Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
BAB
1
PENDAHULUAN I. Sejarah PT Kebon Agung sebagai Perusahaan Swasta Nasional yang bergerak di bidang industri gula dan perdagangan umum, secara langsung maupun tidak langsung turut berperan aktif dalam pembangunan Nasional dengan berperanserta dalam produksi gula, memberikan pendapatan kepada Negara, dan menciptakan lapangan kerja. Sebagai organisasi usaha profesional, PT Kebon Agung senantiasa berusaha untuk maju dan mengembangkan usaha-usaha baik yang berbasis tebu maupun usaha lainnya sehingga Perusahaan mampu bersaing dalam era pasar bebas, dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh Stake Holder. Untuk mewujudkan visi Perusahaan tersebut di atas, misi PT Kebon Agung dalam periode tahun 2005–2011, memantapkan industri gula dengan mengelola secara profesional guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan sehingga dapat memberikan manfaat dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh stake holder. Dalam periode tahun 2011–2016, bahwa PT Kebon Agung bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan atau fihak lain untuk mengkaji peluang-peluang mengembangkan usaha diversivikasi dengan berbasis tebu, dengan mengelola setiap produk bukan gula menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi sehingga Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
1
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
dapat menekan harga pokok produksi utama serta menerapkan teknologi bersih dalam pengelolaannya. Dalam penerapan teknologi bersih , PG. Kebon Agung memperoleh keuntungan baik dari segi finansial maupun dari segi ketenangan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas produksinya. Dengan mempertimbangkan keuntungan atau manfaat yang telah diterima selama menerapkan teknologi bersih, maka PG.Kebon Agung bertekad selalu menyempurnakan langkah-langkah penerapan teknologi bersih yang telah dilakukan secara berkelanjutan. Hubungan yang harmonis antar PG. Kebon Agung dengan masyarakat sekitar serta pemerintah daerah terus dijaga karena dalam aktivitas produksinya yang ramah lingkungan.
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
2
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
BAB
2
SOLUSI PENANGANAN LIMBAH CAIR 2.1. Metode Penerapan Teknologi Bersih PG.Kebon Agung Terdapat tiga jenis limbah di PG. Kebon Agung hasil samping dari proses produksi, antara lain : 1. Limbah padat ( ampas tebu, anu ketel, dan blotong ) 2. Limbah gas ( gas SO2 yang tidak sengaja terlepas, debu-debu selama proses produksi) 3. Limbah cair ( tetes, ceceran nira, air bekas cucian ) penanganan limbah cair di PG. Kebon Agung. Penyempurnaan dan optimalisasi dilakukan pada proses produksi secara intensif dan berkrlanjutan mulai tahun 1998 dimana hasil yang diperoleh adalah menurunkan debit limbah cair dari 80 lt/dt menjadi 10 lt/dt. Adapun cara-cara yang dilakukan adalah :
Menekan kebocoran peralatan
Menekan ceceran nira, stroop, minyak pelumas dan lain-lain. Pada tahun 1996-1997 dilakukan pemasangan peralatan juice catcher pada bejana evaporator dan bejana pan masakan . Juice catcher ini berfungsi untuk menankap semaksimal mungkin percikan nira dari badan akhir evaporator dan pan-pan masakan supaya
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
3
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
kandungan gula dalam air terjun evaporator dan pan-pan masakan minimal. Keuntungan dari pemasangan juice catcher ini selain untuk mengurangi jumlah polutan dalam air terjun atau air injeksi kondensor juga dapat meningkatkan efisiensi proses produksi karena kehilangan gula dapat dminimalkan.
