Makalah Seminar Kerja Praktek COAL HANDLING SYSTEM PLTU REMBANG Eko Setiawan (21060110141004) (21060110141004) , Dr.Ir. Djoko Windarto,MT (196405261989031002) (196405261989031002) Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang Email :
[email protected]
Ab A bstr str ak PLTU secara garis besar menghasilkan listrik dengan mengubah air menjadi uap dengan memanfaatkan panas dari pembakaran batubara dalam boiler. Uap yang dihasilkan akan digunakan sebagai media penggerak turbin uap yang telah dikopel dengan generator untuk membangkitkan tenaga listrik. PLTU menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar batubara yang relatif besar jumlahnya diperlukan suatu penanganan khusus yang dinamakan Coal Handling System. Coal Handling System berfungsi menangani mulai dari pembongkaran batubara dari kapal/tongkang (Unloading (Unloading Area) sampai ke area area penimbunan/penyimpanan di stock pile ataupun langsung pengisian ke bunker (power plant ), yang selanjutnya digunakan untuk pembakaran di Boiler. Alat transportasi yang digunakan dengan dengan system conveyor.
K ata kunci kunci : : PLTU, Uap, Batubara 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Listrik merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Listrik juga memegang peran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan. Penggunaan nya yang sangat vital untuk kesejahteraan hidup umat manusia, menutut masyarakat menginginkan energi listrik yang berkualitas dan bermutu baik untuk menunjang segala kebutuhan manusia. Contoh penggunaan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari, pemakaian dalam skala besar misalnya seperti pada pabrik-pabrik dan gedung-gedung perkantoran sedangkan pada pemakaian skala kecil misalnya penerangan rumah dan sekolah. Salah satu jenis pembangkit listrik yaitu PLTU. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya
baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. 1.2 Tujuan Tujuan kerja praktek di PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG adalah: 1. Mahasiswa melalui kerja praktek ini dapat mengimplementasikan ilmuilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah pada keadaan dunia kerja nyata yang dihadapi di lapangan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui sistem pembangkitan listrik di PLTU Rembang. 3. Mahasiswa dapat mengetahui proses Coal Handling System System PLTU Rembang. 4. Mahasiswa dapat mengetahui peralatan Coal Handling System. System . 1
1.3 Batasan Masalah Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membatasi masalah hanya pada peralatan Coal Handling System dan Skema Kerja Coal Handling System di PLTU Rembang. 2. DASAR TEORI Coal Handling System merupakan sistem untuk menangani mulai dari pembongkaran batubara dari kapal/tongkang (Unloading Area) sampai ke area penimbunan/penyimpanan di stock pile ataupun langsung pengisian ke bunker ( power plant ), yang selanjutnya digunakan untuk pembakaran di Boiler . Sistem yang digunakan untuk transportasi batubara adalah system conveyor . Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan system conveyor diantaranya adalah : 1) Menurunkan biaya dan waktu pada saat memindahkan batubara. 2) Meningkatkan efisiensi pemindahan material. 3) Menghemat ruang. 4) Menjaga kualitas lingkungan kerja (bersahabat dengan lingkungan). Tidak berisik. tingkat polusi Menurunkan udara. 3.1 COAL HANDLING SYSTEM
3.1 Coal H andling A rea Secara garis besar, coal handling area di PLTU Rembang dapat dikelompokkan menjadi : 3.1.1 Unloading A rea ( J etty ) Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut batubara dengan daya dukung maksimal tongkang 12.000 MT. Dilengkapi dengan
1 unit ship unloader berkapasitas 1750 ton/h. 3.1.2 Coal Stock Area ( Stock pile) Stock pile merupakan tempat penimbunan batubara sementara yang dikirim dari Unloading Area sebelum dilanjutkan ke power plant . Stock pile biasanya dilengkapi Stacker Reclaimer , Telescopic Chute dan Reclaim Hopper . Stock pile di PLTU Rembang memiliki Panjang 422,6 meter dan lebar 181,6 meter dengan ketinggian maksimal live stock pile 7,0 meter dan ketinggian makasimal untuk dead stock pile 12,0 meter.
