STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR “PERAWATAN “PERAWATAN TRAKEOSTOMI” Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I
DISUSUN OLEH:
ASIH YULIANTI MARTINI
(C.0105.17.121)
IRFAN PRASETYO
(C.0105.17.135)
RONI ARISANDI
(C.0105.17.149)
PROGRAM STRATA I KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI 2018
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN TRAKEOSTOMI
Pengertian:
Tindakan merawat lubang stoma pada trakeostomi dan area sekitar
Tujuan:
Menjaga keutuhan jalan napas
Mencegah infeksi
Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakeostomi
Persiapan alat:
Tali pengikat trakeostomi
Kom/mangkuk steril, cairan NaCl 0,9%, hidrogen peroksida (H 2O2), spuit 10 cc
Stetoskop
Suction set
Set ganti balut steril
1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril
Kapas apus (swab), (swab), alkohol 70%
Nierbeken / bengkok, plester, plester, dan gunting
Sikat pembersih
Handuk, perlak, dan kantung plastik
Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/ skort skort (kalau (kalau perlu)
Persiapan pasien:
Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilaksanakan
Mengatur posisi yang nyaman
Persiapan perawat:
Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil
Prosedur pelaksanaan: 1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya serta partisipasi klien yang dibutuhkan. 2. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman bagi klien dan perawat (supinasi atau
semifowler). 3. Membentangkan handuk di dada klien. 4. Menjaga kebutuhan privasi klien. 5. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau. 6. Menutup sampiran (kalau perlu). 7. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih.
bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk pembersihan 8. Membuka set peralatan dan bungkus trakeostomi. a. Meletakkan perlak paling bawah dan atur peralatan suction. b. Mengatur mangkuk steril kedua dekat tetapi diluar lalu lintas mangkuk pertama, jangan menyentuh bagian dalam mangkuk. c. Menuangkan sekitar 50 ml hidrogen peroksida. d. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrogen peroksida. e. Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa pertama, dan normal saline pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga tetap dibiarkan kering. f. Membuka swab berujung kapas. Tuangkan hidrogen peroksida pada satu paket swab, dan normal saline apda paket swab lainnya. g. Jika trakeostomi menggunakan kanule dalam sekali pakai (disposible). (disposible). Buka bungkusnya, sehingga dapat dengan mudah diambil. Pertahan sterilitas kanule dalam. h. Menentukan panjang tali pengikat trakeostomi yang diperlukan dengan menggandakan lingkar leher dam menambah 5 cm dan gunting tali pada panjang tersebut. 9. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah menggunakan skort , kaca mata
pelindung, dan handscoen steril. 10. Siapkan dan lakukan pengujian pada kateter. Paket mesin pengisap harus dibuka secara
hati-hati, saat membawanya jangan menyentuh ujung kateter. Namun demikian, pengatur lubang angin yang terdapat di ujung kateter dapat disentuh, disentuh, jadi jangan khawatir mengenai hal tersebut. Kateter biasanya direkatkan pada selang trakea yang dihubungkan ke mesin pengisap.
a.
Nyalakan mesin pengisap dan lakukan pengujian melalui ujung kateter untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya mesin tersebut. Ujilah dengan menutupkan ibu jari Anda di atas lubang kateter lalu melepaskan.
b.
Boleh jadi selang trakea tersebut memiliki satu atau dua bukaan/lubang, dan mungkin juga dilengkapi balon (cuffed) yang (cuffed) yang dapat diatur untuk menguragi risiko aspirasi atau tanpa dilengkapi balon (uncuffed), (uncuffed), berlubang (memungkinkan untuk berbicara) atau tidak berlubang.
11. Siapkan pasien dan ambil larutan garam (NaCl). Pastikan kepala dan bahu pasien sedikit
ditinggikan/diangkat. Keduanya harus nyaman selama prosedur perawatan berlangsung. Untuk membuatnya tenang, izinkan pasien menarik napas dalam-dalam sekitar tiga sampai empat kali. Segera setelah pasien dalam posisi tepat, masukkan 3-5 mililiter larutan NaCl 0,9% ke dalam selang kateter. Tindakan tersebut akan membantu merangsang pasien mengeluarkan lendir dan menambah uap lembap pada membran lendir. Larutan NaCl 0,9% harus digunakan teratur selama proses pengisapan untuk mencegah pembentukan sumbatan lendir kental dalam tenggorokan, yang dapat menghalangi jalan udara. \ a.
Berapa kali NaCL 0,9% harus dimasukkan berbeda untuk pasien satu dan yang lain tergantung pada seberapa kental dan banyak lendir yang diproduksi oleh tenggorokannya.
b.
Caregiver harus memeriksa warna, bau, dan juga kekentalan lendir untuk berjaga bilamana ada infeksi – lendir lendir berubah menjadi hijau keabu-abuan serta berba u tak sedap.
12. Masukkan kateter tersebut dan pasang pengisap. Arahkan kateter te rsebut ke dalam selang
trakea dengan lembut sampai pasien mulai terbatuk hingga batuk tersebut berhenti dan tidak berlanjut. Pada sebagian besar kasus, selang kateter tersebut harus dimasukkan ke selang trakeostomi sedalam kira-kira 10,2 sampai 12,7 cm. Lengkungan alami kateter harus mengikuti lengkungan dari selang trakea. Kateter tersebut harus ditarik sedikit ke belakang sebelum pengisapan dilakukan, sehingga akan membuat pasien merasa lebih nyaman. a.
