BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Phar Pharma mace ceut utic ical al
care care
berk berkem emba bang ng
akib akibat at
dari dari
seja sejara rah h
perk perkem emba bang ngan an
obat obat
yang yang
mengakibatkan makin banyaknya DRPs (Drug Related Problems).Terlihat dari catatan sejarah bahwa di US pada tahun !""#$ !%&.&&& kematian dan ! juta pasien dirawat dirumah sakit akibat adanya DPRs dari obat yang diresepkan ('ipolle et al.$ !"").denti*ikasi$ pencegahan dan pemecahan terhadap timbulnya DRPs merupakan akti+itas utama dalam pharmaceutical care.DRPs merupakan suatu masalah yang timbul dalam penggunaan obat atau terapi obat yang secara potensial maupun aktual dapat mempengaruhi outcome terapi pasien$ meningkatkan biaya perawatan serta dapat menghambat tercapainya tujuan terapi (,an (,an -ill et al.$ &&%).
DRPs terdiri dari tujuh kategori$ empat kategori diantaranya adalah ketidaktepatan pemilihan obat obat$$ dosi dosiss kurang kurang$$ dosi dosiss lebi lebih h dan dan inte intera raks ksii obat obat./e ./eti tidak dakte tepat patan an pemil pemilih ihan an obat obat dapa dapatt menye menyeba babk bkan an obat obat tidak tidak e*ekt e*ekti* i*$$ menim menimbul bulkan kan toks toksis isit itas as atau atau e*ek e*ek samp sampin ing g obat$ obat$ dan dan membengkakan biaya pengobatan. 0aktor pendukung yang menyebabkan pasien menerima dosis lebih atau kurang$ antara lain ialah obat diresepkan dengan metode *i1ed2 model (hanya merujuk pada dosis la3im) tanpa mempertimbangkan lebih lanjut usia$ berat badan$ jenis kelamin dan kondisi penyakit pasien sehingga terjadi kesalahan pada peresepan$ adanya asumsi dari tenaga kesehat kesehatan an yang lebih lebih meneka menekankan nkan keamana keamanan n obat obat dan memini meminimal malisi isirr e*ek e*ek toksi toksik k sampai sampai mengorbankan sisi e*ekti+itas terapi (Strand et al.$ !""). 0armasis 0armasis dalam kaitannya dengan Pharmaceuti Pharmaceutical cal care harus memastikan memastikan bahwa pasien mendapatkan terapi obat yang tepat$ e*isien dan aman. 4al ini melibatkan tiga *ungsi umum$ yaitu5 mengidenti*ikasi DRPs yang terjadi dan potensial terjadi$ mengatasi DRPs yang terjadi$ mencegah terjadinya DPRs yang potensial terjadi (Ro+ers et.al et.al.$ .$ &&6). -unculnya DRPs dapat dipicu dengan semakin meningkatnya jenis dan jumlah obat yang dikonsumsi pasien untuk mengatasi berbagai penyakit yang diderita$ seperti pada beberapa penyakit kronik (Rakhmawati et al.$ &).
!
1.2 Rumusan masalah 1.Apa yang dimaksud dengan Drug Related Problems (DRPs ) ? 2. Apa saja jenis-jenis Drung Drung related problems( DRPs) DRPs) ? .Bagaimana tanggung ja!a" #armasis terhadap Drug Related Problems (DRPs ) ? $.Bagaimana intruksi menyelesaikan menyelesaikan DRP ? %.Apa saja jenis-jenis DRP&s?
