TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR DEPOT AIR MINUM (DAM)
I.
Deskripsi singkat Sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
736/MENKES/PER/VI/2010, ada dua jenis pengawasan kualitas air minum yaitu pengawasan eksternal oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan pengawasan internal oleh penyelenggara air minum. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala dan atau adanya indikasi i ndikasi pencemaran. Salah satu rangkaian kegiatan pengawasan eksternal terhadap kualitas air minum pada DAM adalah pengambilan sampel air. Pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan setelah kegiatan inspeksi sanitasi dengan hasil kategori tingkat risiko pencemaran sedang dan rendah. Hasil pemeriksaan sampel dinyatakan valid, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah teknik pengambilan sampel yang benar dan kompentensi dari pada petugas pengambil sampel dalam hal ini di titik beratkan pada tenaga kesehatan. Oleh karena itu pentingnya materi teknik pengambilan sampel disampaikan sebagai pegangan dalam pengambilan sampel air di lapangan hingga pengiriman ke laboratorium yang direkomendasikan oleh pemerintah daerah.
II.
Tujuan pembela jaran 2.1. Tujuan pembelajaran umum peserta mampu melaksanakan pengambilan sampel air minum untuk diperiksa baik secara kimia dan bakteriologi sesuai dengan persyaratan
2.2. Tujuan pembelajaran khusus Peserta latih mampu: a. b. c. d. e.
menjelaskan persyaratan pengambilan sampel air melaksanakan persiapan alat dan bahan pengambilan sampel, melaksanakan pengambilan sampel air melaksanakan pemeriksaan sampel untuk parameter lapangan. Membuat laporan hasil pengambilan sampel dalam rangka Sistem Kewaspadaan Dini penyakit yang bersumber air.
III. Pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan 3.1. Pendahuluan 1). Latar belakang 2). Tujuan 3). Ruang lingkup 4). Pengertian 3.2. Teknik pengambilan pengambilan sampel : 1). Persyaratan pengambilan sampel 2). Cara pelaksanaan pengambilan sampel
a. Menentukan lokasi pengambilan sampel b. Menentukan titik pengambilan sampel c. Pemberian identitas sampel 1
d. Melakukan pengambilan sampel (pengambilan sampel secara fisika kimia dan mikrobiologi) 3). Pelaporan IV. Bahan belajar 1. SNI 06 – 2421 -1991 2. PerMenkes No 492 / Menkes/ Per/IV/2010 3. PerMenkes No 736 / Menkes/ Per/VI/2010 4. Kepmenkes No. 416/1990 5. Pedoman pemeriksaan kualitas bakteri air, Ditjen PPM-PL D epkes RI, 1997 6. Teknik Pengambilan sampel lingkungan, Anwar Hadi, 7. Kesehatan dan keselamatan kerja, ....... 8. bahan dan alat peraga (pengambilan (pengambilan sampel air)
V. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 1. Fasilitator harus menciptakan suasana yang nyaman dan mendorong kesiapan peserta latih menerima materi 2. Fasilitator menyampaikan sub pokok bahasan 1, menanyakan pengawasan DAM di daerah, peraturan tentang air, pengertian air minum . 3. Fasilitator menyampaikan sub pokok bahasan 2, menanyakan pengalaman peserta di daerah mengenai ketersediaan alat dan bahan pengambilan sampel, kendala dalam pengambilan sampel mengenai pengawasan eksternal DAM. 4. Fasilitator menyampaikan sub pokok bahasan 3, peserta melakukan praktik lapangan di salah satu depot yang terpilih menjadi contoh, meliputi: pengambilan sampel, pengawetan, pemeriksaan parameter lapangan, pemberian label, pengisian formulir , pengepakan dan pengiriman sampel ke laboratorium, presentasi hasil praktek lapangan.
