Pertemuan Pertemuan II dan dan III
Yang Yang dimak dimaksud sud deng dengan an mode modell ekon ekonomi omi dua dua sekto sektorr adala adalah h bahw bahwa a pelak pelaku u ekonomi ekonomi diasumsikan diasumsikan hanya ada dua yaitu yaitu rumah rumah tangga tangga konsumen konsumen dan rumah rumah tangg tangga a produ produse sen. n. Jadi Jadi belum belum ada ada campu campurr tang tangan an pemer pemerint intah ah dalam dalam bentu bentuk k pemun pemungu gutan tan pajak pajak,, pemb pembaya ayaran ran trans transfer fer pemer pemerint intah ah dan dan belan belanja ja pemer pemerin intah tah,, maupun sektor luar negeri dalam bentuk transaksi ekspor dan impor.
A. Pendapa Pendapatan tan Nasiona Nasionall Model Model Ekonomi Ekonomi Dua Sekto Sektor r Dalam ekonomi model dua sektor, pendapatan nasional dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, pendapatan nasional dilihat dari sisi pengeluaran. Dari sisi pengeluaran, pengeluaran, pendapatan nasional dibentuk dibentuk oleh variabel pengeluaran pengeluaran konsumsi masyarakat pada tiap tahunnya (C) dan pengeluaran investasi dunia usaha (I). Sehingga dari sisi pengeluaran pendapatan nasional dapat dituliskan sebagai : Y = C + I ………………………………… ………………………………………………… ……………………….……… ……….………...........… ...........….. 3.1 Di samping dari sisi pengeluaran, pendapatan pendapatan nasional juga dapat dilihat dari sisi suntikan dan kebocoran. Dari sisi suntikan dan kebocoran, pendapatan nasional dibentuk oleh variabel konsumsi masyarakat (C) dan tabungan masyarakat atau saving (S) saving (S) dan dapat dituliskan sebagai : Y = C + S ………………………………… ………………………………………………… ……………………………… ………………….……… ….……… 3.2
1. Fung Fungsi si Kons Konsum umsi si Pengelu Pengeluaran aran konsumsi konsumsi masyarak masyarakat at dalam dalam literatu literaturr makroek makroekono onomi mi umumnya disimbolkan dengan C sebagai singkatan dari kata consumption expenditure. expenditure . Secara teori, konsumsi dapat diartikan sebagai semua kegiatan yang bersifat mengurangi atau menghabiskan nilaiguna (utilitas) barang atau jasa. Dalam
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB AJAR-UMB
Yusman, SE, SE, MM.
TEORI EKONOMI
29
makroekonomi, makroekonomi, konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan masya masyarak rakat at
deng dengan an
jalan jalan
memb membela elanja njakan kan seba sebagia gian n
atau atau
kesel keselurh urhan an
pendapatannya pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang menjadi kebutuhannya. kebutuhannya. Sebenarnya banyak sekali faktor-faktor yang turut mempengaruhi besarnya konsumsi, namun dalam model yang kita pakai ini, kita menggunakan menggunakan asumsi bahwa besar kecilnya konsumsi semata-mata tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat pendapatan. Sehingga dapat dituliskan bahwa : C = f (Y) ………………………………… ………………………………………………… …………………………….… …………….…….... ….... 3.3 Dibaca sebagai sebagai besar kecilnya konsumsi konsumsi dipengaruhi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya rendahnya pendapatan. Dari bentuk fungsi konsumsi di atas, kita dapat menurunkan menurunkan persamaan fungsi konsumsi sebagai berikut : C = a + b Y ……………………….…………………...…………………... ……………………….…………………...…………………...…… …… 3.4 Dimana : C=
Besarnya konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan
a=
Konsumsi Konsumsi autonomos autonomos (intersep ( intersep konsusmsi) yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan (Y) = 0
b=
MPC MPC = ∆C/ ∆Y = Marginal Marginal Propen Propensity sity to Consume Consume atau hasrat hasrat pert pertam amba baha han n kons konsum umsi si (
C) seba sebaga gaii akib akibat at adan adanya ya pert pertam amba baha han n
pendapatan ( ∆Y). MPC ini juga memperlihatkan nilai kemiringan kurva konsumsi, dimana 0 ≤ MPC ≤ 1. Y =
Tingkat pendapatan nasional.
2. Fung Fungsi si Tabu Tabung ngan an Seca Secara ra
makr makroe oeko kono nomi mi,,
tabu tabung ngan an
diar diarti tika kan n
seba sebaga gaii
bagi bagian an
pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan. Tabungan dianggap sebagai bentuk kebocoran dalam ekonomi karena dengan adanya bagian pendapatan nasio nasiona nall yang yang tidak tidak dibela dibelanj njaka akan, n, hal hal ini akan akan meng mengura urang ngii pend pendap apat atan an nasional. Bila pendapatan nasional dilihat dari sisi suntikan dan kebocoran dapat dituliskan seperti pada persamaan 3.2 : Y=C+S dan karena :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB AJAR-UMB
Yusman, SE, SE, MM.
TEORI EKONOMI
30
makroekonomi, makroekonomi, konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan masya masyarak rakat at
deng dengan an
jalan jalan
memb membela elanja njakan kan seba sebagia gian n
atau atau
kesel keselurh urhan an
pendapatannya pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang menjadi kebutuhannya. kebutuhannya. Sebenarnya banyak sekali faktor-faktor yang turut mempengaruhi besarnya konsumsi, namun dalam model yang kita pakai ini, kita menggunakan menggunakan asumsi bahwa besar kecilnya konsumsi semata-mata tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat pendapatan. Sehingga dapat dituliskan bahwa : C = f (Y) ………………………………… ………………………………………………… …………………………….… …………….…….... ….... 3.3 Dibaca sebagai sebagai besar kecilnya konsumsi konsumsi dipengaruhi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya rendahnya pendapatan. Dari bentuk fungsi konsumsi di atas, kita dapat menurunkan menurunkan persamaan fungsi konsumsi sebagai berikut : C = a + b Y ……………………….…………………...…………………... ……………………….…………………...…………………...…… …… 3.4 Dimana : C=
Besarnya konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan
a=
Konsumsi Konsumsi autonomos autonomos (intersep ( intersep konsusmsi) yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan (Y) = 0
b=
MPC MPC = ∆C/ ∆Y = Marginal Marginal Propen Propensity sity to Consume Consume atau hasrat hasrat pert pertam amba baha han n kons konsum umsi si (
C) seba sebaga gaii akib akibat at adan adanya ya pert pertam amba baha han n
pendapatan ( ∆Y). MPC ini juga memperlihatkan nilai kemiringan kurva konsumsi, dimana 0 ≤ MPC ≤ 1. Y =
Tingkat pendapatan nasional.
2. Fung Fungsi si Tabu Tabung ngan an Seca Secara ra
makr makroe oeko kono nomi mi,,
tabu tabung ngan an
diar diarti tika kan n
seba sebaga gaii
bagi bagian an
pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan. Tabungan dianggap sebagai bentuk kebocoran dalam ekonomi karena dengan adanya bagian pendapatan nasio nasiona nall yang yang tidak tidak dibela dibelanj njaka akan, n, hal hal ini akan akan meng mengura urang ngii pend pendap apat atan an nasional. Bila pendapatan nasional dilihat dari sisi suntikan dan kebocoran dapat dituliskan seperti pada persamaan 3.2 : Y=C+S dan karena :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB AJAR-UMB
Yusman, SE, SE, MM.
