
antara berkas pengangkut. Keberadaan kambium di luar berkas pem uluh dan tipe berkas pengangkut konsentris amf ivasal merupakan bentuk anomali pada batan g Aloe sp.
5.4 Daun 1) Morfologi Daun
Bagian yang tubuh tumbuhan yang berasal dari titik tumbuh uj ng batang dan berupa lembaran yang tipis. Pada umumnya mengandung kloroplas dan berfu gsi untuk fotosintesis dinamakan daun. Secara morfologi, bentuk-bentuk daun dapat dilihat pada gambar 1.
Keterangan gambar 1, dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Bentuk daun jantung (cordatus), Bentuk daun jantung memiliki ciri bentuk bulat telur dengan bagian pangkal daun berlekuk. 2. Bentuk daun jorong ( valis atau ellipticus), Bentuk daun jorong
emiliki perbandingan
panjang dan lebar 1½- :1. 3. Bentuk daun garis (lin aris), Bentuk daun garis memiliki penampa g melintang pipih dan bentangan daun yang anjang. 4. Bentuk daun bulat atau bundar (orbicularis), Bentuk daun bulat atau bundar memiliki perbandingan panjang dan lebar 1:1.
5. Bentuk daun perisai ( peltatus), Bentuk daun perisai memiliki ciri tangkai daun menempel pada bagian tengah helaian daun. 6. Daun majemuk menjari ( palmatus atau digitatus), Daun majemuk dengan anak daun tersusun memencar pada ujung ibu tangkai daun. 7. Daun majemuk menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus), Daun majemuk dengan anak daun yang berukuran kecil berselang-seling dengan anak daun yang berukuran besar. 8. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus), Daun majemuk dengan anak daun yang berpasang-pasangan di kanan dan kiri ibu tulang daun. 9. Bentuk daun jantung sunsang (obcordatus), Bentuk daun yang memiliki bentuk jantung dengan bagian lancip menempel pada tangkai daun. 10. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus), Bentuk daun majemuk dengan dengan jumlah anak daun gasal, dengan satu anak daun terletak di bagian ujung ibu tulang daun. 11. Bentuk daun delta (deltoideus), Bentuk daun yang memiliki tiga bagian sisi yang hampir sama. 12. Daun dengan tulang daun melengkung ( cervinervis), Daun yang memiliki beberapa tulang daun dengan: satu tulang daun besar terletak di tengah sedang beberapa tulang daun yang lain mengikuti arah tepi daun. 13. Bentuk daun anak panah ( sagittatus), Bentuk daun dengan ujung yang tajam dengan bagian pangkal berlekuk dengan sudut yang lancip. 14. Bentuk daun bulat telur (ovatus), Bentuk daun seperti bulat telur. 15. Daun bertoreh tidak merdeka (bercangap menyirip), Daun dengan torehan kurang lebih setengah panjang tulang daun dengan tulang daun menyirip. 16. Daun bertoreh merdeka (bergerigi/ serratus), Daun bertoreh yang tidak merubah bentuk dasar daun dengan bagian sudut dalam (angulus) lancip dan sudut luar/lekukan (sinus) juga lancip. 17. Daun bertoreh tidak merdeka (berbagi menjari), Daun dengan torehan melebihi setengah panjang tulang daun dengan tulang daun menjari.
2) Anatomi Daun
Daun terdiri dari tangkai daun, lamina, kosta, dan vena. Tangkai daun memiliki struktur anatomi yang mirip dengan batang. Kosta dan vena merupakan lanjutan dari batang tetapi memiliki arah tumbuh menyamping, sehingga letak berkas pengangkut terbalik dengan berkas pengangkut pada batang. Xilem pada berkas pengangkut di batang terletak di sebelah dalam floem sedang pada daun xilem berada di atas floem.
Epidermis daun terdiri dari dua, yaitu epidermis adaksial dan abaksial. Mesofil merupakan jaringan yang terletak di antara kedua epidermis tersebut. Berkas pengangkut di dalam mesofil terletak dalam satu deretan. Berkas pengangkut pada vena ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan berkas pengangkut pada kosta, bahkan kadang-kadang komponenya tereduksi terutama bagian floemnya. Mesofil pada daun monokotil pada umumnya tidak mengalami diferensiasi dan tersusun oleh jaringan sponsa. Mesofil pada dikotil pada umumnya berdeferensiasi menjadi palisade dan sponsa. Jaringan palisade pada umumnya tersusun rapat dan mengandung kloroplas lebih banyak dibandingkan jaringan sponsa. Jaringan sponsa memiliki banyak ruang antar sel yang kecil-kecil. Stomata terdapat pada bagian epidermis baik adaksial maupun abaksial maupun keduanya. Letak stomata dapat sejajar dengan sel epidermis atau lebih tenggelam atau menonjol. Letak stomata juga disesuaikan dengan lingkungan hidup tumbuhan. Daun dikategorikan dalam berbagai macam tipe berdasarkan keberadaaan stomata. Daun epistomatik jika stomata terdapat di bagian adaksial daun, hipostomatik jika stomata berada di bagian epidermis bawah daun, dan amfistomatik jika stomata terdapat pada kedua epidermis daun. Tipe berkas pengangkut pada daun sama dengan pada batang tetapi susunannya floem dan xilem terbalik. Kolenkima atau sklerenkima sering ditemukan di kosta yang letaknya langsung di bawah epidermis. Banyak tumbuhan yang berkas pengangkutnya dikelilingi oleh serabut sklerenkima. Daun seringkali memiliki struktur yang diadaptasikan dengan lingkungannya, misalnya daun rumput-rumputan, epidermis atasnya membentuk sel kipas yang digunakan untuk menggulung daun sehingga dapat mengurangi penguapan. Trikomata juga sering kali dibentuk dalam rangka untuk melindungi daun dari devisit air yang disebabkan oleh penguapan yang tinggi. Trikomata juga dapat digunakan untuk melidungi tumbuhan dari pengganggu karena trikomata tersebut menghasilkan zat-zat yang tidak disukai atau dapat mematikan penganggu. Daun dapat dikalsifikasikan menjadi daun yang bersifat ekuifasial jika mesofil tidak berdefersnsiasi sedang jika mesofil berdeferensiasi menjadi palisade dan sponsa dinamakan tipe dorsiventral. Daun tertentu memiliki susunan mesofil yang sentris daun tersebut dikatakan bertipe sentris. Struktur daun yang menyesuaikan dengan lingkungan yang kekurangan air dinamakan daun yang xeromorfik, daun yang menyesuaikan dengan lingkungan cukup air dinamakan mesomorfik, sedang yang menyesuaikan dengan lingkungan banyak air dinamakan hidromorfik.
Beberapa Contoh Strukt r Anatomi Daun
Anatomi Daun Dikotil Contoh anatomi daun dikotil diantaranya daun Ortosiphon stamineu s (kumis kucing) dan Glycine max (kedelai). 1. Anatomi daun Ortosip on stamineus
Daun Ortosiphon stamineus memiliki epidermis atas, dengan trikoma nonglanduler dan trikoma glanduler. Trikoma nonglanduler terdiri dari 3-4 sel yang tersusun dalam satu deret dan sel paling ujung runcing. Trikoma glanduler berbentuk sisi dengan satu tangkai dan empat sel kepala. Bagian kosta di bawah epidermis atas dan bawah ditemukan kolenkima sudut, diikuti dengan pare kima. Berkas pengangkut bertipe kolateral erbuka. Xilem berada di bagian adaksial dikuti kambium dan floem. Bagian lamina di bawah pidermis atas terdapat palisade parenkima yang t rdiri dari dua lapis. Sel-sel palisade tersebut banyak mengandung kloroplas. Jaringan sponsa terdapat di sebelah bawah palisade terdiri d ri sel-sel isodiametrik dengan ruang antar sel ya g kecil. Stomata ditemukan di kedua permukaan daun, bentuk sel penutup ginjal diapit dengan dua sel tetangga yang memiliki poros panjang tegak lurus dengan poros sel penutup, dengan demikian tipe stomata pada Orto siphon ini dinamakan diasitik. Tipe daun Ortosi hon ini dinamakan bifasial karena memiliki struktur yang berbeda
kalau dilihat dari permukaan atas dan permukaan bawah. Ditinjau dari keberadaan stomata daun ini memiliki tipe amfistomatik.
2. Anatomi Daun Glycine max (Kedelai)
Daun Glycine max ini memiliki epidermis atas dan bawah yang dilapisi dengan kutikula yang tipis. Stom ta lebih banyak ditemukan di permukaan
awah meskipun juga
ditemukan di permukaan tas. Bagian kosta di bawah epidermis atas dan di atas epidermis bawah terdapat kolenkima sudut. Kolenkima atas dan bawah dih bungkan oleh sel-sel parenkima yang berbentu
isodiametrik. Tipe berkas pengangkut kol ateral terbuka dengan
xilem berada di bagian ata dan floem di bawah. Kambium tidak aktif sehingga tidak tampak terlalu jelas. Parenkima palisade terdapat di sisi kiri dan kanan berkas pengangkut, berhubungan langsung dengan palisade yang berada di lamina. Kristal kalisum oksalat dengan bentuk prisma ditemukan di epidermis . Lamina tersusun dari lapisan epidermis atas diikuti oleh dua lapis palisade parenkima yang banyak mengandung klor oplas. Sel-sel sponsa berbentuk segitiga berujung tumpul dan mengandung kloroplas le ih sedikit disbanding dengan palisade.
uang-ruang antar sel
banyak ditemukan pada ja ingan ini. Epidermis bawah terdiri dari sela is sel dengan stomata yang anomositik tetapi sebagian ada yang bersifat anisositik. Trikoma glanduler dengan satu sel tangkai dan satu sel ke ala. Trikoma nonglanduler terdiri dari beberapa sel yang tersusun dalam satu deret dengan se paling ujung runcing.
