BAB 1 PENDAHULUAN
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Oligohidramnion dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau pada umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Sekitar 12% wanita yang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir (usia kehamilan 42 minggu) juga mengalami oligohidramnion, karena jumlah cairan ketuban yang berkurang hampir setengah dari jumlah normal pada masa kehamilan 42 minggu.
1
Penyebab oligohidramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohidramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin berkurang. Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan nama angiotensin-converting enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap
1
terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
2
Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk prognosisnya. Jika terjadi pada trimester II, 80-90% akan mengakibatkan 3
mortalitas.
2
BAB II LAPORAN KASUS
3.1. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap
: Ny. W
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 30 tahun
Status Pernikahan
: Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Balaraja
3.2. ANAMNESIS (Autoanamnesis) Keluhan Utama :
Pasien mengeluh kandungannya kecil dan sering nyeri sejak 5 hari sebelum masuk puskesmas balaraja.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh kandungannya kecil dan sering nyeri sejak 5 hari sebelum masuk puskesmas balaraja. Pasien merasa sudah terlamabat datang bulan sejak 7 bulan yang lalu dan mengaku hamil 6 bulan, tapi pasien merasa kehamilannya tidak seperti pada kehamilan pertama dimana pada hamilan pertama kandunganya lebih besar pada usia 6 bulan. Dan pasien mengaku nyeri yang hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, tidak dalam keadaan hamil, tidak mengonsumsi antibiotik tertentu, tidak menggunakan kontrasepsi oral. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan.
3
Riwayat Haid Menarche
: ± 14 tahun
Siklus haid
: teratur
Lama
: 3-5 hari
Panjang siklus
: 30 hari
Banyak
: 2-3 pembalut/hari
Nyeri haid
: kadang-kadang
Riwayat Keluarga Berencana
Riwayat penggunaan kontrasepsi pil atau suntik maupun AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) disangkal, hanya menggunakan kondom.
Riwayat Pernikahan :
Pasien menikah 1 kali sudah dan telah memiliki 1 orang anak berusia 2 tahun.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien menyangkal adanya riwayat sakit hipertensi, asma, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan penyakit serius lainnya. Riwayat operasi disangkal (termasuk belum pernah operasi sesar).
Riwayat Alergi dan Obat-obatan:
Riwayat alergi obat, alergi makanan disangkal
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Riwayat merokok, minum alkohol, obat-obatan, dan jamu disangkal oleh pasien. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Keadaan sosial ekonomi sedang. Mengganti celana 2 kali sehari. Riwayat Keluarga:
Pasien tidak mengetahui riwayat penyakit hipertensi, asma, maupun kencing manis dalam keluarganya.
4
3.3. PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALIS:
Keadaan Umum
: Sedang
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 76 x/menit, regular, isi cukup
Pernapasan
: 19 x/menit
Suhu
: 36.5 C
Berat Badan
: 62 kg
TB
: 160 cm
0
Kulit
- Warna
: Sawo matang, tidak pucat, tidak ikterik
- Turgor
: Baik
Kepala
- Bentuk
: Normosefali, simetris
- Rambut
: Rambut hitam, tidak mudah rontok,
alis
tidak mudah dicabut
Mata
- Pupil
: bulat, isokor
- Refleks pupil
: +/+
- Gerakan bola mata
: Baik
- Konjungtiva
: Anemis -/-
- Sklera
: Ikterik -/-
- Refleks cahaya
: +/+
Telinga
