Volume 14, Nomor 2, Hal. 59-64 Juli – Desember 2012
ISSN 0852-8349
ANALISIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA ALKALOID DARI TANAMAN KINA (Chinchona ledgeriana)
Nofrizal Jhon PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361
Abstract Chinchona ledgeriana is an essential plant which are containing four kinds of main alcaloids, they are chinine, chinidine, chinconine and chinconidine, wich is common used as medicine substract. Alcaloid compound used in pharmacy, cosmetic, food beverage, and chemistry agro industry.The isolation of alkaloid kina bark in the research done by extracted system using methanol organic solvent sokletation metode and then identifyd some of components by using Thin Layer Chromatography ( TLC), using eluent of chloroform methanol and ammonia, comparation (8 : 1 : 0.2 ) gotten 4 (four) spot with its Rf 0.38 , 0.52 , 0.72 and 0.77, (Egon Stahl.1969). Furthermore for Extraction used colom chromatography method by eluent of chloroform, methanol and ammonia bur the result is not satisfied, so done by using gradient system with organic solvent of petroleum ether, chloroform and methanol then gotten the fracture with it’s Rf = 0,72 and compounded the solvent then steaming it. The next step is re-cristalized, the residu that is gotten from the result of steaming by using eti asetat solvent and petroleum ether, cristal that is gotten is like needle cristal o the colour is white and it is bitter with the melting point is 178 – 180 C and the turning of it’t optic o ( -152 in methanol. Pure testing by using Thin Layer Chromatography (TLC) with eluent chloroform and methanol comparisons are 70 : 30 % , 75 : 25 % , and 80 : 20 % contribute the price of each Rf is 0.73, 0.72, and 0.71 . The conclution is the possibility of cristal compounds that gotten are alkaloid chinine or it’s chinidine isomer. Keywords : alcaloid, sokletation, chinine and chinidine
PENDAHULUAN
Tanaman Kina (Chinchona ledgeriana) merupakan tanaman yang sangat penting bagi Negara Indonesia maupun di luar negeri, karena tanaman ini mengandung senyawa alkaloid. Alkaloid merupakan bahan alam yang berguna sebagai bahan baku untuk pembuatan obat pel kina yang berkasiat dalam pengobatan penyakit malaria baik malaria tropikana maupun penyakit malaria kuartana, dan juga senyawa alkaloid banyak digunakan dalam industry Farmasi,Kosmetik,Makanan dan minuman serta agro kimia lainnya. Dalam dunia perdagangan, Indonesia mengekspor kina terutama dalam bentuk garamnya ( SQ ) dan dalam bentuk kulit kering kina,(Anonim, 2010). Untuk meningkatkan penerimaan devisa Negara diluar minyak dan gas bumi atau MIGAS,
salah satu bentuk usaha tersebut dengan jalan membentuk areal perkebunan – perkebunan yang potensial di beberapa daerah misalnya perkebunan sawit, kelapa, karet, dan tanaman kina termasuk di daerah Provinsi Jambi. Di Indonesia saluran pemasaran kina melalui satu jalur dan proses produksi ditangani oleh 2 unit produksi, yang mana kedua unit produksi itu masing - masingnya berdiri sebagai perusahaan terpisah. Perkebunan – perkebunan kina sebagai unit produksi yang bertugas menghasilkan kulit kina kering dan pabrik kina sebagai unit produksi dari P.T Kimia Farma di Bandung yang bertugas mengolah kulit kina kering menjadi garam kina ( SQ ) yang siap untuk di ekspor ke Negara – Negara konsumen di dunia. (Utarto, 1975). Jadi pada dasarnya pengabilan senyawa alkaloid kina dilakukan dari kulit tanaman kina untuk mendapatkan
59
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
alkolid, dimana didalam tanaman kina ada bebrapa jenis senyawa alkaloid utama yang terkandung didalam tanaman tersebut, selain alkaloid-alkaloid lainnya yang begitu banyak kegunaannya tentu dilakukan dengan teknik identikfikasi dan karaterisasi yang baik dengan menggunakan beberapa pelarutpelarut senyawa kimia yang cocok, maka perlu dilakukan penelitian ini dengan judul analisis dan karakterisasi senyawa alkaloid kina di dalam tanaman kina (Chinchona Ledgeriana). METODOLOGI PENELITIAN. Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan berupa kulit kina yang diperoleh dari pohon tanaman kina yang telah dikeringkan, pelarutnya untuk pemeriksaan pendahuluan adalah chloroform, methanol, petroleum eter, asam sulfat, ammonia, dan pereaksi Mayer, Wegner dan Dragendorf. Untuk ekstraksi alkaloid adalah methanol, chloroform, asam sulfat 2 N dan Ammonia. Dan untuk bahan KLT dan khromatografi kolom adalah chloroform, methanol, petroleum eter, ethyl asetat, plat KLT dan silica gel. Peralatan yang digunakan untuk ekstraksi alat Soklet, Corong pisah, gelas ukur mantel peralatan pemeriksaan titik leleh alat Melting Point Apparatus Sybron atau Termolyne MP 12615, sedangkan untuk putaran optic digunakan alat polarimeter. Pelaksanaan Penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit dari pohon tanaman kina, lalu dibersihkan dan dikeringkan diatas kertas dengan cahaya matahari, kemudian bahan sampel yang telah kering dihaluskan lalu diayak dengan ayakan yang halus. Setelah serbuk halus diperoleh kemudian ditimbang, diperoleh hasilnya seberat 350 gram yang selanjutnya digunakan sebagai bahan percobaan atau sampel penelitian.