VI. Uraian Uraian materi : A. PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan mahluk hidup khususnya manusia. Air selain memberikan manfaat yang menguntungkan bagi manusia dapat juga memberikan pengaruh buruk pada manusia. Air yang tidak memenuhi persyaratan merupakan media yang sangat baik untuk penularan penyakit. Yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan kualitas air minum berdasarkan Permenkes RI no 492 / Menkes/Per/IV/2010 adalah : 1. Parameter wajib : 1.1. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a. Mikrobiologi : E. Coli, total coliform b. Kimia anorganik :As,F,Total Cr, Cd, Nitrit, nitrat, CN, Se 1.2. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan : a. Fisik : bau, warna, kekeruhan, rasa, suhu dan TDS 2
b. Kimia : Al, Cu, Fe,Kesadahan, Cl, Mn, Ph, Zn, Sulfat, Amoniak 2. Parameter tambahan : 2.1
Kimia : Bahan anorganik,bahan organik, pestisida, desinfektan dan hasil sampingannya
2.2 Radioaktifitas Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 736/MENKES/PER/VI/2010, ada dua jenis pengawasan kualitas air minum yaitu pengawasan eksternal oleh KKP dan Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan pengawasan internal oleh penyelenggara air minum. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala dan atau adanya indikasi pencemaran. Salah satu rangkaian kegiatan pengawasan eksternal terhadap kualitas air minum pada Depot air minum (DAM) adalah pengambilan sampel air, yang dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut : 1. Penetapan pengambilan sampel dilakukan berdasarkan hasil Inspeksi Sanitasi dengan kategori tingkat risiko pencemaran sedang dan rendah, 2. Titik sampel diambil di kran hasil proses DAM yang siap di konsumsi oleh masyarakat. 3. Bila ada indikasi pencemaran, pengambilan sampel dilakukan mulai dari unit air baku, unit produksi (hasil proses air baku), unit distribusi (mobil tanki) dan unit pelayanan (depot air minum). 4. sampel yang telah diambil, ditampung dalam wadah steril (mikrobiologi) dan bebas dari kontaminasi (fisik dan kimia), melakukakan pemeriksaan parameter lapangan dengan metode pengujian sesuai SNI, kemudian dilengkapi data rinci dan
segera
dikirim
ke
laboratorium
yang
terakreditasi
atau
telah
ditunjuk/direkomendasi oleh Pemerintah Daerah. Pengambilan sampel yang baik dan benar harus didukung dengan kompentensi dari pada petugas pengambil sampel dalam hal ini di titik beratkan pada tenaga kesehatan, peralatan lapangan yang terstandart, teknik pengambilan sampel, kelengkapan data dsb. Berikut pengaruh hubungan peran petugas pengambil sampel terhadap hasil pemeriksaan sampel di laboratorium.
3
Alur 1. PERAN PETUGAS TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN SAMPEL
2.
Ruang lingkup Kegiatan ini meliputi persyaratan dan tatacara pengambilan sampel kualitas air untuk keperluan pemeriksaan kualitas air DAM yang mencakup pemeriksaan fisik, kimia dan mikrobiologi.
3.
Pengertian Ada beberapa pengertian dalam materi teknik pengambilan sampel ini , yaitu :
a. Air minum adalah air minum yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum
b. Air baku adalah air yang belum diproses atau sudah diproses menjadi air bersih yang memenuhi persyaratan mutu.
c. Wadah adalah tempat untuk mewadahi air minum dari bahan yang aman digunakan untuk mewadahi sampel air, dan tidak bereaksi terhadap sampel dan desinfektan.
d. Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung k epada konsumen.
4
B. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. 1. Persyaratan pengambilan sampel.
1.1 Peralatan. a. Persyaratan alat. 1) Alat Pengambil Sampel. Alat pengambil sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh, misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil sampel tidak terbuat dari logam.
Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya.
Sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya.
Kapasitas alat 1-5 liter (pemeriksaan fisik, kimia air) atau tergantung dari maksud pemeriksaan, dan untuk pemeriksaan mikrobiologi 250-500 ml.
Mudah dan aman dibawa.
2) Wadah Sampel. Wadah yang digunakan untuk menyimpan sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Terbuat dari bahan gelas atau plastik
Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
Mudah dicuci
Tidak mudah pecah
Wadah sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat disteril.
Tidak menyerap zat-zat kimia dari sampel.
Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam sampel.
Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan sampel.
b. Jenis alat : Ada beberapa jenis alat pengambil sampel sederhana : 1) Pemeriksaan Fisik dan Kimia air.
Botol yang diberi pemberat, digunakan pada kedalaman tertentu. Gambar 1. Botol biasa dengan pemberat
Gambar botol baru 5
2) Pemeriksaan Mikrobiologi air.
