BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Teori belajar pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana proses belajar terj terjad adii pada pada seora seorang ng indi indivi vidu du.. Yang ang berar berarti ti,, teor teorii bela belaja jarr akan akan memb memban antu tu dalm membantu dan memahami bagaimana proses belajar terjadi pada seseorang. Pemah emaham aman an
pada ada
teor teorii
belaj elajar ar
akan akan
memb embantu antu
seor seoran ang g
guru guru
dalam alam
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan aktif, inovatif, kreatif, efisien, dan menyenangkan (PAIK!" (PAIK!" (#inasaputra dkk , $%%&". 'anyak 'anyak teorit teoriteor eorii menyan menyangk gkut ut dengan dengan proses proses belaja belajar, r, salah salah satuny satunyaa adalah Teori 'ehavior. Teori ini di gagas oleh seorang psikolog )ohn '. #atson pada tahun *&*+ dalam karangannya Psychology as the behaviorist views it -. -. alam karangan tersebut #atson menjelaskan soal tingkahlaku (Yudha/ati dan 0aryanto, $%**". $%**". !enuru !enurutt pandan pandangan gan psikol psikologi ogi yang yang dikemu dikemukak kakan an oleh oleh )ohn )ohn #atson atson belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon. 1ese 1eseor oran ang g dian diangg ggap ap tela telah h bela belaja jarr sesu sesuat atu u jika jika yang yang bers bersan angk gkut utan an dapa dapatt menunjukan perubahan tingkah laku. !enurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Teori belajar menurut )ohn #atson memandang bah/a belajar adalah mengubah tingkah laku sis/a dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan (Yudha/ati (Yudha/ati dan 0aryanto, $%**". ari ari perm permasa asalah lahan an yang yang telah telah diseb disebut utka kan n diat diatas, as, penu penuli liss meny menyus usun un makalah yang berjudul Teori 'elajar 'ehaviorisme2 #atson- dan tujuan dari menu menuli liss maka makalah lah ini ini adal adalah ah diha dihara rapk pkan an pemb pemba3 a3aa meng menget etah ahui ui teor teorii bela belajar jar behaviorisme, mengetahui teori stimulusrespon #atson, mengetahui kekurangan dan kelebihan teori belajar #atson, #atson, mengetahui penerapan teori belajar #atson.
1
1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu2 *.$.* Apa yang dimaksud dengan teori belajar behaviorisme4 *.$.$ 'agaimana teori stimulusrespon #atson4 *.$.+ Apa kekurangan dan kelebihan dari teori belajar #atson4 *.$.5 'agaimana penerapan teori belajar #atson4 1.3 Tujuan Penulsan Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut 2 *.+.* !engetahui pengertian teori belajar behaviorisme *.+.$ !engetahui teori stimulusrespon #atson *.+.+ !engetahui kekurangan dan kelebihan teori belajar #atson *.+.5 !engetahui penerapan teori belajar #atson 1.! Man"aat Penulsan Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai
berikut 2 *.5.* 6ntuk Penulis !enambah /a/asan dan pengetahuan bagi penulis sendiri. *.5.$
6ntuk !ahasis/a !enambah /a/asan dan pengetahuan bagi para mahasis/a yang memba3a makalah ini serta bisa dijadikan motivasi untuk menerapkan teori belajar #atson
BAB II TIN#AUAN PU$TA%A
2.1 Te&r Beha'&rsme
'ehaviorisme adalah merupakan teori yang didasarkan pada perubahan tingkah laku yang bisa diamati (1mith, $%%&". alam teori behaviorisme, analisis
2
perilaku yang dapat diukur. Para ahli lebih mengenal dengan nama teori belajar karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. 'elajar artinya perubahan perilaku
organisme
sebagai
pengaruh
lingkungan.
'ehaviorisme
tidak
mempersoalkan baik buruknya perilaku manusia tetapi hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku dikendalikan oleh faktor lingkungan (1obur, $%%&". alam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi behaviorisme
dengan stimulusnya.
7uru yang menganut pandangan ini
berpendapat bah/a tingkah laku sis/a merupakan reaksi te rhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar. 0ubungan stimulus dan respon 3enderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan 3enderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan (1obur, $%%&". Pada umumnya teori belajar yang termasuk ke dalam behaviorisme memandang manusia sebagai organisme yang netralpasif reaktif terhadap stimuli di sekitar lingkungannya. 8rang akan bereaksi jika diberi rangsangan oleh lingkungan luarnya. emikian juga jika stimulus dilakukan se3ara terus menerus dan dalam /aktu yang 3ukup lama, akan berakibat berubahnya perilaku individu. 1yarat terjadinya proses belajar dalam pola hubungan 19 ini adalah adanya unsur2 dorongan (drive", rangsangan (stimulus", respons, dan penguatan (reinfor3ement". Terdapat + prinsip dalam aliran behaviorisme (Atkinson, dkk., *&&&" 2 *.
!enekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan e:ternal yang hadir dikehidupan. Perilaku mun3ul
sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan he/an. $. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. ;ingkungan terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial. ;ingkungan yang akan memberikan 3ontoh dan individu akan belajar dari semua itu. +. !emusatkan pada perilaku he/an. !anusia dan he/an sama, jadi mempelajari perilaku he/an dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.
2.2 Te&r $tmulus(Res)&ns #&hn *ats&n
3
)ohn #atson adalah seorang tokoh aliran behavioristi3 yang datang sesudah Thorndike. #atson dilahirkan & )anuari *<=< dalam sebuah keluarga miskin. 8rang tuanya adalah mma #atson dan Kesiah Pi3kens 'utler #atson. Ia dibesarkan di Travelers 9est, >arolina 1elatan dengan lima saudara lainnya. ia adalah anak keempat dari enam dari mereka. Pada tahun *&$%, )ohn #atson dan asisten sekaligus istrinya 9osalie 9ayner melakuakan satu studi penelitian paling terkenal dari abad yang lalu. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui kondisi respons emosional parah pada bayi berusia sembilan bulan, ;ittle Albert. ia menetapkan bah/a putih, benda berbulu seperti kelin3i tidak akan mengganggu bayi. Tetapi ketika ia dipasangkan dengan stimulus netral dengan stimulus bersyarat, itu men3iptakan ketakutan pada bayi. #atson men3iptakan stimulus respon baru. Ketika Albert melihat, benda putih berbulu, ia akan merasa takut karena ia terkait mereka dengan efek negatif. #atson meninggal di ?e/ York >ity pada $@ 1eptember *&@< pada usianya yang ke <% tahun karena penyakit sirosis hati. Pada tahun *&*&, pakar psikologi berkebangsaan A1, ).'. #atson dalam bukunya Psychology from the Standpoint of a Behaviorist mengkritisi metode introspektif dalam pakar psikologi yaitu metode yang hanya memusatkan perhatian pada perilaku yang ada atau berasal dari nilainilai dalam diri pakar psikologi itu sendiri (1obur, $%%&". alam karyanya ini #atson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme 2 a.
Psikologi adalah 3abang eksperimental dari natural s3ien3e. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya.
b.
1ejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural s3ien3e. 1alah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. 8leh karenanya kesadaranmind harus dihapus dari ruang lingkup psikologi.
3.
8byek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata. !enurut teori #atson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel" dan dapat diukur. engan kata lain, /alaupun ia
4
mengakui adanya perubahanperubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia menganggap halhal tersebut sebagai fa3tor yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui bah/a perubahanperubahan mental dalam benak sis/a itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati ('udiningsih, $%%@". #atson berprinsip hanya menggunakan eksperimen sebagai metode untuk mempelajari kesadaran. #atson mempelajari penyesuaian organisme terhadap lingkungannya, khususnya stimuli khusus yang menyebabkan organisme tersebut memberikan respons. Kebanyakan dari karyakarya #atson adalah komparatif yaitu membandingkan perilaku berbagai binatang. Karyakaryanya sangat dipengaruhi karya Ivan Pavlov. ?amun pendekatan #atson lebih menekankan pada peran stimuli
dalam menghasilkan respons
karena
pengkondisian,
mengasimilasikan sebagian besar atau seluruh fungsi dari refleks. Karena itulah, #atson dijuluki sebagai pakar psikologi 1 B 9 ( stimulus-response" (Atkinson, dkk., *&&&". Pan+angan #&hn *ats&n
Ada 1embilan pandangan atau teori yang dikemukakan oleh )ohn #atson ini, diantaranya adalah sebagai berikut 2 *. Psikologi mempelajari stimulus dan respons (19 Psychology". Yang dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. 9espon adalah apapun yang dilakukan sebagai ja/aban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. 9espon ada yang overt dan covert , learned dan unlearned . $. Tidak memper3ayai unsur herediter (keturunan" sebagai penentu perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting. engan demikian pandangan #atson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will. +. alam kerangka mind-body, pandangan #atson sederhana saja. 'aginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan
5
dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. )adi bukan berarti bah/a #atson menolak mind se3ara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari 3ons3iousness, soul atau mind ini adalah 3iri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbedabeda. Pada titik ini sejarah psikologi men3atat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan ini di a/al mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya /aktu behaviorisme justru menjadi populer. 5. 1ejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris. alam hal ini metode psikologi adalah observation, 3onditioning, testing, dan verbal reports. @. 1e3ara bertahap #atson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anakanak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali ke3uali simple refle: seperti bersin, merangkak, dan lainlain. C. 1ebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan #atson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya. Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency dan frequency. #atson mendukung 3onditioning respon Pavlov dan menolak la/ of effe3t dari Thorndike. !aka habits adalah proses 3onditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada per3obaan phobia (subyek Albert". Kelak terbukti bah/a teori belajar dari #atson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak Thorndike salah. =. Pandangannya tentang memory memba/anya pada pertentangan dengan #illiam )ames. !enurut #atson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakandilakukan. engan kata lain, sejauhmana sesuatu dijadikan habits. Daktor yang menentukan adalah kebutuhan. <. Proses thinking and speech terkait erat. Thinking adalah subvocal talking . Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbi3ara dan dapat disamakan dengan proses bi3ara yang Etidak terlihatF, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture lainnya.