- Daun Telinga
: Normal
- Liang Telinga
: Bersih
- Pendengaran
: Normal
Hidung
- Bentuk
: Normal 5
- Septum
: Deviasi (-)
- Mukosa hidung
: Tidak hiperemis
Mulut dan Tenggorokan
- Bibir
: Pucat (-), Sianosis (-)
- Gigi geligi
: Lengkap, karies (-)
- Lidah
: Bersih, tepi hiperemis (-), tremor (-)
- Faring
: Tidak hiperemis
Leher
- Tiroid
: Pembesaran (-)
- Trakea
: Terletak di tengah
Kelenjar Getah Bening
- KGB leher
: tidak terdapat pembesaran
- KGB aksila
: tidak terdapat pembesaran
- KGB inguinal
: tidak terdapat pembesaran
Thoraks:
-
Paru-paru:
Inspeksi
: Bentuk simetris, pergerakan pernapasan simetris
-
Palpasi
: Fremitus raba simetris
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
: vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Jantung:
Inspeksi
: Iktus cordis terlihat
Palpasi
: Iktus cordis teraba
Perkusi
: jantung dalam batas normal
Auskultasi
: S1, S2, Murmur (-), Gallop (-)
Mamae:
- Simetris, tidak ada benjolan. - Areola mammae pigmentasi normal. - Puting susu menonjol, ASI (-) 6
Abdomen:
Inspeksi
: TFU pertengahan umbilikus
Punggung:
- Nyeri ketok costovertebral tidak ada - Tidak ada skoliosis, hiperlordosis, hiperkifosis Ekstremitas:
- Akral hangat, pulsasi kuat dan teratur - Varises (-), Sianosis (-), edema (-)
PEMERIKSAAN OBSTETRI
G2P1A0 H 28-39 minggu, TFU : pertengahan pusat, puka, presentasi kepala, DJJ : 130-145x/menit teratur, TBJ : 1100 gram.
3.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan USG (10-2-2012):
Air ketuban kurang
Bayi baik
3.5. DIAGNOSIS KERJA
G2P1AO H 27-28 minggu dengan oligohidramnion
7
3.6.
TATALAKSANA
NON-MEDIKAMENTOSA
3.7.
Pasien diminta rileks dan tenang.
Pasien diminta untuk rutin USG ( 1 sampai 2 minggu sekali )
Pasien diminta mengkonsumsi makanan bergizi
Minum air putih yang banyak ( dalam batas normal )
Pasien disarankan untuk mendatanggi RSUT
PROGNOSIS
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia
Ad sanationam: dubia
8
BAB 2 PEMBAHASAN
Cairan Ketuban Definisi
Cairan ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim. Cairan ini ditampung di dalam kantung amnion yang disebut kantung ketuban atau kantung janin. Cairan ketuban diproduksi oleh buah kehamilan, yaitu sel-sel trofoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi cairan janin, yaitu air seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan
9
mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Jadi ada pola berbentuk lingkaran atau siklus yang berulang.
6
Volume Cairan Ketuban
Cairan amnion pada keadaan normal berwarna putih agak keruh karena adanya campuran partikel solid yang terkandung di dalamnya yang berasal dari lanugo, sel epitel, dan material sebasea. Volume cairan amnion pada keadaan aterm adalah sekitar 800 ml, atau antara 400 ml -1500 ml dalam keadaan normal. Pada kehamilan 10 minggu rata-rata volume adalah 30 ml, dan kehamilan 20 minggu 300 ml, 30 minggu 600 ml. Pada kehamilan 30 minggu, cairan amnion lebih mendominasi dibandingkan dengan janin sendiri. Cairan amnion diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan amnion sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion. Dengan bertambahnya usia kehamilan, produksi cairan amnion didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi membran. Pada kehamilan 20 minggu, saat kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin mengambil alih peran tersebut dalam memproduksi cairan amnion. Pada kehamilan aterm, sekitar 500 ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan 200 ml berasal dari cairan trakea. Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi pertukaran sekitar 500 ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion.
