BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk untuk mempengaru mempengaruhi hi atau menyelidik menyelidikii sistem fisiologi atau keadaan keadaan patologi patologi dalam dalam rangka rangka penetap penetapan an diagno diagnosis, sis, penceg pencegaha ahan, n, penye penyembu mbuhan han,, pemuli pemulihan han,, peningkatankesehatan, dan kontrasepsi. Obat didefinisikan sebagai suatu zat yang digunakan digunakan dalam diagnosis, diagnosis, mengurangi mengurangi rasa sakit, mengobati mengobati atau mencegah mencegah penyakit pada manusia atau hewan (Ansel, 199!. 199!. "erdasarkan "erdasarkan cara pemberianny pemberiannya, a, obat dapat diklasifikas diklasifikasikan ikan kedalam # $enis yaitu oral, perektal, sublingual, parenteral serta langsung ke organ seperti intrakardial intrakardial (Anief, %&!. %&!. "erdasarkan "erdasarkan beberapa cara pemberian pemberian obat diatas, diatas, pemberian obat secara oral merupakan pilihan yang paling banyak digunakan. 'amun pemberian obat secara oral $uga memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar dan efek yang diberikan tidak segera karena obat harus diabsorpsi terlebih dahulu sebelum masuk ke sistem sistemik, sehingga $ika diberikan pada pasien dengan penanganan gawat darurat pengobatan dengan dengan sediaa sediaan n oral oral tidak tidak efekti efektif. f. Oleh Oleh karena karena itu dibuat dibuat alterna alternatif tif sediaan sediaan parenteral, dimana sediaan parenteral dapat memberikan efek yang cepat karena obat langsung masuk ke sistem sistemik tanpa mengalami proses absorpsi terlebih dahulu. edi ediaa aan n
pare parent nter eral al
dapa dapatt
dibe diberi rika kan n
seca secara ra
intr intra) a)en ena, a,
subk subkut utan an,,
intra intramu muscu scula larr maup maupun un intr intrak akard ardial ial.. *alam *alam prak prakti tiku kum m ini, ini, dibu dibuat at sedi sediaa aan n parenteral yang pemberiannya dilakukan secara intra)ena yaitu infus intra)ena. +nfus +nfus intra) intra)ena ena merupa merupakan kan sediaa sediaan n steril steril berup berupaa laruta larutan n atau emulsi, emulsi, bebas bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam )ena dalam )olume yang relatif banyak (*epkes +, 199!. enggunaan secara intra)ena merupakan salah satu metode yang sering digunakan karen arenaa memil emilik ikii onset yang yang cepat cepat,, bioa bioa)a )ail ilab abili ilita tass sempu sempurn rnaa atau atau hamp hampir ir sempurna dan dapat diberikan pada penderita yang sakit keras atau yang sedang dalam keadaan koma (/ukas, %&&0!. 1
+nfus dapat diberikan diberikan pada pasien yang mengalami mengalami pengeluaran pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat, syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi transfusi darah, atau pasien yang membutuh membutuhkan kan pengobatan pengobatan tertentu. alah satu infus yang sering digunakan adalah infus dekstrosa dimana infus ini mengandung *-glukosa *-glukosa yang disebut disebut dengan dengan dekstrosa dekstrosa yang merupakan merupakan suatu metabolit yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. etika ter$adi gangguan keseimbangan cairan tubuh atau sering disebut dengan homeostasis, maka tubuh harus segera mendap mendapatka atkan n terapi terapi untuk untuk mengem mengembali balikan kan keseim keseimban bangan gan air dan elektro elektrolit lit (/ukas, %&&0!. /arutan glukosa dengan konsentrasi #2 sering digunakan untuk deplesi caira cairan, n, dan dan dapa dapatt dibe diberi rika kan n mela melalu luii )ena )ena peri perifer fer.. /aru /aruta tan n gluk glukos osaa deng dengan an kons konsen entr tras asii yang ang lebi lebih h besa besarr dari dari #2 meru merupa paka kan n laru laruta tan n yang ang bers bersif ifat at hiperosmotik dan umumnya digunakan sebagai sumber karbohidrat, serta larutan glukosa #&2 sering digunakan dalam pengobatan hipoglikemia berat (weetman, %&&9!. *ekstrosa digunakan sebagai terapi parenteral untuk memenuhi kalori pada pasien yang mengalami dehidrasi serta terapi pada pasien hipoglikemi yang membutuhkan konsentrasi glukosa dalam darah, hal ini dipenuhi dengan cara menyimpan dekstrosa yang ada sebagai cadangan gula dalam darah (3c4)oy, %&&%!. "erd "erdasa asark rkan an urai uraian an diat diatas, as, maka