2.4 Konstruksi Lantai 2.4.1
Pengertian Lantai adalah bagian dasar sebuah ruang dari bangunan yang berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktivitas sesuai dengan fungsi bangunan. Lantai memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan ruanganruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen struktural maupun elemen non-struktural dari suatu bangunan
2.4.2
Fungsi Fungsi lantai secara umum adalah menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain. Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya. Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya. Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.
2.4.3
Syarat material lantai Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .
Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan mengkilap.
2.4.4
Ukuran material lantai Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur, kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.
2.4.5
Jenis material lantai Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai pertimbangan aplikasi pada ruangan.
A. Plester (concrete) Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap. Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata ( covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika.
http://rumahidolaku.com/macam-macam-lantai-rumah/
B. Lantai tegel Jenis lantai ini merupakan lantai paling lama digunakan sebagai bagian dari rumah. Tegel terbuat dari campuran bahan semen dan pasir beton, dan diatasnya disiram aci supaya halus. Memiliki ketebalan hingga 2,5 cm, sehingga cukup berat mengangkatnya. Jika tegel pada rumah-rumah lama yang umumnya berada di Indonesia, tegel tidak berwarna, hanya warna abu-abu sehingga kesannya membosankan. Perawatannya relatif sulit apabila terkena noda cuka atau siraman air kopi karena masih ada bekas yang menempel. Dari sisi teknis memasangnya pun tidak secepat memasang keramik, karena ukurannya cukup berat dalam satu keping.
http://rumahidolaku.com/macam-macam-lantai-rumah/
http://desaininterior.me/2014/02/macam-macam-jenis-lantai-dan-tipsperawatannya/
C. Keramik Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya
http://rumahidolaku.com/macam-macam-lantai-rumah/
D. Marmer Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika ti dak cepat dibersihkan. Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.
http://rumahidolaku.com/macam-macam-lantai-rumah/
http://desaininterior.me/2014/02/macam-macam-jenis-lantai-dan-tipsperawatannya/
E. Granit Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.
http://rumahidolaku.com/macam-macam-lantai-rumah/
F. Kayu Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry . Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu
solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.
http://rumahidolaku.com/macam-macam-lantai-rumah/
G. Vinil Vinil (vinyl) merupakan bahan penutup lantai yang terbuat dari polimer sintetik yang dipercantik dengan pigmentasi dan penambahan warna. Tipe lantai yang satu ini layaknya motif bunglon yang warna serta coraknya dapat disesuaikan dengan keinginan.
http://blog.urbanindo.com/2016/09/selain-keramik-8-tipe-lantai-biasa-digunakaninterior-rumah/ Seringkali, lantai vinil dalam wujud lantai kayu. Namun ternyata ada pula lantai vinil yang memiliki tampilan bebatuan alam, kulit hewan, ubin, hingga keramik dengan motif terkini. Ada dua tipe vinil lainnya yang diproduksi dan sering digunakan yaitu : a) Ubin Vinil Lantai vinil yang satu ini memiliki bentuk layaknya ubin keramik persegi. Pilihan tipe yang satu ini sangat cantik dengan tampilan permukaan menyerupai marmer atau lantai keramik klasik.
Jenis ini berperan dalam menciptakan sebuah tampilan yang kohesif/berpadu sempurna serta menyerupai material aslinya.
b) Papan Vinil Vinil berbentuk papan ini sangat mirip dengan potongan-potongan lantai hard wood alias lantai kayu asli.
Ukuran, fitur, serta permukaannya benar-benar dibuat sangat mirip. Itu sebabnya vinil jenis ini menjadi pilihan banyak orang.
H. Karpet Selain dijadikan alas duduk/tidur serta pemanis interior, karpet juga banyak digunakan sebagai pelapis lantai rumah.
Namun hal ini banyak dilakukan orang-orang di negara subtropis atau rumah yang menggunakan AC di segala penjuru. Di Indonesia, lantai jenis ini sering ditemukan di ruangan di hotel-hotel berbintang atau gedung perkantoran. Ada dua jenis dan tipe lantai karpet yang bisa dijadikan pilihan, yaitu:
a) Sintetis: terbuat dari polyester, nilon, atau polipropilen.
b) Natural: terbuat dari benang-benang wool.
Kedua
jenis
dan
tipe
lantai
tersebut
dapat
memberikan
kesan
yang nyaman, hangat, dan juga elegan pada ruangan rumah Anda.
I.
Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.
http://www.naesarch.com/2011/02/alternatif-material-lantai.html
2.4.6
Metode pemasangan keramik lantai A. Persiapan pekerjaan pasangan keramik dinding
Alat dan bahan harus diperhatikan sebelum memulai pemasangan keramik, baik untuk dinding maupun lantai. Adapun alat yang dibutuhkan sebagai berikut : 1)
Sendok semen, sering disebut cetok yang merupakan alat untuk mengambil
semen. 2)
Benang marking, digunakan sebagai benang penuntun agar letaknya tidak
miring. 3)
Waterpass, merupakan alat yang digunakan agar lantai tidak naik turun.
4)
Palu karet , merupakan palu dengan kepala yang terbuat dari bahan karet dan
berguna untuk memukul keramik pada saat dipasang sehingga benar-benar menempel pada lantai kerja. 5)
Meteran, berguna sebagai alat ukur panjang, lebar, dan tinggi.
6)
Sarung tangan, berguna agar tangan tidak langsung menyentuh semen.
7)
Lap, berguna pada saat keramik telah dipasang untuk membersihkan bila ada
semen yang masih menempel.
Alat-alat di atas sudah lazim dipakai pada saat pemasangan keramik dan mudah didapatkan terutama di toko-toko bahan bangunan. Sementara bahan yang dibutuhkan sebagai berikut: 1)
Pasir , merupakan bahan bangunan yang dipakai sebagai penghubung antara
dasar dan permukaan keramik yang sering disebut agregat halus. 2)
Keramik , merupakan bahan bangunan yang berfungsi sebagai penutup lantai
dan dinding. 3)
Bahan perekat , berupa semen yang digunakan untuk adukan bersama pasir.
4)
Bahan pengisi naat atau tile grout , merupakan bahan yang digunakan untuk menutup lubang antar keramik yang baru dipasang. Bahan ini dapat dibeli di toko bahan bangunan.
B. Pembuatan Lantai Kerja (Lantai Dasar)
Lantai sebuah bangunan umumnya dikerjakan pada terakhir kalau seluruh bangunan sudah selesai. Mengapa demikian? Bila lantai sudah dikerjakan terlebih dahulu maka kemungkinan lantai rusak karena kejatuhan potongan-potongan bahan bangunan lainnya akan sangat sulit dihindarkan, termasuk juga tetesan-tetesan cat. Namun, lantai kerja perlu disediakan sebelum keramik dipasang. Syarat penting bagi lantai kerja antara lain rata,
cukup keras sehingga tidak mudah amblas, dan kering. Lantai kerja atau lantai dasar berguna sebagai perletakan sebelum keramik dipasang. Lantai kerja dibuat setebal minimum 5 cm. Lantai kerja ini dibuat dari adukan semen dan pasir dengan perbandingan bahan 1 sak semen : 4 sak pasir. Adukan ini diletakkan di atas lapisan pasir yang sudah dipadatkan. Agar permukaan menjadi rata dan datar, biarkan lantai kerja tersebut kering dan mengalami proses penguapan sempurna. Bila perlu, biarkan lantai kerja yang sudah rata tersebut selama minimal 3 hari.
C.
Tahap Pemasangan Keramik
Pada saat pemasangan keramik, perlu ketelitian. Pemasangan keramik/ubin/parket tergantung dari bentuk ruangan dan tata letak lubang pintunya. Untuk mendapatkan pemasangan ubin yang baik harus diperhatikan perencanaan secara menyeluruh untuk pasangan ubin semua ruangan yang berkaitan. Dibuat demikian untuk mendapatkan kesan bahwa setiap ruangan seolah-olah tidak berdiri sendiri. Dan biasanya perencanaan pemasangan keramik atau ubin berpedoman pada pintu utama. Dan pada rumah bertingkat maka pemasangannya selain berpedoman pintu utama juga harus memperhatikan arah yang ke anak tangga, karena akan berkaitan dengan pemasangan lantai atas.
Berikut diberikan tahapan pemasangan keramik untuk lantai. 1)
Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik juga harus dalam keadaan bersih, cukup kering dan rata air.
2)
Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari tulangan ini.
3)
Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat. Bahan perekat dapat berupa adukan semen. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik
permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah: Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4 cm
4)
Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat pada keramik terlepas dan memperkuat atau menambah daya lekat keramik.
5)
Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.
6)
Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
7)
Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada gambar kerja.
8)
Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti pada contoh dibawah ini.
