ACINETOBACTER BAUMANII MAKALAH
NAMA KELOMPOK :
METI (S.1644787)
MARSELINA PATODING (s.1642876)
MARLIS PAYUNG (s.1640874) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TANA TORAJA KELAS B TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena perkenaan-Nyalah kami dapat menyelesaikan menyelesaikan tugas tugas tentang tentang ACINETOBACTER BAUMANII BAUMANII kini dapat kami selesaikan. Makalah ini dapat tersusun dengan baik bukanlah karena kehebatan kami.Namun,adanya bantuan dari beberapa pihak yang telah mengarahkan dan membimbing kami, dengan ini kami mengucapkan terima kasih kepada BAPAK sebagai dosen pengajaran pengajaran yang telah memberikan kami kami arahan dan teman teman semua yang turut membantu penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyajian dan penyusunan tugas kami ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, demi penyempurnaantugas ini. Dengan selesainya karya ilmiah ini, kami berharap makalah ini berguna, bermakna, bermanfaat dan menambah menambah wawasan bagi pihak pihak yang membacanya.
Salam sejaterah, Tuhan Yesus Memberkati. Rantepao,8 Agustus 2017
BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Peranan bakteri baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan dalam kehidupan kita dapat diketahui melalui proses isolasi dan identifikasi. Prinsip isolasi bakteri adalah memisahkan suatu mikroba dari mikroba lainnya sehingga diperoleh kultur murni. Identifikasi dilakukan setelah kultur murni yang berasal dari satu progeni didapatkan untuk diketahui potensinya. Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Yang paling sering dilakukan adalah teknik cawan gores dan cawan tuan g, dimana kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan mikroorganisme sehingga individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya, dengan anggapan bahwa setiap koloni terpisah yang nampak pada cawan petri setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal (Hadioetomo, 1985). Proses identifikasi bakteri didasarkan pada berbagai macam sifat bakteri seperti sifat biokimia, morfologi koloni, dan morfologi selnya. Pengamatan dan pencatatan ciri morfologi serta ciri lainnya merupakan tahap pendahuluan yang penting sebelum identifikasi. Tingkat keakuratan identifikasi bergantung pada ketelitian dan kerja preparasi seperti pembuatan media, pembuatan reagen, pewarnaan dan ketelitian dalam melakukan, mengamati dan mencatat hasil uji. Ketika suatu spesies belum dapat diidentifikasi seperti spesies asing atau baru, kita dapat menduga bahwa kultur tersebut tidak murni l agi atau kita sudah membuat kesalahan dalam observasi dan pengamatan. Isolat murni yang didapat nantinya akan dapat digunakan untuk produksi biomassa, hasil fermentasi seperti metabolit primer atau metabolit sekunder (Pelczar dan Chan, 1988). Langkah awal dalam proses identifikasi adalah pengamatan dan pencatatan ciri morfologi serta ciri lainnya. Identifikasi bakteri didasarkan pada berbagai macam sifat bakteri seperti sifat biokimia, morfologi koloni dan morfologi selnya. Menurut Lay (1994), morfologi mikroorganisme berdasarkan bentuk, ukuran dan penataan biasanya tidak cukup untuk melakukan identifikasi. Ciri lainnya seperti sifat pewarnaan, pola pertumbuhan koloni, reaksi petumbuhan pada karbohidrat, dan penggunaan asam amino sangat membantu dalam identifikasi mikroba. Menurut Barrow and Feltham (1993), uji Indol-Methyl red-Voges Proskauer-Citrate.
