BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Pewarna bibir terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir dalam bentuk cairan dan krim umumnya memberikan selaput yang tidak tahan lama dan mudah terhapus dari bibir sehingga tidak begitu digemari orang, terutama jika dibandingkan dengan pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir bentuk krayon lebih dikenal dengan nama lipstik 1. Lipstik disebut juga pemulas bibir dan merupakan kosmetik yang paling provokatif, dan sanggup membangun feminitas dan sensualitas bagi pemakainya. Lipstik atau pemulas bibir sudah dikenal sejak 5000 tahun silam dan mengukir sejarah panjang sejak masa prasejarah hingga mencapai bentuknya saat ini dalam perjalanannya. Lipstik tak hanya mengambil peran penting dalam perwujudan kata cantik tapi juga berbagai simbul yang penuh kontroversi. Di Sumeria Kuno lipstik pertama kali dipakai oleh Ratu Ur, yang kemudian dipakai pada sebuah iklan terlihat mempercantik bibirnya dengan formula kemerahan dari batu besi sebagai simbul kepemimpinan dan kejayaan. Bangsa mesir mulai mengenal pewarna bibir dari warna merah bata, merah tua dan warna lain untuk menciptakan berbagai nuansa. Warna pemulas bibir pada zaman Mesir Kuno beragam dari warna jeruk keprok yang merah muda hingga warna hitam, ini membuktikan bahwa sejak zaman prasejarahpun lipstik hitam bukan sesuatu yang baru. Sedangkan di Romawi Romawi kuno para wanita dan pria juga memakai lipstik dengan berbagai warna yang menunjukkan tingkat status sosialnya. Inovasi dan perbaikan dalam pengembangan lipstik tidakpernah berhentidan desain untuk lipstik diciptakan terus-menerussampai ditemukan formulasi baru. Sebagai tambahan juga tersedia lipstik yang menghalangi sinar matahari dan dikemas dengan anti-oksidan, selain itu juga terdapat lipstik yang berubah warna bila diterapkan pada bibir dan juga yang membuat bibir menjadi lebih tebal.Terdapat berbagai macam lipstik yang beredar di masyarakat namunpenjelasan mengenai lipstick semi-permanent belum tersedia dengan jelas. Istilah "semi permanen" digunakan untuk aplikasi makeup secara makeup secara topikal dengan pemakaian jangka panjang dan istilah ini seringkali menjadi keliru terkait dengan tato. Oleh karena itu
1
kami mencoba untuk mengkajinya dalam ruang lingkup yang dianggap lebih mendekati lipstick semi-permanent. Adapun istilah lipstick semi-permanent yang akan kami gunakan dalam makalah ini adalah lipstick transfer-resistant. Komposisi kosmetik berpigmen seperti makeup, blush on, lipstik, dan eyeshadow, digunakan untuk mewarnai kulit dan bibir. Karena warna adalah salah satu alasan yang paling penting untuk memakai kosmetik, warna yang mengandung kosmetik harus dirumuskan dengan hati-hati untuk memberikan penggunaan dan efek maksimum: Salah satu masalah lama dengan makeup seperti riasan wajah, lipstik, maskara, dan sejenisnya, adalah kecenderungan kosmetik untuk menghapuskan atau adanya perpindahan (transfer) dari kulit atau bulu mata ke permukaan lain seperti gelas, perak, atau pakaian. Hal ini tidak hanya menciptakan kekotoran, tapi memaksa pengguna kosmetik untuk menggunakan kembali kosmetik pada interval cukup dekat. komposisi kosmetik dengan peningkatan karakter transfer-resistant diungkapkan dalam US. Patent. No 5.505.937. Namun, komposisi kosmetik dengan karakter transfer resistant ini memiliki tekstur yang sangat matte pada kulit dan bibir. Studi marketing menunjukkan bahwa sekitar tiga dari lima Wanita lebih memilih lipstik yang mengkilap karena dapat memberikan tampilan yang basah yang terkait dengan penampilan lebih muda dan kesehatan yang baik. Namun, formula lipstik tradisional memberikan tekstur yang sangat matte pada hasil akhir yang juga populer seperti lipstik transfer-resistant. Jika bahan bahan yang dapat memberikan peningkatan efek kilau/mengkilap ditambahkan untuk kosmetik transfer-resistant dengan tujuan meningkatkan efek kilau/mengkilap, maka efek transfer-resistant juga mengikuti. Dengan demikian, ada keinginan besar untuk menperoleh komposisi kosmetik dengan efek adhesi yang sangat baik pada kulit, atau transfer-resistant yang besar, juga pada saat yang sama dapat memberikan efek kilau/mengkilap yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan komposisi kosmetik, khususnya lipstik, dengan tingkat ketahanan pada kulit yang lama dan yang juga memiliki efek kilau/mengkilap dan bersinar. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk merumuskan kosmetik dengan tingkat kilau/glossy yang tinggi dan bersinar tinggi dan menghasilkan sebuah lapisan yang tidak mudah berpindah ke pakaian atau peralatan. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk merumuskan kosmetik yang menghasilkan lapisan yang menunjukkan penurunan permeabilitas minyak dan air. Kecuali dinyatakan lain, semua persentase dan ras io yang dikemukakan dengan berat.