chloroform, sikloheksan, dan benzene. Hal ini gunanya untuk mendapatkan pelarut yang cocok dalam melakukan ekstraksi nantinya. Pemeriksaan pendahuluan alkaloid dilakukan adalah sebagai berikut : *Sampel seberat lebih kurang 4 gram dihaluskan dengan porselen. dan selanjutnya untuk mengetahui komponen yang didalamnya di lakukan dengan KLT, dan pemisahan dilakukan dengan kolom khoromatografi, analisis selanjutnya pengukuran titik lelehnya dengan alat melting point apparatus Sybron atau thermolyne MP 12615 dan pengukuran putaran optiknya dengan alat polarimeter. *Kemudian ditambah chloroform secukupnya penghalusan diteruskan *Tambahkan lagi 10 ml chloroform yang mengandung ammonia. *Pindahkan cairan dengan menyaringnya ke dalam tabung reaksi atau test tube. *Kedalam cairan hasil saringan, ditambahkan asam sulfat 2 N sebanyak 10 tetes, kemudian kocok dengan teratur. *Pipet cairan bahagian atas ( lapisan asam sulfat dan alkaloid ), masukan kedalam tiga tabung reaksi ( test tube ) kedalam ketiga tabung reaksi itu ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Percobaan ditandai dengan terbentuknya endapan dengan pereaksi-pereaksi tersebut, yang menunjukan hasil pengujian positif bila penambahan pereaksi mayer mem bentuk endrof membentuk endapan merah jingga. Sebagai pembanding digunakan larutan brucin dalam HCl 2 N, dimana jumlah endapan yang dihasilkan oleh larutan tersebut dengan pereaksi-pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf dianggap sebagai : (+) untuk kadar 0,01% brucin dalam HCl 2N. (++) untuk kadar 0,025% brucin dalam HCl 2N (+++) untuk kadar 0,05% brucin dalam HCl 2N (++++) untuk kadar 0.1% brucin dalam HCl 2N (Harbone J.B, 1973).
Pemeriksaaan Pendahuluan Alkaloid.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap bahan percobaan dilakukan dengan menggunakan beberapa pelarut organic yaitu, methanol,
60
Ekstraksi Alkaloid.
Ekstraksi alkaloid dilakukan dengan cara Sokletasi, dimana sampel sebanyak 350 gram
Nofrizal Jhon : Analisis dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari Tanaman Kina (Chinchona ledgeriana)
tersebut dibungkus dengan kerstas saring seberat masing-masing 50 gram. Kemudian diekstrak dengan menggunakan pelarut methanol p.a sebanyak 300 ml di dalam labu soklet 500 ml selama 28 jam tiap-tiap bungkusnya. Seluruh hasil ekstrak di kumpulkan, lalu di pekatkan dengan alat evaporator pada temperature tidak lebih dari 65°c sampai didapatkan hasilnya ekstrak kental. Ekstrak kental yang didapatkan kemudian dilarutkan dalam asam sulfat 2 N sampai pH 3-4, kemudian disaring. Filtratnya ditampung dan dibasakan ammonia pekat sampai di dapatkan pH 8-9, lalu di dikocok dengan chloroform p.a beberapa kali pengocokkan sampai lapisan alkali tidak lagi memberikan reaksi positif terhadap preaksi alkaloid. Lapisan chloroform yang mengandung alkaloid di pisahkan dari bagian lainnya dan di kumpulkan. Pelarutnya diuapkan dengan menggunakan alat evaporator pada suhu tidak lebih dari 60°C sampai pelarutnya habis/kering. Ekstrak kering yang didapatkan ditimbang,dan di dapatkan hasil seberat 11,87 gram dihitung sebagai alkaloid kasar. Pemisahan ekstrak.