3.1.3 Coal B unker Coal Bunker merupakan tempat penyimpanan akhir batubara yang ditampung dalam bunker ( silo) sebelum digunakan sebagai bahan bakar PLTU. Pengisian batubara kedalam bunker menggunakan tripper car yang bisa dioperasikan secara otomatis dari control room dan lokal. 3.2 Peralatan Coal H andling Secara umum, peralatan Coal Handling System dapat dikelompokkan menjadi 3 : 3.2.1 Peralatan Utama 3.2.1.1 Belt Conveyor (BC)
Belt Conveyor di dalam Coal Handling System merupakan peralatan yang sangat vital dan berfungsi untuk menstransmisikan batubara dari Unloading Area sampai Stock pile atau ke Coal Bunker ( power plant ).
Gambar 3.1 Belt Conveyor
2
Kontruksi dari belt ini berupa karet
Menggerakkan belt kosong dan
memanjang yang tidak terputus dengan
mengatasi gesekan-gesekan
lebar
antara idler dengan komponen
1200
mm
sampai
1.400
mm
digulungkan diantara 2 buah pulley yang
lain.
terletak pada ujung Belt Conveyor . PLTU
Rembang menggunakan 10 BC untuk
mendatar.
mentransfer batubara dengan kecepatan
2,7-3,25 m/s dan panjang BC 45,780 1570,705
m.
Konstruksi
dari
Menggerakkan muatan secara
Mengangkut muatan secara tegak(vertikal)
Belt
Conveyor dapat dilihat pada gambar 3.1.
Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.
Memberikan percepatan pada belt yang bermuatan bila sewaktu-waktu diperlukan.
c. Reducer Peralatan
yang
menggandengkan
sumber daya ke pulley dan berfungsi mereduksi putaran dari Motor agar putaran
Gambar 3.2 Rangkaian Belt Conveyor
dikurangi.
sederhana Bagian – bagian dari Belt Conveyor yaitu : a.
input dari Motor dapat
d. Idler
Belt Conveyor
Carrying Idler : Berfungsi untuk
Merupakan ban berjalan yang
menjaga belt pada bagian yang
berfungsi untuk membawa material
berbeban
dan meneruskan gaya.
penunjang ban bermuatan material.
atau
sebagai
roll
Posisi dari Carrying idler berada di
b. Motor Berfungsi sebagai penggerak utama
atas conveyor table. Komposisinya
dari
terdiri dari 3 buah roll penggerak
Belt
Conveyor .
pengoperasiannya
Dalam
berbentuk V.
dihubungkan
dengan gearbox dan fluid coupling .
Impact idler : posisinya persis di
Biasanya menggunakan Motor listrik
bawah chute. Pada bagian luarnya
untuk menggerakkan drive pulley.
dilapisi dengan karet dan jarak
Tenaga
antara satu sama lain lebih rapat
(HP)
dari Motor harus
disesuaikan dengan keperluan, yaitu:
dari
carrying idler .
Fungsinya
3
untuk menahan belt agar tidak
menikungkan atau membelokkan
jatuh dari atas.
arah belt .
Return idler : berada di bawah belt sisi
balik
Tail pulley : berada di sisi belakang
conveyor .
conveyor berfungsi untuk memutar
Komposisinya hanya terdiri dari 1
kembali Belt Conveyor menuju ke
buah roll penyangga dan berfungsi
arah drive pulley.
untuk menyangga belt dengan arah
f. Counter weight
putar balik.
Counter
Steering idler : merupakan idler
pemberat yang terhubung dengan
yang
Take up pulley yang berfungsi
berfungsi
untuk
menjaga
weight
kelurusan belt agar tidak jogging
untuk
(bergerak ke kiri/kanan).
ketegangan belt .
e. Pulley
Band pulley : yang berfungsi untuk
sobek/rusak akibat batubara yang
pada
3.2.1.2.
