NAMA : MOHAMAD MOHAMAD ADITYA PRATAMA NIM
: 20160210050
TEKNIK PERKAPALAN
JAWABAN NOMOR 1.
1. Ada berapa macam building berth dan building dock yang digunakan untuk pembangunan kapal, serta jelaskan cara kerja dari masing - masing tersebut.
Adanya building berth (landasan peluncuran) sangat membantu proses pembangunan kapal dimana secara umum adanya building berth (landasan peluncuran) pada beberapa galangan yang membangun kapal baru mempunyai kapasitas yang biasanya disesuaikan dengan area tanah yang ada dan sumber dana yang tersedia. Secara t eoritis kapasitas bilding berth sangat tergantung dari besar kapal yang dibangun dibangun dan hal ini disesuaikan dengan riset kapal-kapal yang dibangun di Indonesia. Akibat hal tersebut kita sering melihat kapasitas building berth tidak sesuai dengan kapal kapal yang dibangun. Kapasitas building berth berth lazimnya lebih dari kapal yang dibangun. Pada galangan yang mempunyai single berth, tahapan pengerjaan sebagai berikut : 1. Kapal pertama diletakan dan disatukan di building berth selanjutnya diselesaikan sampai peluncuran. 2. Kurva beban pemakaian kapal yang pertama ( distribusi pemakaian) pada awalnya kecil kemudian berangsur naik, konstan sesaat, kemudian turun sampai dengan kapal selesai dibangun. 3. Selanjutnya kapal diluncuran dan pekerjaan seanjutnya dilakukan setelah kapal terapung. 4. Apabila membangun kapal kedua (asumsi besar kapal sama) maka kapal kedua dibangun sesudah kapal pertama diluncurkan. 5. Selang waktu pembangunan kapal ke satu dan ke dua terjadi idle (kekosongan pekerjaan) terutama pemakaian jo (jam pemakaian orang) yang terbuang tersebut harus dapat dimanfaatkan. Karena apabila tidak maka biaya produksi bertambah karena jo yang tidak termanfaatkan. 6. Total waktu penyelesaian pekerjaan kapal pertama dan ke dua menjadi sangat panjang karena kapal ke dua baru dapat dimulai sesudah kapal pertama diluncurkan. 7. Untuk memanfaatkan waktu diatas maka ada sistem baru yaitu metode “se mi tender”.
Di Indonesia menggunakan longitudinal building berth dan end launching, karena : 1. Perbedaan pasang surut yang signifikan. 2. Kondisi tanah (soil condition) umumnya di indonesia lunak sehingga membutuhkan pondasi yang panjang dan banyak tumpuan untuk mengatasi beban.
= (121 − 241 ) α
JAWABAN NOMOR 2
Apa yang dimaksud dengan metode semi tandem, gambarkan antara metode pembangunan kapal yang normal dengan yang memakai semi tandem . kemudian jelaskan prinsip dasar metode semi tandem. Metode semi tandem adalah
metode yang digunakan untuk mengatasi idle time (waktu kosong/waktu yang terbuang) yang mengakibatkan banyaknya JO yang hilang.
Prinsipnya adalah
pekerja yang sudah selesai mengerjakan tugasnya di satu kapal, akan dipekerjakan di kapal yang lain sebagai tenaga tambahan, sehingga pembangunan kapal lebih singkat dan JO optimal.
Keuntungannya adalah
dapat mengatasi idle time dan pembangunan lebih singkat serta JO optimal. Kerugiannya adalah
pada saat yang bersamaan pekerja harus mengerjakan 2 kapal sekaligus, untuk itu segala sesuatunya harus siap pakai, semua yang harus tersedia diantaranya adalah material, peralatan, mesin, dana dan tenaga kerja.