Pemisahan alkaloid ekstrak kasar dilkukan secara khromatografi lapisan tipis (KLT), dengan menggunkan plat pralapis silica gel F 254 E. Merck 20 X 20 Cm sebagai fase diam dan campuran chloroform methanol dan amoniak dengan perbandingan ( 8 : 1 : 0,2) sebagai fase gerak, dengan menggunakan lampu ultra violet dan pereaksi Dregendorf sebagai penampak noda (bercak) , dimana di dapatkan 4 nodanya. Selanjutnya terhadap masing - masing komponen dilakukan dengan metoda khromatografi kolom dengan menggunakan silica gel 60 HE. Merck sebagai fase diam dan elusi dilakukan dengan chloroform methanol dan amoniak dan didapatkan hasilnya kurang memuaskan, karena tidak terjadi pemisahan yang baik antara masing-masing komponen. Pemisahan dengan metoda khromatografi kolom dilanjutkan dengan system gradient (berdasarkan kelaporan pelarut), dengan menggunakan pelarut yaitu, Petroleum ether,
chloroform, dan methanol perbandingan sebagai berikut
dengan
Tabel 1. perbandingan presentase eluen pada kolom khromatografi dengan sistim gradient. p.eter % Kloroform % Methanol % 2x 100 90 10 75 25 50 50 0 100 97,5 2,5 95 2,5 90 10 2x 75 25 50 50 25 75 2x 100
Fraksi yang dihasilkan ditampung didalam botol pengumpul fraksi sebanyak 10 ml tiaptiap botol, yang dimulai dari botol no :1 -80. Kemudian beberapa fraksi di periksa secara KLT dan fraksi dengan harga Rf yang sama di kumpulkan, setelah itu di pekatkan kemudian dikristalisasi dengan menggunakan pelarut etil asetat dalam keadaan panas ditambahkan Petrolium ether dan dinginkan, di mana di dapatkan hasilnya berupa Kristal jarum berwarna putih berasa pahit. Karakteristik senyawa hasil isolasi.
Karakteristik senyawa hasil isolasi dilakukan dengan pemeriksaan secara khromatografi lapisan tipis (KLT) dengan menggunakan plat silica gel F 254 E. Merck dan chloroform matanol sebagai fase gerak.Untuk mengetahui kemurnian hasil isolasi di tentukan titik lelehnya dengan alat Melting point Apparatus dan putaran opticnya, ()sp nya dengan menggunakan polarimeter. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Pemeriksaan alkaloid dari tanaman kina (Chincona ledgeriana) dengan menggunakan beberapa pelarut organik didapatkan hasil pemeriksaan seperti disajikan pada Tabel 2.
61
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Tabel 2. Hasil pemeriksan alkaloid kina beberapa pelarut organic kimia. bagian Siklo yang Metanol Kloroform heksan diuji Daun +++ +++ Kulit ++++ ++++ -
dengan
benzen + +
Zat pembanding yang digunakan adalah, larutan Brucin dalam HCl 2 N, dimana jumlah endapan yang dihasilkan oleh larutan tersebut, dengan pereaksi-pereaksi Mayer, Wegner dan Dragendorf ( + ) Untuk kadar 0,01 % Brucine/HCl 2 N ( ++ ) Untuk kadar 0,025 % Brucine/HCl 2 N ( +++ ) Untuk kadar 0,05 % Brucine/HC 2 N ( ++++ ) Untuk kadar 0,1 % Brucine/HCl 2 N ( - ) Untuk negatif alkaloid. Hasil khromatografi lapisan tipis (KLT) dari alkaloid kasar dengan menggunakan Eluent chloroform, methanol dan ammonia ( 8 : 1 : 0,2 ) disajikan pada Gambar 2.
