LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS CV. CITRA AGUNG
NAMA KELOMPOK : 1.
Dwi Komarudin
/ 13080694005 13080694005
2.
Findria Prameswari
/ 13080694025 13080694025
3.
Nelly Agustin
/ 13080694057 13080694057
4.
Khoirul Istikana
/ 13080694073 13080694073
S1 AKUNTANSI 2013 A
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan Studi Kelayakan Bisnis di “CV. CITRA AGUNG” pada waktu yang telah direncanakan. Laporan ini membahas mengenai Kelayakan bisnis dari “CV. CITRA AGUNG” yang ditinjau dari aspek pemasaran, aspek operasional, aspek sumber daya manusia dan aspek keuangan. Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapat bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Lintang Venusita, Ibu Mariana dan Ibu Dwinda selaku dosen mata kuliah Studi Kelayakan Kelayakan Bisnis yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
2. Pemilik dan staf “CV. CITRA AGUNG” AGUNG” yang bersedia melakukan kerjasama yang baik selama observasi dan wawancara . 3. Kedua orang tua kami yang telah mendukung dan membantu kami baik moril maupun materil dalam proses penyusunan laporan ini. 4. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses penyelesaian penyusunan laporan ini. Demikian laporan kami susun, diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Apabila ada kekurangan dan kesalahan baik dari kata-kata maupun penulisan, kami mohon maaf. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan laporan yang selanjutnya menjadi lebih sempurna dan lebih baik lagi.
Surabaya, 15 April 2016
Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan Studi Kelayakan Bisnis di “CV. CITRA AGUNG” pada waktu yang telah direncanakan. Laporan ini membahas mengenai Kelayakan bisnis dari “CV. CITRA AGUNG” yang ditinjau dari aspek pemasaran, aspek operasional, aspek sumber daya manusia dan aspek keuangan. Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapat bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Lintang Venusita, Ibu Mariana dan Ibu Dwinda selaku dosen mata kuliah Studi Kelayakan Kelayakan Bisnis yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
2. Pemilik dan staf “CV. CITRA AGUNG” AGUNG” yang bersedia melakukan kerjasama yang baik selama observasi dan wawancara . 3. Kedua orang tua kami yang telah mendukung dan membantu kami baik moril maupun materil dalam proses penyusunan laporan ini. 4. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses penyelesaian penyusunan laporan ini. Demikian laporan kami susun, diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Apabila ada kekurangan dan kesalahan baik dari kata-kata maupun penulisan, kami mohon maaf. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan laporan yang selanjutnya menjadi lebih sempurna dan lebih baik lagi.
Surabaya, 15 April 2016
Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan di bidang usaha konstruksi saat ini menjadi semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan maraknya kontraktor asing yang mengambil alih pelaksanaan kontruksi dalam negeri. Sehingga para pengusaha dituntut agar dapat bersaing untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Agar usaha yang dijalankan tersebut dapat bertahan dalam persaingan yang ada, maka pengusaha harus mampu mengoptimalkan masukanmasukan (input) yang terdiri dari alam, tenaga kerja, modal dan skill untuk untuk menghasilkan keluaran (output) yang baik, namun harus pula disertai dengan adanya manajemen yang baik, sehingga perusahaan mampu menghadapi menghadapi persaingan yang ada saat ini. Dalam mendirikan suatu usaha diperlukan perencanaan yang matang dan analisis yang jitu agar usaha yang dijalankan diharapkan tidak mengalami kegagalan di masa mendatang.
Alternatif
yang
perlu
dilakukan
sebelum
memulai
usaha
atau
mengembangkan usaha adalah dengan mengadakan suatu studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bisnis dalam penelitian ini menjadikan CV. CITRA AGUNG sebagai obyek obyek yang akan dianalisis kelayakan usahanya. CV. CITRA AGUNG adalah sebuah badan usaha yang bergerak di bidang jasa konstruksi dimana usaha tersebut dikelola oleh Bapak Abdul Majid sebagai pemilik tunggal usaha ini. Usaha ini dimotori oleh para pemuda yang aktif, kreatif, inovatif dan professional di bidang konstruksi. Penilaian kelayakan dari suatu usaha yang telah berjalan memang perlu dilakukan, untuk melihat peluang dan prospeknya beberapa tahun mendatang. Usaha yang saat ini mampu meraih keuntungan yang banyak belum tentu dinyatakan layak, untuk itu perlu
dilakukan studi untuk menilai suatu kelayakan bisnis yang ditinjau dari 4 aspek utama, yaitu: aspek pemasaran, aspek sumber daya manusia, aspek operasional, dan aspek keuangan, ditambah dengan aspek pendukung. Oleh karena itu, dilakukan studi kelayakan bisnis untuk menilai kelayakan dari CV. CITRA AGUNG.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelayakan bisnis dari CV. CITRA AGUNG jika ditinjau dari aspek pemasaran? 2. Bagaimana kelayakan bisnis dari CV. CITRA AGUNG jika ditinjau dari sumber daya manusia? 3. Bagaimana kelayakan bisnis dari CV. CITRA AGUNG jika ditinjau dari aspek operasional? 4. Bagaimana kelayakan dari CV. CITRA AGUNG jika ditinjau dari aspek keuangan?
1.3 Tujuan Kegiatan
Kegiatan Studi Kelayakan Bisnis ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui dan menganalisis kelayakan bisnis CV. CITRA AGUNG ditinjau dari aspek pemasaran. 2. Mengetahui dan menganalisis kelayakan bisnis CV. CITRA AGUNG ditinjau dari aspek operasional. 3. Mengetahui dan menganalisis kelayakan bisnis CV. CITRA AGUNG ditinjau dari aspek sumber daya manusia. 4. Mengetahui dan menganalisis kelayakan bisnis CV. CITRA AGUNG ditinjau dari aspek keuangan.
1.4 Manfaat Kegiatan SKB
Kegiatan Studi Kelayakan Bisnis ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang kemudian dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun manfaat kegiatan Studi Kelayakan Bisnis ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa Kegiatan Studi Kelayakan Bisnis ini diharapkan dapat menambah wawasan dan sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan mengenai studi kelayakan bisnis. Selain itu kegiatan Studi Kelayakan Bisnis diharapkan dapat memberikan gambaran kegiatan usaha kepada mahasiswa, khususnya usaha jasa konstruksi yang dilihat dari berbagai aspek dengan menganalisis usahanya 2. Bagi Fakultas Ekonomi UNESA Kegiatan Studi Kelayakan Bisnis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai studi kelayakan bisnis di Fakultas Ekonomi dalam bidang usaha kecil menengah, khususnya usaha jasa konstruksi untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa ekonomi. 3. Bagi CV. CITRA AGUNG Kegiatan Studi Kelayakan Bisnis ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan kegiatan usaha yang dijalankan oleh pihak CV Citra Agung terutama dalam aspek pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan aspek keuangan untuk dikatakan sebagai usaha yang layak.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Allan Afuah (2004), bisnis adalah sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen Menurut Iban Sofyan (2003), studi kelayakan bisnis merupakan suatu konsep yang dikembangkan dari konsep manajemen keuangan, terutama ditujukan dalam rangka mencari atau menemukan inovasi baru dalam perusahaan. Studi kelayakan bisnis apabila dilakukan secara profesional akan dapat berperan penting dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu, studi kelayakan bisnis ini juga secara tidak langsung akan mempunyai keterkaitan dengan kepentingan masyarakat dan pemerintah. Pemerintah perlu menggunakan studi kelayakan bisnis terutama untuk melihat dampak dari adanya usaha tersebut bagi kehidupan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berhubungan dengan penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan penerimaan paj ak.
2.2 Aspek Pemasaran 2.2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Boyd, Walker, Larreche (1998) Pemasaran adalah suatu proses analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian program pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan ide yang ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan pertukaran manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Menurut WY. Stanton (1997) Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. 2.2.2 Pasar
Secara umum dapat dikatakan paasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi. Pengertian ini mengandung arti bahwa yang dimaksud dengan pasar adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat kekuatankekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu untuk menentukan suatu harga. Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, mempunyai
uang
untuk
berbelanja
dan
mempunyai
kemauan
untuk
membelanjakannya. Jadi, dalam pengertian diatas terdapat 3 faktor yang menunjang : 1) Orang dengan segala keinginannya 2) Daya beli mereka 3) Kemauan untuk membelanjakan uangnya Secara umum kegiatan pemasaran terdiri atas serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran, mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa pemuas kebutuhan, memberi nilai pada konsumen dan laba pada perusahaan. Untuk menilai layak atau tidaknya bisnis barang atau jasa yang sedang digeluti yang ditinjau dari aspek pemasaran, maka perusahaan harus melakukan studi pada tiga kegiatan besar, yaitu : 1) Penentuan segmen, target dan posisi produk pada pasar.
2) Kajian untuk mengetahui hal – hal utama dari konsumen seperti, perihal sikap, perilaku serta kepuasan mereka atas produk yang dihasilkan. 3) Menentukan strategi, kebijakan dan program pemasaran. 2.2.3 Segmentasi, target, posisi di pasar
Segmentasi pasar yaitu tindakan membagi suatu pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan – satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Jadi perusahaan dapat memusatkan kegiatan pemasarannya pada segmen-segmen pasar yang dipilih, agar segmentasi pasar dapat berguna, harus diperhatikan karakteristik berikut: 1) Dapat diukur ( Measurability) Sejauh mana besarnya pasar dan daya beli segmen ini dapat diukur. 2) Dapat terjangkau ( Accessibility) Sampai sejauh mana segmen ini dapat secara efektif dicapai dan dilayani. 3) Besarnya (Substantiality) Sejauh mana segmen ini cukup menguntungkan. Sebuah segmen haruslah sekelompok homogen sebesar mungkin yang sejalan dengan program pemasaran. 4) Dapat dilaksanakan ( Actionability) Hal ini merupakan ukuran seberapa jauh program-program yang efektif dapat dirancang untuk menarik segmen pasar. Segmen pasar terdiri dari kelompok konsumen yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Segmen pasar dapat diidentifikasi dengan mengamati perbedaan geografis, demografis, psikografis, dan perilaku para pembeli. 1) Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota
atau lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada perbedaan lokal. 2) Segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin,
penghasilan,
pekerjaan,
pendidikan,
agama,
ras,
generasi,
kewarganegaraan dan kelas sosial. 3) Segmentasi psikografis, para pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup/kepribadian. Orang-orang dalam kelompok demografis yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang sangat berbeda. 4) Segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap produk tertentu. Banyak pemasar yakin bahwa variabel perilaku kejadian, manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap merupakan titik awal terbaik dalam membentuk segmen pasar.
2.2.4 Strategi Penjualan
Menurut Sumarni (2003:307), konsep pemasaran berorientasi kepada kepentingan serta kepuasan pembeli tanpa melupakan tujuan perusahaan untuk mendapatkan
laba
dalam
jangka
panjang.
Keputusan
dalam
pemasaran
dikelompokkan dalam empat strategi ( product, place, price, dan promotion). Menurut Lupioyadi (2006:65) untuk pemasaran jasa, keempat hal tersebut dirasa kurang mencukupi. Oleh karena itu, beberapa ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi ( people, process, dan phsycal evidence). a. Strategi produk
Penjualan jasa berbeda dengan penjualan produk, perbedaan itu terletak pada kenyataan bahwa produk dengan ciri fisik yang dapat dilihat, diraba, dan dievaluasi, sedangkan jasa tidak demikian. Bila dalam membeli suatu produk, secara jelas dapat dipilih kategorinya, maka pelayanan jasa masalahnya seringkali tergantung kategori pelayanan jasa yang apa yang dipilih. Menurut Levitt dalam Lupiyoadi (2006:85), suatu jasa yang ditawarkan dapat tediri dari beberapa unsur yaitu: 1) Produk inti atau generik, terdiri atas jasa dasar. 2) Produk yang diharapkan, terdiri atas produk inti beserta pertimbangan keputusan pembelian minimal yang harus dipenuhi. 3) Produk tambahan yaitu area yang memungkinkan suatu diferensiasi terhadap yang lain. 4) Produk potensial, tampilan dan manfaat tambahan yang berguna bagi konsumen atau mungkin kepuasaan konsumen. Bagian ini dapat memberikan kelebihan untuk meningkatkan switching cost sehingga konsumen berpikir ulang atau sulit beralih ke produk jasa lain. b. Strategi distribusi
Lokasi dan saluran distribusi atau saluran pemasaran mempunyai fungsi untuk memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Keputusan lokasi dan saluran distribusi mencakup cara-cara dalam menyampaikan jasa kepada konsumen dan tempat terjadinya penyampaian jasa. Pola pemasaran jasa bersifat tersendiri, tidak dapat dipisah-pisahkan sebab hubungan antara penjual dan pembeli jasa sangat pribadi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan jika distribusi yang dilakukan secara langsung: 1) Lokasi usaha
Lokasi yaitu keputusan yang dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan tempat operasi dan karyawannya akan ditempatkan. Untuk penentuan lokasi, perusahaan perlu melihat jenis interaksi konsumen dan jasa yang disediakan. Terdapat tiga jenis interaksi di antara penyedia jasa dan konsumen yaitu: a) Konsumen mendatangi penyedia jasa Dalam kelompok ini, lokasi merupakan aspek penting karena konsumen harus mendapatkan kemudahan akses dan melihat langsung kondisi perusahaan. Penyedia jasa yang ingin mengembangkan bisnis dapat mempertimbangkan lebih dari satu tempat lokasi (multilokasi). b) Penyedia jasa mendatangi konsumen Sedangkan pada kelompok ini, faktor lokasi menjadi kurang penting. Dalam beberapa kasus penyedia jasa tidak leluasa pergi kepada konsumen dikarenakan penyediaan jasa harus didahului dengan panggilan konsumen. c) Transaksi bisnis jasa dilakukan melalui ”kepanjangan tangan” perusahaan Pada kelompok ini, faktor lokasi tidak relevan digunakan. Hal yang terpenting adalah sarana komunikasi, terkadang dibutuhkan interaksi fisik tertentu antara penyedia jasa dan konsumen. c. Saluran distribusi
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai.Saluran distribusi merupakan struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar dan pengecer melalui mana suatu produk atau jasa dipasarkan. Saluran distribusi mencakup
siapa yang berpartisipasi dalam menyampaikan jasa. Ada tiga pihak yang terlibat dalam distribusi jasa yaitu: a) Penyedia jasa b) Perantara c) Konsumen Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk menyampaikan jasa nya, sebab akan sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang dapat dipilih antara lain : a) Penjualan langsung b) Agen (agent ) atau broker . c) Agen/broker penjual atau pembeli. d) Waralaba ( franchise) dan pengantar jasa terkontrak (contracted service deliverers) Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung pada kriteria pasar dan sifat jasa itu sendiri. Misalnya dalam jasa pengiriman barang, bila pasar menginginkan pengiriman yang cepat, tepat waktu dan sifat barang yang tidak tahan lama, maka lokasi yang dipilih harus strategis dan saluran distribusi yang dipilih sebaiknya penjualan langsung supaya dapat terkontrol (Lupioyadi, 2006). Menurut Swastha (2002:201) terdapat macam-macam salurandistribusi yang ada adalah sebagai berikut : a) Saluran 1. Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara.
b) Saluran 2. seperti halnya dengan saluran 1, saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung. disini pengecer besar langsung melakukan pembelian pada produsen. c) Saluran
3. saluran distribusi semacam ini banyak dipakai oleh produsen
barang konsumsi, dan dinamakan saluran distribusi tradisional, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar saja tidak menjual ke pengecer. d) Saluran 4. dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya ke toko-toko kecil. e) Saluran 5. disini produsen memilih agen sebagai penyalurnya. d. Strategi harga
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran. Penetuan harga merupakan hal yang perlu diperhatikan, mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga oleh perusahaan bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan penetuan harga secara umum adalah sebagai berikut: a. Untuk bertahan hidup b. Untuk memaksimalkan laba c. Untuk memperbesar market share d. Mutu produk e. Karena adanya pesaing e. Strategi promosi
Promosi mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk atau jasa dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya.
Promosi yang dilakukan oleh pelayanan jasa yaitu dengan cara (Lupiyoadi, 2006:120): a. Iklan melalui media massa. b. Hubungan masyarakat. c. Penjualan perseorangan. d. Promosi penjualan. e. Informasi dari mulut ke mulut. f. Pemasaran langsung. Variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu: a. Periklanan (advertising) Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. b. Penjualan Personal (personal selling) Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan konsumen. c. Promosi penjualan (sales promotion) Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. d. Hubungan masyarakat (public relation) Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. e. Pemasaran langsung (direct marketing) Komunikasi langsung dengan konsumen yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.
Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap (Swasta, 2002), antara lain: a. Menentukan Tujuan Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih dulu. b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalampromosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya
bersedia
membeli
produk
tersebut
selama
periode
yang
bersangkutan. c. Menyusun Anggaran Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam mencapai tujuan tersebut. d. Memilih Berita Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi topik
utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif. e. Menentukan Promotional Mix Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititik beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya. f. Memilih Media Mix Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (Televisi , radio) media luar ruang (baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran, direct mail , point of purchase, kalender). Untuk itu manajer harus memilih media yang cocok untuk ditujukan pada kelompok sasaran produk perusahaan. g. Mengukur Efektifitas Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengukuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.
2.2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan a. Kualitas Produk
Pengembangan suatu produk harus didasari oleh pertimbangan adanya pembagian produk, yaitu ada tiga bagian : 1) Produk Inti ( Core Product ) Disini harus diketahui apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Setiap produk tentu memiliki manfaat serta ciri-ciri tertentu. Dalam hai ini penjual harus dapat menjual manfaat tersebut dan bukan ciri-ciri produk. 2) Produk Berwujud ( Tangible Product ) Perusahaan harus berusaha untuk mengubah produk ini menjadi produk berwujud. Dalam produk berwujud terdapat lima ciri yaitu tingkat mutu produk, model produk, merk produk, ciri-ciri produk, dan kemasan. 3) Produk Tambahan ( Augmented Product ) Perusahaan harus dapat menawarkan manfaat dan pelayanan tambahan. Dapat diberikan contoh perusahaan memberikan garansi atau pengiriman barang ke rumah. b. Strategi Penetapan Harga
Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Bagi perusahaan, penetapan harga bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Seringkali perusahaan menetapkan harga terlalu berorientasi pada biaya dan kurang meninjau perubahan pasar. Suatu harga ditetapkan pada umumnya bertujuan untuk : 1) Meningkatkan Penjualan 2) Mempertahankan dan memperbaiki market share 3) Menstabilkan tingkat harga 4) Mengembalikan investasi
5) Mencapai laba maksimum Pada perusahaan perdagangan, harga bisa ditetapkan dari harga beli tiap kesatuan produk ditambah biaya penyimpanan dan biaya distribusi produk. Selanjutnya jumlah tersebut ditambah dengan prosentase keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Sedang dalam perusahaan industri, maka penetapan harga jual produk biasanya didasarkan pada perhitungan pokok pembuatan produk mulai bahan mentah hingga bahan jadi, ditambah prosentase keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Di dalam penetapan harga, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang turut berpengaruh, misalnya : 1) Harga dari sejenis atau produk pengganti dari para pesaing. Apabila perbedaan harga diantara produk pengganti atau produk sejenis cukup berarti, maka konsumen akan beralih pada harga yang lebih murah. 2) Kemampuan membeli dari masyarakat. Meskipun harga yang ditetapkan tidak terlalu mahal, tetapi apabila konsumen tidak mampu menjangkaunya karena terbatasnya penghasilan konsumen tersebut maka produk itu juga tidak dapat terjual. Apalagi jika produk tersebut tidak termasuk kebutuhan primer. 3) Jangka waktu dari perputaran dana. Jika modal perusahaan terbatas, maka tentu saja berusaha agar jangka waktu perputaran dana dapat dipercepat. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha menetapkan harga yang tidak terlalu tinggi meskipun untuk itu keuntungan yang didapat oleh perusahaan rendah. 4) Peraturan pemerintah.