Contoh-contoh anatomi daun monokotil di antaranya d un Lilium sp. dan Cymbopogon nardus.
1. Anatomi Daun Lilium sp .
Daun Lilium sp. memiliki tulang daun sejajar, secara anatomis aun tersebut memiliki lapisan epidermis atas dan bawah yang terdiri dari satu lapis sel deng n bentuk kuboid. dan memiliki kutikula tipis.
tomata ditemukan di permukaan atas da
bawah, sel penutup
berbentuk ginjal yang dike lilingi oleh empat sel tetangga. Jumlah sto ata pada sisi adaksial dan abaksial sama sehingg daun ini disebut dengan daun yang amfistomatik. Daun lilium sp. juga dapat disebut dengan daun yang bersifat unilateral atau unifasial k rena mesofilnya tidak berdiferensiasi sehingga k lau dilihat dari sisi abaksial dan abaksial
emiliki susunan yang
sama. Mesofil tidak berdeferensiasi menjadi palisade dan sponsa tetapi terdiri dari sel-sel parenkimatik yang berbe tuk isodiametrik. Kloroplas lebih banya
terdapat di lapisan
parenkima mesofil adaksia di bandingkan dengan di sisi abaksial. Berkas pengangkut bersifat kolateral tertutup.
2. Anatomi Daun Cymbopogon nardus
Daun Cymbopogon nardus memiliki tulang daun sejajar dengan bagian kosta yang lebih besar dari yang lain. Bagian adaksial kosta terdiri dari satu lapis epidermis, diikuti beberapa lapis serabut sklerenkima yang berkelompok dilanjutkan dengan parenkima yang berbentuk isodiametris d n terdiri dari beberapa lapis. Berkas pengangkut pada kosta memiliki ukuran paling b sar, bertike kolateral tertutup fibrofaskuler. Di beberapa tempat tertentu, xilem terdiri dari dua trakea besar yang mengapit ruang re sigen dan satu buluh cincin sedang di tempat lain buluh cincin dan ruang reksigen belum ta pak jelas tetapi yang ada trakea yang diameter lebih kecil diapit oleh parenkima. Floem t rdiri dari buluh tapis yang didampingi oleh sel engiring yang berukuran lebih kecil dan pa enkima floem. Berkas
pengangkut dikelilingi ole h selapis sel-sel yang berbentuk isodiametrik dan mengandung sedikit kloroplas dan di l arnya sel-sel berbentuk palisade dan men andung lebih banyak kloroplas. Di bagian atas xilem dan di bawah floem ditemukan jaringan sklerenkima yang menghubungkan epidermis atas dan bawah.
Lamina epidermis atas memiliki sel-sel kipas yang ukurannya lebih besar disekelilingnya. Sel kipas erdiri dari 5 atau lebih, stomata ditemukan ada epidermis bawah dan atas. Sel penutup berb ntuk halter yang dikelilingi 2 sel tetangga. Stomata terdapat dalam satu deretan. Trikoma kelenjar yang terdiri dari satu sel ditemukan pada epidermis yang berada di tulang daun.
Adaptasi Daun Terhadap Lingkungan
Struktur anatomi daun disesuaikan dengan lingkungan tumbu
tumbuhan. Adaptasi
terjadi pada lingkungan yang kekurangan air dan air berlimpah. Adaptasi juga dilakukan terhadap intensitas sinar. Sebagai contoh daun-daun yang memi iki struktur adaptasi lingkungan kering yaitu da un Pinus merkusii dan Ficus benjamina; lingkungan banyak air di antaranya melati air, daun inus merkusii, dan Xanthosoma. 1. Anatomi daun melati air
Daun ini memiliki urat-urat daun melengkung dan menonjol. Bagian kosta lebih menonjol ke arah abaksial. Epidermis atas terdiri dari satu lapis denga kutikula tipis, diikuti oleh beberapa lapis sel skl renkima. Berkas pengangkut berukuran kecil dengan tipe kolateral tertutup fibrovaskuler la gsung terdapat di bawah sklerenkima. Jaringan parenkima membatasi antara berkas engangkut yang berukuran kecil tadi dengan berkas pengangkut
yang berukuran lebih bes r. Berkas pengangkut yang besar juga ber tipe kolateral tertutup fibrovaskuler. Berkas pengangkut ini dikelilingi oleh aerenkima yang memiliki ruang antra sel yang luas. Sel-sel penyu un aerenkima berbentuk isodiametrik dan berukuran kecil. Di sebelah bawah aerenkima ditemukan dua berkas pengangkut kecil lagi yang bertipe sama, dikelilingi oleh aerenkima yang ruang antar selnya lebih kecil dibandi g dengan ruang antar sel di atasnya. Antara epid rmis bawah dengan berkas pengangkut terdapat sklerenkima.
Lamina terdiri dari epidermis atas dan epidermis bawah. Di bawah epidermis atas ditemukan satu lapis palisade yang mengandung kloroplas, diikuti spo sa yang tersusun oleh sel-sel isodiametrik yang ersifat parenkimatik dengan ruang antar sel yang kecil. Stomata ditemukan di bagian epidermis atas dan bawah, dengan sel penutup ber entuk ginjal. 2. Anatomi daun Pinus m erkusii
Daun Pinus merkusii memiliki mesofil yang susunannya terpusat sehingga disebut dengan daun yang bertipe sentris. Epidermis terdiri dari satu lapis dengan kutikula tebal dan letak stomata tenggelam. Sklerenkima terdiri dari 2 sampai 3 lapis terdapat di bawah epidermis. Parenkima dengan dinding yang berlipat-lipat terdapat di bawah sklerenkima. Saluran hars dengan satu lapis epitel banyak dijumpai di daerah paren ima tadi. Endodermis terdiri dari satu lapis dengan ukuran sel yang besar dengan bentuk o al diikuti oleh selapis perisikel yang bersifat pa enkimatis. Empulur terdiri dari sel-sel parenkimatis dan bagian tengah terdapat berkas pengangkut dengan tipe kolateral terbuka. Daun ini menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan kering karena pada umumnya Pinus hidu di daerah yang tinggi atau di kutub yang sumber airnya sangat dalam. Lapisan kutikula yang tebal dan letak stoma tenggelam menunjukkan
daptasi terhadap lingkungan yang kurang air. Daun Pinus ini
dikatakan memiliki sifat xeromorfik.
3. Anatomi daun Ficus benjamina (beringin)
Daun Ficus benjamina memiliki epidermis yang terdiri dari 2 s mpai 3 lapis. Lapisan terluar memiliki ukuran paling kecil dan dilapisi oleh kutikula tebal.
itosis ditemukan pada
lapisan epidermis atas. S omata terdapat di epidermis bawah deng n sel penutup stoma berbentuk ginjal dan terlet k tenggelam. Mesofil terdiferensiasi menja i palisade dan sponsa. Palisade ditemukan di per ukaan atas dan bawah. Ukuran sel-sel palisade yang di atas lebih besar dibandingkan denga palisade di permukaan bawah. Palisade y ng terdapat di bagian atas terdiri dari dua lapis sedang yang di bawah hanya satu lapis, keduanya banyak mengandung kloroplas. Sp onsa terdiri dari sel-sel parenkimatik yang b rbentuk segitiga yang berujung tumpul dengan ruang-ruang antar sel yang banyak. Tipe berkas pengangkut bikolateral fibrovaskuler tetapi sklerenkima hanya terdapat pada bagian bawah floem dalam.
4. Anatomi daun Xanthosoma sp.
Xanthosoma sp. bi sanya ditanam di pematang sawah yang intensitas sinarnya tinggi sepanjang hari. Xanthosom a termasuk monokotil yang pada umumnya parenkima mesofilnya tidak mengalami diferensiasi. Struktur anatomi daun Xanthosoma meunjukkan adaptasi terhadap intensitas sinar yang tinggi dengan membentuk lapisan palisa e yang lebih dari satu lapis. Bagian kosta daun
anthosoma terdiri dari satu lapis epidermis atas yang berbentuk
kuboid dengan kutikula tipis. Di sebelah dalam epidermis ditemukan 2-3 lapis palisade yang tersusun rapat dan menga dung kloroplas yang banyak. Epidermis b awah terdiri dari satu lapis sel dengan bentuk
uboid dan dilapisi oleh kutikula tipis ya g berombak. Di atas
epidermis bawah ditemukan sklerenkima yang berkelompok. Di sebelah dalam terdapat parenkima yang berbentuk isodiametrik dan bersifat parenkimatik da di bagian yang lebih dekat dengan sisi adaksial terdapat aerenkima yang memiliki ruang u ara yang luas. Berkas pengangkut yang bertipe kolateral tertutup terdapat di dalam dae ah yang terdiri dari parenkima dan aerenkima kosta. Kristal kalsium oksalat yang berbe tuk jarum terdapat di dalam sel-sel parenkima te sebut. Lamina terdiri dari selapis epidermis atas dan bawah yang memiliki bentuk yang sama dengan epidermis kosta. Mesofil berdiferensiasi menjadi palisade dan sponsa. Rafida defensif ditemukan di dalam mes fil. Stomata terdapat di epidermis atas dan bawah dengan sel penutup berbentuk ginjal.
Struktur morfologi daun ada yang berasal dari tangkai daun ang memipih disebut dengan filodia dan berasal dari batang yang memipih yang disebut kladodia. Salah satu
contoh filodia adalah da n Acasia auriculiformis, sedang contoh
ladodia adalah daun
Muehlenbeckia platycada. 1. Anatomi Filodia Acasi auriculiformis
Penampang melintang tangkai filodia dari Acasia seperti pada penampang melintang batang. Epidermis terdiri dari satu lapis melingkar dan di bawahnya terdapat 1 sampai 2 lapis klorenkima diikuti berkas pengangkut yang bertipe kolateral terbu a fibrovaskuler yang tersusun dalam satu lingk ran. Setiap berkas pengangkut terdiri dari floem yang berada di sebelah luar xilem. Serabut sklerenkima terdapat di sebelah luar floem. Bagian paling dalam tersusun dari sel-sel parenkimatik yang berbentuk isodiametrik.