2
beberapa konsumen lebih memilih lipstik yang menunjukkan kilau pada bibir. Istilah "kilau" berarti bahwa hasil akhir berada diantara mengkilap dan matte, yang menunjukkan sedikit lebih bersinar dari hasil akhir semi-matte. Beberapa konsumen percaya bahwa lipstik sangat mengkilap memberikan tampilan yang sangat muda. Di sisi lain, konsumen juga tidak senang dengan hasil akhir yang sepenuhnya matte. Lipstik yang memberikan kilau pada hasil akhirnya akan memberikan tampilan yang berkilau dimana bibir akan tampak basah, tapi tidak begitu jelas terlihat mengkilap. Secara umum, bahan-bahan yang dapat ditambahkan untuk memberikan kilau memiliki kecenderungan dengan karakter transfer-resistant. Tidak diharapkan ditemukan di dalam komposisi kosmetik mengandung pelarut mudah menguap (volatile solvent), Telah ditemukan komposisi kosmetik yang mengandung kombinasi pelarut yang mudah menguap, ester Guerbet, dan polimer siloxy silikat memberikan kilau yang kuat pada komposisi lipstik yang menunjukkan resistensi transfer yang sama tidak lebih baik daripada formula matte tradisional. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk merumuskan komposisi kosmetik, khususnya lipstik, yang tahan lama di bibir dan yang memberikan kilau pada hasil akhir ketika diterapkan pada kulit. Tujuan lain dari penulisan makalah ini adalah untuk membuat formula lipstick dengan karakter transfer resistant yang memberikan kilau pada hasil akhir dengan sekali diterapkan pada kulit, tidak berbekas di gelas, pakaian, kulit, atau peralatan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Untuk merumuskan lipstick dengan tingkat kilau/gloss y yang tinggi dan bersinar tinggi dan menghasilkan sebuah lapisan yang tidak mudah berpindah ke pakaian atau peralatan dan juga tahan lama setelah dioles di bibir 2. Membandingkan 3 formulasi standar sediaan lipstik dengan formulasi buatan sendiri
1.3. Manfaat Penulisan
Paper ini dibuat dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai lipstik transfer-resistant, komponen, metode serta evaluasinya.
1.4. Permasalahan
1. Bagaimana karakteristik yang baik dari lipstik transfer-resistant? 2. Bagaimana kompenen dan metode yang baik untuk sediaan lipstik transfer-resistant? 3
3. Bagaimana komponen, metode dan evaluasi untuk formulasi sediaan lipstik transferresistant?
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Bibir
Bibir memiliki ciri yang berbeda dari kulit bagian lain, karena lapisan jangatnya sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat dibawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah, sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada bibir, menyebabkan bibir hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang melekat padanya mudah penetrasi ke stratum germinativum (Ditjen POM, 1985). Pada permukaan luar, bibir dilapisi oleh integument (jaringan penutup permukaan kulit), dan permukaan dalam, membran selaput lendir oral menjadi satu dengan kulit bibir pada batas merah terang. Pada komponen dari bibir di temukan otot oris orbikularis, arteri dan vena labial, susunan saraf, jaringan lemak dan kelenjar lemak. Kelenjar labial (kelenjar air liur) sejati terletak diantara membran selaput lendir dan otot oris orbikularis. Bibir dibasahi oleh saliva atau air liur yang dihasilkan oleh kelenjar labial(Balsam, 1972). Daerah vermillion adalah bingkai merah bibir, merupakan daerah transisi dimana kulit bibir bergabung kedalam membran mukosa. Ini merupakan daerah dimana wanitasering mengaplikasikan lipstik (Woelfel and Scheild, 2002). Kosmetik rias bibirselain untuk merias bibir ternyata disertai juga dengan bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang merusak, misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik, lip crayon, krim bibir (lip cream), pengkilap bibir (lip gloss), penggaris bibir (lip l iner) dan lip sealer 1.
2. Lipstik
Lipstik menambah warna pada wajah agar terlihat lebih sehat dan juga membentuk bibir. Lipstik dapat digunakan untuk harmonisasi wajah antara mata, rambut, dan pakaian. Lipstik juga mampu menciptakan ilusi bibir agar terlihat lebih kecil atau lebih besar tergantung dari warnanya(Barel, et al, 2001). Hakekat fungsi dari lipstik adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat nan menarik. Akan tetapi kenyataan 5
kemudian warna lain pun mulai digemari orang, sehingga corak warna lipstik bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru bahkan ungu (Dit jen POM, 1985). Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yangterbuat dari campuranlilin dan minyakdalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 oC. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62 oC, biasanya berkisar antara 55-75 oC (Ditjen POM, 1985). Adapun persyaratan untuk lipstikadalah sebagai b erikut(Tranggono dan Latifah, 2007): 1. Melapisi bibir secara mencukupi 2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin 3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket 4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir 5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya 6. Memberikan warna yang merata pada bibir 7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya 8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
3. Jenis – jenis Lipstik
1. Lacquer Yaitu lipstik berbahan dasar gel, biasanya dikemas dalam botol atau wadah kecil, Memberi kesan halus dan lembut pada bibir dalam berbagai nuansa warna. 2. Satin Lipstik yang bertekstur sangat lembut, dikemas dalam bentuk stik atau cairan dan tersedia dalam warna, bisa menutupi bibir dengan sempurna serta memberi efek kilap tanpa kesan minyak. 3. Semi-gloss Efeknya tidak begitu mengilap dan berminyak seperti lip gloss, dikemas dalam bentuk stik atau krim padat. 4. Matte
6
Lipstik yang tahan lama, tidak mengilap pada bibir, tapi mengandung pelembab dan memberi efek halus pada bibir, tersedia dalam bentuk stik. 5. Lip Care atau Lip Vitamin Yaitu treatment campuran antara pewarna bibir dan vitamin bibir yang dikemas dalam bentuk stik, bertekstur lembut, mengandung pelembab dan memberi efek berkilau.
4. Komponen utama dalam sediaan lipstik
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin , lemak dan zat warna a. Minyak Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan, dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher, 2000). Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak nabati lai n. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata (Balsam, 1972). b. Lilin Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50dan mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin.Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol. Carnauba waxmerupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85. Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstik (Balsam, 1972). c. Lemak Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang 7
biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain – lain(Jellineck, 1976).
d. Zat warna Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dyedan pigmen.Staining dyemerupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masing- masing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan (Balsam, 1972). e.
Zat tambahan dalam sediaan lipstik Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil, dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambahanyang digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum(Senzel, 1977). e.1.Antioksidan Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan (Poucher, 2000).Antioksidan yang digunakan harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja S, 1997): a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika b. Tidak berwarna c. Tidak toksik d. Tidak berubah meskipun disimpan lama. e.2.Pengawet Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh didalam sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Poucher, 2000). e.3.Parfum 8
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau yang mungkin timbul selama penyimpanan dan penggunaan lipstik (Balsam, 1972).