Mengembalikan ceceran nira, stroop, masakan ke proses produksi
Menghilangkan kebiasaan menyemprot air yang tidak perlu
Memisahkan polutan dan non polutan
Mengatur pengisian dan pengeluaran tetes serta residu supaya dapat menekan seminimal mungkin terjadinya ceceran tetes dan residu
Mungupayakan kelancaran pengeluaran / penjualan tetes supaya tempat penyimpanan (tangki) tetes tidak overload
Pemasangan biotray di cooling pound. Dalam mengendalikan air injeksi supaya dapat bertahan baik dan air terjun kondensor supaya dapat dilakukan sirkulasi air injeksi dan air terjun secara 100 % maka
PG.Kebon
Agung
mulai
tahun
1998
melakukan
pengembangbiakan bakteri thermopholic di kolam cooling pound yang ditempatkan pada biotray. Manfaat pemasangan biotray ini adalah dapat menghemat pemakaian air sungai dari 250 l/detik menjadi dibawah 100 liter/detik serta dapat memperlambat korosi pada pipa – pipa air serta pompa-pompa air. Penanganan limbah cair diatas bertujuan hanya untuk memperkecil jumlah limbah cair yang dihasilkan. Sedangkan untuk pengolahan limbah cair di PG. Kebon Agung saat ini menggunakan system Surface Aerated Lagoon. 2.1.1 Bagan Alir Unit Pengolahan Limbah Cair Primary influen Treatment Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
Secondary Treatment
Natural Neutralizatio n
Flo w met er
4
Ke sungai metro
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
1. Influent (limbah cair) dialirkan ke primary treatment , dimana pada proses ini influent mengalami : o Penyaringan untuk bahan-bahan kasar (screening) o Pengendapan awal (sedimentasi) o Kandungan minyak dipisahkan di kolam penangkap minyak o Ditambahkan larutan Ca(OH)2 supaya pH ar limbah > 7 2. Dari primary treatment air limbah dialirkan k secondary treatment yang memakai sistem surface aerated lagoon dengan 4 buah kolam aerasi yang dipasang seri 3. Selanjutnya air dari secondary treatment dialirkan ke natural neutralization , dimana natural neutralization merupakan petak-petak sawah bertingkat yang ditanami dengan tanaman air yang juga berfungsi mereduksi kandungan polutan, sehingga diharapkan effluent mempunyai kualitas yang memenuhi atau dibawah baku mutu yang berlaku. 2.1.2. Surface Aerated Lagoon System Pengolahan biologi ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan organik terutama
yang
terlarut
dalam
air
limbah
.
Prinsipnya
menggunakan
mikroorganisme (biokatalis) dalam reaksi perombakan (degradasi) bahan organik menjadi mineral (CO2dan H2O (aerob) atau CH4(anaerob) AERATED LAGOON Aerated lagoon adalah bak dengan kedalaman 2,5 - 5 m, dan luas permukaan beberapa ratus meter persegi serta diaerasi secara mekanis atau difusi udara, sehingga organik dalam air limbah dapat terurai. Aerated lagoon merupakan pengembangan dari Aerobic Pond yaitu dengan memasang surface aerator untuk mengatasi bau dan beban organik yang tinggi. Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
5
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Proses pada aerasi Lagoon pada prinsipnya sama dengan Extended Aeration pada proses Lumpur aktif, perbedaannya terletak pada kedalaman air yang dangkal dan oksigen diperoleh dari surface atau diffuse aerator. Didalam Aerated Lagoon semua zat padat dipertahankan dalam keadaan tersuspensi. Pada sistem ini tanpa dilakukan resirkulasi dan biasa diikuti dengan kolam pengendapan yang besar Tabel. Kriteria Disain Untuk Lagoon Dan Stabilisation Pond Parameter Disain Kedalaman (m) Waktu detensi(hari) Beban BOD kg/ha/hari % penyisihan BOD Konsentrasi algae (mgC/L )
Aerobic 0.2-0.3 2-6 111-222 80-95
Fakultatif 1-2.5 7-50 22-55 70-95
100
10-50
Sumber : Metcalf dan Eddy, 1979 Pada aerated lagoon dikenal 2 istilah, yaitu: a. Aerobik lagoon DO dan suspended solid dijaga uniform dalam bak . Karakteristik : • W tinggal : 1-3 hari. • BOD di Feed : 50 – 750 mg/l ;Xv (MLVSS) : 0,5 BOD umpan • Power : 2,8 – 3,9 W/M3 • Eficsiensi : 80 -90% b. Fakultatif lagoon DO dijaga tetap hadir dibagian lapisan air dalam bak,sebagian suspended solid dipertahankan.Lapisan bawah adalah anaerobik Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
6
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Karateristik : •
Waktu tinggal : 3,0 -10 dari
•
BOD di Feed : 50 -750 ; Xv (MLVSS) : 50- 100 mg/l.