9)
Kemudian keramik tersebut dipasang di atas campuran yang sudah diratakan .
10) Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
11) Setelah keramik kepalaan selesai dikerjakan, anda bisa memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
12) Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan, misalnya ruang keluarga yang selanjutnya diikuti ruang kamar sesuai arah pemasangannya. Namun, sebenarnya dari mana saja pemasangan keramik dapat dilakukan.
13) Cara pemasangan yang baik adalah keramik jangan dipasang secara keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk memberikan kesempatan agar lantai kerja menguap secara sempurna. Bagian yang belum dipasang keramik dapat ditutup keramik setelah 1 hari. Jarak antar keramik ( naat ) sebaiknya tidak terlalu rapat, cukup 2-3 mm.
14) Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian naat. Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7 hari pemasangan lantai keramik. Tujuannya agar keramik yang dipasang sudah tidak mengalami kembang susut. Bahan untuk naat terbuat dari semen atau bahan lainnya yang sudah tersedia di toko bahan bangunan yang umumnya senada dengan warna ubin keramik. Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout) semen atau bahan khusus yang ada dibanyak toko bangunan. Lebar nat juga berbeda antara keramik lantai dan keramik dinding, Keramik lantai, lebar nat = 4 s/d 5 mm.
15) Untuk pemasangan lantai keramik yang terlalu luas, sebaiknya diberikan expansion joint 2
berupa celah 4 - 6 mm pada setiap luas bidang 16 m . Nantinya celah tersebut diisi dengan bahan yang elastik dengan tujuan agar bila terjadi keretakan keramik atau terlepasnya keramik maka tidak akan merembet atau tidak semua keramik ikut rusak. 16) Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2 –3 hari. Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani. 17) Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya terdapat 3 –5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya. 18) Bersihkan segera bekas adukan grout pengisi nat yang telah diaplikasikan dan menempel di permukaan keramik. Kita bisa menggunakan bahan pembersih dengan kadar asam tidak lebih dari 5%. Setelah itu bersihkan dengan air bersih.
2.4.7
Analisa Survey Rumah hasil survey konstruksi lantai kami t erletak di Perumahan BME Surabaya. A. Jenis lantai
Jenis lantai yang digunakan pada rumah hasil survey kami adalah keramik dengan ukuran 40x40. Selain harganya yang terjangkau, rumah ini menggunakan keramik karena memiliki fleksibilitas pakai tinggi yang dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah lantai rumah dan juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya.. Dan juga keramik memiliki keawetan dan kekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk dipasang di lantai bangunan yang selalu menerima beban. Keramik relatif mudah dibersihkan dan dipasang namun tidak perlu dilapisi ulang (coating) seperti batu alam yang berpori-pori.
B. Pemasangan keramik lantai
Pemasangan keramik/ubin/parket tergantung dari bentuk ruangan dan tata letak lubang pintunya. Dan pada rumah hasil survey kami, perencanaan pemasangan keramik atau ubin berpedoman pada pintu tangga yang menghubungkan lantai 1 ke lantai 2 karena rumah hasil survey kami bertingkat sehingga harus memperhatikan arah yang ke anak tangga, karena akan berkaitan dengan pemasangan lantai atas. Acuan tangga dalam pemasangan keramik digunakan dengan membagi benang marking ke dua arah yang berlawanan sehingga jika ada kelebihan atau kekurangan keramik maka hal tersebut terletak dibagian belakang ruangan.
Pelaksanaan pemasangan lantai yang terjadi adalah sebagai berikut: 1) Menentukan center dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari bagian depan tangga, lalu ke arah kanan maupun ke kiri.
Start
Tangga
2) Menyiapkan campuran semen, pasir, dan air sebagai lapisan dasar untuk memasang lantai. 3) Menyiram semen MU (Mortar Utama) sebagai bahan perekat dibagian yang akan direkatkan keramik. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai yang terpasang.
4) Setelah ditaburi semen perekat, bagian yang akan dipasang keramik tersebut disiram dengan sedikit air untuk menjaga kelembaban dan agar perekat dapat bekerja dengan baik.
5) Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada gambar kerja. 6) Keramik mulai dipasang ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti pada contoh dibawah ini.
7) Kemudian keramik tersebut dipasang di atas campuran semen dan pasir yang sudah diratakan. 8) Memadatkan keramik yang baru dipasang dengan palu untuk memastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik terlepas di kemudian hari.
9) Melanjutkan pemasangan keramik, baik ke arah kanan center maupun kiri.