Untuk produk tertentu seperti minyak tanah, beras, gula maka ada peraturan dalam menetapkan harganya yang harus ditaati oleh penjual. Dalam hal ini penjual tidak dapat menetapkan besarnya keuntungan seperti jika menjual produk yang lain. Perusahaan
seringkali
melakukan
modifikasi
harga
dasar
untuk
menyesuaikan perbedaan dalam konsumen, produk, lokasi maupun waktu transaksi. Dalam hal ini perusahaan menjual produk atau jasa pada dua atau lebih harga yang tidak mencerminkan suatu perbedaan proporsional dalam biaya. Perbedaan harga yang dilakukan perusahaan disebut harga diskriminasi yang mencakup beberapa bentuk antara lain: 1) Menurut Konsumen (Customer Basis) Disini beberapa konsumen membayar jumlah yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama. 2) Menurut Bentuk Produk ( Product Form Basis) Beberapa jenis produk diberi harga yang berbeda tetapi tidak secara proporsional pada biayanya. a) Menurut Tempat ( Place Basis) Disini pada beberapa lokasi ditetapkan harga yang berbeda meskipun biaya penawaran disetiap lokasi itu sama. b) Menurut Waktu (Time Basis) Penetapan harga produk disini berubah – ubah menurut waktu. Misalkan berdasarkan perayaan hari raya, baik hari raya Idul Fitri, hari raya Natal, atau berdasarkan musim. Sebenarnya yang membedakan strategi penetapan harga pelayanan jasa dengan produk adalah terletak pada sifat- sifat khas biaya produk, yaitu :
1) Pelayanan jasa sulit diukur dan dilukiskan. 2) Pada bidang pelayanan jasa, biaya produksinya terutama untuk tenaga manusia yaitu berupa gaji, bonus, tunjangan. Biaya ini justru paling dominan diantara biaya operasi. 3) Biaya operasi lainnya (alat kantor, sewa, transport dan sebagainya) biasanya langsung berhubungan dengan tingkat biaya manusia. 4) Manusia lebih sulit dibiayai daripada mesin. Mesin bisa diatur bekerja menurut jam mesin untuk mencapai suatu hasil tertentu dan manusia tidak bisa demikian. Keterkaitan sifat – sifat itu dalam hubungan penetapan harga hanyalah bahwa tidak dapat ditentukan tingkat harga, atau manipulasi harga bisa terjadi dengan berhasil, kecuali jika biaya jasa itu diketahui. Dengan kata lain, pengembangan suatu strategi harga yang berarti tidak mungkin tanpa adanya pengetahuan dasar mengenai sifat dari biaya. Pada perusahaan jasa, penetapan harga dan penggunaan waktu merupakan unsur utama dalam mencapai keuntungan. Juga karena banyak perusahaan jasa tidak begitu tunduk pada tekanan dan pengendalian pasar dibandingkan dengan perusahaan industri produk jadi, maka perusahaan jasa dapat memakai fleksibilitas yang lebih besar dalam penetapan harga. Dalam hal ini terdapat beberapa metode penetapan harga : 1) Penetapan Biaya Dari seluruh biaya dapat ditetapkan harga dengan keuntungan tertentu yang diinginkan. 2) Penetapan Harga Upah Bersaing
Harga ditetapkan atas dasar gaji rata – rata para profesional yang terlibat dalam memberikan pelayanan jasa untuk waktu yang digunakan. 3) Penetapan harga menurut kemungkinan pembayaran Hal ini sama seperti harga pekerjaan yang dibayar menurut hasil yang dikerjakan dalam usaha pembelian komisi untuk tenaga penjualan. Jadi hal ini diberikan tergantung pada prestasi. 4) Harga tetap Disini diinginkan adanya keseragaman harga jasa yang ditawarkan. Seperti misalnya harga yang dibayarkan pada notaris, pengacara, dokter pemerintah. 5) Penetapan harga dengan kontrak Termasuk
dalam
penetapan
harga
tetap
tetapi
bukan
dengan
persetujuan, melainkan dengan kontrak. Misalnya, potongan untuk jasa asuransi. 6) Penetapan harga menurut nilai Yaitu apa yang akan ditanggung oleh pasar; disini para pembeli akan menanggapi harga sesuai dengan nilai yang mereka berikan kepada jasa tersebut misalkan sponsor suatu seminar umum. 7) Promosi Pemasaran saat ini tidak cukup hanya dengan pengembangan produk, peningkatan kualitas, penetapan harga yang terjangkau atau penyaluran produk yang tepat, tapi terlebih lagi produsen harus dapat berkomunikasi dengan langganannya. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan promosi, pengiklanan, atau dengan melatih tenaga penjual agar dapat menyampaikan pesan produsen tentang produk yang dijualnya.
2.2.6 Perkiraan Jumlah Penjualan
Untuk mengetahui jumlah penjualan dimasa yang akan datang maka dilakukan prediksi atau peramalan. Peramalan ( forecasting ) adalah suatu cara untuk mengukur atau menaksir kondisi bisnis di masa yang akan datang. Dalam melakukuan peramalan, peramal harus mencari data dan informasi di masa lalu. Pengukuran tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kuatitatif biasanya menggunakan metode statistik dan matematik. Sedangkan pengukuran secara kualitatif biasanya menggunakan judgement .Ada beberapa jenis peramalan yaitu : a. Dilihat dari segi penyusunannya 1) Peramalan Subyektif Merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar perasaan dari seseorang yang menyusunnya. 2) Peramalan Obyektif Merupakan peramalan yang didasarkan atas data dan informasi yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik atau metode tertentu. b. Dilihat dari segi jangka waktu 1) Peramalan Jangka Pendek Merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu kurang dari 1 (satu) tahun. 2) Peramalan Jangka Panjang Merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu lebih dari 1 (satu) tahun. c. Dilihat dari segi sifat ramalan
1) Peramalan kualitatif Merupakan peramalan yang didasarkan atas data kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan atas hasil penyelidikan. 2) Peramalan kuantitatif Merupakan peramalan yang didasarkan atas data-data kuantitatif masa lalu.Pada dasarnya ada 2 (dua) cara untuk menghitung perkiraan jumlah penjualan di masa datang berdasarkan peramalan kuantitatif, yaitu: a) Analisa trend Penerapan garis trend dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Penerapan garis trend secara bebas 2. Penerapan garis trend dengan setengah rata-rata 3. Penerapan garis trend secara matematis Ada 2 teknik dalam metode matematis ini yang umum digunakan untuk menggambarkan garis trend yaitu: 1. Metode moment Rumus-rumus dasar yang digunakan disini: Y ∑Yi ∑Xi Yi
= a+bx = n.a + b∑Xi = a∑Xi + b∑Xi2
Rumus II dan III digunakan untuk menghitung nilai a dan b yang akan dipergunakan sebagai penerapan garis trend . Sedangkan rumus I merupakan persamaan garis trend yang akan digambarkan (Adisaputro, 1998:156). 2. Metode least square Rumus-rumus yang digunakan disini:
a = ∑Y/n b = ∑XY/X2 Dengan persamaan trend Y= a + bX 3. Analisa korelasi Analisa korelasi dipakai untuk menggali hubungan sebab akibat antara beberapa variabel. Perubahan tingkat penjualan yang akan terjadi tidak hanya ditentukan oleh pola penjualan yang telah terjadi tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor lain. 4. Forecast Berdasarkan Pendapat ( Judgment Method ) Biasanya digunakan untuk menyusun forecast penjualan maupun forecast kondisi bisnis pada umumnya. Sumber pendapat-pendapat yang dipakai sebagai dasar melakukan forecast adalah: a. Pendapat salesman Para salesman diminta untuk mengukur apakah ada kemajuan atau kemunduran segala hal yang berhubungan dengan tingkat penjualan pada daerah mereka masing-masing. Kemudian mereka diminta pula untuk mengestimasi tentang tingkat
penjualan
di
daerah
masing-masing
di
waktu
mendatang. Perkiraan para salesman itu perlu diawasi karena mungkin ada unsur kesengajaan untuk membuat perkiraan yang lebih rendah (under estimate) dengan harapan apabila ia menjual di atas perkiraannya ia akan mendapat hadiah. b. Pendapat sales manager Perkiraan yang dikemukakan oleh para salesman perlu diperbandingkan dengan perkiraan yang dibuat oleh kepala
bagian
penjualan
tentu
mempunyai
pertimbangan
dan
pandangan yang lebih luas meliputi seluruh daerah penjualan. Pada umumnya perkiraan kepala bagian dapat lebih obyektif karena mempertimbangkan banyak faktor. Hal ini mungkin juga disebabkan pendidikan yang relatif lebih tinggi dan pengalamannya yang lebih luas dibidang penjualan. c. Pendapat para ahli Kadang-kadang perkiraan yang dibuat oleh kepala bagian penjualan sangat bertentangan satu sama lain, sehingga perusahaan menganggap perlu untuk meminta pertimbangan kepada orang yang dianggap ahli. Mereka ini disebut konsultan. d. Survei konsumen. Apabila ketiga pendapat diatas masih dirasa kurang dapat dipertanggungjawabkan, maka biasanya lalu diadakan penelitian langsung terhadap konsumen.
2.3 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) 2.3.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Aspek sumber daya manusia merupakan salah satu masalah yang cukup penting dalam suatu perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan penggerak, pengkoordinasi dan sangat menentukan dalam proses produksi sehingga diperlukan perencanaan yang baik dan akurat. Disamping itu sumber daya manusia dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Dengan adanya sumber daya manusia yang efektif mengharuskan manajer atau pimpinan perusahaan untuk mencari dan menemukan cara terbaik dalam memberdayakan karyawan yang ada
dalam lingkungan organisasi agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan cara mengelola, mengatur dan memanfaatkan sumber daya manusia melalui proses manajemen sumber daya manusia. Manajemen
sumber
daya
manusia
(human resources management )
merupakan pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan (Simamora, 2004: 4). Pengertian lain mengenai manajemen sumber daya manusia menurut Flippo dalam Handoko (2000:3) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan
kegiatan-kegiatan
pengadaan,
pengembangan,
pemberian
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) terdiri atas serangkaian keputusan yang terintegrasi tentang hubungan ketenagakerjaan yang mempengaruhi efektifitas karyawan dan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara efektif guna mencapai berbagai tujuan. 2.3.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan, strategi, misi, dan kebijakan dari perusahaan, manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi – fungsinya sehingga perusahaan dapat bersaing secara baik dengan perusahaan lainnya (Bohlander dan Snell 2010, p150). Fungsi – fungsi manajemen sumber daya manusia tersebut adalah : 1) Analisis dan Klasifikasi Pekerjaan Analisis pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan cara
mengamati atau mengadakan interview terhadap pekerja, dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor. Analisis pekerjaan ini akan menghasilkan suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban – kewajiban pekerja dan bisa juga mencakup standar kualifikasi, yang merinci pendidikan dan pengalaman minimal yang diperlukan bagi seorang pekerja untuk melaksanakan kewajibankewajiban dari kedudukanya secara memuaskan. Langkah-langkah utama dalam analisis pekerjaan terdapat dua langkah utama yang harus dilakukan, yaitu: 1) penentuan tugas utama, kegiatan – kegiatan, perilaku-perilaku, atau kewajiban – kewajiban yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan dan 2) penetapan pengetahuan (knowledge), kemampuankemampuan (abilities), kecakapan-kecakapan (skills), dan beberapa karakteristik lainya (faktor kepribadian, sikap, ketangkasan, karateristik fisik, mental yang diperlukan bagi pekerjaan) yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa hasil analisis pekerjaan umumnya berupa: 1) deskripsi pekerjaan yang berkaitan dengan isi (content) dan lingkup (scope), dan 2) klasifikasi pekerjaan. (Dr.Faustino:2003). Analisis jabatan dapat diartikan suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisa, dan mensintesiskan data jabatan.Tentang hasil dan manfaat analisa jabatan sebagai berikut (Kasmire dan Jakfar:166) : 1. Uraian Jabatan : a) Identitas Jabatan b) Fungsi jabatan c) Uraian jabatan d) Wewenang
e) Tanggung jawab f) Hubungan Kerja g) Bahan, alat,mesin yang digunakan h) Kondisis kerja 2. Persyaratan Jabatan memuat antara lain : a. Persyaratan Pendididikan b. Persyaratan pelatihan c. Persyaratan pengalaman e. Perdsyaratan psikologi f. Persyaratan Khusus Diagram berikut akan menguraikan secara sistematis dan struktural hasil dan manfaat Analisa jabatan:
Seleksi Uraian Jabatan Penilaian Kiner a Analisis Jabatan
Persyaratan
Keselamatan dan kesehatan
Hubungan Perburuhan atau Integrasi
Gambar 2.1: Diagram Analisis Jabatan Pemutusan Hub. Kerja
Keterangan : a. Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu bisnis atau perusahaan.
b. Penarikan Karyawan upaya mencari calon karyawan yang memenuhi kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. c. Seleksi adalah suatu proses untuk memilih atau mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat yang telah ditentukan suatu perusahaan atau organisasi. d. Pengembangan dimana pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi pengembangan terhadap karyawanya melalui pendidikan dan pelatihan karier. e. Penilaian Kinerja berbagai prosedur sistematik untuk menentukan nilai relatif pekerjaan beserta besarnya kompensasi masing-masing. f.
Kompensasi segala sesuatu yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atau pekerjaan.
g. Keselamatan dan Kesehatan diamana perusahaan menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja jika ada kecelakaan pekerja dalam ruang lingkup proses produksi perusahaan. Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisik dan mental pekerja oleh lingkungan kerja. h. Perencanaan Karier adalah proses melalui dimana seseorang memilih sasaran karier dan jalur untuk mencapai ke sasaran tersebut. i.
Hubungan perburuhan atau Integrasi merupakan fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan penyesuaian keinginan karyawan dengan organisasi atau perusahaan.
j.
Pemeliharaan dimana pihak manajemen berupaya memelihara karyawanya dengan berbagai upaya nyata agar pekerja tetap betah dan merasa dihargai dalam organisasi.
Pemutusan Hubungan Kerja oleh perusahaan disebabkan oleh berbagai alasan atau sebab yang alamiah seperti tibanya masa pensiun, permintaan penguduranmdiri karena alasan pribadi, dan pemecatan karena melakukan kesalahan.
2.3.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia (SDM) merupakan fungsi yang kedua setelah Analisa jabatan harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan SDM adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan. Perencanaan sumber daya manusia sebenarnya berkaitan dengan pengidentifikasian
persoalan-persoalan
(problems),
ancaman-ancaman(threats),
peluang-peluang (oportunities),dalam suatu organisasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan sumber daya manusia: 1. Faktor Eksternal
Berbagai hal yang pertumbuhan dan perkembanganya berada diluar kemampuan organisasi untuk mengendalikanya. Menurut Kinggudu menyebutkan bahwa yang tergolong faktor-faktor eksternal adalah teknologi, sosial budaya, politik, dan ekonomi. Sedangkan S.P
Siagian memperluas menjadi enam faktor,
meliputi: situasi ekonomi, sosial budaya, politik, peraturan perundangundangan, teknologi dan pesaing. 2. Faktor-faktor Internal
Berbagai kendala yang terdapat didalam organisasi itu sendiri. Faktor internal menurut S.P Siagian adalah rencana strategik, anggaran, estimasi produksi dan penjualan, kegiatan baru atau usaha, dan rancangan organisasi dan tugas pekerjaan.
Sedangkan
Kinggudu
mengemukakan
bahwa
faktor-faktor
internalnya meliputi sistem informasi manajemen dan organisasi, sistem manajemen keuangan, sistem marketing atau pasar, dan manajemen pelaksana (DR.Faustino:2003). 3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi formal disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif dan efesien. (Kasmire SE,MM dan Jakfar SE,MM:2007). Untuk struktut organisasi menggunakan perancangan struktur organisasi menurut Kasmire,SE.MM dan Jakfar,SE.MM, dalam empat langkah sebagai berikut: 1. Langkah pertama, mempertimbangkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.Untuk itu perlu menentukan visi,misi.dan tujuan perusahaan. 2. Langkah kedua, Menentukan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan yaitu uraian atau deskriptif tugas dan wewenang karyawan 3. Langkah ketiga, Mengelompokan aktivitas-aktivitas menurut jenis pekerjaan maupun operasionalnya. 4. Langkah keempat, Menentukan tingkatan manajemen dan struktur organisasi Bentuk atau tipe struktur organisasi
lini yaitu organisasi lini yang
semata mata memiliki hubungan wewenang lini dalam organisasinya. Organisasi lini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang. b. Jumlah karyawan sedikit, maka struktur organisasi masih sederhana. c. Pimpinan dengan karyawanya saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja. d. Masing kepala bagian memiliki wewenang dan tanggunga jawab penuh atas segala bidang pekerjaanya yang ada dalam bagianya. e. Pucuk pimpinan biasanya pemilik f.
Pucuk pimpinan biasanya dipandang sebagai pemegang kekuasaan tunggal segala keputusan,kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan.
g. Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi, alat-alat yang diperlukan tidak beraneka ragam. h. Organisasi kecil Keuntunganya organisasi lini adalah sebagai berikut (Kasmire,SE.MM dan Jakfar,SE.MM:183) : a. Kesatuan pimpinan terjamin sepenihnya, karena pimpinan berada dalam satu tangan. b. Disiplin dan militansi kerja para anggota pada umumnya tinggi. c. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan. d. Proses pengambilan keputusan dan intruksi-intruksi berjalan cepat, tidak bertele-tele. e. Garis pimpinan tegas, karena pimpinan langsung nerhubungan dengan karyawan. f.
Rasa solidaritas para karyawan pada umumnya tinggi, karena saling mengenal.
g. Pengendalian
secara
ketat
terhadap
kegiatan
para
bawahan
dapat
dilaksanakan. Sedangkan kelemahanya organisasi lini adalah sebagai berikut: a. Tujuan pribadi pucuk pimpinan sering kali tidak dapat dibedakan dengan tujuan organisasi. b. Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak secara otoriter dan ditaktor. c. Kesempatam karyawan utnuk berkembang terbatas, karena wewenang untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan, ada pada pimpinan. d. Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantunga pada satu orang sehingga kalau pimpinan
tidakl mampu /berhalangan, maka seluruh organisasi
terancam kehancuran. 4. Rekruitmen
Proses rekutmen berlangsung saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.Tujuan atau alasan dasar rekrutmen adalah : 1) Berdirinya organisasi baru, 2) adanya perluasan kegiatan organisasi, 3) terciptanya pekerjaan dan kegiatan – kegiatan baru, 4) adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain, 5) adanya pekerja yang berhenti baik tidak hormat maupun tidak dengan hormat, 6) adanya pekerja yang berhenti karena usia pensiun, dan 7) adanya pekerja yang meninggal dunia.(Kasmire SE,MM dan Jakfar, SE, MM: 2007). Karyawan merupakan seseorang yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjelankan kegiatan perusahaan. Untuk itu sebelum perusahaan dijalankan maka pihak perusahaan akan melakukan suatu proses yang disebut dengan proses pencarian para karyawan (Bohlander dan Snell 2010, p150). Proses pencarian para karyawan dilakukan berdasarkan standardisasi perusahaan.