Pasang pengisap dengan menutup pengatur lubang angin saat menarik kateter dari selang trakea dengan gerakan pelan dan memutar. Pengisap sebaiknya tidak digunakan lebih lama dari kira-kira sepuluh detik, selama waktu tersebut kateter akan terus memutar dan tertarik keluar. Pengisap akan terlepas.
b.
Selang trakeostomi dibuat dalam beberapa ukuran dan bahan seperti plastik semifleksibel, plastik keras dan logam. Beberapa jenis selang dibuat untuk sekali pakai (disposable), sementara yang lain dapat digunakan secara berulan g.
13. Biarkan pasien menarik napas sesaat. Izinkan pasien menarik napas pelan dan dalam
sebanyak 3-4 kali di antara tahap pengisapan, sebab saat mesin pengisap bekerja sangat sedikit udara yang dapat masuk ke paru-paru pasien. Pasien sebaiknya diberikan oksigen setiap kali usai tahap pengisapan pe ngisapan atau berikan waktu untuk bernapas tergantung dari kondisi pasien. a.
Bersama pelepasan kateter, sedot air leding melalui selang tersebut untuk membuang semua lendir kental, lalu cuci kateter dengan hidrogen peroksida.
b.
Ulangi proses tersebut selama diperlukan jika pasien memproduksi lebih banyak lendir yang terisap keluar dari selang trakea.
c.
Pengisapan diulangi sampai saluran napas bersih dari lendir.
d.
Setelah pengisapan, aliran oksigen dikembalikan pada tingkat dasar sebagaimana sebelumnya.
14. Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan handscoen steril yang baru.
Pertahankan agar tangan dominan tetap steril sepanjang prosedur dilakukan. 15. Membersihkan kanule dalam. 16. Mengganti kanule dalam sekali pakai (disposible inner-canula) : inner-canula) :
a. Membuka dan dengan hati-hati lepaskan kanule dalam dengan menggunakan tangan yang tidak dominan. b. Melakukan penghisapan dengan teknik steril (jika diperlukan). c. Mengeluarkan kanule dalam baru steril dari bungkusnya dan siramkan sejumlah normal saline steril pada kanule baru tersebut. Biarkan normal saline menetes dari kanule dalam. d. Memasang kanule dalam dengan hati-hati dan cermat dan kunci kembali agar tetap pada tempatnya. e. Menghubungan kembali klien dengan sumber oksigen. 17. Membersihkan kanule dalam tak disposible :
a. Melepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak dominan, dan masukkan kanule tersebut kedalam mangkuk berisi hidrogen peroksida. b. Membersihkan kanule dalam dengan sikat (tangan dominan memegang sikat dan tangan yang tidak dominan memegang kanule. c. Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida dan tuangkan normal saline pada kanule sampai semua bagian kanule terbilas dengan baik. Biarkan normal saline menetes dari kanule dalam. d. Memasang kembali kanule dalam dan kunci.
e. Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen. 18. Membersihkan bagian luar/sekitar kanule dan kulit sekitarnya dengan menggunakan
hidrogen peroksida, lalu bilas dengan dengan NaCl dan dan keringkan dengan kasa. Stoma tersebut harus dibersihkan dalam gerakan memutar (dengan kain kasa steril) mulai dari posisi jam 12 dan menyekanya turun ke posisi jam 3. Selanjutnya gunakan kain kasa baru yang direndam dalam larutan antiseptik dan usap ke arah atas ke posisi jam 9: a. Untuk membersihkan setengah bagian terbawah dari stoma tersebut, usapkan kain kasa baru dari posisi jam 3 naik ke posisi jam 6. Selanjutnya usap lagi dari posisi jam 9 bergerak turun ke posisi jam 6. 19. Mengganti tali pengikat trakheostomi : a. Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya sementara m emasang tali yang baru. b. Menyisipkan tali yang baru pada salah satu sisi faceplate. faceplate. Melingkarkan kedua ujung bebasnya mengelilingi bagian belakang leher klien ke sisi lainnya faceplate lainnya faceplate dan ikat dengan kuat tetapi tidak ketat. Gunting tali trakeostomi yang lama. 20. Memasang kasa pada mengelilingi kanule luar dibawah tali pengikat dan faceplate dan faceplate.. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tali pengikat tidak terlalu ketat tetapi pipa trakheostomi tertahan dengan aman pada tempatnya. 21. Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa (cuff) pipa trakeostomi :
Memakai handscoen steril
Jika terdapat klem pada pada pipa cuff lepaskan klemnya dan sambungkan dengan spuit.
Meminta klien menghirup nafas dalam bersamaan dengan secara perlahan mengaspirasi udara pada cuff (biasanya 5 cc). Mengamati adanya kesulitan bernafas.
22. Mengatur kembali posisi klien, memasang pengaman tempat tidur, dan atur kembali ketinggian tempat tidur. 23. Merapihkan peralatan. 24. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan. 25. Mengevaluasi keadaan/respon pasien setelah perawatan trakeostomi. 26. Melakukan dokumentasi.