TEORI EKONOMI
30
C=a+bY
maka
Y=a+bY+S S = -a + Y – b Y S = -a + (1 – b) Y …………………………..…………………………………
3.5
Dimana : S= -a=
Besarnya tabungan ((saving saving ) pada berbagai tingkat pendapatan. Tabu Tabung ngan an auton autonomo omos s
(inte (interse rsep p
tabu tabung ngan an))
yaitu yaitu mempe memperli rliha hatka tkan n
besarnya tabungan pada saat pendapatan (Y) = 0 (1(1-b) = MPS MPS = ∆S/ ∆Y = Margina Marginall Propensi Propensity ty to Saving Saving atau hasrat hasrat pertamb pertambaha ahan n tabunga tabungan n ( ∆S) sebaga sebagaii akibat akibat adanya adanya pertamba pertambahan han pendapatan ( ∆Y), dimana nilai 0 ≤ MPS ≤1. Y =
Tingkat pendapatan nasional.
Hubungan MPC dengan MPS dan APC dengan APS :
MPC + MPS = 1 MPC = 1 – MPS dan MPS = 1 – MPC Dengan syarat : 0 ≤ MPC ≤ 1 dan 0 ≤ MPS ≤ 1 MPC = C/ ∆Y dan MPS = ∆S/ ∆ Y
APC + APS = 1 APC = 1 – APS dan APS = 1 – APC Dengan syarat : 0 ≤ APC ≤ 1 dan 0 ≤ APS ≤ 1 APC = C/Y C/Y dan APS APS = S/Y
Pembuktian :
Y = C + S bila kedua ruas dikali dengan Δ maka Δ Y = Δ C + Δ S bila bila kedua ruas dibagi dengan ΔY maka ΔY/ΔY = ΔC/ΔY ΔC/ΔY + ΔS/ΔY ΔS/ΔY ↓ ↓ ↓ 1 = MPC + MPS terbukti
Dengan cara yang hampir sama kita dapat dapat membukti membuktikan kan bahwa bahwa APC + APS APS = 1 Y = C + S bila kedua ruas dibagi dengan Y maka Y/Y = C/Y + S/Y ↓ ↓ ↓ 1 = APC + APS terbukti
3. Fung Fungsi si Inv Inves esta tasi si
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB AJAR-UMB
Yusman, SE, SE, MM.
TEORI EKONOMI
31
Investasi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pengusaha atau investor dalam menanamkan dana atau modal ke dalam suatu kegiatan bisnis atau pengeluaran yang dilakukan oleh para pengusaha untuk membeli barang-barang modal dan pendirian industri. Dalam statistik penghitungan pendapatan nasional, investasi agregat meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan pengeluaran untuk pendirian industri. b. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan rumah tempat tinggal. c. Penambahan stok barang-barang modal seperti bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan investasi finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil adalah investasi terhadap barang-barang yang tahan lama terutama barang-barang modal yang akan digunakan dalam proses produksi. Investasi riil ini dapat dipilah lagi menjadi : investasi tetap perusahaan ( Business Fixed Investment ), investasi
untuk
perumahan
(Residential
Construction)
dan
investasi
perubahan bersih persediaan perusahaan ( Net Change in Business Inventory ). Sedangkan investasi finansial adalah merupakan investasi terhadap suratsurat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi, valas
dan lain
sebagainya. Dalam analisis pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi investasi autonomos (autonomous investment ) yang merupakan variabel eksogen dan investasi terpengaruh ( induced investment ) yang merupakan variabel endogen. Investasi autonomos adalah investasi yang besarnya ditetapkan sedemikan rupa dan tidak dipengaruhi oleh variabelvariabel lain, sering disimbolkan dengan : −
I
atau
Io
.…………………………………………….………………………….
3.6
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
32
Sementara
investasi
terpengaruh
atau
induced investment besarnya
dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti tingkat bunga (r) atau tingkat pendapatan nasional (Y) dan dapat dituliskan sebagai : I = f (r, Y) ….…………………………………………...……………………… 3.7 Bila investasi dipengaruhi oleh suku bunga (r) I = f (r) = Io – i r .…………………………………………...………...………. 3.7.a Bila investasi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional : I = f (Y) = Io + i Y .……………………………………….............………...... 3.7.b Bentuk kurva investasinya sebagai berikut :
Y
r I = f (Y) r2
Y2 Y1
r1 I = f (r)
0
I1
I
I2
0
I1
I
I2
B. Cara Menurunkan Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan
1. Cara Menurunkan Persamaan Fungsi Konsumsi Persamaan fungsi konsumsi dapat diturunkan melalui dua cara : a. Cara Eliminasi : Contoh : Tahun 2003 2004
Y 1.000 1.500
C 900 1.275
S 100 225
∆ Y
∆C
∆S
500
375
125
MPC 0,75
MPS 0,25
C=a+bY
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
33
900
= a + b (1.000)
1.275 = a + b (1.500) _ - 375 = - 500 b b =
− 375 − 500
= 0,75
subsitusikan nilai b ini ke salah satu persamaan di 900 = a + (0,75) (1.000) = a + 750
atas,
a = 150
⇒
Jadi persamaan fungsi konsumsinya berbentuk C = 150 + 0,75 Y
b. Cara Bikoordinat : C - C1
=
C2 − C1 C - 900 375
Y - Y1 Y2 − Y1
=
C - 900
⇒
Y - 1.000 500
=
1.275 − 900
Y - 1.000 1.500 −1.000
dengan perkalian silang kita peroleh :
500 C – 450.000 = 375 Y - 375.000 500 C = 75.000 + 375 Y C = 150 + 0,75 Y
2. Cara menurunkan persamaan fungsi tabungan Untuk menurunkan persamaan fungsi tabungan dapat dilakukan cara di atas dengan menggunakan data pendapatan dan tabungan. Tetapi ada cara lain yang lebih mudah, yaitu dengan mengikuti cara membentuk persamaan fungsi tabungan itu sendiri (lihat persamaan 3.2) Y = C + S karena C = 150 + 0,75 Y maka Y = 150 + 0,75 Y + S S = - 150 + Y – 0,75 Y = -150 + (1 – 0,75 ) Y S = -150 + 0,25 Y
C. Pendapatan Nasional Keseimbangan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
34
Pendapatan nasional keseimbangan model dua sektor dapat diturunkan dengan cara menyamakan persamaan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran dengan persamaan pendapatan nasional dari sisi suntikan dan kebocoran. Y = C + I ⇒ pendapatan nasional dari sisi pengeluaran Y=C+S
pendapatan nasional dari sisi suntikan dan kebocoran
⇒
Dalam kondisi keseimbangan : C+I=Y=C+S C+I=C+S I = S ………………………………………………………………………………...… 3.8 Persamaan 3.8 merupakan syarat keseimbangan model dua sektor. Karena S = -a + (1 – b) Y maka persamaan di atas dapat kita tulis sebagai I = - a + (1 – b) Y (1 – b) Y = a + I maka persamaan pendapatan nasional keseimbangannya dapat ditulis sebagai : a
YEQ =
I
+
(1 - b)
………………………………………………………………...…….…
3.9 dan konsumsi keseimbangan dan tabungan keseimbangannya dapat ditulis sebagai : CEQ = a + b (YEQ) …………………………………………………………….…… 3.9.a S = -a + (1 – b) (Y EQ) ……………………………………………………….……. 3.9.b Cara lain untuk menurunkan pendapatan nasional keseimbangan dapat dilakukan dengan menurunkannya
dari persamaan
pendapatan nasional dari sisi
pengeluaran : Y = C + I karena C = a + b Y maka Y=a+bY+I Y–bY=a+I Y (1 – b) = a + I YEQ =
a
I
+
(1 - b)
Contoh 1:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
35
Diketahui C = 150 + 0,75 Y, bila investasi autonomos I = 250 tentukan pendapatan
nasional
keseimbangan
berikut
konsumsi
dan
tabungan
keseimbangannya Jawab : Dengan menggunakan persamaan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran : Y=C+I Y = 150 + 0,75 Y + 250 Y – 0,75 Y = 400 0,25 Y = 400 YEQ =
400 0,25
=
1.600
CEQ = 150 + 0,75 (1.600) = 1.350
dan SEQ = - 150 + 0,25 (1.600) = 250
Bila menggunakan syarat keseimbangan model dua sektor (pers. 3.8) S = I , karena S = - 150 + 0,25 Y , dan I = 250 maka - 150 + 0,25 Y = 250 0,25 Y = 400
⇒ YEQ
=
400 0,25
=
1.600
