1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengalaman Lapangan Industri
Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Industri (PLI) merupakan sebuah program yang diadakan oleh pihak Unit Hubungan Industri (UHI) Universitas Negeri Padang (UNP) serta merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh penulis yang sudah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh pihak Unit Hubungan Industri (UHI). Syarat-syarat tersebut yaitu untuk jenjang pendidikan S1 harus sudah menyelesaikan Satuan Kredit Semester (SKS) sebanyak 120 SKS. Selain sebagai bentuk menyelesaikan mata kuliah wajib, kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Industri (PLI) merupakan mer upakan wadah penulis untuk mengasah dan menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama perkuliahan. Disamping itu, sebagai maahsiswa jurusan teknik pertambangan penulis dituntut mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang belum didapatkan selama perkuliahan sehingga penulis mengerti dan memahami gambaran proses kegaiatan penambangan di lapangan. 1. Tujuan Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri
a. Meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri penulis dalam memasuki dunia kera nantinya. b. Mengaplikasikan ilmu yang sudah penulis peroleh selama di bangku perkuliahan pada saat di dunia kerja.
1
2
c. Membentuk kepribadian yang mampu menghadapi tantangan dimasa mendatang dengan penuh tanggung jawab. d. Menyusun sebuah laporan sebagai syarat untuk melengkapi kegiatan PLI. 2. Manfaat pelaksanaan Pengalaman Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
a. Mengukur seberapa besar penguasaan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama kuliah dengan tuntutan dan kebutuhan dunia industri. b. Memberikan pengalaman empiris tentang dunia industri secara umum dan segala hal. c. Tumbuhnya rasa kedisiplinan yang tinggi bagi penulis dalam berbagai aspek. d. Mempersiapkan diri sebelum terlibat langsung dalam dunia industri melalui aktifitas dan pemahaman yang ditemukan di industri. 3. Tempat Kegiatan PLI
Tempat praktek Pengalaman Lapangan Industri (PLI) yang bisa dilaksanakan oleh mahasiswa diantaranya: a. Perusahaan-prerusahaan pertambangan baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. b. Labor-labor dinas pertambangan/Perusahaan. c. Konsultan yang bergerak dibidang pertambangan. Dari penjelasan tentang latar belakang PLI inilah, penulis memilih unit pertambangan batu kapur PT. Bakapindo, Durian Kamang, ke camatan
2
c. Membentuk kepribadian yang mampu menghadapi tantangan dimasa mendatang dengan penuh tanggung jawab. d. Menyusun sebuah laporan sebagai syarat untuk melengkapi kegiatan PLI. 2. Manfaat pelaksanaan Pengalaman Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
a. Mengukur seberapa besar penguasaan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama kuliah dengan tuntutan dan kebutuhan dunia industri. b. Memberikan pengalaman empiris tentang dunia industri secara umum dan segala hal. c. Tumbuhnya rasa kedisiplinan yang tinggi bagi penulis dalam berbagai aspek. d. Mempersiapkan diri sebelum terlibat langsung dalam dunia industri melalui aktifitas dan pemahaman yang ditemukan di industri. 3. Tempat Kegiatan PLI
Tempat praktek Pengalaman Lapangan Industri (PLI) yang bisa dilaksanakan oleh mahasiswa diantaranya: a. Perusahaan-prerusahaan pertambangan baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. b. Labor-labor dinas pertambangan/Perusahaan. c. Konsultan yang bergerak dibidang pertambangan. Dari penjelasan tentang latar belakang PLI inilah, penulis memilih unit pertambangan batu kapur PT. Bakapindo, Durian Kamang, ke camatan
3
Kamang Magek, kabupaten Agam Sumatera Barat. Sebagai tempat untuk melaksanakan Praktek Lapangan Industri (PLI) agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai sebagaimana mestinya. 4. Langkah-langkah (Tahapan) Praktek Pengalaman Industri (PLI)
Untuk melaksanakan kegiatan praktek pengalaman industri (PLI) penulis melakukan tahapan sebagai berikut: a. Mengikuti coaching atau pembekalan untuk Kerja praktek. b. Memiliki tabungan SKS sebanyak 120 SKS untuk program S1. c. Meminta surat permohonan kepada koordinator PLI di jurusan sekaligus menunjuk dosen pembimbing. d. Membawa surat tersebut kepada Unit Hubungan Industri (UHI) untuk pembuatan surat permohonan pelaksanaan Kerja Praktek. e. Kantor UHI membuat surat permohonan ke perusahaan/industri f. Penulis mengirim surat permohonan ke perusahaan/industri. g. Perusaan menerima penulis melaksanakan kerja praktek di jurusan. h. Penulis melapor dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebelum berangkat ke perusahaan B. Deskripsi Perusahaan 1.