•
Power : ± 0,79 W/M3 (harus cukup jaga DO dan SS uniform di lapisan atas)
•
Efisiensi : 80 - 90 %
Susunan lagoon aerobic, fakultatif , dan bak pengendapannya
Gambar Aerated lagoon types AERATOR Tujuan aerasi: Merupakan satu usaha untuk mengurangi/menghilangkan konsentrasi zat dalam limbah berupa gas, cairan, ion, koloid atau bahan tercampur. Salah satu caranya adalah menggunakan aerator. Aerator ini diletakkan pada masing-masing kolam. Setiap kolam terdapat 2 aerator.
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
7
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
8
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Adalah cara mengontakkan air limbah dengan oksigen melalui baling-baling yang diputar dan diletakkan pada permukaan air limbah, sehingga air limbah yang terangkat akan kontak
langsung dengan udara sekitar. Diperlukan 43 – 123
m2 udara untuk mengurangi 1 kg BDD.
Gambar Aerasi menggunakan baling-baling aerator Penambahan bakteri juga diberikan di kolam ke 2 . Bakteri yang digunakan yaitu bakteri EM4 dengan perbandingan yang digunakan antara tetes dan bakteri 1:4. Fungsi penambahan
bakteri adalah untuk
mengurangi bahan organik
dalam air limbah Pertumbuhan bakteri : 1.
Mula-mula berkembangbiak secara konstan & disebut Lag phase◊ karena suasana baru agak lambat pertumbuhannya disebut fase akselerasi (acceleration phase)
2.
Setelah beberapa jam: bakteri mulai tumbuh berlipat ganda
terdapat
bakteri yang tetap dan yang 3.
Setelah tahap 2 berakhir terus meningkat jumlahnya. Pertumbuhan yang cepat ini disebut Log Phase. Pada log phase, perlu pertambahan makanan sebab pertumbuhan bakteri meningkat dan jumlah makanan jadi menurun.
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
9
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
4.
Bila keadaan tidak seimbang terus berjalan disebut Declining growth phase
5.
Pada akhirnya makanan habis dan kematian bakteri meningkat, sehingga tercapai keadaan dimana jumlah bakteri yang mati dan tumbuh seimbang, keadaan ini disebut stationary phase
6. Bila jumlah kematian bakteri lebih besar dari jumlah pertumbuhan disebut endogeneus phase. Hal ini diatasi dengan simpanan udara untuk pernafasannya sampai udara habis. 2.1.3. Natural Neutralization Pada step natural neutralization ini terdiri dari petak-petak sawah bertingkat yang berisi tanaman. Setelah limbah dari aerated lagoon langsung masuk ke petak pertama yaitu kolam dengan tanaman kangkung setelah itu mengalir menuju petak kedua dengan kolam yang berisi tanaman eceng gondok setelah itu mengalir secara overflow ke sungai metro dengan flow rate yang sudah di tentukan.
Gambar kolam neutralization
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
10
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
2.2. Proses Pembuatan Alkohol dari Tetes Proses pembuatanlakohol secara industri tergantung bakunya. Bahan yang mengandung gula biasanya tidak atau sedikit saja memerlukan pengolahan pendahuluan. Tetapi bahan-bahan yangmengandung pati atau seluloda harus dihidrolisa terlebih dahulu menjadi gula yang dapat menjadi gula yang dapat difermentasikan. Pada prinsipnya reaksi dalam proses pembuatan alcohol dengan fermentasi adalah sebagai berikut : C6H12O6 Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
C2H5OH + CO2 11
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Jika digunakan disakhaarida seperti sakhorosa reaksinya adalah sebagai berIkut : - Reaksi hidrolisa : Invertasa C12H22O11 + H2O
2C6H12O6
Sakhrosa
Monosakharida ( Glukosa dan fruktosa)
- Reaksi fermentasi zimasa C6H12O6 Sakhrosa
2C2H5 2CO2 Alkohol Gas karbon dioksida
Proses fermentasi dari tetes yang meliputi sederhana banyak dikerjakan secara industri.