D. Cara Menggambarkan Kurva Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menggambar kurva pendapatan nasional keseimbangan model dua sektor ini (langkah-langkah ini pada umumnya juga berlaku untuk model ekonomi tiga atau empat sektor yang akan dibahas kemudian). Langkah-langkah tersebut adalah : 1. Buatlah sumbu vertikal yang mewakili variabel C, S, I dan sumbu horizontal yang mewakili variabel Y. 2. Buatlah garis dengan sudut 45 o yang mencerminkan garis Y = E di mana E = expenditure. 3. Gambarkan fungsi konsumsinya dengan cara membuat titik potong pada sumbu C dan sumbu Y. Kurva konsumsi ini akan memotong garis Y = E pada suatu titik, pada titik perpotongan antara garis C dengan garis Y = E ini
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
36
mencerminkan besarnya Y = C dan titik potong tersebut dinamakan titik Break even level of income atau sering disebut juga dengan Y BEP. 4. Proyeksikan titik Break even level of income tersebut ke sumbu Y yang mencerminkan besarnya Y BEP. Pada titik ini besarnya S = 0. 5. Gambarkan fungsi tabungannya dengan cara membuat titik potong pada sumbu S (intersep tabungan). Tarik garis dari titik intersep tabungan tersebut melalui titik YBEP maka diperoleh kurva tabungannya. 6. Gambarkan kurva investasinya melalui sumbu I. Karena investasi berbentuk autonomos (konstanta) maka kurva investasinya membentuk garis horizontal sejajar sumbu Y. Kurva investasi tersebut akan memotong kurva S pada suatu titik. Inilah titik dimana S = I dan bila titik potong S = I diproyeksikan ke sumbu Y akan diperoleh pendapatan nasional keseimbangan (Y EQ). 7. Gambarkan garis Y = C + I yang sejajar kurva C dengan intersep pada sumbu tegak sebesar (a + I).
Y=E
C, I
Y=E
S, I
Y = C + I
C = 150 + 0,75Y
400
S = - 150 + 0,25Y
250 150 0
250
I 45o
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
YEQ
Y
0
I 45o
-150
Yusman, SE, MM.
Y
YEQ
TEORI EKONOMI
37
Atau bila secara keseluruhan kurva tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: C, S, I
Y=E
Y=C+I C = 150 + 0,75Y
Y>C
S = - 150 + 0,25Y Y=C
400
S=I
250 150 Y < C o
S=0 S>0
45
0
S<0
- 150
YBEP
⇒
I
YBEP = 600
Y
YEQ = 1.600
Y = C karena C = a + b Y Y=a+bY Y–bY=a Y (1 – b) = a =
YBEP
a (1 - b)
=
a MPS ……………………………………………………
3.10 Dari contoh di atas maka nilai Y BEP =
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
150 (1 - 0,75)
=
150 0,25
= 600
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
38
Soal Latihan :
A. Esai : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan konsumsi dalam makroekonomi, apa yang dimaksud dengan fungsi konsumsi? 2. Apa yang dimaksud dengan saving ? Berapa besarnya tabungan ( saving ) pada saat Y BEP. 3. Apa artinya autonomos saving bertanda negatif ? 4. Untuk masyarakat berpenghasilan rendah, mana yang lebih besar antara MPC dan MPS ? 5. Buktikan bahwa MPC + PMS = 1 dan APC + APS = 1. Apa saja syaratsyaratnya. 6. Apakah yang terjadi pada saat S = I. 7. Apa nama titik perpotongan antara kurva C dengan garis 45 o 8. Pada saat Y = 0 besarnya konsumsi 150. Setiap terjadi tambahan pendapatan, sebesar 80% -nya akan diterjemahkan sebagai tambahan konsumsi. Tentukan : a. Besarnya MPC dan MPS b. Fungís C dan S c. YBEP d. Nilai-nilai keseimbangan (Y EQ, CEQ, dan SEQ) bila I = 250 e. Gambarkan kurvanya. 9. Pada saat S = 0 besarnya Y = 300 dan pada saat Y = 0 besarnya konsumsi = 75. Tentukan : a. Besarnya MPC dan MPS b. Fungís C dan S c. Nilai-nilai keseimbangan (Y EQ, CEQ, dan SEQ) bila I = 250 d. Gambarkan kurvanya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
39
10. Perhatikan gambar dibawah ini :
C, S, I
Y=E C=a+bY
100 0
45o 400
Y
Tentukan : a. Besarnya MPC dan MPS b. Fungís C dan S c. Nilai investasi autonomosnya bila Y EQ = 1.200 d. Besarnya CEQ, dan SEQ e. Lengkapi gambar kurvanya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
40
Dalam model ekonomi tiga sektor telah terdapat campur tangan pemerintah, sehingga pelaku ekonomi terdiri dari rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen
dan
rumah
tangga
pemerintah.
Keterlibatan
pemerintah
dalam
perekonomian model tiga sektor dapat dilihat dari kegiatannya memungut pajak kepada masyarakat, melakukan belanja pemerintah atau juga memberikan subsidi atau pembayaran transfer kepada masyarakat.
A. Sistem dan Peranan Anggaran Pemerintah 1. Sistem Anggaran. Anggaran belanja pemerintah
(Government expenditure
= G)
merupakan pengeluaran yang dilakukan pemerintah untuk membiayai kegiatannya (anggaran rutin) dan untuk membiayai pelaksanaan roda pembangunan (anggaran pembangunan). Secara teori dikenal ada tiga bentuk sistem anggaran yang lazim diterapkan oleh pemerintahan suatu negara : a. Sistem anggaran defisit ( deficit spending ) yaitu sistem anggaran dimana pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaannya, terutama penerimaan dari sektor pajak (G>Tx). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
pemerintah
dalam
menutupi
defisit
anggaran
yang
dilaksanakannya. (i) dapat dilakukan dengan mencetak uang baru ( printing money ). Bila kebijakan ini yang ditempuh, maka jumlah uang beredar akan meningkat dan pada gilirannya akan mendorong tekanan inflasi. (ii) untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi pemerintah dapat menciptakan
hutang
publik,
yaitu
dengan
menerbitkan
obligasi
pemerintah. Bila cara ini yang ditempuh, maka biasanya tingkat bunga
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
41
cenderung naik, karena pemerintah melakukan kontraksi moneter dan pemerintah harus menanggung pembayaran bunga obligasi yang nantinya akan dibebankan ke dalam anggaran belanja negara (APBN). (iii) melalui penciptaan hutang luar negeri. Penciptaan hutang luar negeri guna menutupi defisit anggaran belanja pemerintah merupakan metoda yang paling banyak diterapkan oleh pemerintahan negara berkembang. Cara ini dianggap yang paling mudah untuk mengatasi masalah defisit anggaran tersebut. Namun demikian, cara ini bukan berarti tidak ada risiko. Bila hutang luar negeri yang diciptakan tidak dikelola dengan seksama, dan terutama bila hutang luar negeri tersebut tidak diarahkan untuk menghasilkan output yang dapat mendatangkan devisa. Maka risiko yang akan muncul adalah semakin beratnya beban yang ditanggung oleh neraca pembayaran luar negeri ( Balance Of Payment ) yang pada gilrannya dapat menyebabkan depresiasi mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing lainnya serta keterpurukan ekonomi negara tersebut. b. Sistem anggaran berimbang (Blance Budget ) yaitu sistem anggaran dimana pengeluaran pemerintah sama dengan penerimaannya
(G =
Tx). Sistem anggaran inilah yang diterapkan oleh pemerintahan Orde baru
selama
masa
kekuasaannya
meski
sebenarnya pengertian
berimbang di sini tidak seperti yang dimaksudkan. c. Sistem anggaran surplus ( Surplus Budget ) yaitu sistem anggaran dimana pengeluaran pemerintah lebih rendah dari sumber penerimaan negara (G
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
42
a. Peran Alokatif : yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi produksi. b. Peran Distributif : yakni peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar. c. Peran Stabilitatif : yakni peranan pemerintah dalam memelihara stabilitas perekonomian dan memulihkannya jika berada dalam keadaan disekuilibrium. d. Peran Dinamisatif : yakni peranan pemerintah dalam menggerakkan proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju.