maka pada pada prak prakti tiku kum m ini ini dibu dibuat at sediaa sediaan n parenteral yaitu infus dekstrosa #2, yang diberikan secara intra)ena. *imana indikasi indikasi penggunaa penggunaan n yaitu untuk memenuhi kalori pada pasien yang yang mengalami mengalami gangguan homeostasis (keseimbangan cairan tubuh!, dehidrasi tahap kronis serta terapi untuk pasien hipoglikemia (/ukas, %&&0!. enggunaan infus dekstrosa #2 diberi diberikan kan secara secara intra) intra)ena ena,, dimana dimana sediaa sediaan n yang yang diberi diberikan kan secara secara intra) intra)ena ena meru merupa paka kan n sedia sediaan an yang ang haru haruss beba bebass dari dari kont kontam amin inan an mikr mikrob obaa dan dan dari dari kompon komponen en toksis toksis dan harus harus memili memiliki ki tingkat tingkat kemurn kemurnian ian yang yang tinggi tinggi atau atau luar luar biasa karena sediaan ini langsung masuk ke system s ystem sistemik. ehingga diperlukan pemahaman preformulasi dan perancangan formulasi sediaan infus dekstrosa #2, dan dan dite diterap rapka kan n dalam dalam pemb pembua uatan tan sedia sediaan an infu infuss deks dekstr tros osaa #2 dala dalam m skal skalaa
%
laboratorium sesuai dengan persyaratan sediaan steril termasuk e)aluasi sediaan sebagai langkah Quality Control . 1.2
Rumusan Masalah %. "agaimana "agaimana tahapan tahapan preformu preformulasi lasi sediaan sediaan infus dekstrosa dekstrosa #25 #25 6. "agaimana "agaimana cara merancang merancang formula formula infus infus dekstrosa dekstrosa #25 #25 7. "aga "agaim iman anaa cara cara memb membua uatt sedi sediaa aan n infu infuss deks dekstr tros osaa #2 dala dalam m skal skalaa
labo labora rato tori rium um sesu sesuai ai deng dengan an pers persy yarat aratan an sedi sediaa aan n ster steril il yang ang tela telah h ditentukan5 #. "agaimana "agaimana cara cara untuk untuk melakuka melakukan n e)aluasi e)aluasi sediaan sediaan infus infus dekstrosa dekstrosa #25 #25 1.3
Tujuan !rmulas" 1. 8ntuk 8ntuk dapat dapat memahami memahami tahapan tahapan preform preformulasi ulasi sediaan sediaan infus infus dekstrosa dekstrosa #2. #2. %. 8ntuk 8ntuk dapat dapat merancang merancang formula formula infus infus dekstrosa dekstrosa #2. 6. 8ntuk tuk dapat apat memb embuat uat sedi sediaa aan n infu infuss dekst ekstro rosa sa #2 dalam alam skal skalaa
labo labora rato tori rium um sesu sesuai ai deng dengan an pers persy yarat aratan an sedi sediaa aan n ster steril il yang ang tela telah h ditentukan. 7. 8ntuk 8ntuk dapat dapat melakuka melakukan n e)aluasi e)aluasi sediaan sediaan infus dekstrosa dekstrosa #2. #2. 1.#
Man$aat 1. 3emahami 3emahami tahapan tahapan preformulas preformulasii sediaan sediaan infus dekstrosa. dekstrosa. %. 3eranc 3erancang ang form formula ula infu infuss dekstro dekstrosa sa #2. #2. 6. 3emb 3embua uatt sedia sediaan an infu infuss deks dekstr tros osaa #2 dalam dalam skal skalaa labo laborat rator oriu ium m sesu sesuai ai
dengan persyaratan sediaan steril yang telah ditentukan. 7. 3elaku 3elakukan kan e)alu e)aluasi asi sediaa sediaan n infus infus dekstro dekstrosa sa #2.
BAB II PRE%RMULA&I
2.1 %.1. .1.1
T"njauan a armak mak!l!g" %' %'at arm armakok akokin inet etik ikaa
*e:trosa merupakan senyawa yang siap dimetabolisme di dalam tubuh. enyawa ini meningkatkan kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat memenuhi
6
kebutuhan akan kalori. onsentrasi dektrosa akan menurun apabila ter$adi penurunan $umlah protein dan nitrogen dalam tubuh, dan $uga dapat memicu pembentukan glikogen. *e:trosa merupakan senyawa monosakarida yang sangat cepat diserap dalam usus halus dengan mekanisme difusi aktif. *e:trosa $uga disimpan sebagai glikogen pada hati dan otot. 3etabolisme de:trosa akan menghasilkan ;O%, air dan sumber energi (eynolds, 19%!. %.1.% +ndikasi a. ebagai terapi parenteral untuk memenuhi kalori pada pasien yang mengalami dehidrasi. b. ebagai terapi pada pasien hipoglikemi yang membutuhkan konsentrasi glukosa dalam darah, hal ini dipenuhi dengan cara menyimpan dekstrosa yang ada sebagai cadangan gula dalam darah. (3c4)oy, %&&%! %.1.6
ontra +ndikasi ada pasien hiperglikemi (diabetes!, pasien gangguan gin$al, gangguan
absorpsi glukosa-galaktosa, sepsis akut (3c4)oy, %&&%!. %.1.7 1.