(IMViC) digunakan juga sebagai uji untuk karakteristik dari mikroorganisme. . Identifikasi dilakukan untuk mengetahui spesies bakteri wild type yang diperoleh untuk selanjutnya digunakan digunakan untuk berbagai keperluan; selain itu proses tersebut juga berfungsi untuk me ngecek ulang (uji konfirmasi) isolat yang telah diketahui spesies dan karakternya, sehingga dapat memperkecil kesalahan pada hasil uji yang dilakukan. Identifikasi dan klasifikasi mikroorganisme haruslah diketahui terlebih dahulu karakteristik atau ciri-ciri mikroorganisme. Ukurannya yang sangat kecil, tidaklah memungkin bagi kita untuk mempelajari satu mikroorganisme saja, sehingga yang dipelajari adalah karakteristik suatu biakan yang merupakan populasi dari suatu mikroorganisme. Biakan murni yang mengandung hanya satu macam mikroorganisme ini kemudian baru ditentukan spesiesnya (Bisset,1963). Pendekatan yang dapat dilakukan dalam uji identifikasi yaitu dengan pendekatan konvensial (mikrobiologis) dan pendekatan molekuler. Pendekatan yang banyak dan umum digunakan yaitu pendekatan konvensional (mikrobiologis) dan pendekatan molekuler (analisis fragmen gen 16 S). Pendekatan secara molekuler dilakukan dengan mencocokkan urutan basa gen 16 S isolat uji dengan data yang ada dipangkalan data gen/gen bank, kemudian dianalisis kedekatan hubungan dan kemiripannya (homologinya). Pada pendekatan molekuler, tahapan pertama proses untuk mendapatkan fragmen gen 16 S yang akan di sekuens (proses untuk mengetahui urutan basa N), yaitu yaitu dilakukan isolasi DNA kromosomal kromosomal sel (DNA kromosom secara keseluruhan). Pendekatan m ikrobiologis biasanya dengan menumbuhkan pada media tertentu sehingga dapat diamati bentuk koloninya dan beberapaperlakuan untuk menguji sifat biokimianya. Sedangkan metode Pewarnaan seperti pewarnaan Gram dan endospora dapat sekaligus melihat bentuk sel mikroba tersebut. Hasil ujinya kemudian dibandingkan dengan hasil uji standar, sehingga dapat diketahui genus dan spesies mikroba (Lay, 1994). Acinetobacter baumanii adalah pleomorphic basil gram-negatif aerobik (sama ke lihatannya dengan Haemophilus influenzae pada pewarnaan Gram) umumnya terisolasi dari lingkungan rumah sakit dan dirawat di rumah sakit pasien. Infeksi Acinetobacter jarang tetapi, ketika me reka terjadi, biasanya melibatkan sistem organ yang memiliki kandungan tinggi (misalnya, saluran pernafasan, CSF, cairan peritoneal, saluran kemih) cairan, mewujudkan sebagai pneumonia nosokomial, infeksi yang terkait dengan dialisis peritoneal rawat jalan terus menerus menerus (CAPD), atau kateter bacteruria terkait. Acinetobacter pneumonia terjadi dalam wabah dan biasanya dikaitkan dengan dukungan peralatan pernapasan terjajah atau cairan. meningitis nosokomial dapat terjadi pada pasien bedah saraf terjajah dengan tabung drainase ventrikular eksternal Acinetobacter Multidrug tahan bukanlah bukanlah fenomena baru atau yang muncul, namun A. baumanii selalu inheren organisme resisten terhadap antibiotik beberapa.
1.2 Maksud dan Tujuan
Makalah ini dibuat sebagai acuan kepada pembaca :
Memberi informasi kepada para pembaca mengenai Acinetobacter baumanii
Memaparkan penyakit, diagnose, diagnose, pengobatan serta tes biokimia biokimia terhadap bakteri Acetobacter baumanii
. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : a) Apa yang dimaksud dimaksud dengan bakteri Acenobacter bauamnii? b) Spesies Acenobacter apa saja yang termasuk bakteri bakteri patogen ? c) Apa saja penyakit yang disebabkan oleh bakteri Acenobacter baumanii? d) Apa saja bambaran klinis yang timbul pada penderita? e) Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri Acenobacter baumanii
