– by
– in
– 2 Votes
Pernah mendengar instrumen? Instrumen bukanlah sebuah alat musik (kecuali instrumen musik), instrumen adalah suatu peralatan dengan fungsi tertentu yang me mbantu manusia dalam menyelesaikan suatu tugas. Ole h karena itu instrumen instrumen analisis merupakan suatu alat un tuk membantu melakukan suatu analisis terhadap samp el kimia. Ada 2 macam analisis kimia, analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif ialah analis is untuk mengetahui ada atau tidaknya tidaknya kandungan tertentu dalam suatu sampel. Misalnya Misalnya menentuka n apakah ada kandungan Fe(besi) dalam kerang hijau. Analisis Kualitatif ialah analisis analisis untuk menentukan jumlah suatu parameter parameter tertentu dalam suatu s ampel. misalnya menentukan banyaknya kadar Fe(besi) dalam kerang hijau. Sudah jelaskan apa bedany a? Sangat banyak instrumen kimia yang telah dibuat dan digunakan. oleh karena itu disini hanya akan dijelaskan beberapa diantaranya: , X-Ray Flourescence yaitu metode analisis dengan menggunakan sinar X sebagai sumber sinarnya. Pada XRF, XRF, sampel akan di sinari dengan sinar X hingga elektronnya terlempar keluar akibat tumbukan dengan partikel sinar X. X. Kemudian elektron di kulit atasnya akan turun ke bawah dan menempati tempat dimana sebelumnya
ada
elektron
yang
keluar.
Turunnya elektron dari tempat berenergi tinggi ke tempat berenergi berenergi rendah ini akan menghasilkan menghasilkan sinar flourescence yang berbeda beda dari tiap atom. spesifikasi energi inilah yang mendasari analisis dari sampel. XRF dapat melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif
, Neutron Activation Analysis atau analisis aktivasi neturon ialah metode analisis yang sangat akurat dan memiliki sensitivitas yang sangat tinggi hingga dapat
mendeteksi kandungan dengan
tingkat ppb. metode ini menggunakan
radiasi radioaktif sehingga butuh penanganan yang lebih tinggi. Prinsip analisisnya yaitu dengan menghitung energi radiasi dari sampel sehingga diketahui komposisi sampelnya. Enargi radiasi juga spesifik berbeda beda tiap unsur. Metodenya yaitu menyinari sampel dengan neutron sehingga sampel yang tadinya stabil akan akan menjadi tidak stabil dan mengeluarkan radiasi, energi radiasi inilah yang diukur energinya sehingga dapat diketahui kadar dan komposisi dari sampel.
, Atomic absorption Spectroscopy atau Spektroskopi serapan atom ialah suatu metode pengukuran yang didasarkan pada serapan sinar oleh atom, Jadi pada AAS, suatu sampel yang akan di analisis akan di destruksi dahulu agar homogen, lalu ditempatkan pada tempat sampel, sampel akan dibakar dengan gas tertentu hingga lebih dari 1000C sehingga teratomisasi. saat itulah sampel akan disinari dan, akan mengabsorp sinar hingga tereksitasi. setiap unsur memiliki panjang gelombang yang berbeda sehingga dapat diidentifikasi unsurnya. Mass Spectroscopy atau spektroskopi masa ialah metode analisis yang didasarkan pada energi kinetik tiap atom. prosedurnya molekul yang akan dianalisis diuapkan terlebih dahulu lalu di ionisasi, kemudian dipercepat. disinilah perbedaan energi atom terlihat, atom akan melewati suatu medan magnet tang lorongnya berbelok. jika massanya terlalu kecil akan dibelokkan dengan mudah , sedangkan jika masanya besar pembelokannya hanya sedikit. sehingga atom atom yang sampai ke detektor tidak semuanya.