B. Pajak Pajak adalah bentuk pungutan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat tanpa disertai kontra prestasi dan diatur menurut undang-undang. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling utama. Kadangkala pajak juga dapat dijadikan indikator keberhasilan pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara. Pajak dapat dilihat dari berbagai perspektif. 1. Fungsi Pajak : a. Fungsi mengatur (regulerend ), pajak dapat dijadikan instrumen dalam pengendalian kegiatan ekonomi suatu negara. b. Fungsi Anggaran (Budgeter ), pajak sebagai salah satu sumber utama penerimaan pemerintah atau negara yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pemerintah. c. Fungsi Demokrasi, penetapan pajak diatur menurut undang-undang yang merupakan produk legislasi dari DPR. d. Fungsi Keadilan, artinya bagi mereka yang berpenghasilan tinggi dikenai pajak yang tinggi pula (pajak progressif), sementara bagi mereka yang tidak mampu diberikan subsidi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
43
e. Fungsi Stabilisasi, pajak dapat dijadikan alat untuk menstabilkan ekonomi terutama bila dalam keadaan inflasi yang tinggi.
2. Bentuk-bentuk Pajak : a. Pajak Spesifik (Lump sum Tax ) , yaitu pajak yang dipungut berdasar per unit barang dengan nominal tertentu. b. Pajak Proporsional ( Ad valorem Tax ), yaitu pajak yang persentase beban pajaknya tetap untuk berbagai tingkat pendapatan sampai batas tertentu. c. Pajak Progressif (Progressive Tax ), yaitu pajak yang persentase beban pajak bertambah besar apabila pendapatan masyarakat mulai dari batas tertentu semakin meningkat. d. Pajak Regressif atau Degressif (Regressive Tax or Degressive Tax ), yaitu
pajak
yang
persentase
beban
pajaknya
semakin
menurun/meningkat apabila pendapatan masyarakat mulai dari batas tertentu semakin meningkat/ menurun.
3. Jenis-jenis Pajak a. Pajak
Langsung,
yaitu
pajak
yang
pemungutan
atau
cara
pembayarannya dilakukan langsung oleh wajib pajak kepada pemerintah. Contoh PBB, PPh, Bea Materai. b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pemungutannya atau cara pembayarannya dilakukan secara tidak langsung, atau pajak yang beban pajaknya dapat dipindahtangankan, contoh : PPN.
C. Transfer Pemerintah : Transfer pemerintah diartikan sebagai pengeluaran pemerintah dimana pemerintah tidak mendapatkan balas jasa langsung. Beberapa contoh bentuk dari pada transfer pemerintah seperti : sumbangan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat sebagai akibat adanya bencana alam, santunan kepada para
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
44
penganggur, orang cacat dan jompo, uang pensiun yang diterima para pensiunan PNS atau TNI dan POLRI, subsidi yang diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan, pemberian beasiswa dan lain-lain.
D. Pendapatan
Keseimbangan
Model
Ekonomi
Tiga
Sektor
Dengan
Autonomous Investment dan Autonomous Tax. Dalam model ekonomi tiga sektor, pendapatan nasional dapat dituliskan sebagai : Y
= C + I + G …………………….................................................................... 4.1
Dimana : C
= f (Yd) = a + b Y d
Yd = Y + Tr - Tx I= I
G =G
T r = Tr
TX = TX
Sehingga persamaan 4.1 dapat ditulis sebagai : Y
= a + b (Y + Tr – Tx) + I + G
Y
= a + bY + bT r – bTx + I + G
Y – bY = a + bT r – bTx + I + G Y (1 – b) = a + bT r – bTx + I + G YEQ =
a + bTr
− bTx +
I
+
G
1-b
…………………………………….………………… 4.2
CEQ = a + b (YEQ +Tr – Tx) ……………………………………….………………. 4.2.a SEQ = - a + (1 – b) (YEQ +Tr – Tx) ……………………………….……………….. 4.2.b
Catatan : Untuk model ekonomi tiga sektor dengan autonomous investment dan autonomous tax berlaku ketentuan : Bila Tr > Tx ⇒ Yd > Y ⇒ YEQ < CEQ + SEQ Bila Tr = Tx
⇒
Yd = Y
⇒
YEQ = CEQ + SEQ
Bila Tr < Tx ⇒ Yd < Y ⇒ YEQ > CEQ + SEQ
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
45
Contoh : Diketahui : C = 100 + 0,75 Y d dengan T r = 50 ; T x = 30 ; I = 210 ; G = 300 Tentukan Y EQ ; CEQ dan SEQ Jawab : Y=C+I+G Y = 100 + 0,75 (Y +50 -30) + 210 + 300 Y = 100 + 0,75 Y + 37,5 – 22,5 + 210 + 300 Y – 0,75 Y = 100 + 15 + 210 + 300 0,25 Y = 625 YEQ =
625 0, 25
= 2 .500
CEQ = 100 + 075 (2.500 + 50 – 30) = 1990 SEQ = - 100 + 0,25 (2.500 + 50 – 30) = 530
E. Deflationary Gap dan Inflationary gap Kondisi yang ideal adalah apabila dalam suatu perekonomian berlaku pendapatan nasional aktual (Y EQ) sama dengan pendapatan nasional potensial atau pendapatan nasional pada penggunaan tenaga kerja
penuh
( full
employment national income = Yf ). Namun kondisi seperti ini tidak selalu dapat terwujud di dalam realitasnya, yang sering terjadi adalah Kondisi
ketidakseimbangan
antara
pendapatan
Y EQ < Yf atau Y EQ > Yf .
nasional
aktual
dengan
pendapatan nasional potensial dapat dijelaskan dengan konsep celah deflasi (deflationary gap) dan celah inflasi (inflationary gap). 1. Celah Deflasi (deflationary gap) : yaitu suatu kondisi perekonomian dimana pendapatan nasional aktual yang terjadi lebih rendah dibanding pendapatan nasional potensialnya (Y EQ < Yf ). Kondisi ini ditandai dengan : tingkat output bersifat under employment , permintaan agregat masyarakat lebih rendah daripada penawaran agregatnya (AD < AS) dan banyaknya sumber daya yang menganggur.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
46
2. Celah Inflasi (inflationary gap) : yaitu suatu kondisi perekonomian dimana pendapatan nasioal aktual yang terjadi lebih tinggi daripada pendapatan nasional potensialnya (Y EQ
>
Yf ). Kondisi ini ditandai dengan : tingkat output
yang dihasilkan bersifat over employment , permintaan agregat masyarakat leih besar darpada penawaran agregatnya (AD > AS) dan tingginya tekanan inflasi.
