HIMPUNAN AHLI PEMBANGKITAN PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK INDONESIA Sekretariat : Komplek PLTD Senayan, Jl. Asia Afrika – Jakarta 12210 Telp/fax : 021 5785 1780, e-mail :
[email protected] [email protected] om
HAK T
1
HAK T •
Menjadi lembaga Menjadi lembaga independen yang independen yang mampu mewujudkan masyarakat ahli pembangkitan tenaga listrik yang profesional dan memiliki peran penting dalam bisnis tenaga listrik di Indonesia
Himpunan merupakan organisasi merupakan organisasi nirlaba yang nirlaba yang berfungsi sebagai wadah pembinaan wadah pembinaan profesionalisme insan profesionalisme insan ahli pembangkitan tenaga listrik 2
HAK T
•
•
•
3
Menghimpun para Ahli Pembangkitan Pembangkitan Tenaga listrik dalam wadah independen untuk meningkatkan profesionalisme profesionalisme dan mengoptimalkan mengoptimalkan pemanfaatan pemanfaatan potensi bersama melalui jejaring profesi, kerjasama dan sinergi.
Mendorong pengembangan berkelanjutan sektor Ketenagalistrikan Nasional yang diselengarakan berdasarkan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat. Ikut serta serta membangun masyar masyarakat, akat, bangsa dan negara, khususnya dalam pengembangan potensi SDM
HAK T
•
•
•
4
Menghimpun para Ahli Pembangkitan Tenaga listrik dalam wadah independen untuk meningkatkan profesionalisme dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi bersama melalui jejaring profesi, kerjasama dan sinergi.
Mendorong pengembangan berkelanjutan sektor Ketenagalistrikan Nasional yang diselengarakan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat. Ikut serta membangun masyarakat, bangsa dan negara, khususnya dalam pengembangan potensi SDM
HAK T
•
•
•
5
Menghimpun para Ahli Pembangkitan Tenaga listrik dalam wadah independen untuk meningkatkan profesionalisme dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi bersama melalui jejaring profesi, kerjasama dan sinergi.
Mendorong pengembangan berkelanjutan sektor Ketenagalistrikan Nasional yang diselengarakan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat. Ikut serta membangun masyarakat, bangsa dan negara, khususnya dalam pengembangan potensi SDM
1
KOMPETENSI
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
(KNOWLEDGE)
(SKILL)
Domain Kognitif
Domain Psikomotoris
SIKAP KERJA (ATTITUDE) Domain afektif
Kompetensi adalah: Kemampuan (seseorang) Tenaga Teknik untuk mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan yang dilandasi oleh Pengetahuan,Ketrampilan dan Sika kerj
6
HARD KOMPETENSI HEAD : Pengetahuan Domain Kognitif
HAND : Ketrampilan Domain Psikomotoris
HEART : Sikap
Domain afektif
Apa itu kompetensi ?
MEMELIHARA COAL HANDLING KTL. PH.22.111.02
gas flow econo mizer
Superheater reheater
Coal bunker
EP
Boiler
Coal
ash EP hopper
Air heater
furnace AIR HEATER
DDCC
Transporter ash
ID Fan
dryer SDCC
Transfer 250 m3 Bin
udara Compressor masuk
AIR HEATER
mill reject PULVERIZER
Jumbo Truck Transporter capsole DUST
screen crusher
DUM TRUCK
CONVEYOR FD Fan UNIT BISNIS SURALAYA SURALAYA STEAM POWER PLANT #567 ASH AND DUST HANDLING PLANT #567 FLOW GAS AND ASH HANDLING PLANT SUDIRMAN
Silo 2x2500m3
CONDITIONING 1
PA Fan
ASH VALLEY
MARET 2007
STACK
C O N V E Y O R
ASH VALLEY
DRY UNLOADING
TRUCK CAPSULE DUST CONDITIONING 2
1.Manual Book coal handling system
Manual Book coal handling merupakan dokumen yang harus dipelajari dalam rangka melakukan kegiatan pemeliharaan coal handling system. Dalam manual book dapat dipelajari spesifikasi peralatan, urutan pemeliharaan, komponen utama dan komponen pendukung serta fungsinya. Manual book dapat dilihat pada unit pembangkit masing-masing.
1.SOP Pemeliharaan coal handling system
Standar Operasi Prosedur Pemeliharaan merupakan suatu standar berupa urut-urutan dalam rangka melakukan kegiatan pemeliharaan coal handling system, mulai dari persiapan, pelaksanaan. Tujuan dari SOP ini adalah untuk memudahkan para tenaga pemeliharaan melakukan pekerjaan sehingga tidak ada kegiatan yang terbalik-balik atau salah prosedur.