10
Pada kondisi dimana terdapat gangguan pada ginjal janin, seperti agenesis ginjal, akan menyebabkan oligohidramnion dan jika terdapat gangguan menelan pada janin, seperti atresia esophagus, atau anensefali, akan menyebabkan polihidramnion Volume cairan amnion pada setiap minggu usia kehamilan bervariasi, secara umum volume bertambah 10 ml per minggu pada minggu ke-8 usia kehamilan dan meningkat menjadi 60 ml per minggu pada usia kehamilan 21 minggu, yang kemudian akan menurun secara bertahap sampai volume yang tetap setelah usia kehamilan 33 minggu. Normal volume cairan amnion bertambah dari 50 ml pada saat usia kehamilan 12 minggu sampai 400 ml pada pertengahan gestasi dan 1000 – 1500 ml pada saat aterm. Pada kehamilan postterm jumlah cairan amnion hanya 100 sampai 200 ml atau kurang. Brace dan Wolf menganalisa semua pengukuran yang dipublikasikan pada 12 penelitian dengan 705 pengukuran cairan amnion secara individual. Variasi terbesar terdapat pada usia kehamilan 32-33 minggu. Pada saat ini, batas normalnya adalah 400 – 2100 ml
1,2,3,4
.
11
Gambar 2. Grafik yang menunjukkan perubahan volume cairan amnion sesuai dengan penambahan usia gestasi. dikutip dari Gilbert
5
Faktor utama yang mempengaruhi volume air ketuban : 1. Pengaturan fisiologis aliran oleh fetus 2. Pergerakan air dan larutan didalam dan yang melintasi membran 3. Pengaruh maternal pada pergerakan cairan transplasenta
Volume air ketuban merupakan prediktor kemampuan janin menghadapi persalinan, karena kemungkinan tali pusat terjepit antara bagian bayi dan dinding rahim meningkat tatkala air ketuban sedikit. Hal ini akan menimbulkan gawat janin serta persalinan diakhiri dengan bedah cesar.
12
Normal Cairan Ketuban
Pada usia kehamilan cukup bulan volume 1000-1500 cc
Keadaan jernih agak keruh
Steril
Bau khas, agak manis dan manis
Terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organic (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan selsel epitel
Cirkulasi sekitar 500 cc/jam
10
Pengukuran Cairan Ketuban
Terdapat 3 cara yang sering dipakai untuk mengetahui jumlah cairan amnion, dengan teknik single pocket ,dengan memakai Indeks Cairan Amnion (ICA), dan secara subjektif pemeriksa. Pemeriksaan dengan metode single pocket pertama kali diperkenalkan oleh Manning dan Platt pada tahun 1981 sebagai bagian dari pemeriksaan biofisik, dimana 2ccm dianggap sebagai batas minimal dan 8 cm dianggap sebagai polihidramnion. Metode single pocket telah dibandingkan dengan AFI menggunakan amniosintesis sebagai gold standar . Tiga penelitian telah menunjukkan bahwa metode pengukuran cairan ketuban dengan teknik Indeks Cairan Amnion (ICA) 2 memiliki korelasi yang lemah dengan volume amnion sebenarnya ( R dari 0.55,
13
0.30 dan 0.24) dan dua dari tiga penelitian ini menunjukkan bahwa teknik single pocket memiliki kemampuan yang lebih baik.
Kelebihan cairan amnion seperti polihidramnion, tidak mempengaruhi fetus secara langsung, namun dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Secara garis besar, kekurangan cairan amnion dapat berefek negatif terhadap perkembangan paru-paru dan tungkai janin, dimana keduanya memerlukan cairan amnion untuk berkembang
6,7
Gambar 4. Pengukuran cairan amnion berdasarkan empat kuadran. dikutip 5
dari Gilbert
Bagaimana mengetahui kecukupan jumlah cairan ketuban? Jumlah cairan ketuban dapat dipantau melalui USG, tepatnya menggunakan parameter AFI (Amniotic Fluid Index). Pada dasarnya, cairan ketuban sudah bisa dideteksi begitu seorang ibu terlambat haid dan dengan USG sudah terlihat kantung janinkarena itu 14
berarti sudah terbentuk cairan ketuban. Pada kehamilan normal, saat cukup bulan, jumlah cairan ketuban sekitar 1000 cc. Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc. Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan USG. Istilah medisnya oligohidramnion. Ibu harus curiga jika ada cairan yang keluar secara berlebih atau sedikit tetapi terus menerus melalui vagina. Biasanya berbau agak anyir, warnanya jernih dan tidak kental. Sangat mungkin itu adalah cairan yang keluar atau merembes karena ketuban mengalami perobekan. Tanda lainnya adalah gerak janin menyebabkan 12
perut ibu terasa nyeri .