BAB II PEMBAHASAN A.EPIDEMOLOGI Epidemiologi infeksi Acinetobacter luas dan mencakup infeksi yang terkait dengan lingkungan tropis, perang dan bencana alam, dan wabah di wilayah beriklim sedang [ 37 ]. Ini secara alami mendiami air dan tanah, dan waduk lain yang mungkin termasuk hewan peliharaan, arthropoda, dan hewan makanan [ 5,8-10 ]. Pada manusia, Acinetobacter Acinetobacter dapat dapat menjajah menjajah kulit, luka, luka, dan saluran pernafasa pernafasan n dan saluran saluran pencernaan [ 11 ]. Hal ini juga dapat menghuni biofilm oral, yang menjadi predisposisi pneumonia jika terjadi aspirasi ke saluran pernapasan bagian bawah [ 12,13 ]. Beberapa strain Acinetobacter dapat bertahan dalam pengeringan lingkungan selama berminggu-minggu, sebuah karakteristik yang mendorong penularan melalui kontaminasi fomite di rumah sakit [ 14-16 ]. Asosiasi dengan iklim - Secara historis, Acinetobacter telah menjadi patogen iklim lembab. Beberapa tahun sebelum Acinetobacter menjadi perhatian di unit perawatan intensif (ICUs) di Amerika Serikat, hal itu disebut sebagai penyebab 17 persen kasus pneumonia ventilator terkait di ICU Guatemala, yang kedua setelah Pseudomonas, yang menyebabkan 19 persen kasus [ 17 ]. Bakteri ACINOTOBACTER BAUMANII berbentuk kokobasil atau diplokokus Gram negatif, tidak memiliki flagella, tidak berspora, memiliki fimbria, bersifat aerob, memberi uji oksidase negatif dan katalase positif. ACINOTOBACTER BAUMANII bertumbuh dengan baik pada suhu suhu 42ºC- 44 ºC. Acinetobacter merupakan salah satu bakteri gram negatif yang menyebabkan infeksi nosokomial di Indonesia yaitu sebesar 25,8 %.6 Timbulnya resistensi Acinetobacter terhadap carbapenem memberikan masalah yang cukup besar dalam dunia kesehatan karena carbapenem saat ini merupakan terapi lini pertama bagi pasien yang terinfeksi Acinetobacter di rumah sakit. Menurut CDC, resistensi terhadap carbapenem meningkat dari 9 % menjadi 40 % dari tahun 1995 sampai tahun 2004.7 Pada penelitian-penelitian sebelumnya faktor yang berpengaruh terhadap infeksi carbapenem-resistant Acinetobacter adalah pemakaian CVC, keganasan, penggunaan cephalosporin golongan III, penggunaan carbapenem , APACHE II score, lama rawat inap, perawatan intensif dan transmisi silang .10-20
B.KARAKTERISTIK gram-negatif yang yang dapat Acinetobacter baumannii adalah bakteri gram-negatif menyebabkan infeksi nosokomial pada manusia. manusia.[1] Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 44 °C, menggunakan men ggunakan berbagai ber bagai jenis karbohidrat sebagai sumber nutrisi sumber nutrisi,, [1] dan mampu melekat pada sel epitelial manusia manusia.. Karakteristik dari bakteri ini adalah aerobik aerobik,, berbentuk koko-basil, dan dapat dengan cepat tahan (resisten) terhadap berbagai antibiotik antibiotik.. [2] Bakteri ini diketahui dapat melakukan kolonisasi di unit operasi operasi,, medis, persalinan persalinan,, dan perawatan luka bakar dalam suatu rumah sakit serta berperan dalam infeksi penyakit akut seperti meningitis meningitis,, pneumonia pneumonia,, dan bakteremia bakteremia..[2] Acinetobacter baumannii juga diketahui tahan (reisten) terhadap sabun dan antiseptik konvensional sehingga kontaminasi koloni bakteri ini pada tangan Petugas kesehatan dengan petugas kesehatan.
Acinetobacter baumannii baumannii
C.FAKTOR VIRULENSI Bakteri virulen adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dan mampu menyerang jaringan menyerang jaringan tubuh sehingga menyebabkan penyakit parah .[1] Viruensi sendiri merupakan derajat kemampuan suatu patogen oportunistik untuk menyebabkan penyakit..[2] Bakteri virulen ini mempunyai faktor virulensi sehingga mampu penyakit menyebabkan suatu penyakit dan dapat diatakan lebih viruen dari yang lain..[2] Sel Streptococcus pneumoniae yang memiliki kapsul bersifat virulen dan lain menyebabkan pneumonia pneumonia,, sebaliknya yang tidak berkapsul bersifat avirulen avirulen..[2] Strain virulen dari Corynebacterium diphtheriae menghasilkan suatu toksin yang menyebabkan diphtheria diphtheria..[2] Bakteri virulen ini mengeluarkan bahan
atau senyawa yang mendukung virulensinya dan biasanya ia memiliki struktur khusus..[2] Namun, pada beberapa mikroorganisme khusus mikroorganisme,, komponen yang membuat virulensi [2] tidak jelas dan tidak diketahui . Struktur permukaan penting dalam hal virulensi bakteri, terutama kemampuannya melekat kemudian pembentukan koloni sebagai tahap awal infeksi infeksi..[2] Faktor virulensi dari beberapa mikroorganisme diketahui karena menghasilkan enzim ekstraseluler ekstraseluler ..[2] Meskipun bukan enzim ekstraseluler tunggal yang membuktikan kemampuannya menjadi faktor yang bertanggung jawab untuk virulensi, tetapi tidak diragukan bahwa sebagai enzim memainkan beberapa peran dalam proses patogenik diantaranya kemampuan bakteri patogen untuk memasuki jaringan memasuki jaringan..[2] Beberapa enzim ekstraseluler ini adalah enzim hialuronidase hialuronidase,, lechitinase lechitinase,, dan collagenase collagenase..[2] Selain enzim, toksin yang dihasilkan merupakan salah satu faktor virulensi suatu bakteri virulen seperti enterotoksin ekstraseluler yang dihasilkan oleh Vibrio cholerae yang berperan pada sel usus kecil. kecil.[2]