PEMELIHARAAN PREVENTIVE PADA PERALATAN COAL HANDLING Definisi Pemeliharaan yang dilakukan berulang ulang agar suatu peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya meskipun tidak dapat meningkatkan kemampuan interen –
Macam – macam Pemeliharaan Preventive
1. Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan terhadap peralatan Coal Handling yang dilakukan secara berulang ulang atas dasar rekomendasi pabrik dan system operasi
–
a. Pemeliharaan Rutin Harian Melakukan pekerjaan pemeriksaan dan aktivitas peralatan setiap hari sehingga dapat mengetahui serta mendapatkan history sedini mungkin
b. Pemeliharaan Rutin Mingguan c. Pemeliharaan Rutin Bulanan d. Pemeliharaan Rutin 6 Bulanan
2. Pemeliharaan Periodik Pemeliharaan yang dilaksanakan berdasarkan rekomendasi pabrik yang disesuaikan dengan jam operasi suatu peralatan. Untuk menyesuaikan dari system operasi peralatan Coal Handling yang saling mendukung pasokan stok dan pengisian Unit 1~7, maka untuk pemeliharaan periodic dikelompokkan sehingga pelaksanaannya dengan cara annual kelompok. a. Simple Inspeksi b. Major Inspeksi c. Serious Inspeksi
Prosedur Pemeliharaan Preventif Peralatan Coal Handling a. Pemeliharaan Rutin Harian Di kerjakan berdasarkan Job Plans Surat Perintah Kerja yang dilbuat setiap hari berbentuk Rencana Kerja Fisik b.Pemeliharaan Rutin Mingguan Di kerjakan berdasarkan Job Plans Surat Perintah Kerja yang diterbitkan berbentuk Rencana Kerja Fisik mingguan yaitu menindak lanjuti Realisasi Rutin Harian
c. Pemeliharaan Rutin Bulanan Surat Perintah Kerja akan terbit sesuai job plants rutin bulanan secara automatis dalam CMMS d. Pemeliharaan Rutin 6 Bulanan Surat Perintah Kerja akan terbit sesuai job plants 6 bulan rutin didalam job plans bulanan secara automatis dalam CMMS
Lis Pelaksanaan Pemeliharaan Preventif Peralatan Mekanik Coal Handling Rutin
Peralatan Mekanik Harian
Mingguan
Bulanan
6 Bulan
Kebersiha n alat dan tempat
Kebersiha n alat , tempat dan bagian dalam hopper / chute
Kebersiha n alat , tempat dan bagian dalam hopper / chute
Kebersiha n alat , tempat dan bagian dalam hopper / chute
Kondisi / kebocoran plate dinding
Perbaikan / Pengelasa n kebocoran
Perbaikan / Pengelasa n kebocoran
Periodik Annual inspeksi Simple Major Serious Inspeksi Inspeksi Inspeksi
Peralatan Statis
Hopper / Chute
Kebersiha n alat , tempat dan bagian dalam hopper / chute
Kebersiha n alat , tempat dan bagian dalam hopper / chute
Perbaikan pengganti an plate dinding sesuai kondisi Pemeriksa an kondisi dumper dan tes Pemeriksa Regreasin manual an kondisi g buka dumper penggerak tutup
Perbaikan pengganti an plate dinding sesuai kondisi Pemeriksa an kondisi dumper dan tes manual buka tutup
Perbaikan pengganti an plate dinding sesuai kondisi
–
Rekondisi hopper / chute
Over haul dumper dan penggerak
–
Evaluasi
PEMELIHARAAN PREDICTIF PADA PERALATAN COAL HANDLING
Definisi Pemeliharaan terencana yang dilakukan dengan cara mengganti peralatan atau komponen secara berkala tanpa mempedulikan kondisi alat maupun komponen tersebut. Namun pemeliharaan ini akan memakan waktu pemberhentian peralatan ( alat tidak operasi ) biasanya cukup lama dan mahal karena penggantian komponen yang masih dalam kondisi baik bersama sama dengan komponen yang rusak. Perlakuan seperti ini bertujuan untuk : - Melakukan perpanjangan interval siklus pemeliharaan - Sebagai tolak ukur penentuan pemeliharaan –
Pemeliharaan terencana ini berdasarkan terkumpulnya data dan analisa dari - Teknologi - Keahlian
Prosedur Pemeliharaan Predictif Peralatan Coal Handling
Untuk menghindari kegagalan dalam memprediksi peralatan coal handling perlu adanya prosedur dalam pelaksanaannya, data adalah sebagai pendukung utamanya . Maintenance taktis Yaitu data pendukung peralatan berasal dari operasi dan preventif
Teknologi Biasanya data ini berdasarkan dari suatu alat ukur Temperature Vibrasi Laboratorium, Micro analis ( sertifikat ) • • •