Sejarah Perusahaan
CV. Bukit Raya didirikan pada tanggal 5 oktober 1981 berdasarkan Akta No. 9 oleh Notaris Achtar Iljas, SH di Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat, berlokasi Jorong Durian Nagari Kamang Mudiak, Agam,
4
Sumatra Barat. Pada tahun 1995 nama CV. Bukit raya diganti dengan nama PT Bakapindo yang dipakai hingga saat ini. PT. Bakapindo memiliki kadar calcium carbonat (CaCO3) sebesar 97%, calcium oxid (CaO) sebesar 50% Dan magnesium oxide (MgO) sebesar18%. PT. Bakapindo telah melakukan penambangan pada area durian Kamang sejak tahun 1981, dimana pada saat itu proses pekerjaan penambangan dikerjakan secara langsung oleh PT. Bakapindo. Produk produk PT. Bakapindo sampai saat ini telah digunakan oleh berbagai macam konsumen baik perorangan maupun koperasi dengan skala kecil sampai besar. Konsumen PT. Bakapindo terutama berasal dari wilayah Sumatera antara lain
Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung. 2.
Data Umum Perusahaan
Nama Perusahaan
: PT. Bakapindo
Alamat
: Jorong Durian, Kenagarian Kamang Mudik, Kec. Kamang Magek, Kab. Agam, Sumatera Barat.
3.
Telephone
: 0752-7000300
Website
: www.bakapindo.com
e-mail
:
[email protected]
Struktur Organisasi PT. Bakapindo
Dalam rangka mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan menangkap peluang yang ada, diperlukan suatu struktur organisasi yang
5
dinamis dan adaptif dalam mnghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif. Struktur organisasi telah disusun sedemikian rupa untuk mengantisipasi kebutuhan dan pengembangan organisasi baik untuk saat ini maupun untuk masa depan. Penyusunan ini telah dilakukan atas dasar spesifikasi lengkap dengan fungsi yang melekat agar mampu mendukung pencapaian target agar optimal dan dapat dipertanggungjawabkan. Struktur organisasi pada PT Bakapindo dipimpin oleh Komisaris Utama (KU) yang bertanggung jawab langsung kepada pihak Owner (PD. Baramarta) dan Management Head Office (HO) di Jakarta, Komisaris Utama membawahi beberapa departemen sebagai pelaksana kegiatan di lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Struktur Organisasi PT Bakapindo
Sumber : PT. Bakapindo 4.
Jam Kerja
6
Jadwal kegiatan penambangan karyawan PT. Bakapindo, terdiri 2 shift, dengan lama kerja 8 jam/hari dengan perincian sebagai berikut : a. Karyawan di lapangan, jam 07.00 – 17.00 WIB (istirahat 1 jam) b. Karyawan di kantor PT. Bakapindo, jam 07.00 – 17.00 WIB (istirahat 1 jam) c. Karyawan dimesin pengolahan MTM yaitu: 1) Shift 1 : 10 jam, yaitu 07.00 – 17.00 WIB (istirahat 1 jam) 2) Shift 2 : 10 jam, yaitu 19.00 – 04.00 WIB (istirahat 1 jam) 5. Keadaan Umum Daerah Izin Usaha Pertambangan
a. Lokasi Lokasi penambangan PT Bakapindo dilihat dari sisi geografis, Nagari Kamang Magek berada diantara 000 10 ’ 00" sampai 000 15 ’ 00" Lintang Selatan dan 100 0 20’0" sampai 1000 25’0" Bujur Timur, dengan ketinggian pada 900 m dari permukaan laut. Suhu udara sejuk dengan kelembaban udara berkisar 80%, dengan suhu udara rata-rata 19 – 27 0C. Lokasi proyek penambangan bisa dicapai dengan sarana perhubungan darat, dari pusat kota bukittinggi yang berjarak ± 10 km dengan waktu tempu sekitar 20 menit. b. Topografi PT. Bakapindo memiliki area deposit yang terletak pada salah satu bukit barisan, yaitu bukit yang diberi nama bukit Jaya dan bukit Kurao (bukit Sibunyian) serta area persawahan di bagian selatan, dan bagian Barat area hutan lindung,serta pada bagian timur juga berbatasan
7
dengan bukit hutan lindung. Topografi bukit Jaya merupakan perbukitan dengan relief sedang dan strukturnya didominasi oleh sistem bench.