Faktor Virulensi Bakteri [sunting | sunting sumber ] 1. Transmisibilitas: Tahap Transmisibilitas: Tahap pertama dari proses infeksi adalah masuknya mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau beberapa jalur: pernapasan, pencernaan (gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang telah terluka. setelah masuk, patogen harus melalui brmacammacam sistem pertahanan tubuh sebelum dapat hidup dan berkembangbiak di dalam inangnya..[4] Contoh sistem pertahanan inang meliputi kondisi asam pada perut dan saluran inangnya urogenitalia, fagositosis oleh sel darah putih, putih, dan bermacam-macam enzim hidroitik dan proteolitik yang dapat ditemukan di kelenjar saliva kelenjar saliva,, perut, dan usus halus. halus .[4] Bakteri yang memiliki kapsul polisakarida di bagian luarnya seperti Streptococcus pneumoniae pneum oniae dan Neisseria mening meningitidis itidis memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan [4] hidup.. hidup 2. Pelekatan: Pelekatan: Beberapa Beberapa bakteri seperti Escherichia coli menggunakan coli menggunakan en:pili untuk melekat pada permukaan sel inang mereka. mereka .[4] Bakteri lain memilki molekul adhesi/pelekatan pada permukaan sel mereka atau dinding sel yang hidrofobik seingga mereka dapat menempel pada membran sel inang inang..[4] Pelekatan meningkatkan virulensi dengan cara mencegah bakteri terbawa oleh mukus atau organ karena aliran cairan seperti pada saluran urin dan pencernaan..[4] pencernaan 3. Kemampuan invasif: bakteri invasif: bakteri invasif adalah bakteri yang dapat masuk ke dalam sel inang atau menembus permukaan kelenjar mukus kelenjar mukus sehingga menyebar dari titik awal [4] infeksi.. Kemampuan invasif didukung oleh adanya enzim yang infeksi mendegradasi matriks ektraselule ektraselulerr seperti kolagenase kolagenase..[4] 4. Toksin bakteri: Beberapa bakteri: Beberapa bakteri memproduksi toksin atau racun yang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: endotoksin dan eksotoksin eksotoksin..[4] Eksotoksin adalh protein yang disekresikan oleh bakteri gram positif dan positif dan gram negatif . Di sisi lain, endotoksin adalah lipopolisakarida yang tidak disekresikan melainkan terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif .[4]
D. PATOGENESIS adalah A ci netobacter baumanni baumanni i adalah
bakteri Gram-negatif berbentuk Gram-negatif berbentuk batang yang agak pendek, hampir bundar, berbentuk batang ( coccobacillus ). Ini bisa menjadi patogen oportunistik pada manusia, yang mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, dan menjadi semakin penting sebagai infeksi yang berasal dari rumah dalam sampel tanah (yang menyebabkan kesalahpahaman umum bahwa A. adalah organisme tanah juga), hampir secara eksklusif diisolasi dari baumannii adalah lingkungan rumah sakit. [1] Meskipun kadang-kadang ditemukan di tanah dan sampel air lingkungan, [2] habitat aslinya masih belum diketahui. Bakteri genus ini kekurangan flagela , struktur mirip cambuk yang banyak digunakan bakteri untuk penggerak, namun menunjukkan motilitas berkedut atau berkerut. Ini mungkin karena aktivitas pili tipe IV , seperti tiang struktur yang bisa diperpanjang dan ditarik. Motilitas di A. baumannii mungkin mungkin juga disebabkan ekskresi exopolysaccharide , menciptakan film rantai gula berberat molekul tinggi di belakang bakteri untuk bergerak maju. [3] Ahli mikrobiologi mikrobiologi klinis biasanya biasanya membedakan membedakan anggota genus Acinetobacter dari Moraxellaceae lainnya dengan melakukan tes oksidase , seperti Acinetobacter spp. spp. Adalah satu-satunya anggota Moraxellaceae yang kekurangan oksidase cytochrome c . [4]
E.GAMBARAN KLINIS
Bakteri Acinetobacter baumannii dimatikan oleh azithromyc azithromycin in (hijau).