Gambar 10. Irisan melinta g tangkai daun Acasia auriculiformis. ep: epidermis, f: floem, klo: kklorenkima, kt: kutikul , par: parenkima, skle: sklerenkima, x: xile . Sumber: dokumen pribadi. Bagian yang tampak seperti lamina memiliki struktur anato i yang sedikit yang berbeda dengan bagian tan gkai. Bagian ini memiliki struktur pipih ke rah horisontal dengan ujung yang memiliki berk s pengangkut bersambungan dengan berkas pengangkut lain yang berada di abaksial dan adaksial. Dua berkas pengangkut besar di b gian sentral menyatu sehingga terlihat seperti satu berkas pengangkut dengan susunan skler enkima-floem-xilemffloem-sklerenkima. Berkas pengangkut di dalam mesofil terletak berderet beraturan dengan tipe kolateral terbuka fibr vaskuler. Epidermis tersusun dari satu lapis sel diikuti dengan 2 lapis palisade yang me gandung kloroplas. Dua berkas pengan kut berukuran kecil dipisahkan oleh jaringan parenkimatik yang sel-selnya berbentuk i odiametrik dan tidak
mengandung kloroplas. s ehingga terkesan seperti empulur pada batang. Kutikula yang melapisi epidermis tebal, stomata terletak tenggelam.
2. Anatomi Kladodia Mu hlenbeckia platycada
Epidermis membe tuk lingkaran eliptik, terdiri dari satu lapis sel dengan lapisan kutikula yang tebal. Palisade terletak di sebelah dalam epidermis
embentuk kelompok-
kelompok yang diselingi oleh sklerenkima. Bagian terdalam terdiri da i sel-sel parenkimatik yang berbentuk isodiametrik. Di dalamnya ditemukan berkas pengangkut yang tersusun melingkar. Berkas pengan kut bertipe kolateral terbuka fibrovaskuler dengan floem terletak di sebelah luar xilem dan dilindungi oleh sklerenkima. Kedua ujung elips memiliki daerah sklerenkima yang lebih luas dibanding dengan bagian lain.
BAB VI ORGAN GENERATIF
Kegiatan Pengantar
Perhatikanlah bunga sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis) atau bunga jenis lainnya yang ada di sekitar saudara! Setelah saudara melakukan pengamatan jawablah pertanyaan berikut! 1. Dari bunga-bunga yang telah saudara amati adakah bagian bunga yang menyerupai daun dan batang? .................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. 2. Sebutkan bagian-bagian bunga yang menyerupai daun dan batang? .................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. 3. Adakah bagian bunga yang tidak menyerupai daun? Sebutkan bagian-bagian bunga tersebut! .................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. 4. Dari bagian bunga yang menyerupai batang dan daun tersebut apakah memiliki struktur anatomi yang serupa? Jelaskan jawaban saudara setelah mempelajari materi organ generatif!
.................................................................................................................................................. ..................................................................................................................................................
6.1 Perkembangan Bunga
Bunga berasal dari perkembangan pucuk batang yang disebut dengan dasar bunga (reseptakulum) yang merupakan ontogeni dari struktur fundamental dari pucuk vegetatif. Reseptakulum terdiri dari beberapa buku dan ruas yang diduduki oleh alat-alat tambahan. Buku-buku tersebut biasanya sangat banyak dengan ruas yang pendek. Bunga dimulai dari perkembangan sumbu yang mengandung sel-sel meristematik kemudian meluas ke atas membentuk reseptakulum. Alat-alat tambahan seperti daun kelopak (sepalum), daun mahkota (petalum), benang sari (stamen), dan putik (pistilum) berkembang dari tonjolan sel-sel meristematik. Kumpulan daun kelopak (calyx) berfungsi untuk melindungi bagian-bagian bunga yang muda. Benang sari muncul setelah kelopak, diikuti oleh putik kemudian pertumbuhan berhenti. Pertumbuhan dilanjutkan dengan pembentukan daun mahkota yang mengumpul membentuk corolla. Bakal benang sari berdiferensiasi menjadi tangkai sari ( filamentum) dan
kepala sari (anthera) seda gkan bakal putik menjadi putik ( pistilum) ang terdiri dari bakal buah (ovarium), tangkai ke pala putik ( stilus) dan kepala putik ( stigma). Bunga yang primitif bersifat biseksual dengan banyak benang sari dan daun buah tanpa perhiasan bunga de gan susunan spiral, masing-masing bagian bunga tidak menyatu dan simetris. Bunga yang
odern terdiri dari empat lingkaran yang terpisah tetapi berdekatan.
Dua lingkaran di luar diduduki oleh kelopak dan mahkota bunga kem dian dua lingkaran di dalam diikuti oleh alat reproduksi yang terdiri dari benang sari dan puti .
6.2 Bagian-bagian Bunga
Gambar 1. Susunan bung pukul 8 (Yusie sp.) yang tersusun dalam lingkaran, dimulai dari: ca: calyx, co: corolla, st: stamen, dan p: pistil,. Sumber: dokumen pribadi (1990). a)
Kelopak (Calyx )
Lingkaran terluar dari bunga diduduki oleh daun kelopak yan berwarna hijau yang berfungsi untuk melindun i bagian-bagian bunga yang lain pada saat bunga masih kuncup terhadap sinar matahari dan hujan. Kelopak Malvaceae memiliki kelo ak tambahan, disebut epicalyx. Epicalyx terleta
di luar lingkaran calyx. Calyx pada Impatiens balsamina dan
Tropaeolum majus membe tuk tabung dan bertaji, tampak seperti gambar 2B dan C.
b) Mahkota (Corolla)
Corolla menduduki lingkaran kedua, terdiri dari sejumlah
etala yang berwarna
terang. Fungsi utama da i corolla untuk menarik serangga saat p olinasi. Corolla juga melindungi stamen dan pistilum terhadap panas dan hujan. Mahkota b nga dapat terdiri dari sepalum yang bebas da
tidak berlekatan. Sepalum juga ada yang saling berlekatan
membentuk struktur seperti tabung, tampak pada gambar 3A. S palum yang terlepas susunannya dapat berselan -seling, atau tumpang tindih, terlihat pada g mbar 3B dan C.
c)
Alat Kelamin Jantan ( Androecium)
Androecium mend duki lingkaran ketiga terdiri dari sejum ah benang sari atau mikrosporofil. Setiap ben ng sari terdiri dari filamen, anthera, dan konektivum. Anthera umumnya terdiri dari 2 uang sari (teka) yang masing-masing ter iri dari 2 kotak sari (lokulus) yang terlihat pa a gambar 4Bl, kedua teka dihubungkan ol h konektivum. Kotak sari dipenuhi oleh serbuk sari (polen) yang terlihat pada gambar 4 p. Polen berasal dari perkembangan dari mikros ora.
d) Alat Kelamin Betina (Gynaecium)
Gambar 5. Irisan membu ur bunga Ipomoea pes-tigridis yang menunj kkan bagian-bagian gynaecium, o: ovarium, stig: stigma, stil: stilus. Sumber: dokume pribadi (2011). Alat kelamin beti a berada di lingkaran paling dalam, tersusun dari daun buah (karpelum atau megasporo il ). Gynaecium terdiri dari stilus (gambar 5s l) dan stigma (gambar 5stg). Ovarium terdiri dari satu atau beberapa ruang yang di dalamnya berisi ovulum. Ovarium setelah proses pembuahan akan berkembang menjadi buah dan ovul um akan berkembang menjadi biji.
6.3 Tipe Bunga Berdasar Letak Putik terhadap Dasar Bunga ( Rese takulum)
a. Hypogyni Bunga yang bertipe hyp ogyny memiliki perhiasan bunga yang terletak di bawah ovarium. Bakal buah menumpan pada reseptakulum. Ujung dari reseptakulum biasanya berbentuk kerucut.
b. Perigyni Bunga yang bertipe per igyni, jika ujung tangkai bunga membentu suatu mangkuk yang disebut dengan tabung kelopak yang tidak berlekatan dengan ovarium. Mahkota bunga terletak di bibir mangk k dan ovarium sebagian di dalam mangku sehingga kedudukan ovarium setengah tenggelam. c. Epigyni Bunga bertipe epigyni, jika bagian tepi reseptakulum tumbuh
enyelubungi seluruh
ovarium sehingga tampak perhiasan bunga berada di atas ovarium. Pelajarilah istilah-istilah berikut sebelum mempelajari bagian a atomi bunga!