5. Lipstik Transfer-Resistant
Sudah dua dekade sejak Revlon merevolusi warna pasar kosmetik dengan memulai debutnya lipstik transfer-resistant. Sebelum ini, lipstik tradisional adalah kombinasi dari lilin, minyak viskositas tinggi dan pigmen yang ditransfer ke permukaan lain seperti jari, barang pecah belah, perak atau pakaian. Sebuah survei 1996 oleh Shiseido mengungkapkan bahwa 87% dari wanita Amerika mengaku seringkali meninggalkan jejak lipstik di tempat-tempat yang tidak diinginkan. Beberapa kejadian perpindahan (transfer) warna yang menjadi masalah yaitu meninggalkan kotoran di permukaan yang tersentuh dan saat menghapus makeup dari bibir dapat meninggalkan noda yang tidak diinginkan. Selain itu, warna lipstik dapat hilang karena tertelan dan bisa memudar saat berbicara, tersenyum atau menguap. Terobosan pasar datang ketika Revlon memperkenalkan Ultima II Lipsexxxy Pewarna Bibir, kemudian konsolidasi dengan merek ColorStay. Hampir bersamaan, L'Oréal diperkenalkan Endure Color, dan pemakaian yang tahan lama / Transfer resistant dengan cepat menjadi standar untuk merek prestise seperti Lancome, Guerlain dan Shiseido. Setelah beberapa perdebatan dan litigasi dengan pesaing, Revlon menekankan istilah transfer resistant
pada marketing daripada transfer proof, karena saran yang
terakhir bahwa lipstik tidak mungkin dapat dihapus. Inovasi dalam transfer-reisten dan makeup tahan lama terus berlanjut, dan itu akan berlanjut sampai di masa mendatang. Bahkan, lipstik transfer-resistant mencapai status ilmiah elit pada tahun 2001, ketika mereka disebutkan oleh peraih Nobel Pierre-Gilles De Gennes dalam sebuah artikel Nature. Pada awal 1990-an, penyalut yang mengandung polimer film-forming yang diterapkan di atas lipstik untuk memberikan efek kilau/mengkilap, pelumasan dan transfer-resistant. Misalnya, film-former akrilat dimasukkan ke dalam pembawa alkohol menguap untuk menyalut lipstik seperti CSI Inc. Kemudian, transfer-resistant dari aplikasi lipstik tunggal yang diinginkan. Dalam hal ini, Procter & Gamble mengembangkan komposisi lipstik transfer-resistant yang mengandung silikon yang mudah menguap dan hidrokarbon seperti isododecane. Komposisi ini juga mengatasi masalah lipstik berbasis lilin yang terjadi selama proses pembuatan. 9
Ke dalam komposisi berbasis lilin dan dimyristate diisostearate, dimasukkan triisocetyl sitrat atau diisopropil dimer dilinoleate sebagai minyak untuk meningkatkan efek kilau/mengkilap. Minyak ini menggantikan minyak jarak lebih umum ditemukan di lipstik tradisional. Setelah menerapkan komposisi yang mengandung polimer pembentuk film dengan parameter kelarutan kurang dari 8,5 kalori / cm3, penyalut diaplikasikan dengan minyak yang memiliki nilai C log P> 13. C log pvalue adalah indeks partisi minyak antara air dan oktanol dan dengan demikian, it u adalah ukuran dari hidrofobisitas senyawa. C log P yang ditentukan di paten Procter & Gamble paten merupakan karakteristik dari zat hidrofobik, seperti yang dicontohkan oleh poliester asam lemak poliol dan panjang rantai triglycerides. Pada pertengahan sampai akhir 90-an, silikon kompleks termasuk dilauroyl trimetilolpropan siloxy silikat atau diisostearoyl trimetilolpropan siloxy silikat dimasukkan bahan transfer-resistant di lipstik Revlon. Bahan tersebut dicampurkan ke formula sebagai campuran dengan minyak atsiri. Minyak atsiri membantu dalam menyebarkan formula ke kulit. Setelah kontak, minyak akan menguap, maka akan diperoleh efek transfer-resistant dan tahan lama. Perlu diperhatikan desain kemasan untuk mencegah penguapan minyak atsiri pada produk selama penyimpanan dan selama digunakan. Atas dasar hal tersebut, maka perlu memberikan edukasi ke konsumen untuk segera menutup setelah digunakan untuk mencegah pengeringan pada produk. Revlon menunjukkan efek transfer-resistant pada formula Ultima II dengan menggunakan "Kiss Test". Panelis diminta untuk menggunakan lipstik, kemudian tunggu lima menit untuk memastikan minyak atsiri sudah menguap, dan kemudian kecup punggung tangan mereka. Dihasilkan 87% dari panelis melaporkan lipstik meninggalkan "jejak" warna di tangan mereka. Sejak itu, Test Kiss telah menjadi standar untuk mengevaluasi kecenderungan lipstik untuk perpindahan (transfer) warna. Trimethylated silika dalam lipstik diketahui telah memberikan sifat transfer-resistant denga membentuk lapisan film pada bibir. Silika trimethylasi awalnya dibuat dengan mendispersikan silika serbuk halus dalam campuran pelarut minyak silikon dengan viskositas rendah dalam hidrokarbon volatile. Ketika hidrokarbon yang mudah menguap telah hilang, maka akan tertinggal pasta halus dan transparan atau minyak. Kandungan silikon yang mudah menguap dalam produk akan mudah menyebar ke kulit atau bibir dan mengering dengan segera. Beberapa peneliti menggunakan resin silikon untuk memperoleh sifat transferresistant. Resin dilarutkan dalam fase yang sama sebagai pigmen kosmetik dan minyak 10
pada fase tersebut akan mengembang dan menghilang dari lapisan film silikon seperti resin pada kulit. Akibatnya, pigmen akan terpisah dan akan terbentuk warna. Peneliti meningkatkan kemampuan tahan air dan diberikan oil-resistant ke dalam kosmetik dengan mengganti minyak dengan silikon yang mudah menguap dan minyak mudah menguap. Pada hasil akhir matte, polimer yang terkandung di dalamnya memberikan efek tahan lama dan transfer-resistant, seperti resin silikon, poliakrilat memilikisifat tidak lentur atau lembut, terasa tidak nyaman selama pemakaian. Sulit untuk menyebar, norak selama aplikasi, dan memberikan efek kencang seperti memakai topeng. Selain itu, lapisan film yang terbentuk terasa rapuh selama pemakaian. Oleh karena itu, setelah efek kilau/mengkilap diperoleh secara optimal, tujuan berikutnya adalah untuk membuat makeup transfer-resistant terasa lebih nyaman bagi pengguna. Silikon yang dimodifikasi seperti polieter / alkil silikon termodifikasi ditambahkan untuk meningkatkan tekstur dan kenyamanan.Telah ditemukan bahwa campuran resin padat dengan bahan polimer padat menghasilkan bahan lebih lembut dengan adhesi yang baik dan kurang melekat pada kulit.
