Pendidikan Kesehatan Klien Pendidikan kesehatan bagi klien telah menjadi satu dari peran yang paling penting bagi perawat yang bekerja di berbagai lahan asuhan kesehatan. Contoh dari pendidikan bagi pasien antara lain mengajarkan asuahan prenatal pada ibu sehat di tempat praktik dokter, dokter, menganjurkan klien mengunjungi klinik untuk mengimunisasi anaknya, dan mengajarkan pasien serangan jantung tentang medikasi baru. Pendidikan kesehatan yang efektif menjadi penting dalam asuhan kesehatan untuk menurunkan jumlah klien ke rumah sakit dan meminimalkan penyebaran penyakit yang da pat dicegah (Noble, 1991) Definisi Pendidikan Kesehatan
1. WHO : Proses membuat orang mampu mengontrol kesehatan dan memperbaiki kesehatan mereka. 2. WOOD : Sejumlah pengalaman yang berpengaruhterhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perorangan, masyarakat dan bangsa. 3. NYS WADER : Proses perubahan diri manusia yang berhubungan dengan tujuan kesehatan individu dan masyarakat. 4. Pengertian a. Srategi untuk memampukan individu, keluarga, kelompok, komunitas untuk : y
y
mengontrol kesehatan dan faktor yang mempengaruhi (lingkungan, kebiasaan, pola hidup) meningkatkan cara hidup sehat
situasi kesehatan b. Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan pada diri diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu dan masyarakat. Selain itu, pendidikan kesehatan juga merupakan suatu pr oses perkembangan perkembangan yang berubah secara dinamis, yang di dalamnya seseorang dapat menerima atau menolak informasi, sikap maupun praktek baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Notoat modjo, 2003) 2003) y
Merubah
Pendidikan merupakan usaha, pengaruh dan bantuan yang diberikan untuk seseorang agar bisa dewasa. Proses Pros es pembelajaran pembelajara n untuk mengemba mengembangkan ngkan atau meningkatkan meningkat kan kemampuan kemampuan dengan 3 hal 1. Aspek Kognitif 2. Affektif 3. Psikomotor Psikomotor
: Knowledge : Attitude : Practice
Pendidikan Kesehatan memotifasi seseorang untuk menerima informasi kesehatan dan berbuat sesuai dengan informasi inf ormasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan da n lebih sehat (Budioro 1998).
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah proses pembelajaran kesehatan sehingga masyarakat mau, tahu, dan mampu memelihara kesehatan mereka. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sehat-sakit, sistem pelayanan kesehatan, self care (makan dan minum). Perilaku kesehatan meliputi : 1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan ( Health maintanance) a. Pemeliharaan Kesehatan terhadap sakit dan penyembuhan Pencegahan (Preventive) y y
Penyembuhan (Curative)
Pemulihan (R ehabilitasi) b. Pemeliharaan Kesehatan peningkatan kesehatan ( Health Promotion) c. Pemeliharaan Kesehatan terhadap makan dan minum 2. Perilaku Pencarian Pengobatan ( Health Seeking Behavior) 3. Perilaku terhadap Lingkungan y
Standar
Pendidikan Klien
Pendidikan pada klien telah lama menjadi standar pada praktik keperawatan professional. Badan yang terakreditasi di Amerika Serikat dan Kanada telah menyusun petunjuk untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi klien di institusi pelayanan kesehatan (Barnes, 1993; American Association of Diabetes Educators, 1992). Buku pegangan ini menjamin bahwa klien dan keluarga menerima informasi yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan opyimal kien. Di Amerika Serikat, The Joint Commission
on
Accreditation
of Healthcare
Organization
(JC AHO)
(1995)
menggambarkan standar bagi klien dan keluarga sebagai berikut: a. Klien/keluaga
diberikan
pendidikan
yang
dapat
menigkatkan
pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk memberikan keuntungan penh dari intervensi kesehatan yang dilakukan oleh institusi b. Organisasi merencanakan dan mendorong pengawasan dan koordinasi aktivitas dan sumber pendidikan klien/keluarga. c. Klien/keluarga mengetahui kebutuhan dasar mereka, kemampuan dan kesiapan belajar. d. Proses pendidikan klien/keluarga bersifat interdisiplin sesuai dengan rencana asuhan keperawatan e. Klien/keluarga
mendapatkan
pendidikan
pengkajian, kemampuan dan kesiapan.
