LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Analisis Kualitatif Empedu
DISUSUN OLEH : ERIKA KUSUMAWATI NIM : I1A010056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN AKADEMIK 2010/2011
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organuik yang dilakukan dalam laboratorium memerlukan suatu kondisi yang diperlukan oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan, waktu, dan lain-lain. Apabila salah satu kondisi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dibutuhkan maka reaksi tidak dapat berlangsung dengan baik. Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh dikarenakan adanya katalis yang disebut enzim. Selanjutnya makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut iaalah suatu protein. Makanan yang dimakan makhluk hidup umumnya masih berbentuk potongan atau keratan yang masih mempunyai ukuran yang relatif besar, misalnya nasi, keratan kentang, potongan daging atau telur, potongan sayuran atau buah-buahan. Secara garis besar makanan yang dimakan manusia terdiri atas karbohidrat, lipid, protein, mineral, vitamin, dan air. Untuk dapat digunakan sebagai sumber energi, pemeliharaan, dan pertumbuhan bagi tubuh, berbagai makanan tersebut terlebih dahulu diubah menjadi molekul-molekul yang dapat masuk ke dalam sel-sel dan mengalami berbagai reaksi kimia yang penting. Reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh dibantu dengan adanya enzim pada masing-masing organ.
2. TUJUAN
Setelah menyelesaikan program ini dengan baik mahasiswa F.K Unlam semester I diharapkan : Tujuan Umum : 1. Memahami kinetika enzim. 2. Memahami manfaat enzim dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam membantu menegakkan diagnosa. Tujuan Khusus 1. Mampu menyebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik. 2. Mampu membedakan enzim fungsional dan enzim non fungsional dalam plasma. 3. Mampu menyebutkan masing – masing dua contoh enzim fungsional dalam enzim non fungsional dalam plasma. 4. Mampu menyebutkan contoh pemeriksaan enzim yang dapat membantu menegakkan diagnosa. 5. Mampu merencanakan pemeriksaan enzimatik yang dapat menunjang diagnosa suatu kasus tertentu.
BAB II TINJAUAN TEORI
Hati merupan organ pensekresi cairan empedu. Empedu sendiri bukan sejenis enzim yang dapat mengkatalis reaksi dalam tubuh. Komposisi empedu terdiri dari air, garam empedu, pigmen empedu, kolestrol, lisitin, garam anorganik. Dari semua komposisi tersebut, yang paling penting dalam pencernaan lemak adalah efek hidrotropiknya. Teganan permukaan rendah dari lemak dan sebgian bartanggung jawab untuk emulsifikasi lemak sebelum dicerna dan diabsorpsi di dalam usus halus. Selain untuk absorpsi lemak empedu juga penting untuk proses absorpsi vitaminvitamin yang larut dalam dalam lemak (Vitamin A,D,E, dan K). Garam empedu berfunsi sebagai penetral asam lambung yang masuk ke dalam deudenum. Asam empedu merangsang produksi garam-garam empedu.
Empedu adalah produk hati yang mempunyai warna kuning kehijauan dan biasanya memiliki reaksi basa. Kandungan getah empedu dalam vesika fellea adalah air (83,92%), zat-zat padat (14,08%), asam empedu (9,14%), musin dan pigmen (2,98%), kolesterol (0,26%), asam lemak (0,62%), garam-garam anorganik (0,56%), sedangkan berat jenis empedu adalah 1,04%. pH empedu berkisar antara 6,9 – 7,7 pada vesika fellea. Sementara itu saluran empedu ekstrak hepatik mempunyai fungsi utama mengumpul dan memekatkan empedu ke dalam duodenum. Empedu memiliki sifat-sifat antara lain adalah :
Emulsifikasi, yaitu kemempuan getah empedu untuk menurunkan tegangan permukaan. Kemampuan ini membuat getah empedu mampu mengemulsikan lemak dalam usus dan melarutkan asam lemak serta sabun yang tak larut dalam air. Kemampuan ini membuat getah empedu mampu mengemulsikan lemak dalam usus dan melarutkan asam lemak serta sabun yang tak larut dalam air.
Netralisasi asam, yaitu
mennetralkan kimus yang asam dari lambungdan
mempersiapkannya untuk pencernaan di dalam usus.