Keahlian -
Alignment Analog Analisis
PEMELIHARAAN KORECTIF PADA PERALATAN COAL HANDLING
Definisi
Pemeliharaan yang terjadi atau dilakukan secara tak terencana, pemeliharaan setelah peralatan rusak
Macam – macam Pemeliharaan korectif
Jenis pemeliharaan ini sering terjadi di system Coal handling karena factor : a. Faktor alam terhadap peralatan yaitu : - Belt Belt putus disebabkan benda asing ( batu, besi, kayu ) b. Faktor Operasi, Preventif dan Predictif terhadap peralatan Yaitu merupakan kegagalan dalam melaksanakan pengoperasian, dan memprediksi suatu masalah. Ini dapat disebabkan dari data yang kurang akurat dan terlambat dalam ambil tidakan
Prosedur Pemeliharaan Korectif Peralatan Coal Handling
Untuk segera mengembalikan keandalan peralatan diperlukan suatu prosedur antara lain : a. Standar kerja Perlunya suatu standar kerja menjadi salah satu prosedur pemeliharaan korektif, agar dapat mempercepat waktu pekerjaan dengan hasil yang baik b. Minimum Stock material ( Spare part ) Keahlian ( SDM trampil dan Inovatif ) •
1. Riwayat Pemeliharaan
Riwayat pemeliharaan merupakan catatan kejadian kerusakan yang pernah terjadi, bagaimana cara menanggulanginya serta komponen apa yang diganti. Riwayat pemeliharaan dicatat sebagai pedoman untuk pemeliharaan selanjutnya. jika terjadi kasus kerusakan atau kerusakan yg sama maka akan mudah mengidentifikasi dan menaggulanginya, sebab sebelumnya telah ada datanya.
2. Data Unjuk Kerja Sebelum dan Sesudah Pemeliharaan
Data unjuk kerja sebelum pemeliharaan merupakan data ril yang ditunjukkan oleh hasil pemeriksaan atau hasil pembacaan pada alat instrument. Sedangkan data unjuk kerja setelah pemeliharaan merupakan data hasil pemeriksaan atau hasil pembacaan pada instrument setelah peralatan/unit dioperasikan.
3. Instruksi Kerja Memelihara coal handling system
Instruksi kerja merupakan lembaran kegiatan yang harus diikuti untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan. Pada instruksi kerja dapat diketahui kegiatan, peralatan yg digunakan, dsb
4. Check List Pemeliharaan
Check list pemeliharaan merupakan daftar yang berisi kegiatan pemeliharaan. Dari kegiatan tersebut dapat dilihat apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan/ belum dilaksanakan atau dengan catatan. Check list ini bisa juga berupa daftar ceklist untuk satu komponen, yang isinya daftar kegiatan untuk pemeliharaan satu komponen.
PROSEDUR PEMANTAUAN & PENGENDALIAN PEMELIHARAAN PERALATAN COAL HANDLING
Dalam pemeliharaan peralatan yang baik dan dengan hasil maksimal, harus mempunyai standard prosedur pemeliharaan yang jelas. Sehingga dalam pelaksanakan pemeliharaan dapat dipantau dan dikendalikan sesuai yang direncanakan. Prosedur Untuk mencapai pemeliharaan yang terkendali, dapat dipantau dan dengan hasil yang maksimal harus memenuhi prosedur pemeliharaan, diantaranya
Prosedur Perencanaan Pemeliharaan Peralatan Coal Handling
Untuk mendapatkan hasil pemeliharaan yang maksimal, efektive dan efisien maka harus direncanakan yang dipertimbangkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : Waktu pelaksanaan Anggaran Kondisi peralatan (data dari hasil pemeliharaan preventive) • • •
Dari tiga factor diatas dapat disusun rencana pemeliharaan yang terencana
Jadwal Pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan pada peralatan Coal Handling dibuat secara cermat dengan tujuan agar pemeliharaan dapat direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan dikendalikan. Sehingga proses pemeliharaan sesuai dengan rencana dan hasil yang maksimal.
Dan jadwal pemeliharaan peralatan Coal Handling diperhitungkan berdasarkan time base serta untuk menjaga keandalan operasi untuk pembongkaran dan pengisian batubara ke unit yang lain, maka dibentuk dua kelompok jadwal pemeliharaan peralatan Coal Handling yaitu : Kelompok peralatan coal handling Unit Kelompok peralatan coal handling Common
• •
Unit No.