Yf Yf = E }
IG
DG
YEQ
{
0
YEQ
Untuk mengatasi kondisi di atas dapat digunakan konsep angka pengganda.
F. Konsep Angka Pengganda (Multiplier Effect ). Konsep angka pengganda ( multiplier effect ) pada dasarnya mencoba menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar (∆Y) sebagai akibat perubahan variabel-variabel yang membentuk pendapatan nasional itu sendiri baik secara parsial maupun secara simultan. Secara teori dikenal ada beberapa angka pengganda : 1. Angka pengganda Konsumsi : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan konsumsi autonomos sebesar ∆a, yang dirumuskan sebagai : kC =
∆Y ∆a
=
1 1 - b
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
47
Cara Penurunan rumus : Dalam kondisi keseimbangan model tiga sektor diperoleh : YEQ =
a + bTr
− bTx +
I
G
+
1-b
Bila konsumsi autonomos berubah sebesar ∆a maka pendapatan nasional akan berubah sebesar ∆Y. Maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi : a + bTr
Y + ∆Y =
− bTx +
I
+
G
1-b
+
∆a
1 - b
Bila kedua ruas dikurangi dengan Y maka, ∆Y =
∆a
atau
1 - b
∆Y ∆a
=
1 1 - b
= k C
2. Angka Pengganda Investasi : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan investasi autonomos sebesar ∆I. kI =
∆Y ∆I
3. Angka
1
=
1 - b
Pengganda
Pengeluaran
Pemerintah
:
yaitu
menjelaskan
perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan pengeluaran pemerintah sebesar ∆G. kG =
∆Y ∆G
=
1 1 - b
4. Angka Pengganda Tabungan : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan tabungan
autonomos
sebesar ∆ - a. kS =
∆Y ∆-
a
=
-1 1 - b
5. Angka Pengganda Transfer : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan transfer sebesar ∆T r . kTr =
∆Y ∆ Tr
=
b 1 - b
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
48
6. Angka Pengganda Pajak : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan pajak sebesar ∆Tx. ∆Y
kTx =
∆ Tx
=
- b 1 - b
Cara Penurunan rumus : Dalam kondisi keseimbangan model tiga sektor diperoleh : a + bTr
YEQ =
− bTx +
I
+
G
1-b
Bila pajak autonomos berubah sebesar ∆Tx maka pendapatan nasional akan berubah sebesar ∆Y. Maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi : Y + ∆Y =
a + bTr
− bTx +
I
+
G
1-b
-
b∆Tx 1 - b
Bila kedua ruas dikurangi dengan Y maka,
- b ∆Tx
∆Y =
1 - b
atau
∆Y
=
∆Tx
- b 1 - b
= k Tx
7. Angka Pengganda Anggaran Belanja Yang Seimbang : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan pengeluaran pemerintah sebesar ∆G dan perubahan pajak sebesar ∆Tx. kB =
∆Y ∆G = ∆ Tx
=1
Penggunaan angka pengganda : Dengan menggunakan contoh data di atas, misalkan pemerintah menghendaki pendapatan nasional naik mencapai tingkat pendapatan nasional full employment Yf = 2.550, berapa pengeluaran pemerintah harus diubah ? Jawab : ∆Y = Yf – YEQ = 2.550 – 2.500 = 50 kG =
∆Y ∆G
=
1 1 - b
=
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
1 1 - 0,75
=
1 0,25
=
4
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
49
∆Y
=
∆G
4
⇒ ∆G =
∆Y
=
4
50 4
= 12,5
Jadi untuk meningkatkan pendapatan nasional sebesar 50 diperlukan tambahan pengeluaran pemerintah (∆G ) sebesar 12,5 sehingga pengeluaran pemerintah yang baru adalah 312,5 Pembuktian : Dengan memasukkan nilai G = 312,5 ke dalam persamaan di atas diperoleh : Y=C+I+G Y = 100 + 0,75 (Y +50 -30) + 210 + 312,5 Y = 100 + 0,75 Y + 37,5 – 22,5 + 210 + 312,5 Y – 0,75 Y = 100 + 15 + 210 + 312,5 0,25 Y = 637,5 YEQ =
637,5 0,25
= 2.550
Dengan cara yang sama kita dapat menggunakan angka pengganda lainnya, misalnya angka pengganda pajak, angka pengganda transfer atau yang lain. Bila perubahan variabel-variabel yang membentuk pendapatan nasional berubah secara simultan (serempak), maka perubahan pendapatan nasional yang terjadi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ∆Y = kC . ∆a + kI . ∆I + kG . ∆G + kTr . ∆Tr + kTx . ∆TX Contoh, berdasarkan data soal di atas, bila ∆a = 20, ∆I = -10, ∆G = 15, ∆T r = 5 dan ∆TX = 15. Tentukan perubahan pendapatan nasional yang terjadi. Berdasarkan data soal di atas, maka kC = kI = kG = kTr =
b 1 - b
=
1 1 - b
=
0,75 1 − 0,75
1 1 - 0,75 =3
dan
=4
kTx =
- b 1 - b
=
− 0,75
1 − 0,75
= −3
Maka ∆Y = kC . ∆a + kI . ∆I + kG . ∆G + kTr . ∆Tr + kTx . ∆TX ∆Y = 4 (20) + 4 (-10) + 4 (15) + 3 (5) + (-3) (15) = 70 Jadi nilai pendapatan nasional yang baru berdasarkan perubahan variabelvariabel tersebut di atas adalah Y = Y + ∆Y = 2.500 + 70 = 2.570
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
50
G. Model Ekonomi Tiga Sektor dengan Induced Investment dan Aoutonomous Tax Dalam analisis ini, investasi diperlakukan sebagai variabel endogen, yaitu variabel yang besarnya dipengaruhi oleh variabel lainnya sementara pajak bersifat autonomos. Dengan demikian pendapatan nasional model tiga sektor dapat dirumuskan sebagai : Y = C + I + G ………………………………......................................................... 4.1 Dimana : C = f (Yd) = a + b Y d Yd = Y + T r - Tx I = f (Y) = I o + i Y G=G
Tr = Tr TX = TX
