ANALISIS SINTAKSIS, SEMANTIK DAN PRAKMATIK PADA GERAK TARI MULI SIGER Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Akhir Mata Kuliah Kajian Semiotika
Dosen pengampu: Dr. Sri Iswidayati, M.Hum
Oleh DWI TIYA JUWITA 0204514036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
1. Pendahuluan
Semiotik secara etimologi berasal dari kata Yunani yaitu semeion yang berarti tanda. Secara terminologi semiotik dapat didefinisikan sebaga ilmu tentang tandatanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan merupakan bentuk dari tanda-tanda. Semiotik mempunyai dua orang pelopor yaitu Ferdinand de Saussure yang mengusulkan kata semiologi dan Charles Sanders Peirce yang memakai kata semiotika. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala ssesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Oleh karena itu tanda tidak terbatas pada benda. Tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda bila dapat ditangkap dan dipahami. Daerah Lampung memiliki budaya dan adat istiadat yang beragam seperti upacara adat, seni pertunjukkan, seni kerajinan, dan jenis seni pertunjukkan lainnya yang tumbuh dari masyarakat dan pendatang. Tari Muli Siger adalah tari kreasi baru karya Dr. I Wayan Mustika,M.Hum. Tari ini merupakan garapan baru yang pada awalnya mendapat ide dari seni cangget. Dalam tradisi adat pepadun ketika ada upacara adat perkawinan, para gadis menari dan disebut dengan cangget. Salah satu dalam pertunjukkannya dikenal dengan cangget turun mandi. Artinya, sebelum para gadis menari, mereka membersihkan badan ke sungai dan berhias seindah mungkin. Gadis-gadis tersebut sangat senang dan gembira dengan memakai siger sebagai mahkota di kepalanya yang sudah dihiasi. Kedudukan tari Muli Siger hanya sebagai tari kerasi baru yang berfungsi untuk penyajian estetis dan hiburan. Tari Muli Siger murni menonjolkan keindahan gerak dan komposisinya. Namun dalam tarian tersebut terdapat unsurunsur tradisi Lampung yang selalu melekat dalam tarian tersebut. Tari Muli Siger ditampilkan selama 7 menit dan ditarikan oleh enam orang penari putri. Keenam penari tersebut menari dengan gerak dan kostum yang sama.. Dalam pementasan tari Muli Siger, tata rias yang digunakan adalah tata rias kolektif yaitu rias cantik dengan mempertebal garis-garis pada mata, bibir, pipi, dan hidung. Kostum yang
2
dipakai penari Muli Siger adalah siger, kalung jimat, gelang kano, tapis, tapis tutup dada, ikat pinggang kuning, dan selendang. Van Zoest menawarkan tiga pendekatan semiotik yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. Sintaksis mengkaji relasi-relasi formal antara satu tanda dengan tanda yang lain sehingga pengertiannya kurang lebih seperti “tata bahasa” atau “gramatika”. Semantik adalah salah satu aspek semiotik yang mempelajari relasirelasi di antara tanda dan objek yang diacunya atau makna tanda-tanda sebelum digunakan di dalam tuturan tertentu. Pragmatik merupakan salah satu subbidang semiotik yang khusus mempelajari hubungan antara tanda-tanda dan interpreterinterpreternya. Pragmatik mengacu kepada aspek-aspek komunikasi yang berupa fungsi-fungsi situasional yang melatari tuturan, khususnya yang menyangkut hubungan antara pembicara dan pendengar. Pada pembahsan ini akan mengambil objek gerak tari Muli Siger yang akan dinalisis menggunakan pendekatan semiotik oleh Van Zoest
2. Pembahasan
3
Tari Muli Siger adalah tari kreasi kelompok dari daerah Bandar Lampung. Muli Siger berasal dari kata Muli dan Siger. Muli memiliki makna gadis cantik dan siger merupakan simbol kehormatan. Tari Muli Siger bertema tentang gadisgadis cantik Lampung yang sedang berhias dengan menggunakan siger emas sebagai simbol kehormatan. Ragam gerak Tari Muli Siger yang dianalisis menggunakan pendekatan Van Zoest adalah sebagai berikut
2.1 Analisis Sintaksis
Tari Muli Siger yang akan dianalisis terdiri dari lima ragam gerak, yaitu -
Lapah Ngusung Siger Posisi badan tegak berjalan ke depan dengan kedua tangan direntangkan ke samping sejajar pinggang, telapak tangan digerakkn membuka dan penutup secara bergantian.
-
Busikhena Posisi badan mendak, kedua kaki dilangkahkan ke depan secara bergantian, kedua tangan sejajar dada, lalu kedua tangan diarahan ke samping kiri sambil diukel dan bergerak memutar mencari posisi.
