SENDI TEMPOROMANDIBULAR TEMPOROMANDIBULAR Yendriwati, drg., M.Kes. Sendi Sendi tempor temporoma omandi ndibula bularr adalah adalah sendi sendi diart diartros rosis is bilate bilateral ral yang yang terlet terletak ak dianta diantara ra konsdil konsdilus us mandi andibu bullar dan dan fossa ossa glen glenoi oida dallis / foss ossa art artikul ikulas asii pada pada tulan ulang g tempo emporral. al. Send Sendii temporomandibular terdiri atas persediaan yang dibentuk oleh :
A. Jaringan Jaringan keras keras sendi sendi yang yang terdiri terdiri dari dari : - Fossa glenoidalis/fossa artikulasi - Eminensi artikulasi - Prosesus kondiloideus B. Jaringan lunak sendi yang terdiri dari : - Diskus / Meniskus artikulasi a rtikulasi - Ligamen temporomandibular - Kapsul artikulasi - Membran sinovial.
A. Jaring Jaringan an keras keras sendi. sendi. 1. Fossa Fossa gleno glenoida idalis lis / Fossa Fossa arti artikul kulasi asi a. Anatomis Fossa glenoidalis merupakan daerah sendi pada dasar tengkorak yang terletak pada tulang tulang tempor temporal al di anteri anterior or dari dari bagian bagian timpani timpanika. ka. Fossa Fossa glenoi glenoidal dalis is berben berbentuk tuk cekung seperti kuba disebelah posterior dasar tengkorak. Fossa ini cekung disebelah latero lateromedi medial al dan antero anteropos poster terior ior,, jauh jauh lebih lebih lebar lebar arah arah latero lateromed medial ial daripa daripada da anteropoter anteropoterior, ior, bagian anterior anterior dari fossa glenoidalis glenoidalis berbatasan denganeminensi denganeminensi artikulasi, bagian ini menyokong fungsi sendi temporo mandibula. Bagian lateral dari fossa glenoidalis berbatasan dengan prosesus kondiloideus. Bagaian medial dari fossa fossa ini berbat berbatasa asan n dengan dengan proses prosesus us stiloi stiloideu deus. s. Bagian Bagian poster posterior ior dari dari fossa fossa glenoidalis berbatasan dengan kanalis auditorius. b. Histologi Fossa glenoidalis dilapisis jaringan ikat fibrus berwarna putih, jaringan ini tampak lebih tebal pada eminensia glenoidalis dari pada fossa glenoidalis. Permukaan fossa memili memiliki ki fibru fibruss yang sangat sangat halu. halu. Kuat Kuat dan tidak tidak mengan mengandung dung pembul pembuluh uh darah. darah. Tahan terhadap tekanan, serta terikat erat pada permukaan tulang. Lapisan ini tebal di daerah lereng danpuncak danpuncak eminensia eminensia glenoidalis, glenoidalis, dan tipis tipis pada permukaan permukaan artrikula artrikular r kondilus. Jaringan lnak terdiri daari serabut-serabut kolagen,beberapa serabut elastis, fibro fibrobla blastd stdan an sel-se sel-sell tipe tipe tulang tulang rawan. rawan. Serabut Serabut-se -serab rabut ut terseb tersebut ut tersus tersusun un dalam dalam bentuk lengkungan yang berjajar kea rah anteroposterior. 1
2. Eminensia glenoidalis / Eminensi Artikulasi a. Anatomis Eminensia artikulasi merupakan sisiran tulang yang melanjut kearah lateral sebagai akar arkus zygomatikus. Bentuk yang cembung dalam arah anteroposterior dan lurus atau kadang-kadang sedikit cekung ke arah mesiolateral. Fiossa artikulasi dan Eminensia artikulasi secara keseluruhan berbentuk khas seperti huruf S dalam arah anteroposterior.