'ujuan akalah 1. 'ujuan 1.ntuk mengetahui pengertian Drug Related Problems (DRPs) 2.ntuk mengetahui jenis-jenis Drug Related Problems (DRPs) .ntuk .ntuk mengetahu mengetahuii tanggung tanggung ja!a" se*rang #armasis #armasis terhadap terhadap Drug Related Problems (DRPs) $.ntuk mengetahui "entuk "lank* Drug Related Problems (DRPs) %.untuk menggetahuai jenis-jenis DRPs
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Drug Related Problems (DRPs)
Drug Related Pr*"lem (DRP) atau masalah terkait *"at adalah "agian
dari
asuhan
menggam"arkan (ap*teker)
suatu
menilai
ke#armasian keadaan,
adanya
(pharma+euti+al dimana
pr*#esi*nal
ketidaksesuaian
+are)
yang
kesehatan
peng*"atan
dalam
men+apai terapi yang sesungguhnya. Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien akibat terapi obat sehingga secara aktual maupun potensial dapat mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan ('ipolle et al.$ !"") DRPs dibagi menjadi dua yaitu DRPs aktual dan DRPs potensial$ tetapi pada kenyataannya problem yang muncul tidak selalu terjadi dengan segera.DRPs aktual adalah suatu masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada pasien. DRPs potensial adalah suatu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada pasien ('ipolle et al.$ !"") Penggunaan obat yang tidak tepat atau tidak rasional telah menjadi masalah tersendiri dalam pelayanan kesehatan$ masalah ini dapat dijumpai di unit7unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit maupun di Puskesmas (Depkes R$ &&") -asalah7masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat adalah suatu kejadian atau keadaan yang melibatkan terapi obat dan nyata atau mungkin mempengaruhi hasil optimal untuk pasien (Siregar dan malia$ &&6) Praktek pelayanan *armasi klinik mengharuskan setiap *armasis meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam proses pelayanan kesehatan$ memahami penyakit dan terapinya dengan memperhatikan kondisi pasien secara indi+idual$ mampu mengidenti*ikasi dan menatalaksana problem kesehatan yang terkait dengan penggunaan obat DRP$ dan mampu bekerja sama langsung dalam perawatan penderita ('ipolle et al.$ !"") DRPs dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami dengan jelas.Dengan demikian perlu untuk mengidenti*ikasi dan mengkatagorikan DRPs dan penyebabnya. 6
/unci utama untuk mengidenti*ikasi DRPs dan untuk menyusun rencana yang tepat sebagai respon atas kebutuhan obat pasien secara indi+idu adalah dengan pasien itu sendiri$ apabila pasien menggunakan obat sesuai dengan aturan pemakaian maka kemungkinan terjadinya DRPs selama pengobatan dapat dihindari ('ipolle et.al.$ !"" 5 !).
2.2 Kategori Drug Related Problems DRPs! !. -embutuhkan 8bat Tambahan (ndikasi 9utuh 8bat) Penyebabnya yaitu pasien membutuhkan obat tambahan misalnya untuk pro*ilaksis atau pramedikasi$ memiliki penyakit kronik yang memerlukanpengobatan kontinu$ memerlukan terapi kombinasi untuk menghasilkan e*eksinergis atau potensiasi dan atau ada kondisi kesehatan baru yangmemerlukan terapi obat. . 8bat Tanpa ndikasi yang Sesuai 4al ini dapat terjadi sebagai berikut 5 menggunakan obat tanpa indikasi yang tepat$ dapat membaik kondisinya dengan terapi non obat$ minumbeberapa obat padahal hanya satu terapi obat yang diindikasikan atauminum obat untuk mengobati e*ek samping. -erupakan tanggungjawab *armasi agar pasien tidak menggunakan obat yang tidak memiliki indikasi yang tepat.DRP kategori ini dapat menimbulkan implikasi negati* pada pasien berupa toksisitas atau e*ek samping$ dan membengkaknya biaya yang dikeluarkan diluar yang seharusnya.-isalnya$ pasien yang menderita batuk dan *lu mengkonsumsi obat batuk dan analgesik2antipiretik terpisah padahal dalam obat batuk tersebut sudah mengandung paracetamol. 6. -enerima 8bat yang Salah /asus yang mungkin terjadi adalah 5 obat tidak e*ekti*$ ketidaktepatan pemilihan obat$ alergi$ adanya resiko kontraindikasi$ resisten terhadap obatyang diberikan$ kombinasi obat yang tidak perlu dan atau obat bukan yangpaling aman. %. Dosis Terlalu /ecil Pasien menerima obat dalam jumlah lebih kecil dibandingkan dosis terapinya.4al ini dapat menjadi masalah karena menyebabkan tidak e*ekti*nya terapi sehingga pasien tidak sembuh$ atau bahkan dapat memperburuk kondisi kesehatannya. 4al2hal yang menyebabkan pasien menerima obat dalam jumlah yang terlalu sedikit antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat$ *rekuensi dan durasi obat yang tidak tepat dapat menyebabkan jumlah obat yang diterima lebih sedikit dari yang seharusnya$ penyimpanan juga berpengaruh terhadap beberapa jenis sediaan obat$ %