Pada
pokoknya,
proses
ini
meliputi
pengenceran
tetes,
pengembangbiakan (peragian) ragi, fermentasidan distilasi. Tiap ton produksi mengahasilkan lebih kurang 190 liter molase. Rata-rata molase mengandung 50–55% gula yang dapat difermentasi (terutama sakhrosa (70%(, glukosa dan fluktosa (30%)). Tipa ton molase dapat menghasilakan 280 liter alcohol. 2.2.1. Tahap –tahap Proses Pada prinsipnya pembuatan alcohol terbagi dalam tahap–tahap proses sebagai berikut : 1. Pengolahan Tetes Pengolahan tetes merupakan hal yang penting dalam pembuatan alcohol. Pengolahan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi yangoptimumkan untuk pertumbuhan ragi dan untuk selanjutnya. Yang perlu disesuaikan dalam pengolahan ini adalah pH, konsentrasi gula dan pemakaian nutrisi. Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
12
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Tetes yang dihadapkan dari pabrik gula biasanya masih terlalu paket (85⁰ Brix), oleh karena itu perlu diadakan pengenceran lebih dahulu untuk mendapatkan kadar gula yang optimum (12⁰ Brix untuk pembibitan dan 24⁰ Brix pada fermentasi). Pengaturan pH diatur dengan penambahan asam H2SO4 hingga dicapai pH 4 -5. Meskipun tetes cukup mengandung zat sumber nitrogen namun seperti ammonium sulfat atau ammonium fosfat. 2. Sterilisasikan tetes Untuk mencegah adanya mikroba kontamin hidup pembibitan maupun selama fermentasi, tetes dipasteurisasikan dengan pemanasan memakai uap pada suhu sekitar 75⁰ C, kemudian diingikan selama 1 jam sampai suhu 30⁰ C. Tetes yang telah banyak sedikit sterisl ini siap dipaki untuk kebutuhan dalam pembibitan atau fermentasikan. 3. Pengembangbiakan (Pembibitan) ragi Proses ini dimaksudkan untuk memperbanyak sel – sel ragi supaya sejumlah sel ragi banyak sebelum digunakan dalam fermentasi alcohol. Ragi yang digunakan pada fermentasi alcohol sel ragi ini tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi harus dilakukan secara bertahap dengan maksud untuk adaptasi dengan lingkungan. Mula – mula dilakukan dalam jumlah kecil pada skala laboratorium, kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam tangki induk pembibitan. Tangki-tangki tersebut dilengkapi dengan cooler dengan aerobic dengan erasi udara. Tangkitangki tersebut dilengkapi dengan cooler dengan maksud untuk pengaturan suhu 28 – 30⁰ selama diinkubasi. 4. Fermentasi
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
13
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Fermentasi dilakukan dalam tangki fermentasi. Fermentasi dilakukan pada kepekatan tetes baru. pH diatur menjadi 4 – 5. alcohol, maka dibutuhkan kondisi anaerob hingga
Untuk terjadinya fermentasi diharapkan sel ragi dapat
melakukan peragian yang akan mengubah tetes yang
mengandung gula
menjadi alcohol. Pada proses fermentasi ini dapat diserap, maka diperlukan pendinginan untuk menjada temperature tetap pada ± 30⁰ C selama proses fermentasi yang berlangsung selama 30 – 40 jam. Gas CO2 yang terjadi dalam tangki fermentasi ditampung menjadi satu untuk kemudian direcovery. Alcohol yang ikut aliran gas CO2 dipisahkan dengan jalan ditangkap oleh air yaitu adanya water scrubber yang diletakkan diatas tangki. Pada akhir fermentasi, kadar alcohol berkisar antara 8 – 10% volume. Hasil fermentasi ini dialirkan ke bak penampung, kemudian dipompa ke bagian distilasi. Cairan hasil fermentasi disebut bir (“beer”). 5. Distilasi Produk hasil fermentasi mengandung alkohol yang rendah, disebut bir (beer) dan sebab itu perlu di naikkan konsentrasinya dengan jalan distilasi bertingkat. Beer mengandung 8 – 10% alkohol. Maksud dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan
dan juga merupakan cara pemisahan
yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100⁰ C dan etanol mendidih pada sekitar 77⁰ C. perbedaan dalam titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip : Jika larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