Standardisasi tersebut haruslah berkaitan dengan kriteria – keriteria yang dibutuhkan
perusahaan,
seperti
contohnya
seorang
karyawan
haruslah
mempunyai pengetahuan yang baik dan cakap, kemampuan intelektuan, efisiensi dalam bekerja, karakter khusus yang baik dan beberapa pemikiran yang nantinya dapat membantu sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya (Bohlander dan Snell 2010, p150). 5. Seleksi Penempatan Kerja
Tahap selanjutnya adalah perusahaan akan menjalankan sebuah proses yang disebut dengan proses seleksi. Proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia-tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima/tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan ini (DR.Faustini:2003). Calon karyawan yang telah memberikan data mengenai diri mereka atau data yang berhubungan dengan spesifikasi sebuah pekerjaan akan diseleksi dan dipilih oleh perusahaan berdasarkan kualifikasinya. Dalam tahap penyeleksian calon karyawan biasanya perusahaan melakukan suatu proses dimana kriteria dan data calon karyawan tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam tahap tersebut perusahaan melakukan pendataan dan pencatatan, dan kemudian perusahaan akan memasukkan dan mengkategorikan calon karyawan tersebut kepada deskripsi pekerjaan atau yang biasa disebut job description atau penetapan akan sebuah pekerjaan, tanggung jawab, dan kewajiban seorang karyawan dalam melakukan tugasnya (Bohlander dan Snell 2010, p151). 6. Pelatihan dan Pengembangan
Setelah itu tahap selanjutnya adalah proses pelatihan dan pengembangan dimana dalam tahap ini karyawan yang telah diterima oleh perusahaan harus melampaui beberapa tahap proses pelatihan dan pengembangan sehingga nantinya karyawan tersebut menjadi terbiasa kepada pekerjaan yang ada dalam perusahaan tersebut. Dalam proses tersebut, karyawan baru akan diberikan teori dan praktek kerja lapangan (Bohlander dan Snell 2010. P151).
7. Performance Appraisal Proses ini haruslah didukung dan dibantu dengan kemampuan dan keahlian karyawan dalam mengembangkan dan membuat suatu inovasi terhadap pekerjaannya. Apabila karyawan tersebut dapat bekerja sesuai target atau melebihi standardisasi perusahaan maka karyawan tersebut berhak atas suatu penghargaan yang didasari kepada kinerja/ performance appraisal (Bohlander dan Snell 2010. P151). 8. Kompensasi
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari kontribusi jasa mereka pada perusahaan Keith Davis dan Werther (dalam Mangkuprawira 2007:196). Sedangkan menurut Martoyo (2000:126) kompensasi
adalah
pengaturan
keseluruhan
peberian
balas
jasa
bagi
“employers” maupun “employees” baik yang langsung berupa uang (finansial) maupun yang tidak langsung berupa tunjangan (non-finansial). Jika kompensasi dikelola dengan baik, maka dapat membantu perusahaan dapat mencapai tujuan untuk memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk mel akukan penempatan kembali tidaklah mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam
pembayaran jasa bisa jadi akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhankeluhan, dan bisa menjadi penyebab mogok kerja. Bentuk-bentuk kompensasi antara lain: a. Upah Pembayaran berupa uang untuk pelayanan kerja atau uang yang biasanya diberikan kepada pegawai secara perjam, per harian. b. Gaji Gaji merupakan uang yang dibayarkan kepada pegawai atas jasa yang diberikan secara bulanan. c. Insentif Suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Adapun tujuan manajemen kompensasi yang efektif menurut Keith Davis dan Werther dalam Mangkuprawira (2007:197), meliputi : a. Memperoleh personil yang berkualifasi b. Mempertahankan karyawan yang ada c. Manajemen keadilan d. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan e. Mengendalikan biaya f.
Mengikuti aturan hukum
g. Memfalitasi pengertian h. Meningkatkan efisiensi administrasi 9. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja (Trenaningningsih, 2010:1). Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan dapat mewujudkan perlindungan terhadap tenaga kerja dari resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan ditempat kerja. Sehingga karyawan merasa nyaman dan aman dalam melakukan kegiatan kerjanya, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan dapat meningkat. 10. Pengembangan Karir atau Peluang Untuk Peningkatan Karir
Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi pada jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. (Samsudin 2006:141). Pengembangan karir merupakan upaya-upaya pribadi seorang karyawan untuk mencapai suatu rencana karir. (Handoko 1995:130-131). Pengembangan karir pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan para pekerja agar semakin mampu memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan organisasi. (Samsudin 2006:149). Karir menunjuk pada perkembangan karyawan secara individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja tertentu dalam suatu organisasi. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang kompetitif, diperlukan usaha memeberikan bantuan agar para pekerja yang potensial dapat
mencapai jenjang karir sejalan dengan usahanya untuk mewujudkan tugas perkembangannya. (Samsudin 2006:140). Manfaat pengembangan karir menurut samsudin (2006:154) adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya kemampuan karyawan. Dengan pengembangan karir melalui pendidikan dan pelatihan, akan lebih meningkatkan kemampuan intelektual dan keterampilan karyawan yang dapat disumbangkan pada organisasi. b. Meningkatnya supplay karyawan yang mempunyai kemampuan. Jumlah karyawan yang lebih tinggi kemampuannya dari sebelumnya akan menjadi bertambah sehingga memudahkan pihak pimpinan (manajemen) untuk menempatkan karyawan dalam pekerjaan yang lebih tepat. 11. Pemeliharaan Tenaga Kerja
Pemeliharaan adalah usaha organisasi agar karyawan tetap betah dan merasa dihargain dalam perusahaan. Pemeliharaan tenaga kerja dilakukan dengan pembinaan bagi karyawan yang tidak disiplin melalui saluran komunikasi
yang
efektif
dan
memperhatikan
masalah
kesehatan
dan
keselamatan. Pada masa sekarang, seluruh kejadian atau kecelakaan di perusahaan menjadi tanggung jawab perusahaan, sehingga cara mengatasi lebih bersifat preventif dengan mengelola program keselamatan dan kesehatan kerja serta program pelayanan secara terpadu. Terdapat dua macam usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk program keselamatan dan kesehatan kerja menurut Sumarni (1998:381), yaitu: a. Usaha yang bersifat preventif, yaitu mencegah dan mengendalikan sumbersumber bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga berakibat tidak atau kurang membahayakan karyawan.
b. Usaha yang bersifat represif atau kuatif, yang berarti mengatasi kejadian yang disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang terdapat ditempat kerja. 12. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan keputusan yang datangnya dapat dari karyawan dan dari dari perusahaan. Hal itu dapat terjadi karena faktor-faktor kedisplinan, ekonomi, bisnis, atau faktor personal. Peranan departemen SDM adalah mencari metode yang paling memuaskan tanpa terjadinya perasaan yang buruk, baik
bagi perusahaan
maupun karyawan.
Bentuk PHK meliputi PHK sementara dan PHK permanen. PHK sementara terdiri atas pemberhentian sementara karena motif personal dan alasan ekonomi serta bisnis. Sedangkan PHK permanen terdiri atas pemberhentian karyawan karena memang sudah waktunya dan karena faktor kedisiplinan (Siagian, 2008:187).
2.4 Aspek Operasional 2.4.1 Pengertian Aspek Operasional
Analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan lay out serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakanAspek operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Hal-hal yang perlu diperhartikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, tata letak (lay out), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. 2.4.2 Penentuan Lokasi Usaha
Penentuan lokasi sangat penting karena apabila perusahaan salah dalam menentukan lokasi yang dipilih akan mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya yang harus dikeluarkan. Harga produk yang akan dipasarkan nantinya juga sangat tergantung pada lokasi pabrik yang dipilih, karena harga pasar akan terpengaruh dengan jarak lokasi pabrik dengan pasar. Penentuan lokasi yang tepat akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, baik dari sisi finansial maupun nonfinansial, misalnya: dapat memberikan pelayanan kepada konsumen dengan lebih memuaskan, kemudahan untuk memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik secara kuantitas maupun kualifikasinya serta kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan lainnya dalam jumlah yang diinginkan dan dalam jangka waktu yang sudah diperhitungkan. Untuk memilih lokasi tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Terdapat beberapa pertimbangan dalam penentuan lokasi dua diantaranya adalah: 1. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan bahan baku ( raw material approximity approach) Pendekatan penentuan lokasi ini didasarkan pada bahwa sebaiknya lokasi perusahaan ditentukan di daerah bahan baku. Dengan demikian perusahaan dapat meminimalisir biaya angkut dari bahan baku. Sehingga yang menjadi pertimbangan dalam pendekatan ini adalah biaya angkut bahan baku yang semurah mungkin. 2. Pendekatan
berdasarkan
kedekatan
dengan
daerah
pemasaran
( Market
Approximity Approach) Dasar pengguanaan pendekatan ini adalah perusahaan harus ditempatkan di daerah pemasaran. Pertimbangannya adalah efisiensi pengangkutan hasil produksi dari pabrik ke daerah pemasaran.
Beberapa faktor lain yang harus harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha yang strategis antara lain: 1) Faktor primer Faktor primer yang patut dipertimbangkan dalam nenetukan lokasi usaha antara lain: a. Kedekatan dengan konsumen potensial dimana tempat produk akan dijual b. Kedekatan dengan bahan baku utama c. Ketersediaan tenaga kerja, baik dari sisi kuantitas maupun kualifikasi yang dibutuhkan d. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai yang dapat memperlancar pengadaan bahan baku dan memasarkan hasil produksi. e. Ketersediaan sarana listrik, sumber air, dan telekomunikasi untuk memperlancar kegiatan produksi agar tidak terganggu 2) Faktor sekunder Beberapa faktor sekunder yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi usaha antara lain: a. Kondisi iklim di lokasi usaha misalnya untuk jenis usaha dibidang agrobisnis harus dapat memilih iklim yang sejuk dan kondisi tanah yang subur. b. Strategi kebijakan pemerintah daerah setempat yang dapat mendukung atau menghambat usaha yang akan dijalankan serta kebijakan arah pembangunan yang akan dijalankan.
c. Kemungkinan perluasan pengembangan perusahaan dan rencana masa depan perusahaan. d. Biaya untuk investasi dan eksplorasi, misalnya pengadaan tanah dan pembangunan gedung. Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, baik dari segi finansial maupun non finansial. Keuntungan yang diperoleh dengan mendapatkan lokasi yang tepat antara lain adalah : 1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan. 2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun kualifikasi. 3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah yang diinginkan 4. Lokasi usaha memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dimasa yang akan datang. 5. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah setempat 2.4.3 Penentuan Skala Produksi
Skala produksi adalah kuantitas unit produksi yang seharusnya dihasilkan pada satu periode tertentu dalam rangka mencapai laba yang optimal. Penentuan skala produksi berkaitan dengan berapa jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas produksi dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Skala produksi dapat dilihat dari segi ekonomis, yaitu berapa jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien dan berapa banyak jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan yang dimiliki.
Pada perusahaan yang memproduksi barang atau memberikan jasa konstruksi beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan skala operasi, yaitu: a. Kemungkinan perkembangan pangsa pasar yang dapat diraih. b. Kapasitas mesin serta peralatan yang dimiliki. c. Kualitas-kualitas SDM dalam proses produksi. d. Kemampuan keuangan perusahaan. e. Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang. f. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya juga berperan dalam perencanaan skala operasi. Penentuan jumlah produksi optimal a. Pendekatan marginal cost dan revenue b. Pendekatan break even point c. Metode liniear programming 2.4.4 Penentuan Tata Letak ( Lay Out )
Tata letak (lay-out) adalah suatu proses dalam menentukan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau operasi. Layout dirancang berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga efisiensi operasi dapat tercapai. Tujuan penentuan lay-out adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi menjadi optimal. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya penentuan lay-out: a. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan b. Efisiensi pemakaian ruangan c. Pengurangan biaya investasi dan produksi
d. Kelancaran aliran material e. Efisiensi biaya pengangkutan material dan barang jadi f. Kebutuhan persediaan yang rendah g. Adanya kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang lebih baik Macam-macam Lay-Out Pabrik (Subagyo, 2000)
1. Lay-Out Garis Lay-out garis juga disebut sebagai lay-out produk. Artinya pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urut-urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. 2. Lay-out Fungsional Lay-out fungsional ini sering disebut dengan lay-out proses, yaitu pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik berdasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang mempunyai kegunaan yang sama dikelompokkan dan diletakkan pada ruangan atau tempat yang sama. Lay-out ini biasanya digunakan untuk membuat barang yang bermacam-macam. Contoh dari lay-out fungsional ini adalah pabrik yang mengerjakan berbagai macam barang-barang dari besi. 3. Lay-out Kelompok Lay-out kelompok adalah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik yang menggunakan lay-out kelompok memiliki produk yang bermacam-macam, tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam beberapa kelompok yang sama. Untuk setiap kelompok produk dibuatkan lay-out tersendiri. Semua produk dalam setiap kelompok memiliki garis produksi yang sama, meskipun cara pengerjaan setiap barang secara rinci berbeda-beda.
4. Lay-out dengan Posisi Tetap Lay-out dengan posisi tetap adalah pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang yang tetap atau tidak pindah-pindah. Contoh lay-out tetap adalah lay-out pembuatan jembatan, lay-out pembangunan gedung, lay-out pembuatan jalan, dan lay-out penghijauan. Untuk memperoleh lay-out yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal sebagai berikut: 1. Kantor produksi a. Sifat produk yang dibuat Sifat produk yang dibuat dapat menentukan lay-out yang akan dibuat. Misalnya jika produk yang dibuat padat akan berbeda dengan produk yang bersifat cair atau gas. b. Jenis proses produksi yang digunakan Lay-out garis biasanya digunakan pada pabrik yang memiliki proses produksi berkelanjutan atau memiliki line flow. c. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan Apabila perusahaan menghasilkan bermacam-macam barang produk yang jumlah setiap jenis hanya sedikit, biasanya menggunakan lay-out fungsional. Akan tetapi jika produknya selalu sama serta setiap jenisnya banyak, sebaiknya menggunakan lay-out garis. d. Nilai investasi Penentuan lay-out disesuaikan dengan modal yang tersedia, karena untuk membuat lay-out diperlukan investasi yang cukup besar. e. Aliran barang
Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga aliran barang yang dikerjakan tidak saling mengganggu. f.
Efektivitas penggunaan ruangan Penempatan mesin-mesin sebaiknya sedemikian rupa sehingga ruangan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan menghindari pemborosan ruangan.
g. Lingkungan dan keselamatan kerja Lay-out harus mempertimbangkan keselamatan kerja dan lingkungan kerja, jangan sampai keselamatan mesin dapat membahayakan karyawan. h. Letak kamar kecil Letak kamar kecil jangan terlalu jauh dari ruang kerja, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk perjalanan ke kamar kecil. 2. Bagian Kantor a. Nilai investasi Penentuan lay-out harus disesuaikan dengan modal yang tersedia, karena untuk membuat lay-out memerlukan investasi yang cukup besar. b. Komunikasi Peletakan
fasilitas-fasilitas
kantor
hendaknya
memudahkan
untuk
melakukan komunikasi. c. Fleksibilitas Fleksibilitas lay-out kantor terkadang diperlukan untuk kemudahan penggunaan dan menghindari kejenuhan. d. Struktur organisasi Struktur organisasi juga menentukan lay-out kantor karena dalam organisasi yang berbeda terdapat perbedaan jumlah macam dan jumlah bagian.
2.5 Aspek Keuangan 2.5.1 Pengertian Aspek Keuangan
Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada. Sumber dana terdiri dari modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan perusahaan. Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian ini tergantung dari perjanjian dan estimasi keuntungan yang diperoleh dari masa-masa mendatang. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan. Dengan dibuatnya aliran khas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui pendekatan payback Periode (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan,
sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. 2.5.2 Sumber-Sumber Dana
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana yang relatif cukup besar. Sumber dana perusahaan terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau modal gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah saatu modal atau dengan modal gabungan. Berikut penjelasan sumber-sumber dana: 1. Modal Asing (Modal Pinjaman) Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan terkena beban biaya, yaitu biaya administrasi, provisi, dan komisi, serta bunga yang besarnya relatif. Sumber dana modal asing dapat diperoleh dari: a. Pinjaman dari bank. b. Pinjaman dari lembaga keuangan nonbank seperti perusahaan modal ventura, asuransi, leasing, dana pensiun, atau lembaga keuangan lainnya. c. Pinjaman dari perusahaan lain. 2. Modal Sendiri Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan den gan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham kepada masyarakat luas. Keuntungan menggunakan modal
sendiri untuk membiayai sesuatu usaha adalah tidak adanya beban bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan hanya berkewajiban membayar deviden. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari : a. Setoran dari pemegang saham b. Dari cadangan laba c. Dari laba yang belum dibagi. 2.5.3 Biaya Kebutuhan Investasi
Investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Jangka waktu investasi biasanya lebih dari satu tahun, terutama digunakan untuk pembelian aktiva tetap. Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis usaha yang dijalankan. Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut : 1. Biaya prainvestasi terdiri dari 2. Biaya pembelian aktiva tetap 3. Biaya operasional Jenis-jenis Laporan Keuangan, Laporan keuangan yang disajikan haru sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standart yang telah ditentukan 2.5.4 Laporan Keuangan
1. Laporan Laba/Rugi Lapoan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu 2. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan
perubahan
ekuitas
merupakan
lapkran
yang
menggambarkan
pergerakan ekuitas perusahaan yang dipengaruhi oleh laba atau rugi perusahaan dan pengambilan prive. 3. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan paa tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan prusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. 2.5.5 Metode Penilaian Investasi 1. Metode Payback Period (PP) atau Periode Pengembalian
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karena itu satuan hasilnya bukan persentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun dsb). Apabila periode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan maka proyek ini dikatakan menguntungkan, sedangkan jika periodenya lebih lama maka proyek dapat di tolak. Rumus periode pengembalian jika arus per tahun jumlahnya berbeda Periode pengambilan =
− −
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula a = Jumlah investasi mula-mula b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Usulan proyek investasi: a. Periode pengembalian lebih cepat : layak b. Periode pengembalian lebih lama : tidak layak c. Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka periode pengembalian yang lebih cepat yang dipilih 2. Metode Net Present Value (NPV)
Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya (initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan dengan Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang ( Net Present Value). Perhitungan NPV NPV= PV Proceeds – PV Outlays NPV = (arus kas x faktor diskonto ) – Investasi awal Keputusan a. NPV positif - diterima Jika PV arus kas lebih tinggi dari PV investasi awal b. NPV negatif - ditolak Jika PV arus kas lebih kecil dari PV investasi awal 3. I nternal Rate of R eturn (IRR) atau Tingkat Pengembalian Internal
IRR ialah menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan akan diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal.