Gambar 2. Peta Topografi PT. Bakapimdo
Sumber : PT. Bakapindo c. Kesampaian Daerah Lokasi kegiatan penambangan PT. Bakapindo dapat ditempuh melalui satu jalur.. Jalur yang ditempuh melalui jalur darat dari Padang ke Bukittinggi (Kota Bukittinggi) yang memakan waktu ± 2 jam 30 menit. Selanjutnya dilanjutkan perjalanan darat dari Kota Bukittinggi ke PT. Bakapindo,Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat dengan waktu ± 40 menit.
8
Gambar 3. Peta Kecamatan Kamang Magek
Sumber : PT. Bakapindo /
Gambar 4. Peta Lokasi Kesampaian Daerah PT. Bakapindo
Sumber : G oogle E arth
9
Gambar 5. Peta jarak PT. Bakapaindo dengan Area Penambangan
Sumber : Google E arth d. keadaan Geologi Dilihat dari sisi Geografis, PT. Bakapindo yang berada sejajar dengan bukit barisan formasi batuan yang dijumpai pada daerah Kamang Magek ini dapat digolongkan kepada Pratersier (berumur tua) yang terdiri dari batuan endapan permukaan, sedimen, metamorfik, vulkanik dan intrusi. Penyebaran dolomite yang cukup besar terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar di daerah lain, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping. Dolomite di Provinsi Sumatera Barat dapat dijumpai didaerah Kamang Magek, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan
10
lepas yang berasal dari dapur bakar batu gamping dekat bukit Kamang. PT Bakapindo sudah melakukan uji analisis kimia yang dilakukan oleh PT Sucofido Data hasil analisis kimia batu kapur tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Analisis Kimia Batu Kapur Parameter Unit
Hasil
Metode
Iron Trioxide (Fe2O3)
%
0.52
ICP
Aluminium Trioxide (Al2O3)
%
0.06
ICP
Calcium Oxide (CaO)
%
50.11
ICP
Calcium Carbonat (CaCO3)
%
97.02
-
Magnesium Oxide (MgO)
%
18.24
ICP
Magnesium Carbonat
%
37.57
-
Manganese Dioxide (MnO2)
%
0.03
ICP
Chromium Trioxide (Cr 2O3)
%
Less than
ICP
(MgCO3)
0.01 Sodium Oxide (Na2O)
%
0.02
ICP
Potassium Oxide (K 2O)
%
0.02
ICP
Silicon Dioxide (SiO2)
%
4.52
Gravimetri
Titanium Dioxide (TiO2)
%
Less than
ICP
0.01 Moisture content (MC)
Sumber : PT Sucofindo
%
0.08
Gravimetri
11
e. Iklim dan Curah Hujan Daerah penambangan PT Bakapindo ini beriklim tropis dengan temperature udara berkisar antara 20 ºC – 29 ºC dengan kelembaban udara rata-rata 88 %, kecepatan angin antara 4-20 km/jam dan penyinarab matahari 58%. Aktivitas penambangan
terbuka sangat
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. pada musim hujan kegiatan penambangan akan terhambat karena jalan untuk pengangkutan licin, akibatnya aktivitas penambangan tidak bisa dilakukan, sebaliknya pada musim kemarau akan timbul banyak debu karena kondisi jalan yang kering dan tidak disirami air. Musim hujan di Kabupaten Agam terjadi antara bulan Januari sampai bulan Mei dan bulan September sampai bulan Desember, sedangkan musim kemarau berlangsung antara bulan Juni s ampai bulan Agustus. Berdasarkan peta iklim yang dibuat Oldeman (1979) serta data base hidroklimat yang diterbitkan Bakosurtanal (1987), Wilayah Kecamatan Tilantang Kamang, Kamang Mudiak termasuk dalam daerah kelas dua dengan curah hujan 3500-4000 mm/tahun tanpa bulan kering (dengan tipe A1). C. Aktivitas Penambangan PT. Bakapindo
Kegiatan industri/pekerjaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan PT. Bakapindo adalah dimulai dari:
12