6.4 Struktur Anatomi Bu ga a. Struktur Anatomi Caly x
Calyx terdiri dari
eberapa sepalum yang kedudukannya pali g luar. Sepala dapat
saling berlekatan bahkan ada yang berbentuk tabung bagian bawah b rsatu dan bagian atas terpisah, ada pula yang saling terlepas sehingga tampak satu-persatu. Se palum pada umumnya berwarna hijau dan memiliki struktur anatomi sebagai berikut: bagia terluar dibatasi oleh epidermis atas dan bawah, di antara keduanya terdapat sel-sel parenkimatis. Idioblas berupa sel minyak, kristal, dan lendir ditemukan dalam jaringan parenkima sepalum. Berkas pengangkut yang terdapat dalam sepala bertipe kolateral tetapi beru uran kecil-kecil. Tipe berkas pengangkut konse tris memiliki kedudukan xilem dan floem sering berubah-ubah sehingga dari yang bertipe konsentris amfivasal menjadi amfikriba . Berkas pengangkut tersusun dalam satu garis sehingga mirip dengan struktur anatomi daun. Kloroplas yang berwarna hijau dapat ditemukan tersebar dalam sel-sel parenkima sepal m. Perhiasan bunga pada beberapa tumbuhan tidak terdiferensiasi sehingga kelopak dan mahkota tidak dapat dibedakan. Perhiasan bunga, jika tidak berdifere siasi menjadi kelopak dan mahkota disebut dengan tenda bunga yang biasanya memiliki wa na yang beragam dan tidak berwarna hijau. Cont h struktur anatomi daun kelopak dapat dilih t pada gambar 7.
b. Struktur Anatomi Cor la
Corola terdiri dari beberapa petalum. Petalum biasanya berwarna karena diperlukan untuk menarik agensia pen erbukan seperti serangga, manusia, dan lain-lain. Struktur anatomi dari petalum juga mirip dengan daun tetapi warnanya ditentukan ol h kandungan pigmen yang terdapat di dalam sel-sel epidermis. Parenkima sepalum memiliki ruang antar sel yang luas, dan mengandung idi oblas yang berupa sel minyak, sel getah, s l lendir, dan idioblas kristal yang berisi kristal kalsium oksalat. Pigmen dalam mahkota
unga terdapat dalam
vakuola atau plastida. Sus nan berkas pengangkut petalum sama dengan sepalum. Beberapa contoh struktur anatomi d un mahkota dapat dilihat pada gambar 8 dan 9. Epidermis yang menyusun daun mahkota ada yang membentuk tonjolan-tonjolan yang disebut papila. Papila menyebabkan sepalum terasa halus ketika diraba.
c. Struktur Benang Sari
Benang sari pada umumnya saling terlepas tetapi pada Malvac ae, filamentum saling berlekatan dan di bagian nthera saling terlepas, benang sari demikian disebut benang sari berberkas satu (monadelphus). Gambar filamentum pada Malvaceae dapat dilihat pada gambar 10 berikut.
Lapisan terluar ke pala sari disebut eksotesium, diikuti ole
endotesium, lapisan
tengah, dan tapetum. Lapisan-lapisan tersebut membatasi ruang sari.. Eksotesium kadangkadang berlignin atau berk tin sehingga kaku. Sel induk mikrospora ter dapat di dalam lokulus yang dikelilingi oleh tapetum. Endotesium dari benang sari masih mengalami penebalan sehingga disebut juga de gan lamina fibrosa. Dinding sel endotesium memanjang secara radial dan membentuk din ing tangensial dalam, pita serabut berkembang ke atas dan ujung yang dekat dengan dindin sel luar setiap sel. Perkembangan pita-pita serabut menyebabkan endotesium bersifat higroskopik oleh karena itu endotesium berperan dalam pembukaan
anthera yang masak. Sel-sel endotesium yang berdinding tipis terdapat di sepanjang daerah pembukaan kepala sari.
Daerah tempat m mbukanya kepala sari disebut stomium. Pembukaan anthera disebabkan karena hilang ya kadar air dari sel-sel endotesium yang berdinding tebal yang menyebabkan endotesium yang berdinding tipis robek sehingga ruang sari terbuka. Lapisan terdalam dari dinding ke pala sari berkembang menjadi satu lapis tapetum. Sel tapetal memiliki sitoplasma yang penuh dan inti yang nyata. Inti sel tapetu
mungkin membelah
sekali atau lebih kemudian bersatu sehingga terbentuk poliploidi. Tapetum berfungsi memberi makan jaringan sporogen, mempe garuhi perkembangan polen, dan memberi orna en pada dinding polen. Tapetum ada 2 macam meliputi tapetum sekretorik dan amoeboid, t mpak pada gambar 12 A dan B. Tapetum se retorik mengeluarkan zat-zat ke ruang polen, da sel-selnya tetap utuh. Tapetum amoeboid, sel-sel nya mengalami disintegrasi,
isi
selnya
keluar
berada
di
sekeliling
mikrospora
dan
polen.
Sel sporogen dal m ruang sari akan berperan sebagai sel induk mikrospora (mikrosporosit) pada saat
ikrosporogenesis. Sel induk mikrospora
meiosis menghasilkan empat sel anakan yang bersifat haploid disebut
engalami pembelahan ikrospora tetrad. Ke-
empat mikrospora yang ter entuk tersusun secara tetrahedral membentuk suatu tetrad tetrad. Beberapa tumbuha polen tetradnya setelah masak dapat me isah menjadi butiran tunggal (monad) yang beb s di dalam kotak sari, tetapi ada pula yang tetap berlekatan seperti pada polen bunga anggrek , polen yang demikian disebut polinium. Po len selain membentuk butiran tunggal (monad) juga dapat berlekatan membentuk tetrad dan p liad. Mikrospora akan berke bang menjadi polen muda. Susunan polen yang lain dapat membentuk tetrad yang li ier, tetrad bentuk T, tetraeder, dan berbentuk decusatus, seperti yang tergambar pada ga bar 13. Polen memiliki ornamen beraneka ragam di antaranya berduri dan memata jala.
setelah polen masa , polen akan dikeluarkan dari kepala sari
an melekat di kepala
putik, peristiwa pelekatan polen di kepala putik dinamakan polin si. Peristiwa polinasi dipengaruhi bentuk dan u uran polen. Polen yang berukuran kecil da at disebarkan melalui angin, polen yang memi liki tonjolan-tonjolan seperti duri dan b rukuran besar untuk mencapai putik memiliki perantara umumnya insekta. Tonjolan dar polen tersebut akan menempel pada kaki sera gga yang mengunjungi bunga sehingga ak an terbawa ke kepala putik bunga yang lain. Pol nasi juga dipengaruhi oleh kedudukan kepala sari terhadap kepala putik. Contoh-contoh letak kepala sari terhadap kepala putik dapat di li at pada gambar 14.
Polinasi ada dua macam, yaitu polinasi sendiri (autogami) dan polinasi silang (alogami). Polinasi pada bunga yang berkelamin dua dilakukan dengan perpindahan polen dari anthera ke stigma pada bunga yang sama sedang pada bunga ber elamin tunggal polen dari anthera bunga jantan menempel pada stigma bunga betina yan
terdapat dalam satu
tumbuhan. Homogami terj adi apabila anthera dan stigma bunga berkel amin dua masak pada waktu yang bersamaan, seperti pada Mirabilis jalapa. Kleistogami terjadi pada beberapa bunga berkelamin dua ya g tidak membuka. Polen disebarkan di ke ala putik atau stigma pada saat bunga tidak mem buka. Polinasi silang kebanyakan memerluk n perantara yang akan membawa polen dari satu unga ke stigma bunga yang lain, meskipun kedua bunga terdapat pada tumbuhan yang terpis ah. d. Struktur Polen
Dinding luar pole
terdiri dari 2 lapis, dinding luar yang t rdiri dari kutin yang
strukturnya kasar disebut ksin dan dinding dalam yang tipis terdiri d ri pektin dan selulosa disebut intin. Polen berdasarkan ornamen dari dinding eksin dibedaka menjadi psilate yang eksinnya rata (psilate), misalnya pada Kalanchoe pinnata dan Punica granatum; berduri (echinate), misalnya pada Hibiscus rosa-sinensis dan Ipomea pes-tigr idis.; atau seperti jala (reticulate), misalnya pada Lilium sp dan Belamcanda sinensis.
Polen memiliki celah sebagai tempat keluarnya buluh serbuk. Celah polen ada yang sederhana dan kompleks. Celah yang panjang disebut kolpi sedang c elah yang pendek dan bulat disebut porus. Tipe olen berdasar bentuk celahnya dibedakan
enjadi 4 seperti yang
terlihat pada gambar 16.
Polen kelompok
umbuhan Monokotil umumnya memiliki satu celah panjang
(monocolpate ) sedang pada Dikotil terdapat tiga celah panjang ( tr colpate). Celah yang kompleks, pada daerah sen ral terdapat porus dan di daerah luar ada cel h panjangnya, disebut colporate. Setiap polen m miliki 2 kutub yang berlawanan, sisi proksimal terdapat di tengah
permukaan yang dekat de gan sumbu sedang sisi distal terdapat di te gah permukaan yang jauh terhadap pusat tetrad. Ukuran polen bervariasi antara 10 mikron sampai lebih dari 200 mikron e. Struktur Anatomi Puti
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Putik dis sun dari 1 atau lebih daun buah (karpela). Karp la merupakan modifikasi daun-daun yang
embawa ovulum yang
disebut juga dengan megas porofil. Putik yang sederhana hanya terdiri s atu karpelum saja dan putik yang kompleks terdi i dari 2 atau lebih karpela. Masing-masing karpela dapat terlepas satu sama lain yang dise ut apriocarpous atau melekat satu sama lain disebut sincarpus. Setiap karpela terdiri dari 3 bagian yang disebut dengan kepala putik ( stigma), tangkai kepala putik ( stilus), dan bakal buah (ovarium). Stigma merupakan bagian
unga yang menerima
polen sehingga memiliki st ruktur yang berbagai macam. Masing-masing contoh stigma dapat di lihat pada gambar 17.
Stilus ada yang masif dan berongga, dan ovarium ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat. Sekat yang berasal dari karpelum disebut septum kom lektus atau sekat asli sedang septum yang berasal dari perluasan karpelum disebut septum in omplektus atau semu. Ovarium dapat terdiri dari atu daun buah atau lebih yang membentuk s atu ruangan atau lebih. Buluh serbuk yang masuk
elalui stilus yang berongga melewati dindi g dalam stilus sedang
pada stilus yang kompak b uluh serbuk menerobos ruang antar sel untuk menuju ke mikropil. Tipe berkas pengangkut d lam stilus mungkin sama atau terbalik, mi alnya pada tumbuhan yang memiliki berkas pengangkut konsentris amfivasal di dalam
atang dapat berubah
menjadi konsentris amfikri al dalam stilus.