Botol gelas dengan tutup ulir atau ditutup dengan kapas/aluminium foil, tahan terhadap panas dan tekanan selama proses sterilisasi (botol steril), yang digunakan secara langsung (pada kran pengisian galon). Gambar 2. Contoh botol pengambil sampel secara langsung
Botol gelas dengan tutup ulir atau ditutup dengan kapas/aluminium foil, tahan terhadap panas dan tekanan selama proses sterilisasi (botol steril) yang diberi pemberat, digunakan pada kedalaman tertentu.
Gambar 3. Contoh botol pengambil sampel dengan kedalaman tertentu
6
7
3) Alat pendingin : Alat ini dapat menyimpan sampel pada suhu 4 oC, dapat membekukan sampel bila diperlukan dan mudah diangkut ke lapangan. Gambar 4. Contoh wadah penyimpan sampel
Box sample + dry ice
Box sample (electric)
1.2 Bahan. Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet sampel harus memenuhi persyaratan analisis sampel dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa.
1.3 Pengawetan sampel. Pengawetan sampel untuk parameter tertentu diperlukan apabila pemeriksaan sampel tidak dapat dilakukan secara langsung setelah pengambilan sampel. Jenis bahan pengawet dan lama penyimpanan berbeda-beda, tergantung pada jenis parameter yang akan diperiksa. Lihat tabel terlampir.
1.4 Volume sampel. Volume sampel yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan dan laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan sebagai berikut :
Pemeriksaan fisik & kimia air : ± 2 liter
Pemeriksaan mikrobiologi air : ± 100 ml.
1.5 Jumlah dan frekuensi pengambilan sampel. 1)
Pengawasan eksternal.
8
Jumlah sampel dan frekuensi pengambilan sampel dilakukan terhadap air yang siap dimasukkan ke dalam galon atau wadah air minum sesuai kebutuhan dengan ketentuan minimal sebagai berikut :
Mikrobiologi
: 1 sampel/bulan
Fisik
: 1 sampel/bulan
Kimia wajib
: 1 sampel/6 bulan
Kimia tambahan
: 1 sampel/6 bulan
Parameter kimia tambahan ditetapkan oleh peraturan Daerah.
9
2)
Pengawasan internal. Jumlah sampel dan frekuensi pengambilan sampel dilakukan terhadap air yang siap dimasukkan ke dalam galon atau wadah air minum sesuai kebutuhan dengan ketentuan minimal sebagai berikut :
a.
Air baku :
Mikrobiologi
: 1 sampel/bulan
Fisik
: 1 sampel/bulan
Kimia wajib
: 1 sampel/6 bulan
Kimia tambahan
: 1 sampel/6 bulan
Parameter kimia tambahan ditetapkan oleh peraturan Daerah.
b.
Air yang siap dimasukkan ke dalam galon/wadah air minum :
Mikrobiologi
: 1 sampel/bulan
Fisik
: 1 sampel/bulan
Kimia wajib
: 1 sampel/6 bulan
Kimia tambahan
: 1 sampel/6 bulan
Parameter kimia tambahan ditetapkan oleh peraturan Daerah.
2. Cara pelaksanaan pengambilan sampel Pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan tidak hanya dalam rangka pengawasan eksternal, tetapi juga dilakukan pengawasan internal. Untuk pengawasan internal khususnya pemeriksaan mikrobiologi air, baik sampel yang berasal dari air baku maupun setelah proses DAM dilakukan dengan metode H 2S. Adapun urutan pelaksanaan pengambilan sampel kualitas air DAM sebagai berikut :
Menentukan lokasi pengambilan sampel
Menentukan titik pengambilan sampel.
Pemberian identitas sampel
Melakukan pengambilan sampel
Melakukan pemeriksaan kualitas air di lapangan
Melakukan pengolahan pendahuluan/pengawetan sampel
Pengepakan sampel dan pengangkutan ke laboratorium.
2.1. Menentukan lokasi pengambilan sampel. Penentuan lokasi pengambilan sampel dari DAM. Contoh: Depot Air Minum X, milik Bapak .......... dengan alamat : JL..............,RT....... RW ......, Kota/Kab ........... Kode Pos ........., Telpon/Fax ......................
