TEORI KEPRIBADIAN ABRAHAM HAROLD MASLOW
1
Oleh: Le’I dan sakinah
I.
PENDAHULUAN
Dalam psikologi ada tiga revolusi yang mempengaruhi pemikiran personologis modern. Revolusi pertama adalah psikoanalisis, kedua behaviorisme dan yang ketiga adalah humanistik. Tokoh dari psikologi humanistik ini salah satunya adalah Abraham H. Maslow. Diawali dengan keberatannya atas teori kepribadian dari Sigmund Freud (yang dikembangkan berdasarkan penelitian terhadap individu yang mengalami masalah kejiwaan), Maslow mencoba menemukan ciri-ciri kepribadian sehat pada individu-individu yang menurutnya merupakan wakil-wakil terbaik dari spesies manusia. Maslow meneliti kepribadian 46 orang, baik yang telah meninggal maupun yang masih hidup, Sebagai hasilnya, Maslow menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan instingtif yang mendorong untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri, mengembangkan potensi yang ada.
II.
PEMBAHASAN
1.
Riwayat hidup A. H. Maslow Abraham Harold Maslow adalah anak pertama dari ketujuh bersaudara. Ia lahir di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 april 1908. Orang tuanya seorang imigran yahudi, berkebangsaan Rusia yang pindah ke Amerika Serikat dengan harapan memperoleh kehidupan kehidupan yang lebih baik. Atas perintah orang tuanya, Maslow belajar hukum City College of New York (CCNY). Namun, setelah tiga semester, dia pindah ke Cornell lalu kembali lag ke CCNY. Dia menikah dengan sepupunya, Bertha Goodman, namun pernikahan ini bertentangan dengan keinginan orang tuanya, mereka dikarunia dua orang putri.
1
Makalah ini diajukan untuk bahan diskusi pada makul psikologi
Dia dan bertha kemudian pindah ke Wisconsin agar bisa masuk ke Universitas of Wisconsin. Disinlah ketertarikan Maslow terhadap bidang psikologi mulai tumbuh, sehingga perjalanan akademisnya berubah secara dramatis. Setahun setelah lulus dia kembal ke New York untuk bekerja dengan E.L. Thorndike di Colombia, di mana dia mulai melakukan penelitian seksualitas manusia. Perjalanan karirnya pada tahun 1951, Maslow menjabat ketua departemen psikologi di Brandels selama 10 tahun. Disinilah dia bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenlkan ide aktualisasidiri kepadanya) dan mulai menulis karya-karya teoretisnya sendiri. Di sini, dia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanstik. Dia meninggal pada tanggal 8 juni 1970 di Calfornia akibat serangan jantung.2 Ajaran-Ajaran Dasar Psikologi Humanistik Ajaran-ajaran dasar psikologi humanistic menurut Maslow adalah sebagai berikut: a. Individu sebagai keseluruhan yang integral b. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan c. Pembawaan baik manusia d. Potensi kreatif manusia e. Penekanan pada kesehatan psikologis.
3
2. Teori-Teori Tentang Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow bahwa banyak tingkah laku manusia yang bisa diterangkan dengan memperhatikan tendensi individu untuk mencapai tujuan-tujuan personal yang membuat kehidupan bagi individu yang bersangkutan penuh makna dan memuaskan. Menurutnya kepuasaan itu bersifat sementara yaitu jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan yang lainnya akan muncul menuntut kepuasaan, begitu seterusnya. Berdasarkan peristiw tersebut 2
Dr. C. George Boeree, Theories of Personality , Prismashopie, Jogjakarta : 2005 , hlm. 276-277 3 E. Koswara, Teori-Teori Kepribadian, PT. Eresco, Bandung : 1991, hlm 115-117
1
oleh Maslow kebutuhan manusia yang tersusun bertingkat itu dirinci ke dalam lima tingkat kebutuhan, yakni: a. Kebutuhan Fisiologis Adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologs dan kelangsungan hidup. Kebutuhan ini merupakan pendorong dan pemberi pengaruh yang kuat atas tingkah laku manusia, dan manusia akan selalu berusaha memuaskannya sebelum memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi. b. Kebutuhan Rasa Aman Adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkuangannya. c. Kebutuhan Cinta dan Memiliki Adalah
suatu
kebutuhan
yang
mendorong
individu
untuk
mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesame jenis maupun dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan kelompok di masyarakat. d. Kebutuhan Rasa Harga Diri Oleh Maslow kebutuhan ini dibagi menjadi 2 yaitu penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri dan bagian yang ke dua adalah penghargaan dari orang lain. Bagian pertama menckup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian, dan kebebasan. Adapun bagian yang kedua meliputi antara lain prestasi. Dalam hal ini individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya. e. Kebutuhan Aktualisasi Diri Kebutuhan untuk
mengungkapkan diri atau aktualisasi diri
merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan dengan baik.