4fek amping oliuria< peningkatan $umlah urin, yang disebabkan karena gula yang ada menyerap air dengan kuat dalam tubuh.
%.
'yeri setempat< hal ini disebabkan karena konsentrasi sediaan yang terlalu tinggi, biasanya diberikan pada pasien yang membutuhkan nutrisi parenteral dengan konsentrasi dekstrosa yang tinggi.
6.
=iperglikemia< ter$adi peningkatan kadar gula dalam darah dan glukosuria. (3c4)oy, %&&%! 3enurut 8 =ealth *epartment (%&&9!, glukosa
atau dekstrosa
hipertonik terutama $ika mungkin memiliki p= rendah dan dapat menyebabkan iritasi )ena dan tromboflebitis.
2.2 %.%.1
T"njauan &"$at "s"k!()"m"a Bahan %'at *ekstrosa
7
>ambar %.1 truktur imia *ekstrosa (owe et al ., %&&9! Organoleptis
< =ablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih? tidak berbau? rasa manis
truktur imia dan "erat 3olekul elarutan
(*epkes +, 199#!. < *ekstrosa merupakan *->lukosa monohidrat dengan rumus molekul ; 0=1%O0.=%O dan berat molekul 19,1 gram@mol (eynolds, 19%!. < 3udah larut dalam air, sangat mudah larut dalam
air
mendidih?
larut
dalam
etanol
mendidih? sukar larut dalam etanol (*epkes +, tabilitas
199#!. < erhadap cahaya< dekstrosa memiliki daya -
tahan yang baik terhadap cahaya, namun penyimpanannya diusahakan terlindung dari -
sinar matahari (3c4)oy, %&&%!. erhadap suhu < dekstrosa tidak stabil terhadap suhu tinggi, pada pemanasan suhu tinggi dekstrosa akan berubah men$adi #hidroksi-metil-furfural, berubah
men$adi
enyimpanan
pada
yang asam
suhu
akhirnya lau)ulinic.
% o-%#o;
atau
disimpan pada suhu kamar (tahan sampai 17 -
bulan! (3c4)oy, %&&%!. erhadap p=< dekstrosa stabil pada p= 6,# sampai 0,# (*epkes +, 199#!. 3enurut ibbe (%&&&!, stabilitas dekstrosa terdapat pada rentang 6,# sampai #,# (dalam %&2 b@)
#
larutan! dimana p= yang lebih rendah akan menyebabkan terbentuknya karamel. Bika p= -
terlalu
basa,
dekstrosa
akan
terdekomposisi dan berwarna coklat. erhadap oksigen< dekstrosa anhidrat memiliki
kemampuan
absorpsi
yang
signifikan pada suhu %# &; dan kelembaban itik /ebur
sekitar #2 (3c4)oy, %&&%!. < *ekstrosa memiliki titik lebur pada suhu 6C;
+nkompatibilitas
(owe et al ., %&&9!. < - ediaan dekstrosa tidak bercampur dengan obat-obat )itamin "1%, kanamicin sulfat, 'ano)obiosin, warfarin. 4ritromicyn
tidak
stabil pada larutan dekstrosa pada p= di bawah
#,
sedangkan
)itamin
" 1%
mengalami dekomposisi atau penguraian bila dipanaskan dengan sediaan dekstrosa
-
(3c4)oy, %&&%!. ada sediaan aldehid, glukosa bereaksi dengan senyawa amin, amida asam amino, peptida, dan protein. erubahan warna men$adi coklat dan penguraian dapat ter$adi apabila sediaan bereaksi dengan senyawa alkali kuat (3c4)oy, %&&%!.
%.%.%
arbon Aktif
Organoleptis
< erbuk, hitam, tidak berbau. *iperoleh dari residu
destilasi
destruktif
berbagai
bahan
organik, diolah untuk peningkatan kapasitas adsorbsi zat warna organik dan basa nitrogen (*epkes +, 199#!. 8kuran artikel dan /uas < *alam satu gram karbon aktif, pada umumnya ermukaaan
memiliki luas permukaan seluas #&&-1#&& m%, sehingga
sangat
efektif
dalam
menangkap
0
partikel-partikel yang sangat halus berukuran &,&1-&,&&&&&&1 mm. ifat adsorptif karbon aktif diperlihatkan
oleh
adanya
permukaan
(1!
makropori dengan diameter D #& nm, (%! mesopori diameter %-#& nm dan mikropori diameter lebih kecil dari % nm (/aszlo et al ., elarutan
%&&1!. < raktis tidak larut dalam air dan etanol (*epkes
tabilitas
+, 199#!. < tabil ditempat yang tertutup dan kedap udara (*epkes +, 199#!.