Lapis bagian terluar struktur anatomi ovarium disusun oleh epidermis yang terdiri dari satu lapis, disusul oleh bebera a sel parenkimatis yang di dalamnya terdapat idioblas minyak, kristal, lendir, dan getah. ovulum.
i dalam dinding karpelum ditemukan ruang ovarium yang berisi
f. Struktur anatomi ovulum
Ovulum terdiri dari integumen dan nuselus. Integumen yang menyelimuti nuselus tidak utuh tetapi membentuk suatu celah, yang disebut mikropil. Bagi an dari mikropil yang dibentuk dari integumen luar disebut eksostome sedang celah yan
dibentuk integumen
dalam disebut endostome . Eksostome dan endostome biasanya tidak b rada dalam satu garis. Bagian dari ovulum yang mengarahkan pertumbuhan buluh serbuk
ang menuju mikropil
disebut obturator . Obtur tor merupakan jembatan pendek bagi tab ng polen atau buluh serbuk ( polen tube). Obtur tor biasanya berasal dari plasenta, funikulus, atau keduanya. Nuselus merupaka
megasporangium yang memiliki beberap
lapis sel. Sel induk
megaspora berasal dari salah satun sel nuselus, jika sel induk megasp ra terletak berdekatan dengan dinding nuselus dis ebut tenuicellus sedang jika sel induk mega pora terletak jauh dari dinding nuselus disebut cr ssinuselus. Sel induk megaspora akan membelah meiosis menjadi 4 megaspora tetrad yang tersusun linier, tiga megaspora yang te letak dekat mikropil mengalami degenerasi sehingga akan tertinggal satu megaspora fungsional yang akan membesar, dan intinya a an membelah tiga kali, sehingga di dala
satu sel megaspora
ditemukan delapan inti. Tiga inti sel akan menuju ke arah kalaza dan yang tiga lagi menuju mikropil, dan dua inti teta tinggal di tengah disebut inti kutub. Masing-masing inti sel yang berada dekat kalaza maup n mikropil diselubungi oleh dinding pemisa , tiga sel yang berada dekat mikropil terdiri dari satu sel telur yang berukuran besar diapit Tiga sel yang berada di
leh dua sel sinergida.
alaza disebut sel antipoda. Sel megaspora fungsional tadi akan
berkembang menjadi kantung lembaga yang terdiri dari tujuh sel denga delapan inti.
6.5 Polen dan Perkecamb ahannya
Polen berkembang dari mikrospora yang terdiri dari satu sel yang kaya sitoplasma dan memiliki inti yang terletak di tengah. Setelah sel membesar akan terbentuk vakuola dan nukleus menepi, kemudia
nukleus membelah tidak sama besar, inti yang kecil diselimuti
oleh dinding sel disebut sel generatif. Letak inti sel generatif berdekatan dengan dinding sel asal. Inti sel yang besar te dapat dalam sitoplasma sel vegetatif atau s l buluh. Inti vegetatif memiliki nukleolus yang t ampak jelas sedang inti generatif memiliki nukleolus yang kecil. Sitoplasma sel generatif tr nsparan dan hampir tidak mengandung RN
sedang sel vegetatif
kaya RNA. Kandungan D A pada kedua nuklei awalnya sama tetapi kemudian meningkat pada inti generatif. Di dalam sel vegetatif tampak adanya butir a ilum dan lemak. Sel generatif tidak menempel ada dinding mikrospora tetapi mendekat ke arah sel vegetatif, inti kemudian memipih menja i oval atau berbentuk gelendong. Pada stadium dua sel ini, polen dikeluarkan dari kantung s ri untuk melakukan polinasi. Polinasi merupaka
suatu peristiwa menempelnya polen pad stigma. Polen-polen
yang kecil setelah keluar dari ruang sari dapat diterbangkan angin u tuk mencapai stigma sehingga kedudukan anthe a terhdap stigma berperan di dalam polinasi. Bunga-bunga tertentu memiliki stigma yang ked dukannya lebih tinggi dibandingkan denga antheranya sehingga untuk mencapai stigma polen memerlukan perantara. Peran dari
ahkota bunga untuk
menarik perantara penyerbukan datang ke bunga dan mengambil polen untuk dipindahkan ke stigma bunga lain. Mahkota bunga menarik perantara dengan warna-warni yang dimilikinya. Kedatangan perantara ke bunga mungkin juga disebabkan oleh
danya manakan dari
perantara seperti madu dan sebagainya. Stigma pada bunga betina yang telah masak akan mengeluarkan suatu cairan yang mengandung gom, gula, dan resin. Ca ran tersebut berfungsi untuk menangkap dan m encegah pengeringan polen yang telah m nempel pada stigma.
Cairan dapat dihasilkan dari kelenjar nektaria floral atau ekstra floral serta trikoma glandular yang terdapat pada pistil ,
isalnya pada pistil bunga Averrhoa carambola yang tampak pada
gambar 21. berikut.
Pada tumbuhan tertentu polen dilepaskan dari kantung sari dalam bentuk tiga sel. Sel generatif membelah mem entuk sel sperma tetapi kadang-kadang int yang membelah tadi tidak diikuti oleh dinding sel sehingga disebut inti sperma. Inti veg tatif atau inti tabung memiliki peran penting u tuk mengarahkan pembentukan tabung polen. Inti ini biasanya terdapat di belakang inti sp erma.
Polen yang mene pel pada stigma ditangkap oleh larutan gula atau air. Polen membesar dan eksin pecah, mengeluarkan isinya melalui porus, i tin dan bagian yang terkandung di dalamnya keluar membentuk tabung polen. Tabung polen tumbuh melalui stilus mencapai ovulum di dalam ovarium. Masuknya tabung polen dapat me lalui mikropil, kalaza, atau sisi-sisi yang lain. Tabung polen setelah masuk ke dala memuntahkan isinya ke
ovulum pecah dan
antung lembaga. Tabung polen mengand ng beberapa enzima
seperti amilase, invertase, osfatase, pektinase, lipase, dan sebagainya.
6.6 Pembuahan
Pembuahan merupakan peristiwa meleburnya inti telur dan inti sperma yang masingmasing bersifat haploid m njadi zigot yang terdiri dari satu sel satu in i dan bersifat diploid. Histologi stilus dikelomp kkan menjadi tiga: terbuka (berongga), setengah tertutup, dan tertutup (kompak). Stilus yang terbuka disebabkan oleh adanya pelarut n dinding sel jaringan yang berada di sebelah dalam stilus. Pelarutan dinding sel disebabkan oleh enzima pektinase sehingga terbentuk rongga di tengah stilus. Stilus setengah tertutup
emiliki saluran stilus
yang tetap diselubungi ole dua atau tiga lapis jaringan penghubung y ng rudimenter sedang stilus tertutup bagian tengahnya terdiri dari jaringan kompak sehingga tidak bercelah.
Tabung polen mas k melalui mikropil, peristiwa tersebut dinamakan porogami, jika polen masuk melalui kalaza disebut kalazogami, sedang jika polen masuk melalui bagian lain seperti
funikulus
dan
integumen
disebut
mesogami.
Kebany kan
polen
bersifat
monosiphonus, karena dari satu polen hanya menghasilkan satu tabung olen. Perkecambahan polen tergantung dari bebe apa faktor, in vitro dan in vivo. Faktor in vit o berupa nutrien yang terdapat dalam medium se ang in vivo dipengaruhi oleh stigma, stilus, dan ovarium. Faktorfaktor lain yang diperlukan untuk perkecambahan polen meliputi ka bohidrat seperti gula, boron, kalsium, enzima seperti selulase, pektinase, kalase, dan hormon umbuhan. Faktor fisik yang juga berperan dala
perkecambahan polen di antaranya te peratur. Temperatur
optimum yang diperlukan ntuk perkecambahan polen berkisar antara 20-300C. Tabung polen masuk ke dalam kantung l mbaga melalui sel-sel nuselus dan sinergida. Sinergida mengalami disintegrasi atau degenerasi setelah tabung polen masuk ke kantung lembaga. Tabung polen setelah menembus kantung lembaga mengeluarkan isinya, kemudian s tu inti sperma bersatu dengan inti telur memben uk zigot dan satu inti sperma yang lain bersatu dengan dua inti kutub membentuk inti end opserma atau inti cadangan makanan. Inti e dosperma membelah-
belah membentuk banyak inti yang selanjutnya diikuti dengan pembentukan dinding sel sehingga menjadi jaringan endosperma. Endosperma memiliki dua macam berdasarkan konsistensinya, yaitu endosperma cair atau nuklear dan endosperma padat atau seluler. Tipe endosperma dikategorikan menjadi tiga berdasar cara pembentukannya, yaitu tipe nuklear apabila inti endosperma membelah tetapi tidak diikuti dengan pembentukan dinding pemisah, tipe seluler apabila setelah inti endosperma membelah diikuti dengan pembentukan dinding pemisah, dan pada tipe helobial inti endopserma membelah tidak sama besar kemudian inti yang terletak dekat dengan mikropil membelah terus tanpa diikuti dinding pemisah sedang inti yang berada di dekat kalaza diselubungi oleh dinding sel tetapi tidak aktif membelah lagi. Dua pembuahan terjadi pada waktu yang bersamaan dalam satu kantung lembaga, oleh karena itu disebut dengan pembuahan ganda. Bakal buah akan berkembang menjadi buah dan bakal biji menjadi biji serta zigot berkembang menjadi embrio serta akan terbentuk inti endosperma setelah peristiwa pembuahan. Pembuahan yang didahului oleh pembentukan buluh serbuk terjadi pada kelompok tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae, kelompok tumbuhan tersebut dinamakan Embriophyta siphonogama.
