Titen Pinasti
140603100003 ANALISIS LEMAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOLDFISCH
I.
LEMAK & ANALISIS LEMAK Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi berbahaya. Karakteristik fisikokimia utama dari lemak yang digunakan untuk membedakan lemak dari komponen lain dalam makanan adalah kelarutannya dalam pelarut organik, ketidaktercampuran dengan air, karakteristik fisik (densitas yang rendah dan sifat spektroskopik). Teknik analisis berdasarkan ketiga karakter di atas diklasifikasikan menjadi : (i) ekstraksi solven (ii) ekstraksi non-solven (iii) metode instrumental Penentuan kuantitatif atau penentuan kadar lemak atau minyak yang terdapat dalam bahan makanan. Ada dua cara ekstraksi lemak atau minyak, yaitu cara kering dan cara basah. Ekstraksi cara kering digunakan untuk bahan padat, antara lain dengan alat ekstraksi Soxhlet, alat ekstraksi Goldfish, alat ekstraksi ASTM (American Society Testing Material). Ekstraksi cara basah digunakan untuk bahan cair, antara lain dengan botol Babcock dan metode Mojonnier. Hasil analisis kadar lemak atau minyak yang diperoleh merupakan lemak kasar (crude fat) karena selama analisis selain lemak atau minyak, juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain.
Tugas Analisis Makanan 1
Titen Pinasti
140603100003 Ekstraksi dengan alat Goldfish sangat praktis. Bahan sampel yang telah
dihaluskan dimasukan kedalam thimbel dan dipasang dalam tabung penyangga yang pada bagian bawahnya berlubang. Bahan pelarut yang digunakan ditempatkan dalam bekerglas di bawah tabung penyangga. Bila beaker glas dipanaskan uap pelarut akan naik dan didinginkan oleh kondensor sehingga akan mengembun dan menetes pada sampel demikian terus menerus sehingga bahan akan dibasahi oleh pelarut dan akan terekstraksi, selanjutnya akan tertampung ke dalam bekerglas kembali. Setelah ekstraksi selesai, sampel berikut penyangganya diambil dan diganti dengan bekerglas yang ukurannya sama dengan tabung penyangga. Pemanas dihidupkan kembali sehingga pelarut akan diuapkan lagi dan diembunkan serta tertampung ke dalam bekerglas yang terpasang di bawah kondensor, dengan demikian pelarut yang tertampung dapat dimanfaatkan untuk ekstraksi yang lain (Sudarmadji, 1996). Metode Goldfish merupakan metode yang mirip dengan metode Soxhlet kecuali labu ekstraksinya dirancang sehingga solven hanya melewati sampel, bukan merendam sampel. Hal ini mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi, tapi dengan kerugian bisa terjadi “saluran solven” dimana solven akan melewati jalur tertentu dalam sampel sehingga ekstraksi menjadi tidak efisien. Masalah ini tidak terjadi pada metode Soxhlet, karena sampel terendam dalam solven.
Gambar Alat Goldfisch Tugas Analisis Makanan 2
Titen Pinasti II.
140603100003
PRINSIP Melarutkan lemak yang terdapat dalam bahan dengan pelarut lemak selama
beberapa
waktu
menggunakan
metode
ekstraksi
dengan
alat
soxhlet/goldfish. Lemak yang terekstraksi (larut dalam pelarut) akan terakumulasi dalam wadah pelarut (labu sokhlet/gelas goldfish), kemudian dipisahkan dalam pelarutnya dengan cara dipanaskan dalam oven suhu 1050C. Pelarut akan menguap, sedangkan lemak tidak akan menguap karena titik didih lemak lebih dari 1050C, sehingga akan tertinggal dalam wadah untuk ditentukan beratnya. III.
ALAT DAN BAHAN Alat-Alat yang digunakan Peralatan Ekstraksi Goldfisch Labu ekstraksi Beaker Glass Kondensor Oven Vakum Neraca Analitis Bahan-bahan yang digunakan Sampel lemak yang akan dianalisis Pelarut (Kloroform, Petroleum eter, Etil eter, Benzene, Heksana, Aseton)
IV.