b. Histologis. Fossa artikulasi dan Eminensi artikulasi merupakan permukaan tulang temporal yang ditutupi oleh jaringan fibrus padat dengan ketebalan yang bervariasi. Di dalam jaringan fibrosa yang menutupi permukaan dijumpai fibrokartilago. Juga dijumpai sel-sel tulang rawan bahkan dekat permukaan artikulasi sehingga sulit dibedakan antara jaringan fibrosa fibrus padat d engan fibrokartilago. Tulang rawan yang termineralisasi ditemukan dekat fibrokartilago, lapisan tipis ini Kontinu dengan jaringan tulang. Permukaan artikulasi ditutupi leh jaringan fibrus avaskular, suplai darah hanya terbatas pada bagian perifer yang tidak menanggung beban. Bagian perifer ini ditutupi oleh membrane sinovial yang menerima banyak suplai darah. 3. Prosesus Kondiloideus. a. Anatomis Prosesus kondiloideusberbentuk elips yang tidak rata pada potongan melintang dengan lebar mediolateral dua kali lebar anterior. Bentuknya bervariasi, biasanya segi empat atau membulat. Kondilus mandibula melekat dalam fossa glenoidalis dari tulang temporal ketika rahang ditutupi dan saat mandibula bergerak prosesus kondiloideus meluncur ke eminensia glenoidalis. Prosesus kondiloideus tersusun dari suatu leher yang langsing, datar pada bidang frontal. Panjang kondilus mandibula kira-kira 15-20 mm dari kutub ke kutub (mediolateral) dan tebalnya 10 mm (anteroposterior)
2
b. Histologis Prosesus kondiloideus mandibula dilapisi oleh jaringan ikat fibrus yang hampir sama dengan yang menutupi fossa glenoidalis. Kepala kondilus mandibula terdiri dari tulang kompakta dan lapisan jaringan ikat fibrus perikondrium. Diantara tulang kompakta dan jaringan ikat terdapat lapisan kartilago hialin. Beberapa kondrosit bisa ditemukan pada lapisan jaringan ikat ini tetapi tidak adanya pembuluh darah dan pembuluh saraf. B. Jaringan lunak mulut 1. Diskus artikulasi / Meniskus Artikulasi a. Anatomis Diskus Artikulasi adalah suatu struktur yang tidak terputus terdapat diantara fossa glenoidalis dan prosesus kondiloideus sendi temporomandibula. Discus ini berbentuk oval dan padat, terdiri dari jaringan ikat fibrus padat yangt melekat dan kontinu dengan ligament sendi. Diskus melekat erat dengan kapsul sendi disebelah posterior dan terpisah perlekatannya pada medial dan lateral . Diskus melekat pada kondilus dianterior, posterior, medial dan lateral. Perlekatan ini bergerak dengan kondilus, untuk mencegah rotasi anterior, medial atau pergerakan dari diskus pada kondilus.
b. Histologis Diskus terdiri dari anyaman jaringan fibrus putih yang strukturnya teratur dan tersusun padat, memisahkan antara bagian superior dan inferior sendi. Diskus tersusun dari lapisan tipis, tidak mengandung pembuluh darah pada bagian medial, dan bagian anterior tampak lebih tebal daibanding bagaian posterior dan banyak mwngandung pembuluh darah. Pada diskus artikulasi ditemukan sel-sel fibroblast, sel-sel tulang rawan, dan kondrosit terdapat dalam jumlah yang banyak. Diskus berfungsi menahan tekanan yang mengenai sendi temporo mandibular tanpa mengurangi kelenturannya. 2.
Kapsul artikulasi a. Anatonis. Kapsul artikulasi adalah suatu manset berdinding tipis, longgar dan terdiri dari jaringan kolagen putih yang mengelilingi bagian tulang dan diskus (keseluruhan sendi). Kapsul ini melekat pada permukaan fosa dan eminensia artikulasi sampai ke pertemuan kondilus mandibula dan diskus. Sendi temporomandibular ditutupi oleh kapsul yang membatasi permukaan sendi dari fossa artikulasi. Kapsul sendi dialiri aliran darah dari maksilari, tulang temporal, arteri masseterika dan ditutupi oleh membran sinovial. 3
b. Histologis. Kapsul artikulasi merupakan struktur ligament tipis yang memanjang dari bagian temporal fossa artikulasi di bagian atas, bergabung dengan tepi discus dan mencapai bawah leher prosesus kondiloideus mengelilingi seluruh sendi. Kapsul terdiri atas serabut kolagen putih, pembuluh darah dan saraf. Kapsul artikulasi disusun oleh dua lapisan yaitu lapisan luar tersusun dari jaringan ikat fibrus padat yang diperkuat oleh ligament sendi pada dinding lateral dan lapisan dalam adalah membran sinovial yang merupakan jaringan tipis terdapat pembuluh darah dan saraf.