6.7 Apogami
Peristiwa peleburan inti telur dan inti sperma yang terjadi dalam kantung lembaga disebut amfimiksis. Peristiwa amfimiksis menghasilkan embrio yang bersifat diploid. Semua sel dalam kantung lembaga memiliki potensi menjadi embrio meskipun tanpa didahului oleh peristiwa fertilisasi. Pembentukan embrio dari sel telur yang tidak dibuahi disebut partenogenesis. Embrio yang terjadi bersifat haploid dan umumnya tidak dapat bertahan hidup. Peristiwa ini oleh Maheswari dikatakan sebagai apogami atau apomiksis. Peristiwa apomiksis juga terjadi apabila sel sporogen dalam nuselus berkembang menjadi embrio. Embrio ini bersifat diploid maka disebut juga dengan partenogenesis diploid karena tidak didahului oleh pembelahan meiosis. Selain itu embrio juga dapat berasal dari sel-sel nuselus di luar kantung lembaga atau sel integumen menembus kantung lembaga kemudian tumbuh menjadi embrio. Peristiwa ini dinamakan dengan embrioni adventif atau sporophytic budding . Peristiwa apogami juga terjadi pada perkembangan bunga atau bagian-bagian bunga yang sebenarnya merupakan reproduksi vegetatif, sebagai contoh terjadinya bulbil, misalnya pada daun cocor bebek ( Kalanchoe pinnata) yang tumbuh menjadi individu baru pada saat masih menempel pada tumbuhan induknya.
Gambar 24. Bulbil yang edang edang tumbuh tumbuh pada pada Cocoe Cocoe bebek bebek (ditun (ditunjuk jukk k an dgn tanda panah). Sumber: dokumen pribadi Tugas
Setela Setelah h melaku melakukan kan kegia kegiata tan prakti praktikum kum bunga, bunga, lakukan lakukanlah lah analisi analisiss deng dengan mengikuti panduan pertanyaan berikut! 1. Identifikasilah jaringan-jaringan aringan yang menyusun menyusun organ: organ: a. sepalum Hibiscus sepalum Hibiscus rosa-sinensis ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. b. petalum Hibiscus petalum Hibiscus ros -sinensis .................................................................................... ................................................................... ........................... ......................................... c. anthera bunga bakung ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. d. filamentum bunga ba ung ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. e. bakal buah Hibiscus buah Hibiscus r osa-sinensis .................................................................................... ................................................................... ........................... ......................................... 2. Dari Dari jari jaring ngan an-- jari jaring ngaan pada organ bunga yang telah saudara identifikasi, adakah persamaan struktur antara bagian-bagian bunga dengan organ daun atau batang? Jelaskan jawaban saudara! ................................................................................ ............................................................... ............................... .............................................
Evaluasi I. Perhatikanlah Gambar dan Jawablah Pertanyaan Pertanyaan yang Mengiku inya!
1. Beri Berila lah h kete ketera rang ngan an yang leng lengka kap p pada pada gamb gambar ar irisa irisan n meli melint ntaa g petalum Sesbania glandiflora berikut! glandiflora berikut!
2. Dari gambar soal no. 1, jelaskan fungsi bagian a dan c! ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. 3. Carilah bagian-bagian nthe nthera ra:: ekso eksote tesi sium um,, lami lamina na fibr fibros osa, a, pare parenk nkima tertekan, tapetum sekretorik, tapetum a oeboid oeboid,, pole polen n tetra tetraede eder, r, stom stomium ium,, jari jaring ng n konektivum; pada gambar A dan B berikut !
....................................................................................... ................................................................. ............................. ....... .................................... 4. Jelask Jelaskan an perb perbeda edaan an pole polen tetra trad dan tapetum tum pada ada ir irisan san melin lintan tang a thera yang tergambar di soal no. 3 A dan B! ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. 5. Deskripsikan ornamen e sin pada gambar polen berikut!
.................................................................................... ................................................................... ........................... ......................................... 6. Dari struktur stilus berik stilus berikut, struktur yang manakah yang mendukung terjadinya pembuahan dengan cepat? Berikan alasan saud saudara ara!!
................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. II. Jawablah Pertanyaa -per -perta tany nyaa aan n Be Beri riku kutt un untu tuk k Mem Memanta antap p an Saudara tentang Bunga!
1. Jelaskan derivat-derivat epidermis yang terdapat pada sepalum atau p etalum? ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. ................................................................................ ............................................................... ........................ .. 2. Jelas Jelaska kan n per perbe beda daan an anta anta a sepalum dan petalum yang terdapat pada bunga Hibiscus rosa-sinensis! rosa-sinensis! ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. ................................................................................ ............................................................... ........................ .. 3. Sebu Sebutk tkan an idio idiobl blas as-i -idi diob oblas yang terdapat di daun perhiasan bunga yang pernah saudara amati! ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. ................................................................................ ............................................................... ........................ .. 4. Se Sebutkan de deriva ivat ep epider der is yang terdapat di petalum atau petalum ang memberikan rasa halus halus ketik ketikaa petal petalum um atau sepalum sepalum diraba diraba?? ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. ................................................................................ ............................................................... ........................ .. 5. Jelaskanlah fungsi dari: a. sepalum ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. ................................................................................ ............................................................... ........................ .. b. petalum ................................................................................ ............................................................... ............................... ............................................. ................................................................................ ............................................................... ........................ .. 6. Berikanlah alasan berdasarkan struktur anatomi dari petalum: m ngapa petalum dapat menarik serangga?
.................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 7. Sebutkan bagian-bagian dari androecium! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 8. Sebutkan lapisan dinding dari lokulus! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 9. Jelaskan peran sel tapetum dalam perkembangan mikrospora! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 10. Jelaskan perbedaan antara mikrospora dan polen? .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 11. Dinding mikrosporangium manakah yang berperan dalam pelepasan polen? .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 12. Jelaskan proses pelepasan polen! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 13. Jelaskan fungsi dari porus atau celah pada dinding eksin dari polen! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 14. Sel-sel apa sajakah yang terdapat dalam polen! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 15. Sebutkan bagian-bagian dari ginecium! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 16. Jelaskan struktur stigma dari bunga: a. Mirabilis jalapa .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ b. Zea mays
.................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 17. Jelaskan apa yang terjadi pada polen saat polen jatuh di kepala putik! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 18. Sebutkan sel-sel yang menyusun kantung lembaga! .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 19. Setelah terjadi peristiwa fertilisasi apa yang terjadi pada: a. inti vegetatif .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ b. sel telur .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ c. inti kantung lembaga .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ d. ovulum .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ e. dinding ovarium .................................................................................................................................................. ........................................................................................................ 20. Berdasarkan struktur gynaecium, faktor-faktor apa sajakah yang menentukan terjadinya pembuahan! ....................................................................................................................................................... ..............................................................................................
BAB VII BUAH DAN BIJI
Kegiatan Pengantar Jawablah Pertanyaan d n Lakukan Kegiatan Berikut sebelum Saudara Mempelajari Buah dan Biji!
1. Pernahkah saudara meli at tumbuhan berbuah? ..................................................................................................................................... 2. Buah apa saja yang saudara kenal dan sering saudara konsumsi? Sebutkan nama buah tersebut! ..................................................................................................................................... 3. Nasi sebagai makanan y ng sering saudara konsumsi, berasal dari organ apa? ..................................................................................................................................... 4. Perhatikanlah gambar berikut!
Gambar a-f di atas me ggambarkan peristiwa perkembangan apa? Dan organ apa yang dibentuk dalam peristiwa tersebut? ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... 5. Setelah fertilisasi pada bunga berlangsung, akan terbentuk buah d an biji. Perhatikanlah gambar buah dan biji kedelai (I), tomat (II), dan merica (III); kemudian jawablah pertanyaan yang mengi utinya!
a. Kelompokkan ketiga buah itu berdasar kulit buahnya! buah m nakah yang memiliki kulit buah tebal, berair, dan lunak; sedang buah manakah yang m miliki kulit buah tipis dan kering? .......................................................................................................... ................................... ...................................................................................................
b. Carilah buah kedelai, tomat, dan buah merica di sekitarmu; kemudian pisahkan antara kulit buah dan biji dari masing-masing buah tersebut! Apa yang terlihat? Deskripsikan hasil kerja saudara! ............................................................................................................................................. ................................................................................................................. c. Adakah perbedaan struktur kulit buah antara buah: kedelai, tomat, dan merica; jelaskan jawaban saudara? ............................................................................................................................................. ................................................................................................................ d. Organ apakah yang terdapat di dalam dinding buah yang telah saudara belah tersebut? Jelaskanlah fungsi organ tersebut bagi tumbuhan! ............................................................................................................................................. ................................................................................................................. 6. Pernahkah saudara melihat buah manggis, jambu monyet, mangga, pisang, pepaya, jambu, dan sebagainya; dapatkah saudara melihat perbedaanya! Rincilah perbedaan di antara buah-buah tersebut! ............................................................................................................................................. ................................................................................................................. 7. Pernahkah kamu melihat bunga mangga? termasuk bunga apakah itu? Sekarang bandingkan dengan bunga lombok! Setiap tangkai bunga lombok menghasilkan berapa buah lombok? Kalau setiap satu tangkai bunga mangga menghasilkan berapa buah? Carilah perbedaannya, tuliskan jawaban saudara! ............................................................................................................................................. ................................................................................................................. 8. Bagian buah mangga yang kita makan sehari-hari sebenarnya merupakan jaringan apa? ............................................................................................................................................. ................................................................................................................. 9. Biji sebagai alat perkembangbiakan memiliki jaringan pelindung untuk melindungi embrio dari kerusakan mekanik dan mikroorganisme patogen serta dilengkapi cadangan makanan untuk perkembangan embrio. Perhatikanlah di lingkungan sekitar saudara, apakah semua biji memiliki kecepatan perkecambahan yang sama? Apakah biji jagung memiliki kecepatan tumbuh yang sama dengan biji mangga? Berikanlah pendapat saudara sebelum mempelajari struktur biji tentang fenomena tersebut! .................................................................................................................................................. ..........................................................................................