PROSEDUR 1. Timbang kira-kira 5 g bahan kering dan halus dan pindahkan ke dalam kertas saring atau kertas aluminium (aluminium foil) yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membungkus bahan dan dapat masuk dalam thimble, yaitu pembungkus bahan yang terbuat dari alumina yang porous. 2. Pasang bahan dan thimble pada sample tube, yaitu gelas penyangga yang bagian bawahnya terbuka, tepat dibawah kondensor alat distilasi Goldfisch. 3. Masukan pelarut, misalnya petroleum-ether secukupnya (paling banyak 75 ml) dalam gelas piala khusu yang telah diketahui beratnya. Pasanglah piala berisi pelarut ini pada kondensator sampai tepat dan tak dapat diputar lagi.
Tugas Analisis Makanan 3
Titen Pinasti
140603100003
4. Jangan lupa mengalirkan air pendingin pada kondensor. Naikkan pemanas listrik sampai menyentuh bagian bawah gelas piala dan nyalakan pemanas listriknya. 5. Lakukan ekstraksi selama 3-4 jam. lalu matikan pemanas listriknya dan turunkan. Setelah tidak ada tetesan pelarut, ambillah thimble dan sisa bahan dalam gelas peyangga. 6. Pasanglah gelas piala penampung pelarut (solvent-recovery-tube) ditempat gelas peyangga tadi. Gelas piala yang berisi pelarut dan minyak yang terekstraksi, dipasang lagi dan dilanjutkan pemanasan sampai semua pelarut menguap dan tertampung dalam gela spiala penampung pelarut. Pelarut yang tertampung dapat digunakan lagi. 7. Lepaskan gelas piala yang berisi minyak dari alat distilasi dan lanjutkan pemanasan diatas alat pemanas sampai berat konstan. Timbang berat minyak dan hitunglah persen minyak dalam bahan. V.
PERHITUNGAN Perhitungan Berat Lemak dalam Contoh (
)
Perhitungan Kadar Lemak (%) (
VI.
)
KESIMPULAN Analisis lemak menggunakan metode Goldfisch sama halnya dengan metode soxhlet namun, perbedaannya hanya terletak pada penggunaana labu ekstraksinya. Metode Goldfisch termasuk kedalam metode ekstraksi cara kering. Penentuan kadar lemak selain dengan metode Goldfisch juga dapat digunakan metode lain seperti Metode Soxhlet, Metode Gerber, dan Metode Babcock.
VII.
DAFTAR PUSTAKA Nielsen, S. 2010. Food Analysis. Fourth Edition. USA: Springer. Sudarmadji. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pangan. Yogyakarta: Liberty.
Tugas Analisis Makanan 4
Titen Pinasti
140603100003
Kamis, Maret 28, 2013 Analisis Terpadu 1 comment PENETAPAN KADAR LEMAK METODE SOXHLET Lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat. Lemak merupakan senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena, hexana dan hidrokarbon lainnya. Lemak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut. Dalam mengetahui kadar lemak yang terdapat di bahan pangan dapat dilakukan dengan mengekstraksi lemak. Namun mengekstrak lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air (pelarut anhydrous) agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktivan pelarut tersebut menjadi berkurang. Sifat-sifat dari lemak dapat diidentifikasi dengan beberapa metode Terdapat dua metode untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anhydrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak. Pada praktikum penetapan kadar lemak ini digunakan metode ekstraksi kering yaitu metode Soxhlet. Tujuan Praktikum penetapan lemak kasar dan komponen lipid dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat mengetahui kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan pangan. Metode yang digunakan tergolong dalam metode ekstraksi kering yaitu metode Soxhlet METODE SOXHLET Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu. Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in,dan cooling water out . Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah : Menimbang tabung pendidihan ; menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan, susun tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator ; ekstraksi dalam Soxhlet ; mengeringkan tabung pendidihan yang berisi lemak yang terekstraksi pada oven 1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam desikator lalu ditimbang.