yang
spesifik
sesuai
dengan
hasil
f. Informasi mengenai instruksi pulang yang diberikan pada klien/keluarga diberikan oleh pihak institusi atau individu tertentu yang bertanggungjawab terhadap kesinambungan perawat kien. Pada tahun 1986, the Alberta Association of R egistered Nurses mengembangkan satu set standar pendidikan klien yang mengacu pada proses pendidikan yang berhubungan dengan klien dewasa. Standar Pendidikan Klien STRUKTUR PROSES Standar dalam kaitannya dengan struktur Standar proses memberikan criteria yang berhubngan dengan manusia dan bagaimana pendidikan klien diberikan. material meliputi administrasi dan Proses pendidikan mengikuti tahapan dalam manajemen pemberian perawatan kesehatan. proses keperawatan. Perawat, baik yang berperan sebaai staf STA NDAR 1 maupun administrasi harus berkontribusi Fokus primer dari proses pendidikan adalah dalam pengembangan dan implementasinya. klien STA NDAR 1 STA NDAR 2 Lembaga pemberi perawatan kesehatan Pengkajian pendidikan dilakukan oleh memiliki filosofi, tujuan umum dan khusus perawat bekerja sama degan klien yang merefleksikan wewenangya dan STA NDAR 3 memberikan arahan dalam pendidikan Perawat mendemonstrasikan rencana dalam kesehatan. proses pendidikan STA NDAR 2 STA NDAR 4 Pendidikan klien terintegrasi dalam seluruh Perawat mengaplikasikan prinsip proses area praktik keperawatan dalam system pendidikan dalam mengimplementasikan asuhan kesehatan. pendidikan klien STA NDAR 3 STA NDAR 5 Departemen keperawatan dari lembaga Kerangka proses pendidikan secara tertulis pemberi perawatan kesehatan aktif dalam tersedia sebagai alat berkomunikasi, sumber mengembangkan rencana pendidikan klien untuk pelayanan kesehatan professional dan yang komprehensif. sebagai catatan. HASIL STA NDAR 4 Individu/departemen bertanggungawab Standar hasil merupakan criteria untuk dalam memfasilitasi dan mengordinasi hal- mengukur hasil dari proses pendidikan hal yang berkaitan dengan kesehatan klien STA NDAR 1 Perawat mengevaluasi proses pendidikan STA NDAR 2 Klien berpartisipasi dalam mengevaluasi proses pendidikan.
Teori Pembelajaran
1. Stimulus ± R espon (Teori Pavlov) y y y y
Stimulus harus ada R espon Stimulus sama R espon sama terkondisi Kesan terhadap stimulus mempenngaruhi kuatnya respon
A plikasinya y
Stimulus informasi
y
Kesan Proses pembelajaran
R espon Umpan Balik 2. Penemuan ± Kognitif (Piaget dan Gestalt) a. J. Piaget y
y
y
Asimilasi : respon terhadap lingkungan sesuai dengan struktur kognitif
y
Akomodasi : Modifikasi konsep sesuai dengan informasi baru
y
Equiliberasi : awal reflek , Situasi kompleks Proses Kognitif
A plikasinya y
Informasi sesuaikan dengan L.B klien
y
Dari sederhana ke kompleks
y
Klien mempunyai kemampuan yang berubah
b. Gestalt y
Prinsip Persepsi y
Ada kontinuitas
: ada arah dan pola yang sama dan berkelanjutan
y
Ada kaitan/dekat
: stimulus yang sekelompok satu lapangan persepsi
y
Ada keterlibatan
: gambaran kesatuan stimulus
y
Ada similaritas
: objek yang serupa satu lapangan persepsi
y y
Kebiasaan umum : jika sering bersama-sama sekelompok Ada kekosongan : cenderung diisi/ lengkap
Konstan/konsisten : objek yang dilihat dengan cara yang sama A plikasinya Pendidikan Kesehatan yang : y
y
Berkelanjutan
y
Sistematis dan Terkait
y
Keutuhan gambar keseluruhan ( jelas pada goal dan tujuan)
y
Konsisten : teratur dan periodik
y
Identifikasi kekosongan sama dengan kebutuhan
3. Pandangan Humanistik a. Maslow (Teori kebutuhan) A plikasinya : Informasi harus sesuai dengan kebutuhan b. Carl R ogers (Clien-Centered) A plikasinya :Pendidikan Kesehatan bertujuan dan berfokus pada klien bukan pada tim kesehatan
Pengajaran dan Pembelajaran
Pengajaran merupakan proses interaktif yang mendorong terjadinya pembelajaran. Pengajaran terdiri dari satu set tindakan yang terkontrol dan terkendali yang membantu individu untuk memperoleh pengetahuan baru atau menampilkan keterampilan yang baru. (R edman, 1993) Pembelajaran
merupakan
upaya
penambahan
pengetahuan
keterampilan melalui peguatan praktik dan pengalaman tertentu.