Ekskresi, berguna sebagai pembawa yang penting bagi ekskresi asam empedu dan kolesterol, obat toksin, pigmen, dan berbagai substansi organik seperti tembaga, seng, dan air raksa. Empedu mempunyai peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi oleh adanya asam empedu. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting dalam darah. Beberapa kelainan kandung empedu lainnya berkontribusi dan termasuk hypomotility, peradangan kekebalan-menengah, hipersekresi dari mucins pembentuk gel, dan transisi fase dipercepat; ada juga mengurangi motilitas usus yang menambah "Sekunder" sintesis garam empedu oleh mikroflora ana erobik. Kolesterol nukleasi dimulai ketika unilamellar vesikula kolesterol ditambah empedu
sekering
fosfolipid
untuk
membentuk
multilamellar
vesikel.
Dari
monohydrate "piring-seperti" kolesterol kristal, blok bangunan batu makroskopik yang bernukleus heterogen oleh musin gel.
Sulfobromophthalein (BSP) merupakan senyawa prototipikal yang digunakan untuk menilai transportasi hepatobiliary, biotransformasi, dan mekanisme ekskretoris. BSP diangkut ke dalam hepatosit melalui transportasi organik anion-polipeptida (Oatp) keluarga dari transporter serapan. BSP terkonjugasi dengan glutathione (GSH) dalam hepatosit oleh glutathione-S-transferases (Gsts) dan kemudian dikeluarkan dari. hepatosit ke empedu melalui transporter penghabisan, multidrug perlawanan terkait protein 2 (Mrp2). Analog dibrominated BSP, disulfobromophthalein (DBSP), juga digunakan untuk menilai fungsi hepatobiliary.
BAB III EMPEDU A. Uji Fisika
1.
Uji warna Amatilah warna pada empedu.
2.
Keasaman Uji dengan kertas lakmus!
3.
Uji pigmen Uji ini berdasarkan pada : oksidasi pigmen, dengan pembentukan satu seri
senyawa berwarna misal : biliverdin (hijau), bilisianin (biru), choletelin (kuning). a.
Uji Gmelin Ke dalam tabung reaksi masukkan 3 ml larutan HNO3. Tambahkan 3 ml larutan empedu dengan menggunakan pipet. Jaga jangan sampai larutan bercampur. Kocok pelan-pelan. Amati dan catat yang terjadi !
b.
Uji Rosenbach (modifikasi uji gmelin) Saringlah 3 ml larutan empedu dengan kertas saring sebanyak 3 kali. Tambhakan 2 tetes HNO3 pada kerucut dari kertas saring, amati warna yang terjadi (seperti pada uji gmelin)!
c.
Uji Van Den Bergh Ke dalam tabung reaksi 5 ml larutan empedu encer (1 : 5). Tambahkan 2 ml reagen diazo yang masih baru (reagen Ehrlich) campurlah, amati warna yang terjadi dan bandingkan dengan aquadest.
d.
Uji Cole Didihkan 10 ml larutan empedu dalam tabung reaksi. Tambahkan 3 tetes larutan MgSO4 jenuh. Kemudian tambahkan sedikit larutan BaCl2 10% hingga tidak terjadi endapan. Didihkan lagi kemudian biarkan tabung beberapa saat (tak lama) agar BaSO4 mengendap. Tuangkan supernatant semuanya (endapan jangan ikut) kalau perlu disaring (atau di sentrifuge). Kumpulkan endapan pada tabung reaksi kering kemudian tambahkan 5 ml alkohol absolut dan kocok kuat-kuat. Tambahkan 3 tetes H2SO4 pekat dan hanya 1 tetes K-klorat. Didihkan selama 30 detik. Biarkan di rak. Amati yang terjadi!
B. Uji Pepton
Uji Pepton (Uji Oliver) Ke dalam tabung reaksi masukkan 5 ml larutan empedu (tak diencerkan). Tambahkan 5 tetes asam asetat glasial. Jika terbentuk endapan pisahkan dengan disaring. Kemudian tambahkan 4 ml larutan pepton 10%. Amati yang terjadi! (terbentuk endapan). Ambil sedikit endapan, tambahkan asam asetat berlebihan.