6. Pembuatan Lipstik
Pembuatan lipstik meliputi proses : 1) Color-grinding . Grinding dengan roller mill atau coloid mill membantu proses pembasahan pigmen oleh minyak atau lanolin supa ya pigmen dapat terdispersi merata dan tidak menggumpal dalam basis. 2) Mixing. Proses pencampuran dilakukan pada saat massa lipstik berbentukcair setelah pelelehan untuk mempermudah homogenisasinya.Pencampuran dilakukan pada tempat yang inert, seperti aluminium atau stainless steel . Wadah dapat berupa steam jacketed untuk menjaga massalipstik tidak mengeras saat pencampuran. Dalam proses mixing, pengadukan terlalu cepat harus dihindari untuk mencegah masuknya udara ke dalam campuran. Setelah massa tercampur, parfum ditambahkan danterakhir disaring dengan saringan kawat. 3) Molding atau pencetakan dilakukan selagi campuran masih panas karenacampuran yang panas memliki tekstur yang lebih cair, sehingga mudah dituang dalam cetakan dan dapat memenuhi ruang cetakan dengan baik.Jika hasil mixing sudah tidak terlalu panas, dapat dilakukan pemanasankembali. Sebelum dicetak, pastikan udara yang ada di dalam campuransudah naik ke permukaan dengan mengaduk massa secara 11
berlahan.Gelembung udara panas sangat dihindari dalam proses pencetakan karenadapat menyebabkan permukaan lipstik berongga. Setelah massa dituangdalam cetakan, dilakukan pendinginan sampai massa kira-kira dapatdiambil dari cetakan. 4) Flamming . Lipstik dilewatkan secara cepat pada nyala gas kecil gunamelelehkan permukaan sehingga bisa menghilangkan goresan atau lubangdan menjadikan permukaan halus dan berkilau.
7. Evaluasi Lipstik a. Pemeriksaan titik lebur lipstik
Penetapan suhu lebur lipstik dapat dilakukan dengan berbagai metode. Ada dua metode yang biasanya digunakan yaitu metode melting pointdan metode drop point. Metode melting pointmenggunakan pipa kapiler sedangkan metode drop pointmenggunakan pelat tipis. Syarat lipstik melebur pada metode melting pointadalah 60atau lebih, sedangkan untuk metode drop pointadalah diatas 50(Balsam, 1972).Penetapan suhu lebur lipstik dilakukan untuk mengetahui pada suhu berapa lipstik akan meleleh dalam wadahnya sehingga minyak akan keluar. Suhu tersebut menunjukkan batas suhu penyimpanan
lipstik
yang
selanjutnya
berguna
dalam
proses
pembentukan,
pengemasan, dan pengangkutan lipstik (Balsam, 1972). b. Pemeriksaan kekuatan lipstik
Evaluasi kekerasan lipstik menunjukkan kualitas patahan lipstik dan juga kekuatan lipstik dalam proses pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk mengetahui kekuatan lilin dalam lipstik (Balsam, 1972). Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira ½ inci dari tepi, digantungkan beban yang berfungsi sebagai pemberat. Berat beban ditambah secara berangsur-angsur dengan nilai yang spesifik pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana lipstik patah merupakan nilaibreaking point (Vishwakarma, et a., 2011). c. Uji oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada kulit punggung tangan kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel dengan perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita menggunakan lipstik(Keithler, 1956). d. Penentuan pH sediaan
12
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Sampel di buat dalam konsentrasi 1% yaitu 1 gram sampel dalam 100 ml akuades (Rawlins, 2003). e. Pemeriksaan stabilitas sediaan
Pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan lipstik dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari ke-30 (Vishwakarma, etal., 2011). f.
Uji Tempel (Patch Test)
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak(Ditjen POM, 1985). Iritasi umumnya akan segera menimbulkan reaksi kulit sesaat setelah pelekatan pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi jika iritasi tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini disebut iritasi sekunder. Tandatanda reaksi kulit yang ditimbulkan yaitu hiperemia, eritema, edema atau vesikula kulit. Reaksi kulit yang demikian bersifat lokal pada daerah kulit yang rusak saja (Ditjen POM, 1985). Panel uji tempel meliputi manusia sehat dan penderita. Manusia sehat yang dijadikan panel uji tempel sebaiknya wanita, usia diantara 20-30 tahun, berbadan sehat jasmani dan rohani, dan menyatakan kesediaannya dijadikan panel uji tempel (Ditjen POM, 1985). Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel yang dijadikan daerah lokasi untuk uji tempel. Biasanya yang paling tepat dijadikan daerah lokasi uji tempel adalah bagian punggung, lengan tangan, lipatan siku, dan bagian kulit di belakang telinga (Ditjen POM, 1985). Teknik uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan uji pada luas tertentu lokasi lekatan, biarkan terbuka selama lebih kurang 24 jam, amati reaksi kulit yang terjadi. Reaksi kulit akibat iritan primer terjadi antara beberapa menit hingga satu jam setelah pelekatan (Ditjen POM, 1985). Prosedur uji tempel preventif adalah prosedur uji tempel yang dilakukan sebelum penggunaan kosmetika untuk mengetahui apakah pengguna peka terhadap sediaan ini atau tidak. Uji tempel preventif dilakukan dengan teknik uji tempel terbuka
13
atau tertutup, waktu pelekatannya ditetapkan 24 jam, daerah lokasi lekatan di belakang telinga atau bahu. Pengamatannya reaksi kulit positif atau negatif (Ditjen POM, 1985) g. Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Uji Kesukaan (Hedonic Test)adalah metode uji yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk dengan menggunakan lembar penilaian. Jumlah minimal panelis standar dalam satu kali pengujian adalah 6 orang, sedangkan untuk panelis non standar adalah 30 orang. Menurut Badan Standar Nasional (2006) syarat-syarat panelis adalah sebagai berikut: 1. Tertarik terhadap uji organoleptik sensori dan mau berpatisipasi 2. Konsisten dalam mengambil keputusan 3. Berbadan sehat Penilaian sampel yang diuji berdasarkan tingkat kesukaan panelis. Jumlah tingkat kesukaan bervariasi. Penilaian dapat diubah dalam bentuk angka dan selanjutnya dapat dianalisis secara statistik untuk penarikan kesimpulan (Badan Standar Nasional, 2006).