2.2. Menentukan titik pengambilan sampel. 1)
Air baku DAM Titik pengambilan sampel dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Sampel diambil di tangki/penampungan air baku DAM
Sampel diambil pada satu titik tengah dengan kedalaman ± 20 cm dari permukaan air. 10
2)
Air hasil proses pengolahan DAM Sampel diambil dari kran tempat keluarnya air yang siap dimasukkan ke dalam galon/wadah air minum.
2.3. Pemberian identitas sampel Selain persiapan bahan dan peralatan yang akan digunakan, juga melakukan pemberian identitas pada wadah sampel, seperti : lokasi, titik, tanggal/jam pengambilan sampel dan periksa dalam kondisi tidak mudah terhapus. Kemudian lanjutkan dengan pengisian dokumen sampel secara lengkap pada formulir terlampir.
2.4. Melakukan pengambilan sampel. Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel, meliputi :
Alat pengambil sampel Fisik dan Kimia.
Wadah sampel kimia (jerigen).
Botol pengawetan sampel (plastik, volume ± 250 ml).
pengambil sampel Mikrobiologi (untuk air baku dan hasil proses).
Box sample + dry ice (Electric)
Crus tang dan bunsen
Spiritus/alkohol
Kapas
Lap kain bersih
Sarung tangan dan desinfektan.
Spidol permanen
Label
Formulir pengambilan sampel
2.4.1.
Cara Pengambilan Sampel 1)
Air baku DAM a. Fisik dan Kimia air. Tahapan pengambilan sampel, sebagai berikut :
Pastikan tangan kita dalam kondisi bersih. Kemudian gunakan sarung tangan.
Menyiapkan alat pengambil sampel dan wadah sampel (jerigen plastik 2 liter) dalam kondisi bersih dan telah diberi identitas lengkap yang tidak mudah larut .
Lakukan pengambilan sampel : -
Turunkan alat ke tempat penampungan air baku pada posisi titik tengah secara perlahan-lahan sampai permukaan air. Kemudian turunkan lagi alat tersebut sampai kedalaman ± 20 cm dari permukaan.
-
Biarkan alat terisi air dan pastikan hingga posisi alat terisi penuh. 11
-
Angkat perlahan sampai keluar dari tempat penampungan. Jaga air yang terambil jangan sampai tercemar oleh bahan lainnya.
-
Gunakan air tersebut untuk membilas alat pengambil sampel, botol pengawetan dan wadah sampel sebanyak 3 kali.
-
Lakukan kembali pengambilan sampel untuk keperluan pemeriksaan sampel. Bila penampungan air lebih dari 1 penampungan,
campurkan
terlebih
dahulu
dalam
penampung sementara (telah dibilas dengan sampel) hingga merata, kemudian masukkan dalam wadah sampel isi penuh, botol pengawetan, segera tutup rapat.
Lakukan pengawetan sampel sesuai kebutuhan pemeriksaan parameter dengan mengisi botol (plastik), segera tutup rapat. Lihat perlakuan sampel seperti pada lampiran 1.
Pemeriksaan unsur-unsur yang dapat dengan cepat dilakukan langsung setelah pengambilan sampel. Lakukan pemeriksaan lapangan untuk pemeriksaan tertentu, seperti : bau, rasa, suhu, dan pH, kemudian catat hasilnya pada formulir pengambilan sampel.
Lakukan pengepakan sampel dan segera kirim ke laboratorium dengan media transport sesuai standar.
Gambar: Pengambilan sampel kimia air baku pada tendon air b. Mikrobiologi air. Tahapan pengambilan sampel, sebagai berikut :
12
Pastikan tangan kita dalam kondisi bersih. Kemudian gunakan sarung tangan.
Menyiapkan alat pengambil sampel dengan pemberat dalam kondisi bersih dan steril serta telah diberi identitas lengkap yang tidak mudah luntur.
Lakukan pengambilan sampel : -
Buka tutup botol alat pengambil sampel dengan pemberat.
-
Turunkan alat ke tempat penampungan air baku pada posisi titik tengah secara perlahan-lahan sampai permukaan air dan pastikan alat tersebut tidak menyentuh barang/dinding yang dapat mencemari sampel. Kemudian turunkan lagi alat tersebut sampai kedalaman ± 20 cm dari permukaan.