14
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
lagi. Proses ini biasdiulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol,
didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama
(azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96%. Cara distilasi Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar alkohol, beer perlu didistilasi. Pada prinsipnya unit distilasi mempunyai 3 jenis kolom, yaitu : − Kolom “beer” (beer still) − Kolom “rektifikasi” (rectifying column) − Kolom pemurnian (purifying column) Kolom Beer Dari bak penampung, “beer” dengan kadar alkohol
8–10% dipompakan
ke
dalam kolom “beer” melalui alat penukar panas (heat exchanger). Di dalam alat ini “beer” akan mengalami pemanasan karena adanya perpindahan panas. Didalam kolom “beer” alkohol dan zat yang mudah menguap lainnya akan dari cairan yang mempunyai titik didih tinggi. Cairan ini merupakan campuran air dan bahan-bahan bergula yang tidak terfermentasi. Cairan ini merupakan limbah yang disebut “stillage” atau “vinasse panas”. Kemudian cairan ini dialirkan dari bagian bawah kolom melalui alat penukar panas dengan suhu tertentu untuk selanjutnya dibuang. Stillage ini mengandung protein–protein, sisa–sisa gula, dan dalam keadaan tertentu juga produk–prroduk vitamin. Baik untuk makan ternak. Kolom rektifikasi Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
15
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
“Kolom pemurnian” (purirying column) berfungsi untuk mempertinggi
kualitas
alkohol yang dihasilkan. Di dalam kolom ini alkohol dipisahkan dari aldehida dan zat yang mudah menguap lainnya hingga diperoleh alcohol 96% yang biasa dikenal sebagai alkohol harus
dilakukan
proses
teknis. Dalam kondisi
dehidrasi
di
dalam
ini alkohol
“dehydrating
still”
absolute dengan
penambahan larutan ketiga sebagai pengikat air yang ada dalam campuran azeotrop tersebut.
BAB
3
SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADAT Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
16
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
3.1 LIMBAH PADAT Limbah padat yang dihasilkan pabrik gula di antaranya : a. Pucuk tebu b. Ampas c. Blotong 3.2 PUCUK TEBU Pucuk tebu adalah limbah tebu yang memiliki potensi sangat besar. Pucuk tebu dapat di manfaatkan untuk pakan rum inansia. Salah satu kelemahan dari pucuk tebu adalah kandungan serat kasar yang tinggi. Untuk meningkatkan manfaat dari pucuk tebu maka dilakukan pengolahan. Metode pengolahan yang biasa digunakan untuk pakat berserat tinggi adalah pengolahan kimiawi. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah urea dan NaOH. 3.3 AMPAS TEBU Ampas tebu mengandung polisakarida yang dapat dikonversi menjadi produk atau senyawa kimia untuk mendukung proses produksi sektor industri lainnya. Salah satu polisakarida yang ada dalam ampas tebu ialah pentosan, dengan persentase 10 – 27% kandungan pentosan yang cukup tinggi tersebut memungkinkan ampas tebu untuk diolah menjadi furtural. Furtural memiliki aplikasi cukup luas dalam beberapa industri dan dapat di sintesis menjadi turunan- turunannya seperti furturil alkohol, furan, dan lain-lain. Kebutuhan furtural dan turunannya dalam negeri terus meningkat. Saat ini seluruh kebutuhan furtural dalam negeri diperoleh melalui impor. Impor terbesar diperoleh dari cina yang saat ini menguasai 72% pasar furtural dunia. Furfuril akohol biasa disebut juga 2-furanmetanol atau 2-furilkarbinol, memiliki rumus molekul 2- C4H3O.CH2OH. furturil alkohol ialah senyawa yang paling Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
17
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