1. Pekerjaan Penyelidikan Awal ( Prospeksi) Kegiatan ini merupakan langkah awal usaha pertambangan yang ditujukan untuk mencari dan menemukan endapan bahan galian. Kegiatan penyelidikan umum dilakukan dengan tujuan mencari komoditas bahan galian tertentu maupun dilokasi tertentu, artinya penyelidikan harus difokuskan pada (tipe/jenis) bahan galian yang spesifik atau pada area yang spesifik (wilayah/Negara) dan mempelajari keadaan geologi secara umum untuk daerah yang bersangkutan berdasarkan data permukaan. 2. Eksplorasi Sebelum
melaksanakan
penambangan,
dilakukan
kegiatan
pemboran eksplorasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan secara akurat besar cadangan, kadar, sifat fisik, sifat kimia, letak, dan bentuk endapan bahan galian. Eksplorasi dilakukan dengan cara pengeboran dan penelusuran out crop yang ada. Dari hasil pemboran eksplorasi maka akan didapatkan daerah penyebaran batuan sehingga dapat diketahui cadangan batuan, akan dapat diketahui struktur geologi serta contoh cadangan. 3. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan pedoman layak atau tidaknya suatu wilayah untuk ditambang, yang biasa dilakukan adalah: a. Keberadaan cadangan Cadangan batuan dapat diketahui dengan melakukan pemboran ditempat-tempat yang sebelumnya telah ditentukan berdasarkan data
13
pemboran tersebut dapat diketahui keberadaan cadangan, overburden, dan Top soil , sehingga dapat dilakukan perhitungan cadangan batuan . b. Kesampaian Lokasi Penambangan PT. BAKAPINDO dekat dengan tempat penumpukan dolomite maka perlu dilakukan perhitungan kesampaian daerah lokasi dengan akses jalan yang ada. c. Biaya Produksi Perhitungan biaya produksi erat kaitannya dengan perhitungan jumlah alat yang digunakan dalam kegiatan produksi, di samping itu juga diperlukan perhitungan jumlah tenaga efektif dan jumlah jam kerja yang digunakan. d. Biaya Transportasi Karena jarak pengangkutan yang cukup jauh maka diperlukan alat angkut untuk mengangkut batuan hasil produksi. Dalam perhitungan biaya transportasi maka dihitung jumlah kendaraan dump truck termasuk kendaraan operasional perusahaan. e. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kegiatan persiapan penambangan dilakukan setelah studi kelayakan benar-benar diperhitungkan. 4. Pekerjaan Persiapan penambangan Persiapan-persiapan penambangan meliputi: a. Pembuatan jalan masuk, membangun kantor, gudang, bengkel, dan segala infrastruktur yang diperlukan.
14
b. Menyiapkan peralatan penambangan. 5. Pekerjaan penambangan Pekerjaan
dalam
kegiatan
penambangan
meliputi
sistem
penambangan yang dipilih perusahaan yaitu sistem tambang terbuka dengan pekerjaannya dimulai dari: a. Pembersihan Lahan ( Land Clearing ) Yaitu membersihkan lokasi yang akan ditambang dari berbagai jenis pohon yang akan menghalangi sekaligus membuat jalan masuk kelokasi tambang. Pembersihan lahan merupakan kegiatan utama yang dilakukan sebelum melakukan penambangan, proses pembersihan lahan ini dapat dilakukan oleh alat dan manual.
Gambar 6. Pembersihan Lahan (Land Clearing )
b. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
15
Setelah
pembukaan
dan
pembersihan
lahan,
kegiatan
selanjutnya adalah pengupasan lapisan penutup. Pengupasan lapisan penutup ini dilakukan dengan menggunakan Excavator, dan peledakan. Pengupasan tanah penutup dibuat dengan cara berjenjang agar terhindar dari kelongsoran akibat penggalian dan air tanah.