-
Biarkan alat terisi air dan pastikan hingga posisi alat terisi penuh.
-
Angkat perlahan sampai keluar dari tempat penampungan. Jaga air yang terambil jangan sampai terkontaminasi oleh bahan lainnya.
Gambar: Pengambilan sampel air mikrobiologi air baku pada tendon air -
Buang air dalam alat pengambil sampel hingga posisi air ¾ bagian, segera tutup rapat. Bungkus kembali. Lakukan secara septik.
-
Simpan dalam box sampel (pendingin).
-
Kemudian catat data pada formulir pengambilan sampel.
Lakukan pengepakan sampel dan segera kirim ke laboratorium dengan media transport sesuai standar.
13
2)
Air Hasil Proses DAM (Air yang siap dimasukkan ke dalam galon/wadah air minum) a. Fisik dan Kimia air Tahapan pengambilan sampel, sebagai berikut :
Gambar : Pengambilan sampel kimia pada air produksi (output) DAM
Pastikan tangan kita dalam kondisi bersih. Kemudian gunakan sarung tangan.
Menyiapkan alat pengambil sampel (wadah sampel berupa jerigen plastik 2 liter) yang telah diberi identitas lengkap.
Lakukan pengambilan sampel : -
Bersihkan mulut & sekitar kran dengan lap kain yang bersih.
-
Buka kran selama 1-2 menit (kondisi air mencerminkan proses baru, bukan merupakan air sisa di tangki proses), air yang keluar dibuang. Kemudian lakukan pembilasan pada alat pengambil sampel (wadah sampel/jerigen 2 liter) dan botol pengawet sebanyak 3 kali.
-
Lakukan kembali pengisian air pada wadah sampel hingga penuh untuk keperluan pemeriksaan sampel, segera tutup kembali.
Lakukan pengawetan sampel sesuai kebutuhan pemeriksaan parameter dengan mengisi botol (plastik), segera tutup rapat. Pengawetan secara fisika dilakukan dengan cara pendinginan sampel
pada
suhu
4 oC
atau
pembekuan.
Sedangkan
pengawetan secara kimia dilakukan tergantung pada jenis parameter yang diawetkan, ada beberapa cara pengawetan sebagai berikut : -
Pengasaman, yaitu penambahan asam nitrat pekat atau asam klorida pekat atau asam sulfat pekat ke dalam sampel sampai pH < 2 14
-
Penambahan larutan basa (biasanya Natrium Hidroksida, NaOH) ke dalam sampel sampai pH 10-11.
Lihat perlakuan sampel selengkapnya pada lampiran 1.
Pemeriksaan unsur-unsur yang dapat dengan cepat dilakukan langsung setelah pengambilan sampel. Lakukan pemeriksaan lapangan untuk pemeriksaan tertentu, seperti : bau, rasa, suhu dan pH, kemudian catat hasilnya pada formulir sampel.
Lakukan pengepakan sampel dan segera dikirim ke l aboratorium dengan media transpor sesuai standar.
b. Mikrobiologi air.
Pastikan tangan kita dalam kondisi bersih. Kemudian gunakan sarung tangan.
Menyiapkan alat pengambil sampel (botol sampel steril volume 250-500 ml) yang telah diberi identitas lengkap.
Lakukan pengambilan sampel : -
Bersihkan mulut & sekitar kran dengan lap kain yang bersih.
-
Buka kran selama 1-2 menit, (kondisi air mencerminkan proses baru, bukan merupakan air sisa di tangki proses), air yang keluar dibuang. kemudian tutup kembali
-
Sterilkan mulut kran dengan api bila kran terbuat dari logam, sedangkan kran yang terbuat dari plastik sterilkan dengan alkohol 70 %)
-
Buka tutup botol sampel, kemudian buka kran hasil proses (air siap dimasukkan ke galon) dan isi botol sampel steril ± ¾ volume botol, tutup kembali. Lakukan secara septik
-
Simpan dalam box sampel (pendingin).
-
Kemudian catat data pada formulir sampel.
Lakukan pengepakan sampel dan segera dikirim ke l aboratorium dengan media transpor sesuai standar.