8. Kerusakan pada lipstik
Kerusakan pada lipstik antara lain : a) Sweating Merupakan keluarnya cairan dari permukaan lipstick yang disebabkan Karena kadarminyak yang tinggi atau rendahnya kualitas campuran minyak dan lilin dalam formula. b) Bleeding Terjadi pemisahan antara zat warna dengan basis lilin, sehingga menyebabkan zatwarna tidak merata c) Blooming Disebut juga pemekaran pada ujung lipstick yaitu permukaan lipstick menjadi lebihtumpul dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena tingginya konsentrasi cet yl alcohol (>5%). d) Streaking Terbentuknya sebuah garis tipis atau pita yang berbeda warna, atau substansi yangnampak di permukaan pada produk jadi. Hal ini terjadi karena terjadi pemisahan partikelyang tersuspensi. e) Seams
14
Ditandai dengan keretakan lipstick pada saat digunakan. Hal ini terjadi karena massayang rapuh atau terjadi kesalahan pada saat teknik pendinginan f) Laddering Produk nampak berjenjang, tidak lembut dan tiak homogenysetelah dibekukan, nampak adanya lapisan ganda. Kerusakan ini terjadikarena pada saat proses pencetakan dilakukan pada temperature rendah,atau sebagian formulasi tidak cukup panas, atau bisa juga terjadi karenaproses pengisian pada cetakan terlalu lambat. g) Deformation Lipstick terlihat rusak dengan sangat jelas, kerusakan jugaterlihat jika dilihat dari salah satu sisi maupun kedua sisi h) Catering Stick membentuk lubang dimana penyebab utamanya adalah jumlah minyak silicon atau minyak lubrikasi yang terlalu sedikit. i) Mushy failure Inti pusat stick tidak memiliki struktur dan patah.
9. Data Preformulasi a. Ozokerite
Nama lain
: Cera mineralis alba; ceresine; ceresine wax; ceresi n wax; cerin; cerosin; Cirashine CS; earth wax; GS-Ceresin; Koster Keunen Ceresine; mineral wax; purified ozokerite; Ross Ceresine Wax; white ceresin wax; white ozokerite wax.
Pemerian
: Lilin warna putih sampai agak kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa, amorf (non Kristal), rapuh Kelarutan
: Larut dalam benzene, kloroform, nafta, minyak panas,
petroleum eter, 30 bagian etanol absolut, turpentine, karbon disulfide, dan banyak pelarut organic. Tidak larut dalam air. Titik leleh
:
Kegunaan
: opacifier; stabilizing agent; stiffening agent.
Konsentrasi
: 2-3%
61 –78° C
b. Octyldodecanol
Nama lain
: Eutanol G PH, Standamul G.
Rumus molekul
: C20H42O
Pemerian
: Cairan minyak jernih tidak berwarna atau agak 15
kekuningan. Kelarutan
: Mudah larut dalam etanol (95%) dan praktis sukar larut dalam
air. Melting point
: < 20°C
Specific gravity
: 0.83 – 0.85 pada 20°C
Kegunaan
: Emolien, bahan pengemulsi, lubrikan, pelarut dan bahan
pengental. c. Cetyl Alcohol
Nama lain
: Alcohol cetylicus et stearylicus; cetearyl alcohol; cetyl stearyl
alcohol; Crodacol CS90; Lanette O; Speziol C16-18 Pharma; Tego Alkanol 1618; Tego Alkanol 6855. Pemerian
: Lilin, putih serpihan, granul berwarna putih. Karakteristik
berbau dan berasa lemah. Kelarutan
: Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter,praktis tidak larut
dalam air.Larut jika dilelehkan dengan lemak, paraffin padat dan cair dan isopropyl miristat. Titik leleh
: 45 – 52°C.
Bobot jenis
: 0.81 pada 50°.
Kegunaan
: bahan pengemulsi, bahan pengeras, emolien menyerap air.
Konsentrasi
: 2-10%.
d. Isopropyl Palmitate
Nama lain
: Emerest 2316; hexadecanoic acid isopropyl ester; hexadecanoic
acid 1-methylethyl ester; isopropyl hexadecanoate; isopropylis palmitas; Isopropylpalmitat Rumus molekul
: C19H38O2
Pemerian
: Cairan kental jernih, tidak berwarna sampai warna kuning
pucat, tidak berbau dan mengeras disuhu kurang dari 16°C. Kelarutan
: Larut dalam aseton, kloroform, ethanol (95%), ethyl acetate,
mineral oil, propan-2-ol, silicone oils, vegetable oils, dan hidrokarkon alifatik dan aromatik; praktis tidak larut dalam glycerin, glycols, dan air. Specific gravity
: 0.852 pada 25°C.
Kegunaan
: Emolien, pembawa, bahan penetrasi kulit, pelarut.