3. Ligamen temporomandibular a. Anatomis Ligamen temporomandibular adalah suatu struktur yang berbentuk pita, berkembang dengan baik pada daerah lateral sendi. Pada kedua sisi, ligamen temporomandibular secara mekanikal menahan disartikulasi menyeluruh selama pergerakan fungsional. Ligamen temporomandibular membatasi pergerakan distal dan inferior dari mandibula dan mendukung fungsional sendi. Pada sendi temporomandibula terdapat dua ligament tambahan yang terdiri dari jaringan ikat fibrus yaitu ligament sphenomandibular dan stylomandibular. c. Histologis. Ligamen temporomandibular terdiri dari jaringan kolagen putih untuk menghubungkan dan memperkuat sendi serta mendukung organ –organ bagian dalam. Ligamen temporomandibular tersusun dari serabut kolagen oblik, mempunyai banyak reseptor ujung saraf. Pembuluh darah dan fibroblast yang pipih . Ligamen sendi tidak dapat dipisahkan dari dinding lateral kapsul untuk menghubungkan dan memperkuat sendi. 4. Membran Sinovial Membran sinovial merupakan jaringan ikat tipis yang lentur hamper menutupi seluruh sisi artikular. Membran sinovial mensekresi cairan senagai pelumas sendi, buffer dan memberikan nutrisi bagi regio sendi yang tidak dilalui darah. Membran ini difdukung didukung dengan baik oleh kapsul sendi, terdiri dari dua lapisan satu berada di atas dan satu lagi berada dibawah discus artikularis. Rongga membrane bagian atas lebih luas dibanding bagian bawah dimana bagian bawah lebih kurang setengah bagian atas. b. Histologis Membran Sinovial adalah : jaringan ikat tipis berwarna merah muda halus mengilap, terdapat terdapat pembuluh darah saraf, membatasi kapsul dan permukaan intra kapsul non artikular lainnya pada sendi. Terdiri dari lapisan sel-sel sinovial pada permukaan artikular, berfungsi mensekresi cairan sendi. Sel-sel terdiri dari fibroblast, makrofag, limfosit, sel dendrite dan sel mast. Membrane sinovial bersifat elastis karena adanya jaringan kuning yang mencegah terjadinya lipatan dari membrane sinovial. Pada permukaan sinovial terdapat penonjolan-penonjolan seperti jari yang disebut sebagai sinovium villi dan sinovial lining menambah kelenturan jaringan yang mengisi ruang sendi, ketika sendi bergerak dan memungkinkan pergerakan tanpa menyobek sinovial. Pergerakan Mandibula Gerakan sendi temporomandibula adalah kompleks, umumnya bergerak bebas. Oleh karena kedua sendi terletak pada tulang yang sama maka kedua sendi temporomandibula selalu beraksi sebagai satu unit. Gerak tertentu tergantung pada atau dipengaruhi oleh oklusi gigi yang. Setiap sendi terdiri atas dua bagian sendi di dalam kapsul yaitu sendi atas diantara permukaanartikulasi tulang temporal dan diskus artikulasi serta sendi bawah diantara kondilus dan diskus artikulasi. Dalam posisi istirahat, kondilus dipisahkan dari fossa artikulasi oleh discus artikulasi.Gerakan membuka menunjukkan dua macam gerakan dasar sendi, yaitu gerakan meluncur pada bagian atas sendi dan gerakan engsel pada bagian sendi.
4
Yang berpengaruh terhadap pergerakan rahang normal adalah : - gigi geligi - Sendi temporo mandibula - Otot dan ligament yang terdapat disekitas persendian. Pergerakan mandibula terbagi atas : - Gerakan fungsional - Gerakan non fungsional
Gerakan Fungsional. 1. Gerakan membuka (central opening movement) Kedua kondilus maju ke depan bersamaan dengan meniskus/discus, kedua kondilus ditarik ke depan pada pergerakan awal membuka mulut oleh m. pterygoideus eksternus. Dibantu oleh otot suprahyoid (m. digastrikus, m. mylohyoideus, m. geniohyoideus) dan otot infrahyoideus (m. omohyoideus, m. sternohyoideus, m. thyreohyoideus) serta gravitas. 2. Gerakan menutup ( cental closing movement) Mandibula ditarik ke atas sehingga gigi geligi kembali beroklusi. Gerakan ini dibantu oleh m. temporalis, m. masseter, m. pterygoideus internus. Pergerakan satu dan dua akan menghasilkan gerakan engsel yang sederhana (single hinge movement), apabila rahang dibuka tidak melebihi normal (maks. 10-12 mm). 3. Gerakan ke depan (protrusive movement) Muskulus pterygoideus eksternus dibantu oleh serabut-serabut anterior dari m. temporalis. Muskulus pterygoideus menarik kondilus ke depan, m. temporalis menarik ke atas dengan tumpahan pada prosesus koronoideus. 4. Gerakan ke lateral Gerakan yang bersifat asimetris.Kondilus kanan dan kiri ini mempunyai gerakan yang berbeda. Pergerakan ini memungkinkan dengan adanya kemampuan persendian TMJ untuk bergerak secara tersendiri antara satu terhadap yang lain. Pergerakan ke lateral kanan dipengaruhi oleh gerakan ke bawah (depressi), oleh kedua muskulus pterygoideus eksternus. Mandibula turun dan menarik kedua kondilus ke depan. Pada saat ini muskulus pterygoideus internus kiri berkontraksi sendiri, sementara muskulus pterygoideus internus kanan dan otot-otot lainnya dalam keadaan istirahat. 5. Pergerakan retrusi Merupakan kebalikan dari pergerakan protrusi. Pada pergerakan ini mandibula kembali ke tempat semula melalui jalan yang sama dengan jalan gerak protrusi. Rahang tertarik kembali ke belakang akibat gerak muskulus temporalis terutama serabut-serabut posterior. Kedua kondilus dan meniscus akan berada kembali dalam posisi istirahat. 6. Pergerakan menggiling dan mengunyah. Merupakan pergerakan kombinasi antara gerak membuka menutup dan gerak menyamping, bila perlu gerak protrusi dan retrusi yang terjadi berulang-ulang. Gerakan ini dipengaruhi oleh otot m.temporalis pada sisi yang sama, m.pterygoideus eksternus dan internus pada sisi yang berlawanan, m.masseter yang terjadi secara bergantian.
Gerakan Non Fungsional (aimless movement) Yaitu pergerakan rahang yang tidak bertujuan.
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Fracis b. Quinn.Temporomandibular joint Disorders. 1998.
6
7
8