C. Uji mineral
1. Uji Klorida Asamkan sedikit filtrate dengan HNO3 pekat. Didihkan selama 1 menit kemudian dinginkan. Masukkan sedikit filtrate asam di atas ke dalam tabung reaksi bersih. Tambahkan 1 ml AgNO3 akan terbentuk endapan. Uji endapan dengan larutan NH4OH encer. Amati yang terjadi. 2. Uji Fosfat Asamkan sedikit filtrate dengan HNO3 pekat kemudian didihkan selama 2 menit. Tambahkan ammonium molibdat, jika perlu panaskan. Amati yang terjadi. 3. Uji Sulfat Asamkan larutan empedu encer dengan beberapa tetes HCl. Tambahkan beberapa tetes BaCl2, amati yang terjadi (terjadi endapan). Tambahkan pada sedikit endapan HCl pekat. Amati yang terjadi. 4. Uji Busa Ke dalam tabung reaksi masukkan 5 ml larutan empedu encer. Tambahkan 3 ml larutan furfural (1:1000). Tutuplah mulut tabung dengan ibu jari dan kocok keras-keras hingga terbentuk busa tebal di bagian atas tabung. Tambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat pada busa, amati yang terjadi.
D. Uji karbohidrat
1.
Uji Pettenkofer Ke dalam tabung reaksi masukkan 5 ml larutan empedu encer. Tambhkan sedikit Kristal sukrosa. Kocok sampai larut (atau hangatkan ; lalu dinginkan). Hati-hati tambahkan 3 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung yang dimiringkan, amati yang terjadi (catat). Kocoklah apa yang terjadi? Dinginkan tabung bila menjadi panas. Jaga jangna sampai penambahan sukrosa berlebihan.
2.
Uji Furfural-H2SO4 Ke dalam tabung reaksi masukkan 5 ml larutan empedu encer. Tambahkan 3 tetes larutan furfural (1 : 1000). Hati-hati tambahkan 3 ml H2SO4 pekat lewat dinding tabung yang dimiringkan. Amati yang terjadi (catat). Kocoklah.
E. Uji Lemak
Uji Kolesterol Salkowski Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 ml empedu, tambahkan 3 ml kloroform. Kocok. Kemudian akan terpisah. Ambil lapisan bagian atas, tertinggal bagian benig. Hati-hati tambahkan 3 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung yang dimiringkan. Kocok kemudian akan terpisah. Lapisan kloroform yang ada di atas akan berwarna merah-kebiruan, merah cherry dan purple. Lapisan bawah yaitu H2SO4 akan berwarna kuning dengan fluoresensi berwarna hijau.
F.
Alat dan bahan
Alat
Bahan
1. Tabung reaksi
1. Empedu cair
10.Asam asetat glasial
2. Pipet Tetes
2. Empedu pekat
11.larutan pepton 10%
3. Kertas saring
3. HNO3
12.AgNO3
4. Labu Erlenmeyer
4. Reagen Diazo
13.Larutan NH4OH encer
5. Stopwatch
5.Larutan MgSO4 jenuh
14.HCL
6. Kertas lakmus
6.Larutan BaCl2 10%
15.Bubuk belerang
7.Alkohol absolut
16.Kloroform
8.H2SO4 pekat
17.Larutan Furfural
9.K-klorat
18.Kristal Sukrosa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PRAKTIKUM EMPEDU
Tabel 1. Uji Fisika NO 1.
PERCOBAAN
HASIL
Uji Warna
KETERANGAN Warna yang terbentuk Hijau Tua pH = 7
Keasaman
2.
Uji Gmelin
+
Warna yang terbentuk hijau dan kuning
3.
Uji Rosenbach
+
Warna yang terbentuk hijau tua, kuning, coklat, dan bening
4.
Uji Van Den
+
Warna yang terbentuk biru muda, kehijau-hijauan
Bergh 5.
Uji Cole
+
Warna yang terbentuk di dalam larutan hijau dan terdapat endapan biru muda
Tabel 2. Uji Protein NO
PERCOBAAN
HASIL
KETERANGAN Terbentuk endapan. Ketika diberi
Uji Pepton (Uji 1.
+
asam asetat berlebihan endapan
Oliver) tidak larut.