4. Profitability I ndex (PI)
Model ini adalah menghitung nilai tunai arus kas masuk bersih dibagi nilai tunai investasi. Jika nilainya lebih besar dari 1, maka proyek investasi tersebut dianggap layak, dan sebaliknya. Rumus: PI=
PI=
PV OI CF (+i)
OI
PV
= present value
Io
= Investasi awal
Jika PI lebih besar (>) dari 1 maka Investasi diterima Jika PI lebih kecil (<) dari 1 maka Investasi tidak diterima
BAB III METODE PENELITIAN STUDI KELAYAKAN BISNIS
3.1 Unit Analisis
Unit analisis dalam observasi penulis menggunakan unit usaha jasa konstruksi. Sebagai sumber observasi, penulis memilih CV. CITRA AGUNG sebagai tempat observasi. Pemilihan CV. CITRA sebagai tempat observasi adalah karena penulis mengenal baik pemilik dari catering, selain itu CV. CITRA AGUNG memenuhi kriteria syarat untuk dijadikan sebagai tempat observasi studi kelayakan bisnis. Unit yang dianalisis dalam studi kelayakan bisnis ini meliputi 4 aspek yang diteliti, yaitu: 1. Aspek Pemasaran, yaitu menganalisis tentang pemasaran pada CV. CITRA AGUNG seperti segmen pasar, keadaan pasar serta permintaan pasar. 2. Aspek Sumber Daya Manusia, yaitu menganalisis tentang SDM pada Gapura Jaya Katering seperti struktur organisasi, pembagian kerja, kompensasi, dan pemberdayaan pekerja. 3. Aspek Operasional, yaitu menganalisis tentang operasional/ produksi pada Gapura Jaya Katering seperti proses produksi, biaya produksi, layout produksi, dan BEP. 4. Aspek Keuangan, yaitu menganalisis tentang kondisi keuangan pada Gapura Jaya Katering seperti proyeksi laporan keuangan, PP, NPV, IRR, dan PI. 3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di workshop CV. CITRA AGUNG yang terletak di Jl. Kedung Baruk no. 55 Surabaya, Jawa Timur.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data merupakan salah satu dari serangkaian penelitian yang penting karena dari kegiatan inilah akan diperoleh data-data yang berguna untuk disajikan sebagai hasil dari penelitian, yang kemudian dianalisa lebih lanjut. Dalam pengumpulan data ini digunakan teknik sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan
Perumusan yang dipakai dengan membaca literatur-literatur untuk mendapatkan dasar teori yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Lapangan
Studi lapangan langsung dilakukan pada objek yang dituju. Sedangkan pelaksanaan pengumpulan data dengan cara : a) Observasi Observasi merupakan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. b) Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data terkait hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan berupa catatan, profil perusahaan, buku, laporan keuangan, dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan. c) Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada orang yang berwenang di CV. CITRA AGUNG termasuk pimpinan dan karyawan bagian pemasaran, bagian administrasi, bagian produksi dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai aspek
pemasaran, sumber daya manusia, aspek operasional, dan aspek keuangan yang berhubungan kegiatan perusahaan CV. CITR AGUNG. 3.4 Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan situasi di lapangan atau lokasi penelitian dengan obyek tertentu dan menguraikan, menggolongkan, membuat suatu kesimpulan secara menyeluruh. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey, karena data yang diperoleh berdasarkan data yang ada di perusahaan dan sesuai dengan kondisi yang terjadi. 1. Jenis dan Sumber Data
a) Data primer Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:253). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primernya adalah pemilik dan karyawan CV. CITRA AGUNG dimana narasumber dianggap menguasai bidang permasalahan dan tugas-tugasn ya. b) Data sekunder Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono, 2006:253). Adapun yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen, arsip, laporan yang ada pada CV. CITRA AGUNG serta data-data dan berbagai tulisan yang relevan dengan fokus penelitian, baik melalui media cetak (seperti brosur, katalog yang disebarkan berupa data profil perusahaan secara umum dan jenis produk yang ditawarkan), maupun melalui media elektronik, yaitu melalui website CV. CITRA AGUNG. 2. Teknik analisis
Teknik analisis yang digunakan bertujuan untuk menganalisis kelayakan bisnis dan prospek dari CV. CITRA AGUNG melalui 4 aspek antara lain:
1. Aspek pemasaran 2. Aspek operasional 3. Aspek sumber daya manusia 4. Aspek keuangan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan
: CV. Citra Agung
Nama Pimpinan
: Bapak Abdul Majid
Alamat Perusahaan
: Jl. Kedung Baruk 55 Surabaya
Alamat E-mail
:
[email protected]
Telepon HP
: 081257777438
Kegiatan Usaha
: Melayani jasa konstruksi interior berdasarkan pesanan pelanggan
Jenis Produk
: Jasa Konstruksi yang terdiri atas pembuatan ralling tangga dan pintu besi
Sumber: Google maps Gambar 4.1 Denah Lokasi CV Citra Agung
Sumber: Google maps Gambar 4.2 Lokasi CV Citra Agung
Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Partner Bisnis Pilihan Terbaik Customer Misi: 1. Memberikan Kepuasan Kepada Stakeholder dengan Pelayanan Terbaik dan Memuaskan. 2. Menyediakan Produk Jasa Serta Solusi yang Berkualitas dan Menjalin Kerja Sama yang Saling Untung Menguntungkan antara Kedua Belah Pihak. Jenis Pelayanan
CV. Citra Agung menyediakan jasa konstruksi interior yang disesuaikan oleh permintaan konsumen.
Pelanggan
Beberapa pelanggan yang sudah mempercayakan jasa konstruksinya kepada CV. Citra Agung diantaranya adalah: 1. PT. Waskita Karya 2. PT. Nindya Karya 3. PT. Adhi Karya Jenis Produk
CV. Citra Agung menyediakan jasa konstruksi interior seperti: 1. Ralling tangga 2. Pintu besi CV. Citra Agung berlokasi di jalan Kedung Baruk Nomer 55 Surabaya, Jawa Timur.CV. Citra Agung didirikan pada tahun 2005 merupakan perusahaan yang dirintis oleh Bapak Abdul Majid. Diawal berdirinya CV. Citra Agung melayani pembuatan kaca. Namun seiring berjalannya waktu CV. Citra Agung mengalami peningkatan usaha yang cukup signifikan.
Dengan semakin banyaknya pelanggan CV. Citra Agung memiliki
peluang usaha yang semakin besar sehingga sekarang melayani pembuatan ralling tangga dan pintu besi. Dalam menghasilkan produknya, CV. Citra Agung menggunakan sistem pesanan dari pelanggan sehingga tidak memiliki persediaan ataupun membuat produk apabila tidak ada pesanan dari pelanggan. Dalam memperoleh tenaga kerja CV. Citra Agung menggunakan sistem tenaga kerja tidak tetap sehingga kemungkinan tenaga kerja yang digunakan berbeda setiap proyek.
Hingga saat ini perusahaan cukup sukses dalam menjalankan usahanya terlihat dari jumlah pesanan yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selain berasal dari wilayah Surabaya, pelanggan dari CV. Citra Agung juga berasal dari daerah Bali. Dengan peningkatan jumlah pesanan dan penambahan wilayah pemasaran menunjukkan perkembangan yang sukses dari CV. Citra Agung dalam menjalankan usahanya.
4.2 Aspek Pemasaran 4.2.1 Produk yang dipasarkan
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar. Dalam hal ini produk yang ditawarkan oleh CV. Citra Agung adalah jasa konstruksi. Adapun produk yang dihasilkan juga memiliki perbedaan harga, itu semua tergantung dari keinginan konsumen. Berikut beberapa contoh produk
yang
ditawarkan oleh CV. Citra Agung. Gambar 4.3 Ralling Tangga dan Pintu Besi
Sumber: CV. Citra Agung 1) Positioning Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar mendapatkan kesan tertentu dimata konsumen. Sehingga
dengan demikian konsumen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitanya dengan para pesaingnya. CV. Citra Agung memposisikan dirinya sebagai jasa pelayanan konstruksi yang mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan. Harga yang ditawarkan juga cukup kompetitif dan sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Hal ini dapat terjadi karena CV.Citra Agung memilih bahan dengan harga murah kan tetapi kualitasnya tidak kalah dengan yang lain sehingga meskipun bahan bakunya bukan kualitas super tetapi output yang dihasilkan memiliki kualitas bagus. Selain itu, positioning yang ada dalam benak konsumen mengenai CV. Citra Agung adalah usia perusahaan yang cukup lama dan dirintis mulai sejak ukuran perusahaan, karyawan, produk yang masih sedikit dan kecil. 2) Analisis SWOT Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) den peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Adapun kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman dari CV. Citra Agung adalah sebagai berikut: a) Analisis Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) Kekuatan (Strengths) 1. Pesaing yang sudah dikenal CV. Citra Agung merupakan perusahaan yang telah lama bergelut di bidang jasa konstruksi. Banyak bangunan yang ada di Surabaya dan beberapa daerahnya yang pembangunannya terdapat
campur tangan dari CV. Citra Agung. Maka tak heran bahwa nama CV. Citra Agung sudah tak asing lagi di telinga dunia konstruksi bangunan. 2. Penawaran harga yang kompetitif Penawaran harga yang ditawarkan oleh CV. Citra Agung relatif lebih murah jika dibanding dengan kompetitornya. Harga yang kompetitif dapat diperoleh karena dalam pembelian bahan untuk pengerjaannya perusahaan mendapat harga yang bersahabat dari langganannya. Selain itu perusahaan juga memiliki sebagian besar alat yang dipergunakan untuk pembangunan. Harga ini dirasa cukup pantas dengan apa yang diberikan. 3. Pelayanan yang baik terhadap konsumen Kenyamanan konsumen menjadi hal penting bagi CV.Citra Agung. Dalam beberapa hal, CV. Citra Agung lebih sering menjemput bola kepada konsumennya. Misal dalam pertanda tanganan kontrak kerja CV. Citra Agung akan datang ke konsumen atau langsung ke lokasi proyek. Dengan begitu banyak konsumen yang menganggap pelayanan yang diberikan CV. Citra Agung sangat baik terlebih sifat ramah yang ditunjukkan pegawainya menjadi nilai tambah perusahaan. 4. Produk yang dihasilkan sesuai pesanan konsumen Konsumen merasa puas jika produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaannya. CV. Citra Agung sangat memerhatikan hingga teliti dan berusaha sebaik mungkin dalam hal mengerjakan proyek sehingga produk yang dihasilkan dapat memuaskan para konsumennya. 5. Pemasaran yang efektif dan efisien
CV. Citra Agung sangat pintar dalam hal memasarkan produknya. Promosi yang digunakan antara lain melalui media brosur, banner, wab dan penawaran via email. Strategi promosi seperti inilah yang membuat kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif dan efisi en. Kelemahan (Weaknesses) 1. Sistem manajemen yang belum tertata rapi Saat ini sistem manajemen CV. Citra Agung belum tertata rapi. Adanya multi fungsi pegawai terkadang mengakibatkan pegawai merasa kerepotan atas beberapa tanggung jawab yang dipegangnya. Hal ini dikarenakan saat awal berdirinya CV. Citra Agung menggunakan asas kekeluargaan dalam pengangkatan pegawainya. 2. Kesulitan mencari pegawai khusus untuk pemasaran Perusahaan memiliki pegawai yang telah bekerja selama bertahun-tahun. Rata-rata-rata pegawainya sudah berusia tak muda lagi. Terkadang pegawai tersebut bersifat multi fungsi, artinya satu pegawai dapat memegang lebih dari satu tanggung jawab. Walaupun pemasaran perusahaan menjadi salah satu kekuatan, perusahaan tetap memerlukan suntuikan baru dari pegawai muda untuk memasarkan produk melalui IT. Perusahaan tak mengelak bahwa saat ini sangat membutuhkan pegawai untuk mengisi posisi tersubut. b) Analisis Peluang (Oppurtunities) dan Ancaman (Threat ) Peluang (Oppurtunities) 1. Globalisasi
Globalisasi ekonomi sangat membuka kesempatan sebesar besarnya bagi CV. Citra Agung. Dengan begitu CV. Citra Agung dapat lebih mengepakkan sayapnya dalam usaha konstruksi ini. 2. Kecendurangan masyarakat yang praktis Sifat konsumen yang kebanyakan lebih memilih sesuatu yang praktis daripada harus membuat atau memikirkan sesuatu sendiri menjadi peluang yang besar untuk CV. Citra Agung. 3. Segmentasi pasar yang tepat Segmentasi pasar CV. Citra Agung dapat dikatakan tepat. Pernyataan tersebut dikarenakan daerah yang dijadikan segmen pasar merupakan
daerah
perkotaan
yang
memiliki
tingkat
aktivitas
penduduknya padat. Ancaman (Threat ) 1. Persaingan usaha Dari hasil survey, terdapat beberapa jasa konstruksi yang sejenis dengan CV. Citra Agung yang menjual produk yang sama, sehingga menjadi ancaman bagi CV. Citra Agung karena persaingan usaha yang semakin banyak dengan cakupan yang luas. 2. Perilaku konsumen CV.
Citra
Agung
seringkali
sudah
mempertimbangkan
kesesuaian harga konsumen dengan kualitas barang yang akan dibuatnya. Akan tetapi tak jarang ada saja konsumen yang masih menginginkan harga yang lebih murah lagi tanpa memikirkan kualitasnya. Di satu sisi CV. Citra Agung khawatir akan citra yang selama ini melekat, yaitu dengan harga murah dan kualitas bagus.
Penyesuaian faktor-faktor penentu sukses eksternal dan internal ini merupakan salah satu kunci efektif untuk menghasilkan strategi alternatif dan resultan strategi yang dapat dikelompokkan menjadi empat strategi yaitu: a) Strategi SO (SO = Strength – Opportunity) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b) Strategi WO (WO = Weakness – Opportunity) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. c) Strategi ST
(ST = Strength – Threat)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. d) Strategi WT
(WT = Weakness – Threat)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang telah dilakukan sebelumnya, matriks TOWS dari CV. Citra Agung dapat digambarkan seperti:
Strength (S) a)
b)
c)
Weaknesses (W)
Pesaing
yang
a)
Sisitem
Manajemen
sudah dikenal
yang belum tertata rapi
Penawaran harga b)
Kesulitan
yang kompetitif
pegawai khusus untuk
Pelayanan
pemasaran
baik
yang
terhadap
konsumen
mencari
d)
Produk
yang
dihasilkan dengan
sesuai pesanan
konsumen e)
Pemasaran
yang
efektif dan efisien
Opportunities (O) a) Globalisasi b) Kecenderungan masyarakat
yang Strategi SO
Strategi WO
praktis c) Segmentasi pasar yang tepat
Threat (T) a)
Persaingan usaha
b)
Perilaku
Strategi ST
Strategi WT
konsumen Gambar 4.4 Matriks TOWS CV. Citra Agung
Sumber : diolah Berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang telah dilakukan sebelumnya, strategi matriks TOWS dari CV. Citra Agung dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Strength (S) a)
b)
Weaknesses (W)
Pesaing
yang
yang
Penawaran harga
rapi
Pelayanan baik
yang
terhadap
konsumen d)
Sisitem
sudah dikenal
yang kompetitif c)
a)
Produk dihasilkan
yang sesuai
b)
Manajemen
belum
Kesulitan
tertata
mencari
pegawai khusus untuk pemasaran
dengan
pesanan
konsumen e)
Pemasaran
yang
efektif dan efisien
Opportunities (O) a) Globalisasi
Strategi SO
Strategi WO
a)
a) Menambah
b) Kecenderungan masyarakat
Menetapkan harga jual
yang
kompetitif
praktis
yang
jam
kerja
(Wb, Ob)
(Sb,
Ob)
c) Segmentasi
pasar b)
yang tepat
Melakukan pengembangan pengetahuan pegawai (Sc, Oa)
Threat (T)
Strategi ST
Strategi WT
a)
Persaingan usaha
a)
a) Menambah
b)
Perilaku konsumen
Melakukan inovasi
karyawan
produk (Sa, Ta)
untuk
Melakukan
penjualan (Wb, Ta)
b)
meningkatkan
penyesuaian harga dan bahan sesuai permintaan konsumen
(Sd,
Ob) Gambar 4.5 Strategi Matriks TOWS CV. Citra Agung
Sumber : diolah Dari hasil analisis SWOT diatas startegi yang cocok untuk CV. Citra Agung adalah strategi ST dan strategi WT. CV. Citra Agung harus melakuakn inovasi kepada produknya agar lebih bervariatif agar tidak kalah bersaing dengan jasa konstruksi lainnya. Selain itu CV. Citra Agung juga seharusnya menambah karyawan
untuk lebih meningkatkan penjualan terus-menerus.
Dibandingkan dengan strategi SO dan WO, strategi ST dan WT lebih cocok untuk CV. Citra Agung sebagai jasa konstruksi yang besar. Dengan strategi ST
dan WT maka CV. Citra Agung tidak memaksakan kemampuan pegawainya diluar batas. Strategi ST yang terdiri dari melakukan inovasi produk dan melakukan penyesuaian harga dan bahan sesuai permintaan konsumen serta srtategi WT yang terdiri dari menambah karyawan akan dapat meningkatkan penjualan dan dapat bersaing dengan usaha lain. 3) Lokasi dan jaringan usaha Lokasi dari CV. Citra Agung ini terletak di Jalan Kedung Baruk, Surabaya yang mana tempat ini merupakan kawasan industry Surabaya. Surabaya juga merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah J akarta. a. Segmentasi dan targeting 1) Wilayah/daerah yang dijangkau Daerah pemasaran dari CV. Citra Agung sendiri meliputi beberapa daerah sekitar Surabaya dan juga beberapa daerah di luar Surabaya.
Perusahaan
menargetkan
untuk
memperluas
wilayah
pemasaran hingga di seluruh Indonesia. 2) Kelompok/ceruk pasar Sesuai dengan produk yang ditawarkan kepada konsumennya, maka ceruk pasar CV. Citra Agung adalah instansi-instansi bisnis dan non-bisnis, baik itu instansi pemerintah maupun instansi swasta di Indonesia yang menginginkan jasa konstruksi yang sesuai dengan keinginannya. Kelompok ceruk pasar sasaran CV. Citra Agung adalah sebagai berikut : a) Instansi pemerintahan b) Instansi swasta 3) Jumlah ceruk dalam wilayah
Jumlah ceruk dalam wilayah adalah instansi yang termasuk dari ceruk pasar sasaranya, yang dalam hal ini untuk masing-masing ceruk pasar adalah sebagai berikut : Instansi pemerintah
: Perusahaan BUMN
Instansi swasta
: Perusahaan swasta
4) Jumlah anggota dalam ceruk Jumlah anggota dalam ceruk adalah sebanyak jumlah took yang berada pada ceruk pasar sasaran dari CV. Citra Agung. 5) Fokus ceruk pasar Fokus ceruk pasar dari CV. Citra Agung adalah perusahaan perusahaan dibawah naungan BUMN. 6) Mengukur daya tarik segmen Tabel 4.2.1 Pengukuran Daya Tarik Segmen No
Daya Tarik Segmen
Bobot
Rating
Skor
1
Ukuran Permintaan
0.3
3
0.9
2
Pertumbuhan Segmen
0.2
3
0.6
3
Intensitas Persaingan
0.2
4
0.8
4
Akses terhadap Segmen
0.3
4
1.2
TOTAL
1
3.5
Sumber: diolah Rating: 1 = STM;
2 = TM;
Total Skor: 1.00-2.56 = TM; a) Ukuran Permintaan Rating: 4 Bobot: 0,3
3 = CM;
2.57-3.56 = Cukup;
4 = M;
5 = SM
3.57-5.00 = Menarik
Ukuran permintaan diberi rating 3 dan bobot 0,3. Jika dilihat dari data permintaan CV. Citra Agung, jumlah permintaan cukup menarik karena jumlah permintaan ini menunjukkan penurunan walaupun di tahun sebelumnya sempat mengalami kenaikan. b) Pertumbuhan Segmen Rating: 3 Bobot: 0,2 Pertumbuhan segmen diberi rating 3 dan bobot 0,2. Jika dilihat dari data pertumbuhan penduduk, pertumbuhan segmen cukup menarik. c) Intensitas Persaingan Rating: 4 Bobot: 0,2 Intensitas persaingan diberi rating 4 dan bobot 0,2. Hal ini disebabkan walau pun CV. Citra Agung sudah memunyai citra positif, akan tetapi ditahun terakhir CV. Citra Agung mengalami kekalahan tander dengan nominal yang besar. d) Akses terhadap Segmen Rating: 3 Bobot: 0,3 Akses terhadap segmen diberi rating 3 dan bobot 0,3. CV. Citra Agung memunyai jangkauan yang cukup luas dalam menjalankan usahanya untuk sebuah usaha konstrusi yang berusia puluhan tahun. Total skor yang dimiliki CV. Citra Agung adalah 3,5 yang berarti segmen pasar CV. Citra Agung yang bergerak di bidang jasa konstruksi menarik dan juga banyak diminati oleh konsumen.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan 1) Faktor-faktor pendukung a) Jaminan kualitas CV. Citra Agung selalu menjaga kualitas barang yang diproduksi. CV. Citra Agung menjaga bahan baku pembuatan dengan cara mengambil bahan baku dengan kualitas baik. Dengan bagitu produk yang dihasilkan akan terjamin kualitasnya. Produk tersebut dapat bertahan lebih lama dan konsumen pun akan merasakan kepuasan dari pesanan yang telah dibuat. b) Harga bersaing Harga adalah factor yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan produk. CV. Citra Agung dapat membuat harga yang sama dengan kualitas yang lebih bagus dari para pesaingnya dan tentunya sesuai dengan permintaan konsumen. c) Promosi Dalam kegiatan pemasaran produk yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya meliputi perluasan dan peningkatan promosi kepada daerah/pasar, yang bertujuan untuk menambah wilayah pasar dan berkompetisi mengenai produk yang yang ditawarkan dengan produk lain dipasaran. Cara yang digunakan oleh CV. Citra Agung berupa media brosur, banner, wab dan penawaran via email. d) Saluran distribusi
Untuk memasarkan atau menyalurkan produknya, CV. Citra Agung hanya menggunakan saluran distribusi 1 (langsung), dari produsen ke konsumen. e) Citra perusahaan CV. Citra Agung memiliki citra perusahaan yang positif di mata para konsumen, pesaing, dan kolega-koleganya. CV. Citra Agung menjadi salah satu perusahaan konstruksi yang cukup senior dan menjaga hubungan baik selama menjalin hubungan kerja sama. 2) Faktor-faktor penghambat a) Pesaing Tidak
bisa
dipungkiri
bahwa
pesaing
adalah
faktor
penghambat yang paling utama. Dengan adanya pesaing bisa mengambil potensi penerimaan pasar yang ada. CV. Citra agung harus giat menggecarkan strategi pemasarannya, jika tidak akan kalah bersaing dengan para pesaingnya. c. Jumlah pendapatan riil Berikut jumlah pendapatan CV. Citra Agung untuk 3 tahun terakhir. Tabel 4.2.3 Rincian Pendapatan CV Citra Agung Tahun 2013-2015 CV. CITRA AGUNG
No.