2
3. Teori Aktualisasi Diri Telah kita ketahui sebelumnya, bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization), adalah kebutuhan tingkat tertinggi. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kabutuhan yang lain sudah terpenuhi dengan baik. Maslow menandai kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya. Atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya, melalui pengungkapan akan potensi yang dimiliki.4 Kebutuhan-kebutuhan
ini
mencakup
hasrat
untuk
terus
mewujudkan potensi-potensi diri, keinginan untuk “menjadi apa yang anda bisa”. Kebutuhan ini lebih merupakan persoalan menjadi yang sempurna, menjadi “anda” yang sebenarnya. Kami menunjukkan bahwa bisa diasumsikan bahwa hampir setiap manusia, dan sudah barang tentu dalam hampir setiap bayi yang baru lahir, terdapat kemauan yang aktif kearah kesehatan, impuls kearah pertumbuhan, atau kearah aktualisasi potensi-potensi manusia”. 5 Pada umumnya manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang dapat dicapai. Dan prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah dengan memuaskan empat kebutuhan yang lebih rendah. Dalam penelitiannya, Maslow meneliti tokoh-tokoh terkenal, yang menurut dia, mereka berhasil didalam mengaktualisasikan dirinya. Salah satunya adalah Abraham Lincold, Thomas Jefferson, William james dkk. Maslow meneliti mulai biografi, tulisan, maupun perkataan dan tindakan mereka. Data yang terkumpul kemudian dikelompokkan berdasarkan kualitas yang menjadi karakteristik masing-masing mereka dan pada realitanya data tersebut jarang dimiliki oleh orang pada umunya. 4
E. Kuswara, ibid., hlm. 125 Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, Editor: Supratiknya, Teoti-Teori Holistik Organismik-Fenomenologi, Yogyakarta: Kanisius, 1993, hlm. 109 5
3
Mereka ini “berorientasi pada realita”. Artinya mereka bisa membedakan kepura-puraan dan tipuan dari apa yang nyata dan asli. Mereka juga berorientasi pada persoalan, artinya memandang persoalan kehidupan sebagai sesuatu yang harus dicari jalan keluarnya dan bukan sebagi takdir pribadi yang harus diterima dengan pasrah. Mereka juga memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang apa yang menjadi alat dan tujuan. Mereka menganggap tujuan belum tentu menentukan alat, bisa jadi alat menjadi tujuan itu sendiri, dan alat disini merupakan perjuangan dan proses, dan itu bagi mereka lebih penting dari pada sekedar tujuan.
6
Disamping hal diatas, orang yang berhasil mengaktualisasikan diri juga memiliki cara yang berbeda dalam hidupnya: a. mereka
menyukai
kesunyian,
dan
merasa
nyaman
dengan
kesendirian. Mereka lebih suka menikmati hubungan pribadi dengan dekat dari pada hubungan yang mengambang; b. mereka menyukai keotonoman, dan menerima atas diri sendiri, orang lain dan kodrat, mereka tidak terlalu tergantung pada kebutuhankebutuhan fisikal dan social. Mereka lebih tergantung kepada potensi-potensi yangbdimilkinya. c. Mereka memiliki rasa humor yang tidak kasar, atau disebut dengan humor yang filosofis (sense of phylosophycal humor). Mereka tidak menyukai humor yang kelucuannya untuk mengejek, akan tetapi humor disini merupakan peng-ekspresian akan kritik atas kebodohan, kelancungan, atau kecurangan orang lain. d. Mereka memiliki rasa segan dan rasa hormat kepada orang lain, yang disebut Maslow sebagai nilai-nilai demokratis. Yaitu mereka sangat terbuka dengan perbedaan individual dan etnis. Mereka memilki kualitas
yang
disebut
(gemeninschaftsgefuhl)
Maslow seperti
sebagai
kepekaan
rasa social,
persaudaraan simpati
perikemanusiaan. Yang dilengkapi degan etika yang kuat.
6
Dr. C. George Boeree, op. cit., hlm. 286
4
dan
e. Mereka juag memiliki kesegaran yang apresiasi, kemampuan memangdang sesuatu, termasuk hal-hal kecil dengan rasa takjub. Yang kemudian memunculkan rasa kreatif, inventif, dan orisinal. f.
Mereka juga memiliki pengalaman berharga dibanding orang kebanyakan.atau disebut sebagai pengalaman puncak. Pengalaman ini menunjukkan kepada momen-momen dari perasaan yang mendalam dan meningginya tegangan seperti yang dihasilkan ketika relaksasi dan orgasme seksual. Pengalaman puncak ini menurut Maslow diperoleh subjek dari proses kreatif, pemahaman, penemuan dan penyatuan dengan alam.
g. Mereka yang mengaktualisasikan diri, juga memilki sifat tahan akan enkulturasi. bukan berarti mereka membangkan akan wewenang, akan tetapi mereka berusaha untuk mempertahankan pendirian prndirian
tertentu,
masnyarakat.
dan
tidak
terpengaruh
oleh
kebudayaan
7
Menurut Maslow, untuk mencapai taraf aktualisasi diri tidaklah mudah, banyak faktor yang menjadi penghambat: a. hambatan dari diri sendiri, yaitu berupa ketidaktahuan, keraguan, bahkan rasa takut untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimiliknya. b. Hambatan dari masyarakat, yakni terbentur oleh tradisi dan persepsi persepsi masnayarakay akan keyakianan tertentu, sehingga mampu merepres sifat, bakat dan potensi yang dimiliki. c. Hambatan dari pengaruh negative yang diperoleh dari kebutuhan yang kuat akan rasa aman.