F.DIAGNOSA LABORATORIUM Acinetobacter Acinetobacter baumannii adalah
nosokomial pada manusia. manusia.
[1]
bakteri gram-negatif gram-negatif yang yang dapat menyebabkan infeksi
Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 44 °C, menggunakan berbagai
jenis karbohidrat sebagai sumber nutrisi nutrisi,, dan mampu melekat pada sel epitelial manusia. manusia.[1] Karakteristik dari bakteri ini adalah aerobik aerobik,, berbentuk koko-basil, dan dapat dengan cepat tahan (resisten) terhadap berbagai antibiotik antibiotik.. [2] Bakteri ini diketahui dapat melakukan kolonisasi di unit operasi operasi,, medis, persalinan persalinan,, dan perawatan luka bakar dalam suatu rumah sakit serta berperan dalam infeksi penyakit akut seperti meningitis meningitis,, pneumonia pneumonia,, dan bakteremia bakteremia..
Kimia klinik biasanya menerima serum serum.. Sering bagian ini adalah bagian yang melakukan pemeriksaan rutin terbanyak. Mereka menguji komponen/analit yang berbeda-beda dalam serum atau plasma. Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma plasma.. Mereka melakukan penghitungan darah dan evaluasi morfologi darah. darah. Imunologi-Serologi menguji banyak hal dengan menggunakan prinsip reaksi antigen antigen-antibodi.. antibodi Mikrobiologi menerima usapan, tinja tinja,, air seni, seni, darah darah,, dahak dahak,, peralatan medis, begitupun jaringan yang mungkin mungkin terinfeksi. Spesimen Spesimen tadi dikultur untuk untuk memeriksa mikroba patogen.. patogen Parasitologi mengamati parasit. Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi. koagulasi. Urinalisis menguji air seni untuk sejumlah analit Toksikologi menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan, disalahgunakan, dan toksin lain. Imunohematologi,, atau bank darah menyediakan komponen, derivat, dan produk darah Imunohematologi untuk transfusi. Histologi memproses jaringan padat yang diambil dari tubuh untuk membuat di kaca mikroskop dan menguji detail sel. Sitologi menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) rahim) untuk membuktikan kanker dan keadaan lain. Sitogenetika melibatkan penggunaan darah dan sel lain untuk mendapatkan kariotipe kariotipe,, yang dapat berguna dalam diagnosis prenatal (mis. sindrom Down) Down) juga kanker (beberapa kanker memiliki kromosom abnormal). Virologi dan analisis DNA juga dilakukan di laboratorium klinik yang besar. Patologi bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang di dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara payudara..
DAFTAR PUSTAKA 1. Gaynes R, Edwards JR. Overview of nosocomial infections caused by gramnegative bacilli. Clin Infect Dis 2005;41:848-854 2. Landman D, Quale JM, Mayorga D, Adedeji A, Vangala K, Ravishankar J et al. Citywide clonal outbreak of multiresistant Acinetobacter baumannii and Pseudomonas aeruginosa in Brooklyn, NY: the preantibiotic era has returned. Arch Intern Med 2002; 162(13):1515-1520. 3. Garnacho-Montero J, Ortiz-Leyba C, Fernández-Hinojosa E. Acinetobacter baumannii ventilator-associated pneumonia: epidemiological and clinical findings. Intensive Care Med 2005;31:649-655 4. Pollack, Andrew. Rising Treat of Infection Unfazed by Antibiotics. New York Times, Feb. 27, 2010 5. Hidron AI, Edwards JR, Patel J. NHSN annual update: antimicrobialresistant pathogens associated with healthcare-associated infections: annual summary of data reported to the National Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and Prevention, 2006-2007. I nfect Control Hosp Epidemiol 2008;29:996-1011[Erratum, Infect Control Hosp Epidemiol 2009;30:107].
6. Moehario LK, Tjoa E, Kiranasari A, Ningsih I, Rosana Y, Kurniawati A. Trends in antimicrobial susceptibility of gram-negative bacteria isolated from blood in Jakarta from 2002 to 2008.J Infect Dev Ctries 2009;3(11):843-838.