%.%.6 Eater for +n$ection 3enurut + +F, air steril untuk in$eksi adalah air untuk in$eksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai. idak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya. emerian
< ;airan $ernih, tidak berwarna, tidak berbau (*epkes +,
sterilisasi egunaan ;ara embuatan
199#!. < alor basah (autoklaf!. < Gat pembawa dan pelarut. < *idihkan aHua dan diamkan selama 6& menit, dinginkan.
2.3
Bentuk &e*"aan+ D!s"s *an ,ara Pemer"an
%.6.1
"entuk ediaan ediaan dibuat dalam bentuk infus dekstrosa #2 dengan )olume sediaan
adalah 1&& m/ dan ditampung dalam sebuah botol gelap ber)olume 1&& m/. %.6.%
*osis *osis dari penggunaan sediaan dekstrosa ini tergantung dari umur pasien,
berat badan, kondisi klinik, cairan elektrolit, dan keseimbangan asam-basa dari pasien. *osis melalui in$eksi +F untuk pemulihan kondisi pasien la$unya kecepatan infusnya adalah &,# g@kg per$am tanpa disertai produksi gula dalam urine (glukosuria!. /a$u atau kecepatan infus maksimum pada umumnya tidak melebihi &, g@kg per$am. 8ntuk pengobatan hipoglikemia dosis umumnya adalah %&-#& m/ dekstrosa #&2, yang diberikan dengan lambat. 8ntuk pengobatan
ge$ala hipoglikemia akut pada bayi dan anak-anak dosis umumnya adalah %m/@kg dengan konsentrasi glukosa 1&2-%#2 (3c4)oy, %&&%!. %.6.6
;ara pemberian +nfus dekstrosa #2 diberikan secara intra)ena (rissel, %&&6!.
BAB III %RMULA&I
3.1
Permasalahan
1. ediaan infus dekstrosa #2 yang dibuat merupakan sediaan parenteral yang harus bebas mikroorganisme, bebas partikel dan memiliki pemerian $ernih. %. ediaan infus yang dibuat merupakan sediaan steril yang harus bebas pirogen. 6. ediaan infus dekstrosa #2 yang dibuat merupakan sediaan yang akan diberikan melalui rute intra)ena yang penggunaannya perlu men$amin kenyamanan pasien dan oleh karena itu perlu diperhatikan tonisitas dari infus yang dibuat.
7. *ekstrosa dapat mengalami perubahan men$adi men$adi #-hidroksi-metilfurfural apabila terpapar suhu yang tinggi oleh karena itu perlu diperhatikan metode sterilisasi yang digunakan dan kondisi penyimpanan sediaan. 3.2
Pengatasan Masalah
1. eknik pembuatan sediaan infus dekstrosa #2 yang digunakan adalah dengan melakukan sterilisasi akhir sediaan yang dibuat, dimana sterilisasi akhir ini digunakan untuk membunuh semua $asad renik yang ada sehingga apabila ditumbuhkan pada media yang sesua, tidak ter$adi pertumbuhan. ediaan yang bebas partikel dapat diperoleh dengan cara melarutkan dekstrosa secara sempurna pada pelarut air yang dibantu dengan
pemanasan
untuk
meningkatkan
kelarutannya.
edangkan
pemerian yang $ernih dapat diperoleh dengan melakukan penyaringan berulang kali terhadap sediaan yang dibuat. %. embebasan sediaan infus dekstrosa #2 dari pirogen dapat dilakukan dengan menambahkan karbon aktif sebagai adsorben. 6. ediaan infus dektrosa #2 yang dibuat ini merupakan sediaan yang bersifat hipertonis sehingga pada saat penggunaan akan menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu perlu diberi label hipertonis pada kemasan sehingga pada
saat
penyuntikkan
dapat
dilakukan
secara
perlahan
untuk
meminimalisir rasa sakit yang ditimbulkan. 7. Agar sesuai dengan pemerian dektrosa maka metode sterilisasi yang digunakan adalah dengan menggunakan panas basah (autoklaf! dengan suhu sterilisasi adalah 1%1C; dan hal ini masih sesuai dengan suhu stabil dekstrosa (%%&C;!. elain itu pada label dicantumkan suhu penyimpanan sediaan yaitu pada suhu %#-6&C;. 3.3
-
!rmula &tan*ar
ormula 1
9
-
ormula %
('iazi, %&&7! 3.#
!rmula -ang D"ajukan
ormula yang dia$ukan sesuai dengan formula standar ('iazi, %&&7! @
*ekstrosa anhidrat
#%,# gram
arbon Aktif
&,1# gram
AHua pro in$eksi
ad 1&&& m/
erhitungan bahan untuk pembuatan sediaan dengan )olume 1&& m/ adalah sebagai berikut.
