MATA KULIAH PENDALAMAN METODOLOGI PENELITIAN ³PENGARUH KENAKALAN REMAJA TERHADAP PRESTASI DI SEKOLAH´
DISUSUN OLEH : SM. ENNY SUPRIYANTI REG : 5535109085 MANDIRI / NON REGULER
PROGRAM STUDI TATA RIAS (S1) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-NYA, akhirnya penulis bisa menyelesaikan propo sal ini. ini. Masa remaja adalah masa dimana keingintahuan seseorang yang berada di usia remaja berada di atas segalanya. Rasa ingin tahu yang tinggi serta mencoba sesuatu yang baru bisa terjadi dan dialami remaja di masa ini. Begitu banyak hal yang bisa di lakukan remaja, mulai dari hal positif atau pun negatife yang akan berpengaruh pada prestasinya di sekolah. Oleh sebab itu ilmu agama menjadi sangat perlu untuk ditanamkan di setiap jiwa remaja. Semoga proposal ini bisa bermanfaat bagi pembaca, khususnya orangtua, dan remaja-remaja yang peduli akan masa depannya. Tak lupa penulis ucapkan terimaksih kepada Ibu Dra. Lilis Jubaedah, M.Kes selaku dosen mata kuliah Pendalaman Metodologi Penelitian. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan penulisan proposal selanjutnya yang lebih baik.
Jakarta, Desember 2011
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................2 DAFTAR ISI ............................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 4 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian / Riset .......................................................................... 6
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...............................................................8
A. Kerangka Teoritis .................................................................................... 8 B. Kerangka Berpikir ................................................................................. 18 C. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................21
A. Tujuan Penelitian ................................................................................... 21 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 21 C. Metode Penelitian .................................................................................. 21 D. Metode Konseptual ................................................................................ 21 E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................23
3
BAB I PENDAHULUAN PENGARUH KENAKALAN REMAJA TERHADAP PRESTASINYA DI SEKOLAH
A. Latar Belakang Masalah
Satu masalah sosial/kemasyarakatan yang harus mendapat perhatian kita bersama dan perlu ditanggulangi ialah tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi moral. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasiorganisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putri dan lain sebagainya. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
4
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh kerena itu persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan dikalangan remaja.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Apa faktor yang melatar belakangi kenakalan remaja? 2. Apa akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja tersebut? 3. Bagaimana pengaruh kenakalan remaja terhadap prestasi-prestasinya di sekolah. 4. Bagaimana upaya penaggulangannya.
C.
Pembatasan Masalah
Dalam uraian di atas, perlu membatasi permasalahan yang akan diteliti. Pembatasan dimaksudkan untuk lebih fokus meneliti tentang ³pengaruh kenakalan remaja terhadap prestasinya di sekolah´.
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: ³Apakah terdapat hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasinya di sekolah?´
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini diharapkan agar semua masyarakat terutama orangtua dan pihak sekolah dapat menanggulangi kenakalan remaja agar tidak berdampak terhadap pendidikan mereka di sekolah. Kenapa demikian, karena di buku Psikologi Anak dan Remaja Muslim dikatakan.1 Ketika seseorang sudah memasuki fase usia muda, yakni setelah usia dua puluh tahun, namun pendidikannya pada fase anak-anak dan remaja belum sempurna, ini menunjukan bahwa ia mangalami keterlambatan. Dan pada saat seperti itu, yang dituntut ialah pengobatan data penanggulangan, bukannya mendidik.2 Dalam hal ini yang mulia Syeikh Muhamad Mutawali Sya¶rawi mengatakan, ada problem yang bisa kita sebut mengenai pendidikan anak muda. Padahal yang seharusnya kita katakana ialah, penanggulangan anak muda. Soalnya jelas beda antara pendidikan yang berarti menjaga dari penyakit dan pengobatan yang berarti menanggulangi penyakit.3
, ,
Syeikh M. Jamaluddin Mahfuzh , Psikologi Anak dan Remaja Muslim
6
Apabila ada penyakit pada anak muda, ketahuilah ada salah satu fase pendidikannya yang tergangu saat remaja yaitu oleh kenakalan-kenakalan mereka saat remaja. Kalau sudah terjadi demikian, maka jangan mendidik dia tapi kita harus menangulanginya. Disini sulitnya, karena ketika seorang ramaja sampai pada batas kedewasaan, hal ini akan menuntut munculnya perasaan ego. Rasa ego inilah yang sering mencelakakakan prestasi mereka di sekolah, mencelakakan orangtua dan masyarakat. Ciri datangnya suatu ego adalah disaat remaja menyukai kebebasan, kenakalan bahkan membawa mereka kedalam al-hal yang dapat menjerumuskan mereka untuk meninggalkan sekolah.4 Tentu hal inilah yang akan mempengaruhi prestasi-prestasi remaja di sekolah. Dari uaraian diatas kita dapat melihat tujuan dari penelitian adalah untuk menanggulangi kenakalan-keanakaln remaja agar prestasi mereka tidak terganggu di sekolah.