baru,
Misalanya
sikap
dan
klien diabetes
memperagakan teknik penyiapan insulindalam spuit. Secara umum, pengajaran dan pembelajaran mulai ketika seseorang mengidentifikasi kebutuhan terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu. a.
Peran Perawat dalam Pengajaran dan pembelajaran
Perawat harus berupaya mengantisipasi kebutuhan klien terhadap informasi tertentu berdasarkan kondisi klien atau rencana pengobatan yang akan dijalani. Tanggung jawab perawat adalah memberikan informasi yang diperlukan oleh klien/keluarga. Kruger (1991) mencatat tiga area yang merupakan tanggung jawab klien dalam pendidikan klien : 1)
Persiapan klien dalam menerima perawatan (misal penyuluhan preoperasi,
injeksi insulin sendiri) 2)
Persiapan klien pulang dari perawatan umah sakit (misal medikasi untuk
pulang dan prosedur tertentu, dan resiko komplikasi yang mungkin menyebabkan klien kembali ke dokter atau ke rumah sakit) 3)
Pencatatan aktivitas pendidikan klien (misal menuliskan pendidikan kesehatan
tertentu dalam catatan kesehatan kien, format catatan pendidikan klien, atau ringkasan klien pulang) b.
Pengajaran sebagai Komunikasi
Pengajaran yang efektif bergantung sebagian besar pada keefektifan komunikasi interpersonal. Seorang pendidik dalam hal ini adalah perawat mengaplikasikan setiap elemen proses komunikasi sewaktu memberikan informasi pada peserta didik. Perawat sebagai pengirim (sender), sebagai seseoang yang ingin menyampikan pesan pada klien. Peawat memulai pengajaran dengan berkomunikasi menggunakan bahasa yang dikenal oleh klien. Sikap, nilai, emosi dan pengetahuan mempengaruhi cara perawat menyampaikan pesan. Pengalaman masa lalu dalam hal pengajaran membantu perawat dalam memilih car yang terbaik untuk menyampaikan infomasi.
Semua pancaindra adalah saluran untuk menyampaikan informasi. Indra pendengaran merupakan hal termudah, sebagaiman biasa dilakukan dalam kulliah atau diskusi. Tetapi proses pembelajaran menjadi l ebih aktif bila semua alat indra digunaka n bersama-sama. Penerima pesan dalam proses belajar-menagajar adalah peserta didik. Klien dinyatakan siap belajar ketika mereka mengungkapkan keinginannya dan lebih mudah memahami bila mereka mengerti isi pengajaran. Pendidik yang baik memberikan mekanisme evaluasi terhadap kebehasilan rencana pengajaran dan umpan balik.
Misalnya
meminta klien
untuk mendemonstrasikan keterampilan yang baru saja dipelajari merupakn metode untuk mendapatkan umpan balik. Tujuan
Pendidikan Kesehatan
a. Pengetahuan ± kognitif y
Memberi
informasi
y
Memastikan
y
Menjelaskan
pemahaman
b. Sikap ± Afektif kejelasan, pembentukan dan perubahan sikap, pendapat, keyakinan, dan nilai dengan capa pengala man langsung atau bermain c. Perbuatan ± Psikomotor Uraikan keterampilan secara rinci y
Memastikan
y y
Demonstrasikan
y
Siapkan praktek
y
Bermain peran, simulasi, latihan kerja
Cara : melakukan observasi kemuadian mengintegrasikan antara pengetahuan klien, keinginan dan melakukannya. Jadi tujuan pendidikan kesehatan yang utama adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Secara umum dan operasional pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadi kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai ( Herawani, 2001). Menurut
WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta membantu pasien dalam mengatasi permasalahan kesehatan.