Rf 4 = 0,77 Warna nodanya kuning kehijauan. Tabel 3. Hasil khromatografi kolom dengan menggunakan system gradient dari fraksifraksi yang sama dikumpulkan. Fase Gerak Nomor Warna Fraksi P. Eter 1-10 Tdk berwarna P.EterKloroform 11-21 Kuning kehijauan P.EterKloroform 22-32 Kuning KloroformMetanol 33-51 Coklat KloroformMetanol 52-62 Kuning muda KloroformMetanol 63-70 Coklat Metanol 71-80 Coklat muda Tabel 4. Hasil uji (test) kandungan alkaloid dengan pereaksi-pereaksi Mayer,Wagne dan Dragendorf. No Fraksi Kandungan Alkaloid 1-10 11-21 22-32 + 33-51 + 52-62 +++++ 63-70 + 71-80 -
Batas pelarut 4 3 2 1 Garis Totol Gambar 2. Hasil khromatografi lapisan tipis (KLT) dari alkaloid kasar dengan menggunakan Eluent chloroform, methanol dan ammonia (8 : 1 : 0,2) Keterangan : Fase diam plat pralapis silica gel 60 F 254 E.Merck Jarak penotolan 1 cm dan jarak rambat 7,7 cm.
Dari hasil KLT didapatkan 4 (empat) noda dengan harga Rfnya adalah sebagai berikut : Rf 1 = 0,38 Warnanya nodanya coklat Rf 2 = 0,52 Warna nodanya kuning Rf 3 = 0,72 Warna nodanya kuning muda
62
Dilihat dari hasil kolom khromatografi dengan system gradient dimana yang mengandung alkaloid relative cukup tinggi yaitu pada fraksi mulai dari no.52 sampai dengan no.62 dengan harga Rfnya adalah 0,72 setelah pelarutnya diuapkan kemudian residu yang didapatkan, dilanjutkan rekristalisasi dengan menggunakan pelarut organik etil asetat, kemudian dipanaskan dan dalam keadaan panas ditambahkan petroleum eter maka didapatkan dua lapisan dan dipisahkan, setelah itu didinginkan maka didapatkan berupa kristal jarum bewarna putih dan dicicipi berasa pahit, jadi ini merupakan suatu alkaloid. Setelah itu diuji kemurniannya dengan khromatografi lapisan tipis (KLT) dengan eluen chloroform methanol dengan perbandingan 70 : 30 % , 75 : 25 % , 80 : 20 % dan didapatkan harga Rfnya masingmasing 0,73 , 0,72 dan 0,71 kemudian diukur titik lelehnya dengan alat melting point apparatus = 178 – 180oC dan ( )sp = -152o dalam methanol dan dilakukan penimbangan
Nofrizal Jhon : Analisis dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari Tanaman Kina (Chinchona ledgeriana)
beratnya maka didapatkan adalah 0,085 gram, jadi kandungan alkaloid total yang terdapat didalam kulit tanaman kina yang dipisahan dengan khromatografi kolom fase gerak khloform methanol dengan perbandingan 75 : 25 % adalah 0,72%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan adalah : Setelah dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk pemilihan pelarut dan dibandingkan dengan menggunakan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf, cukup tinggi kandungan alkaloid didalam tanaman kina dilanjutkan ekstraksi dengan soklet kemudian KLT, dan pemisahan dengan kolom khromatografi serta pemurnian maka didapatkan Kristal jarum putih berasa pahit, mempunyai titik leleh 178 – 180oC dan diukur putaran optiknya ( )sp = - 152o dalam methanol pada suhu 29oC. Berdasarkan hasil pengukuran diatas maka kemungkinan Kristal yang didapatkan adalah Senyawa kimia alkaloid Chinine atau isomernya chinidine yang terdapat didalam tanaman kina.
Saran.
Penulis menyarankan untuk lebih telitinya dalam penentuan struktur alkaloid yang lengkap perlu dilakukan atau dilanjutkan pada penggunaan peralatan UV, IR, Spektro Massa dan peralatan NMR. DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2010 Kemdiknas Kina http://belajar kemdiknas.go.id/file stroge. diknas diakses tanggal 2 Nofember 2012 Anonim,2011 Gambar struktur alkaloid kina. http://w.w.w.google.co.id/imgres?.q.ga mbar, diakses tanggal 31 oktober 2012 Egon Stahl. 1969. Thin Layer Chromatography, laboratory Handbook, Springer International Student Edition, Verlag Berlin Heidelberg. New York. Harbone J.B,1973 Phytochemical Methods, Chapman and Hall London Mayuni BS, 1984 Usaha perbaikan mutu kulit kina, Pusat Penelitian Universiats Andalas Padang. Utarto,1975 Profil Pasaran Garam Kina dan Derajatnya, Warta BPTK, Bandung Sukeni sudigdo,1976 Penataran Instrumentasi kimia bahan,Pusat penelitian tenaga atom Gama Yokyakarta. M.Yunazar,1977 Penentuan Konstituen Kimia Tanaman Obat di Sumbar, Padang.
63
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
64