Tag: aan, aas, Ada, aes, analisis kimia, analisis. kimia analisis, Dari, FAQs Help and Tutorials, instrumen, kimia analisis, Klik, kualitatif , kuantitatif , Languages, Materi pelajaran, Motion Picture Association of Am erica film rating system, ms, naa, neutron activation analysis, Programming, radiasi, radioaktif , Sangat (t erm), sinar x
https://bisakimia.com/2013/01/21/macam-macam-instrumen-analisis-kimia/
– by
– in
,
,
Teknik analisis berdasarkan serapan atom diperkenalkan bersama-sama dengan analisis berdasar kan emisi atom ( flamefotometri ). Digunakan pertama kali oleh Guystav Kirchhoff dan Robert Bunsen pada ta hun 1859 dan 1860 untuk melakukan identifikasi secar a kualitatif terhadap atom Natrium. Berbeda dengan t eknik emisi atom yang terus dikembangkan, analisis se rapan atom seolah tertahan perkembangannya hingga kurun waktu satu abad. Spektroskopi serapan atom m odern baru diperkenalkan pada tahun 1955 oleh A. Walsh dan C.T.J Alkemade. Instrumen komersial SS A dipasarkan di awal tahun 1960. Saat ini, Spektroskopi Serapan Atom (SS A) menjadi metode analisis pa ling penting untuk menentukan kadar logam
Pada tahun 1913 Niehls Bohr mengajukan beberapa hipotesis sebagai berikut : Pada suhu biasa elektron-elektron didalam atom beredar mengelilingi inti atom dengan energi yang paling rendah tanpa memancarkan atau menyerap energi. Elektron dalam keadaan stasioner (keadaan dasar/ground state) Bila atom menyerap sejumlah energi dari luar (panas, cahaya) elektron-elektron akan meloncat ke tingkat energi yang lebih tinggi, atau yang berada pada jarak yang lebih jauh dari inti. Elektron dalam keadaan tereksitasi (atomnya disebut atom tereksitasi) yang sifatnya sementara. A.
Bila sebuah elektron berpindah ke suatu tingkat energi yang lebih rendah akan dibebaskan sejumlah energi
B.
Tingkat-tingkat energi yang dapat ditempati elektron dalam suatu atom banyak sekali, perbedaan antara tingkat-tingkat energi makin kecil bila makin jauh dari inti atom
C.
Elektron-elektron tidak dapat berada pada tempat-tempat diantara dua tingkat energi dan hanya dapat meloncat dari satu tingkat ke tingkat energi lainnya Makin jauh elektron berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah makin tinggi energi sinar yang dipancarkan dan makin besar pembiasan yang dialami sinar dalam prisma. Menurut Bohr elektron-elektron suatu atom bergerak pada jarak tertentu mengelilingi intiny
a dan mempunyai lintasan atau orbit tertentu seperti planet dalam susunan tata surya. Setiap ato m suatu unsur mempunyai konfigurasi yang spesifik, energi eksitasinya pun spesifik, sehingga sina r emisi setiap unsur spesifik. Menurut teori atom yang terbaru yaitu teori kuantum, dikatakan bah
wa setiap kulit elektron terdiri dari beberapa subkulit (s, p, d dan f) sesuai dengan nomor kulitnya . Elektron valensi atau elektron terluar memegang peranan dalam SSA, elektron ini dapat men gabsorpsi energi cahaya. Ada dua sifat khas dari absorpsi ini yang menjadi keunggulan dari SSA: 1.
Panjang gelombang (λ) cahaya yang diabsorp atom bebas suatu unsur sama dengan λ cahaya
emisi atom unsur tersebut. Sifat ini yang memberikan selektivitas yang tinggi, sehingga dengan SSA kita dapat melakukan penentuan kadar suatu ion logam tanpa melakukan pemisahan, walaupun banyak kation lain. 2.
Jumlah atom yang tereksitasi oleh energi cahaya yang jauh lebih banyak dari energi panas. Sifat ini yang menyebabkan sensitivitas yang tinggi, sehingga dengan SSA kita dapat menetapkan dalam ppm bahkan ppb.