Drive Pulley : merupakan pulley yang secara langsung atau tidak langsung terhubung dengan Motor listrik
dan
dikopling
dengan
gearbox. Fungsinya untuk memutar
merupakan
memberi/menjaga
Stacker Reclaimer (SR )
Stacker Reclaimer (SR) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan batubara (Coal ) dari Jetty (Ship unloader Area ) ke Coal Yard (Stacking ), maupun dari Coal Yard ke Coal Bunker ( Reclaiming ) melalui conveyor .
belt menuju ke depan. Posisi drive pulley tidak harus selalu di depan, bisa dipasang dimana saja yang dianggap memungkinkan.
Snub pulley : digunakan untuk memperbesar sudut llitan kontak antara pulley dengan belt . Biasanya
Gambar 3.2 Stacker Reclaimer
Snub pulley terletak di dekat drive pulley.
Take up pulley berfungsi untuk menjaga ketegangan belt . Take up pulley terhubung dengan Counter weight
3.2.1.3. Ship Unloader (SU) Ship unloader adalah suatu peralatan yang digunakan untuk pembongkaran batubara dari kapal yang tidak mempunyai peralatan bongkar sendiri (non self Unloading ) peralatan ini dilengkapi dengan Grab (bucket) dengan kapasitas bongkar 1750 ton/ jam masingmasing ship unloader. 4
Gambar 4.18 Junction Tower 3.2.1.6.
Gambar 4.16 Ship Unloader
Telescopic Chute (TC) 3.2.1.4. Telescopic Chute merupakan tempat pembongkaran batubara dalam keadaan darurat. Dilengkapi dengan corong untuk mencegah debu batubara berterbangan saat pembongkaran. Peralatan ini bisa naik secara otomatis jika level batubara di bawahnya sudah mempunyai jarak sesuai setting tertentu.
Crusher (CH)
Crusher berfungsi untuk menghancurkan batubara yang lewat peralatan tersebut mempunyai ukuran lebih besar dari 32 mm. Peralatan ini dirancang hanya untuk menghancurkan batubara, bukan untuk batu atau material lain.
Gambar 4.19 Crusher
Gambar 4.17 Telescopic Chute Junction Tower (JT) 3.2.1.5. Pengaturan arah aliran tersebut dilakukan disuatu bangunan yang memuat alat pemindah arah aliran yang pengendaliannya dapat dikendalikan dari Coal Handling Control Building (CHCB). Pengaturan dilakukan dengan cara mengatur posisi dari Diverter Gate yang terdapat pada peralatan pemindah aliran. Bangunan ini juga dikenal dengan nama Junction House.
Reclaim H opper (RH) 3.2.1.7. Reclaim Hopper berfungsi untuk Reclaiming batubara dari dead stockpile menggunakan alat berat untuk mengarahkan batubara ke dalam Reclaim Hopper . Reclaim Hopper terhubung dengan BC 8 menuju JT6.
Gambar 4.20 Reclaim Hopper
5
Diverter Gate (DG) 3.2.1.8. Diverter Gate adalah suatu peralatan untuk mindahkan aliran batubara dari arah yang satu ke yang lainnya. Diverter Gate ini mempunyai dua posisi pada sisi pengeluaran, dan tidak boleh dipindahkan pada saat ada aliran batubara. Diverter Gate berada pada Junction Tower .
Scrapper conveyor adalah peralatan untuk memasukkan sisa tumpahan batubara di BC10 ke dalam bunker melalui silo dengan sistem rantai. Terdapat dua SC yaitu SC-1 yang terhubung dengan BC 10A dan SC-2 yang terhubung dengan BC 10B.
Gambar 4.23 Scrapper Conveyor 3.2.2
Gambar 4.21 Diverter Gate 3.2.1.9. Tripper (TR) dan Scraper Conveyor (SC) Tripper adalah suatu peralatan untuk mengarahkan curahan batubara dari Plant Distribute Hopper ke bunker melalui Belt Conveyor . PLTU Rembang menggunakan dua Tripper yaitu TR1 dan TR2 yang terdapat diatas bunker .