8
4. Beberapa Kritik Terhadap Teori Maslow Dalam teori Maslow, terdapat beberapa kritik. Diantaranya dalam hal metodologi yang digunakan. Maslow hanya memilih beberapa orang yang menurutnya telah berhasil mengaktualisasikan diri mereka,
7
Dr. C. George Boeree, ibid., hlm. 286-288 E. Kuswara, ibid., hlm. 126-127
8
5
lalu mengambil kesimpulan apa sebenarnya aktulisasi diri itu. Tentu cara seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai met odologi yang ilmiah. Kritik lain, bersangkutan dengan batasan-batasan tertentu untuk aktualisasi diri. Kurt Goldstein dan Carl Rogers menggunakan istilah ini pertama kali untuk merujuk apa yang dilakukan setipa makhluk hidup, yaitu berusaha tumbuh dan berkembang, menjadi lebih dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya. Sementara Maslow mengatakan hanya 2% dari seluruh populasi manusia yang mencapai aktualisasi diri. Kalau Rogers mengatakan bayi adalah contoh terbaik dari proses aktualisasi diri, justru Maslow menempatkan pada oranh dewasa yang mampu mengaktualisasikan diri. Hal lain yang menjadi kritik adalah, bahwa kita harus memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu, sebelum mencapai aktualisasi diri. Sedangkan pada kenyataannya banyak orang yang berhasil mengaktualisasikan diri tanpa harus memenuhi kebutuhan dasar. Galileo misalnya, yang berdoa agar memperoleh gagasan yang bisa dijual, atau Rembrandt yang jarang bertemu makanan di atas mejanya, atau Touluse Lautrec yang cacat, atau van Gogh yang sedikit gila dan akhirnya menghabisi hidupnya sendiri. Akan tetapi kritikan-kritikan tersebut mendapat sanggahan dari Gareth Costello (irlandia). Dia kurang sepakat apabila dalam aktualisasi diri yang dikembangkan Maslow di artikan sama dalam pengertian Goldstein dan Rogers, yaitu sebagai daya hidup yang mendorong manusia untuk berusaha mempertahankan kehidupannya, maka kita akan menemukan berbagai macam hal yang terlibat dalam keefektifan daya hidup tersebut. Kalau kita menekan kebutuhan-kebutuhan fisikal kita, kalau kita hidup dilingkungan yang mengancam, atau ketika tidak percaya diri dengan kemampuan sendiri, memang tidak menutup kemungkinan kita dapat bertahan hidup, tapi kehidupan yang kita pertahankan tersebut bukanlah kehidupan yang semestinya. Kita tidak sepenuhnya mengaktualisasikan potensi yang didalam diri kita. Kita pun mungkin dapat memahami kenapa orang yang kehidupannya susah tetap
6
bisa
mengaktualisasikan
diri
mereka.
Kalau
kita
menganggap
kebutuhan-kebutuhan deficit sebagai kebutuhan yang terpisah dari aktualisasi diri, kalau kita maksudkan adalah aktualisasi diri sebagai kategori kebutuhan yang terpisah, itu berarti kita menempatkan teori Maslow sama dengan teori-teori lain, dan karenanya orang-orang yang termasuk kedalam pengecualian tadi bisa diangggap pahlawan, dan bukan orang biasa yang kebetulan bisa melakukan hal yang luar biasa.
III.
9
KESIMPULAN
Dalam dunia psikologi, pasti tak ada yang tak mengenal Maslow, salah satu pelopor psikologi humanistic. Dalam psikologi humanistic menurut Maslow, terdapat empat ajaran-ajaran dasar psikologi humanistic, yaitu: a. Individu sebagai keseluruhan yang integral b. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan c. Pembawaan baik manusia d. Potensi kreatif manusia e. Penekanan pada kesehatan psikologis. Disamping kelima ajaran dasar diatas, maslow juga menyebutkan lima kebutuhan, yaitu: kebutuhan Fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan rasa harga diri, dan yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
IV.
PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari masih terdapat berbagai kekurangan di dalamnya, baik dari segi susunan maupun isinya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari anda sekalian sebagai bahan pertimbangan kami dalam menyusun makalah kami di kemudian hari.
9
Dr. C. George Boeree, op.cit., hlm. 291-294.
7
DAFTAR PUSTAKA
Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, Editor: Supratiknya, Teoti-Teori Holistik Organismik-Fenomenologi, Yogyakarta: Kanisius, 1993 Dr. C. George Boeree, Theories of Personality, Prismashopie, Jogjakarta: 2005 E. Koswara, Teori-Teori Kepribadian, PT. Eresco, Bandung : 1991 http://en.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow
8