4
-
Kanuluk Posisi badan mendak, gerakan kakike depan dan gerakan tangan secara bergantian, posisi tangan di depan dan gerakan tangan secara bergantian (letakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan sebaliknya), lalu rentangkan kedua tangan ke samping.
5
-
Mampam Siger Posisi badan mendak, kedua tangan diletakkan di atas bahu, lalu badan memutar sampai menjadi posisi duduk.
- Ngeguwai Siger Posisi membentuk siger.
6
2.2 Analisis Semantik
-
Lapah Ngusung Siger.
Denotasi
-
Konotasi
Lapah Ngusung Siger memiliki
-
makna berjalan membawa siger.
Lapah Ngusung Siger dikonotasikan bahwa siger merupakan simbol kehormatan bagi masyarakat Lampung dan sebuah keagungan.
-
-
Posisi badan tegak berjalan ke
Posisi berjalan tegak dan tangan
depan dengan kedua tangan
disamping badan dikonotasikan
direntangkan ke samping sejajar
sebagai sifat lembut gadis
pinggang, telapak tangan
Lampung yaitu saat berjalan.
digerakkan membuka dan penutup
Gerak ini merupakan langkah
secara bergantian.
awal para gadis untuk cangget turun mandi yaitu membersihkan diri dan berhias.
7
-
Busikhena
Denotasi
-
Konotasi
Busikhena memiliki arti berias.
-
Busikhena dikonotasikan sebagai gadis-gadis Lampung yang cantik
-
Posisi badan mendak, kedua kaki
dikonotasikan gadis Lampung
dilangkahkan ke depan secara
yang mempunyai sifat rendah
bergantian, kedua tangan sejajar
hari. Gerakan mengukel di depan
dada, lalu kedua tangan diarahan
dada dikonotasikan kepiawaian
ke samping kiri sambil diukel dan bergerak memutar mencari posisi
-
Posisi badan mendak
Kanuluk
8
para gadis saat berhias.
Denotasi
-
-
Konotasi
Posisi badan mendak, gerakan
-
Posisi badan mendak pada gerak
kaki ke depan dan gerakan tangan
ini dikonotasikan perilaku gadis
secara bergantian, posisi tangan di
Lampung yang memiliki rasa
depan dan gerakan tangan secara
hormat. Gerakan merentangkan
bergantian (letakkan tangan kanan
kedua tangan dikonotasikan
di atas tangan kiri dan
sebagai gadis Lampung yang
sebaliknya), lalu rentangkan
ramah dan bermurah hati kepada
kedua tangan ke samping.
semua orang.
Mampam Siger
Denotasi
-
Konotasi
Mampam Siger memiliki makna
-
membawa siger.
Mampam siger dikonotasikan tentang keagungan dan kehormatan yang selalu dijunjung tinggi.
-
-
Posisi badan mendak, kedua
9
Posisi badan mendak
Denotasi tangan diletakkan di atas
Konotasi dikonotasikan para gadis
bahu,lalu badan memutar sampai
menghormati simbol Lampung
menjadi posisi duduk.
yaitu siger. Kedua tangan di atas bahu dikonotasikan gadis Lampung membawa Siger dengan rasa bangga.
- Ngeguwai Siger
-
Denotasi Posisi membentuk siger. Keenam
-
Konotasi Gerakan ini merupakan ikon dari
penari berjalan dan membentuk
siger. Ikon Siger pada gerak
formasi siger.
ngeguwai siger merupakan petanda rasa cinta terhadap tanah Lampung. Sehingga gerak ngeguwai siger dikonotasikan bahwa masyarakat Lampung merasa bangga telah lahir dan hidup di daerah Lampung.
10
2.3 Analisis Pragmatik
Berdasarkan uraian di atas maka pesan yang dapat dipahami adalah ragam gerak tari Muli Siger memperlihatkan kecantikan gadis Lampung dan sikap saling menghormati masyarakat Lampung.
3. Penutup
Berdasarkan penjelasan di atas, tari Muli Siger dianalisis berdasarkan aspek geraknya. Analisis tersebut menggunakan pendekatan Van Zoest yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. Ragam gerak tari Muli Siger yang dianalisis berjumlah lima yaitu lapah ngusung
siger, busikhena, kanuluk, mampam siger, dan
ngeguwai siger. Pada ragam gerak tersebut memiliki tanda yang dapat diinterpretasikan melalui pengetehuan bidang tari khususnya daerah Lampung. Ragam gerak tari Muli Siger yang ditampilkan sebagai hiburan dan penyajian estetik memperlihatkan kecantikan gadis Lampung dan sikap saling menghormati masyarakat Lampung.
11