4
Syeikh M. Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim
7
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoritis 1.
Prilaku Remaja
Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang maka terdapat kemungkinan ± kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negatif pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alkohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas sosial yang berganti ± ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan, 5
selancar udara, dan layang gantung. Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam ± macam dan berhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya. 2.
Faktor-faktor Kenakalan Remaja Faktor-faktor
yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja
adalah sebagai berikut : a.
5
Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang.
Kaplan dan Sadock , 1997
8
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga 6
yang bahagia. b.
Minimnya pemahaman tentang keagamaan Di dalam kehidupan berkeluarga kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilainilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Dalam pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik. Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua baik perlakuan, pelayanannya kepada remaja dapat memperlihatkan contoh teladan yang baik melaksanakan shalat dan sebagainya yang merupakan hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif karena apa
6
Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi , 1999:294
9
yang diperoleh dalam rumah tangganya akan dibawa kelingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri. Sebenarnya pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya. Dalam masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan, kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal dibelakang. Dan didalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan ± perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anakanak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja. Kekurangan spiritual termasuk ketidak pahaman secara utuh tentang ajaran Islam sehingga mereka melakukan apa saja yang menjadi 7
keinginan serta kemauan mereka.
7
Syeikh M. Jamaluddin Mahfuzh , Psikologi Anak dan Remaja Musli, hal 92,93,94
10
c.
Pengaruh dari pada lingkungan luar Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat, pergaulan dengan teman sebayanya yang mana sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagai mana kita ketahui bahwa para remaja sangat senag dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya.
Karena
dianggap
ketinggalan
zaman
jika
tidak
8
mengikutinya.
3.
Akibat-Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Kenakalan Remaja
Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain : a.
Bagi Prestasi di Sekolah Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi presatsi mereka disekolah, semua itu disebabkan karena kenakalan-kenalannya akan mempengaruhi nilai sekolah, kehadiran dan hilangnya konsentrasi 9
mereka disaat belajar. Bahkan disaat mereka harus mengerjakan tugas atau akan menghadapi ulangan harian atau ujian sekolah, mereka akan
9
Syeikh M. Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Hal 81-83 Drs. Wasty Soemanto, Mpd. Psikologi Pendidikan, hal.105
11
prustasi dan merasa kebingungan dan putus asa karena kurangnya persiapan dalam menghadapi hal-hal tersebut. Mengapa mereka tidak mempunyai persiapan yang cukup, sudah dijelasakan diatas yaitu dikarenakan kenakalan-kenakalan mereka seperti: bolos sekolah, nongkrong di warung atau ditempat yang bukan seharusnya, bahkan sampai terlibat pada narkoba dan minum-minuman terlarang serta perkelahian antar pelajar. b.
Bagi diri remaja itu sendiri Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan
mental, walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan. c.
Bagi keluarga Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan
12
oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidakharmonisan didalam keluarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minumminuman
keras,
mengkonsumsi
narkoba
dan
narkotika.
Dan
menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya. d.
Bagi lingkungan masyarakat Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan
buruk
bagi
dirinya,
dan
keluarga.
Sehingga
masyarakat
menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabukmabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap
remaja
yang
memiliki
moral
rusak.
Dan
pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah
13
semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri.10
4. Menanggulangi Masalah Kenakalan Remaja A. Tindakan Preventif Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum.
1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja 2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan. 3. Usaha pembinaan remaja : a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket. c. Menyediakan sarana-sarana dan meciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
10
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Hal 395
14
d. Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana terjadi banyak kenakalan remaja. Dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimabnagn diri akan dicapai dimana tercipta hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang sehat akan mengarahkan mereka ke perbuatan yang pantas,
sopan dan bertanggung jawab yang
diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masingmasing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus
Dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkahlaku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Sarana pendidikan lainya mengambil peranan penting dalam pembentukan pribadi yang wajar dengan mental yang sehat dan kuat. Misalnya kepramukaan, dan yang lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkahlaku remaja di rumah dan di sekolah.
15
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai: a. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. b. Penyesuaiam
diri:
mengenal
dan
menerima
tuntutan
dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut. c. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilainilai sosial, moral dan etik. Bimbingan yang dilakukan dengan dua pendekatan: 1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada si remaja itui sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan si remaja danmembantu mengatasinya. 2. Pendekatan melalui kelompok di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut: a. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat. b. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingklaku baik dan merangsang hubungan sosia; yang baik. c. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukaka
pandangan
dan
pendapat
memberikan pengarahan yang positif.