Kelainan Cairan Ketuban
Hidramnion (polihidramnion)
Oligohidramnion
Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil cukup 13
bulan) .
Patofisiologi Oligohidramnion 15
Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit). Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal. Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi. Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa : 16
Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
Tidak terbentuk air kemih
Gawat pernafasan .
14
Epidemiologi Oligohidramnion
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Olygohydramnion dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau pada umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Sekitar 12% wanita yang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir (usia kehamilan 42 minggu) juga mengalami olygohydrasmnion, karena jumlah cairan ketuban yang berkurang hamper setengah dari jumlah normal pada masa kehamilan 42 minggu
1
Etiologi Oligohidramnion
Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin berkurang. Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada
17
plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensin-converting enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkan oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka. Fetal :
Kromosom
Kongenital
Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim
Kehamilan postterm
Premature ROM (Rupture of amniotic membranes)
Maternal :
Dehidrasi
Insufisiensi uteroplasental
Preeklamsia
Diabetes
Hypoxia kronis
Induksi Obat : 18
Indomethacin and ACE inhibitors
Idiopatik
2
Faktor Resiko Oligohidramnion
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi :
Anomali kongenital ( misalnya : agenosis ginjal,sindrom patter ).
Retardasi pertumbuhan intra uterin.
Ketuban pecah dini ( 24-26 minggu ).
Sindrom pasca maturitas
15
Manifestasi Klini Oligohidramnion
Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
Sering berakhir dengan partus prematurus.
Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
Persalinan lebih lama dari biasanya.
Sewaktu his akan sakit sekali.
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar .
16
Diagnosis dan Pemeriksaan Oligohidramnion 19
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para doketer akan mengukur ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami poluhydramnion
17
Penatalaksanaan Oligohidramnion
Sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal dan janin masih hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun sudah pecah berhari-hari. Walau sebagian berasal dari kencing janin, air ketuban berbeda dari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang menjadi petunjuk bagi ibu hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air ketuban atau air seni. Supaya volume cairan ketuban kembali normal, dokter umumnya menganjurkan ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang. Pendapat bahwa satu-satunya cara untuk memperbanyak cairan ketuban adalah dengan memperbanyak porsi dan frekuensi minum adalah ”salah kaprah”. Tidak benar bahwa kurangnya air ketuban membuat janin tidak bisa lahir normal sehingga mesti dioperasi sesar. Bagaimanapun, melahirkan dengan cara operasi sesar merupakan pilihan terakhir pada kasus kekurangan air ketuban. Meskipun ketuban pecah sebelum waktunya,
20
tetap harus diusahakan persalinan pervaginam dengan cara induksi yang baik dan benar. Studi baru-baru ini menyarankan bahwa para wanita dengan kehamilan normal tetapi mengalami oligohydramnion dimasa-masa terakhir kehamilannya kemungkinan tidak perlu menjalani treatment khusus, dan bayi mereka cenderung lahir denga sehat. Akan tetapi wanita tersebut harus mengalami pemantauan terusmenerus. Dokter mungkin akan merekomendasikan untuk menjalani pemeriksaan USG setiap minggu bahkan lebih sering untuk mengamati apakah jumlah cairan ketuban terus berkurang. Jika indikasi berkurangnya cairan ketuban tersebut terus berlangsung, dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan lebih awal dengan bantuan induksi untuk mencegah komplikasi selama persalinan dan kelahiran. Sekitar 40-50% kasus oligohydramnion berlangsung hingga persalinan tanpa treatment sama sekali. Selain pemeriksaan USG, dokter mungkin akan merekomendasikan tes terhadap kondisi janin, seperti tes rekam kontraksi untuk mengganti kondisi stress tidaknya janin, dengan cara merekam denyut jantung janin. Tes ini dapat memberi informasi penting untuk dokter jika janin dalam rahim mengalami kesulitan. Dalam kasus demikian, dokter cenderung untuk merekomendasikan persalinan lebih awal untuk mencegah timbulnya masalah lebih serius. Janin yang tidak berkembang sempurna dalam rahim ibu yang mengalami oligohydramnion beresiko tinggi untuk mengalami komplikasi selama persalinan, seperti asphyxia (kekurangan oksigen), baik sebelum atau sesudah kelahiran. Ibu dengan kondisi janin seperti ini akan dimonitor ketat bahkan kadang-kadang harus tinggal di rumah sakit.