Gambar 4.22 Tripper
Peralatan Pendukung
3.2.2.1 Magnetic Separator (MS) Magnetic Separator berfungsi untuk memisahkan logam besi dari batubara. Prinsip kerja Magnetic Separator ini berdasarkan induksi elektromagnetik, logam besi yang terbawa pada aliran batubara akan ditarik oleh medan elektromagnetik lalu menempel pada conveyor Magnetic Separator yang berputar dan akan jatuh pada sisi penampungan. Magnetic Separator terdapat pada Crusher . 3.2.2.2 Metal Detector (MD) Metal Detector merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam-logam didalam batubara yang tercampur pada proses pengiriman. Metal Detector akan berkerja atau mengidikasi apa bila terdapat Logam yang melewati sensor. Sensor yang digunakan adalah sepasang Generator Coil (Transmiter) dan Receiver Coil. Generator Coil dibangkitkan dengan menggunakan pulsa astabil (Oscilator ) yang dihasilkan dari mikrokontroler. Sedangkan Receiver Coil berperan sebagai penyadap atau penerima setiap perubahan sinyal yang 6
terjadi. Pada sistem terdapat tiga Metal Detector yang terpasang di BC1 dan BC9AB. 3.2.2.3 Belt Weigher (BW) Belt Weigher berfungsi untuk menimbang batubara yang akan disalurkan ke stock out area atau ke unit dan untuk mengetahui flow rate yang melewati conveyor tersebut. Pengukuran berat dilakukan dengan cara menimbang laju aliran batubara diatas Belt Conveyor . Pada sistem terdapat tiga Belt Weigher yang terpasang di BC1 dan BC9AB. 3.2.2.4 Sampling System Pengambilan sampel batubara dapat dilakukan secara otomatis, sistem ini akan mengambil secara periodik dari aliran batubara dan diproses sedemikian rupa, sehingga sampel-sampel dapat mewakili keseluruhan batubara. Pada sistem terdapat dua sampling system yaitu terpasang di JT2 dan Crusher 3.2.2.5 Vibrating Screen (VS) Vibrating screen adalah alat pemisah batubara yang lebih halus dengan batubara yang kasarnya. Pemisahan menggunakan lapisan berlubang yang digunakan untuk memfilter batubara yang berukuran besar untuk dihaluskan di Crusher . 3.2.2.6 Dust Collector Dust Collector berfungsi untuk mengumpulkan debu batubara dengan sistem Vacuum. Debu yang tersedot akan dikembalikan ke Belt Conveyor . Dust Collector dapat ditemui di Crusher dan JT7, secara garis besar peralatan ini terdiri dari : Penyedot Debu o Blower sebagai penyaring debu o Bag Filter Conveyor dengan Bucket o Screw elevating sebagai alat transportasi debu 3.2.2.7 Dust Supression
Dust Supression berfungsi untuk menyemprot batubara yang baru dibongkar dari kapal atau dikeruk dari reclaimer untuk mengurangi debu yang berterbangan, supaya tidak menimbulkan polusi udara. 3.2.2.8 Coal B unker tempat Coal Bunker adalah penampungan batubara terakhir sebelum digunakan untuk pembakaran di Boiler . Terdapat sepuluh Bunker yang terdiri dari masing-masing lima bunker untuk setiap unitnya. 3.2.3 Peralatan Pengaman (Proteksi) Pada sistem conveyor dilengkapi beberapa pengaman yang berfungsi untuk mengamankan peralatan dan juga untuk mengamankan personil, adapun pengaman tersebut adalah : 3.2.3.1 Pull Cord Pull Cord berfungsi untuk memberhentikan Belt Conveyor dengan cara menarik tali yang dipasang sepanjang belt sisi kiri dan kanan apabila ada gangguan atau kelainan peralatan di local . Peralatan pengaman ini dipakai juga pada saat ada pekerjaan perbaikan/pemeliharaan. 3.2.3.2 Belt Sway Belt Sway berfungsi untuk memberhentikan Belt Conveyor apabila terjadi unbalance/ jogging (belt bergerak ke kiri atau kanan tidak pada posisi tengah). Jika Belt Conveyor bergeser melebihi batas yang di ijinkan secara otomatis Belt Conveyor tersebut akan berhenti. 3.2.3.3 Chute Block Chute Block berfungsi untuk memberhentikan conveyor secara otomatis yang ada di belakang (di sisi inlet ) plugged chute apabila terjadi penumpukan di outlet chute (hopper ). Tampak disamping ini chute block switch yang berfungsi sebagai 7