1 2
Rincian Pendapatan Th. 2013-2015 Tahun 2013 (dalam Rupiah) Produk Unit Harga Jual Jumlah Ralling 212 2,700,000 572,400,000 Tangga Pintu Besi 173 5,250,000 908,250,000 Total
No.
Produk
1,480,650,000
Tahun 2014 (dalam Rupiah) 2014
Harga Jual
Jumlah
Ralling Tangga Pintu Besi
1 2
269
2,790,000
750,510,000
220
5,340,000
1,174,800,000
Total
No.
1,925,310,000
Tahun 2015 (dalam Rupiah) 2015 Harga Jual Jumlah
Produk
Ralling Tangga Pintu Besi
1 2
287
2,910,000
835,170,000
243
5,550,000
1,348,650,000
Total Sumber: Diolah Penulis
2,183,820,000
d. Perkiraan jumlah pendapatan Jumlah
pendapatan
CV.
Citra
Agung
dapat
diperkirakan
perhitungannya dengan metode least square. Angka perhitungan berpacu pada data pendapatan CV. Citra Agung untuk 3 tahun terakhir. Tabel 4.2.4 Data Pendapatan CV. Citra Agung Pendapatan
Tahun
X
(Y)
2013
1480650000
0
0
2014
1925310000
1
1925310000 1
2015
1031640000
2
2063280000 4
Total
4437600000
3
3988590000 5
Sumber: diolah Rumus yang digunakan yaitu:
= Dimana:
= a=
∑XY ∑X
∑
X2
X.Y
=
=
3.988.590.000 5
4.43.00.000 3
=797.718.000
= 1.479.200.000
Keterangan: ∑n = 3
∑X = 3
∑X2 = 5
0
Setelah mengetahui nilai dari variabel a dan b, kita dapat menghitung proyeksi penjualan untuk 3 tahun mendatang dengan menggunakan persamaan garis linier. Data mengenai perhitungan ramalan penjualan untuk 3 tahun mendatang terdapat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.2.5 Perhitungan Proyeksi Pendapatan CV. Citra Agung Tahun a
B
X
b.X
Y=a+bX
2016
1479200000
797718000
3
2393154000
3872354000
2017
1479200000
797718000
4
3190872000
4670072000
2018
1479200000
797718000
5
3988590000
5467790000
Sumber: diolah Dari perhitungan proyeksi pendapatan CV. Citra Agung untuk 3 tahun mendatang dapat dilihat bahwa pendapatan tiap tahun akan mengalami kenaikan.
Hal
ini
merupakan
informasi
yang
menjanjikan
bagi
keberlangsungan usaha CV. Citra Agung.
4.3 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia menjadi faktor penting pada suatu organisasi atau perusahaan, karena untuk melaksanakan ide usaha dan mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional. Oleh karena itu, manajemen sumber daya manusia diperlukan disamping manajemen pemasaran, operasional, dan keuangan di mana manajemen SDM merupakan usaha-usaha/ aktifitas-aktifitas suatu organisasi dalam mengelola SDM yang dimilikinya dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Manajemen SDM dimulai dari proses perekrutan tenaga kerja, penempatan, pengelolahan, pemeliharaan, hingga pemutusan hubungan kerja. Rencana usaha yang akan diimplementasikan melalui pembangunan proyek bisnis secara rutin memerlukan
kelayakan aspek SDM. Sehingga keberadaan SDM dalam suatu perusahaan perlu dianalisis dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan apakah SDM yang diperlukan layak untuk membangun dan mengembangkan bisnis tersebut. 4.3.1 Jenis pekerjaan yang diperlukan dan deskripsi pekerjaan yang diperlukan
Berhubungan dengan wewenang, tugas serta tanggung jawab dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia, pemilik CV. CITRA AGUNG melakukan job description yaitu dengan pembagian tugas, wewenang, serta tanggung jawab yang berbeda-beda pada para pekerja. Tanggung jawab serta tugas yang diberikan sesuai dengan keahlian pada masing-masing pekerja. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membentuk suatu kerjasama yang baik antar karyawan dalam perusahaan, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang nyaman untuk bekerja. Untuk memperjelas tugas, wewenang dan tanggung jawab antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, maka dibentuklah struktur organisasi di CV. CITRA AGUNG. Dimana struktur organisasi di CV. CITRA AGUNG memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Organisasinya masih kecil dan sederhana 2. Jumlah karyawannya sedikit dan saling mengenal satu sama lain 4.3.1.1 Jenis pekerjaan dan deskripsi pekerjaan yang diperlukan a. Direktur
Direktur bertugas sebagai berikut:
Bertanggung jawab atas kelancaran dan pelaksanaan kegiatan perusahaan
Mengkoordinir serta membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari
Mempertanggungjawabkan semua kewajiban yang menyangkut rugi laba perusahaan, produksi, keuangan dan pemasaran.
b. Manajer Umum
Manajer umum diangkat oleh Direktur untuk memimpin langsung proyek induk dan tetap stand by di site office. Manajer umum juga berfungsi sebagai wakil dari pihak pemilik untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan proyek. Manajer umum bertugas sebagai berikut:
Membantu perencanaan serta seleksi karyawan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan
Membuat peringatan, teguran dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi maupun tidak
Mengadakan hubungan kooordinasi dengan manajer lain
Mengawasi kelancaran pekerjaan karyawan
c. Manajer Teknik
Manajer teknik bertugas sebagai berikut:
Melakukan perancangan pengembangan kawasan
Membuat perancangan design bangunan sesuai konsep yang diinginkan oleh client
d. Manajer Operasional Lapangan
Manajer operasional lapangan bertugas sebagai berikut:
Mempelajari gambar dan spesifikasi proyek
Melakukan persiapan lapangan, termasuk pengukuran
Membuat
laporan
realisasi
quantity
pekerjaan
yang
dilaksanakan
Memberikan perintah kepada pembantu pelaksana/mandor
e. Manajer Administrasi Lapangan
telah
Manajer administrasi lapangan bertugas sebagai berikut:
f.
Bertanggungjawab terhadap urusan administrasi proyek
Dapat membuat opname borongan
Membuat rekapitulasi kebutuhan material di proyek
Staf Manajer Teknik
Staf manajer teknik bertugas sebagai berikut:
Membantu pengawasan terkait dengan perkembangan proyek.
Memastikan bahwa proyek yang dijalankan sesuai dengan konsep awal yang diterapkan oleh manajer teknik.
g. Kepala Pelaksana Operasional Lapangan
Kepala pelaksana operasional lapangan bertugas sebagai berikut:
Melakukan persiapan lapangan, termasuk pengukuran.
Membuat
laporan
realisasi
kuantitas
pekerjaan
yang
telah
dilaksanakan.
Memberikan perintah kepada mandor proyek.
h. Staf Administrasi Lapangan
Staf administrasi lapangan bertugas sebagai berikut:
Memperbarui informasi administasi terkait dengan ketersediaan material selam proyek berlangsung.
Melakukan komunikasi dan kerja sama dengan mandor-mandor proyek apabila terdapat proyek baru.
i.
Pegawai Tidak Tetap
Perusahaan menggunakan pegawai tidak tetap untuk menjalakan proyek yang diterimanya, terdiri atas mandor dan pekerja proyek.
Umumnya pegawai tidak tetap ini berasal dari sekitar tempat usaha dan proyek.
Tabel 4.3.1 Jumlah Karyawan CV Citra Agung Tahun 2013-2015 No
Jenis Pekerjaan
Tahun (dalam satuan orang) 2012
2013
2014
1
Direktur
1
1
1
2
Manajer Umum
1
1
1
3
Manajer Teknik
1
1
1
4
Manajer Operasional Lapangan
1
1
1
5
Manajer Administrasi Lapangan
1
1
1
6
Kepala Pelaksana
1
1
1
7
Staf Manajer Teknik
1
1
1
8
Staf Administrasi Lapangan
1
1
1
8
8
8
20
20
20
20
20
20
Jumlah pegawai tetap
1
Pegawai tidak tetap (per proyek)
Jumlah pegawai tidak tetap
Sumber: diolah 4.3.2 Persyaratan pekerjaan yang diperlukan 4.3.2.1 Pendidikan Formal
Untuk karyawan lama, pendidikan tidak begitu diperhatikan karena pada masa awal terbentuknya perusahaan ini yang diutamakan adalah kemampuan atas pekerjaan tersebut dan perekrutan karyawan merupakan orang-orang terdekat yang dinilai berkompeten dalam bidangnya. Untuk karyawan baru, pada jajaran Manajer pendidikan minimal adalah Diploma III (D-III). Hal ini dirasa perlu bagi perusahaan karena bertambahnya kemajuan zaman yang mengharuskan perusahaan memiliki tenaga ahli yang lebih professional agar dapat mempertahankan atau bahkan
memperkuat diri dalam persaingan pasar. Pada karyawan tidak tetap, tidak ada minimal pendidikan formal karena dirasa pada pekerjaannya yang lebih dibutuhkan adalah tenaga dan kemauan bekerja dengan jujur dan giat. 4.3.2.2 Pengalaman Kerja
Pengalaman
kerja
sangat
diperlukan
perusahaan
mengingat
perusahaan ini sering mengerjakan proyek yang bersifat besar. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan juga menerima karyawan yang belum memunyai pengalaman kerja berdasarkan berbagai pertimbangan yang sudah dipertimbangkan manajer. 4.3.2.3 Persyaratan Fisik
Karyawan harus sehat jasmani dan rohani. Bisnis ini memerlukan karyawan dengan kesehatan fisik yang memadai mengingat keterampilan pikiran dan tenaga merupakan kunci sukses dari berbagai bagian pekerjaan perusahaan. 4.3.2.4 Demografi Karyawan
Karyawan tetap perusahaan ini mayoritas berdomisili Surabaya, dikarenakan letak perusahaan berada di Surabaya. Akan tetapi untuk karyawan tidak tetap umumnya merupakan orang berdomisili sekitar proyek, mengingat proyek yang diambil perusahaan ini tidak hanya dalam kota melainkan luar kota bahkan luar pulau.
4.3.3 Struktur Organisasi dan penyusunan mekanisme koordinasi dan sinergi antar anggota organisasi.
Gambar 4.6 Struktur Organisasi CV Cutra Agung 4.3.4 Cakupan rincian semua pekerjaan dan pendistribusian beban kerja
Dalam suatu organisasi diperlukan adanya kerjasama dan koordinasi dari bagian-bagian yang terlibat di dalamnya. Begitu pula wewenang dan tugas dari masing-masing bagian dalam melaksanakan tanggung jawabnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Hubungan kerja sama antara satu karyawan dengan karyawan yang lain dibina pada saat berjalannya proses operasional perusahaan. Dimana hubungan kerja sama ini merupakan perwujudan atas hak dan kewajiban karyawan sebagai rekan kerja untuk mencapai keberhasilan usaha. Untuk menjaga agar hubungan kerja antar karyawan agar terjalin harmonis dilakukan dengan cara pendekatan dan komunikasi antar karyawan. Dengan adanya komunikasi yang baik maka hubungan
kerja sama yang terjalin secara tidak langsung akan memperlancar proses operasional. Dengan lancarnya proses operasional ini maka akan mampu menekan biaya operasional serta menghemat waktu untuk pengawasan. Hubungan kerja sama yang terjalin di CV. CITRA AGUNG cukup baik. Komunikasi yang baik terjalin pada saat aktifitas kerja didalam maupun di luar unit kerja. Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, semua karyawan bekerja sesuai dengan tugas, namun karena beberapa manajer CV. CITRA AGUNG tidak selalu berada di kantor, sesekali tugas dari manajer tersebut di ambil alih oleh manajer umum atas persetujuan bersama. Hal ini dapat membantu meringankan beban kerja manajer yang bersangkutan dan untuk efektifitas proses operasional perusahaan. Karena CV. CITRA AGUNG bergerak dalam bidang jasa kontrusi, maka para karyawan tidak bekerja secara individual melainkan tim work. Direktur CV. CITRA AGUNG yang sekaligus menjadi owner dari usaha tersebut juga tak jarang terjun langsung untuk mengawasi berjalannya proses operasional perusahaan dan melakukan pendekatan langsung dengan para karyawannya. Hal ini tentunya dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan yang sangat erat diantara mereka sehingga tidak ada istilah atasan dan bawahan, hanya saja jabatan dan peran-peran mereka berbeda antara satu dengan yang lainnya. 4.3.5 Rekruitmen Sumber Daya Manusia
Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang profesional terletak pada proses rekruitmen. Untuk itulah rekruitmen tenaga kerja dibutuhkan guna menyaring para tenaga kerja yang ingin melamar. Dalam organisasi atau perusahaan, rekruitmen ini menjadi salah satu proses penting dalam menentukan baik tidaknya tenaga kerja yang akan melamar di perusahaan tersebut. 4.3.5.1 Kebutuhan SDM
CV. CITRA AGUNG membutuhkan ± 8 orang untuk untuk melaksanakan semua kegiatan usaha yang ada di dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang berjumlah 8 orang tersebut terdiri dari pemilik CV. CITRA AGUNG yang sekaligus menjabat sebagai Direktur, manajer yang berjumlah empat orang, satu kepala pelaksana dan dua orang staff. Saat ini perusahaan membutuhkan SDM baru untuk bidang pemasaran. Perusahaan membutuhkan karyawan yang jujur, pekerja keras, tekun, masih lajang (belum menikah), dan yang paling utama berdomisili di Surabaya. Perusahaan membutuhkan karyawan di bidang pemasaran dengan alasan belum adanya karyawan untuk bidang tersebut yang berhubungan dengan rencana baru perusahaan untuk penambahan proyek konstruksi berskala kecil di sela-sela proyek konstruksi berskala besar dijalankan perusahaan. Rencana tersebut mensyaratkan perusahaan untuk mencari karyawan yang berdomisili di Surabaya karena perusahaan berencana mencari proyek berskala kecil di daerah Surabaya. Syarat lain yang diajukan perusahaan adalah calon pelamar masih berstatus lajang atau belum menikah. Syarat tersebut diajukan karena perusahaan berpandangan bahwa karyawan yang masih lajang akan lebih fokus dengan pekerjaan dan tidak akan terganggu dengan urusan rumah tangga, dengan pandangan tersebut perusahaan yakin bahwa karyawan yang masih lajang akan lebih maksimal dalam pekerjaannya mencari klien untuk perusahaan. Syarat lainnya adalah calon pelamar harus jujur, pekerja keras, dan tekun. Perusahaan selama ini merekrut karyawan bukan hanya melihat dari pendidikan yang telah ditempuh pelamar, namun yang lebih penting bagi
perusahaan adalah karakter dari pelamar tersebut. Perusahaan juga lebih mementingkan calon karyawan yang sudah memiliki pengalaman dalam bidang yang akan dikerjakan daripada pendidikan formal yang dimiliki pelamar. Dari kebiasaan rekruitmen tersebut perusahaan percaya bahwa karakter dan etos kerja karyawan lebih penting dibandingkan dengan pendidikan formal yang telah ditempuh, sehingga persyaratan seperti jujur, pekerja keras, dan tekun diberikan oleh perusahaan kepada calon pelamar. 4.3.5.2 Ketersediaan pasar tenaga kerja
Seperti yang telah dijelaskan dalam pada poin sebelumnya, perusahaan mencari karyawan yang berdomisili di Surabaya. Perusahaan menganggap bahwa karyawan yang berdomisili di Surabaya akan lebih mengerti tentang seluk beluk kota Surabaya sehingga dengan demikian akan lebih mudah mencari proyek yang diinginkan perusahaan. Selain alasan tersebut perusahaan juga ingin meningkatkan kemungkinan menemukan proyek di daerah Surabaya karena perusahaan berencana proyek yang akan ditangani di sela-sela proyek besar hanya proyek yang tergolong berskala kecil, sehingga akan lebih efisien jika proyek tersebut berada di Surabaya. 4.3.5.3 Proses rekruitmen SDM
Pengambilan dan perekrutan karyawan oleh perusahaan dengan cara membuka lamaran bagi tenaga kerja yang berminat. Perusahaan memberikan pengumuman ketika membutuhkan karyawan baru untuk bekerja, melalui karyawan yang telah bekerja atau pembicaraan dari mulut ke mulut. Tenaga kerja atau pelamar yang melamar hanya cukup datang
ke perusahaan
membawa surat lamaran, CV, dan melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan. Perusahaan tidak menerima pelamar yang hanya mengirimkan
surat lamaran dan tidak datang langsung ke perusahaan karena hal tersebut menunjukkan
bahwa
pelamar
kurang
memiliki
keseriusan
untuk
perusahaan
akan
mendapatkan pekerjaan di perusahaan. Setelah
proses
wawancara,
pemilik
mempertimbangkan apakah pelamar memiliki karakter sesuai dengan persyaratan yang telah diajukan perusahaan atau tidak. Dari pertimbangan tersebut, pemilik akan memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak dalam pekerjaan yang ada di perusahaan. 4.3.6 Pola pemberdayaan Sumber Daya Manusia 4.3.6.1 Program Pendidikan dan Pelatihan
Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas SDM yang terdapat pada CV Citra Agung, maka CV Citra Agung berupaya untuk meningkatkan keahlian karyawan-karyawannya melalui beberapa pelatihan. Namun pelatihan yang diberikan oleh pihak CV Citra Agung hanya ditujukan kepada karyawan tetap. Contoh pelatihan yang pernah diberikan oleh CV Citra Agung adalah pelatihan terkait prosedur dan tata cara perpajakan. Selain dari karyawan pihak pemilik CV Citra Agung juga memperluas wawasan dan jaringan terkait dengan usahanya yaitu jasa kontraktor dengan cara rutin mengikuti kegiatan seminar-seminar seperti seminar motivasi, kewirausahaan, bisnis, dan ekonomi. 4.3.6.2 Program Promosi Jabatan
Dalam mendirikan CV Citra Agung pemilik memiliki motivasi untuk mampu meningkatkan kinerja perusahaan tanpa memiliki banyak perikatan dengan banyak karyawan. Dengan prinsip tersebut CV Citra Agung hanya memiliki beberapa karyawan tetap dan setiap karyawan tetap merupakan
bagian
penting dari
struktur
organisasi
perusahaan.