15
Gambar : Pengambilan sampel mikrobiologis pada air produksi (output) DAM CATATAN :
Pastikan informasi/data sampel secara jelas, benar dan terbawa pada saat pulang : * Lokasi/alamat lengkap dgn pemiliknya * Titik sampling * Tanggal & jam pengambilan * Petugas * Jenis pengawetan * Hasil pemeriksaan insitu * Keterangan lain yg mendukung hasil pemeriksaan ( proses, kebersihan, peta lokasi dll) c.
Pemeriksaan Sampel Mikrobiologi dengan Metode H 2S. 1)
Persiapan. Gambar
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan sampel mikrobiologi metode H 2S
16
2)
Pemeriksaan sampel a. Cara Tidak Langsung (Sampel dari air baku dan air hasil olahan DAM):
Pastikan tangan kita dalam kondisi bersih. Kemudian gunakan sarung tangan.
Siapkan : - botol media H2S - sampel air yang telah diambil. - Lampu spiritus yang sudah dinyalakan - Identitas sampel
Homogenkan sampel dengan cara mengocok/membolak balikan botol sampel.
Pipet 20 ml sampel air ke dalam botol media H 2S
Botol media terlebih dahulu dibuka tutupnya, sterilkan bibir botol diatas nyala lampu spiritus sebelum dan sesudah diisi sampel air
Tutup segera botol media
Lakukan dengan septik.
Simpan botol media yang sudah diinokulasi di tempat yang teduh, terlindung dari kontaminasi, dan dieramkan selama 2x24 jam pada suhu kamar
b. Cara Langsung (dari kran air hasil olahan DAM).
Pastikan tangan kita dalam kondisi bersih. Kemudian gunakan sarung tangan.
Bersihkan mulut kran dengan lap kain yang bersih
Buka kran selama 1-2 menit, (kondisi air mencerminkan proses baru, bukan merupakan air sisa di tangki proses), air yang keluar dibuang. kemudian tutup kembali
Sterilkan mulut kran dengan api bila kran terbuat dari logam, sedangkan kran yang terbuat dari plastik sterilkan dengan alcohol 70 %)
Buka tutup botol media H 2S, kemudian buka kran hasil proses (air siap dimasukkan ke galon) dan isi botol media H2S sampai tanda batas (20 ml), segera tutup kembali. Lakukan secara septik
Simpan botol media yang sudah diinokulasi di tempat yang teduh, terlindung dari kontaminasi, dan dieramkan selama 24 jam pada suhu kamar
c. Pembacaan. Pembacaan Hasil Pemeriksaan sampel sebagai berikut : Dilihat ada atau tidaknya perubahan warna :
17
Warna hitam pd kertas dan atau dalam air positip adanya kelompok bakteri yg memproduksi H2S
Tidak terjadi perubahan warna pada kertas atau sampel air (tetap kuning) negatip
Gambar 7. Hasil pemeriksaan Mikrobiologi media H2S
3. Pelaporan. Hasil pengawasan yang telah dilakukan dilaporkan sesuai dengan tingkat kewenangan : b.
Pengawasan internal yang dilakukan oleh pihak penyelenggara, dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulan.(contoh terlampir).
c.
Pengawasan eksternal
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, dilaporkan kepada
Bupati/Walikota setiap 6 bulan sekali dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal PP & PL. d.
Dalam kondisi khusus/darurat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan kepada Bupati / Walikota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal PP & PL.