penggetar jika batubara menggumpal dan macet di dalam tree way chute atau two way chute supaya batubaranya tidak terhambat. Dan alat ini terdapat di setiap Juction Tower . Chute block switch akan memberi sinyal alarm di CHCB. 3.2.3.4 Zero Speed Switch Zero Speed Switch berfungsi memberhentikan Motor apabila putaran conveyor tidak normal ( slip, over load ), biasanya alat ini dipasang di Band Pulley. 3.2.3.5 Push B utton E mergency Stop
Local Box Tombol switch untuk memberhentikan jika ada gangguan atau kelainan dilokal, juga pada saat dilakukan pemeliharaan/perbaikan. Alat ini lokasinya di dekat Motor penggerak. 3.2.3.6 Guard Guard atau pelindung yang biasanya dipasang disekitar drive unit , bend, pulley, tail pulley dan Take up Counter weight atau Take up pulley. Gunanya untuk melindungi personil dari kecelakaan akibat benda berputar dan barang jatuh. Sewaktu diadakan pemeliharaan guard bisa dilepas dan setelah pekerjaan selesai dipasang kembali. 3.2.3.7 Belt Rip Detector Belt Rip Detector berfungsi mendeteksi Belt Conveyor yang sobek waktu beroperasi dan akan memberi sinyal alarm pada system operasi di CHCB. Seharusnya peralatan ini berdada di samping Pully Idler atau di bawah Belt Conveyor supaya jika terjadi sobekan yang kecil dapat segera terdeteksi. 3.2.3.8 Water Spray Conveyor Water spray juga termasuk bagian dari safety sistem conveyor yang fungsinya untuk mengurangi polusi debu batubara dan juga sebagai safety jika sewaktu waktu batubara terbakar di atas Belt Conveyor .
3.3 Skema Kerja Coal H andling System
Gambar 4.40 Coal Handling System PLTU Rembang 3.3.1 Jetty Unloading 3.3.1.1 STRE AM -1 (Batubara dari SU menuju Live Stockpile) Skema stream 1 menunjukan proses pengangkutan batubara dari Ship unloader langsung menuju Stacker Reclaimer . Batubara dialirkan dari SU BC1 - JT1 - BC2 - JT2 - BC5 - JT4 - BC6 - SR. Disini batubara melewati Belt Conveyor 1,2,5, dan 6 serta melewati Junction Tower 1,2, dan 4 yang berfungsi sebagai peralihan arah conveyor . Stream 1 digunakan ketika kapal batubara datang namun kondisi unit belum memerlukan pasokan Batubara. 3.3.1.2. STRE AM -2 (Batubara dari SU menuju Dead Stockpile) Skema stream 2 menunjukan proses pengangkutan batubara dari Ship unloader menuju Telescopic Chute yang berfungsi untuk menumpahkan batubara. Batubara dialirkan dari SU - BC1 - JT1 BC2 - JT2 - BC7 - TC. Disini batubara melewati Belt Conveyor 1,2, dan 7 serta Junction Tower 1 dan 2. Stream 2 digunakan ketika stream 1 mengalami gangguan pada proses pengangkutan. 8
3.3.1.3. STRE AM -3 (Batubara dari SU menuju coal bunker ) Stream 3 merupakan sistem pengangkutan batubara dari Ship unloader hingga mencapai Coal Bunker . Batubara dialirkan dari SU - BC1 - JT1 - BC2 - JT2 - BC3(AB) - JT6 - VS(1&2) – CH BC9(AB) - JT7 - BC10(AB) - TR(1&2) Coal Bunker . Proses ini cukup panjang yaitu melewati Belt Conveyor 1,2,3,10, dan 9 serta Junction Tower 1,2,6,dan 7.Stream 3 digunakan ketika kapal pengangkut Batubara datang dan unit sedang membutuhkan pasokan Batubara.