JAWABAN NOMOR 3
Apa kelebihan dan kekurangan masing - masing dari building berth dan building dock yang digunakan sebagai tempat pembangunan kapal. Untuk membangun suatu galangan yang harus diketahui : 1. Kapasitas produksi a. Jumlah dan besar kapal yng dibangun b. Jumlah dan besar kapal yang di reparasi 2. Peralatan produksi 3. Bengkel produksi + building berth + dok space 4. Luas lahan galangan Kelebihan dan kelemahan Building Berth dan Building Dock :
~. Pada Building Berth, pemakaian building berth harus sesingkat mungkin agar dapat dipakai untuk pembangunan kapal kedua, ketiga dan seterusnya, karena pekerjaan harus dibuat sependek dan sesering mungkin agar pada saat peluncuran bagian belakang didahulukan agar daya apung kapal lebih cepat tercapai dan mempunyai tambahan daya apung yang cukup besar. Bila terjadi dropping (badan kapal membentur landasan sebelum turun), maka yang membentur bagian depan karena bagian depan berisi single buttom akan sangat berbahaya karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi patahan pada kapal. ~. Bila kapal dibangun diatas Building Dock, karena peluncuran kapal dilakukan diatas building dock, termasuk bangunan atas, perlengkapan, dan mesin kapal. Dengan demikian kurva beban/ penggunaan campuran bila kapal dibangun diatas end launching. Lama waktu pemakaian building dock jauh lebih lama dibanding menggunakan launching pembangunan kapal pada launching hanya sampai pada geladak atas, kadang-kadang ditambah forecastle atau poop deck. Hal i ni berjalan untuk mengurangi berat peluncuran yang sasaran akhirnya : a.
Pada waktu diluncurkan kapal akan lebih cepat mengapung karena syarat kapal mengapung gaya tekan ke atas (B) sama dengan berat kapal (w) b. Untuk peluncuran dengan end launching dengan berkurangnya berat peluncuran maka beban landasan peluncuran menjadi lebih kecil, hal ini berpengaruh terhadap sepatu peluncuran dan lumas minyak peluncuran. c. Untuk peluncuran kapal dengan pengapungan building dock, peralatan dan perlengkapan kapal Outfitting lebih mudah dibangun pada saat kapal terapung dibanding dengan kondisi kerja di Building Berth posisi mirin d. Jumlah jo yang hilang o j
idle Kapal I
Kapal II
Aktifitas
building berth
building dock
Posisi
Posisi
Peluncuran terjadi karena gravitasi (tg α > t), t
Peluncuran karena floatting off (pengapungan)
adalah koefisien gesek antara standingway dengan slidingway. Berat pembebanan hingga upper deck saja, P
Berat
peluncuran
dikurangi (P = Berat peluncuran)
keseluruhan,
adalah
mencakup
berat
kapal
lambung
kapal,
bangunan atas, dan total outfitting Kurva beban
Kurva beban
JAWABAN NOMOR 4
4. Gambarkan dan jelaskan langkah - langkah dasar di Assembly area untuk mempercepat proses pembangunan kapal. Langkah – langkah dasar di assembly area untuk mempercepat proses produksi :
Jika dilihat dari metode pembangunannya maka lama pembangunan lebih cepat di graving dock. Berikut urutan pembangunannya : 3
Keterangan:
5 1
6
2
1.
Bengkel produksi
2.
Sub assembly area
3.
Assembly area
4.
Building berth
5.
Graving dock
Dibuat seperti ini agar mudah dalam peluncuran. Langkah – langkah pembentukan badan kapal : 1. Di building berth dilakukan dengan penyambungan seksi-seksi at au blok badan kapal yang telah di kerjakan di bengkel produksi 2. Seksi-seksi atau blok badan kapal tersebut disatukan menjadi blok yang lebih besar di assembly area. 3. Blok yang lebih besar (grand blok) disambung menjadi badan kapal di building berth. Sehingga di building berth terjadi penyatuan dan penyambungan blok badan kapal yang dibangun di assembly area. 4. Langkah-langkah dasar yang dilakukan ntuk mempercepat proses produksi : a. Mengurangi waktu loading, yaitu pemindahan blok badan kapal dari assembly area ke building berth dengan membuat blok yang berukuran besar (grand blok) di assembly area sesuai dengan kapasitas angkat dari crane dan standart ukuran plat yang digunakan sehingga peyambungan menjadi lebih singkat karena ukuran blok yang lebih besar. b. Penempatan posisi blok di assembly area sesuai di building berth. Hal tersebut bertujuan bahwa pemindahan blok badan kapal dari assembly area ke building berth tidak terjadi arus silang. c. Posisi pekerjaan pengelasan yang mudah di assembly area untuk mengurangi posisi pengelasan vertikal dan overhead di building berth.