Menurut Machfoed
(2005) pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Menurut
Perry and Potter (2005) Pendidikan klien yang komprehensif meliputi tiga
tujuan yang penting, yang setiap tujuannya mencakup tingkatan perawatan kesehatan yang berbeda. a. Pemeliharaan dan Peningkatan Kesehatan serta Pencegahan Penyakit y
Tindakan pertama dalam kecelakaan
y
Pencegahan fakor resiko
y
Manajemen
y
Pertumbuhan dan perkembangan
y
Kebersihan
y
Imunisasi
y
Perawatan prenatal dan proses kelahiran normal
y
y
stress
Nutrisi, latihan, keamanan Pemeriksaan kesehatan (mis. Tekanan dara h, penglihatan dan tingkat kolesterol)
b. Perbaikan Kesehatan y
Penyakit atau kondisi klien -
Anatomi dan fisiologi yang terganggu
-
Penyebab penyakit
-
Sumber gejala
-
Dampak penyakit pada system tubuh yang lain
-
Prognosis
-
Keterbatasan fungsi
y
Harapan selama perawatan
y
Lingkungan rumah sakit atau klinik
y
Staf rumah sakit atau klinik
y
Perawatan jangka panjang
y
Metoda
y
Keterbatasan yang dihasilkan dari penyakit atau pembedahan
untuk melibatkan klien dalam perawatan
c. Koping terhadap Gangguan Fungsi y
Perawatan rumah -
Medikasi
y
y
-
Terapi intravena
-
Diet
-
Aktivitas
-
Alat bantu
R ehabilitasi untuk fungsi tubuh yang tersisa
-
Terapi fisik
-
Terapi okupasi
-
Terapi wicara
Pencegahan Komplikasi -
Pengetahuan tentang factor resiko
-
Implikasi ketidakpatuhan terapi
-
Gangguan lingkungan
Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan pendidikan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat (Effendy, 1995) R uang
Lingkup Pendidikan Kesehatan Menurut
Effendy (1995) yang menjadi ruang lingkup pendidikan kesehatan meliputi tiga aspek yaitu: sasaran, materi/pesan, dan metode yang digunakan. Sasaran dalam pendidikan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Materi atau pesan yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga dapat dirasakan langsung manfaatnya. Penyampaian materi sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah di mengerti, menggunakan alat peraga untuk mempermudah pemahaman dan menarik perhatian sasaran ( Walgino, 1995). Konsep Holostik dalam pendidikan kesehatan
1. 2. 3. 4.
Goal
Isi harus holistik : aspek bio-psiko-sos-spiritual Hak dan Kewajiban Klien mempunyai hak untuk sehat Perawat wajib berperan sebagai pendidik kesehatan deng kegiata n : y
Mendengar
y
Memerintahkan
y
Menyarankan
y
Menjelaskan
y
Mendiskusikan
y
Membantu
memutuskan
Pendidikan Kesehatan
1. 2. 3. 4.
Sadar akan isu kesehatan Tahu Sadar diri sehingga termotivasi Perubahan sikap y
Perasaan
y
Keyakinan
Pendapat 5. Perubahan perilaku 6. Perubahan sosial y
Lima
1. 2. 3. 4. 5.
Tahapan
Berubah
Sadar : masalah dan kebutuhan : untuk berubah Motivasi Trampil : siap berubah Adopsi perilaku baru Pelihara perilaku baru Dengan melalui pendekatan, strategi, dan t ekhnik
Pendekatan Pendidikan Kesehatan
1.
Medikal
Tujuan : bebas dari penyakit dan cacat Kegiatan : pencegahan penyakit misalnya orang tua membawa anaknya untuk imunisasi 2. Perubahan perilaku Tujuan : Merubah sikap dan perilaku (mengadopsi pola hidup sehat) Kegiatan : Promosi sikap rokok,perawatn gigi, Olahraga, pola asuh, dan lainlain 3. Pendidikan Tujuan : Mengetahui, yakin, memutuskan ,dan melakukan Kegiatan : 1. Informasi dengan tekhnik bervariasi 2. Eksplorasi nilai dan sikap 3. Bantu memutuskan 4. Laksanakan keputusan 5. Tidak memaksa ide 6. Menerimakeputusan klien 4. Client ± Directed Bekerja bersama klien y
A pa yang ingin diketahui
y
Memilih
topik dan cara penyelesaian
Tim sebagai fasilitator 5. Perubahan Sosial Tujuan : Memberi pilihan yang sehat dan mudah dipilih lingkungan yang difasilitasi y
Pendekatan : Pilihan yang anda sukai dan cocok, dapat diintegrasikan, efektif atau tidaknya pendekatan Proses Pendidikan Kesehatan Dalam proses pendidikan kesehatan terdapat tiga persoalan pokok, yaitu masukan
(input), proses dan keluaran(output).