banyak sigunakan sebagai turunan dari furtural. Furturil alkohol diproduksi dalam skala industri dengan cara hidrogenasi. Furtural pada fase cair maupun fase uap pada tekanan rendah. Khatalis berbasis tembaga lebih dipakai karena lebih selektif dan tidak memperhitungkan hidrogenasi dari cincin. Furturil alkohol paling banyak digunakan sebagai monomer dalam pembuatan serat furturil alkohol juga dimanfaatkan sebagai pelarut aktif dalam berbagai serat sintetik dan sebagai bahan baku untuk pembuatan senyawa turunan dari furturil alkohol. Salah satu senyawa turunan yang dihasilkan dari furturil alkohol ialah tetrahidrofurfuril alkohol, yang diproduksi dengan cara hidrogenasi katalitik furturil alkohol pada fase uap. Tetrahidrofurfuril dipakai sebagai pelarut, pembersih, dan pewarna yang diaplikasikan dalam industri cat, pelapisan (coating), pembersih dan farmasi. 3.4 BLOTONG Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira, di produksi sekitar 1,3 juta ton. Secara umum bentuk dari blotong berupa serpihan seratserat tebu yang mempunyai komposisi humus, N-total, C/N, PIO5, KlO, CaO dan MgO, cukup baik untuk dijadikan bahan pupuk organik. Blotong harus di komposkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai pupuk organik
tanaman
tebu.
Pengomposan
merupaka
suatu
metode
untuk
mengkonversikan bahan-bahan organik kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana
dengan
menggunakan
aktivitas
mikroba.
Pengomposandapat
dilakukan pada kondisi aerobik dan anaerobik. Pengomposan aerobik adalah dekomposisi bahan organik dengan kehadiran oksigen (udara). Produk utama dari metabolis biologi aerobik adalah karbondioksida, aid dan panas. Pengomposan anaerobik adalah dekomposisi bahan organik dalam kondisi ketidakhadiran oksigen bebas, produk akhir metabolis anaerobik adalah metana,
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
18
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
karbondioksida, dan senyawa intermediete seperti asam-asam organik dengan berat molekul rendah. Pada dasarnya pengomposan adalah dekomposisi dengan menggunakan aktivitas mikroba, oleh karena itu kecepatan dekomposisi dan kualitas kompos tergantung pada keadaan dan jenis mikroba yang aktif selama proses pengomposan. Kondisi optimum bagi aktivitas mikroba perlu diperhatikan selama proses pengomposan, misalnya aerasi, kelembaban, media tumbuh dan sumber makanan bagi mikroba. Kompos dari blotong tersebut umumnya mengandung hara N, P2O5dan K2O masing-masing sekitar 1-1,5%, 1,5 – 2,0% dan 0,6 – 1.0%. kompos ini dapat memperbaiki fisik tanah di areal perkebunan tebu, khususnya meningkatkan kapasitas menahan air, menurunkan laju pencucian hara, memperbaiki drainase tanah, dan menetralisisr pengaruh A1dd sehingga ketersediaan P dalam tanah lebih tersedia. Selain itu pemberian ke tanaman tebu sebanyak 100 ton blotong atau komposnya per hektar dapat meningkatkan bobot dan rendemen tebu secara signifikan. Adanya pemanfaatan blotong ini diharapkan mampu mengatasi masalah kelangkaan pupuk kimia dan mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
BAB
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
4 19
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
KEUNTUNGAN GANDA PENANGANAN LIMBAH 4.1 CARA PENELITIAN Penelitian dilakukan di 5 (lima) industri gula di jawa timur yang telah melaksanakan pengelolaan limbahnya dan merasakan manfaatnya, baik dari aspek ekologis ataupun aspek ekonomis. Ke lima industri gula tersebut adalah pabrik gula (PG) kedawoeng, pasuruan dengan teknologi SAL (sistem aerasi lanjut), PG jatiroto, lumajang dengan industri alkohol dari tetes tebu, PG gending, probolinggo dengan pemanfaatan limbah tebu untuk pupuk organik, PG kebon agung, malang dengan teknologi biotary dan PG krebet baru, malang dengan pabrik pakan ternak dari pucuk tebu. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah metode pendekatan empiris. Dalam hal ini dilakukan penelitian berdasarkan hasil pengumpulan data primer maupun sekunder. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Pembahasan menitik beratkan pada aspek ekonomis pengelolaan limbah terpadu industri gula, sehingga secara riil di peroleh hitungan nyata manfaat pengolahan limbah terpadu.