Contohnya dalam Flamefotometri, contoh harus dijadikan larutan yang jernih, proses selanju tnya: Contoh yang berupa kabut (aerosol) dialirkan ke dalam nyala 0. air atau pelarut lain dijadikan uap dan meninggalkan partikel garam kering 1. pada temperatur yang tinggi dari nyala, garam yang kering diuapkan dan sebagian atau seluruh garam dipecahkan menjadi atom-atom bebas 2. sebagian dari atom-atom bebas bersatu dengan radikal-radikal lain atau atom-atom lain dalam nyala 1. uap atom logam atau molekul yang mengandung atom logam oleh energi panas dari nyala dieksitasikan, elektron-elektronnya kembali ke keadaan dasar sambil mengeluarkan energi berupa cahaya. Karena interaksi antara molekul contoh dengan bahan bakar dan oksidan serta suhu dari nyal a, akan dihasilkan molekul, atom dan ion yang tereksitasi sehingga dihasilkan pula bermacam cah aya emisi. Pemilihan tipe nyala dalam spektrofotometri nyala sangat penting. Biasanya setiap alat mem berikan tabel antara tipe nyala, jenis unsur dan panjang gelombang absorpsi. Dengan menggunak an bahan bakar asetilen, bila digunakan udara sebagai oksidannya maka kisaran suhu yang dihasil kan adalah 1700 – 2400°C. Sedangkan bila digunakan nitrogen oksida atau oksigen, suhunya bisa mencapai 2500 – 3100°C.
Pada dasarnya peralatan pada SSA tidak jauh berbeda dengan spektrofotometery UV -VIS. Per bedaannya terletak pada: 0. Sumber cahaya pada SSA menggunakan lampu katoda ( Hollow Cathode Lamp, HCL) yang
memancarkan spektrum garis yang tajam. 1. Partikel contoh berupa atom bebas 2. Monokromator terletak di belakang media absorpsi Seperti halnya pada peralatan spektrofotometer, pada SSA pun terdapat dua sistem berkas c ahaya. Sistem berkas tunggal ( SingleBeam) dan sistem berkas ganda ( DoubleBeam). Bagan siste m berkas SingleBeam dan DoubleBeam Terdapat 5 bagian penting dari SSA yang akan diuraikan berikut ini, yaitu: sumber cahaya, sist em atomisasi, sistem optik dan monokromator, detektor dan sistem pembacaan.
Gangguan didefinisikan sebagai suatu pengaruh dari komponen matriks pada hasil analisis. G angguan menyebabkan perbedaan kelakuan pada sampel dan larutan kalibrasi. Gangguan dapat dibagi menjadi dua golongan: gangguan spektra dan gangguan nonspektra. Gangguan Spektra ( SpectralInterference), menyebabkan kenaikan absorpsi a.
Spektra Latar Belakang ( BackgroundSpectral ) Disebabkan oleh penghamburan partikel dalam atomisasi atau absorpsi molekuler, a ntara lain disebabkan oleh sulitnya pemecahan oksida, hidroksida atau halida. Dapat dita nggulangi menggunakan lampu D2. Bandpasswidth dari atom-atom logam hanya akan menyebabkan sedikit sekali cah
aya dalam spektrum kontinu dari lampu D2 yang akan diabsorp oleh atom. Sebaliknya, s pesi penyebab gangguan yang masih merupakan molekul akan memiliki kemampuan yan g baik dalam mengabsorp cahaya dari lampu D2 yang dialirkan terputus-putus. Dalam keadaan tanpa cahaya yang berasal dari lampu D2 baik atom maupun spesi p engganggu akan sama-sama menyerap energi yang berasal dari HCL dan dinyatakan seb agai AtomicAbsorption (AA) dan BackGroundAbsorption (BG). Pada keadaan dilewatkan berkas cahaya D2, serapan hanya akan dilakukan oleh spesi pengganggu dan hanya mem berikan respons berupa BackGroundAbsorption (BG). Dengan demikian, untuk memperoleh nilai serapan yang sebenarnya tinggal dihitun g AA+BG dari tahapan pertama, dikurangi BG dari tahapan kedua, menghasilkan (AA + B G) – BG = AA b.