VII. Referensi : 1. SNI 06 – 2421 -1991 2. PerMenkes No 492 / Menkes/ Per/IV/2010 3. PerMenkes No 736 / Menkes/ Per/VI/2010 4. Kepmenkes No. 416/1990 5. Pedoman pemeriksaan kualitas bakteri air, Ditjend PPM-PL D epkes RI, 1997
VIII. Lampiran: 1. Tabel cara pengawetan dan penyimpanan sampel untuk pemeriksaan air. 2. Formulir perintah pengujian sampel. 3. Formulir penerimaan sampel 4. Formulir laporan hasil pemeriksaan mikrobiologi metode H2S 18
Lampiran 1 TABEL .1 CARA PENGAWETAN DAN PENYIMPANAN SAMPEL UJI AIR
PENETAPAN
TEMPAT PENYIMPANAN
VOLUME SAMPEL (ML)
Asiditas Alkalinitas KOB Boron Kalsium
P,G (B) P,G P,G P P,G
100 100 1000 100 100
Kesadahan
P,G
100
Karbon Total
G
100
Karbon dioksida
G
100
Kebutuhan Oksigen Kimia Klorida Sisa khlor
P,G
100
P,G P,G
100 500
Khlorofil
P,G
500
Warna Sianida
P,G P,G
500 500
Fluorida Minyak lemak
P G
300 1000
Deterjen
P,G
100-200
Logam terlarut
P,G
250
Logam total
P,G
250
Ammonia- N
P,G
500
Nitrat N
P,G
100
Organik
dan
19
PENGAWETAN
BATAS PENYIMPANAN
Pendinginan Pendinginan Pendinginan Tanpa pengawet Tambahkan HNO3 sampai pH<2 Tambahkan HNO3 sampai pH<2 Pendinginan dan Tambahkan H2SO4 sampai pH<2 Segera dianalisis di lapangan Tambahkan H2SO4 sampai pH<2 Tanpa diawetkan Segera dianalisis di lapangan Dibekukan dan disimpan di dalam ruang gelap Pendinginan Tambahkan NaOH sampai pH>12 pendinginan Tanpa diawetkan Tambahkan H2SO4 sampai pH<2, dinginkan -
14 hari 14 hari 48 hari 28 hari 6 bulan
Disaring segera dan tambah HNO3 sampai pH <2 Ditambahkan HNO3 sampai pH <2 Tambahkan H2SO4 sampai pH <2 dinginkan Tambahkan H2SO4 sampai pH <2
6 bulan
6 bulan 28 hari
28 hari Tidak terbatas 2 jam 30 jam
48 hari 14 hari
28 hari 28 hari
6 bulan 28 hari
48 jam
Nitrit N
P,G
100
Organik N
P,G
500
Oksigen terlarut
G,botol KOB
300
Pestisida
G,(S)
1000
pH Fenol
P,G G
500
Fosfat
G(A)
100
Residu/Solid Salinitas
P,G G
500 250
Silika Sulfat Sulfida
P P, G P, G
50 100 100
P, G
250
dinginkan Dinginkan Pendinginan tambah H2SO4 sampai pH <2 Segera dianalisis di lapangan Dinginkan dan tambah 100 mg Na2S203 bila sisa khlorin ada Segera dinalisis Dinginkan tambahkan H2SO4 sampai pH <2 Untuk Fosfat terlarut disaring segera dinginkan Dinginkan Ditutup dengan lapisan lilin Dinginkan Pendinginan Tambahkan 4 tetes 2 N Zn asetat / 100 ml, atau didinginkan Segera di analisa di lapangan Simpan di tempat gelap
Temperatur Kekeruhan
P = plastic G = gelas
20
48 hari 28 hari 7 hari
2 jam 28 hari 48 jam
14 hari 6 bulan 28 hari 28 hari 28 hari
48 jam
Lampiran 2
SURAT PERINTAH PENGUJIAN CONTOH UJI 1. Tanggal pengambilan / penerimaan sampel : 2. Asal sampel / nama Instansi / konsultan
:
3. Petugas Pengambil Sampel
:
4. Sifat pemeriksaan
: a. Biasa
No
No. Lab
Jenis sampel
b. Kasus
Jumlah sampel
c. Rutin / proyek
Parameter Uji
Keterangan
Jakarta, .............
(............................)
21
Lampiran 3
PENERIMAAN SAMPEL Nama Instansi / perorangan
:
Alamat / telp
:
Petugas pengambil sampel
:
Jumlah spesimen
:
No
Spesimen
Diambil Tgl / jam
No lab
Keterangan
Kondisi Contoh uji
Kemasan :
Vol :
Jenis :
Parameter yang diuji :
Jakarta , Catatan : -
Parameter yang tidak dapat di uji
-
Informasi kontrak di ulang
Pengkaji
Pengantar Sampel
Penerima Sampel
(......................)
(......................)
(.........................)
22
Lampiran 4. Contoh laporan hasil pemeriksaan bakteriologi metode H2S dalam rangka pengawasan internal
23