16
e. Octinoxate
Nama lain
: Parsol MCX; Octyl methoxycinnamate; Parsol; Parsol MOX
Rumus molekul
: C18H26O3
Pemerian
: Cairan kental tidak berwarna sampai kuning pucat, tidak
berbau. Kelarutan
: Mudah larutdalam alkohol, propylene glycol monomyristate,
dan banyak minyak. Melting point
: 68.3° C
Specific gravity
: 1.01 – 1.02
Kegunaan
: Ultraviolet /UVB/ screen
Konsentrasi
: max. 7.5%
f.
Benzophenone-3
Nama lain
: Oxybenzone;2-HYDROXY-4-
METHOXYBENZOPHENONE Rumus molekul
: C14H12O3
Pemerian
: Serbuk putih sampai putih gading atau kuning terang.
Kelarutan
:
Melting point
: 65.5°C.
Kegunaan
: sunscreen agent
Konsentrasi
: max. 6%
Larut dalam banyak pelarut organic.
g. Mineral Oil
Nama lain
: Heavy mineral oil; heavy liquid petrolatum; liquid petrolatum;
paraffin oil; paraffinum liquidum; Sirius; whitemineral oil. Pemerian
:
cairan berminyak kental transparan, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin dan air; larut
dalam aseton, benzene, kloroform, karbon disulfide, eter dan petroleum eter.Terdispersi dalam volatile oil and fixed oil, kecuali of castor oil. Viskositas
: 110 – 230 mPa s (110 – 230 cP) pada 20°C
Kegunaan
: Emolien; lubrikan; pembawa, pelarut.
h. AerosilTM 200
Nama lain
: Cab-O-Sil; Cab-O-Sil M-5P; colloidal silica; fumed silica;
fumed silicon dioxide; hochdisperses silicum dioxid; SAS; silica 17
colloidalis anhydrica; silica sol; silicic anhydride; silicon dioxide colloidal; silicon dioxide fumed; synthetic amorphous silica. Rumus molekul
: SiO2
Pemerian
: serbuk amorf dengan ukuran partikelsekitar 15 nm., halus,
tidak berasa, tidak berbau dan berwarna putih terang. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam pelarut organic, air dan asam kecuali
hydrofluoric acid; larut dalam larutan panas alkali hidriksida. Bentuk koloid terdipersi dalam air. Specific gravity
: 2.2
Melting point
: 1600°C
Kegunaan
: Adsorbent; anticaking agent; emulsion stabilizer; glidant;
suspending agent; thermal stabilizer; viscosity-increasingagent. Konsentrasi
i.
: 2.0 – 10.0%
Hydrogenated Caster Oil
Nama lain
: Castorwax; Castorwax MP 70; Castorwax MP 80; Croduret;
Cutina HR; Fancol; ricini oleum hydrogenatum. Rumus molekul
: C57O9H110
Pemerian
: Sebuk halus atau patahan warna putih sampai kuning pucat.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam aseton, kloroform dan
metilen klorida. Rentang leleh
: 85 – 88°C
Kegunaan
: Lubrikan, stiffening agent.
j.
C10-30 Alkyl Acrylate
Nama lain
: Intelimer® 13-1 Polymer
Pemerian
: pellet warna putih sampai kuning terang.
Kelarutan
: Larut dalam fase minyak pada suhu 5°C di atas suhu lelehnya.
Melting point
:
Kegunaan
: mengurangi tingkat kelengketan dan berminyak pada formula
48 °C
yang mengandung minyak, meningkatkan kenyamanan pada saat dipakai. Konsentrasi
: 1.0 – 3.0%.
k. TitaniumDioxide
Nama lain
: Anatase titanium dioxide; brookite titanium dioxide; color 18
index number 77891; E171; Hombitan FF-Pharma; Kemira AFDC;Kronos 1171; pigment white 6; Pretiox AV-01-FG; rutile titaniumdioxide; Tioxide; TiPure; titanic anhydride; titanii dioxidum;Tronox. Rumus molekul
: TiO2
Pemerian
: Serbuk amorf tidak higroskopis, warna putih, tidak berbau dan
tidak berasa. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalamH2SO4 encer, HCl, HNO3, pelarut
organic dan air. Larut dalam hydrofluoric acid dan H2SO4 panas. Titik leleh
: 1855°C
Kegunaan
: opacifier; pigment.
l. D&C Red #7
Nama lain
: Lithol rubin B Ca, C.I. Pigment Red 57:1; CCRIS 4903
Rumus molekul
: C18H12CaN2O6S
Pemerian
: Serbuk kering
Titik leleh
:
Kelarutan
: dalam air 8.9 mg/l
Kegunaan
: Dyes dan pigment
357.5 °C
m.D&C Red #6
Nama lain
: barium lake; UNII-K4XZD9W99K; K4XZD9W99K;
SCHEMBL9107772; EINECS 241-806-4 Rumus molekul
: C18H12BaN2O6S
Pemerian
: Serbuk kering
Kegunaan
: Dyes
n.
Butil hidroksi anisol
Nama lain
: BHA
Rumus molekul Pemerian
: C11H16O : serbuk hablur putih atau putih kekuningan, berbau aromatik
khas. Kelarutan
: praktis sukar larut dalam air; mudah larut dalam
propilenglikol, eter, kloroform Kegunaan
: Antioksidan
Konsentrasi
:
0.05-0.02% 19
o.
LiquaPar Oil
Nama lain
: Isopropylparaben (and) Isobutylparaben (and) Butylparaben
Pemerian
: Cairan kental jernih
Kelarutan
: Agak skar larut dalam air
Specific gravity
:
Kegunaan
: Preservative
1.1033 @25°C
10. Formulasi Lipstik A. Formulasi 1 No.
FORMULA 1
12)
1
Sinthetic wax
6.00%
2
Ceresin
4.00%
3
Paraffin
3.00%
4
Isododecane
10.00%
5
Cetyl stearate/acetylated lanolin 90:10
5.00%
6
Methylparaben
0.30%
7
Propylparaben
0.10%
8
BHA
0.10%
9
Cyclomethicone
41.50%
10
Isosteariltrimethylolpropane siloxysilicate
5.00%
11
Red #7 Calcium Lake
4.00%
12
Yellow 5 Aluminum Lake
3.00%
13
Titanium dioxide/mica
5.00%
14
Titanium dioxide/mica/iron oxide
3.00%
15
Bismuth oxychloride
10.00%
Cara Pembuatan
Formula 1 : 1) Lelehkan bahan 1,2,3,4,5 pada suhu 80-85°C, sambil diaduk (fase a). 2) Larutkan methylparaben, propylparaben dan BHA ke dalam fase a pada suhu 70°C (fase b). 3) Dispersikan pewarna (11,12,13,14,15) ke dalam bahan 9 dan 10 (fase c).