Tabel 3. Uji Mineral NO 1.
PERCOBAAN
HASIL
Uji Klorida
+
KETERANGAN Ada endapan kuning, bagian permukaan berwarna kuning bening
2.
Uji Fosfat
+
Kuning dan terbentuk endapan
3.
Uji Sulfat
+
Hijau tua dan terbentuk endapan
5.
Uji Busa
+
Bagian dasar berwarna hijau, bagian permukaan terdapat busa berwarna putih
Tabel 4. Uji Karbohidrat NO
PERCOBAAN
HASIL
1.
Uji Pettenkofer
+
KETERANGAN Ada tiga lapisan yaitu warna hijau di bagian atas, warna hitam pada lapisan tengah seperti cincin dan warna coklat di bagian bawah,ketika dikocok warna hitam di atas dan kuning di bawah
2.
Uji FurfuralH2SO4
+
Ada 3 lapisan warna yaitu hijau di atas, ungu kehitam-hitaman di tengah dan kuning di bawah
Tabel 5. Uji Lemak NO
PERCOBAAN
HASIL
1.
Uji Kolesterol
-
Salkowski
KETERANGAN Lapisan bagian atas berwarna hijau tua, lapisan bagian bawah berwarna kuning dengan fluoresensi hijau.
2. PEMBAHASAN
Setiap hari manusia memerlukan makanan untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya. Pencernaan makanan adalah proses memecah molekul makanan dari besar menjadi kecil sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh. Dalam mencerna makanan, tentunya
memerlukan zat-zat maupun enzim yang bisa memperlancar
proses tersebut. Masing-masing zat dalam pencernaan memiliki fungsi dan kedudukan yang spesifik agar metabolisme dapat berjalan dengan normal serta sesuai keperluan. Proses
pencernaan
makanan
diselenggarakan
dengan
bantuan
enzim
pencernaan dan kelenjar pencernaan yang menghasilkan sekret tertentu untuk mempermudah pencernaan dan dapat diserap tubuh. Berdasarkan hal diatas maka praktikum ini dilakukan analisa kualitatif pada empedu dimana keduanya mempunyai peran dalam proses pencernaan. Sebelum membahas hasil praktikum, maka dijelaskan terlebih dahulu sedikit tentang kelenjar empedu.
1. Uji Fisika a. Uji warna Pada uji ini cairan empedu akan terlihat berwarna hijaua tua. b. Uji keasaman Pada saat diuji dengan menggunakan kertas lakmus , cairan empedu menunjukkan pH 7. 2. Uji Pigmen a. Uji Gmelin Dari hasil percobaan terlihat bahwa terdapat dua lapisan, yaitu hijau (atas) dan kuning (bawah). Uji Gmelin akan memberikan nilai positif apabila membentuk warna kuning, merah, violet, biru, dan hijau. Adapun warna kuning yang diperoleh menunjukkan adanya choletelin (kuning) pada empedu. b. Uji Rosenbach Uji Rosenbach akan memberikan nilai positif apabila diperoleh warna seperti warna pada Uji Gmelin (kuning, merah, violet, biru, dan hijau). Pada uji ini penyaringan berfungsi untuk mendapatkan pigmen yang lebih spesifik karena kandungan empedu yang lainnya tidak bercampur. Dari hasil percobaan diperoleh larutan berwarna cokelat. c. Uji Van den Bergh Uji ini akan bernilai positif apabila terbentuk larutan berwarna merah, merah
keunguan,
atau
adanya
endapan
hijau.