1
2
3
4
5
6
7
Nama Peralatan 1
.-
.-
.-
.-
BF CR B
BF CR A
.-
2
.-
.-
.-
.-
CR B
CR A
.-
3
.-
BC 14
.-
BC 13
BC 19
BC 18
.-
4
.-
MS 14
.-
MS 13
MS 19
MS 18
.-
5
AF 21
AF 20
.-
AF 26
BF 501A
BF 601A
BF 701A
6
.-
.-
AF 27
.-
BF 501B
BF 601B
BF 701B
7
BC 21
BC 20
.-
BC 26
.-
.-
BF 702A
8
.-
.-
BC 27
.-
.-
.-
BF 702B
9
SC 22
SC 24
.-
SC 30
BC 502A
BC 602A
BC 703A
10
SC 23
SC 25
SC 28
SC 31
BC 502B
BC 602B
BC 703B
11
SG 22
SG 24
SC 29
SG 30
TR 502A
TR 602A
TR 503A
12
SG 23
SG 25
SG 28
SG 31
TR 502B
TR 602B
TR 503B
13
CBLM
CBLM
SG 29
CBLM
.-
.-
.-
14
.-
.-
.-
.-
DC 501
DC 601
DC 701
Tabel 1 : Kelompok Peralatan Coal Handling Unit Keterangan : AF = Apron Feeder Conveyor BC = Belt Conveyor Silo Gate BF = Belt Feeder Tripper DC = Dust Collector Coal Bunker Level Monitor MS = Magnetic Sparator
SC
= Scraper SG
=
TR = Travelling CBLM = CR = Crusher
No.
Group A
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BF 03 BC 03 MS 03 BC 05 FA 05 BC 07 BC 11 CS B
II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BF 09 BC 09 BF 11
B C SISTEM PEMBONGKARAN BFMH 32 BF 04 BFMH 33 BC 32 BC 04 MS 32 MS 04 BC 34 BC 06 FA 06 BC 08 BC 12
D .BC MS BC BF BC
33 33 35 40 40
CS J/H G DC J/H G SISTEM PENGISIAN BF 36 BF 10 BC 36 BC 10 BC 15 BF 12 BC 15A BF 17A1 BF 17A2 BC 17A CS J/H J CS J/H E DC J/H J
BF 37 BC 37 BC 16 BC 16A
BC 17 DC J/H F DC J/H I
Tabel 2: Kelompok Peralatan Coal Handling Common Keterangan : BC BF CS DC
= Belt Conveyor = Belt Feeder = Coal Campler = Dust Collector
FA = Feed Adjuster MH = Movable Hopper MS = Magnetic Sparator
SIKLUS & INTERVAL (DASAR) – PERIODIC INSPECTION COAL HANDLING
FYI ME
SE
SI
SI 8600 jam
8600 jam
8600 jam
FYI = Frist Year Inspection SI = Simple Inspection ME = Mean Inspection SE = Serius Inspection (Major Inspection)
SI
1. Laporan Pemeliharaan Preventive Melaporkan hasil kerja pemeliharaan rutin, temuan & kesimpulan kondisi peralatan. 2. Laporan Pemeliharaan Periodik Melaporkan hasil kerja pemeliharaan inspection, perbaikan, temuan dan kondisi peralatan . 3. Laporan Hasil Corektive Melaporkan hasil perbaikan dan kondisi peralatan setelah diperbaiki
PRINSIP PEMANTAUAN & PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN COAL HANDLING SESUAI JADWAL
Untuk mempermudah perencananaan, pemantauan dan pengendalian dalam pelaksanaan pemeliharaan serta keandalan operasi peralatan pada Coal Handling System, maka waktu pelaksaanan pemeliharaan berpedoman mengacu pada dua kelompok peralatan coal handling yang pelaksanaan pemeliharaannya berdasarkan time base serta hasil preventive maintenance.
Fungsi dari pemantauan dan pengendalian dalam pelaksanaan pemeliharaan adalah agar hasil dari pemeliharaan peralatan dapat maksimal dan efisien serta terencana sehingga operasi peralatan coal handling system tidak terganggu (proses pembongkaran dan pengisian batubara tidak terganggu).
Tujuan daripada pemantauan dan pengendalian dalam pelaksanaan pemeliharaan adalah untuk mempermudah dalam membuat rencana anggaran pemeliharaan dan waktu pelaksanaan pemeliharaan.
Flow Chart (Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Pemantauan & Pengendalian Pemeliharaan Pera Perala lata tan n Coal Coal Hand Handli ling ng))
Proses pemeliharaan di Coal Handling secara singkat dapat dilihat seperti flow chart disamping ini.