Adanya λ dari unsur lain yang sangat dekat dengan analit seperti berikut:
3. Cd λ 288,802 nm diganggu As λ 288,812 nm 4. Mg λ 285,213 nm diganggu Fe λ 285,179 nm 5. Zn λ 213,856 nm diganggu Fe λ 213, 859 nm dan Cu λ 213,850 nm Gangguan tersebut sulit dihilangkan, cara mengatasinya adalah dengan melakukan p engukuran pada λ lainnya, walaupun biasanya akan memberikan hasil yang kurang sensit
if.
Gangguan Nonspektra (Nonspectral interference) menyebabkan kenaikan atau penurunan absorpsi. a.
Gangguan Transportasi Biasa juga disebut sebagai gangguan fisika, karena penyebab gangguan jenis ini adal ah sifat-sifat fisika (tegangan permukaan, kekentalan dan berat jenis). Sifat ini mempeng aruhi mulai dari proses pengisapan pada pipa kapiler, pembentukan aerosol dan pengalir annya ke dalam nyala. Pelarut organik memberikan efek positif (hasil yang lebih besar) dikarenakan memp unyai berat jenis, tegangan permukaan dan kekentalan yang lebih rendah dibandingkan air. Tegangan permukaan yang lebih rendah akan membentuk butir aerosol yang lebih h alus, sehingga lebih banyak yang masuk ke dalam flame. Garam anorganik, asam anorga nik dan molekul organik makro (protein, gula) akan membentuk butir yang lebih besar se hingga bagian yang masuk ke dalam flame akan lebih sedikit, hal ini akan mengurangi se nsitivitas dan menyebabkan efek negatif (hasil yang lebih kecil).
b.
Gangguan ionisasi Adanya atom dari unsur yang mudah terionisasi pada suhu flame, akan menyebabka n gangguan kesetimbangan pembentukan ion dan atom dari unsur yang sedang ditetapk an, terlebih bila kepekatan unsur pengganggu cukup besar, misalnya Na. M M+ + e (contoh) Na Na+ + e (pengganggu) Elektron dari Na akan menggeser kesetimbangan pertama ke kiri. Dengan demikian j umlah atom yang terbentuk seolah lebih besar sehingga menyebabkan absorpsi cahaya akan naik dan terjadi kesalahan positif. Untuk menanggulanginya, digunakan larutan buff er radiasi misalnya larutan CsCl dan SrCl 2.
c.
Gangguan Emisi Atom bebas dapat tereksitasi bila menyerap sejumlah energi baik energi cahaya ma upun energi panas ( flamefotometri ), sehingga pada saat kembali ke keadaan dasar, akan melepaskan cahaya emisi. Karena λ cahaya emisi sama dengan λ cahaya yang ditransmisi
kan (dari HCL), gangguan jenis ini tidak dapat dihilangkan oleh monokromator. Untuk me nanggulangi gangguan ini digunakan modulator. Ada 2 jenis sistem modulasi: 6. Modulasi elektronik Oleh modulator sinar dari HCL dibuat berkedip pada frekuensi tertentu, sehingga saat diterima detektor akan dihasilkan arus yang gambarnya seperti pada gambar 23a, ya ng identik dengan kurva arus bolak-balik. Sedangkan sinar emisi yang berasal dari fla me, merupakan sinar kontinu sehingga bila diterima detektor akan dihasilkan kuat aru
s yang tetap seperti pada gambar 23b, yang identik dengan kurva arus searah. Denga n penyaringan menggunakan suatu alat, yang masuk ke dalam sistem pembacaan han ya berupa arus bolak-balik (It), sedangkan arus searah (cahaya emisi) dihilangkan. Mo dulasi elektronik digunakan dalam SSA singlebeam (lihat gambar 10a). 7. Modulasi mekanik Sistem modulasi mekanik terdapat pada SSA DoubleBeam (Gambar 10b). Oleh chopp er , cahaya yang masuk ke dalam flame akan dibuat gelap terang (tertahan baling-bali
ng). Dengan demikian cahaya transmisi (It) pun menjadi gelap terang. Saat diterima ol eh detektor akan dihasilkan kurva arus bolak-balik. Sedangkan yang berasal dari cahay a emisi dihasilkan kurva arus searah. Yang diteruskan hanya It.
Tag:
,
Sumber Artikel:
,
,
,
,