Hasil
percobaan
menunjukkan adanya sedikit endapan berwarna kehijau-hijauan yang berarti positif. Warna merah menunjukkan pembentukan azobilirubin dari bilirubin (pigmen hati). Dalam hati, bilirubin bebas berkonjugasi dengan asam glukoronat dan konjugatnya yaitu biliribin glukoronida dan kemudian bias diekskresikan ke dalam empedu. Lebih lanjut bilirubin terkonjugasi yang larut dalam air dapat bereaksi langsung dengan reagensia diazzo. d. Uji Cole Berdasarkan pada pigmen empedu yang diabsorbsi oleh BaSO4. K-Klorat bereaksi sebagai pengoksidasi lemah yang mengubah biliverdin dan bilirubin menjadi senyawa berwarna biru dengan bantuan alkohol absolut sebagai palarut. Seharusnya terjadi endapan berwarna biru dengan endapan yang menunjukkan pigmen yang teroksidasi adalah bilisianin. Endapan BaSO4 yang terbentuk untuk mengabsorbsi pigmen. Artinya tes ini akan memberikan nilai positif apabila terbentuk endapan berwarna biru. Dan dari hasil percobaan ini terlihat endapan berwarna biru di dalam larutan berwarna hijau. 3. Uji Protein Uji Pepton (Uji Oliver) Adapun pada uji ini akan dihasilkan endapan pada saat penambahan dengan
asetat glasial dan laruatan pepton 10% karena terjadi pada titik
isoelektrik. Endapan ini berwarna kuning yang merupakan campuran pepton dengan asam empedu. Setelah terbentuk endapan maka ditambahkan asam asetat glacial berlebih yang menyebabkan endapan larut. Hal ini dikarenakan telah melewati titik isoelektriknya, di mana pepton larut dalam asam asetat. 4. Uji Mineral a. Uji Klorida Uji ini dilakukan untuk membuktikan adanya Cl- dengan terbentuknya AgCl dan untuk memastikan diuji dengan larutan NH4OH. Pada uji ini setelah penambahan HNO3, larutan menjadi keruh berwarna hijau, tapi di dasar tabung berwarna hitam. Dan pada penambahan AgNO3, terbentuk endapan berwarna putih dengan larutan keruh. Akan tetapi, setelah penambahan larutan NH4OH, tidak terjadi perubahan warna pada larutan. NH4OH dalam uji berfungsi sebagai pengikat klorida pada empedu sehingga terbentuk garam ammonium klorida. b. Uji Fosfat Dalam uji ini ketika filtrat ditambahkan dengan larutan HNO3, larutan berubah warna menjadi berwarna ungu. Lalu setelah dididihkan selam 2 menit, larutan berubah warna menjadi berwarna kuning. Dan hasil akhir dari uji akhirnya menunjukkan adanya endapan berwarna kuning karena fosfat yang ada dalam filtratberikatan dengan ammonium molibdat membentuk ammonium fosfomolibdat.
c. Uji Sulfat Pada uji ini setelah penambahan barium klorida maka akan terbentuk presipitat. Larutnya presipitat dengan penabahan HCl menandakan adanya sulfat. Pada reaksi ini tidak mutlak garam dari empedu harus berwarna dan mengendap karena reaksi ini bersifat reversible. Pada percobaan didapatkan hasil warna hijau kekuningan. d. Uji Busa Pada uji ini setelah larutan yang berisi campuran dari larutan empedu dan larutan furfural ditambahkan dengan H2SO4, maka terbentuk busa dengan warna pink (merah jambu), dan di dasar abung juga berwarana pink (merah jambu). 5. Uji Karbohidrat a. Uji Pettenkofer Saat penambahan H2SO4 terbentuk larutan dengan 3 lapisan warna : hijau oleh empedu (atas), cincin merah hitam oleh sukrosa (tengah), dan bening oleh H2SO4 cincin (bawah). Setelah dikocok terdapat 2 lapisan warna : hitam di atas dan warna kuning di bagian bawah. b. Uji Furfural- H2SO4 Pada uji ini terbentuk 3 lapisan utama, yaitu : warna hijau di bagian atas, warna cokelat di bagian tengah, dan warna putih di dasar atau di bagian bawah.