1. Us er mel melak uk uka an pe pem mel elii ha harr aan (P reve revent ntiv ive e, Pe P eri riod odik ik , pred predic icttiv ive e) s erta membu bua at lapo pora ran n pe pem meliha ihara raa an ya yang ng be beri riss i k eg iat iata an, kondis i pe perr alatan, da dan tem emua uan n s er erta ta k es i mpula mpulan. n. 2. J i k a ada tem temuan uan da darr i pemel pemelii haraa haraan n ma makk a dius ul ulkk an dil dila ak uka ukan n pe pem meliha ihara raa an korect kore ctive ive (p (pe erba rbaik ika an atau peng g ant ntia ian n s pa parr e pa parr t) 3. Us ula ulan n di diper perhi hitung tung k an deng an 3 fak faktor tor (data (dat a la lapor pora an, ang g ar an, wa wakk tu) 4. J i k a pe perr enca encana naa an s et etuju uju mak a pelakk s anaa pela naan n pemelih pemeliha ar aan dapa dapatt di dila lakk uk uka an.
DIAGRAM KERJA KERJA DAN DAN PRINSIP KERJA COAL HANDLING SYSTEM SYSTEM
Diagram kerja/prinsip kerja Coal handling system adalah instalasi yang menangani batubara untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar PLTU batubara. Penanganan mulai dari pembongkaran batubara dari kapal (dermaga), penimbunan ke stock area maupun pengisian ke bunker untuk kebutuhan unit agar selalu beroperasi secera terus menerus serta mengutamakan dampak lingkungan dan keselamatan kerja.
Persiapan Pengoperasian Coal handling sistem . Setiap kali menjalankan sistem coal handling , lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Siapkan perlengkapan K3. 2. Siapkan peralatan kerja. 3. Siapkan Prosedur kerja, instruksi kerja dan P&ID yang diperlukan. 4. Siapkan logsheet.
Pengoperasian Coal handling sistem 1. Persiapan Start Coal handling system
Sebelum anda melakukan start coal handling sistem , lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Periksa semua peralatan coal handling yang akan dioperasikan dan yakinkan tidak ada indikasi gangguan (sistem proteksi) yang kerja . 2. Periksa Hopper dari tumpukan yang menempel (ngeblok) dan benda asing agar tidak mengganggu jalan operasi 3. Periksa arah Diverter Gate 4. Periksa Magnetic Separator 5. Periksa Tripper dan kebersihan Screen 6. Periksa Telescopic Chute 7. Periksa Belt Scale 8. Periksa Oil semua Gear box berada diatas level minimum 9. Periksa dan yakinkan bahwa tidak ada orang bekerja pada peralatan yang akan dioperasikan
Start/Stop Coal handling system 1 Start/Stop automatic dari CHCR ( lihat manual book/SOP/IK) 2 Start/Stop manual dari CHCR ( lihat manual book/SOP/IK) 3 Start/Stop local dari LCP ( lihat manual book/SOP/IK)
Komponen Coal handling System 1. Peralatan Coal Handling Secara umum, peralatan coal handling sistem dapat dikelompokkan a. Peralatan Utama b. Belt Conveyor (BC)
Belt Conveyor di dalam Coal handling sistem merupakan peralatan yang sangat vital dan berfungsi untuk menstransmisikan batubara dari unloading area (Intake Hopper) sampai Coal Bunker (power plant ).
Kontruksi dari belt ini berupa karet memanjang yang tidak terputus dengan lebar 1400 mm sampai 1.800 mm digulungkan diantara 2 buah pulley yang terletak pada ujung Belt Conveyor . Konstruksi dari belt conveyor dapat dilihat pada gambar 1.