selain itu cara pemberian yang tidak benar juga dapat mengurangi jumlah obat yang masuk ke dalam tubuh pasien. da beberapa *aktor pendukung yang menyebabkan kejadian tersebut yaitu antara lain obat diresepkan dengan metode *i1ed model (hanya merujuk pada dosis la3im) tanpa mempertimbangkan lebih lanjut usia$ berat badan$ jenis kelamin dan kondisi penyakit pasien sehingga terjadi kesalahan dosis pada peresepan. danya asumsi dari tenaga kesehatan yang lebih menekankan keamanan obat dan meminimalisir e*ek toksik terkadang sampai mengorbankan sisi e*ekti+itas terapi. /etidakpatuhan pasien yang menyebabkan konsumsi obat tidak tepat jumlah$ antara lain disebabkan karena *aktor ekonomi pasien tidak mampu menebus semua obat yang dires epkan$ dan pasien tidak paham cara menggunakan obat yang tepat. -isalnya pemberian antibiotik selama tiga hari pada penyakit S0 Pneumonia. :. Dosis Terlalu 9esar Pasien menerima obat dalam jumlah dosis terlalu tinggi dibandingkan dosis terapinya. 4al ini tentu berbahaya karena dapat terjadi peningkatan resiko e*ek toksik dan bisa jadi membahayakan 4al2hal yang menyebabkan pasien menerima obat dalam jumlah dosis terlalu tinggi antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat$ *rekuensi dan durasi minum obat yang tidak tepat. -isalnya$ penggunaan *enitoin dengan kloram*enikol secara bersamaan$ menyebabkan interaksi *armakokinetik yaitu inhibisi metabolisme *enitoin oleh kloram*enikol sehingga kadar *enitoin dalam darah meningkat. ;. Pasien -engalami <*ek 8bat yang Tidak Diinginkan (d+erse Drug Reaction) Dalam terapinya pasien mungkin menderita DR yang dapat disebabkan karena obat tidak sesuai dengan kondisi pasien$ cara pemberian obat yang tidak benar baik dari *rekuensi pemberian maupun durasi terapi$ adanya interaksi obat$ dan perubahan dosis yang terlalu cepat pada pemberian obat2obat tertentu. DR merupakan respon terhadap suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan serta terjadi pada dosis la3im yang dipakai oleh manusia untuk tujuan pro*ilaksis$ diagnosis maupun terapi. Pada umumnya DR dibagi menjadi beberapa kelompok$ yaitu 5 a. Reaksi tipe Reaksi tipe mencakup kerja *armakologis primer atau sekunder yang berlebihan atau perluasan yang tidak diharapkan dari kerja obat seperti diuretik mengimbas hipokalemia atau propanolol mengimbas pemblok jantung. Reaksi ini seringkali :
bergantung dosis dan mungkin disebabkan oleh suatu penyakit bersamaan$ interaksi obat2obat atau obat2makanan. Reaksi tipe dapat terjadi pada setiap orang. b. Reaksi tipe 9 Reaksi tipe 9 merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi imunologi. Reaksi alergi mencakup tipe berikut 5
Tipe $ ana*ilaktik (reaksi alergi mendadak bersi*at sistemik) atau segera (hipersensiti+itas)
Tipe $ sitotoksik
Tipe $ serum
Tipe ,$ reaksi alergi tertunda misalnya penggunaan *enitoin dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan Ste+en =ohnson syndrome.
c. Reaksi Tipe ' (berkelanjutan) Reaksi tipe ' disebabkan penggunaan obat yang lama misalnya analgesik$ ne*ropati. d. Reaksi Tipe D Reaksi tipe D adalah reaksi tertunda$ misalnya teratogenesis dan karsinogenesis. e. Reaksi Tipe < Reaksi tipe <$ penghentian penggunaan misalnya timbul kembali karena ketidakcukupan adrenokortikal. #. Terjadinya nteraksi 8bat nteraksi antara obat2obat merupakan masalah yang perlu dihindari.Semua obat termasuk obat non resep harus dikaji untuk interaksi obat.poteker perlu mengetahui interaksi obat2obat yang secara klinik signi*ikan.Suatu interaksi dianggap signi*ikan secara klinik jika hal itu mempunyai kemungkinan menyebabkan kerugian atau bahaya
pada
pasien.nteraksi
antar
obat
dapat
berakibat
merugikan
atau
menguntungkan.nteraksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan>atau mengurangi e*ekti+itas obat yang berinteraksi$ terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit. -ekanisme interaksi obat$ yakni 5 a. nteraksi *armasetik (inkompatibilitas) nkompatibilitas ini terjadi di luar tubuh (sebelum obat diberikan) antara obat yang
tidak
dapat
dicampur
(inkompatibel).Pencampuran
;
obat
demikian
menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara *isik atau kimiawi yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan$ perubahan warna dan lain2lain$ atau mungkin juga tidak terlihat.nteraksi ini biasanya berakibat inakti*asi obat. 9agi tenaga kesehatan$ interaksi *armasetik yang penting adalah interaksi antar obat suntik dan interaksi antara obat suntik dengan cairan in*us.