-
*ekstrosa anhidrat :
I #,%# gram
untuk 6 sediaan I #,%# gram : 6 I 1#,# gram
1&
"ahan yang tersedia di laboratorium adalah dekstrosa monohidrat sehingga penimbangan men$adi<
-
arbon aktif :
-
I &,&1# gram I 1# mg
untuk 6 sediaan I 1# mg : 6 I 7# mg Eater for in$ection untuk 1 sediaan I ad 1&& m/ untuk 6 sediaan I ad 6&& m/
abel 6.1 enimbangan "ahan "obot
'ama "ahan *ekstrosa monohidrat arbon aktif Eater +n$ection
for
untuk
1
"obot
untuk
6
egunaan
sediaan
sediaan
#, gram
1,6% gram
"ahan aktif
1# mg
7# mg
Adsorbing agent
1&& m/
6&& m/
elarut
BAB I PELA)&ANAAN
#.1 7.1.1
-
Alat *an Bahan Alat "otol infus 1&& m/ dan penutup karet >elas ukur 1&& m/ >elas beaker 4rlenmeyer "atang pengaduk ermometer ertas perkamen ertas saring ipet tetes dan penutup karet ;orong gelas
11
7.1.%
#.2
Aluminium foil lastik ikan "unsen pray Alkohol &2 "ahan *ekstrosa monohidrat arbon aktif Eater for +n$ection =;l 'aO= &ter"l"sas" Alat
'o. 'ama Alat
8kuran
1. %. 6. 7.
"otol infus enutup karet >elas ukur >elas beaker
terilisasi 1&& m/ Autoklaf Autoklaf 1&& m/ Autoklaf %#& m/ dan Autoklaf
#. 0. . .
1&& m/ 4rlenmeyer %#& m/ "atang pengaduk ipet tetes "esar enutup karet untuk -
9.
pipet tetes ;orong gelas
#.3 7.6.1
-
;ara
uhu
Eaktu
1%1C; 1%1C; 1%1C; 1%1C;
1#J 1#J 1#J 1#J
Autoklaf O)en *esinfektan Autoklaf
1%1C; 1&C; 1%1C;
1#J 7#J 1#J
Autoklaf
1%1C;
1#J
&kema )erja embuatan ediaan
Alat- alat yang akan digunakan dicuci dengan menggunakan sabun, dikeringkan lalu disemprot degan menggunakan alkohol &2. elan$utnya dilakukan sterilisasi terhadap alat-alat tersebut.
"ahan-bahan ditimbang sesuai dengan $umlah yang dibutuhkan.
AHuadest diukur sebanyak 1&& m/ lalu dilakukan penaraan pada botol infus.
1%
AHuadest 6&& m/ dididihkan pada heater dan diturunkan suhunya hingga mencapai 0&C;.
*ekstrosa monohidrat dimasukkan ke dalam air dan diaduk hingga larut sempurna dengan suhu yang tetap ter$aga 0&C;.
/arutan tersebut diukur p=-nya dengan menggunakan p= meter.
=;l dan atau 'aO= ditambahkan untuk menyesuaikan p= sediaan.
arbon aktif ditambahkan ke dalam larutan dan diaduk perlahan dengan tetap mempertahankan suhu pada 0&C;.
/arutan disaring sebanyak 6 kali dengan penyaringan pertama dan kedua menggunakan kertas saring yang dibuat berlapis dua dan penyaringan ketiga menggunakan kertas Ehatmann hingga larutan men$adi $er nih.
/arutan dimasukkan ke dalam masing-masing botol infus hingga batas penaraan yang ditandai di awal.
16
"otol infus ditutup dengan penutup karet lalu dibugkus dengan aluminium foil dan plastik ikan.
ediaan tersebut disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1%1C; selama 1# menit.
ediaan diberi etiket, dimasukkan ke dalam kemasan sekunder dan die)aluasi. 7.6.% 4)aluasi ediaan 1. 8$i Organoleptis *iamati bau dan warnanya
ediaan infus de:trosa #2
*iperiksa kelengkapan etiket, brosur dan penandaan pada kemasan %. 8$i ebocoran "agian luar kemasan primer dikeringkan dengan menggunakan tisu.
ediaan dibolak-balik sebanyak %& kali.
ediaan diletakkan dalam keadaan terbalik di tempat dengan permukaan datar yang dilapisis dengan kertas saring dan dibiarkan selama # menit.
17
ediaan dibalik men$adi tegak di tempat dengan permukaan datar yang dilapisis dengan kertas saring dan dibiarkan selama # menit.
Adanya isi sediaan yang keluar diamati pada kertas saring yang ditandai dengan basahnya kertas saring.
6. 8$i e$ernihan dan Earna "agian luar sediaan dibersihkan dengan alkohol dan dikeringkan dengan tisu.
ediaan dimasukkan ke dalam bo: yang berlatar putih dan hitam.
inar dipancarkan ke sediaan dari arah samping.
Adanya kotoran diamati, dimana kotoran berwarna akan terlihat pada latar belakang putih dan kotoran tidak berwarna akan terlihat pada latar belakang hitam. 7. 8$i p= e$umlah sediaan dimasukkan ke dalam beaker glass.
Alat p= meter dibersihkan dengan aHuadest dan diklaibrasi dengan larutan p=
1#
4lektroda pada p= meter dibersihkan kembali dengan aHuadest.