6
&. 1umbangan utama #atson adalah ketegasan pendapatnya bah/a perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. )adi psikologi adalah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis. engan penolakannya pada mind dan kesadaran, #atson juga membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi risetriset empiris pada eksperimen terkontrol. Per,&-aan #&hn *ats&n
Pada
dasarnya
#atson
melanjutkan
penelitian
Pavlov.
alam
per3obaannya, #atson ingin menerapkan classical conditioning pada reaksi emosional. 0al ini didasari atas keyakinannya bah/a personalitas seseorang berkembang melalui pengkondisian berbagai refleks (Atkinson, dkk., *&&&". alam suatu per3obaan yang kontroversial di tahun *&$*, #atson dan asisten risetnya 9osalie 9ayner melakukan eksperimen terhadap seorang balita bernama Albert. Pada a/al eksperimen, balita tersebut tidak takut terhadap tikus. Ketika balita memegang tikus, #atson mengeluarkan suara dengan tibatiba dan keras. 'alita menjadi takut dengan suara yang tibatiba dan keras sekaligus takut terhadap tikus. Akhirnya, tanpa ada suara keras sekalipun, balita menjadi takut terhadap tikus (Atkinson, dkk., *&&&". %esm)ulan *ats&n
!eskipun eksperimen #atson dan rekannya se3ara etika dipertanyakan, hasilnya menunjukkan untuk pertamakalinya bah/a manusia dapat EbelajarF takut terhadap stimuli yang sesungguhnya tidak menakutkan. ?amun ketika stimuli tersebut berasosiasi dengan pengalaman yang tidak menyenangkan, ternyata menjadi menakutkan. ksperimen tersebut juga menunjukkan bah/a classical conditioning mengakibatkan beberapa kasus fobia (rasa takut", yaitu ketakutan yang yang tidak rasional dan berlebihan terhadap objekobjek tertentu atau situasi situasi tertentu. Pakar psikologi sekarang dapat memahami bah/a classical conditioning dapat menjelaskan beberapa respons emosional seperti kebahagiaan, kesukaan, kemarahan, dan ke3emasan yaitu karena orang tersebut mengalami stimuli khusus. 1ebagai 3ontoh, seorang anak yang memiliki pengalaman menyenangkan dengan roller coaster kemungkinan belajar merasakan kesenangan
7
justru karena melihat bentuk roller 3oaster tersebut. 'agi seorang de/asa yang menemukan sepu3uk surat dari teman dekat di dalam kotak surat, hanya dengan melihat alamat pengirim yang tertera disampul surat kemungkinan menimbulkan perasaan senang dan hangatnya persahabatan (1obur, $%%&". Pakar psikologi menggunakan prosedur classical conditioning untuk mera/at fobia (rasa takut" dan perilaku yang tidak diinginkan lainnya seperti ke3anduan alkohol dan psikotropika. 6ntuk mera/at fobia terhadap objekobjek tertentu, pakar psikologi melakukan terapi dengan menghadirkan objek yang ditakuti oleh penderita se3ara berangsurangsur dan berulangulang ketika penderita dalam suasana santai. !elalui fase eliminasi (eliminasi stimulus kondisi", penderita akan kehilangan rasa takutnya terhadap objek tersebut. alam memberikan pera/atan untuk pe3andu alkohol, penderita meminum minuman beralkohol dan kemudian menenggak minuman keras tersebut sehingga menyebabkan rasa sakit di lambung. Akhirnya ia merasakan sakit lambung begitu melihat atau men3ium bau alkohol dan berhenti meminumnya. Keefektivan dari terapi seperti ini sangat bervariasi bergantung individunya dan problematika yang dihadapinya (Dajar, $%*%".
2.3 %ele-han +an %ekurangan Te&r *ats&n
Kelebihan *.