b. nteraksi *armakokinetik nteraksi *armakokinetik terjadi bila salah satu obat mempengaruhi absorpsi$ distribusi$ metabolisme atau ekskresi obat kedua sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun. kibatnya$ terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan e*ekti+itas obat tersebut. nteraksi *armakokinetik tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi$ sekalipun struktur kimianya mirip$ karena antara obat segolongan terdapat +ariasi si*at2si*at *isiko kimia yang menyebabkan +ariasi si*at2si*at *armakokinetiknya. -isalnya$
penggunaan
ketokona3ol
dan
paracetamol
secara
bersamaan$
menyebabkan inhibisi metabolisme paracetamol oleh ketokona3ol sehingga kadar paracetamol meningkat. c. nteraksi *armakodinami nteraksi *armakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor$ tempat kerja atau sistem *isiologik yang sama sehingga terjadi e*ek yang aditi*$ sinergistik atau antagonistik. nteraksi *armakodinamik merupakan sebagian besar dari interaksi obat yang penting dalam klinik. 9erbeda dengan interaksi *armakokinetik$ interaksi *armakodinamik seringkali dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi$ karena
penggolongan
*armakodinamiknya.
obat
-isalnya$
memang penggunaan
berdasarkan war*arin
persamaan dan
aspirin
e*ek dapat
meningkatkan terjadinya perdarahan. . /etidakpatuhan Pasien (Pasien -engalami /ondisi /eadaan ?ang Tidak Diinginkan kibat Tidak-inum 8bat Secara 9enar) /epatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang indi+idu dengan nasehat medis atau kesehatan. /epatuhan pasien untuk minum obat dipengaruhi oleh beberapa *aktor$ antara lain 5 a. Persepsi tentang kesehatan #
b. Pengalaman mengobati sendiri c. Pengalaman dengan terapi sebelumnya d. @ingkungan (teman$ keluarga) e. danya e*ek samping obat *. /eadaan ekonomi g. nteraksi dengan tenaga kesehatan (dokter$ apoteker$ perawat). kibat dari ketidakpatuhan (non2compliance) pasien untuk mengikuti aturan selama pengobatan dapat berupa kegagalan terapi dan toksisitas./etidakpatuhan seolah2olah diartikan akibat kelalaian dari pasien$ dan hanya pasienlah yang bertanggung jawab terhadap hal2hal yang terjadi akibat ketidakpatuhannya. Padahal penyebab ketidakpatuhan bukan semata2mata hanya kelalaian pasien dalam mengikuti terapi yang telah ditentukan$ namun banyak *aktor pendorongnya$ yaitu 5 a. 8bat tidak tersedia Tidak tersedianya obat yang dibutuhkan pasien diapotek terdekat menyebabkan pasien enggan untuk menebus obat keapotek lain. b. Regimen yang kompleks =enis sediaan obat terlalu beragam$ misalnya pada saat bersamaan pasien mendapat sirup$ tablet$ tablet hisap$ dan obat inhaslasi$ hal ini dapat menyebabkan pasien enggan minum obat. c. Usia lanjut -isalnya$ banyak pasien geriatrik menggunakan lima atau eman obat2obatan beberapa kali dalam sehari pada waktu yang berbeda. /esamaan penampilan seperti ukuran$ warna$ atau bentuk obat2obat tertentu dapat berkontribusi pada kebingungan.9eberapa pasien geriatrik dapat mengalami hilang daya ingat yang membuat ketidak patuhan lebih mungkin. d. @amanya terapi Pemberian obat dalam jangka panjang misalnya pada penderita T9'$ D-$ arthritis$ hipertensi dapat mempengaruhi kepatuhan pasien$ dimana pasien merasa bosan dalam penggunaan obat tersebut yang menyebabkan e*ek terapi tidak tercapai. e. 4ilangnya gejala Pasien dapat merasa lebih baik setelah menggunaan obat dan merasa bahwa ia tidak perlu lebih lama menggunakan obatnya setelah reda. -isalnya$ ketika seorang pasien tidak menghabiskan obatnya selama terapi antibiotik setelah ia
merasa bahwa in*eksi telah terkendali. 4al ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kembali in*eksi$ sehingga pasien wajib diberi nasehat untuk menggunakan seluruh obat selama terapi antibiotik. *. Takut akan e*ek samping Timbulnya e*ek samping setelah meminum obat$ seperti 5 ruam kulit dan nyeri lambung atau timbulnya e*ek ikutan seperti urin menjadi merah karena minum obat rimpa*isin dapat menyebabkan pasien tidak mau menggunakan obat. g. Rasa obat yang tidak enak h. -asalah rasa obat2obatan paling umum dihadapi dengan penggunaan cairan oral oleh anak2anak$ misalnya dalam *ormulasi obat cair oral bagi anak2anak penambahan penawar rasa dan 3at warna dilakukan untuk daya tarik$ sehingga mempermudah pemberian obat dan meningkatkan kepatuhan. i.
Tidak mampu membeli obat /etidakpatuhan sering terjadi dengan penggunaan obat yang relati* mahal$ pasien akan lebih enggan mematuhi instruksi penggunaan obat yang lebih mahal.
j.