Masing-masing
karyawan tetap memiliki keahlian sesuai dengan fungsi dan tugas dari jabatan mereka dan setiap karyawan tetap dianggap mampu untuk menjalankan tugas dengan baik. Sehingga perusahaan tidak menerapkan kebijakan terkait dengan promosi jabatan. 4.3.6.3 Integrasi
Integrasi adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan perusahaan dan kode etik profesi. Sedangkan pengintegrasian adalah kegiatan untuk menyatukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan sehingga dapat tercipta kerja sama yang nantinya akan berdampak pada kinerja perusahaan yang meningkat. Pada CV Citra Agung, pemilik berusaha untuk menciptakan integrasi yang baik antara karyawan dan pemilik perusahaan. Sehingga nantinya dapat tercipta keselarasan tujuan antara perusahaan atau pemilik perusahaan dan karyawan. Salah satu bentuk kegiatan pengintegrasian yang dilakukan perusahaan adalah dengan selalu menjalin komunikasi yang baik antara pihak atasan dan bawahan melalui media sosial “WhatsApp”. Dengan bantuan media sosial tersebut perusahaan akan mampu memantau kegiatan dan perkembangan proyek tanpa harus menunggu waktu lama. Dan pihak bawahan juga dapat langsung mengkomunikasikan kepada pihak atasan apabila terdapat masalah atau kesulitan dalam proses penyelesaian proyek. 4.3.6.4 Pemeliharaan Karyawan
Dalam rangka membina hubungan yang baik dan mempererat hubungan antara karyawan dan pihak pimpinan, pimilik CV Citra Agung bersama Manajer Umum yaitu Bapak Abdul Majid dan Ibu Lusi Azizah
memberikan beberapa insentif kepada karyawan. Dengan pemberian insentif ini diharapkan akan meningkatkan semangat kerja karyawan mulai dari karyawan tingkat bawah sampai tingkat atas sehingga tujuan perusahaan dapat terwujud. Berikut merupakan beberapa bentuk insentif yang telah diberikan CV Citra Agung kepada karyawan : a. Bonus Penyelesaian Proyek Bonus penyelesaian proyek merupakan bonus yang diberikan perusahaan ketika sebuah proyek selesai dikerjakan. Bonus ini diberikan kepada seluruh karyawan baik karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap yang terlibat dalam proyek yang telah diselesaikan. b. Bonus Tunjangan Hari Raya Bonus tunjangan hari raya merupakan bonus yang diberikan perusahaan setiap hari raya sebagai bentuk apresiasi kepada karyawan. Bonus ini diberikan menjelang hari raya dan hanya diberikan kepada karyawan tetap. Tabel 4.3.2 Bonus pada CV Citra Agung Tahun 2013-2015 dan Proyeksi Bonus pada CV Citra Agung Tahun 2016-2018
Tahun (dalam ribuan rupiah) No
Bonus 2013
1
Tunjangan Hari Raya
2
Penyelesaian Proyek Total bonus
Sumber: diolah Keterangan :
2014
2015
2016
2017
2018
3.500
4.900
5.950
7.350
8.400
9.800
35.100
43.200
48.600
56.700
62.100
70.200
38.600
48.100 48.100
54.550
64.050 64.050
70.500
80.000
Tunjangan hari raya :
2013 : Rp. 500.000 × 7 = Rp. 3.500.000 2014 : Rp. 700.000 × 7 = Rp. 4.900.000 2015 : Rp. 850.000 × 7 = Rp. 5.950.000 2016 : Rp. 1.050.000 × 7 = Rp. 7.350.000 2017 : Rp. 1.200.000 × 7 = Rp. 8.400.000 2018 : Rp. 1.400.000 × 7 = Rp. 9.800.000
Penyelesaian proyek :
2013 : Rp. 100.000 × 27 × 13 = Rp. 35.100.000 2014 : Rp. 100.000 × 27 × 16 = Rp. 43.200.000 2015 : Rp. 100.000 × 27 × 18 = Rp. 48.600.000 2016 : Rp. 100.000 × 27 × 21 = Rp. 56.700.000 2017 : Rp. 100.000 × 27 × 23 = Rp. 62.100.000 2018 : Rp. 100.000 × 27 × 26 = Rp. 70.200.000
4.3.6.5 Gaji
Gaji pegawai tiga tahun terakhir Tabel 4.3.3 Gaji Karyawan CV Citra Agung Tahun 2013-2015 No. Jenis Pekerjaan
Jumlah Tahun (dalam Rupiah) orang
2013
2014
2015
1
Direktur
1
-
-
-
2
Manajer Umum
1
48,000,000
48,000,000
48,000,000
3
Manajer Teknik
1
38,400,000
38,400,000
38,400,000
4
Manajer Operasional Lapangan
1
38,400,000
38,400,000
38,400,000
5
Manajer Administrasi Lapangan
1
38,400,000
38,400,000 38,400,000
38,400,000
6
Staf
2
64,800,000
64,800,000
64,800,000
7
Kepala Pelaksana
1
32,400,000
32,400,000
32,400,000
8
Pegawai tidak tetap
20
468,000,000 672,000,000 336,000,000
Total
Sumber: diolah
728,400,000 932,400,000 596,400,000
Keterangan : Manajer Umum : 2013, 2014, 2015 : Rp. 4.000.000 x 12 bulan = Rp. 48.000.000 Manajer Teknik : 2013, 2014, 2015 : Rp. 3.200.000 x 12 bulan = Rp. 38.400.000 Manajer Operasional Lapangan : 2013, 2014, 2015 : Rp. 3.200.000 x 12 bulan = Rp. 38.400.000 Manajer Administrasi Lapangan : 2013, 2014, 2015 : Rp. 3.200.000 x 12 bulan = Rp. 38.400.000 Staf : 2013, 2014, 2015 : Rp. 2.700.000 x 12 bulan x 2 orang = Rp. 64.800.000 Kepala Pelaksana : 2013, 2014, 2015 : Rp. 2.700.000 x 12 bulan = Rp. 32.400.000 Pegawai tidak tetap : 2013 : Rp. 1.800.000 1.800.000 x 20 orang x 13 proyek = Rp. 468.000.000 468.000.000 2014 : Rp. 2.100.000 x 20 orang x 16 proyek = Rp. 672.000.000 2015 : Rp. 2.400.000 x 20 orang x 7 proyek = Rp. 336.000.000 Proyeksi total gaji untuk tiga tahun ke depan Tabel 4.3.4 Proyeksi Gaji Karyawan CV Citra Agung Tahun 2016-2018 No.
Jenis Pekerjaan
1 2 3
Direktur Manajer Umum Manajer Teknik Manajer Operasional Lapangan Manajer Administrasi Lapangan Staf Kepala Pelaksana Pegawai tidak tetap
4 5 6 7 8
Total Sumber: diolah
Jumlah orang
Tahun (dalam Rupiah) 2016 2017 2018 48,000,000 48,000,000 48,000,000
1 1 1
38,400,000
38,400,000
38,400,000
1
38,400,000
38,400,000
38,400,000
1
38,400,000
38,400,000
38,400,000
2 1 20
64,800,000 64,800,000 64,800,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 1,092,000,000 1,092,000,000 1,334,000,000 1,334,000,000 1,664,000,000 1,352,400,000 1,352,400,000 1,594,400,000 1,594,400,000 1,924,400,000
Keterangan : Manajer Umum : 2016, 2017, 2018 : Rp. 4.000.000 x 12 bulan = Rp. 48.000.000 Manajer Teknik : 2016, 2017, 2018 : Rp. 3.200.000 x 12 bulan = Rp. 38.400.000
Manajer Operasional Lapangan : 2016, 2017, 2018 : Rp. 3.200.000 x 12 bulan = Rp. 38.400.000 Manajer Administrasi Lapangan : 2016, 2017, 2018 : Rp. 3.200.000 x 12 bulan = Rp. 38.400.000 Staf : 2016, 2017, 2018 : Rp. 2.700.000 x 12 bulan x 2 orang = Rp. 64.800.000 Kepala Pelaksana : 2016, 2017, 2018 : Rp. 2.700.000 x 12 bulan = Rp. 32.400.000 Pegawai tidak tetap : 2016 : Rp. 2.600.000 x 20 orang x 21 proyek = R p. 1.092.000.000 2017 : Rp. 2.900.000 x 20 orang x 23 proyek = Rp. 1.334.000.000 2018p. 3.200.000 x 20 orang x 26 proyek = Rp. 1.664.000.000
4.3.6.6 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Selama menjalankan usahanya mulai dari awal berdiri sampai saat ini, CV Citra Agung tidak pernah melakukan PHK terhadap karyawannya hal ini karena : a. CV Citra Agung hanya menempatkan orang-orang pilihan dan terpercaya untuk mengisi posisi penting dalam perusahaan. b. CV Citra Agung hanya memiliki beberapa karyawan tetap yang juga merupakan bagian penting dalam organisasi. c. Dalam menjalankan proyeknya CV Citra Agung lebih memilih menggunakan karyawan kontrak, sehingga apabila proses pembangunan suatu proyek selesai maka perusahaan akan memutuskan kontraknya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa CV Citra Agung akan mampu melakukan PHK terhadap karyawannya. Hal ini dapat terjadi apabila:
a. Karyawan perusahaan baik karyawan tetap atau kontrak terbukti telah melakukan kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum. b. Secara sengaja merusak properti perusahaan dan membahayakan teman sekerja. c. Karyawan tetap atau kontrak secara sengaja membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain kecuali untuk kepentingan negara.
4.3 Aspek Operasional a. Sistem dan Prosedur Operasi 1) Proses dan Desain Produksi
Proses dan desain produksi merupakan perencanaan operasional usaha. Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis proses produksi, sifat produksi, serta hasil dan keunggulan produk. a) Jenis Proses Produksi Proses produksi CV. CITRA AGUNG termasuk jenis proses produksi berdasarkan pesanan. Alur proses produksi dimulai dari pengolahan bahan baku sampai dengan pengiriman kepada customer. b) Sifat Produksi CV. CITRA AGUNG melakukan kegiatan produksi berdasarkan pesanan (order ) dari customer yang membutuhkan jasa mereka untuk mengerjakan proyek pembangunan bagian-bagian yang terdapat pada gedung, rumah, dan sebagainya. Persiapan awal yang dilakukan CV. CITRA AGUNG ialah melakukan kontrak atau perjanjian dengan client terkait dengan jumlah pesanan yang dibutuhkan, waktu penyelesaian proyek, kesepakatan harga, peraturan dan kebijakan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak.
c) Hasil dan Keunggulan Produk Produk yang dihasilkan oleh CV. CITRA AGUNG berupa ralling tangga besi, dan pintu besi dengan berbagai model dan type. Keunggulan produk dari CV. CITRA AGUNG terletak pada kualitas dari produk yang diproduksi, harga yang lebih murah serta pelayanan yang memuaskan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Hal ini terbukti dengan tidak adanya komplain dari customer maupun konsumen yang memesan di CV. CITRA AGUNG dan banyak konsumen yang kembali memesan di CV. CITRA AGUNG.
2) Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi dimaksudkan untuk merinci jumlah maupun jenis barang yang akan diproduksi, bagaimana, kapan dan dimana barang-barang tersebut diproduksi dalam setiap harinya. a.
Waktu Jam normal untuk penjadwalan produksi dilakukan pada hari Senin – Sabtu pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Namun jika pesanan banyak, memungkinkan adanya jam kerja taambahan. Bahkan jika diperlukan hari Minggu pun tetap akan dilakukan pengerjaan produk. Jam kerja produksi berlaku untuk para mandor dan tenaga proyek.
b.
Bagan Proses Produksi
Gambar 4.7 Proses Produksi
Secara umum, berikut ini adalah urutan proses produksi yang dilakukan CV. CITRA AGUNG : 1. Desain Desain menjadi tahap awal dalam proses produksi. Proses mendesain dilakukan untuk merancang bentuk yang diinginkan pemesan maupun pembuat desain dalam hal ini Manajer Teknik. Proses ini dilakukan guna mempermudah pengerjaan dan keakuratan bentuk sesuai yang diinginkan. Dalam proses desain, dibutuhkan ketrampilan dalam mengkresiakan produk yang akan dibuat. Akan tetapi dalam proses desain, customer berhak untuk menentukan atau membuat desainnya sendiri untuk produk yang dipesan. 2. Pembelian Bahan Baku Setelah desain dirancang atau sudah diperoleh dari customer, langkah selanjutnya adalah memilih material bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan keperlun produk dan membelinya kepada pemasok. Pemilihan material bahan baku dilakukan oleh onwer usaha sendiri guna untuk menjaga kualitas bahan baku yang akan berimbas pada kualitas produk dan pembelian dilakukan
oleh bagian pembelian. Tidak menutup kemungkinan pemesan meminta bahan baku yang diinginkan sesuai dengan permintaan. 3. Pemotongan Setelah bahan baku diperoleh, lalu proses selanjutnya adalah pemotongan atau cutting. Pada proses ini bahan baku di potong sesuai ukuran yang telah di desain. Dalam proses ini ke akuratan dalam memotong sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan desain yang telah dibuat. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan kehati-hatian dalam pelaksanaan cutting dan pengukuran yang tepat. 4. Perakitan Setelah semua bahan baku telah dipotong sesuai dengan ukuran, langkah selanjutnya adalah perakitan. Proses ini dilakukan dengan berpedomankan pada desain yang telah dibuat di awal. Proses ini dapat dikatakan proses yang paling menentukan dalam produksi barang berbahan baku aluminium dan besi. Karena dalam proses ini sangat dibutuhkan ketrampilan kreatifitas dalam merakit agar menghasilkan rangka yang kuat, awet dan tahan lama. 5. Pengecatan Setelah perakitan selesai dilakukan, selanjutkan akan di lakukan proses pengecatan pada produk yang membutuhkan cat untuk memperindahnya. Warna cat yang akan digunakan bervariasi sesuai dengan warna yang dipilih atau dipesan oleh customer. 6. Finishing Dalam proses finishing, dilakukan pengecekan produk secara menyeruluh dari pencocokan desain dengan produk jadi, kekuatan rangka dan kelengkapan bahan
pendukung. Proses ini dilakukan untuk mengecek kembali guna menjaga kualitas produk dan pelayanan yang baik dan akan berdampak pada kepuasan pelanggan. 7. Packing dan Pengiriman Ini adalah proses terakhir dalam alur proses produksi. Pada proses ini, sebelum barang dikirim, pihak CV. CITRA AGUNG akan menghubungi terlebih dahulu pemesan untuk memastikan bahwa pemesan berada di tempat pengiriman. Setelah itu, barulah pekerja bagian pengiriman membuat nota kwitansi dan surat jalan. Setelah itu barang di packing sedemikian rupa, untuk menghindari terjadinya barang rusak atau cacat selama pengiriman. Proses ini adalah salah satu bentuk pelayanan CV. CITRA AGUNG kepada customer. Untuk pengiriman tidak dikenakan biaya ongkos kirim. 3) Prosedur penanganan produk cacat atau produk rusak
Pada saat produk yang dibuat oleh CV. CITRA AGUNG mengalami cacat, maka perusahaan memiliki kebijakan yang diberikan ke pelanggannya yakni melakukan perbaikan atas produk tersebut. Jika terjadi produk cacat, m aka perusahaan akan melakukan perbaikan atas produk tersebut, dan ini tentu membutuhkan waktu tambah untuk pengerjaan produk tersebut. Akan tetapi, selama CV. CITRA AGUNG beroperasi, hal tersebut tidak pernah terjadi karena perusahaan selalu menjaga kualitas produknya agar tetap menjadi pilihan terbaik bagi pelanggannya. 4) Kapasitas Produksi
Dalam menentukan kapasitas produksi usaha, dilihat berdasarkan penyusunan atas biaya-biaya yang dikeluarkan, baik itu biaya variabel maupun biaya tetap. Kemudian menganalisis kapasitas penggunaan mesin dalam satu kali produksi, sehingga dapat diketahui berapa banyak unit yang dihasilkan dengan penggunaan mesin setiap kali produksi. Setelah itu, dapat dihitung besarnya skala produksi
ekonomis dari penjualan, biaya-biaya, dan laba yang diperoleh serta harga pokok per unit. Berikut ini disajikan analisis tahapan sebelum menentukan skala produksi ekonomis: 1) Penentuan Kemampuan Produksi Merupakan penentuan seberapa banyak produk dibuat atau diproduksi, sehingga peramalan terhadap permintaan masa mendatang merupakan hal yang penting dalam hal menetapkan kapasitas produksi. Dalam CV. CITRA AGUNG kapasitas produksi tidak bisa di tentukan, karena produksi hanya dilakukan sesuai dengan pesanan yang diterima. Berikut adalah kapasitas produksi selama tahun 2013-2015: Tabel Kapasitas Produksi Kapasitas Produksi Produk Ralling Tangga Pintu Besi
2013 212 173
2014 269 220
2015 287 243
Total
385
489
530
Sumbe r: Diolah Penulis Kapasitas produksi tersebut berasal dari jumlah pesanan dalam proyek CV. Citra Agung selama tahun 2013-2015. Berikut ini merupakan jumlah proyek selama CV. Citra Agung selama tahun 2013-2015: Tabel Jumlah Proyek Tahun 2013-2015
2013 2014
Jumlah Proyek 13 16
2015
18
Tahun
Sumber: Diolah Penulis
Proyeksi Kapasitas Produksi untuk tahun 2016-2018 adalah sebagai berikut: Tabel Proyeksi Kapasitas Produksi Tahun 2016-2018 Kapasitas Produksi Produk Ralling Tangga
2013 369
2014 406
2015 444
Pintu Besi
282
352
387
Total 651 Sumber: Diolah Penulis
758
831
Sedangkan untuk proyeksi jumlah proyek selama tahun 2016-2018 adalah sebagai berikut: Tabel Proyeksi Jumlah Proyek Tahun 2016-208 Proyeksi Jumlah Proyek Th. 2016-2018 Tahun
Hasil Proyeksi
2016 2017 2018
20,66666667 23,16666667 25,66666667
Pembulatan 21 23
26
Sumber: Diolah Penulis
2) Penentuan Harga Pokok Produksi Tabel Harga Pokok Produksi Tahun 2013-2015 CV. CITRA AGUNG
No.
1 2 3
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku BTKL BOP Total Biaya Produksi (HPP)
Sumber: Diolah Penulis
Harga Pokok Produksi Tahun (dalam Rupiah) 2013
2014
2015
394.304.650 468.000.000 147.476.250
516.189.450 672.000.000 150.026.250
594.347.250 864.000.000 152.052.250
1.009.780.900
1.338.215.700
1.610.399.500
Tabel Proyeksi Harga Pokok Produksi untuk tahun 2016-2018 CV. CITRA AGUNG
No.