Sehingga persamaan 4.1 dapat dituliskan menjadi : Y = a + b (Y + T r – Tx) + Io + i Y + G Y = a + bY + bT r – bTx + Io + i Y + G Y – bY – iY = a + bT r – bTx + Io + G Y (1 – b – i) = a + bT r – bTx + Io + G YEQ =
a + bTr − bTx
+
1-b - i
I
o
+
G
……………………..……………………………… 4.3
CEQ = a + b (YEQ + Tr – Tx) …………………………….……………………….. 4.3.a SEQ = - a + (1 – b) (YEQ + Tr – Tx) …………………….………………………... 4.3.b IEQ = Io + i (YEQ) ……………………………………….…………………………. 4.3.c
Contoh 1: Diketahui : C = 80 + 0,6 Y d , Tr = 50, Tx = 25, I = 255 + 0,2 Y dan G = 300
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
51
Tentukan : Y EQ , CEQ , SEQ dan IEQ Jawab : Y=C+I+G Y = 80 + 0,6 (Y + 50 – 25) + 255 + 0,2 Y + 300 Y = 80 + 0,6 Y + 30 – 15 + 255 + 0,2Y + 300 Y – 0,6 Y – 0,2 Y = 650 0,2 Y = 650 YEQ =
650 0,2
= 3 .250
CEQ = 80 + 0,6 (3.250 + 50 – 25) = 2.045 SEQ = -80 + 0,4 (3250 + 50 – 25) = 1.230 IEQ = 255 + 0,2 (3.250) = 905
Angka Pengganda Model Tiga Sektor dengan Induced Investment dan Autonomous Tax : 1. Angka Pengganda Konsumsi
⇒
2. Angka Pengganda Investasi
⇒
∆Y
kC = kI =
1
=
∆a
1 - b - i
∆Y
1
=
∆ Io
1 - b - i
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah ⇒ kG = 4. Angka Pengganda Pajak ⇒ kTx =
5. Angka Pengganda Transfer
⇒
∆Y
kTr =
6. Angka Pengganda Tabungan ⇒ kS =
∆G
=
1 1 - b - i
- b
=
∆ Tx
∆Y
1 - b - i
∆Y ∆ Tr
∆Y ∆- a
=
b 1 - b - i
=
-1 1 - b - i
Contoh, Berdasar data di atas (contoh 1) bila Y f = 3.210 berapa pajak harus diubah guna menghilangkan gap tersebut. Jawab :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
52
∆Y = Yf – YEQ = 3.210 – 3.250 = - 40 kTx = ∆Y ∆ Tx
∆Y
- b
=
∆ Tx
- 0,6
=
1 - b - i
= −3 ⇒ ∆Tx =
=
1 - 0,6 - 0,2 ∆Y
=
-3
- 40 -3
- 0,6 0,2
= −3
= 13,333
Jadi untuk menghilangkan gap tersebut pajak harus dinaikkan sebesar 13,333 sehingga besarnya pajak yang baru adalah 38,333
Pembuktian : Dengan memasukkan nilai Tx = 38,33 ke dalam persamaan di atas diperoleh : Y=C+I+G Y = 80 + 0,6 (Y + 50 –38,33) + 255 + 0,2 Y + 300 Y = 80 + 0,6 Y + 30 – 23 + 255 + 0,2Y + 300 Y – 0,6 Y – 0,2 Y = 642 0,2 Y = 642 YEQ =
642 0,2
= 3 .210
H. Model Ekonomi Tiga Sektor dengan Aoutonomous Investment dan Proportional Tax : Dalam analisis ini, pajak diperlakukan sebagai variabel endogen, yaitu variabel yang besarnya dipengaruhi oleh variabel lainnya sementara investasi bersifat variabel eksogen atau autonomos. Dengan demikian pendapatan nasional model tiga sektor dapat dirumuskan sebagai : Y = C + I + G ……………………………............................................................. 4.1 Dimana : C = f (Yd) = a + b Y d Yd = Y + T r - Tx Tx = f (Y) = T o + t Y ⇒ TO = autonomous tax denganT o < 0, t = rate of tax I=I
G=G
Tr = Tr
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
53
Sehingga persamaan 4.1 dapat dituliskan menjadi : Y = a + b [ Y + Tr − ( To
+
tY
)]
+I+G
Y = a + b(Y + T r – To – t Y ) + I + G Y = a + b Y + bT r – bTo – btY + I + G Y – bY + btY = a + b T r – b To + I + G Y (1 – b + bt) = a + bT r – bTo + I + G YEQ =
a + bTr − bTo + I + G 1 - b + bt
……………………………………………………. 4.4
CEQ = a + b (YEQ + Tr – To - tYEQ) ……………………………………………..
4.4.a
SEQ = - a + (1 – b) (YEQ + Tr – To - tYEQ) ……………….…………………….. 4.4.b TxEQ = To + t (YEQ) ……………………………………….……………………….. 4.4.c
Contoh 2. Diketahui : C = 80 + 0,8 Y d , Tr = 50, Tx = -25 + 0,25 Y, I = 200 dan G = 300 Tentukan : Y EQ , CEQ , SEQ dan TxEQ Jawab : Y=C+I+G Y = 80 + 0,8 (Y + 50+ 25 – 0,25 Y) + 200 + 300 Y = 80 + 0,8 Y + 40 + 20 – 0,2 Y + 200 + 300 Y – 0,8 Y + 0,2 Y = 640 0,4 Y = 640 YEQ =
640 0,4
= 1 .600
CEQ = 80 + 0,8 (1.600 + 50 + 25 – 0,25 (1.600)) = 1.100 SEQ = -80 + 0,2 (1.600 + 50 + 25 – 0,25 (1.600)) = 175 TxEQ = -25 + 0,25 (1.600) = 375
Angka Pengganda Model Tiga Sektor dengan Autonomous Investment dan Proportional Tax : 1. Angka Pengganda Konsumsi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
⇒
kC =
∆Y ∆a
=
1 1 - b + bt
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
54
2. Angka Pengganda Investasi
⇒ kI =
∆Y
1
=
∆I
1 - b + bt
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah ⇒ kG = 4. Angka Pengganda Pajak ⇒ kTx =
5. Angka Pengganda Transfer
⇒
∆Y
kTr =
6. Angka Pengganda Tabungan ⇒ kS =
∆G
=
1 1 - b + bt
- b
=
∆ To
∆Y
1 - b + bt
∆Y ∆ Tr
∆Y ∆- a
=
b 1 - b + bt
=
-1 1 - b + bt
Contoh, Berdasar data di atas (contoh 2) bila Y f = 1.650 berapa Transfer harus diubah guna menghilangkan gap tersebut. Jawab : ∆Y = Yf – YEQ = 1.650 – 1.600 = 50 kTr = ∆Y ∆ Tr
∆Y ∆ Tr
=
b
=
1 - b + bt
2 ⇒ ∆Tr =
0,8
=
∆Y
1 - 0,8 + 0,2 =
2
50 2
=
=
0,8
=
0,4
2
25
Jadi untuk menghilangkan gap tersebut transfer harus dinaikkan sebesar 25 sehingga besarnya transfer yang baru adalah 75
Pembuktian : Dengan memasukkan nilai Tr = 75 ke dalam persamaan di atas diperoleh : Y=C+I+G Y = 80 + 0,8 (Y + 75 + 25 – 0,25 Y) + 200 + 300 Y = 80 + 0,8 Y + 60 + 20 -0,2 Y + 200 + 300 Y – 0,8 Y + 0,2 Y = 660 0,4 Y = 660
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
55
660 0,4
YEQ =
I.