Masukan
dalam pendidikan kesehatan menyangkut
sasaran pembelajaran mengenai pendidikan kesehatan yaitu pada individu, kelompok masyarakat dan lingkungan dari berbagai latar belakangnya. Proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan dan perilaku pada diri subjek belajar. Dalam proses pendidikan kesehatan terjadi timbal balik berbagai faktor antara lain pengajar, tekhnik belajar dan materi atau bahan belajar. Sedangkan keluaran merupakan kemampuan sebagai hasil perubahan yaitu perilaku sehat dari sasaran didik melalui pendidikan kesehatan (Notoatmodjo 2003) Sasaran
Pendidikan Kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan adalah masyarakat atau individu baik yang sehat maupun yang sakit. Sasarana pendidikan kesehatan tergantung pada tingkat,dan tujuan penyuluhan yang diberikan. Lingkungan pendidikan kesehatan yang di masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai lembaga dan orga nisasi masyarakat (Notoatmodjo,2003). Alur R encana Pendidikan Kesehatan y
Identifikasi Konsumen dan karakteristik
y
Identifikasi kebutuhan dan masalah
y
Tetapkan Goal
y
R umuskan Tujuan
y
Identifikasi sumber-sumber
y
Merencanakan
isi,metode dan tekhnik
y
Merencanakan
evaluasi
y
Pelaksanaan
Metode
Pendidikan Kesehatan
Menurut
Notoatmodjo 2003, metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan
dipilih berdasarkan tujuan pendidikan kesehatan, kemampuan perawat sebagai tenaga pengajar,
kemampuan
individu,
kelompok,
masyarakat,
besarnya
pelaksanaan pendidikan kesehatan dan ketersediaan fasilitas pendukung.
kelompok,waktu
M etode
pendidikan
kesehatan dapat bersifat pendidikan individual, pendidikan kelompok dan pendidikan massa.
Metode
yang sering digunakan dalam pendidikan kesehatan adalah bimbingan dan
penyuluhan, wawancara, seminar,simposium diskusi kelompok,buzz group,curah gagas, forum panel, demonstrasi,simulasi dan permainan peran. Terdapat 3 metode pendidikan kesehatan yaitu : 1.
Metode y y
Pendidikan Individual
Termasuk keluarganya Bentuk pendekatan melalui : a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance dan counseling) 1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif 2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. 3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku) b. Interview/wawancara (bagian dari bimbingan dan penyuluhan) 1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan 2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
c. Metode Pendidikan Kelompok Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan. Kelompok besar (>15 orang) : dengan metode ceramah , seminar 1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. 2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat. y
y
Kelompok kecil (< 15 orang) : Diskusi Kelompok, brainstorming, snow balling, kelompok-kelompok kecil (Bruzz group), role play , permainan simulasi 1) Diskusi kelompok ; Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi
memberikan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak a da dominasi dari salah satu peserta. 2) Curah pendapat (Brain Storming) ; Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi. 3) Bola salju ( Snow Balling) Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas. 4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group) Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya. 5) Memainkan peranan (Role Play) Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan t ugas. 6) Permainan simulasi ( Simulation Game) Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber. d. Metode Pendidikan Massa Pendekatan massa tidak membedakan usia, golongan, umur jenis kelamin, pekerjaan, ekonomi, pendidikan, Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh : ceramah umum, pidato di media elektronik, simulasi, sinetron , tulisan-tulisan dan bill board a. Ceramah umum ( public speaking) Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ´Praktek Dokter Herman Susilo´ di Televisi. d. Sinetron ´Dokter Sartika´ di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (tahun 2006) e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. f. Bill Board , yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ´ Ayo ke Posyandu´. Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
DAFTAR PUSTAKA Widyatuti, 2009, Pendidikan Kesehatan, repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/2681.pdf diakses pada tanggal 3 Maret 2011
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17123/4/Chapter%20II.pdf
Setiyabudi, R agil, http://www.scribd.com/doc/43834067/P Endidikan-Kesehatan diakses pada tanggal 3 Maret 2011 Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta : EGC