16
para
remaja
dan
d. Dengan melakukan permainan bersama dan bekerja dalam kelompok
dipupuk
solidaritas
dan
persekutuan
denga
Pembimbing.
B. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan
mengadakan
hukuman
terhadap
setiap
perbuatan
pelanggaran. a. Di rumah, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur. b. Di sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru san staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan diberikan
17
dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan team guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergabtung dari macam pelanggaran tata tertib sekolah yang digariskan.
C.
Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkahlaku si pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam kepercayaan dan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
B. Kerangka Berpikir
Setiap orangtua tentu ingin anaknya dapat bertingkah laku yang baik, bertanggungjawab, mandiri, dn berprestasi dalam belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi presatsi anak dalam belajar di antaranya motivasi belajar
18
anak. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang merupakan daya penggerak dalam diri seorang anak untuk memulai suatu kegiatan atau aktivitas belajar atas kemauannya sendiri atau minat individu untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai dan merupakan suatu usaha atau dorongan yang timbul baik dalam didri maupun luar diri remaja, dalam hal ini ramaja mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dinamis, seperti : tanggung jawab yang positif, memiliki pola belajar yang teratur, mempunyai tujuan konkrit dalam pendidikan, mampu mengatasi kenakalan-kenakalan remaja yang dihadapinya. Peran keluarga, khususnya orangtua sangat besar pengaruhnya dalam mendidik anak agar dapat menghindari kenakalan-kenakalan yang biasa terjadi dikalangan remaja. Bentuk dikap dan tingkah laku orangtua dalam mengasuh dan mendidika anak, akan mempengaruhi terhadap perkembangan pribadi anak. Utnuk itu orangtua harus cermat dan teliti dalam memilih pola asuh yang diterapkan pada anakanya. Dalam pengasuhan itu berupa : pengawasan, komunikasi, penghargaan dan perhatian agar anak tidak melakukan kenakalankeankalan yang akan menghambat prestasinya di sekolah. Dari informasi-informasi di atas maka di temuakan skema sebagai berikut.
19
Factor-Faktor Kenakalan Remaja - Kurang perhatian dan kasih sayang - Minimnya pemahaman keagamaan - Pengaruh dari lingkungan luar
C.
Akibat yang ditimbulkan - Menurunnya prestasi di sekolah - Cacat Fisik dan mental - Ketidak harmonisan dalam keluarga
Penanggulangan
-
Tindakan
preventif Tindakan Represif Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori yang diturunkan ke dalam kerangka berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : kenakalan remaja merupakan salah satu factor yang menyebabkan penurunan prestasi di sekolah.
20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
masalah-masalah
yang
telah
dirumuskan
pada
bab
sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris dan fakta yang tepat (sahih) dan dapat dipercaya apakah kenakalan remaja berpengaruh terhadap prestasi siswa di sekolah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat penelitain ini dilaksanakan di sekolah di mana waktu penelitian dilakukan selama semester ganjil tahun pelajaran 2011 yaitu +- « bulan terhitung mulai bulan «««««.. sampai dengan bulan «««..2011
C.
Metode Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan ini menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional, yaitu mengadakan observasi terhadap subjek sebanyak satu kali dan mengukur variable terikat (Siswa remaja) dan variable bebas (kenakalan) secara bersama-sama dari subjek tersebut pada saat observasi.
D. Definisi Konseptual
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah
21
(Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua variable,yaitu variable bebas dan vaiabel terikat, yaitu variabel bebas (X) adalah kenakalan-kenakalan remaja sedangkan variabel terikat (Y) adalah siswa remaja. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang merupakan cara pngumpulan data dengan memberikan atau meyebarkan daftar pertanyaan kepada siswa remaja seko lah dengan harapan mereka akan memberika respon atau daftar pernyataan tersebut. Dengan menggunakan cara ini, data terkumpul relative lebih cepat, lebih mudah dan akurat sehingga lebih mengemat waktu dan biaya. Angket dalam penelitian ini tentang kenakalan-kenakalan remaja.
22
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson (1999). P engantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku P edoman Umum Tim P embina, Tim P engarah & Tim P elak sana Ke sehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002. Hurlock, E.B (1998). P erkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga. Kaplan dan Sadock.1997. Sinop si s Psikiatri Ilmu P engetahuan P erilaku Psikiatri Klini s (Edi si ke 7, Jilid 1 ). Jakarta. Binarupa Aksara. Santrock John W. perkembangan ma sa hidup. Jakarta: Penerbit Erlangga Soekanto Soerjono. So siologi Suatu P engantar. Jakarta, Raja Grafindo Pustaka Soemanto Wasty, M.pd. Drs. Psikologi P endidikan. Jakarta, Rineka Cipta Syeikh Jamaludin Mahfuz M. Psikologi Anak dan Remaja Mu slim. Jakarta, pustaka al-kautsar
23