= 1 .650
Model Ekonomi Tiga Sektor dengan Induced Investment dan Proportional Tax Dalam analisis ini, pajak dan investasi diperlakukan sebagai variabel endogen, yaitu variabel yang besarnya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dengan demikian pendapatan nasional model tiga sektor dapat dirumuskan sebagai : Y = C + I + G …………………........................................................................... 4.1 Dimana : C = f (Yd) = a + b Y d Yd = Y + Tr - Tx Tx = f (Y) = T o + t Y dengan To < 0 I = f (Y) = I o + iY G=G
Tr = Tr
Sehingga persamaan 4.1 dapat dituliskan menjadi : Y = a + b [ Y + Tr − ( To
+
tY
)]
+ Io + iY + G
Y = a + b(Y + T r – To – t Y ) + I o + iY + G Y = a + b Y + bT r – bTo – btY + Io + iY + G Y – bY + btY - iY = a + b T r – b To + Io + G Y (1 – b + bt - i) = a + bT r – bTo + Io + G YEQ =
a + bTr − bT
o
+
1 - b + bt
I
−
o
+
G
i
…………………………………………………… 4.5
CEQ = a + b (YEQ + Tr – To - tYEQ) ………………………………………..…….. 4.5.a SEQ = - a + (1 – b) (YEQ + Tr – To - tYEQ) ………………………………..……. 4.5.b TxEQ = To + t (YEQ) ………………………………………………………..………. 4.5.c IEQ = Io + i (YEQ) …………………………………………………………..……….. 4.5.d
Contoh 3. Diketahui : C = 150 + 0,75 Y d , Tr = 50, Tx = - 30 + 0,2 Y,
I
= 250 +0,2 Y, dan G = 300
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
56
Tentukan : Y EQ , CEQ , SEQ, TxEQ dan IEQ Jawab : Y=C+I+G Y = 150 + 0,75 (Y + 50 +30 – 0,2 Y) + 250 + 0,2 Y + 300 Y = 150 + 0,75 Y + 37,5 + 22,5 – 0,15 Y + 250 + 0,2 Y + 300 Y – 0,75 Y + 0,15 Y – 0,2 Y = 760 0,2 Y = 760 YEQ =
760 0,2
= 3.800
CEQ = 150 + 0,75 (3.800 + 50 + 30 – 0,2 (3.800)) = 2.490 SEQ = -150 + 0,25 (3.800 + 50 + 30 – 0,2 (3.800)) = 630 TxEQ = -30 + 0,2 (3.800) = 730 dan IEQ = 250 + 0,2 (3.800) = 1.010
Angka Pengganda Model Tiga Sektor dengan Induced Investment dan Proportional Tax : 1. Angka Pengganda Konsumsi
∆Y
kC =
⇒
∆a
1 - b + bt - i
∆Y 2. Angka Pengganda Investasi
⇒ kI =
∆ Io
=
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah 4. Angka Pengganda Pajak
⇒
kTx =
∆Y
6. Angka Pengganda Tabungan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
⇒
kS =
1 1 - b + bt - i
⇒
kG =
∆Y ∆G
1
=
1 - b + bt - i
- b
=
∆ To
5. Angka Pengganda Transfer ⇒ kTr =
1
=
1 - b + bt - i
∆Y ∆ Tr ∆Y ∆- a
b
=
1 - b + bt - i -1
=
1 - b + bt - i
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
57
Penggunaan angka pengganda : Berdasarkan data di atas (contoh 3), bila pendapatan nasional full employment (Yf ) = 4.000, berapakah transfer harus diubah. Jawab : ∆Y = Yf – YEQ = 4.000 – 3.800 = 200
kTr = ∆Y ∆Tr
∆Y
b
=
∆ Tr
=
1 - b + bt - i
= 3,75
∆Tr =
⇒
0,75 0,2 ∆Y
3,75
= 3,75
=
200 3,75
= 53,333
Jadi nilai Tr yang baru adalah 103,333. Dengan memasukkan nilai
Tr =
103,333 ke dalam persamaan Y = C + I + G, akan diperoleh nilai pendapatan nasional sebesar 4.000.
J. Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal adalah salah satu kebijakan makroekonomi yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian (pendapatan nasional) dengan cara mempengaruhi pasar barang atau sektor riil. Ada dua bentuk kebijakan fiskal, yaitu : 1. Kebijakan Fiskal Ekspansif : yaitu kebijakan fiskal yang dimaksudkan untuk meningkatkan
perekonomian/
pendapatan
meningkatkan pengeluaran pemerintah (G transfer (Tr
nasional
dengan
cara
), meningkatkan pembayaran
), mengurangi pungutan pajak (Tx
).
Kebijakan ini dilakukan apabila perekonomian berada dalam kondisi deflationary gap, yang ditandai dengan perekonomian berada dalam kondisi under employment , tingkat pengangguran yang tinggi, pendapatan nasional aktual (Yeq) < pendapatan nasional potensial (Yf) Bila kebijakan ini yang dilakukan, maka akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan bawah. 2. Kebijakan Fiskal Kontraktif : yaitu kebijakan fiskal yang dimaksudkan untuk menurunkan gangguan perekonomian yang ada dengan cara menurunkan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
58
pengeluaran pemerintah (G
), mengurangi pembayaran transfer (Tr
meningkatkan pungutan pajak (Tx
),
).
Kebijakan ini dilakukan apabila perekonomian berada dalam kondisi inflationary gap, yang ditandai dengan perekonomian berada dalam kondisi over employment , permintaan agregat melebihi penawaran agragatnya (AD > AS), tingkat inflasi yang tinggi Bila kebijakan ini yang dilakukan, maka akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kiri bawah.
r
Ekspansif → ← Kontraktif IS” IS’
IS Y
0
Latihan Soal : A. Esai : 1. Jelaskan peran pemerintah dalam perekonomian. 2. Jelaskan fungsi-fungsi pajak, jenis dan bentuk-bentuk pajak. 3. Jelaskan sistem anggaran pemerintah yang dikenal secara teori. 4. Apa dampak sistem anggaran defisit yang dilakukan pemerintah ORLA dan dampak sistem anggaran pemerintah ORBA. 5. Apa yang dimaksud dengan perekonomian dalam kondisi deflationary gap dan inflationary gap ? Perlihatkan secara grafis.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
59
6. Apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal yang ekspansif dan kontraktif , bilakah kebijakan itu dilakukan dan apa dampaknya ? 7. Apa yang dimaksud dengan angka pengganda (multiplier efek). 8. Data perekonomian hipotetis suatu Negara sebagai berikut : C = 80 + 0,6 Y D, Tr = 50, Tx = 20, I = 220, G = 150. Tentukan : a.
YEQ, CEQ, dan S EQ
b. Berapa Tr harus diubah bila Y f 10% lebih tinggi dari Y EQ 9. Sehubungan dengan soal di atas, berapa G harus diubah apabila
Y f =
1.100. 10.
Berdasarkan data soal no. 8, berapa perubahan pendapatan nasional yang terjadi bila : a ↓ 25%, Tr ↑ 20%, Tx tetap, I turun 20, G naik 10%.
Dalam model ekonomi empat sektor ini, kegiatan ekonomi suatu negara sudah bersifat terbuka. Artinya sudah ada hubungan ekonomi dengan negara luar dan pelaku ekonomi terdiri dari empat. Dengan demikian maka pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai : A. Model Ekonomi Empat Sektor dengan Autonomous Investment dan Autonomous Tax :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
60
Y = C + I + G + X – M ……………………………………………………………… 5.1 Dimana : C = f (Yd) = a + b Y d dengan Y d = Y + T r - Tx sehingga C = a + b ( Y + T r – TX) Tr = Tr , dan TX = TX ; I = I ; G = G ; X = X M = f (Y) = M o + m Y Y = a + b (Y + T r – TX) + I + G + X – M o – mY Y = a + bY + b T r – b TX + I + G + X – M o – m Y Y – b Y + m Y = a + b T r – b TX + I + G + X - M o Y (1 – b + m) = a + b T r – b TX + I + G + X - M o YEQ =
a + b Tr − b TX + I + G + X - M o 1 - b + m
…………………………………………….