4lektroda dicelupkan ke dalam sediaan.
ombol read ditekan dan tunggu hingga nilai p= sediaan terbaca pada alat.
BAB PEN/EMA&AN
0.1
)emasan Pr"mer
0.2
)emasan &ekun*er
10
0.3
Et"ket
0.#
Br!sur
1
1
BAB I HA&IL DAN PEMBAHA&AN
#.1 Has"l
abel 7.1 =asil 4)aluasi ediaan +nfus *ekstrosa #2 N!. 1.
%.
Uj" Organoleptis
Has"l Earna bening
e$ernihan dan Earna
idak berbau /atar putih idak terdapat
partikulat berwarna yang
terlihat pada latar putih /atar hitam idak terdapat partikulat tidak berwarna yang 6.
ebocoran
terlihat pada latar belakang hitam. idak terdapat kebocoran atau rembesan air yang keluar dari wadah dan kertas saring tetap
7.
p=
kering p= awal ,1 p= akhir setelah autoklaf #,1
#.2
Pem'ahasan ediaan yang dibuat pada praktikum kali ini adalah sedian parenteral yang
diberikan melalui intra)ena yaitu infus dekstrosa #2 )olume 1&& ml. ediaan intra)ena diberikan dengan memasukkan cairan steril melalui $arum langsung ke )ena pasien. "iasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium!, nutrien (biasanya glukosa!, )itamin atau obat. 3enurut E=O pemberian sediaan intra)ena digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme, atau untuk memberikan medikasi. +nfus intra)ena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam )ena dalam )olume relatif banyak (*epkes +, 199!. ediaan
19
infus dekstrosa #2 sebanyak 1&& m/ pada praktikum ini dibuat dengan formula yang sesuai dengan litelatur. ormula yang digunakan pada praktikum ini adalah< @
*ekstrosa Anhidrat
#%,# gram
arbon aktif AHua pro in$eksi
&,1# gram ad 1&&& ml
ediaan infus de:trosa #2 merupakan salah satu sediaan parenteral yang diberikan melalui intra)ena, oleh karena itu sediaan ini harus bersifat steril, karena sediaan ini mengelakkan garis pertahanan dari tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit. 3aka sediaan tersebut harus bebas dari kontaminan mikroba dan dari komponen toksis dan harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi (/achman dkk., %&&!. uatu bahan dapat dinyatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun yang tidak, baik dalam bentuk )egetatif maupun dalam bentuk tidak )egetatif (spora! (Anief, %&!. irogen merupakan produk metabolisme dari suatu mikoorganisme. 4fek adanya pirogen ini menghasilkan kenaikan tubuh yang nyata, demam, sakit badan, )asokonstriksi pada kulit dan kenaikan tekanan dalam arteri (/achman dkk., %&&!. esterilan sediaan harus tetap ter$aga, maka terlebih dahulu perlu dilakukan sterilisasi alat yang digunakan. eralatan yang akan disterilisasi harus tahan terhadap pemanasan dan lembab oleh karena itu alat yang digunakan dikemas secara seksama dan disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1%1o; selama 1# menit dengan tekanan 1# psi. ahapan yang dilakukan untuk membuat sediaan infus de:trosa #2 yaitu akti)asi karbon aktif, pemanasan aHua pro in$eksi, penimbangan bahan dan pencampuran bahan selan$utnya dilakukan proses sterilisasi akhir, serta e)aluasi sediaan yang dibuat sebagai langkah Quality Control . "ahan aktif dan karbon aktif yang
akan digunakan, ditimbang
menggunakan kertas perkamen steril. emudian pencampuran bahan dilakukan sacara aseptik yaitu dengan nyala api spiritus untuk mengurangi $umlah kontaminan yang mungkin akan masuk dan tercampur pada saat dilakukan
%&
pencampuran bahan. *e:trosa dilarutkan dalam AHua pro in$eksi yang telah dipanaskan pada suhu 0& ;. °
"ahan aktif yang digunakan adalah dekstrosa monohidrat yang merupakan suatu senyawa polisakarida dengan satuan glukosa sebagai komponen monomer, yang terikat secara glikosidik pada posisi alpha 1,0. de:trosa merupakan sumber nutrisi yang baik bagi mikroba sehingga dapat ditumbuhi oleh mikroba yang bersifat pirogen. irogen dalam sediaan dapat dihilangkan dengan pemanasan pada suhu %#&C; selama 7# menit. 'amun, de:trosa akan mulai terdekomposisi apabila dipanaskan pada temperatur yang tinggi yaitu pada suhu %%&C; dan terutai seluruhnya pada suhu %& ; men$adi senyawa #-(hidroksimetil! furfural dan °
levoglucosan (ang et al ., %&11!. "erdasarkan sifat fisik dekstrosa yang tidak stabil terhadap paparan suhu tinggi, sediaan infus dekstrosa #2 dibuat dengan menggunakan metode terminal sterilization (sterilisasi akhir!. 3etode aseptis tidak dapat digunakan pada pembuatan sediaan ini karena pada metode aseptis, dekstrosa sebagai raw material tidak dapat disterilisasi menggunakan sterilisasi panas kering. elain menggunakan sterilisasi akhir, pembuatan infus dekstrosa #2 dilakukan penambahan karbon aktif untuk men$erap pirogen yang ada dalam sediaan. ebelum digunakan karbon aktif harus diakti)asi terlebih dahulu. Akti)asi karbon aktif dilakukan dengan cara memasukkan karbon aktif ke dalam o)en pada suhu 0 ; selama %7 $am. arbon aktif diakti)asi agar dapat mendekomposisi tar dan °