Gambar 7. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
c. Penggerusan material Dolomit Suatu kegiatan pengambilan Dolomit setelah pengupasan tanah penutupnya dengan menggunakan alat gali dan alat muat. Penambangan Dolomit dilakukan dengan metode quarry. Quarry Bukit
Kamang
Magek
merupakan quarry Dolomit yang
dieksploitasi dengan sistem penambangan terbuka menggunakan sistem jenjang (bench system) yang memiliki ketinggian bervariasi yaitu 6,5-8 m. Penambangan batu kapur dilakukan mengikuti endapan Dolomit dengan memotong bukit yang dimulai dari puncak hingga ke bawah.
16
Penggerusan
material
dolomite
dilakukan
dengan
menggunakan alat Excavator CAT 320 D yang kemudian ditumpuk dan dimuat pada dump truck untuk dibawa menuju ke Crusher.
Gambar 8. Kegiatan Penggerusan Dolomit
d. Penggaruan ( Ripping ) Berupa metode untuk memecah dolomit dengan menggunakan dozer yang dilengkapi oleh ripper . Ripping dilakukan apabila kondisi batubara keras dan tidak bisa digali langsung menggunakan excavator .
Gambar 9. Aktivitas Ripping
17
e. Pemuatan Material Dolomit (Loading) Loading merpakan proses pemuatan material dolomit oleh alat muat Excavator jenis CAT 320 D yang dimuatkan pada alat angkut seperti dump truck
Gambar 10. Loading Material Dolomit
f. Pengangkutan Dolomit Hasil penggerusan dolomite dimuat oleh excavator CAT 320 D ke dalam dump truck Mitsubishi 4 X 6 HD PS 220 yang nantinya akan di Crusher Pada pengangkutan dolomite sampai menuju crusher membutuhkan waktu sekitar 5-15 menit karena jalan tidak standart. Pengankutan dolomite dari pit ke crusher menggunakan Mitsubishi PS 220.
18
Gambar 11. Pemuatan Material Dolomit
g. Pengolahan Material Dolomit Pengolahan dolomit di PT Bakapindo melalui dua tahap yaitu: 1) Pengolahan dolomite yang pertama yaitu dengan crusher yang bertujuan memperkecil ukuran dolomite hasil peledakan dan penggerusan sesuai ukuran.
Gambar 12. Crusher
19
2) Pengolahan dolomit yang kedua yaitu dengan mesin MTM ( Medium Speed Trapezium), dimana batuan dolomit tadi diolah menjadi ukuran Mesh 100, Mesh 200, Mesh 400, Mesh 600, Mesh 800 dan Mesh 1000.
Gambar 13. MTM ( Medium Speed Trapezium)
Gambar 14. Bagan Produksi Dolomit
Sumber : PT Bakapindo h. Pemasaran Setelah dolomit diolah maka siap untuk dipasarkan. Saat ini pemasaran dolomit PT Bakapindo dilakukan oleh CV. Bukit Raya.
20
i.
Reklamsi Reklamasi adalah proses perbaikan lahan bekas tambang supaya bisa dimanfaatkan kembali. Pada PT Bakapindo proses reklamasi belum terlaksana karena masih dalam proses penambangan, akan tetapi dalam kenyataannya mereka telah melakukan beberapa rencana kegiatan reklamasi.
D. Peralatan Penambangan
Penambangan
dolomite
PT.
BAKAPINDO
dilakukan
dengan
menggunakan alat berat sepenuhnya dan menggunakan peledakan blasting karena dolomite batuan yang keras dan besar. Kegiatan pembersihan lahan (land clearing ), pengupasan lapisan penutup (over burden), pengerusan dolomite (dolomite getting ), pemuatan (loading ), sampai pada pengangkutan (hauling) dilakukan oleh alat berat. Alat berat yang digunakan adalah Excavator sebagai alat gali, alat muat,dan gusur. Dump Truck sebagai alat angkut. Adapun alat-alat berat yang digunakan pada PT. BAKAPINDO dapat dikelompokkan yaitu: 1. Alat Tambang Utama Adapun alat tambang utama yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Excavator Merupakan alat yang berfungsi sebagai alat menggali dan memuat ore, selain itu alat ini juga berfungsi sebagai alat perintisan
21
jalan dan pembersihan lahan. Alat excavator yang dipakai di PT. Bakapindo ini adalah excavator dengan jenis Caterpillar 320 D.