Tugas Analisis Makanan 5
Titen Pinasti
140603100003
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sampel ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60 sampai dengan 80°C. Selanjutnya, labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimbleyang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak kemudian mulai dipanaskan. Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan. Faktor yang Memengaruhi Kadar Lemak Faktor-faktor yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-negatif. Crackers Crackers adalah jenis biskuit yang terbuat dari adonan keras melalui proses fermentasi atau pemeraman, berbentuk pipih yang mengarah kepada rasa asin dan renyah, serta bila dipatahkan penampang potongannya berlapis-lapis. Crackers tanpa pemanis merupakan tipe yang paling populer yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti roti dan penggunaanya lebih luas sebagai makanan diet. Ciri-ciri crackersyang baik adalah tekstur yang renyah, tidak keras apabila digigit, tidak hancur, dan mudah mencair apabila dikunyah. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatancrackers dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan-bahan yang berfungsi sebagai pengikat dan bahan pelembut tekstur. Bahan pengikat atau pembentuk adonan yang kuat adalah tepung terigu, air, dan garam, sedangkan bahan-bahan yang berfungsi sebagai pelembut tekstur adalah gula, mentega, dan leavening agent (baking powder)sebagai bahan pengembang. Pelarut Heksana n-Heksana adalah bahan kimia yang terbuat dari minyak mentah. Normal heksana tidak berwarna dan memiliki bau yang tajam. Bahan ini mudah terbakar dan uapnya bersifat eksplosif. Kebanyakan heksana digunakan pada industri sebagai pelarut. Pelarut yang menggunakan n-heksana bisanya digunakan untuk mengestrak minyak sayuran dari hasil pertanian, seperti kedelai. Pelarut ini juga digunakan sebagai agen pembersih pada percetakan, tekstil, furniture, dan industri pembuatan sepatu. Heksana larut hanya pada air. Kebanyakan nheksana yang tumpah di air akan mengapung ke permukaan dimana heksana akan menguap ke udara.
Tugas Analisis Makanan 6
Titen Pinasti
140603100003
http://organiksmakma3b30.blogspot.com/2013/03/penetapan-kadar-lemak-metode-soxhlet.html SIFAT KIMIA PROTOPLASMA 12MAR Protoplasma terdiri dari unsur-unsur : 1.Unsur Makro : C (10,5%), H (10,8%), O (76,0%), N (2,5%), P (0,03%), K (0,03%), S (0,02%), Cl (0,01%) 2.Unsur Mikro : Ma (0,002%), Na (0,004%), Fe (0,001%) 3.Ultra struktur : Cu, Mn, Mo, B, Si Senyawa penyusun protoplasma Penyusun protoplasma yang berjumlah besar yaitu : 1.Air 78,3% 2.Protein 15,2% 3.Lipida 4,8% 4.Karbohidrat 1,4% Jumlah masing-masing senyawa tersebut bervariasi tergantung dari jenis dan umur sel. Air Air merupakan penyusun protoplasma dengan jumlah paling besar dan terdapat dalam bentuk bebas dan terikat ( dalam senyawa organik ). Fungsi air : 1.Sebagai pelarut yang baik bagi senyawa organik maupun anorganik. 2.Sebagai medium dispersi. 3.Pelarut elektrolit. 4.Mempertinggi tegangan permukaan. 5.Membantu berlangsungnya reaksi dalam metabolisme. 6.Transportasi zat makanan. Garam Mineral Protoplasma tersusun oleh senyawa elektrolit baik lemah maupun kuat dan senyawa non elektrolit. Ion-ion yang terdapat dalam protoplasma berasal dari garam, asam dan basa. Garam yang terdapat dalam protoplasma : NaCl, CaSO4, MgCl2, KH2PO4, NaHCO3, NH4H2PO4. Asam terdiri dari : NCl dan HNO3 Basa terdiri dari : NaOH dan KOH Kation ( ion positif ) dan Anion( ion negatif ) yang terdapat dalam protoplasma adalah : Kation : H + , NH4 + , Ca 2+ , K + , Na + Anion : OH – , HCO3 – , Cl – , NO3 – , H2PO4 – , SO4 2Dalam protoplasma terjadi berbagai proses kehidupan dan reaksi kimia, terjadi penggabungan anion dan kation yang berbeda muatan yang berasal dari senyawa elektrolit lemah maupun kuat. Terjadinya penggabungan ion-ion dari senyawa-senyawa yang berbeda kekuatan ionisasinya akan menimbulkan perubahan pH ( derajat keasaman ) pada protoplasma menjadi asam, basa atau netral. Pada protoplasma, walaupun terjadi penggabungan keadaan pH, nilainya tetap berkisar antara 6,8 – 7,2 ; hal ini disebabkan adanya ion-ion yang bersifat buffer antara lain, HCO3 – , CO3 2- , dan PO4 3- . Gas Gas, selain terkandung di udara seperti O2, N2, CO2, terdapat juga di dalam protoplasma, seperti : 1.Oksigen : berfungsi untuk metabolisme 2.N2 : merupakan senyawa yang inert dan tidak berperan dalam metabolisme 3.CO2 : ditemukan pada hampir semua sel sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu sebagai hasil respirasi yang akan digunakan kembali dalam proses fotosintesis.