Pasien lupa dalam pengobatan.
k. /urangnya pengetahuan terhadap kondisi penyakit$ pentingnya terapi dan petunjuk penggunaan obat. Pasien biasanya mengetahui relati* sedikit tentang kesakitan mereka$ apalagi man*aat dan masalah terapi yang diakibatkan oleh obat.9iasanya pasien menetapkan pikiran sendiri berkenaan dengan kondisi dan pengharapan yang berkaitan dengan e*ek terapi obat.=ika terapi tidak memenuhi harapan$ mereka cenderung tidak patuh.8leh karena itu diperlukan edukasi pada pasien tentang kondisi penyakitnya$ man*aat serta keterbatasan terapi obat. Dari beberapa *aktor pendorong terjadinya ketidakpatuhan$ apoteker memiliki peran untuk meningkatkan kepatuhan pasien dengan memberikan in*ormasi tentang pentingnya pengobatan pada keadaan penyakit pasien.Selain itu$ diperlukan juga komunikasi yang e*ekti* antara dokter dan apoteker sehingga upaya penyembuhan kondisi penyakit pasien dapat berjalan dengan baik.
2." Kom#o$e$ DRPs Suatu kejadian dapat disebut DRPs bila memenuhi dua komponen berikut 5 !. /ejadian tidak diinginkan yang dialami pasien
"
/ejadian ini dapat berupa keluhan medis$ gejala$ diagnosis penyakit$ ketidakmampuan (disability) atau sindromA dapat merupakan e*ek dari kondisi psikologis$ *isiologis$ sosiokultural atau ekonomi. . 4ubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat 9entuk hubungan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat maupun kejadian yang memerlukan terapi obat sebagai solusi maupun pre+enti*. Sebagai pengemban tugas pelayanan ke*armasian$ seorang *armasis memiliki tanggung jawab terhadap adanya DRPs yaitu dalam hal5 !.
-engidenti*ikasi masalah
.
-enyelesaikan masalah
6.
-elakukan tindakan untuk mencegah terjadinya DRPs
2.% &ara Ide$ti'(asi Drug Related Problems DRPs! Dalam mengidenti*ikasi dan memecahkan Drug Related Problems (DRPs) baik aktual maupun potensial menggunakan modul !2: yaitu5 !. -odul ! 5 Pharmacist’s Patient Data Base Tujuan pengisian Pharmacist’s Patient Data Base adalah untuk memperoleh data pasien yang obyekti* maupun subyekti* sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan terapi. ?ang dicantumkan di dalam Pharmacist’s Patient Data Base adalah5 a. n*ormasi tentang data demogra*i pasien yang meliputi nama$ umur$ jenis b. c. d. e. *. g.
kelamin$ 99$ alamat$ agama$ pekerjaan$ dan lokasi ruangan. Tanggal masuk dan ke luar rumah sakit. dentitas dokter dan *armasis. Riwayat penyakit pasien. Riwayat pengobatan sebelumnya dan yang sekarang. Riwayat keluarga dan status sosial. Baya hidup atau kebiasaan pasien sehari2hari (pola makan$ pola tidur$ dan
sebagainya). h. -asalah medis yang bersi*at kronis dan akut. i. Data laboratorium dan hasil pemeriksaan lain. j. =adwal pemberian obat. k. Riwayat alergi . -odul 5 Drug Therapy Assesment Worksheet (DTAW) DTC adalah *orm yang berisi langkah2langkah yang harus dilakukan untuk mere+iew DRPs$ untuk menilai kualitas dan e*isiensi pengobatan yang dihubungkan dengan pro*il penyakit$ pro*il obat$ dan pro*il pasien dengan mempertimbangkan e*ikasi$ keamanan$ dan biaya. Semua DRPs yang ditemukan dicatat di dalam DTC. 6. -odul 65 Drug Therapy Problem List (DTPL)
!&
Pada lembar ini ditulis jenis DRPs yang ditemukan sesuai yang ada$di DTC dan rekomendasi yang diberikan kepada dokter atau perawat untuk tercapainya keberhasilan terapi. %. -odul %5 Pharmacist Care Plan (PCP) P'P berisi ulasan lebih rinci tentang rencana yang akan dilakukan oleh *armasis untuk mewujudkan kerasionalan penggunaan obat. @embar ini memuat rencana kerja yang harus dikerjakan oleh *armasis$ parameter klinik yang dipantau untuk mencapai tujuan terapi$ *rekuensi pemantauan kepada pasien dan waktu pemantauan. :. -odul :5 Pharmacist Care Plan Monitoring Worksheet (PCPMW) P'P-C ber*ungsi untuk mengarahkan *armasis dalam melakukan monitoring secara e*ekti* dalam pelaksanaan Pharmacist Care Plan (P'P).Pada P'P-C dilakukan pencatatan e*ekti+itas dari terapi$ ataupun kemungkinan e*ek samping obat yang dialami pasien. Secara ringkas$ langkah2langkah untuk mengidenti*ikasi dan menangani DRPs adalah sebagai berikut. !. -enentukan klasi*ikasi permasalahan terapi obat yang terjadi. . -enentukan penyebab terjadinya DRPs. 6. -enentukan tindakan inter+ensi yang paling tepat terhadap DRPs. %.-elakukan asesmen (penilaian) terhadap inter+ensi yang telah dilakukan untuk e+aluasi. 9erdasarkan P'<$ DRP di klasi*ikasikan menjadi % bagian dasar yaitu !. The Problems>masalah .The 'auses> penyebab 6.The nter+entions> inter+ensi %. The 8utcome o* inter+ention> hasil inter+ensi Untuk lebih memudahkan pemahaman$ berikut adalah klasi*ikasi permasalahan terkait obat terbaru (+ersi ;.) menurut P'< (Pharmaceutical 'are etwork
v6.2
!!