Gambar 15. E xcavator CAT 320 D
b. Alat penggaru/Pemecah batuan ( Ripper ) Berupa metode untuk memecah batu kapur menggunakan Excavator yang dilengkapi oleh Ripper. Ripper sangat dibutuhkan untuk dapat memecah batuan untuk produksi ataupun sebagai perintisan jalan tambang. Ripper digunakan apabila kondisi batu kapur keras dan tidak bisa digali langsung menggunakn Excavator. Alat Ripper yang di pakai di PT. Bakapindo adalah Ripper Komatsu JGXR 20.
Gambar 16. E xcavator dilengkapi Ripper c. Dump Truck (DT)
22
Dump truck merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkut material baik berupa batu kapur, top soil , maupun tanah. Untuk pengangkutan batu kapur menuju stock pile digunakan dump truk MITSUBISHI FUSO 220 PS.
Gambar 17. Dump Truk MI TSUBI SHI F USO 220 PS
d. Mesin Bor Pelaksanaan pemboran di area bukit PT. BAKAPINDO dilakukan dengan menggunakan alat bor jenis FRD (furukawa rock drill) Master 30 (DM 2,5), Ingersoll Rand Drill Master memiliki panjang stang 3 meter.
Gambar 18. Mesin Bor jenis F RD (F urukawa Rock D rill) Master 30
e. Crusher
23
Crushing plant digunakan untuk mereduksi ukuran batu kapur menjadi ≤50 mm, sesuai dengan permintaan pembeli. Sebelum bekerja alat terlebih dahulu dibersihkan dan di lakukakan perawatan seperti penggomokan ( greasing ). Perbaikan pada sambungan belt jika terjadi kerusakan atau putus, pembersihan dari batu kapur terbuang (looses) saat beroperasi, pengecekan permesinan, dan sebagainya yang dirasa perlu. Berikut adalah gambar crusher yang digunakan untuk memproduksi dolomite di PT Bakapindo.
Gambar 19. Crusher
Crusher terdiri dari beberapa bagian dan mempunyai fungsi masing-masing, yang terdiri dari:
1) Hopper
24
Hopper berfungsi sebagai tempat penampungan batu kapur dan merupakan tempat masuknya batu kapur sebelum direduksi. Hopper terbuat dari baja agar tidak mudah aus karena gesekan.
Gambar 20. H opper
2) Belt Conveyor Belt conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan. Misalnya dari karet, plastik, kulit yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan-bahan dolomite belt conveyor yang dipakai di PT. Bakapindo terbuat dari karet. Belt conveyor digunakan untuk membawa material yang sudah diremukkan sesuai ukuran yang diinginkan dari peremukan hingga ke ayakan.
25
Gambar 21. Belt Conveyor
3) Vibrating Screen Vibrating screen merupakan ayakan yang bergoyang untuk menyaring batu Dolomit sesuai ukuran yang diinginkan, dimana pada pengelompokan ukuran material tergantung pada lubang ayakan.
Gambar 22. Vibrating Screen
Kegiatan crushing menggunakan alat jaw crusher, cone crusher dan double secondary crusher.
26
1) Jaw Crusher Jaw crusher merupakan crusher primer yang digunakan untuk memecahkan batuan dengan ukuran setting antara 30 mm dan 100 mm. Jaw crusher terdiri dari dua tipe yaitu blake dan dodge. Alat peremuk jaw crusher dalam prinsip kerjanya adalah alat ini memiliki 2 buah rahang dimana salah satu rahang diam dan yang satu dapat digerakan, sehingga dengan adanya gerakan rahang tadi menyebabkan material yang masuk ke dalam kedua sisi rahang akan mengalami proses penghancuran. Material yang masuk diantara dua rahang akan mendapat jepitan atau kompresi. Ukuran material hasil peremukan tergantung pada pengaturan mulut pengeluaran ( setting ), yaitu bukaan maksimum dari mulut alat peremuk. Produk peremukan akan berukuran 85 % minus ukuran bukaan maksimum, sedangkan ukuran umpan masuk adalah 85 % x gape.