10. Bagian buah kelapa muda yang kita makan sehari merupakan jaring n apa? .......................................................................................................... ..................... .......................................................................................................... ..................... .......................................................................................................... ..................... .......................................................................................................... ..................... Materi 7.1 Klasifikasi Buah
Buah diklasifikasi an berdasarkan asalnya menjadi tiga, yait buah tunggal, buah ganda, dan buah majemu . Buah tunggal berasal dari bunga tunggal atau bunga majemuk yang masing-masing bunga akan membentuk satu buah. Buah tunggal dapat berupa buah kering atau buah berdaging. Buah yang berasal dari pertumbuhan ovarium disebut dengan buah sejati. Buah sejati c ntohnya pepaya (Carica papaya), mentimun (Cucumis sativus), buncis ( Phaseolus vulgari ), mangga ( Mangifera indica), anggur (Vi is vinifera), dan lainlain. Buah berganda berasal dari bunga yang memiliki banyak putik dan membentuk satu buah, contohnya buah sirs t ( Annona muricata). Buah majemuk berasal dari bunga majemuk yang menghasilkan satu buah, contohnya buah pace ( Morinda citrifolia).
Buah yang berkem bang dari bagian bunga yang lain atau ber embang dari ovarium yang disertai bagian bunga yang lain dinamakan buah semu. Buah s mu contohnya jambu monyet ( Anacardium occidentale) , jambu air ( Eugenia aquea), ciplukan ( Physalis peruviana), dan buah nang a ( Artocarpus integra) .
7.2 Struktur Anatomi Buah dan Biji a. Struktur Anatomi Peri arpium
Buah terbentuk setelah terjadi peristiwa pembuahan. Di ding ovarium akan berkembang menjadi dind ng buah sedang bakal biji akan berkemba g menjadi biji. Buah memiliki dinding yang t rdiri dari dua lapis atau tiga lapis. Din ing buah dinamakan perikarpium. Buah yan
memiliki dua lapis dinding bagian ya g terluar dinamakan
eksokarpium dan di dala nya disebut endokarpium. Buah yang memiliki tiga lapis dinding,
bagian terluar disebut eksokarpium, bagian tengah dinamakan mesokarpium , dan bagian terdalam disebut endokarpium. Di dalam perikarpium dapat juga ditemukan sklereida maupun serabut sklerenkima, terutama untuk biji-biji yang disebarkan oleh air. Sklerenkima dalam perikarpium berfungsi sebagai pelindung biji dari kondisi lembab sehingga tidak terjadi kebusukan. Eksokarpium biasa ya terdiri dari satu lapis sel dengan susun n rapat dan ada yang memiliki kutikula seperti epidermis. Mesokarpium terdiri dari be erapa lapis jaringan parenkimatis yang di dalamnya dapat ditemukan berkas pengang ut, idioblas minyak, amilum, lendir, dan kristal kalium oksalat. Endokarpium biasanya terdiri dari satu lapis sel yang berkembang dari epidermis dalam daun buah. Eksokarpium dan e dokarpium buah yang masak terdiri dari satu la is epidermis atau beberapa lapis sel yang masing-masing dapat dibedakan dengan jelas dengan mesokarpium. Jaringan yang menyus n perikarpium saling berlekatan sehingga tidak dapat dipisahkan satu persatu. Eksokarpi m beberapa tanaman memiliki stomata, misal ya eksokarpium Cucurbita pepo. Eksok arpium Lycopersicon esculentum dan Capsicum p. tidak ditemukan stomata.
Gambar 3. Saya an Paradermal Perikarpium Gtycinemax yang memiliki stomata (tanda panah) dan trikoma. Sumber: dokumen pribadi ( 996). Perikarpium buah berdaging, seperti Lycopersicon esculentum t rdiri dari perikarpium yang di dalamnya terdapat jaringan yang merupakan perkembangan
lasenta yang dilekati
banyak biji, eksokarpium terdiri dari satu lapis epidermis dan diik ti oleh 3-4 lapis sel kolenkima. Sel epidermis berukuran besar dan tidak memiliki stomata. Mesoka pium terdiri dari jaringan yang terdiri dari sel-sel berdinding tipis dan memiliki banyak ruang antarsel. b. Buah Buni
Buah buni memili i perikarpium yang tebal dan berair. Perik rpium berdiferensiasi menjadi eksokarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Eksokarpiu
dapat mengandung
pigmen. Mesokarpium terdiri dari sel-sel parenkima yang berlapis-lapis dan kebanyakan dapat dimakan, endokarpium me rupakan lapisan yang tipis atau keras. Di dalam buah terdapat satu atau banyak biji. Contoh
uah buni di antaranya Lycopersicon esculentum, Carica papaya,
Averrhoa carambola, dan lain sebagainya. Buah Lycopersicon escule tum merupakan buah tunggal dengan satu ruang, di dalamnya terdapat banyak biji. Perikarpium mengandung pigmen kromoplas. Plasent a terletak di tengah ruang buah. Buah Caric papaya dibentuk dari lima karpelum yang salin berlekatan di bagian tepi sehingga terbe tuk satu ruang buah. Plasenta terdapat di helaian daun buah. Buah Averrhoa carambola
ibentuk 5 daun buah,
yang masing-masing berlekatan di bagian dalam saja dan di bagian luar daun buah tidak berlekatan sehingga tampa seperti bintang dengan ruang buah yang se pit.
c. Struktur Anatomi Bua Buni dan Bijinya
Contoh buah berd aging misalnya pala, belimbing manis,
an lombok. Struktur
anatomi perikarpium buah berdaging memiliki jaringan parenkimatis yang tebal di bagian mesokarpium atau endokar piumnya. 1) Pala ( Myristica fragran s)
Buah pala merupa an buah tunggal dengan satu ruang yang b risi satu biji. Struktur anatomi buah pala dapat di ihat pada gambar 4 dan struktur biji dapat dilihat pada gambar 5.
Epidermis tersusu
dari dua lapis yang berbentuk pipih berwarna coklat dan
berkutikula. Lapisan epid rmis merupakan lapisan eksokarpium buah pala. Mesokarpium terdiri dari jaringan parenkima yang berlapis-lapis dengan bentuk sel isodiametris, di dalamnya ditemukan kelo pok-kelompok brakhisklereida dengan be tuk bulat dan noktah yang bercabang-cabang.
erkas pengangkut yang bertipe kolateral ditemukan di bagian
tengah mesokarpium. Di dalam mesokarpium juga ditemukan sel-sel
inyak yang berbentuk
bulat dikelilingi oleh sel khusus yang tidak sama dengan sel-sel parenki a di sekitarnya. Di sebelah dalam perikarpium terdapat satu ruangan yang berisi satu biji besar yang berkulit keras, jika kering akan b rwarna coklat kehitaman. Biji diselimuti
leh arilus yang pada
waktu muda berwarna kuning, setelah tua berwarna merah, dan jika kering berwarna coklat. Arilus tidak menutup selu uh biji tetapi menutupi bagian tertentu dari biji sehingga tampak seperti jala bermata lebar. Arilus mengandung banyak tetes-tetes min ak atsiri yang berbau khas.
Kulit biji (spermodermis) ala disusun oleh lapisan epidermis, di sebelah dalamnya terdapat jaringan parenkima. Lapisa n makrosklereida ditemukan di sebelah dala
jaringan parenkima.
Biji pala termasuk biji yan berputih lembaga (albuminous seed) kar na cadangan makanan disimpan dalam endosper . Endosperm biji pala yang mengandun
minyak atsiri, butir
amilum, butir aleuron, dan sel oleoresin. Biji pala juga memiliki perisperm yang berkembang dari jaringan di luar ka tung lembaga. Perisperm berwarna cokl t, tumbuh mendesak endosperm sehingga peris erm dikatakan sebagai ruminate. Endosperm dan perisperm bagi biji pala berperan dalam m nyimpan cadangan makanan untuk perkemb angan embrio. 2) Cabe Rawit (Capsicum fruetecens)
Perikarpium buah cabe rawit terdiri dari lapisan eksokarpiu , mesokarpium, dan endokarpium. Lapisan eksokarpium berupa jaringan epidermis yang t rsusun rapat. Lapisan mesokarpium disusun ole jaringan parenkimatis. Di dalam jaringan parenkimatis tersebar berkas pengangkut. Sel-s l raksasa (Giant Cell ) ditemukan di bagian paling dalam dari mesokarpium. Endokarpium terdiri dari sel epidermis dalam yang berbatasan langsung dengan sel raksasa dan ruang ovarium. Buah cabe rawit memiliki dua ruangan yang dibentuk dari sekat sempurna pada ruang buah. Susunan jaringan buah cabe rawit dapat dilihat pada gambar 7.