4.2 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan teoritis, maka pada suatu industri gula dengan kapasitas 4.000 TH (ton tebu perhari), akan dihasilkan limbah dan hasil samping sekitar : a. Produksi tetes Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
: 160 ton/ hari = 24.000 ton/ tahun 20
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
b. Produksi ampas
: 1.280 ton/ hari = 192.000 ton/ tahun
c. Produksi blotong
: 120 ton/hari = 18.000 ton/ tahun
d. Produksi tebu
: 560 ton/ hari = 84.000 ton/ tahun
Dalam hal ini di anggap luas lahan yang dimiliki industri gula tersebut mampu untuk mendukung masa giling 150 hari dalam kapasitas yang normal. Selanjutnya di asumsikan bahwa produktivitas lahan rendemen, produksi hablur dan kristal gula di anggap sapa. Dewasa ini sudah banyak tersedia teknologi pengelolaan limbah industri gula. Dengan pertimbangan sistem penerapan teknologi yang mudah dan murah untuk di lakukan, maka dapat ditentukan jenis pengelolaan limbah terpadu di industri gula sebagai berikut. 1. Penerapan teknologi sistem aerasi lanjut (SAL), untuk mengolah limbah cair industri industri gula (kurniawan, 1987). Melalui sistem ini, dapat di capai air buangan industri yang aman bagi lingkungan, melalu reduksi angka pencemar hingga 70 – 80 % COD, 80 – 90 % BOD dan 75 – 90 % TSS. 2. Pemanfaatan pucuk tebu sebagai pakan ternak, yang dikenal sebagai sugar cane top (SCT) menjadikan tebu yang akan di giling menjadi bersih dan penebang memperoleh insentif dari pucuk tebu yang dijual ke pabrik pengolahannya (soeprapto, 1994). Produk SCT ini berprospek untuk di jual ekspor ke jepang dan korea. Apabila selutuuh bahan pucuk tebu tersebut dapat dijadikan SCT, maka potensi yang akan dihasilkan sebesar 21.000 ton, dengan harga US 140/ ton free on board (FOB), maka potensi nilai devisa yang di peroleh mencapai US 2.940.000 atau senilai Rp. 23,5 milyar. 3. Penggunaan blotong sebagai sumber bahan organik bermanfaat untuk kesuburan tanah, yang akan meningkatkan produktivitas tebu (kurniawan, Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
21
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
2000). Apabila rata – rata pemakaian sumber organik ini dengan takaran 3 – 6 ton/ ha mampu meningkatkan bobot tebu sekitar 10 ton tebu/ ha mampu meningkatkan bobot tebu sekitar 10 ton/ ha dan suplesi pupuk ZA sekitar 3 ku/ ha, maka nilai keuntungan yang di peroleh industri gula mencapai Rp. 2,8 juta. Apabila seluruh blotong dapat termanfaatkan menjadi sumber bahan organik tanah, maka produk kompos dari industri gula di indonesia akan mencapai 6 -7 juta ton kompos. Dengan takaran pemakaian kompos sekitar 3 – 6 ton/ ha, maka untuk keperluan tersebut hanya di butuhkan kompos sekitar 2 – 3 juta ton kompos. Selanjutnya sisa produk kompos dapat dijual kepada pihak lain dan minimal akan memperoleh pendapatan sekitar Rp. 600 – 700 juta. 4. Proses daur ulang air kondesor bertujuan untuk menekan jumlah air limbah yang harus dikeluarkan dan menghemat suplesi air sungai untuk proses industri (kurniawan, 2000). Aspek ekonomis dari kegiatan ini terletak pada efisiensi bahan proses. Dalam kondisi harga air yang semakin mahal seperti sekarang ini, maka aplikasi teknologi biotary dapat menghemat biaya air sekitar Rp. 1 milyar untuk satu buah industri gula. Dari aspek ekologis, penerapan teknologi ini akan menurunkan eksploitasi sumber daya air yang dirasakan semakin terbatas ketersediaannya. Untuk lebih rincinya, tabel 4.1 menunjukan potensi perolehan hasil pada industri gula yang melakukan pengelolaan limbah dengan baik. Jenis teknologi pengelolaan limbah yang dipilih, dengan pertimbangan selama ini sudah berdiri dan teknologi lainnya mudah untuk dilakukan. Tabel 4.1 potensi perolehan hasil pada pengelolaan limbah industri gula berkapasitas 4.000 TTH