Gambar 23. J aw Cr usher
2) Cone Crusher
27
Mesin Cone Crusher terdiri dari bingkai, perangkat transmisi, hollow eccentric shaft, bearing berbentuk mangkuk, penghancur berbentuk kerucut, springs dan tempat pengaturan tekanan hidrolik untuk mengatur discharging opening. Selama
masa
pengoperasian,
motor
menjalankan
eccentric shaft shell untuk berbalik melalui poros horisontal dan sepasang bevel gear. Poros dari crushing cone ber ayunan dengan kekuatan eccentric shaft shell sehingga permukaan dari dinding penghancur berdekatan dengan dinding roll mortar dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, bijih besi dan batu akan tertekan dan kemudian hancur. Pemanfaatan agregat dalam proyek konstruksi sangatlah luas. Salah satu pemanfaatan agregat adalah sebagai bahan dasar pembuat beton dan campuran aspal. Selain itu juga digunakan sebagai bahan pembuat jalan. Guna mendapatkan kerikil atau batuan pecah yang sesuai dengan ukuran yang diharapkan maka diperlukan suatu alat untuk memotong material. Alat pemecah batuan yang digunakan adalah crusher. Cone Crusher digunakan dalam industri metalurgi, konstruksi, pembangunan jalan, kimia dan industri fosfat. Cone crusher tepat untuk batu dan bijih keras dan setengah keras, seperti bijih besi, bijih tembaga, batu kapur, kuarsa, granite, gritstone, dan sebagainya. Tipe dari lubang crushing disesuaikan
28
dengan
bijih.
(penghancuran
Standard sekunder);
type
digunakan
middle
type
untuk
PYZ
untuk
PYD
(penghancuran tersier); short-head type untuk penghancuran pertama dan kedua. Keunggulan dari mesin Cone Crusher yaitu: a) Tingkat produksi tinggi, serta kualitas yang tinggi. b) Mudah dalam perawatan dan rfendah biaya. c) Sistem penghancuran yang unik meliputi primer, sekunder, dan tersier.
Gambar 24. Cone Crusher
3) Roller Double Crusher 2PG 600x750 Double atau tripel stage single roll Roller Double Crusher 2PG 600x750 Double atau tripel stage single roll merupakan pengembangan dari ukuran pereduksian bentuk primer dan sekunder unit single. Double roll-crusher yang digunakan untuk crushing primer dapat mereduksi dolomite yang berukuran maksimal 700 mm menjadi
29
berukuran sekitar 350-400 mm, tergantung pada sifat dolomite tersebut. Dari umpan yang masuk ke secondary yaitu berukuran 350 mm, Double roll-crusher dapat menghasilkan dolomite yang berukuran 23-13 mm. Dapat dilihat pada gambar 20 berikut.
Gambar 25. Roller Double Crusher 2PG 600x750 Double
f.
MTM ( Medium Speed Trapezium) merupakan
mesin
pengolah
setelah
batuan
dolomite
mengalami pengecilan ukuran saat dicrushing batuan dolomite kembali diolah pada MTM untuk memenuhi ukuran mesh dolomite yang diinginkan konsumen.. Mesin ini memiliki permukaan trapesium pada saat beroperasi, koneksi yang fleksibel. MTM telah mengatasi beberapa kekurangan secara menyeluruh yang terdapat pada penggilingan tradisional baik dalam hal aplikasi, kapasitas, kehalusan dalam menggiling, konsumsi energi, ketahanan dan sebagainya.
30
Gambar 26. MTM ( Medium Speed Trapezium)
2. Alat Penunjang Tambang Alat Penunjang Tambang adalah alat yang dipakai untuk menunjang kegiatan operasi penambangan, dimana alat ini tidak terlalu diperlukan tetapi sangat dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu. Adapun alat yang termasuk penunang tambang adalah: a. Pompa Kompresor Merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan zat cair atau batuan yang berada didalam lubang bor pompa yang digunakan compressos PDS 750S.
Gambar 27. Pompa Kompresor
31
E. Perencanaan Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri
Pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan Industri yang dilakukan penulis dilaksanakan mulai dari tanggal 16 Janauari s.d 18 Februari 2017. Untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek ini dibutuhkan beberapa rencana yang nantinya akan penulis gunakan sebagai acuan atau pedoman selama melaksanakan kegiatan diperusahaan. Adapun rencana kegiatan Pengalaman Lapangan Industri yang akan penulis laksanakan di PT Bakapindo yaitu: 1. Mempelajari struktur organisasi dan sejarah perusahaan 2. Mempelajari bagaimana sistem penambangan di perusahaan 3. Ikut serta dan mempelajari apa saja aktivitas penambangan dolomit di PT Bakapindo. 4. Pembuatan Laporan PLI. F.