Permasalahan
P!.!
Tidak ada e*ek terapi obat>kegagalan terapi.
<*ekti+itas Terapi
P!. <*ek pengobatan tidak optimal.
Terdapat (potensi) masalah karena e*ek
P!.6
terapi.
*armakoterapi yang buruk.
<*ek yang tidak diinginkan dari
P!.% ndikasi tidak tertangani.
Reaksi Tidak
P.!
Diinginkan Pasien menderita
/ejadian yang tidak diinginkan (non2alergi)
P.
kesakitan atau
/ejadian yang tidak diinginkan (alergi)
kemungkinan menderita kesakitan akibat suatu e*ek yang tidak diinginkan dari obat.
P.6 Reaksi toksisitas 9iaya terapi obat lebih tinggi
9iayaTerapi
P6.!
dibutuhkan.
Terapi obat lebih mahal dari yang dibutuhkan.
dari yang sebenarnya
P6. Terapi obat yang tidak perlu. Pasien tidak puas dengan terapi P%.!
akibat hasil terapi dan biaya pengobatan.
P%. @ain2lain
-asalah yang tidak jelas. Dibutuhkan klasi*ikasi lain.
Permasalahan di atas dapat disebabkan oleh berbagai *aktor./lasi*ikasi penyebab permasalahan terkait obat terbaru (+ersi ;.) menurut P'< (Pharmaceutical 'are etwork
!
Klasifikasi Penebab Permasalahan Terkait Obat (DRP) Penebab (satu masalah da!at disebabkan banak hal) Kode Domain Primer
v6.2
Penebab
Pemilihan 8bat
'!.!
8bat yang tidak tepat
Penyebab DRP terkait pemilihan obat
(termasuk kontraindikasi '!.
Penggunaan obat tanpa indikasi /ombinasi obat2obat atau
'!.6
makanan2obat yang tidak tepat
'!.% Duplikasi yang tidak tepat '!.:
ndikasi bagi penggunaan obat tidak ditemukan
'!.;
Terlalu banyak obat diresepkan pada indikasi
'!.#
Terdapat obat lain yang lebihcoste!!ecti"e Dibutuhkan obat yang
'!.
sinergistik>pemcegahan namun tidak diberikan
'!."
ndikasi baru bagi terapi obat muncul
9entuk sediaan obat
'.!
Penyebab DRP berkaitan
Pemilihan bentuk sediaan yang tidak tepat.
dengan pemilihan bentuk !6
sediaan obat.
Pemilihan dosis
'6.! Dosis terlalu rendah
Penyebab DRP berkaitan dengan dosis dan jadwal
'6. Dosis terlalu tinggi
penggunaan obat. '6.6
0rekuensi regimen dosis kurang
'6.%
0rekuensi regimen dosis berlebih
'.6.:
Tidak ada monitoring terapi obat -asalah *armakokinetik yang
"ntervensi (satumasalahda!atmendoronglebihdarisatuintervensi) Kode Domain Primer
v6.2
"ntervensi
&.& Tidak da nter+ensi
Tidak da nter+ensi !.!
-engin*ormasikan kepada dokter
!. Dokter meminta in*ormasi !.6
-engajukan inter+ensi$ disetujui oleh dokter
!.%
-engajukan inter+ensi$ tidak disetujui dokter
!.: Padatahapperesepan
-engajukan inter+ensi$ respon tidak diketahui
.!
-elakukan konseling obat pasien
.