1 2 3
Harga Pokok Produksi Tahun (dalam Rupiah) 2016 2017
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku BTKL BOP Total Biaya Produksi (HPP)
2018
621.639.343 1.092.000.000 154.427.583
661.647.863 1.334.000.000 156.715.583
701.656.383 1.664.000.000 2.524.659.967
1.868.066.927
2.152.363.447
2.524.659.976
Sumber: Diolah Penulis
3) Penentuan BOP Tabel BOP Tahun 2013-2015 CV. CITRA AGUNG Biaya Overhead Tahun (dalam Rupiah)
BOP
2013
2014
2015
BTKTL
97.200.000
97.200.000
97.200.000
Biaya Penyusutan Peralatan Biaya Penyusutan Bangunan Biaya Listrik dan air Biaya BBM Kendaraan Biaya Telp/Pulsa Biaya Reparasi
27.100.250 12.500.000 3.600.000 3.550.000 2.496.000 1.030.000
27.100.250 12.500.000 5.400.000 3.700.000 2.976.000 1.150.000
27.100.250 12.500.000 5.700.000 3.360.000 4.896.000 1.296.000
Total Sumber: Diolah Penulis
147.476.250
150.026.250
152.052.250
Tabel Proyeksi Biaya Overhead Pabrik (BOP) Tahun 2016-2018 Proyeksi Biaya Bahan Overhead Pabrik Tahun 2016-2018 Tahun
2016
Hasil Proyeksi 154.427.583
2017
156.715.583
2018 Sumber: Diolah Penulis
159.003.583
4) Perhitungan Skala Produksi yang Ekonomis Perhitungan skala produksi dalam hal ini dihitung menggunakan analisis BEP ( Break Event Point ), bedasarkan perhitungan penjualan dari aspek pemasaran dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Perhitungan BEP ( Break Event Point ) digunakan untuk mengetahui keadaan produksi atau penjualan perusahaan dimana jumlah pendapatan sama besarnya dengan jumlah pengeluaran sehingga pada posisi ini perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian. Perhitungan BEP meliputi biaya tetap ( fixed cost ), biaya variabel (variabel cost ), dan penjualan / pendapatan. BEP
FC
1
VC
S
Fixed cost adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Sedangkan variabel cost adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Dari data penjualan aspek pemasaran, perhitungan penyusutan peralatan, mesin, dan gedung dan perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan setiap tahunnya, maka dapat dihitung BEP untuk tahun 2013, 2014, dan 2015 sebagai berikut: Tabel Perhitungan Break E ven Poin (BEP) Keterangan
Variable Cost
BBB BTKTL Biaya Listrik dan air Biaya BBM Kendaraan Biaya Telp/Pulsa Biaya Reparasi Total Variable Cost (VC)
Tahun (dalam Rupiah) 2013 394.304.650
2014 516.189.450
2015 594.347.250
97.200.000 3.600.000 3.550.000 2.496.000 1.030.000
97.200.000 5.400.000 3.700.000 2.976.000 1.150.000
97.200.000 5.700.000 3.360.000 4.896.000 1.296.000
502.180.650
626.615.450
706.799.250
Fixed Cost
BTKL Biaya Penyusutan Peralatan Biaya Penyusutan Bangunan Total Fix Cost (FC) Pendapatan (s) VC/s 1-a
A B BEP
Fc/b
468.000.000
672.000.000
864.000.000
27.100.250
27.100.250
27.100.250
12.500.000
12.500.000
12.500.000
507.600.250
711.600.250
903.600.250
1.480.650.000 0,339162294 0,660837706
1.925.310.000 0,325462107 0,674537893
2.183.820.000 0,323652705 0,676347295
768.116.355
1.054.944.812
1.336.000.390
Sumber: Diolah Penulis
5) Manajemen Persediaan
1. Ketersediaan bahan baku CV. CITRA AGUNG menyediakan gudang untuk menyimpan bahan baku produknya. Gudang tersebut terletak dilantai bawah perusahaan. CV. CITRA AGUNG tidak melakukan penyetokan bahan baku karena produksi dilakukan berdasarkan pesanan. Sehingga perusahaan akan melakukan pembelian bahan baku kepada supplier jika terdapat pesanan. Bahan baku yang tersedia di gudang merupakan bahan baku sisa daripada pembuatan produk sebelumnya. 2. Pemasok utama Sumber bahan baku CV. CITRA AGUNG diperoleh atau dibeli dari para supplier yang ada disekitar wilayah perusahaan, yakni sekitar Surabaya. Cara perolehan bahan baku melalui pemesanan by phone, sesuai dengan yang dibutuhkan, waktu pengiriman dan harga yang disepakati. Jika pemesanan dilakukan sebelum pukul 14.00 siang, barang akan dikirim oleh supplier pada hari itu juga. Namun, apabila pemesanan dilakukan diatas pukul 14.00 siang, biasanya bahan baku tersebut akan dikirimkan esok harinya. Pembayaran pembelian bahan baku tersebut dilakukan secara tunai. Beberapa pemasok CV.
CITRA AGUNG diantaranya UD. GUNUNG INDAH dan Toko ATLAS di Surabaya. 3. Bahan baku utama dan bahan pendukung Tabel Biaya Bahan Baku Tahun 2013-2015 CV. CITRA AGUNG Biaya Bahan Baku dan Bahan Pendukung No.
1 2
Tahun (dalam Rupiah)
Biaya Bahan Baku
Ralling tangga Pintu Besi Total
2013 106.424.000
2014 141.507.450
2015 167.098.575
287.880.650 394.304.650
374.682.000 516.189.450
427.248.675 594.347.250
Sumber: Diolah Penulis
Tabel Proyeksi Biaya Bahan Baku dan Bahan Pendukung Tahun 2016-2016 Total Biaya Bahan Baku Tahun 2016-2018 Tahun
Hasil Proyeksi
2016
621.639.343
2017
661.647.863
2018
701.656.383
Sumber: Diolah Penulis
Rincian Kebutuhan Bahan Baku: Rincian Biaya Bahan Baku per unit (Dalam Rupiah) Ralling Tangga (diasumsikan pada Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 situasi per 3 meter) Besi pipa ¾ 3 bt 181.200 189.000 204.750
Hollow 4x4
3m
40.700
42.525
47.250
Hollow 2x4
3 bt
181.200
189.000
204.750
Kawat Las
30 bj
15.000
15.750
17.325
Dempul
¾ kg
21.300
23.625
31.500
1 lt
12.100
12.600
13.650
Kertas gosok
1½m
13.400
14.175
15.750
Cat
¾ kg
37.100
39.375
47.250
502.000
526.050
582.225
Tinner
Total
Rincian Biaya Bahan Baku per unit (Dalam Rupiah) Pintu besi (diasumsikan pada situasi Tahun 2013 Tahun 2014 per 120 x 240 cm)
Tahun 2015
Plat lembaran
1 lbr
322.350
330.750
341.250
Handle
1 set
1.050.000
1.060.500
1.076.250
Engsel
1 set
73.500
79.800
84.000
Kawat Las
50 bj
25.000
26.250
28.875
Dempul
1kg
28.350
31.500
36.750
Tinner
4 lt
48.300
50.400
54.600
Kertas gosok
2m
17.850
18.900
21.000
Cat
2 kg
98.700
105.000
115.500
1.664.050
1.703.100
1.758.225
Total Sumber: Diolah Penulis
6) Fasilitas dan Sarana Produksi
a) Kebutuhan-kebutuhan pegawai Kebutuhan-kebutuhan pegawai yang diberikan CV. CITRA AHUNG adalah fasilitas ruang istirahat, uang makan, sarana ibadah, toilet, dan fasilitas kesehatan. Semua fasilitas tersebut diberikan agar para pegawai merasa nyaman bekerja pada CV. CITRA AGUNG. Untuk kebutuhan operasional produksi, pemilik telah menyediakan peralatan dan bahan bakunya. Ketika terjadi kekurangan bahan bahan baku, mereka tinggal menghubungi atau mengatakan secara langsung kepada pemilik. Sedangkan, jika terjadi kerusakan mesin, pegawai dapat melaporkannya kepada pemilik dan akan dilakukan perbaikan. Jadi, secara keseluruhan antara pegawai dan pemilik terjadi komunikasi aktif demi kelancaran kegiatan produksi. b) Tata ruang dan denah Bangunan yang dijadikan tempat usaha CV. CITRA AGUNG adalah sebuah workshop dimana dalam bangunan tersebut memiliki dua lantai. Di lantai pertama
terdapat kantor, tempat untuk parkir kendaraan, toilet, gudang dan tempat untuk produksi. Sedang di lantai dua lebih di khususkan untuk perakitan produk dan disediakan pula ruangan untuk istirahat dan sarana untuk beribadah.
Gambar tata ruang lantai 1 CV. CITRA AGUNG
Gambar tata ruang lantai 2 CV. CITRA AGUNG
c) Alat alat yang digunakan Perlengkapan dan peralatan produksi yang digunakan oleh CV. CITRA AGUNG dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Peralatan dan mesin produksi
No.
Nama peralatan dan mesin produksi
Unit
Harga
Total
Satuan (Rp)
(Rp)
1
Bor Drill besar
5
800.000
4.000.000
2
Bor Tanggung
4
400.000
1.600.000
3
Mesin Droping
1
160.000.000
160.000.000
4
Circle Skill
1
3.299.000
3.299.000
5
Grenda
4
325.000
1.300.000
6
Bor Rangkai
9
2.505.000
22.545.000
7
Grendo Poles 6 MT
1
976.000
976.000
8
Grendo Poles Maktec
1
432.000
432.000
9
Kop Kaca
1
250.000
250.000
10
Diesel
1
3.000.000
3.000.000
11
Compressor
3
3.000.000
9.000.000
12
Mesin Genset
1
4.000.000
4.000.000
13
Mesin potong Aluminium
4
350.000
1.400.000
14
Mesin Las Listrik
5
1.000.000
5.000.000
Total
216.802.000
Sumber: Diolah Penulis
Tabel Peralatan Kantor No
Nama Peralatan
1
Laptop
2
Meja dan kursi kantor
3
Printer Cannon
4 5
Unit
2
Harga
Total
Satuan (Rp)
(Rp)
4.250.000
8.500.000
1.200.000
1.200.000
1
800.000
800.000
Almari Kabinet
1
1.250.000
1.250.000
Almari Biasa
1
750.000
750.000
1 set
Sumber: Diolah Penulis
Tabel Kendaraan Perusahaan No
Nama Kendaraan
Unit
Harga
Total
Satuan (Rp)
(Rp)
1
Mobil
1
95.500.000
95.500.000
2
Sepeda motor
1
12.500.000
12.500.000
d) Fasilitas pendukung Lokasi CV. CITRA AGUNG yang bergerak di bidang jasa konstruksi terletak di Jl. Kedung Baruk no.55 Surabaya. Tempat tersebut dahulu merupakan tempat tinggal dari pemiliknya. Namun setelah usahanya berkembang, akhirnya tempat tersebut dijadikan workshop untuk usahanya. Lokasi tersebut dipilih karena padat perkampungan dan perumahan, perkantoran dan instansi pemerintahan. Selain itu,
letak lokasi berada di pinggir jalan, sehingga cukup strategis dan mudah di akses karena dilalui oleh banyak orang dan merupakan jalan yang dilalui untuk keluar ke jalan raya utama. Berikut ini peta lokasi menuju CV. CITRA AGUNG:
Denah Lokasi CV. Citra Agung
4.1
Aspek Keuangan
Dalam melakukan analisis aspek keuangan dibutuhkan penilaian tertentu seperti penilaian sumber dana yang diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan, dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi, proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan, serta kriteria penilaian investasi yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
4.1.1
Sumber Dana atau Modal
Modal merupakan segala sesuatu baik berupa uang maupun keseluruhan barang barang yang digunakan untuk mendirikan sebuah usaha. Modal dapat diperoleh dari pemilik perusahaan sendiri (modal sendiri), pinajaman dari pihak eksternal (modal
pinajaman), atau patungan dari pihak-piahk yang mendirikan perusahaan (modal patungan). Modal yang digunakan pada CV Citra berasal adalah modal sendiri yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan tidak pernah melakukan pinjaman dari bank atau pihak lain. Modal sendiri tersebut kemudian digunakan untuk melakukan investasi dan biaya modal kerja perusahaan.
4.1.2
Kebutuhan Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama dan digunakan oleh perusahaan. Biaya investasi awal adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada kegiatan awal perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk investasi meliputi biaya pra-investasi, biaya pembelian aktiva tetap, dan biaya operasional. a. Kebutuhan Dana Pra-Investasi Pra-Investasi Tabel 1 Kebutuhan Dana Pra-Investasi No. Jenis Biaya
Jumlah (Rp)
1.
Biaya Perijinan
1.900.000
2.
Pemasangan Listrik (1.300 VA)
1.150.000
Jumlah
Rp5.050.000
Sumber: Diolah Penulis
b. Kebutuhan Dana atas Investasi Aset Tetap
Dana investasi berikut merupakan dana yang dikeluarkan perusahaan pada awal mendirikan usaha dalam bentuk aset tetap seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan peralatan untuk operasional perusahaan.
Tabel 2 Kebutuhan Dana Investasi Berbentuk Aset Tetap CV Citra Agung Kebutuhan Dana atas Aset Tetap Harga No
Uraian
Jumlah Satuan
1
Jenis Aset Tetap 1 Tanah Kantor
1
Jumlah Total
157.500.000 157.500.000
Jumlah
157.500.000
Jenis Aset Tetap II
1
Bangunan
1
250.000.000
Jumlah
250.000.000 250.000.000
Jenis Aset Tetap III
1
Bor Drill Besar
2
Bor Tanggung
3
5
800.000
4.000.000
4
400.000
1.600.000
Mesin Droping
1
160.000.000 160.000.000
4
Circle Skill
1
3.299.000
3.299.000
5
Grenda
4
325.000
1.300.000
6
Bor Rangkai
9
2.505.000
7
Grenda Poles 6 MT
1
976.000
976.000
8
Grenda Poles Maktec
1
432.000
432.000
9
Kop Kaca
1
250.000
250.000
10
Diesel
1
3.000.000
3.000.000
11
Compressor
3
3.000.000
9.000.000
12
Mesin Gense
1
4.000.000
4.000.000
13
Mesin Potong Aluminium
4
350.000
1.400.000
14
Mesin Las Listrik
5
1.000.000
5.000.000
Jumlah
22.545.000
216.802.000
Jenis Aset Tetap IV
1
Mobil
1
2
Sepeda Motor
1
95.500.00 112.500.00
Jumlah
1
Jenis Aset Tetap V Laptop
95.500.000 12.500.000 108.000.000
2
4.250.000
8.500.000
1 set
1.200.000
1.200.000
2
Meja dan kursi kantor
3
Printer Cannon
1
800.000
800.000
4
Almari Kabinet
1
1.250.000
1.250.000
5
Almari Biasa
1
750.000
Jumlah
12.500.000
Total Aset Tetap Sumber: Diolah Penulis
4.1.3
750.000
744.802.000
Kebutuhan Dana Operasional
Dana operasional merupakan dana yang dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operational perusahaan dalam rangka memenuhi pesanan dari konsumen. Dana operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan diantaranya adalah dana yang berkaitan dengan pembelian bahan baku, pembayaran tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Berikut tabel terkait dana operasional CV Citra Agung pada tahun 2013 sampai 2015. a. Kebutuhan Dana untuk Modal Kerja Tabel 3 Kebutuhan Dana Modal Kerja CV Citra Agung Kebutuhan Dana Operasional untuk Modal Kerja No.
Biaya Produksi
1
Tahun (dalam Rupiah) 2013
2014
2015
Biaya Bahan Baku
394.304.650
516.189.450
256.192.650
2
BTKL
468.000.000
672.000.000
336.000.000
3
BOP
147.476.250
150.026.250
152.052.250
Total Biaya Produksi (HPP)
1.009.780.900 1.338.215.700
744.244.900
Sumber: Diolah Penulis
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah kebutuhan dana untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik . Informasi terkait dengan rincian biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik dapat dilihat pada laporan aspek operasional dan aspek SDM.
b. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan timbul sebagai akibat dari kepemilikan atas aset tetap. Aset tetap pada CV Citra Agung dimiliki untuk operasional pabrik dan operasional kantor. Penyusutan atau depresiasi aset tetap adalah pengalokasian harga perolehan aseta tetap pada periode penggunaan aset tersebut. Biaya penyusutan pada CV Citra Agung menggunakan metode garis lurus, dengan nominal yang sama tiap tahunnya. Berikut merupakan rincian penyusutan aset setap setiap tahunnya: Tabel Biaya Penyusutan CV Citra Agung Biaya Penyusutan Aset Nama Barang
Jumlah
Nilai Aset
%
B. Penyusutan/Tahun
1
250.000.000
5%
12.500.000
Mobil
1
95.500.000
10%
9.550.000
Sepeda Motor
1
12.500.000
10%
1.250.000
Perlatan dan Mesin Produksi
36
216.802.000
12,5%
27.100.250,00
Laptop & Printer
3
5.050.000
15%
1.262.500
Peraatan Lain
3
3.200.000
5%
1.600.000,00
Bangunan Kendaraan :
Perlatan Kantor :
Jumlah
53.262.750,00
Sumber: Diolah Penulis
4.1.4
Laporan Keuangan 1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan melalui perolehan laba atau rugi dalam perusahaan tersebutu. Berikut
merupakan laporan laba rugi CV Citra Agung mulai tahun 2013 sampai tahun 2015: Tabel laporan Laba Rugi CV. CITRA AGUNG Lapoan Laba Rugi Untuk Periode yang Berakhir 2013-2015 (dalam rupiah) Keterangan 2013 2014 2015 Pendapatan 1.480.650.000 1.925.310.000 2.183.820.000 Harga Pokok Penjualan: a. BBB
b. BTK c. BOP HPP
394.304.650 516.189.450 594.347.250 468.000.000 672.000.000 864.000.000 147.476.250 150.026.250 152.052.250 1.009.780.900 1.338.215.700 1.610.399.500
Laba kotor Beban Usaha: Beban Sewa Kendaraan Beban Listrik Kantor
Beban Gaji Beban Tunjangan Karyawan Beban Lain-Lain Total Beban Usaha Laba Bersih Sebelum Pajak Beban PPh 25 (1%) Laba Bersih Setelah Pajak Sumber: Diolah Penulis
470.869.100
587.094.300
573.420.500
1.800.000 1.200.000 163.200.000
2.560.000 1.700.000 163.200.000
4.770.000 2.400.000 163.200.000
38.600.000 6.468.000 211.268.000
48.100.000 15.732.000 231.292.000
54.550.000 22.840.000 247.760.000
259.601.100
355.802.300
325.660.500
2.596.100
3.558.100
3.256.700
257.005.000
352.244.200
322.403.800
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas digunakan untuk menunjukkan pergerakan ekuitas perusahaan yang disebabkan oleh laba/rugi perusahaan dan pengambilan prive oleh pemilik perusahaan. Berikut merupakan laporan perubahan ekuitas CV Citra Agung mulai tahun 2013 sampai tahun 2015:
Tabel Laporan Perubahan Ekuitas CV. CITRA AGUNG Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Periode yang Berakhir 2013-2015 Keterangan 2013 2014 2015 Ekuitas Awal 500.813.500 673.818.500 898.732.700
Laba Bersih
257.005.000
Prive
(84.000.000)
352.244.200
322.403.800
(127.330.000)
(143.146.300)
898.732.700
1.077.990.200
Ekuitas Akhir 673.818.500 Sumber: Diolah Penulis
3. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan merupakan laporan keuangan yangn menggambarkan posisi keuangan perusahaan yang terdiri dari aset lancar, aset tetap, liabilitas, dan ekuitas. Dengan laporan posisi keuangan maka akan diketahui bagaimana posisi aset perusahaan dan liabitas serta ekuitas perusahaan. Berikut merupakan laporan posisi keuangan CV Citra Agung mulai tahun 2013 sampai tahun 2015: Tabel Laporan Posisi Keuangan CV. CITRA AGUNG Laporan Posisi Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 2013-2015 (dalam rupiah) Keterangan
2013
2014
2015
52.500.000 5.500.000 82.110.400
117.500.000 10.450.000 205.922.950
185.500.000 20.250.000 342.694.650
140.110.400
333.872.950
548.444.650
177.500.000 250.000.000 (12.500.000) 108.000.000 (10.800.000) 216.802.000 (27.100.250)
177.500.000 237.500.000 (12.500.000) 97.200.000 (10.800.000) 189.701.750 (27.100.250)
177.500.000 225.000.000 (12.500.000) 86.400.000 (10.800.000) 162.601.500 (27.100.250)
ASET Aset Lancar Kas Besar Perlengkapan
Piutang Usaha Total Aset Lancar Aset Tetap Tanah
Bangunan Akm. Penyusutan Bangunan Kendaraan Akm. Penyusutan Kendaraan Peralatan dan Mesin Produksi Akm. Peny. Peralatan &
Mesin Peralatan Kantor Akm. Peny. Peralatan Kantor Komputer & Printer Akm. Peny. Komputer & Printer Total Aset Tetap Total Aset LIABILITAS & EKUITAS Hutang Usaha
Ekuitas Akhir Total Liabilitas & Ekuitas Sumber: Diolah Penulis
3.200.000 (160.000) 9.300.000
3.040.000 (160.000) 7.905.000
2.880.000 (160.000) 6.510.000
(1.395.000)
(1.395.000)
(1.395.000)
712.846.750
660.891.500
608.936.250
852.957.150
994.764.450
1.157.380.900
179.138.650 673.818.500
96.031.750 898.732.700
79.390.700 1.077.990.200
852.957.150
994.764.450
1.157.380.900
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan pergerakan kas dalam perusahaan. Dalam laporan arus kas terdapat tiga aktivitas utama yaitu aktivitas operasional, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasional menunjukkan kas masuk dan kas keluar yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan seperti pembelian bahan baku. Pada aktivitas investasi menunjukkan pergerakan kas masuk dan keluar perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan seperti pembelian peralatan. Sedangkan pada aktivitas pendanaan menunjukkan pergerakan kas masuk dan keluar perusahaan yang berkaitan dengan perolehan modal untuk pengembangan usaha dan pengambilan prive oleh pemilik perusahaan. Berikut merupakan laporan arus kas CV Citra Agung mulai tahun 2013 sampai tahun 2015: Tabel Laporan Arus Kas CV. CITRA AGUNG Laporan Arus Kas Untuk Periode yang Berakhir 2013-2015 (dalam rupiah) 2013 2014 Aktivitas Operasinal
2015
Arus Kas Masuk: Penjualan
Penerimaan Piutang Total Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Pembayaran Utang Usaha
Pembelian BBB Pembayaran BTKL Pembayaran BOP Pembayaran Beban Gaji Pembayaran Sewa Kendaraan Pembayaran Listrik Kantor Pembayaran Tunjangan Karyawan Pembayaran Beban Lain-lain Pembelian Perlengkapan Pembayaran PPH Badan Total Arus Kas Keluar Total Kas dari Aktivitas Operasional
1.382.750.000 55.750.750
1.742.986.950 82.110.400
1.935.907.050 205.922.950
1.438.500.750
1.825.097.350
2.141.830.000
117.950.000 357.000.000 468.000.000 147.476.250 163.200.000 1.800.000 1.200.000 38.600.000 6.468.000 3.200.000 14.806.500
179.138.650 333.429.400 672.000.000 120.026.250 163.200.000 2.560.000 1.700.000 48.100.000 15.732.000 4.900.000 3.558.100
96.031.750 313.971.650 864.000.000 128.441.900 163.200.000 4.770.000 2.400.000 54.550.000 22.840.000 2.700.000 3.256.700
1.319.700.750
1.544.344.400
1.656.162.000
118.800.000
280.752.950
485.668.000
Aktivitas Investasi
-
Aktivitas Pendanaan Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Prive
(84.000.000)
(127.330.000)
(143.146.300)
Total Arus Kas Keluar
(84.000.000)
(127.330.000)
(143.146.300)
Total Kas dari Aktivitas Pendanaan Total Kas
(84.000.000) 34.800.000
(127.330.000) 153.422.950
(143.146.300) 342.521.700
17.700.000
52.500.000
205.922.950
52.500.000
205.922.950
548.444.650
Saldo Kas 01 Januari Saldo Kas 31 Desember Sumber: Diolah Penulis
4.4.5
Proyeksi Laporan Keuangan 1. Laporan Laba Rugi Tabel Proyeksi Laporan Laba Rugi
Keterangan
CV. Citra Agung Proyeksi Lapoan Laba-Rugi Tahun 2016 sampai 2018 Tahun (RP) 2016
2017
2018
Pendapatan Harga Pokok Penjualan: a. BBB b. BTK
c. BOP HPP Laba kotor
2.566.430.000
2.918.015.000
3.269.600.000
621.639.343 1.092.000.000 154.427.583 1.868.066.927
661.647.863 1.334.000.000 156.715.583 2.152.363.447
701.656.383 1.664.000.000 159.003.583 2.524.659.967
698.363.073
765.651.553
744.940.033
6.013.333 2.966.667 163.200.000
7.498.333 3.566.667 163.200.000
8.983.333 4.166.667 163.200.000
64.050.000
70.500.000
80.000.000
31.385.333
39.571.333
47.757.333
267.615.333
284.336.333
304.107.333
430.747.740
481.315.220
440.832.700
4.307.500
4.813.200
4.408.400
426.440.240
476.502.020
436.424.300
Beban Usaha: Beban Sewa Kendaraan Beban Listrik Kantor
Beban Gaji Beban Tunjangan Karyawan Beban Lain-Lain Total Beban Usaha Laba Bersih Sebelum Pajak Beban PPh 25 (1%) Laba Bersih Setelah Pajak
Sumber: Diolah Penulis
2. Laporan Perubahan Ekuitas Tabel Proyeksi Peubahan Ekuitas CV. CITRA AGUNG Proyeksi Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Periode yang Berakhir 2016-2018 Keterangan 2016 2017 2018 Ekuitas Awal 1.077.990.200 1.301.412.077 1.551.035.879
Laba Bersih Prive
426.440.240 (203.018.363)
476.502.020 (226.878.217)
436.424.300 (236.451.367)
Ekuitas Akhir 1.301.412.077 Sumber: Diolah Penulis
1.551.035.879
1.751.008.812
3. Laporan Posisi Keuangan Tabel Proyeksi Laporan Posisi Keuangan CV. CITRA AGUNG Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 2016-2018 (dalam rupiah)
Keterangan
2016
2017
2018
310.166.667 25.133.333 469.150.060
396.666.667 37.008.333 638.665.137
453.166.667 35.883.333 823.278.912
804.450.060
1.072.340.137
1.312.328.912
177.500.000 212.500.000 (12.500.000) 75.600.000 (10.800.000)
177.500.000 200.000.000 (12.500.000) 64.800.000 (10.800.000)
177.500.000 187.500.000 (12.500.000) 54.000.000 (10.800.000)
135.501.350
108.401.100
81.300.850
(27.100.250)
(27.100.250)
(27.100.250)
2.720.000 (160.000) 5.115.000
2.560.000 (160.000) 3.720.000
2.400.000 (160.000) 2.325.000
(1.395.000)
(1.395.000)
(1.395.000)
ASET Aset Lancar Kas Besar
Perlengkapan Piutang Usaha Total Aset Lancar Aset Tetap Tanah
Bangunan Akm. Penyusutan Bangunan Kendaraan Akm. Penyusutan Kendaraan Peralatan dan Mesin Produksi Akm. Peny. Peralatan & Mesin Peralatan Kantor Akm. Peny. Peralatan Kantor Komputer & Printer Akm. Peny. Komputer & Printer Total Aset Tetap Total Aset
556.981.100
505.025.850
453.070.600
1.361.431.160
1.577.365.987
1.765.399.512
LIABILITAS & EKUITAS Hutang Usaha Ekuitas Akhir
60.019.083 1.301.412.077
26.330.108 1.551.035.879
14.390.700 1.751.008.812
1.361.431.160
1.577.365.988
1.765.399.512
Total Liabilitas & Ekuitas Sumber: Diolah Penulis
4. Laporan Arus Kas Tabel Proyeksi Laporan Arus Kas CV. CITRA AGUNG Proyeksi Laporan Arus Kas Untuk Periode yang Berakhir 2016-2018 (dalam Rupiah) 2016
2017
2018
Aktivitas Operasinal Arus Kas Masuk: Penjualan Penerimaan Piutang
2.270.620.689 195.972.250
2.354.059.980 469.150.060
2.510.492.038 638.665.137
Total Arus Kas Masuk
2.466.592.939
2.823.210.040
3.149.157.175
Arus Kas Keluar Pembayaran Utang Usaha
Pembelian BBB Pembayaran BTKL Pembayaran BOP Pembayaran Beban Gaji Pembayaran Sewa Kendaraan Pembayaran Listrik Kantor Pembayaran Tunjangan Karyawan Pembayaran Beban Lain-lain Pembelian Perlengkapan Pembayaran PPH Badan Total Arus Kas Keluar Total Kas dari Aktivitas Operasional
79.390.700 551.639.343 1.092.000.000 139.227.283 163.200.000 6.013.333 2.966.667
60.019.083 651.647.863 1.334.000.000 155.115.343 163.200.000 7.498.333 3.566.667
26.330.108 695.656.383 1.664.000.000 159.003.583 163.200.000 8.983.333 4.166.667
64.050.000
70.500.000
80.000.000
31.385.333 15.200.000 4.307.500
39.571.333 19.900.000 4.813.200
47.757.333 2.700.000 4.408.400
2.149.380.160
2.509.831.823
2.856.205.807
317.212.779
313.378.217
292.951.368
Aktivitas Investasi Arus Kas Masuk
-
Arus Kas Keluar Total Kas dari Aktivitas Investasi Aktivitas Pendanaan Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Prive Total Arus Kas Keluar Total Kas dari Aktivitas Pendanaan Total Kas Saldo Kas 01 Januari Saldo Kas 31 Desember Sumber: Diolah Penulis
4.4.6
(203.018.363)
(226.878.217)
(236.451.367)
(203.018.363)
(226.878.217)
(236.451.367)
(203.018.363)
(226.878.217)
(236.451.367)
114.194.416 195.972.250
86.500.000 310.166.666
56.500.001 396.666.667
310.166.666
396.666.667
453.166.667
Analisis Keuangan
Investasi jangka panjang berupa investasi modal yang dikeluarkan saat ini hasilnya baru akan dinikmati dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Untuk
menentukan kelayakan usaha pada Gapura Jaya Katering digunakan beberapa metode diantaranya: 1. Net Present Value (NPV)
Berdasarkan kesepakatan tim dosen SKB menetapkan BI rate sebesar 12%, maka untuk penilaian CV Citra Agung diasumsikan bahwa tingkat bunga pengembalian yang diinginkan adalah 12 %,maka NPV dari CV Citra Agung adalah sebagai berikut: Tabel Net Present Value (NPV) Tahun Awal 2013 2014
Arus Kas Operasional Bersih (Rp) 764.802.000 118.800.000 280.752.950
PVIF (12%,t)
0,8929 0,7972 2015 485.668.000 0,7118 2016 317.212.779 0,6355 2017 313.378.217 0,5674 2018 292.951.368 0,5066 Jumlah Present Value Kas Bersih Sumber: Diolah Penulis
PV Kas Bersih
106.076.520 223.816.252 345.698.482 201.588.721 177.810.801 148.409.163 1.203.399.939
Kumulatif
106.076.520 329.892.772 675.591.254 877.179.975 1.054.990.776 1.203.399.939
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa: Total PV Kas Bersih
1.203.399.939
Total PV Investasi
(764.802.000)
NPV
438.597.939 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa jika Net Present Value
(NPV) dikumulatifkan selama 6 tahun maka CV Citra Agung sudah dapat menutup Investasi awalnya, yaitu sebesar 764.802.000 dimana PV kas bersih lebih besar dari investasi awal yaitu Rp 1.203.399.939 > Rp 764.802.000. Sehingga sesuai perhitungan arus kas kumulatif diatas dapat diketahui bahwa CV Citra Agung dapat mengembalikan Investasi awalnya pada tahun 2016.
2. I nternal R ate of Return Tingkat bunga yang akan dijadikan jumlah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan akan diterima sama dengan nilai sekarang dari pengeluaran modal. Menurut metode ini, investasi dianggap layak jika IRR lebih besar dari biaya modal. Pada dasarnya metode ini harus dicari dengan cara trial dan error atau coba-coba. Perhitungan dengan menggunakan IRR dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung PV dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga sembarang b. Hasil perhitungan ini dibandingkan nilai investasi awal. Misalkan perhitungan IRR menggunakan tingkat bunga 6%, maka: Tabel NPV, r=6% Tahun 2013
Arus Kas Bersih 118.800.000
DF (r = 6%) 0,9434
PV 112.075.920
2014 2015
280.752.950 485.668.000
0,89 0,8396 Total PV Nett Investment NPV
249.870.126 407.766.853 769.712.898 764.802.000 4.910.898
Sumber: Diolah Penulis Karena berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan angka NPV positif yaitu sebesar Rp 4.910.898 maka kita coba menggunakan tingkat bunga yang lebih tinggi misalnya 7%. Berikut merupakan perhitungannya: Tabel NPV, r=7% Tahun 2013
Arus Kas Bersih 118.800.000
DF (r = 7%) 0,9346
PV 111.030.480
2014 2015
280.752.950 485.668.000
0,8734 0,8163 Total PV Nett Investment NPV
245.209.627 396.450.788 752.690.895
Sumber: Diolah Penulis
764.802.000 (12.111.105)
Berdasarkan
hasil
perhitungan
NPV
dengan
tingkat
bunga
7%
menunjukkan angka negatif, yaitu sebesar (Rp 12.111.105) Untuk menemukan IRR yang sebenarnya dengan mengadakan interpolasi dari hasil dua tingkat bunga maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: IRR = 6
Rp
9.12.898 − Rp
4.802.000
Rp
9.12.898 − Rp
52.90.895
(7 6)
= 6,29 % Dari perhitungan IRR dapat diketahui bahwa CV Citra Agung memilki IRR 6,29% . 3. Payback Period (PP)
Metode Payback Period (PP) merupakan suatu bentuk penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi dari suatu proyek atau usaha. Payback Period menggambarkan lamanya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat kembali seluruhnya. Berikut merupakan perhitungan payback period pada CV Citra Agung dari tahun 2013 sampai tahun 2018: Tabel Payback Period (PP) Tahun
Arus Kas Operasional Bersih (Rp)
Awal 2013
764.802.000 118.800.000
PVIF (12%,t)
0,8929 2014 280.752.950 0,7972 2015 485.668.000 0,7118 2016 317.212.779 0,6355 2017 313.378.217 0,5674 2018 292.951.368 0,5066 Jumlah Present Value Kas Bersih Sumber: Diolah Penulis
PV Kas Bersih
Kumulatif
106.076.520 223.816.252 345.698.482 201.588.721 177.810.801 148.409.163 1.203.399.939
106.076.520 329.892.772 675.591.254 877.179.975 1.054.990.776 1.203.399.939
Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa payback period CV Citra Agung terjadi pada tahun 2016, karena di tahun tersebut perusahaan sudah mampu mengembalikan nilai awal investasinya.
4. Metode Pr ofi tability I ndex (PI)
Indeks dihitung dengan cara membagi nilai sekarang ( present value-PV) dari arus kas masuk dengan arus kas keluar dari investasi. Perhitungan Profitability Index (PI) pada CV Citra Agung adalah sebagai berikut: PI =
Total PV Investasi Awal
PI =
Rp1.203.399.939
= 1,57
Rp764.802.000 Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai PI sebesar 1,57, jadi dapat disimpulkan bahwa CV Citra Agung mampu menutup investasinya hanya dalam kurun waktu 4 tahun hal ini karena nilai PI > 1.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
5.1.1
Aspek Pemasaran
Sesuai dengan pembahasan dan penjelasan yang sudah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa persaingan di bidang usaha jasa konstruksi untuk interior bangunan sangat tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dari jumlah permintaan riil selama 3 tahun yang lalu (2013-2015) pada 2 produk unggulan dari CV. Citra Agung yang mengalami fluktuasi. Meskipun terjadi fluktuasi permintaan dan penjualan dari 2 produk unggulan CV. Citra Agung, kelayakan CV. Citra Agung dari aspek pemasaran dinilai telah layak, hal ini dapat dilihat dari aspek produk ralling tangga dan pintu besi yang dihasilkan. Begitu juga dalam aspek wilayah dan kelompok pasar yang dilayani, wilayah atau daerah pemasaran CV. Citra Agung tidak hanya mencakup wilayah Surabaya tetapi telah menjangkau wilayah Bali. Berkaitan dengan kulitas dan disain produk, kualitas produk CV. Citra Agung dinilai telah memenuhi kelayakan, karena telah di handle oleh karyawan yang memiliki kompetensi dibidangnya.
5.1.2
Aspek Sumber Daya Manusia
Perusahaan ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan apabila dilihat dari aspek sumber daya manusia. Kelebihannya dapat dilihat dari karyawannya yang saling mengenal satu sama lain atau masih memiliki hubungan kerabat atau teman. Sehingga terbentuk hubungan
saling percaya antara pemilik dengan karyawan atau karyawan satu dengan karyawan lainnya. Pemilik berhasil melakukan manajemen SDM yang baik, hal ini terbukti dengan terlaksananya tugas dari masing-masing anggota di dalam perusahaan tersebut sehingga mampu mencapai tujuan perusahaan. Kekurangannya dapat dilihat dari sederhanya struktur organisasi dalam CV. Citra Agung yang mengakibatkan adanya perangkapan tugas sehingga terkadang seorang karyawan harus mengambil alih pekerjaan karyawan lain. Meskipun hal tersebut lebih dahulu di komunikasikan bersama.
5.1.3
Aspek Operasional
Ditinjau dari aspek operasional, CV. Citra Agung sudah dapat dikatakan cukup layak. Dalam proses produksinya dilakukan sebaik mungkin dimana selalu mengutamakan kualitas produknya. Mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengerjaannya sampai menjadi produk jadi yang siap dikirim. Dan jika dilihat dari layout usaha, CV. Citra Agung harus lebih memperbaiki layout usahanya
karena
tempat produksi yang juga dilakukan dengan ruang kantor yang dapat menimbulkan kebisingan bagi pekerja di kantor.
5.1.4
Aspek Keuangan
Berdasarkan analisis keuangannya, dapat diketahui bahwa dalam kriteria penilaian investasi CV. Citra Agung bisa dikatakan layak. Jika ditinjau dari metode Payback Periode (PP) CV. Citra Agung bisa dikatakan layak, karena jangka waktu pengembalian investasi usahanya hanya selama 4 tahun yaitu di tahun 2016. Jika dihitung dari Net Present Value (NPV), CV. Citra Agung bisa dikatakan layak karena besanya Present Value lebih besar dari pada Nett Investment, yaitu sebesar
769.712.898 > 764.802.000. Jika dihitung dari Internal Rate of Return (IRR), CV. Citra Agung bisa dikatakan layak karena memiliki IRR sebesar 6%. Dan yang terakhur jika dihitung dari Profitability Index (PI), CV. Citra Agung bisa dikatakan layak karena PI lebih besar dari pada 1, yaitu sebesar 1,57
5.2
Saran
5.2.1
Aspek Pemasaran
a. CV. Citra Agung harus meningkatkan promosi melalui media masa dan media sosial. Sehingga jika masyarakat yang membutuhkan jasa mereka, masyarakat tinggal mengakses internet tanpa harus datang langsung ke toko. b. Menjalin kemitraan yang baik dengan pelanggan tetap dan juga dengan para calon
konsumen
dengan
cara
menawarkan
kerjasama
yang
saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak. c. Menggunakan strategi diskon bagi konsumen/pelanggan yang melakukan pemesanan dalam jumlah besar.
5.2.2
Aspek Sumber Daya Manusia
Perlu adanya pelatian-pelatihan untuk karyawan. Karena jika pengetahuan karyawan bertambah, maka karyawan akan lebih kreatif dan kompeten dalam meningkatkan kinerjanya dan mempertahankan kualitas dari jasa produk yang mereka berikan.
5.2.3
Aspek Operasional
Penataan dari layout usaha sebaiknya lebih diperhatikan lagi baik penataan untuk kantor dan tempat produksi. Karena di CV. Citra Agung tata letak kantor dan
ruang produksi juga berdekatan, dimana ini bisa mengganggu fokus kerja dari pegawai kantor.
5.2.4
Aspek Keuangan
CV. Citra Agung sebaiknya membuat laporan keuangan yang terkomputerisasi karena sejak didirikannya perusahaan hingga sekarang, CV. Citra Agung melakukan pencatatan laporan keuangan secara manual, itu pun hanya laporan pengeluaran dan pemasukan kas.
DAFTAR PUSTAKA
Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis . Edisi Ketiga, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Assauri, Sofyan. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Brigham, dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks. Handoko, T Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE. Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP-AMP. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Lupioyadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Render, Barry dan Heizer, Jay. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Simamora, Hendri. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Siagian, Sondang. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. 2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Liberty. Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
LAMPIRAN Dokumentasi:
Gambar 1: Wawancara bersama pemilik dan karyawan CV. Citra Agung
Gambar 2: Tempat produksi
Gambar 3: Kendaraan Kantor