20
4) Campurkan fase c ke dalam fase b. 5) Tuang ke dalam cetakan, dan dinginkan hingga mengeras. Diperoleh karakteristik produk dengan kemampuan transfer-resistant yang kuat B. Formulasi 2 19)
No.
FORMULA 2
1
Octyldodecanol
24.7
2
Isopropyl Palmitate
15.0
3
Octinoxate
7.5
4
Benzophenone-3
5.0
5
Mineral Oil
27.5
6
(Fumed) Silica
2.0
7
Hydrogenated Caster Oil
4.5
8
C10-30 Alkyl Acrylate
10.0
9
Titanium Dioxide
2.5
10
LiquaPar Oil
0.1
11
D&C Red #7
1.0
12
D&C Red #6
0.2
Cara Pembuatan Formulasi 2
1) Campurkan seluruh bahan dalam vessel kemudian panaskan. 2) Aduk dan jaga suhu 75-80°C hingga seluruh bahan terdispersi secara merata. 3) Jika sudah terdispersi merata, dinginkan sampai suhu 70-72°C. 4) Tuang ke dalam cetakan dan bekukan hingga lipstick mengeras. 5) Diperoleh sediaan lipstick yang stabil pada suhu 50°C selama masa penyimpanan 4 bulan.
Formula 3 : 20)
No.
FORMULA 3
1
Fluoroalkylsilicone
20
2
Arachidyl propionate
9
3
Ethylene homopolymer / “PolyWax 500”
16
4
Cyclotetradimethicone / “DoW Corning 244 Fluid”
46
5
Pigments
9
21
Cara Pembuatan Formulasi 3
1) Panaskan bahan 1,2,3 pada suhu 95°C (fase a). 2) Tambahkan bahan 5 ke dalam fase a sambil di aduk kemudian tambahkan bahan 5. 3) Aduk dengan turbo mixer pada kecepatan 3000 rpm hingga seluruh bahan terdispersi merata. 4) Dinginkan sampai suhu 85°C kemudian tuang ke dalam cetakan. 5) Keluarkan lipstick dari cetakan setelah dingin / mengeras. 6) Keluarkan lipstick dari cetakan setelah dingin / mengeras. 7) Diperoleh karakteristik produk yang lembut, mudah diaplikasikan, tahan lama dan memiliki efek transfer-resistant yang baik. Formula 4 :
No.
FORMULA 4
1
Octyldodecanol
24.7
2
Ozokerite
4.0
3
Cetyl Alcohol
2.0
4
Isopropyl Palmitate
11.5
5
Octinoxate
5.0
6
Benzophenone-3
5.0
7
Mineral Oil
27.5
8
(Fumed) Silica
2.0
9
Hydrogenated Caster Oil
4.5
10
C10-30 Alkyl Acrylate
10.0
11
Titanium Dioxide
2.5
12
LiquaPar Oil
0.1
13
D&C Red #7
1.0
14
D&C Red #6
0.2
1) Campurkan seluruh bahan dalam vessel kemudian panaskan. 2) Aduk dan jaga suhu 75-80°C hingga seluruh bahan terdispersi secara merata. 3) Jika sudah terdispersi merata, dinginkan sampai suhu 70-72°C. 4) Tuang ke dalam cetakan dan bekukan hingga lipstick mengeras dan keluarkan dari cetakan.
22
BAB III PEMBAHASAN
Masalah yang seringkali timbul selama penggunaan lipstik karena adanya perpindahan (transper) warna yaitu meninggalkan kotoran dipermukaan yang tersentuh dan saat menghapus make up dari bibir dapat meninggalkan noda yang tidak diinginkan. Selain itu, warna lipstik dapat hilang karena tertelan dan bisa memudar saat berbicara, tersenyum atau menguap. Tantangan dalam membuat formula lipstick yang banyak disukai oleh wanita adalah bagaimana agar selama pemakaian lipstick selain tahan lama dan tidak meninggalkan noda ditempat yang tidak diinginkan (transfer-resistant) juga dapat memberikan kenyamanan dengan tampilan yang tidak lengket dan berminyak. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibandingkan formula dengan kriteria tersebut di atas
KARAKTERISTIK FORMULA Komponen Kosmetik
Sifat transper resistant/film former
Zat aktif
F1
F2
F3
F4
C10-c30 alkyl acrylate
10
10
Aerosil TM 200/fumed silica/
2
2
Octyldodecacanol
24
24.7
Isododecane 10 cyclotetradimethicon Fluoroalkylsilicone Ozokerite/ceresin 4
Karakteristik
Pelet warna putih sampai kuning terang, membentuk lapisan film yang memberi efek kilau, pelumasan dan transper ressisten Serbukamorf dengan ukuran partikel sekitar 15 mm, putih terang Cairan minyak jernih tidak berbau agak kekuningan
46 20 4
Pengeras Cetyl alkohol
2
23
Lilin warna putih sampai kekuningan tidak berbau, tidak berasa, membentuk konsistensi lipstik Lilin putih serpihan, granul warna putih, karakteristik berbau dan berasa lemah
Hydrogenated castor oil Sintetix wax Poly wax 500 Isopropil miristat Mineral oil/parafin
4.5
4.5
Serbuk halus atau patahan warna putih
27.5
27.5
Cairan berminyak kental transparan, tidak berwarna, tidak berasa
15
11.5
Cairan kental jernih, tidak berbau Serbuk amorf tidak higroskopik, warna putih Serbuk kering, warna yang dihasilkan lebih terang Serbuk kering Serbuk kering
6 16 3
Emolien Cetyl stearat Isopropyl palmitat
5
Titanium dioksida
5
2.5
2.5
D&C Red #7
4
1
1
0.2
0.2
Pewarna D&C Red#6 Yelow 5 Pigmen Benzophenon – 3 Sunscreen
Antioksidan
Preservative
Formula 1
2 3 4
3 9
Octinoxate
BHA Liquapar oil Methyl paraben Propyl paraben
5
5
7.5
5
0.1
0.1
0.1
Serbuk putih sampai putih gading atau kuning terang Cairan kental tidak berwarna sampai kuning pucat tidak berbau Serbuk hablur putih atau putih kekuningan Cairan kental jernih
0.3 0.1