Tugas Analisis Makanan 7
Titen Pinasti
140603100003
Senyawa Organik Yaitu senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H, O. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi sel yang terdiri dari : 1.Monosakarida : Triosa, Tetrosa, Pentosa ( penting dalam penyusunan DNA, RNA, ADP dan ATP ), Ribulosa ( berperan dalam fotosintesis ), Hexosa ( terdiri dari : Glukosa ( sumber energi pertama dalam sel ), Fruktosa dan galaktosa yang merupakan gula yang penting dalam penyusunan matriks ) 2.Oligosakarida : Disakarida ( Maltosa, Laktosa ), Trisakarida (Manotriosa), Polisakarida (terdiri dari rangkaian Monosakarida), Homopolisakarida (tepung, Glikogen, Selulosa). Lemak (Lipida) Lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam Eter, kloroform, Benzena dan Alkohol panas. Lemak penting peranannya dalam : 1.Penyusun membran sel 2.Hormon 3.Vitamin 4.Sebagai sumber energi Lemak terbagi menjadi : 1.Lemak sederhana : yaitu trigliserida 2.Lemak kompleks : Ekolesterol, Fosfolipida ( lemak yang mengandung fosfat ), Glikolipida ( lemak yang mengandung karbohidrat ). Protein Protein berperan mengganti bagian yang rusak atau membangun substansi sel yang baru, yang terdiri dari : 1.Protein sederhana seperti albumin dan globulin 2.Protein kompleks seperti lipoprotein dan nukleoprotein 3.Enzim, berfungsi sebagai biokatalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi kimia dan terdiri dari : koenzim (bersifat aktif) dan apoenzim (bersifat nonaktif). 4.Hormon, Senyawa organik yang kompleks yang terdapat dalam sitoplasma dan berfungsi untuk menyelaraskan sintesis RNA, Enzim, Aktifitas fisiologis. 5.Asam nukleat, merupakan senyawa kimia yang makrokompleks, terdiri dari RNA (Ribo Nucleic Acid) dan DNA (Deoksiribo Nucleic Acid). http://aunurrofiqhidayat.wordpress.com/2011/03/12/sifat-kimia-protoplasma/ TEORI
PROTOPLASMA
Th 1840 Purkinye : Isi sel adalah Protoplasma MIKROBIOLOGI. PENYUSUN. STRUKTUR BAKTERI DAN PENYUSUNNYA 23.30 belajar, biologi No comments Struktur Bakteri Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu: 1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan 2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora. Struktur dasar bakteri :
Tugas Analisis Makanan 8
Titen Pinasti
140603100003
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis). 2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. 3. Sitoplasma adalah cairan sel. 4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA. 5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan. Struktur tambahan bakteri : 1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air. 2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. 3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus. 4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis. 5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. 6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru. 1. Mitokondria Mitokondria merupakan penghasil energi karena berfungsi untuk respirasi. Ada yang bulat, oval, silindris, seperti gada, seperti raket, dan ada pula yang bentuknya tidak beraturan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, aetinya bentuknya mudah berubah. Ukurannya seperti bakteri dengan diameter 0,5-1 µm dan panjangnya 3-10 µm. Penyebaran dan jumlah mitokondria di dalam sel tidak sama. Pada sel sperma, mitokondria
Tugas Analisis Makanan 9
Titen Pinasti
140603100003
tampak berderet-deret pada bagian ekor yang digunakan untuk bergerak. Mitokondria memiliki dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Struktur membran luar mirip dengan membran plasma. Pada membran dalam terjadi pelekukan kearah dalam membentuk krista. Dengan adanya krista ini, permukaan membran dalam menjadi semakin luas sehingga proses respirasi sel semakin efektif. Proses respirasi berlangsung pada membran dalam mitokondria (pada krista) dan matriks. Matriks adalah cairan yang berada di dalam mitokondria dan bersifat sebagai gel. Matriks tersusun atas air, protein, enzim pernapasan, garam, DNA, dan ion-ion. Enzim-enzim pernapasan itu sangat penting bagi proses pembentukan ATP. Reaksi pernapasan yang berlangsung di dalam mitokondria adalah reaksi Dekarbosilasi oksidatif, daur krebs, dan transfer elektron. 