dapat memperluas luas permukaan pori-pori dalam struktur karbon, akti)asi ini dapat dilakukan dengan panas, uap atau ;O % sebagai akti)ator (uhartana, %&&0!. AHua pro in$eksi harus dipanaskan sampai suhu 1&&C; terlebih dahulu sebelum dicampurkan
dengan bahan-bahan. u$uan pemanasan ini
adalah untuk
membunuh mikroba sekaligus menghilangkan ;O % di dalam air yang akan digunakan. elama proses pencampuran bahan aHua pro in$eksi yang digunakan tetap di$aga suhunya 0& ; untuk meningkatkan kelarutan de:trosa. *imana °
dekstrosa sangat mudah larut dalam air mendidih (rissel, %&&6!. *e:trosa sangat mudah larut
sehingga
pengadukan dihentikan setelah de:trosa melarut.
%1
engadukan dalam hal ini bertu$uan untuk meningkatkan kelarutan dengan meningkatkan kontak pemukaan zat aktif dengan pelarutnya serta mencegah terbentuknya gelembung dengan meratakan pemanasan yang dapat menimbulkan kontaminasi akibat kontak sediaan dengan udara. arbon aktif yang ditambahkan sebanyak &,1 2, dikocok selama # hingga 1& menit (Benkins et al., 19#!. 'amun pada sediaan de:trosa yang dibuat ditambahkan pada praktikum kali ini &,1# gram karbon aktif dan diaduk selama 1# menit dengan tetap memepertahankan suhu 0&C;. engadukan yang dilakukan tidak boleh terlalu cepat agar tidak menyebabkan sediaan infus men$adi hitam. enambahan karbon aktif dilakukan pada saat larutan bersuhu K0&o; dengan tu$uan agar karbon aktif lebih efektif menyerap pirogen. etelah 1# menit diaduk dan dipanaskan pada suhu 0&C;, sediaan infus dekstrosa #2 disaring sebanyak 6 kali menggunakan kertas saring steril dengan ukuran pori-pori yang berbeda. =al ini dilakukan untuk memperoleh sediaan infus yang $ernih dan bebas partikulat. 'amun, penambahan karbon aktif tidak dapat men$amin bahwa sediaan telah terbebas sepenuhnya dari pirogen, maka setelah sediaan selesai dibuat, infus dekstrosa #2 akan disterilisasi akhir menggunakan autoklaf yang mengunakan suhu 1%1C; selama 1# menit. ada suhu ini dekstrosa belum mengalami dekomposisi namun, de:trosa akan mulai terdekomposisi apabila dipanaskan pada temperatur yang tinggi yaitu pada suhu %%&C; dan terutai seluruhnya pada suhu %& ; men$adi senyawa #-(hidroksimetil! furfural dan levoglucosan (ang et al ., °
%&11!. ebelum sediaan steril ditambahkan karbon aktif dan dipananakan pada suhu 0&C;, dilakukan pengukuran p=. =al ini dilakukan agar dapat diketahui perkiranaan penurunan p= yang ter$adi setelah sterilisasi akhir, sehingga sediaan tetap berada dalam rentang p= stabilnya yaitu 6,#-0,# (*epkes +, 199#!. *imana selama proses sterilisasi dengan autoklaf dapat ter$adi penurunan p= sebesar 1 satuan. Bika p= sediaan yang lebih rendah (p= L 6,#! akan menyebabkan terbentuknya karamel. Bika p= terlalu basa (p= D 0,#! dapat menyebabkan sediaan terdekomposisi dan berwarna coklat (ibbe, %&&&!. Oleh karena itu, p= sediaan infus harus diperhatikan agar tetap berada dalam rentang p= yang dipersyaratkan
%%
untuk stabilitas sediaan, baik pada penampilan sediaan ataupun efek farmakologis zat aktif itu sendiri. Bika p= larutan bersifat terlalu asam, dapat dilakukan penambahan 'aO= &,&1', sebaliknya $ika p= larutan bersifat terlalu basa makan dapat dilakukan penambahan larutan =;l &,&1'. ediaan infus dekstrosa yang sudah disaring selan$utnya dimasukkan ke dalam wadah kaca tipe ++ (kaca soda kapur! yang sudah tera 1&& m/ terlebih dahulu dengan menggunakan aHua pro in$eksi, kemudian ditutup segera dengan tutup karet steril, kemudian pada tutupnya dibungkus dengan aluminium foil dan plastik ikan terakhir diikat simpul dengan tali kasur untuk menghindari kontaminasi yang mungkin masuk ke dalam botol infus. *igunakan kaca soda kapur karena wadah ini sudah mengalami dealkilasi atau proses penghilangan alkali pada permukaan kaca (*epkes +, 199#!, sehingga pada saat sterilisasi akhir dengan pemanasan alkali pada permukaan wadah tidak akan keluar dan tercampur dengan sediaan yang dibuat. etelah itu, ketiga batch sediaan dibungkus dengan plastik bening % kg dan dilakukan
sterilisasi
akhir.