6. Uji Lemak Menghasilkan bagian bawah yang berwarna kuning dengan flourensi hijau tetapi bagian atasnya bening tidak sesuai dengan teori, walaupun sudah dilakukan percobaan yang sama-sama dimasukan ketika mencampurkan H2SO4 dalam larutan adalah munculnya rasa panas pada tabung reaksi. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup sebagian besar berlangsung di dalam sel, bahkan banyak diantaranya di dalam organel yang mempunyai membran dengan pori-pori yang amat kecil bahkan umumnya bersifat tidak permeabel terhadap semua senyawa. Oleh karena itu makanan yang molekulnya besar harus dipecah dahulu menjadi senyawa yang molekulnya kecil yang disebut dengan pencernaan makanan. Lemak makanan meninggalkan lambung dan masuk ke dalam usus halus, untuk menjalani emulsifikasi (tersuspensi dalam partikel-partikel halus dalam lingkungan air) oleh garam-garam empedu. Garam-garam empedu adalah senyawa amfifatik (mengandung komponen hidrofobik dan hidrofilik), yang disintesis di hati dan disekresikan melalui kandung empedu ke dalam lumen usus. Kontraksi kandung empedu dan skeresi enzim pankreas dirangsang oleh hormon usus kolesistokinin. Garam empedu berfungsi sebagai detergen, yang mengikat globulus lemak makanan sewaktu terjadi pemecahan oleh kerja peristaltik. Lemak yang mengalami emulsifikasi ini diserang oleh enzim pencernaan dari pankreas.
Asam lemak dan 2-monoasligliserol yang dihasilkan oleh proses pencernaan dikemas ke dalam misel, suatu butiran halus yang mengalami emulsifikasi oleh garam empedu. Lemak makanan lainnya, misalnya kolesterol dan vitamin larut lemak, juga dikemas dalam misel ini. Misel kemudian berpindah menembus lapisan air (lapisan air yang tenang) ke mikrovili pada permukaan sel epitel usus tempat penyerapan asam lemak, 2-monoasilgliserol, dan lemak makanan lainn ya. Garam empedu, yang tetap berada di dalam usus, mengalami penyerapan ekstensif saat mencapai ileum. Lebih dari 95% garam empedu mengalami resirkulasi, yakni beredar melalui sirkulasi enterohepatik ke hati. Hati mensekresikan garam tersebut ke dalam empedu untuk disimpan dalam kandung empedu dan disemprotkan ke dalam lumen usus pada daur pencernaan berikutnya. Untuk dapat diserap, asam lemak rantai pendek dan sedang (C4 sampai C12) tidak memerlukan garam empedu. Asam lemak ini diserap langsung ke dalam sel epitel usus. Karena tidak perlu dikemas ke dalam kilomikron, asam lemak tersebut masuk ke dalam darah portal (bukan ke limfe) dan diangkut ke hati berikatan dengan albumin. Kandung empedu tidak hanya berfungsi menyimpan cairan empedu, tetapi juga memekatkannya dengan menarik solut air yang tidak esensial, sehingga hanya menyisakan garam empedu dan pigmen. Proses pemekatan ini terutama melalui transpor aktif ion natrium ke dalam ruang interselular lapisan sel yang kemudian akan menarik air, ion bikarbonat, dan ion klorida dari cairan empedu kembali ke cairan ekstraselular, sehingga cairan empedu dalam kandung empedu menjadi pekat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Modul Praktikum Biokimia Kedokteran. Banjarbaru: Bagian Biokimia Kedokteran FK Unlam 2010. Koolman J, Rohm KH. 2001. Atlas Berwarna Dan Teks Biokimia. Jakarta: Hipokrates. Murray RK, Graner DK, Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: EGC.
Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori
dan Praktek Biokimia Dasar Medis.
Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
.
Dawn B. Marks, et al . 2000. Dasar-Dasar Kimiawi dan Biologis Biokimia. Dalam: Biokimia Kedokteran Dasar . Jakarta:
EGC.
David Q-H. Wang, et al . Biliary lipids and cholesterol gallstone disease. Journal of Lipid Research 2009: 406 – 411. Scott
A.
Reisman.
Nrf2
Activation
Enhances
Biliary
Excretion
of
Sulfobromophthalein by Inducing Glutathione-S -Transferase Activity. Journal of Lipid Research 2009; 109: 24 – 30.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum
:Analisis Kualitatif Empedu
Hari/Tanggal
:Rabu, 15 Desember 2010
Waktu
:15.00 – 18.00 WITA
Tempat
:Laboratorium Biokimia FK Unlam , Banjarbaru
Praktikan
Erika Kusumawati NIM . I1A010056
Banjarbaru, 22 Desember 2010 Mengetahui, Dosen Pembimbing
Drs. Eko Suhartono, M. Si NIP. 132064912
Asisten Kelompok
Ma’rifatul Mubin
NIM. I1A006046