4.PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Coal Handling System berfungsi menangani mulai dari pembongkaran batubara dari kapal/tongkang (unloading area) sampai ke area penimbunan/penyimpanan di stock pile ataupun langsung pengisian ke bunker (power plant), yang selanjutnya digunakan untuk pembakaran di Boiler. 2. Keuntungan dengan menggunakan sistem conveyor diantaranya adalah:
3.3.2 Reclaiming 3.3.2.1. STRE AM -1 (Batubara dari Live Stockpile menuju Coal B unker ) Berbeda dengan Stream 1,2,3 Jetty Unloading pada Stream 1 Reclaiming Batubara dari Stacker Reclamer diangkut menuju Coal Bunker . Batubara dialirkan dari SR - BC6 - JT5 - BC3(AB) - (JT2 JT6) - VS(1&2) – CH - BC9(AB) BC10(AB) - TR(1&2) - Coal Bunker . Sehingga bila Stream 1 dilakukan berarti unit sedang membutuhkan pasokan Batubara untuk pembakaran sedangkan kapal tidak datang untuk memasok Batubara. 3.3.2.2. STRE AM -2 (Batubara dari Dead Stockpile menuju Coal B unker ) Pada Stream 2 Batubara diambil dari Reclaim Hopper atau tempat penampungan Batubara sementara dan di salurkan menuju Coal Bunker . Batubara dialirkan dari RH – BC8 - JT6 - BC3(AB) - VS(1&2) – CH -BC9(AB) - BC10(AB) TR(1&2) - Coal Bunker . Stream 1 dipakai bila terjadi gangguan pada stream 2 .
Menurunkan biaya dan waktu pada saat memindahkan batubara Meningkatkan pemindahan material
efisiensi
Menghemat ruang Menjaga kualitas lingkungan kerja (bersahabat dengan lingkungan)
3. Peralatan coal handling system PLTU Rembang adalah Belt Conveyor, Stacker Reclaimer, Ship Unloader, Telescopic Chute, Reclaiming Hopper, Junction Tower, Crusher, Diverter Gate, Tripper dan Scrapper Conveyor 4. Peralatan pendukung coal handling PLTU Rembang adalah Metal Detector, Magnetic Separator, Belt Weigher, Sampling System, Vibrating Screen, Dust Collector, Dust Supression, dan Coal Bunker. 5. Peralatan Proteksi coal handling PLTU Rembang adalah Pull Cord, Belt Sway, Chute Block, Zero Speed Detector, Push Button Emergency Local Box, Guard, Belt Rip Detector, dan Water Spray Conveyor 6. Terdapat 5 skema kerja coal handling PLTU Rembang, yaitu terdiri dari tiga 9
stream pada Jetty Unloading dan dua Stream pada Reclaiming. 4.2 Saran Oleh karena untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa Tengah dan menangani semua proses yang terjadi pada PLTU, maka harus menggunakan teknologi yang sangat tinggi, dan meletakkan prioritas pada sisi keandalan dan keamanan, sehingga penyediaan tenaga listrik tetap terjaga dan pemadaman dapat dihindarkan.
[1].
DAFTAR PUSTAKA Diktat Kuliah Pembangkit Tenaga Listrik
[2].
Operation & Maintenance for Belt Conveyour PLTU 1 Jawa Tengah
[3].
Sulasno. Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
[4].
Abdul Kadir. Pembangkit Tenaga Listrik (revisi). UIP, Jakarta, 2010.
[5].
Diktat Penanganan Sistem Batubara. PT. PLN Persero.
[6].
http://www.ptpjb.com/
[7].
http://artikelbiboer.blogspot.com/200 9/11/penanganan-batubara-coalhandling.html
BIODATA Eko Setiawan NIM: 21060110141004 Lahir di Jakarta tanggal 9 Mei 1992. Riwayat pendidikan SD Negeri Jombang 1, SMP Negeri 3 Ciputat,SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang, konsentrasi Ketenagaan dan saat ini masih menempuh pendidikan Strata 1 (S-1). Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. Djoko Windarto,MT NIP.196405261989031002
10