2. Lisosom Lisosom (Lyso = pencernaan, som = tubuh) merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang masuk kedalam sel-sel. a. Pembentukan lisosom Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukkan ke dalam membran, kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain itu, ada pula enzim yang dimasukkan terlebih dahulu ke Golgi, oleh golgi enzim itu dibungkus membran, kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi proses pembentukan lisosom ada 2 macam : pertama dibentuk secara langsung di RE dan kedua oleh Golgi. b. Proses pencernaan oleh lisosom Proses pencernaan oleh lisosom dapat diuraikan sebagai berikut. Misalnya sel menelan benda asing berupa bakteri secara fagositosis, maka bakteri itu segera didatangi lisosom. Membran lisosom dan membran vakuola bersinggungan, kemudian membran tersebut bersatu. Enzim dari lisosom masuk ke dalam vakuola, kemudian segera mencerna bakteri. Enzim lisosom tidak aktif mencerna jika membran lisosom utuh (tidak pecah). Apabila membran pecah, maka enzim lisosom akan keluar dari membran dan mencerna sel itu sendiri. c. Penyakit akibat kegagalan lisosom · Silikosis Pada orang yang bekerja didaerah berdebu, debu-debu itu terhisap ke paru-paru. Di dalam sel alveoli paru-paru, debu-debu dalam vakuola dicerna oleh enzim lisosom. Namun karena mengandung silokon yang keras, debu pasir tidak tercerna dan sebaliknya justru membran vakuola menjadi bocor. Akibatnya, orang yang menderita penyakit demikian disebut menderita silikosis. · Rematik Orang yang sering mengkonsumsi makanan dari organ dalam (usus, hati), melinjo dan rebung, darahnya banyak mengandung asam urat (berupa kristal). Asam urat itu masuk kedalam lisosom dan tidak dapat dicerna. Kemudian, enzim lisosom keluar, mencerna sel-sel pada persendian dan akibatnya orang tersebut menderita rematik. Penderita rematik mengalami bengkak dan radang persendian yang menyebabkan sakit luar biasa. 3. RE
Tugas Analisis Makanan 10
Titen Pinasti
140603100003
Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang/jala. Karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma), maka disebut retikulum endoplasma. RE hanya dijumpai didalam sel eukariotik, baik sel hewan maupun sel tumbuhan. RE memiliki banyak bentuk (polimorfik). Membran RE merupakan kelanjutan dari membran nukleus hingga ke membran plasma. Dengan adanya sistem endomembran ini, maka terbentuk lumen menyerupai ”terowongan” yang menghubungkan nukleus dengan bagian luar sel. a. Macam-macam RE · RE kasar Membran RE yang berhadapan dengan sitoplasma ada yang ditempeli ribosom, sehingga tampak berbintil-bintil. RE demikian disebut RE kasar / RE berbintil. RE kasar merupakan penampung protein yang dihasilkan ribosom. Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE. · RE halus RE halus adalah RE yang tidak ditempeli ribosom. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan dengan sel bukan kelenjar. b. Fungsi RE · Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel (RE kasar) · Mensintesis lemak dan kolesterol (RE kasar dan RE halus) · Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada didalam sel-sel hati · Transportasi molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain. 4. Badan Golgi Badan golgi sering disebut golgi saja. Pada sel tumbuhan, badan golgi disebut diktiosom. Organel ini polimorfik dan terletak diantara RE dan membran plasma. Badan golgi merupakan organel polimorfik, tersusun atas membran berbentuk kantong pipa pembuluh, gelembung kecil atau bentukan seperti mangkok. http://penapun-tertoreh.blogspot.com/2011/03/struktur-bakteri-dan-penyusunnya.html
https://www.facebook.com/andreas.zuriel/posts/350402881717946 Reaksi yang terjadi jika protein +garam Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O, N, P, S, dan terkadangmengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Pembuatan makalah pengendapan protein oleh garam ini mengacu pada hasil percobaan uji pengendapan oleh garam yang dilakukan saat praktikum biokimia. Alat yang digunakan untuk melakukan uji ini adalah tabung reaksi, kertas saring, pipet tetes, sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan protein (albumin telur 2%), kristal (NH4)2SO4, pereaksi millon dan pereaksi biuret. Hal pertama yag dilakukan adalah mencampurkan larutan protein dengan Kristal garam
Tugas Analisis Makanan 11
Titen Pinasti
140603100003