Karakteristik sediaan Produk yang dihasilkan memiliki kemampuan transper resistant yang kuat Mudah diaplikasikan, warna homogen Sediaan lipstik stabil pada suhu 500 C selama penyimpanan 4 bulan, mudah diaplikasikan Diperoleh karakteristik sediaan yang lembut, mudah diaplikasikan tahan lama dan memiliki efek transper resistant yang baik Diperoleh sediaan dengan karakteristik stabil pada suhu 50oC, lembut, mudah diaplikasikan dan memiliki efek transper resistant yang baik
24
BAB IV KESIMPULAN
Lipstik semi permanent harus dapat memberikan efek tahan lama dan transfer resistan. Penggunaan silika dalam lipstik diketahui dapat memberikan sifat transper resistant dengan membentuk lapisan film pada bibir.lapisan film tersebut dapat memberikan efek kilau/mengkilap dan pelumasan. Evaluasi yang dapat dilakukan pada lipstik adalah : 1. Pemeriksaan titik lebur 2. Pemeriksaan kekuatan lipstik 3. Uji oles 4. Uji PH 5. Stabilitas sediaan 6. Uji tempel 7. Uji kesukaan Dari formulasi 1, 2, 3 dan 4,
formulasi keempat merupakan formulasi terbaik
dibandingkan dengan formulasi lainnya. Hal ini dikarenakan sediaan yang diperoleh dengan karakteristik stabil pada suhu 50 oC, lembut, mudah diaplikasikan dan memiliki efek transper resistant yang baik.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Tranggono, R.I.S., dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 7-9, 90. 2. Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. Hal. 28. 3. Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsveir Science. Hal. 389. 4. Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 83-86, 191-192. 5. Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 57, 157, 551. 6. Raymond C Rowe et all, 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association. 7. http://www.cosmeticsandtoiletries.com/research/chemistry/Two-Decades-of-Transferresistant-Lipstick-290207561.html. Diakses pada 29 Maret 2016. 8. RY Lochhead, Trends in polymers for personal care, Polymer Preprints of the American Chemical Society 49(2) 675 (2008) 9. www.referenceforbusiness.com/history2/10/Revlon-Inc.html#ixzz3HBYTVvXH. Diakses pada 18 April 2016. 10. US Pat 5,984,394, Transfer-resistant lip compositions, DW Walling, SM Wujek, F Levine and DJ Coleman-Nally, assigned to Procter & Gamble (Sep 7, 1999) 11. US Pat 6,555,097, Cosmetic product systems comprising a transfer resistant, flexible film-forming cosmetic product and an oil-containing composition, TE Rabe, LE Drechsler, ED Smith III, T Dohmae and CM Hines, assigned to Procter & Gamble (Apr 23, 2003) 12. US Pat 5,505,937, Cosmetic compositions with improved transfer resistance, A Castrogiovanni et al, assigned to Revlon Consumer Products Corp (Apr 1996) 13. US Pat 5,800,816, Cosmetic compositions, H Brieva, JG Russ and IM Sandewicz, assigned to Revlon Consumer Products Corp (Sep 1, 1998) 14. US Pat 5,911,974, H Brieva, JG Russ and IM Sandewicz, assigned to Revlon Consumer Products Corp (Jun 15, 1999) 15. US Pat 5,948,393, Make-up cosmetic composition, S Tomomasa, H Takada and Y Soyama, assigned to Shiseido (Sep 7, 1999)
26
16. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Octinoxate#section=DrugLabels-forIngredients. Diakses pada 18 April 2016. 17. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/4632#section=Therapeutic-Uses.
Diakses
pada 19 April 2016. 18. Intelimer® 13-1 Polymer Data Sheet 19. Lipstick with Intelimer® 13-6 Polymer. Formulating Guide C002 20. US
Pat
6,203,780, COSMETIC
0R
DERMATOLOGICAL
COMPOSITION
CONTAINING AT LEAST ONE FLUOROSILICONE WITH AN ALKYL CHAIN , Arnaud et al., assigned to L’Oreal, Paris (Mar 20, 2001)
21. Balsam, M.S. (1972). Cosmetic Science and Technology. Edisi Kedua. London: Jhon Willy and Son, Inc. Hal. 64, 371, 372, 374, 375, 388.
22. Barel, A.O., Paye, M., dan Howard I.M. (2001). Handbook of Cosmetic Science and Technology. Edisi Kedua. New York: Informa Healthcare. Hal. 645, 670, 671.
23. Jellinek, J.S. (1976). Formulation and Function of Cosmetics. New York: Wiley Interscience. Hal. 428, 429.
24. Poucher, J. (2000). Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps. Edisi Kesepuluh. London: Kluwer Academic Publisher. Hal. 206, 210
25. Senzel, A. (1977). Newburger’s Manual of Cosmetic Analysis. Edisi Kedua. Washington DC: Association of Official Analytical Chemists, Inc. Hal. 50.
26.Rawlins, E.A. (2003). Bentley’s Textbook of Pharmaceutics. Edisi Kedelapan belas. London: Bailierre Tindall. Hal. 355. 27.Vishwakarma, B., Sumeet, D., Kushagra, D., dan Hemant, J. (2011). Formulation And Evaluation of Herbal Lipstick. International Journal of Drug Discovery & Herbal Research. 1(1): 18-19.
27