v Belt Conveyor Merupakan ban berjalan yang berfungsi untuk membawa material dan meneruskan gaya. Ø Motor Berfungsi sebagai penggerak utama dari belt conveyor. Dalam pengoperasiannya dihubungkan dengan gearbox dan fluid coupling Ø Reducer Peralatan yang menggandengkan sumber daya ke pulley dan berfungsi mereduksi putaran dari motor agar putaran input dari motor dapat dikurangi
Idler Carring Idler : Berfungsi untuk menjaga belt pada bagian · yang berbeban atau sebagai roll penunjang ban bermuatan material. Posisi dari Carrying idler berada di atas conveyor table. Komposisinya terdiri dari 3 buah roll penggerak berbentuk V. Impact idler : posisinya persis di bawah chute. Pada bagian · luarnya dilapisi dengan karet dan jarak antara satu sama lain lebih rapat dari carrying idler . Fungsinya untuk menahan belt agar tidak sobek/rusak akibat batu bara yang jatuh dari atas. Return idler : berada di bawah belt pada sisi balik conveyor . · Komposisinya hanya terdiri dari 1 buah roll penyangga dan berfungsi untuk menyangga belt dengan arah putar balik. Steering idler : merupakan idler yang berfungsi untuk · menjaga kelurusan belt agar tidak jogging (bergerak ke kiri/kanan
Pulley
Drive Pulley : merupakan pulley yang secara langsung atau · tidak langsung terhubung dengan motor listrik dan dikopling dengan gearbox. Fungsinya untuk memutar belt menuju ke depan. Posisi drive pulley tidak harus selalu di depan, bisa dipasang dimana saja yang dianggap memungkinkan Take up pulley berfungsi untuk menjaga ketegangan belt. Take · up pulley terhubung dengan counter weight Bend pulley : yang berfungsi untuk menikungkan atau · membelokkan arah belt. Head pulley : berada pada ujung depan conveyor. Tidak semua · head pulley dapat dipakai sebagai drive pulley. head pulley yang tidak dapat dihubungkan dengan drive pulley tidak dapat disebut sebagai drive pulley. Snub pulley : digunakan untuk memperbesar sudut llitan · kontak antara pulley dengan belt. Biasanya Snub pulley terletak di dekat drive pulley. Tail pulley : berada di sisi belakang conveyor. berfungsi · untuk memutar kembali belt conveyor menuju ke arah drive pulley. Tail pulley dilengkapi dengan belt cleaner yang berfungsi untuk mencegah batu bara agar tidak masuk ke tail pulley. pada conveyor jenis light duty, tail puley juga sering dijadikan sebagai take up pulley
Counter weight (grafity take up pulley)
Merupakan pemberat yang terhubung dengan take up pulley yang berfungsi untuk memberi/menjaga ketegangan belt.
Ø Cleaning Device adalah peralatan untuk membersihkan belt dari material yang menempel di belt. Beberapa tipe dari alat ini antara lain : Belt Scrapper : pembersih ini biasanya dipasang pada sisi · discharge pulley, berfungsi membersihkan belt sisi kembali, sesuai fungsinya dapat digunakan type double blade scrapper maupun type single blade scrapper.
· Rubber skirt (skirt board) berfungsi untuk mencegah terjadinya tumpahan material pada sisi pengisian.Bila jarak antara belt dengan rubber skirt terlalu renggang, rubber skirt bisa disetel dan penyetelan jarak ini tidak boleh lebih dari 1 mm dari belt. o Penyetelan atau pemasangan rubber skirt tidak boleh terlalu menekan belt, ini akan menimbulkan kebakaran (akibat gesekan), serta akan merusak belt. o Dianjurkan menggunakan rubber atau karet yang kekerasannya ebih rendah daripada belt
Plough scrapper : berfungsi untuk membersihkan material yang tertumpah pada arah balik belt. Biasanya terdiri dari primary dan vplough scrapper.
Belt Cleaners :
Þ Þ Þ Þ
Spiral ruber Washing type cleaner Nylon brush cleaner Washing belt with nylon brush
. Belt Feeder dan Apron Fedeer Belt feeder dan Apron Feder yang berfungsi untuk mengalirkan batubara yang berasal dari suatu hopper ke belt conveyor melalui chute untuk dikirim ketempat yang dikehendaki. BeltApron feeder ini mempunyai kecepatan yang rendah dengan jarak penghantaran yang relatif pendek. Kapasitas maksimum belt feeder tergantung dari kapasitas belt conveyor yang mengikutinya, dan kecepatannya dapat diatur sesuai dengan aliran batubara yang dibutuhkan.
Stacker / Reclaimer (ST/RE)
Peralatan ini digunakan untuk penimbunan (stacking ) dan pengerukan (reclaiming ) batubara di stock area. Peralatan ini terdiri dari suatu Bucket Whell yang ditempatkan pada ujung/akhir dari slewing dan lufting boom yang terpasang pada suatu Reversible Boom Conveyor . Komponen-komponen tersebut diatas dimuatkan pada suatu mobile Gantry yang akan menggerakan secara parallel ke stock area dan mengisi inner hopper . Mobile Gantry bergerak sepanjang jalur rel yang dipasang di area penimbunan. Batubara yang dikeruk kemudian diserahkan ke Belt Conveyor untuk dilakukan proses conveying berikutnya menuju Power Plant .
Ship Unloader (S/U)
Adalah suatu peralatan yang digunakan untuk pembongkaran batubara dari kapal yang tidak mempunyai peralatan bongkar sendiri (non self Unloading ) peralatan ini dilengkapi dengan Grab (bucket ) dengan kapasitas bongkar 1750 ton/jam masing- masing ship unloader
Telescopic Chute
Merupakan tempat pembongkaran batu bara dalam keadaan darurat. Dilengkapi dengan corong untuk mencegah debu batubara berterbangan saat pembongkaran. Peralatan ini bisa naik secara otomatis jika level batubara di bawahnya sudah mempunyai jarak sesuai setting tertentu.