21
Jika wanita mengalami oligohydramnion di saat-saat hampir bersalin, dokter mungkin akan melakukan tindakan untuk memasukan laruran salin melalui leher rahim kedalam rahim. Cara ini mungkin mengurangi komplikasi selama persalinan dan kelahiran juga menghindari persalinan lewat operasi caesar. Studi menunjukan bahwa pendekatan ini sangat berarti pada saat dilakukan monitor terhadap denyut jantung janin yang menunjukan adanya kesulitan. Beberapa studi juga menganjurkan para wanita dengan oligohydramnion dapat membantu meningkatkan jumlah cairan ketubannya dengan minum banyak air. Juga banyak dokter menganjurkan untuk mengurangi aktivitas fisik bahkan melakukan bedrest
18
Prognosis Oligohidramnion
Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk prognosisnya
Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas
3
Komplikasi Oligohidramnion
Kurangnya cairan ketuban tentu aja akan mengganggu kehidupan janin, bahkan dapat mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh dalam ”kamar sempit” yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada kasus extrem dimana suah terbentuk amniotic band (benang atau serat amnion) bukan tidak mustahil terjadi kecacatan karena anggota tubuh janin ”terjepit” atau ”terpotong” oleh amniotic band tersebut.
22
Efek lainnya janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih, pertumbuhannya terhambat, bahkan meninggal sebelum dilahirkan. Sesaat setelah dilahirkan pun, sangat mungkin bayi beresiko tak segera bernafas secara spontan dan teratur. Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban lalu sobek dan airnya merembes sebelum tiba waktu bersalin. Kondisi ini amat beresiko menyebabkan terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal daribawah. Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar. Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion dapat terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan, seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan. Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga meningkatka resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi dalam kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan trimester terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang kurang baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat meningkatkan resiko komplikasi
persalinan
dan
kelahiran,
termasuk
kerusakan
pada
ari-ari
memutuskan saluran oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin. 23
Wanita yang mengalami oligohydramnion lebih cenderung harus mengalami 19
operasi caesar disaat persalinannya .
KESIMPULAN
24
BAB 3 PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Rustam, mochtar.1998. Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi ke 2. Jakarta: EGC.
2. Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta: YBB- SP. 3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD. Williams obstetric. 22
nd
ed. New York. McGraw-Hill Companies,
Inc; 2005. 4. Fox H. The placenta , membranes and umbilical cord. In: Chamberlain G, Steer P, editors. Turnbull’s obstetrics. 3rd ed. London: Churchill Livingstone; 2002. 5. Laughlin D, Knuppel RA. Maternal-placental-fetal unit;fetal & early neonatal physiology. In: DeCherney AH, Nathan L. Current obstetric & gynecologic diagnosis & treatment. 9
th
ed. New York: The McGraw-Hill
Companies;2003. 6. Chamberlain G, editor. Obstetrics by ten teacher. 16
th
ed. New York:
Oxford University Press;1995.Gilbert WM. Amniotic fluid dynamics. NeoReviews 2006;7;e292-e299.
25
7. Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF, Nygaard I, editors. Danforth’s obstetrics th
and gynecology. 10 ed. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. 8. Neilson JP. Fetal medicine in clinical practice. In: Ketih D, Edmons, editors.
Dewhurst’s
postgraduates. 6
th
textbook
of
obstetrics
and
gynaecology
for
ed. London: Blackwell Publishing; 1999.Barbati A,
Renzo GCD. Main clinical analyses on amniotic fluid. Acta Bio Medica Ateneo Parmenese. 2004; 75 Suppl 1: 14-17.
26