4anya memberikan in*ormasi tertulis
.6
-empertemukan pasien dengan dokter
.% Padatahappasien Padatahappengobatan
9erbicara dengan anggota keluarga pasien
6.! -engganti obat 6. -engganti dosis 6.6
-engganti *ormulasi>bentuk sediaan
!;
6.%
-engganti instruksi penggunaan
6.: -enghentikan pengobatan 6.; -emulai pengobatan baru %.! nter+ensi lain %. nter+ensi lain
-elaporkan e*ek samping kepada otoritas
9erikut adalah klasi*ikasi e*ek dari inter+ensi terhadap permasalahan terkait obat terbaru (+ersi ;.) menurut P'< (Pharmaceutical 'are etwork
#fek Dari "ntervensi Permasalahan Terkait Obat (DRP) #fek Dari "ntervensi (satumasalahataukombinasiintervensi$ hanada!atmendorongsatuhasil!enelesaianmasalah) Kode Domain Primer
v6.2
#fek Dari "ntervensi
8&.&
<*ek dari inter+ensi tidak
Tidak Diketahui
diketahui 8!.&
-asalah terselesaikan Sebagian masalah
seluruhnya 8.&
terselesaikan -asalah tidak
-asalah terselesaikan
Sebagian masalah terselesaikan 86.!
terselesaikan
-asalah tidak terselesaikan$ pasien kurang kooperati*
86.
-asalah tidak terselesaikan$ dokter kurang kooperati*
86.6 !#
-asalah tidak terselesaikan$
inter+ensi tidak e*ekti* 86.%
-asalah tidak perlu atau tidak mungkin terselesaikan
2.) *e$is + ,e$is DRPs da jenis Drug Related Problem$ yaitu 5 1. "ndikasi ang tidak ditangani (#ntreate$ %n$ication)
da indikasi penyakit>keluhan pasien yang belum ditangani dalam resep tersebut$ misalnya pasien mengeluh nyeri di persendian$ sedang dalam resep tersebut tidak ada obat untuk mengatasi masalah nyeri tersebut. 2. Pilihan Obat ang Kurang Te!at (%mproper Drug &election)
Pemilihan obat dalam resep kurang tepat (salah obat) dan beresiko$ misalnya pasien demam dikasih antibiotik ri*ampisin$ ini jelas pemilihan bat salah.atau obat yang dipilih memiliki kontraindikasi atau perhatian (caution) terhadap pasien. %. Penggunaan Obat Tan!a "ndikasi (Drug #se Without %n$ication)
8bat yang ada dalam resep$ tidak sesuai dengan indikasi keluhan penyakit pasien. &. Dosis Terlalu Ke'il(&ubTherapeutic Dosage)
Dosis obat yang diberikan dalam dosis tersebut terlalu kecil$ sehingga e*ek terapi tidak memadai untuk mengobati penyakit pasien. . Dosis Terlalu esar('"er Dosage)
Dosis yang diberikan dalam resep terlalu besar$ diatas dosis maksimum$ hal ini dapat berakibat *atal. 6. Reaksi Obat *ang Tidak Dikehendaki (A$"erse Drug eactions)
8bat yang diberikan memberikan e*ek samping yang memberatkan kondisi pasien$ misalnya captopril menyebabkan batuk yang mengganggu (e*ek samping ini tidak selalu terjadi$ karena sensiti*itas setiap orang berbeda2beda).
+."nteraksi Obat(Drug %nteractions)
!
8bat2obatan dalam resep saling berinteraksi seperti war*arin dan +itamin / bersi*at antagonis$ atau obat dengan makanan semisal susu dan tetrasiklin membentuk khelat>kompleks yang tidak bisa diabsorpsi. ,.-agal enerima Obat(ailure to recei"e me$ication)
8bat tidak diterima pasien bisa disebabkan tidak mempunyai kemampuan ekonomi$ atau tidak percaya dan tidak mau mengkonsumsi obat2obatan. atau bisa juga disebabkan obat tidak tersedia di apotek sehingga pasien tidak dapat memperoleh obat. =enis2jenis DPs dan penyebabnya menurut standar disajikan sebagai berikut 5
DPs Terapi
obat
tambahan
/emungkinan kasus pada DPs !. Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
membutuhkan kombinasi *armakoterapi untuk mencapai e*ek sinergis ataupotensiasi. %. Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan barudapat dicegah dengan penggunaan Terapi obat yang tidak
perlu
prophylactic $rug atau preme$ication !. Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
(#nnecessary $rug . Pasien yang toksik karena obat atau hasil therapy)
pengobatan 6. Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat$ alkohol dan rokok %. Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobatidengan non $rug therapy :. Pasien dengan multiple $rugs untuk kondisi dimana
hanya single
$rug
therapy
dapat
digunakan ;. Pasiendengan terapi obat untuk penyembuhan dapatmenghindari reaksi yang merugikan dengan !"