1etiap teori dilandaskan dengan eksperimen atau penelitian sehingga lebih
akurat dan dapat diper3aya. $. 1e3ara keseluruhan konsep B konsep yang ada pada teori tersebut 3ukup mudah dipahami. Kekurangan *. $.
Karya karyanya yang masih dipengaruhi oleh Ivan Pavlov ksperimennya masih diper3ayakan se3ara etika
2.! Penera)an Te&r Belajar *ats&n
Konsep stimulus diterapkan dalam proses pembelajaran dalam bentuk penjelasan tentang tujuan, ruang lingkup, dan relevansi pembelajaran, dan dalam bentuk penyajian materi. 1ementara itu, konsep respons diterapkan dalam bentuk ja/aban sis/a terhadap soalsoal tes dan atau ujian setelah materi disajikan, atau
8
hasil karya sis/a setelah prosedur pembuatan karya disampaikan (#inasaputra dkk , $%%&". Proses pembelajaran juga akan berjalan dengan baik jika ada dorongan atau kebutuhan yang jelas dari pihak guru maupun sis/a. 0al ini dioperasionalkan dalm bentuk tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran (umum maupun khusus", yang harus dapat diukur sehingga perubahan perilaku sis/a dapat jelas terlihat
sebagai
akibat
dari
proses
pembelajaran.
alam
peren3anaan
pembelajaran, guru menuliskan tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran yang umum maupun yang khusus. Agar dapat diukur dan bersifat operasional, penulisan tujuan pembelajaran selalu menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur. 0al ini merupakan bentuk penerapan konsep observable behaviour - (!uhibbin, $%%C". 9espons yang diharapkan dimun3ulkan sis/a sebagai hasil belajar haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. engan demikian, jelaslah dapat terlihat apaapa yang akan di3apai dari suatu proses pembelajaran, atau dengan kata lain, respons sis/a sudah dapat diramalkan hanya dengan memba3a atau melihat tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Perbedaan antara hasil belajar yang di3apai sis/a dengan tujuan yang telah ditetapkan menunjukkan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran (Yudha/ati dan 0aryanto, $%**".
BAB III PENUTUP 3.1 %esm)ulan *. 'ehaviorisme adalah merupakan teori yang didasarkan pada perubahan
tingkah laku yang bisa diamati. $. Teori stimulusrespon #atson belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon. 1eseorang dianggap telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan dapat menunjukan perubahan tingkah laku. !enurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
9
+. Kelebihan teori #atson2 1etiap teori dilandaskan dengan eksperimen atau penelitian sehingga lebih akurat dan dapat diper3aya, se3ara keseluruhan konsep B konsep yang ada pada teori tersebut 3ukup mudah dipahami. Kekurangan teori #atson 2 Karya karyanya yang masih dipengaruhi oleh Ivan Pavlov, dan eksperimennya masih diper3ayakan se3ara etika. 5. Penerapan teori belajar #atson adalah sebagai berikut, dalam peren3anaan pembelajaran,
guru
menuliskan
tujuan
instruksional
atau
tujuan
pembelajaran yang umum maupun yang khusus. Agar dapat diukur dan bersifat operasional, penulisan tujuan pembelajaran selalu menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur. 0al ini merupakan bentuk penerapan konsep observable behaviour -. 3.2 $aran 'eberapa saran dan rekomendasi kepada2 *. Penulis !akalah ini diharapkan untuk diperbaiki lagi agar lebih berguna dan bermanfaat bagi pemba3a. $. !ahasis/a dan 1is/a !akalah ini dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi mahasis/a dan sis/a, sumber infromasi, dan dapat digunakan sebagai referensi.
DATAR RU#U%AN
Atkinson, 9ita ;., dkk. *&&&. Pengantar Psikologi ilid !. )akarta 2 Penerbit rlangga. 'udiningsih, >. Asri. $%%@. Bela"ar # Pembela"aran. )akarta 2 PT 9ineka >ipta. Dajar, 1. $%*%. Teori Bela"ar . 1emarang 2 6niversitas ?egeri 1emarang. !uhibbin, 1yah. $%%C. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru . 'andung2 9emaja 9osdakarya 1mith, !ark K. $%%&. Teori Pembela"aran dan Penga"aran . Yogyakarta 2 !ieGa !edia Pustaka. 1obur, Ale:. $%%&. Psikologi $mum. 'andung 2 Pustaka 1etia. #inasaputra, dkk. $%%&. Teori Bela"ar dan Pembela"aran. )akarta2 6niversitas Terbuka.
10
Yudha/ati, 9atna dan 0aryanto, ani. $%**. Teori-Teori %asar Psikologi Pendidikan. )akarta 2 Prestasi Pustaka.
11