Juction House
Pengaturan arah aliran tersebut dilakukan disuatu bangunan yang memuat alat pemindah arah aliran yang pengendaliannya dapat dikendalikan dari Control Room Coal handling (CHCR). Pengaturan dilakukan dengan cara mengatur posisi dari Diverter Gate/ Isolating Shutle yang terdapat pada peralatan pemindah aliran. Bangunan ini dikenal dengan nama Junction House
Gambar : Telescopic Chute dan Juction House
Shuttle/ Feed Adjuster (FA) Shuttle/FA adalah alat yang berbentuk Hopper Chute yang bisa dipindahkan pada dua posisi pilihan, untuk diteruskan ke conveyor yang berada di outlet chute sesuai dengan kebutuhan operasional.
Crusher
Berfungsi untuk menghancurkan batubara yang lewat peralatan tersebut mempunyai ukuran lebih besar dari 32 mm Peralatan ini dirancang hanya untuk menghancurkan batubara, bukan untuk batu atau material lain, karena peralatan ini menggunakan motor dengan daya yang sangat tinggi (1000 kW) maka peralatan ini dilengkapi dengan beberapa alat pengaman diantaranya : vibrasi sensor, Winding Temperatur sensor, Space Heater .
Hopper
Berada di sisi depan conveyor . Memiliki bentuk yang lebih besar dan berfungsi untuk menampung batubara dengan kuantitas relatif banyak sebelum diarahkan ke conveyor . Hopper dilengkapi dengan chute yang memudahkan batubara untuk meluncur, sehingga tidak menggumpal maupun terjadi penyumbatan
. Isolating Shutle (IS) / Diverter Gate (DG)
Adalah suatu peralatan untuk mindahkan aliran batubara dari arah yang satu ke yang lainnya. Diverter Gate ini mempunyai dua posisi pada sisi pengeluaran, dan tidak boleh dipindahkan pada saat ada aliran batubara.
Tripper (TR) dan Scraper Conveyor (SC) Tripper adalah suatu peralatan untuk mengarahkan curahan batubara dari Plant Distribute Hopper ke bunker melalui belt conveyor . Scrapper conveyor adalah peralatan untuk memasukkan batu bara ke dalam bunker melalui sillo gate yang bisa dibuka secara otomatis dari control room dan juga secara lokal dengan sistem rantai ( TPlate).
Peralatan Pendukung
j. Magnetic Separator (MS) Magnetic separator berfungsi untuk memisahkan logam besi dari batubara. Prinsip kerja M/S ini berdasarkan induksi elektromagnetik, logam besi yang terbawa pada aliran batu bara akan ditarik oleh medan elektromagnetik lalu menempel pada conveyor M/S yang berputar dan akan jatuh pada sisi penampungan
Belt Weigher/Belt Scale (Timbangan)
Berfungsi untuk menimbang batu bara yang akan disalurkan ke stock out area atau ke unit dan untuk mengetahui flow rate yang melewati conveyor tersebut. Pengukuran berat dilakukan dengan cara menimbang laju aliran batubara diatas belt conveyor .
Sampling System (SS)
Pengambilan sampel batubara dapat dilakukan secara otomatis, sistem ini akan mengambil secara periodik dari aliran batubara dan diproses sedemikian rupa, sehingga sampel-sampel dapat mewakili keseluruhan batubara
Dust Collector (D/C)
Berfungsi untuk mengumpulkan debu batubara dengan sistem Vacum, secara garis besar peralatan ini terdiri dari : o Blower Penyedot Debu Bag Filter sebagai penyaring debu o o Screw Conveyor dengan Bucket elevating sebagai alat transportasi debu o Panel pengoperasian.
Jika debu yang tersedot akan dikembalikan ke belt conveyor .
Gambar : Dust Collector
Dust Supression
Berfungsi untuk menyemprot batubara yang baru dibongkar dari kapal atau dikeruk dari reclaimer untuk mengurangi debu yang berterbangan, supaya tidak menimbulkan polusi udara
Coal Bunker
Adalah tempat penampungan batubara terakhir sebelum digunakan untuk pembakaran di Boiler.
Peralatan Pengaman (Proteksi)
Pada sitem conveyor dilengkapi beberapa pengaman yang berfungsi untuk mengamankan peralatan dan juga untuk mengamankan personil, adapun pengaman tersebut adalah
Pull Cord / Pull Rope Switch
Berfungsi untuk memberhentikan belt conveyor /belt feder dengan cara menarik tali yang dipasang sepanjang belt sisi kiri dan kanan apabila ada gangguan atau kelainan peralatan di local. Peralatan pengaman ini dipakai juaga pada saat ada pekerjaan perbaikan/pemeliharaan.