5.2 CEQ = a + b (YEQ + Tr – TX) ………………………………………..…………….. 5.2.a SEQ = - a + (1-b) (Y EQ + Tr – TX) …………………………………………….….. 5.2.b MEQ = Mo + m (YEQ) ………………………………………………………….…… 5.2.c
Contoh : Diketahui C = 200 + 0,8 Yd, Tr = 50, Tx = 25 , I = 250 , G = 200, X =150 dan M = 100 + 0,05 Y Tentukan : Yeq, Ceq, Seq, dan Meq Jawab : Y=C+I+G+X–M Y = 200 + 0,8 (Y+50 -25) +250 + 200 + 150 – 100 – 0,05Y Y = 200 + 08 Y + 40 -20 + 250 + 200 + 150 – 100 – 0,05Y Y – 0,8 Y + 0,05 Y = 200 +20 + 250 + 200 + 150 – 100 0,25 Y = 720 YEQ = 2.880 CEQ = 200 + 0,8 (2.880 + 50 – 25) = 2.524
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
61
SEQ = - 200 + 0,2 (2.880 + 50 – 25) = 381 MEQ = 100 + 0,05 (2.880) = 244
Angka Pengganda Model Empat Sektor dengan Autonomous Investment dan Autonomous Tax 1. Angka Pengganda Konsumsi
⇒
2. Angka Pengganda Investasi
⇒
∆Y
kC = kI =
∆a ∆Y
1
=
1 - b + m 1
=
∆I
1 - b + m
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah ⇒ kG = 4. Angka Pengganda Pajak
⇒
∆Y
kTx =
∆ TX
7. Angka Pengganda Ekspor 8. Angka Pengganda Impor
⇒
⇒
∆Y
∆Y
kM =
∆M o
Penggunaan angka pengganda :
=
1 - b + m
b 1 - b + m -1
=
∆- a
kX =
⇒
∆G
1
1 - b + m
∆ Tr
kS =
=
- b
∆Y
5. Angka Pengganda Transfer ⇒ kTr = 6. Angka Pengganda Tabungan
=
∆Y
1 - b + m
∆Y ∆X
=
1 1 - b + m
-1
=
1 - b + m
misalkan berdasarkan data di atas
pendapatan nasional full employment Yf = 2.900. Tentukan berapa ekspor harus diubah ? Jawab : ∆Y = Yf − YEQ = 2 .900 − 2 .880 = 20
kX = ∆Y ∆X
∆Y ∆X
=
1
=
1 - b + m
4 ⇒
∆X =
1
=
=
0,25 ∆Y
4
=
20 4
4
=
5
Sehingga nilai ekspor yang baru X = 150 + 5 = 155
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
62
Dengan memasukkan nilai X = 155 ke dalam persamaan pendapatan nasional keseimbangan Y = C + I G + X – M akan diperoleh nilai Y EQ = 2.900. Pembuktian : Y=C+I+G+X–M Y = 200 + 0,8 (Y+50 -25) +250 + 200 + 155 – 100 – 0,05Y Y = 200 + 08 Y + 40 -20 + 250 + 200 + 155 – 100 – 0,05Y Y – 0,8 Y + 0,05 Y = 200 +20 + 250 + 200 + 155 – 100 0,25 Y = 725 YEQ = 2.900
B. Model Ekonomi Empat Sektor Dengan Induced Investment dan Proportional Tax . Y = C + I + G + X – M ……………………………………………………………… 5.1 Dimana : C = f (Yd) = a + b Y d dengan Y d = Y + T r - Tx sehingga C = a + b ( Y + T r – TX) Tx = f (Y) = T o + t Y I = f (Y) = I o + iY Tr = Tr ; G = G ; X = X M = f (Y) = M o + m Y Y = a + b (Y + T r – To - tY) + I o + iY + G + X – M o – mY Y = a + bY + bT r – bTx – b t Y + I o + iY + G + X – M o - m Y Y – bY + b t Y – iY + m Y = a + bT r – bTo + Io + G + X - M o Y (1 – b + bt – i + m) = a + bT r – bTo + Io + G + X - M o
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
63
YEQ =
a + bTr
−
bTo
+
Io
+
G + X − Mo
1 - b + bt - i + m
…..………………………...…………..
5.3
CEQ = a + b [Yeq + Tr – To – t (Yeq)] ………………………………….……… 5.3.a SEQ = -a + (1 – b) [Yeq +Tr – To – t (Yeq)] …………………………………… 5.3.b IEQ = Io + i (Yeq)
.……………………………………………………………..…. 5.3.c
TxEQ = To + t (Yeq) ……………………………………………........................ 5.3.d MEQ = Mo + m (Yeq) ……………………………………………………………. 5.3.e
Contoh : Diketahui C = 200 + 0,6 Yd, Tr = 50, Tx = -25 + 0,25 Y, I = 250 + 0,35 Y,G = 200, X =150 dan M = 100 + 0,05 Y Tentukan : Yeq, Ceq, Seq, Ieq, Txeq dan Meq
Jawab : Y=C+I+G+X–M Y =200 + 0,6[Y+50-(-25+0,25 Y)] +250 + 0,35 Y + 200 + 150 – 100 – 0,05Y Y = 200 + 06 (Y +50+25 -0,25Y) +250 +0,35Y + 200 + 150 – 100 – 0,05Y Y = 200 + 0,6Y+30 +15 – 0,15Y + 250 + 0,35Y + 200 + 150 – 100 – 0,05Y Y – 0,6Y + 0,15Y – 0,35Y + 0,05Y = 745 0,25 Y = 745 YEQ = 2.980 CEQ = 200 + 0,6 [2.980 + 50 + 25 – 0,25 (2.980)] = 1.586 SEQ = -200 + 0,4 [2.980 + 50 + 25 – 0,25 (2.980)] = 724 IEQ = 250 + 0,35 (2.980) = 1.293 TxEQ = - 25 + 0,25 (2.980) = 720 MEQ = 100 + 0,05 (2.980) = 249
Angka Pengganda Model Empat Sektor Dengan Induced Investment dan Proportional Tax : 1. Angka Pengganda Konsumsi ⇒ kC =
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
∆Y ∆a
1
=
1 - b + bt - i + m
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
64
2. Angka Pengganda Investasi
⇒ kI =
∆Y
1
=
∆ Io
1 - b + bt - i + m
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah ⇒ kG = 4. Angka Pengganda Pajak
⇒
kTx =
∆Y
5. Angka Pengganda Transfer ⇒ kTr = 6. Angka Pengganda Tabungan 7. Angka Pengganda Ekspor 8. Angka Pengganda Impor
⇒
kS =
⇒
kM =
1 - b + bt - i + m
1 - b + bt - i + m
∆Y
b
=
∆ Tr
1 - b + bt - i + m
∆Y
∆Y ∆M o
-1
=
∆- a
kX =
⇒
∆G
1
=
- b
=
∆ To
∆Y
∆Y
1 - b + bt - i + m
1
=
∆X
1 - b + bt - i + m -1
=
1 - b + bt - i + m
Contoh : Sesuai dengan data di atas, bila pendapatan nasional potensial Yf = 3.000, berapa impor harus diubah? Jawab : ∆Y = Yf – YEQ = 3.000 – 2.980 = 20 ∆Y ∆M o
= −4 ⇒ ∆M o =
∆Y
-4
=
20 -4
⇒
kM =
∆Y ∆M o
-1
=
-1
=
1 - b + bt - i + m
0,25
= −4
= −5
Jadi untuk menghilangkan gap tersebut, autonomos impor dikurangi sebesar 5, sehingga bentuk fungsi impor yang baru adalah M = 95 + 0,05 Y Pembuktian : Bila nilai impor sebesar M = 95 + 0,05 Y dimasukkan ke dalam persamaan di atas diperoleh : Y=C+I+G+X–M Y =100 + 0,6[Y+50-(-25+0,25 Y)] +250 + 0,35 Y + 200 + 150 – 95 – 0,05Y Y = 100 + 06 (Y +50+25 -0,25Y) +250 +0,35Y + 200 + 150 – 95 – 0,05Y Y = 100 + 0,6Y +30 +15 – 0,15Y + 250 + 0,35Y + 200 + 150 – 95 – 0,05Y
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Yusman, SE, MM.
TEORI EKONOMI
65