Pelaksanaan Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Industri
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Industri, penulis mengikuti aturan dan kebijakan dari pihak perusahaan PT Bakapindo.. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Tahap pelaksanaan di lapangan Adapun tahap kegiatan yang dilakukan dilapangan tempat melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan Industri adalah sebagai berikut: a. Pada hari pertama, penulis melapor ke kantor 1 PT. Bakapindo dan ke supervisor serta mengikuti kegiatan induksi K3 dari pihak perusahaan. Adapun detail kegiatan yang dilakukan yaitu:
32
1) Pada tahap ini penulis diberikan pengarahan oleh petugas di kantor 1 PT. Bakapindo tentang hal-hal ang berkenaan dengan pelaksanaan, peraturan hak dan kewajiban penulis selama melaksanakan PLI di perusahaan. 2) Penulis mengikuti kegiatan safety induction yang bertujuan untuk memberikan arahan kepada orang yang akan melaksanakan kegiatan di PT. Bakapindo mengenai hal – hal safety yang harus diperhatikan selama melakukan kegiatan di area penambangan. b. Pada hari kedua, penulis mengikuti kegiatan orientasi lapangan dan mendapatkan arahan tentang kegiatan yang akan dilakukan di lapangan.
Gambar 28. Kegitan Orientasi Di Lapangan
c. Pada hari-hari berikutnya, penulis mulai, mengamati, mengambil data, dan menulis laporan kegiatan PLI di perusahaan. Dalam penulisan laporan, penulis dibimbing oleh supervisor /pembimbing.
33
d. Penulis menyelesaikan penyerahan laporan ke supervisor untuk dikoreksi. e. Setelah selesai melakukan PLI, penulis melakukan pengujian data laboratorium, yaitu menguji sampel batuan dolomit di laboratorium TB 3, di jurusan Teknik Pertambangan. Setelah pengujian sampel, penulis menyelesaikan laporan. Tabel 2. Deskripsi Kegiatan Industri Tanggal
kegiatan
16 januari 2017
Kedatangan di perusahaan, melapor ke kantor PT. Bakapindo dan ke supevisor sekaligus mengikuti kegiatan induksi K3 dari Perusahaan
17 januari 2017
Kegiatan orientasi ke lapanagan
18 januari 2017 sd. 8 februari 2017
Mengikuti kegiatan penambangan di lapangan dan pengumpulan data
9 februari 2017 sd. 14 februari 2017
Pembuatan dan bimbingan laporan PLI
15 februari 2017 sd. 17 februari 2017
Penyelesaian laporan
18 februari 2017
Kembali ke padang
34
G. Hambatan dan Penyelesaian
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Industri (PLI) yang dilakukan, ada beberapa hambatan yang dialami penulis yaitu sebagai berikut: 1. Tidak adanya laboratorium untuk pengujian sampel batuan di perusahaan, jadi penulis melakukan pengujian sampel batuan di laboratorium TB 3 jurusan Teknik Pertambangan. 2. Sibuknya pembimbing akan pekerjaannya sehingga penulis tidak bisa bimbingan setiap hari, untuk itu penulis juga bertanya kepada karyawan lain di lapangan dan belajar mandiri dari tugas-tugas dan arahan yang diberikan pembimbing. H. Temuan Menarik
Adapun temuan menarik yang didaptkan di lapangan yaitu: 1. Tebing yang tinggi dan runtuhan bebatuan sering jatuh sehingga membahayakan pekerja yang berada di bawahnya.
Gambar 29. Keadaan di lapangan
35
2. Banyaknya bidang lemah pada lereng-lereng di area penambangan
Gambar 30. Bidang Lemah Pada Lereng
Gambar 31. Banyaknya Bidang Lemah Pada lereng di area penambangan
36
Gambar 32. Bidang Lemah Pada Lereng Penambangan
Gambar 33. Bidang Lemah Pada Lereng di Area Penambangan