. Belt Sway / Belt Tracking/Miss Alignment Switch
Berfungsi untuk memberhentikan belt conveyor /belt feeder apabila terjadi unbalance/jogging (belt bergerak ke kiri atau kanan tidak pada posisi tengah)
Plugged Chute Berfungsi untuk memberhentikan conveyor secara otomatis yang ada di belakang (di sisi inlet ) plugged chute apabila terjadi penumpukan dioutlet chute (hopper). Speed Motion Detector Berfungsi memberhentikan motor apabila putaran conveyor tidak normal (slip, over load), biasanya alat ini dipasang di Band Pulley . Push Button Emergency Stop Local Box Tombol switch untuk memberhentikan jika ada gangguan atau kelainan dilokal, juga pada saat dilakukan pemeliharaan/perbaikan. Alat ini lokasinya di dekat motor
Tensioning unit control switches:
Dipasang dibawah take up pulley, bila terjadi belt putus atau juga karena kedodoran belt mencapai maksimum, tuas limit switches tertekan dan sistem conveyor berhenti atau stop.
Anti Run Back (Meckanical Back Stop)
Anti Run Back atau disebut juga Back stop adalah pengaman conveyor dengan sistem mekanik berfungsi untuk menahan agar tidak terjadi putaran balik pada saat stop atau belt conveyor trip diatas belt masih ada beban batubara.
Guards Atau pelindung yang biasanya biasanya dipasang disekitar disekitar drive unit, bend, pulley, tail pulley dan pad take up counter weight atau take up pulley. Gunanya untuk melindungi personil dari kecelakaan akibat benda berputar dan barang jatuh.
Sewaktu diadakan pemeliharaan guard bisa dilepas dan setelah pekerjaan selesai dipasang kembali.
Fire Protection
Fire Protection adalah peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi dan mencegah terjadi kebakaran. Fire Protection yang digunakan adalah sistem hydrant dan sprinkler. Jenis sensor yang dipakai di area Coal handling adalah : 1. Smoke Detector. 2. Heat detector. 3. Sprinkler.
Piping and Instrument Diagram (P&ID)
merupakan penggambaran skema Coal handling Sistem. Tujuan Tujuan dari P&ID ini i ni untuk memudahkan membaca skema dari system Coal handling Sistem. Lebih lengkap P&ID coal Handiling Sistem dilihatkan pada bab sebelumnya.
SISTEM KELISTRIKAN
Pada unit memiliki 2 sistem kelistrikan, yaitu : 1) Arus listrik bolak-balik ( Alternating Current / AC) Digunakan pada motor-motor listrik dan rangkaian kontrolnya. 2) Arus listrik searah (Direct Current / DC). Digunakan pada motor-motor emergency dan rangkaian kontrolnya serta digunakan untuk mensupply panel-panel kontrol speedtronic
KONTROL DAN INSTRUMENTASI
Sistem kontrol dan instrumentasi juga sangat penting dalam sebuah unit. Sistem kontrol dan instrumentasi ini dapat diibaratkan sebagai kepala / otak dari sebuah sistim. Karena seluruh indikasi yang menunjukan kondisi dan kebutuhan unit serta perintah untuk unit terdapat pada sistem kontrol dan instrumentasi ini. Dengan adanya sistem kontrol dan instrumentasi ini dapat diketahui apakah unit dalam kondisi yang baik atau tidak, karena semua data-data mengenai operasi unit dapat dilihat pada sistem kontrol dan instrumentasi ini. Sistem ini juga berfungsi sebagai proteksi unit jika terjadi hal-hal yang membahayakan atau
TEKNIK PELAPORAN
Di setiap perusahaan dibutuhkan pelaporan yang rapi dan mudah dipahami oleh Manajemen, Owner dan Stake Holder. Pelaporan yang tertata dan valid dapat digunakan oleh Manajemen dalam pengambilan keputusan. Pengertian Laporan adalah kumpulan dari data-data yang disusun sesuai standar sehingga membentuk informasi yang mudah dipahami. Di bidang Administrasi ada beberapa jenis Laporan yang dibuat misalnya Laporan Keuangan yang dibuat oleh Divisi Akuntansi, Laporan realisasi Anggaran yang dibuat oleh Divisi Anggaran, Laporan Cash Flow yang dibuat oleh Divisi Keuangan, dll. Banyak jenis laporan yang dibuat, namun pada intinya adalah pemberian informasi yang valid dan tertata.
Bagaimana teknis uji kompetensi itu ?