8bat
tidak
tepat
(Wrong $rug )
pengobatanlainnya !. Pasien dimana obatnya tidak e*ekti* . Pasien alergi 6. Pasien penerima obat yang paling tidak e*ekti* untuk indikasi pengobatan %. Pasien dengan *aktor resiko pada kontraindikasi penggunaanobat *+ Pasien menerima obat e*ekti* tetapi least costly ;. Pasien menerima obat e*ekti* tetapi tidak aman #. Pasien yang terkena in*eksi resisten terhadap
Dosis
terlalu
rendah ( %na$e,uate $osage)
obat yang diberikan !. Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan . Pasien menerima kombinasi produk yag tidak perlu dimana single $rug dapat memberikan pengobatan yang tepat 6. Pasien alergi %. Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkanrespon :. /onsentrasi obat dalam serum pasien di bawah rangeterapeutik yang diharapkan ;. Caktu
prophylaksis
( presurgikal )
antibiotik
diberikan terlalucepat #. Dosis dan *leksibilitas tidak cukup untuk pasien . Terapi obat berubah sebelum terapetik percobaan cukupuntuk pasien Reaksi obat yang -erugikan ( A$"erse reaction)
". Pemberian obat terlalu cepat !. Pasien dengan *aktor resiko yang berbahaya bila obatdigunakan
$rug . /etersediaan dari obat
dapat menyebabkan
interaksi dengan obat lain atau makanan pasien 6. <*ek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien %. <*ek dari obat diubah en3ym inhibitor atau
&
induktor dari obatlain :. <*ek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari bin$ingsite oleh obat lain ;. 4asil
laboratorium
dapat
berubah
karena
Dosis telalu tinggi
gangguan obat lain !. Dosis terlalu tiggi
('"er $osage)
. /onsentrasi obat dalam serum pasien di atas therapeuticrange obat yang diharapkan 6. Dosis obat meningkat terlalu cepat %. 8bat$ dosis$ rute$ perubahan *ormulasi yang tidak tepat
/etidakpatuhan
:. Dosis dan inter+al *le1ibility tidak tepat !. Pasien tidak menerima aturan pemkaian obat
pasien
yang
tepat
(#ncompliance)
pemakaian)
(penulisan$
obat$
pemberian$
. Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk pengobatan 6. Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal %. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkankarena kurang mengerti :. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkansecara konsisten karena merasa sudah sehat ('ipolle et al .$ !"") 9@/8 DPRs DRP$Registration /orm 06.2 (P# lassifi'ation)
ge o* patient5 EEEEEEEEEEE..
O -ale
ame o* medication 5 EEEEEEEEE
O R1
-ain acti+e substance5 EEEEEEEE..
O ew
(ATCCo$e(s)) o o* drugs taken5 .E
O ccording to patient
O ccording to medication record
Problem disco+ered
O by patient
!
O 0emale O 8T' O Re*ill
O by pharmacist
Date5 E>E>EE
O by physician
Description F comments5
Time spent on e+aluation and inter+ention 5 EEEEmin.
Date e+aluation o* outcome5
O Problem sol+ed
O Problem partially sol+ed O Problem not sol+ed T*P# O/ PRO3# (please tick only '-. problem
an$ in$icate i! the problem is potential or mani!est) O Potential problem O -ani*est problem
P1. Drug effect
P3 Treatment costs
O o e**ect o* drug treatment
O Drug treatment more costly than
necessary O <**ect o* drug treatment not optimal
O Unnecessary drug treatment
O Crong e**ect o* drug treatment O Untreated indication
P2. Adverse reactions
P4. Others
O d+erse drug e+ent (non allergic)
O Patient dissatis*ied with therapy
O d+erse drug e+ent (allergic)
O
reason) O To1ic ad+erse drug e+ent
Therapy *ailure
(unknown
Bab III PENU-UP .1 esimpulan 2 Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien akibat terapi obat sehingga secara aktual maupun potensial dapat mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan 2 Tipe DRP dibagi menjadi 5 Reaksi tipe $ reaksi tipe 9$ reaksi tipe '$ reaksi tipe D$ reaksi tipe < 2 /omponen DPRs /ejadian tidak diinginkan yang dialami pasien$ 4ubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat 2'ara identi*ikasi DPRs yaitu dengan modul !2:
.2 aran Dengan adanya DRP diharapkan seorang apoteker menjalankan perannya dengan melakukan screening resep untuk mengetahui ada atau tidaknya DRP$ serta melakukan konseling pada pasien tersebut agar masalah terkait penggunaan obat dapat diatasi dan pasien dapat mengerti tentang pengobatannya yang bermuara pada meningkatnya kepatuhan pasien dalam pengobatan yang teratur