anorganik (NH4)2SO4. Kemudian diamati endapan yang terbentuk. Setelah terdapat endapan, disaring dengan kertas saring. Kemudian endapan diuji dengan pereaksi millon dan filtrat diuji dengan pereaksi biuret. Larutan protein yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan albumin. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur. Garam anorganik yang digunakan dalam percobaan ini adalah ammonium sulfat. Hal ini terjadi karena ammonium sulfat memiliki tingkat kelarutan yang lebih tinggi daripada protein. Sehingga pada saat penambahan ammonium sulfat, ammounium sulfat akan melarut dalam air atau pelarutnya dan mendesak protein keluar, kembali dalam bentuk solidnya, sehingga terbentuklah protein yang terendapkan. (Poedjiadi 1994). Gambar 1. Pengendapan protein oleh ammonium sulfat (Poedjiadi, 1994) Setelah larutan albumin dijenuhkan dengan (NH4)2SO4, uji kelarutan endapan yang terjadi dengan air menunjukkan hasil positif (endapan larut membentuk butiran). Kemudian butiran direaksikan dengan pereaksi milon, dan bereaksi positif dengan ditandai endapan berwarna kemerahan. Uji filtrat dengan pereaksi biuret juga menunjukkan hasil poisitif yang ditandai larutan berwarna ungu violet. Pengujian endapan yang dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin, sedangkan pengujian filtrat dengan pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan. Gambar 2. Komplek Warna Biuret Pada uji biuret, albumin menunjukkan warna ungu ketika penambahan tembaga sulfat dalam suasana basa. Hal ini menunjukkan adanya ikatan peptida dalam albumin. Ada tidaknya ikatan peptida pada sampel uji, bisa menunjukkan bahwa sampel uji tersebut termasuk ke dalam golongan protein atau bukan. Jika pada sampel albumin menunjukkan hasil yang positif terhadap uji biuret, maka dikatakan terdapat ikatan peptida dalam sampel yang juga berarti bahwa sampel tersebut merupakan protein. Sifat dan karakteristik protein Sifat-sifat Protein Protein mempunyai sifat-sifat yaitu : 1. Ionisasi yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dab ion negative. 2. Denaturasi yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang sehingga tubuh mengalami keracunan. 3. Viskositas yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat cair yang mengalir. 4. Kristalisasi yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik isoelektriknya. 5. Sistem koloid yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang terdispersi dari medium pendispersi
Tugas Analisis Makanan 12
Titen Pinasti
140603100003
atau pelarutnya. Struktur Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunderbeta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH). Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5] struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida).Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik. struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut: alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H); beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4] struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin. Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumenamino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa. Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah. Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya
Tugas Analisis Makanan 13
Titen Pinasti
140603100003
memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional. Pengertian, sumber dan manfaat protein bagi agro 1. Pengertian Protein adalah senyawa organic yang berbobot molekul tinggi berkisar beberapa ribu sampai jutaan. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N serta unsure lain seperti P dan S yang membentuk unit-unit asam amino. Protein berasal dari bahasa yunani kuno “proteos” artinya yang utama. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy, penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi. Protein bila dihidrolisis dengan asam encer, alkali, atau enzim hidrolitik dihasilkan campuran asam α-amino. Protein merupakan polimer berantai panjang yang terdiri berbagai asam α-amino. Di alam terdapat 20 macam asam α-amino yang merupakan balok pembangun protein, baik protein tumbuhan maupun hewani. Contoh asam amino glisin (gly), alanin (ala), serin(ser), sistein(cis). Asam amino yang terdapat di alam umumnya bersifat optic aktif dengan konfiguarasi L, kecuali glisin. Molekul asam amino dapat bergabung dan mengeluarkan air membentuk peptide. Dua asam amino bergabung membentuk dipeptida. Ikatan yang menghubungkan dua asam amino ini disebut ikatan peptide. Tiga unit asam amino yang bergabung disebut tripeptida dan mempunyai dua ikatan peptida. Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2122793-pengertianprotein/#ixzz27ULSkN3a 2. Sumber Sumber Protein Yang Paling Baik Sumber protein dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber protein hewani dan sumber protein nabati. Sumber protein hewani diperoleh melalui daging, telur, dan semua yang berasal dari hewan. Sedangkan nabati berasal dari produk sayur sayuran seperti kacang kacangan, susu kedelai. 3. Manfaat bagi agro???? Pengertian PROTEIN Pengertian Protein Protein adalah senyawa organic yang berbobot molekul tinggi berkisar beberapa ribu sampai jutaan. Protein tersusun dari
ID.SHVOONG.COM Tugas Analisis Makanan 14