3) Belimbing Manis ( Ave rhoa carambola)
Buah belimbing
anis memiliki perikarpium yang terdiri
ari dua bagian yang
meliputi eksokarpium dan endokarpium. Eksokarpium terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk isodiametris. La isan terluar dari kulit buah belimbing yang sangat muda memiliki trikoma glanduler yang terdiri dari satu deret dengan tiga sel ta gkai yang berbentuk segiempat dengan satu sel kepala yang berbentuk bulat dan mengandung sekret yang berwarna kuning. Sel ke ala trikoma glanduler memilki lapisan k tikula. Trikoma non glanduler juga ditemukan pada lapisan terluar dari eksokarpium. T ikoma non glanduler terdiri dari satu deret sel d ngan jumlah dua sampai tiga sel yang beruj ng runcing. Trikomatrikoma tersebut gugur saat buah masak. Endokarpium disu sun oleh jaringan parenkimatis yang ber apis-lapis. Di dalam jaringan parenkima ditem kan berkas pengangkut. Parenkima yang m enyusun endokarpium banyak mengandung ruan g antarsel yang luas. Ruangan yang terbe tuk dari perikarpium sangat sempit. Gambar irisan melintang perikarpium buah belimbing manis dapat dilihat pada gambar 8. d. Struktur Anatomi Bua Kering dan Bijinya
Buah kering contohnya buah adas ( Foeniculum vulgare), ketumbar (Coriandrum sativum), padi (Oryza sati a), jagung ( Zea mays), pulutan (Urena lob ta), lada hitam ( Piper nigrum), dan lain sebagain a. Buah adas dikatakan sebagai cremokarp ang tersusun dari dua merikarp yang menempel ada karpofor yang terdapat di tengah buah. Karpofor merupakan sumbu yang terdapat di tengah buah. Buah adas termasuk buah kering yang kulit biji tidak dapat dipisahkan dari kulit buahnya. Setiap merikarp memiliki dua sisi yang mencolok. Sisi luar cembung disebut dengan sisi dorsal dan bagian sisi dalam berbentuk datar dinamakan sisi komisural. Sisi dorsal memiliki tiga rigi sedang sisi komisural memiliki dua rigi. Di
bagian sisi komisural di temukan rafe yang merupakan bekas funikul s. Berkas pengangkut ditemukan di daerah rigi, di antara kedua berkas pengangkut ditemu an adanya vitae yang merupakan kelenjar minyak yang terdiri dari satu ruang yang dikelili gi oleh sel-sel epitel. Vitae berisi minyak meng ap, berbau khas dan berwarna kuning. Eks karpium disusun oleh satu lapis epidermis yang berbentuk poligonal, memanjang ke arah tangensial dan diselubungi oleh kutikula. Mesokarp disusun oleh beberapa lapis sel parenkima den an dinding yang tidak menebal atau menebal dengan bentuk jala. Sel-sel sklerenkimatik mengelilingi berkas pengangkut yang bertipe kolateral dikelilingi sel-sel sklerenkimatik di bagian dalam. Endokarpium terdiri dari sel-sel yang sempit memanjang, tersusun se erti lantai disebut sel parket. Testa terdiri dari selapis sel yang berwarna kuning. Endosperm berisisi sel-sel poligonal, bersifat parenkimatis, mengandung tetes-tetes minyak dan butir aleuron. Embrio terletak pada bagian apikal dari merikarp. Di dalam rafe juga ditemuk n berkas pengangkut. Karpofor terdiri dari sel-sel sklerenkimatik. Struktur antomi buah a as dapat dilihat pada gambar 9. 7.3 Struktur Biji
Setelah peristiwa
embuahan bakal biji akan berkembang
enjadi biji. Berbagai
bentuk ovulum seperti ort otropus, anatropus, hemitropus, campylotro us, dan camptotropus memperlihatkan suatu rangkaian antara bakal biji, funikulus, dan plasenta. Plasenta merupakan tempat perlek tan ovulum pada buah. Bakal biji yang
ertipe tropus setelah
berkembang menjadi biji, biji akan terlepas dari funikulus dan memberikan luka pada kulit biji. Tempat terlepasnya funikulus dari biji atau luka disebut hilum atau hilus. Bakal biji yang mengangguk, funikulusnya akan menempel pada ovulum, sehingga bij i ketika terlepas tidak memiliki hilus tetapi funik lus menjadi rafe yang di dalamnya berisi berkas pengangkut. Biji biji tertentu, misalnya Ricinus communis memiliki jaringan yang tumbuh dari hilus disebut dengan karunkula.
Integumen dari bakal biji setelah pembuahan akan menjadi kulit biji atau spermoderm. Mikropil yang dibentuk oleh integumen pada perkembangan biji juga mungkin masih
membentuk celah yang kecil dan tetap melekat pada biji sehingga s atu biji kemungkinan masih tampak memiliki mikropil. Suatu jaringan yang tumbuh dari hil s yang menyelubungi biji disebut dengan arilus. Arilus dapat kompak dan tebal seperti y ng terdapat pada biji rambutan ( Nephelium lapp aceum), durian ( Durio zibethinus), lengken ( Euphoria longana), leci ( Litchi chinensis) tetapi arilus dapat juga sangat tipis dan tidak utuh berbentuk jala seperti pada biji pala. Biji memiliki berbagai macam bentuk, ada yang pipih seperti biji mentimun dan waluh; bulat seperti pada biji kana (Canna indica), merica ( Pi per nigrum), kecipir ( Psophocarpus tetragonol bus); lonjong seperti pala, kedelai, kurma ( Phoenix dactylifera), jarak pagar ( Jatropha curc s). Kulit biji ada yang keras dan ada yang lunak dan tipis serta mudah terkelupas. Kulit biji yang keras disebabka oleh adanya jaringan sklereida yang tebal. Kulit biji yang lunak contohnya pada kulit biji acang hijau, kacang tanah, kedelai, dan sebagainya. Contoh kulit biji yang keras misalnya p da biji merica, pala, klerak (Sapindus rarak , kana. Kulit biji yang tipis dan lunak tetap memiliki jaringan sklerenkima berupa sklereida.
Embrio ditemukan alam jaringan yang diselubungi oleh kulit b ji. Embrio merupakan perkembangan dari zigot yang dilengkapi oleh cadangan maka an yang merupakan pembelahan dari inti endos perma. Endosperma dalam biji adakalanya abis digunakan untuk perkembangan zigot menjadi embrio sehingga cadangan makanan berpindah ke kotiledon. Biji yang memiliki cadan an makanan di dalam endosperm disebut biji berputih lembaga (albuminous seed atau endosperm seed ). Biji yang tidak memiliki
adangan makanan di
endosperm disebut biji tidak berputih lembaga (exalbuminous seed ata nonendosperm seed ). Contoh biji yang berputih l embaga di antaranya padi, jagung, adas, ket mbar, merica, kelapa. Biji yang tidak berputih lembaga, misalnya kacang-kacangan, walu , mentimun, dan lain
sebagainya; cadangan makanan disimpan dalam kotiledon yang m erupakan bagian dari embrio. Biji-bijian tertent yang tidak memiliki cadangan makanan b ik dalam endosperma atau kotiledonnya sulit unt k tumbuh, misalnya pada biji anggrek.
Zigot akan berkem ang menjadi embrio dan embrio berdiferen iasi menjadi plumula, kaulikula, radikula, serta kotiledon. Plumula akan membentuk tu as ujung dan daun. Kaulikula akan membentu batang dan radikula akan membentuk aka . Bagian plumula dan kaulikula embrio kelapa, agung, dan anggota kelompok Monokotil lainnya berada dalam koleoptil sedang bagian radikula berada dalam koleorhiza. Kole ptil berfungsi untuk melindungi plumula sedan koleorhiza melindungi akar pada saat pertu buhan.
Kotiledon memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung tumbuha nnya, kotiledon pada kacang tanah berfungsi sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio menjadi individu baru, kotiledon pada mentimun, tomat, lombok dapat b erfungsi sebagai alat fotosintesis, sedang pada kelapa atau jagung berfungsi menjadi ala penghisap cadangan makanan dari endosperm, kotiledon demikian disebut dengan skutelum atau haustorium.
Cadangan makanan dapat erupa amilum, seperti pada padi, jagung, da semua serealia; dapat juga berupa lemak, misaln ya pada kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kedelai; atau berupa protein dalam bentuk butir- butir aleuron misalnya pada biji jarak.
Embrio di dalam bi i berada dalam keadaan dorman, jika menda patkan suplai air yang cukup, embrio akan tum buh dan berkembang menjadi tumbuhan baru hingga mampu berfotosintesis sendiri. Perkecambahan biji ada yang cepat dan ada yang lambat. Biji yang perkecambahannya lambat disebabkan oleh embrio yang belum matang, kulit biji yang keras, atau karena jenis zat yang dikandung dalam cadangan makanannya. E brio tumbuh melalui penyerapan makanan yan
disimpan dalam kotiledon atau endosper . Embrio mula-mula
menyerap air kemudian membengkak, radikula memanjang menembus melalui mikropil dan membentuk akar. Pertum buhan radikula lebih cepat dari plumula. Pembengkakan biji memunculkan sebagian atau keseluruhan kotiledon yang memberi jala plumula yang berada di dalamnya. Respirasi berjalan cepat pada saat perkecambahan biji diikuti dengan pembentukan enzima-enzi a hidrolitik yang memecah cadangan maka an dalam biji menjadi molekul sederhana yang dapat digunakan oleh embrio untuk berke ambah sampai dapat melakukan proses fotosintesis. Perkecambahan biji ada dua tipe, yaitu epigeal dan hipoge al. Contoh biji yang berkecambah secara epigeal di antaranya biji kacang-kacangan, biji wal h, biji mentimun, dan lain sebagainya; hipogeal misalnya nangka, keluwih, mangga, mund , alpukat, jambu biji, rambutan, jagung. Perkecambahan epigeal pertumbuhan bagian hipok tilnya cepat sehingga kotiledon terangkat sedang an perkecambahan hipogeal, hipokotil tidak berkembang sehingga kotiledon tetap berada di dalam tanah. Biji-biji yang memiliki kulit ker s dan berukuran besar biasanya memiliki waktu dormansi yang lama.
Tugas Setelah melakukan keg atan praktikum buah dan biji, lakuka lah analisis dengan mengikuti panduan pertanyaan berikut!
1. a. Deskripsikan susuna
jaringan perikarpium buah buncis, cabe rawit, adas, dan buah
jagung! .......................................................................................................... ................................... ......................................................................................... b. Dari hasil deskripsi tersebut, kelompokkanlah buah buncis, cabe rawit, adas, dan buah jagung menjadi kelo pok buah kering, buah berdaging, dan berikan alasan yang tepat! .......................................................................................................... ................................... .......................................................................................... 2. a. Deskripsikan susunan jaringan kulit biji kacang hijau! ............................................................................................................. .................................... .............................................................................................. b. Golongkanlah kulit b iji kacang hijau: apakah termasuk kulit biji yang keras atau kulit biji yang lunak? Beri anlah alasan yang benar! .......................................................................................................... ................................... .......................................................................................................... ....... 3. a. Bandingkanlah jarin an cadangan makanan yang terdapat pada biji adas, jagung, dan buncis. Biji manakah yang memiliki cadangan makanan yang disimpan dalam endosperm atau kotil edon?