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
22
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri) Jenis usaha Pabrik gula saja
Alternatif I
Alternatif II
Alternatif III
Alternatif IV
Alternatif V
Alternatif VI
Alternatif VII
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG] Macam produk
Ampas lebih
Nilai
Perolehan
(x Rp. 1000) 2.250.000
(%)
Tetes tebu Alkohol
8.400.000 6.000.000
Ampas lebih
2.250.000
Tetes lebih Pupuk organik
4.200.000 3.240.000
Ampas lebih
2.250.000
Tetes Alkohol
8.400.000 6.000.000
Ampas lebih
2.250.000
Tetes lebih
4.200.000
Pupuk organik SCT
3.240.000 18.900.000
Ampas lebih
2.250.000
Tetes Alkohol
8.400.000 6.000.000
Ampas lebih
2.250.000
Tetes lebih
4.200.000
Pupuk organik
3.240.000
Hemat air SCT
1.000.000 18.900.000
Ampas lebih
2.250.000
Tetes
8.400.000
Pupuk organik Alkohol
3.240.000 6.000.000
Ampas lebih
2.250.000
Tetes lebih
4.200.000
Pupuk organik
3.240.000
Hemat air
1.000.000
SCT
18.900.000
100
116,9
130,4
147,3
177,5
156,7
207,9
334,2
23
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
BAB
5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
24
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Dari serangkaian berbagai penanganan limbah pada pabrik gula dapat di simpulkan bahwa industri gula berpotensi untuk mengelola limbanya dengan manfaat ganda, yaitu untuk menekan pencemaran lingkungan dan meningkatkan pendapatan. Pada pengelolaan limbah industri gula 4000 TTH dapat meningkatkan perolehan pendapatan melalui proses pemanfaatan dan efisiensi bahan proses, hingga mendapatkan perolehan 2 – 3 kali lipat dari produk gulanya sendiri. Gambar 5.1 dapa menunjukan model pengelolaan limbah, dan dapat dilakukan antara lain , in-house keeping, pembuatan pupuk organik, daur ulang limbah cair, pembuatan alkohol dan SCT. SUPLESI AIR
AIR LIMBAH
TEBU TEBANG
PUCUK TEBU
SCT
EKSTRASI
AMPAS
ENERGI
PEMURNIAN
BLOTONG
PUPUK ORGANIK
KRISTALISASI
TETES
ALKOHOL
GULA
5.2 SARAN Adapun saran yang dapat diberikan, agar industri gula untuk segera melakukan pengelolaan limbah dengan bai melalui pemanfaatan dan daur ulang. Dengan demikian dapat memperkecil biaya proses gula dan meningkatkan nilai ekonomi hasil samping, sehingga menjadikan industri gula mampu bersaing di pasar Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
25
Tugas makalah PBI (pengolahan buangan industri)
[SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
dunia. Dalam hal ini diperlukan SDM yang berkualitas untuk menggeser paradigma pengelolaan limbah sebagai upaya untuk menjaga kelestarian dan meningkatkan produktivitas.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1997. Waste minimization, lembaga ekologi, universitas padjadjaran, bandung. Kurniawan, y. 1987. Beberapa sistem pengolah air limbah yang sesuai dengan pabrik gula. Majalah gula indonesia. Visualisasi internet.
Sandi Suwardina 4122.3.06.14.0001
26