terilisasi
akhir
sediaan
dilakukan
dengan
menggunakan autoklaf pada suhu 1%1 ; selama 1# menit. etelah sediaan selesai °
disterilisasi akhir, dilakukan e)aluasi sediaan. 4)aluasi sediaan yang dilakukan meliputi u$i organoleptis, u$i ke$ernihan dan warna, kebocoran dan u$i p= dalam sediaan. ada u$i organoleptis warna sediaan bening dan tidak berbau yang menun$ukkan bahwa sediaan tidak mengalami perubahan warna akibat zat aktif (dekstrosa! terurai men$adi senyawa furfuran (hidroksi metilfurfuran!. =al ini karena proses pemanasan yang selalu di$aga tetap konstan sehingga temperatur larutan infus tetap pada suhu 0&o;. ada e)aluasi ke$ernihan sediaan yang dihasilkan sudah $ernih. 4)aluasi yang selan$utnya dilakukan adalah u$i kebocoran yang dilakukan dengan cara membalik botol infus yang masih tertutup rapat diatas kertas saring yang steril. *ilihat apakah ada rembesan air yang keluar dari botol infus dan membasahi kertas saring. ada e)aluasi kebocoran kali ini tidak terdapat kebocoran atau rembesan air yang keluar dari wadah dan kertas saring tetap kering. emudian dilakukan u$i ke$ernihan dan warna. ada latar putih tidak terdapt partikulat berwarna yang terlihat dan pada latar hitam $uga tidak terdapat
%6
partikulat tidak berwarna yang terlihat. ehingga dapat dikatakan sediaan infus dekstrosa #2 $ernih $ika dilihat dari hasil pengamatan tersebut. ada u$i p= akhir setelah autoklaf diperoleh p= #,1 yang berarti bahwa p= sediaan tetap berada dalam rentang p= stabilnya yaitu 6,#-0,# (*epkes +, 199#!. ediaan yang telah die)aluasi diberi etiket dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder, bersama dengan brosur sediaan. emudian sediaan disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari dan pada suhu % o-%#o;. enyimpanan sediaan perlu diperhatikan karena dekstrosa tidak stabil terhadap suhu tinggi, pada pemanasan suhu tinggi dekstrosa akan berubah men$adi #hidroksi-metil-furfural, yang akhirnya berubah men$adi
asam lau)ulinik.
enyimpanan pada suhu % o-%#o; atau disimpan pada suhu kamar, maka sediaan dapat tahan sampai 17 bulan. *ekstrosa memiliki daya tahan yang baik terhadap cahaya, namun penyimpanannya diusahakan terlindung dari sinar matahari untuk men$aga stabilitas dari sediaan (3c4)oy, %&&%!.
BAB II PENUTUP
%7
.1
)es"mulan
1. 8ntuk dapat membuat sediaan infus dekstrosa #2 perlu dilakukan tahap preformulasi yaitu untuk mengetahui sifat bahan aktif maupun bahan tambahan serta mengetahui hal-hal penting yang perlu diperhatikan untuk membuat
$enis
sediaan
tertentu
seperti
pemerian,
stabilitas,
inkompatibilisas dan lain-lain. %. ormula yang digunakan untuk membuat sediaan infus dekstrosa #2 berdasarkan fomula yang dia$ukan oleh 'iazi (%&&7!. ormula tersebut adalah sebagai berikut. @
*ekstrosa Anhidrat
#%,# gram
arbon aktif AHua pro in$eksi
&,1# gram ad 1&&& ml
6. ediaan infus dektrosa #2 yang dibuat dalam praktikum ini dibuat dengan mencampurkan dekstrosa monohidrat dengan water for in$ection pada suhu 0&C; lalu dihilangkan pirogennya dengan menggunakan karbon aktif dan dihilangkan semua $enis $asad renik (mikroorganisme! dengan menggunakan teknik sterilisasi akhir secara panas basah yaitu autoklaf. 7. engu$ian yang dilakukan terhadap sediaan infus dekstrosa #2 yang dibuat antara lain u$i organoleptis, u$i kebocoran, u$i ke$ernihan dan warna serta u$i p=. =asil pengu$ian menun$ukkan bahwa sediaan yang dibuat telah memenuhi syarat sebagai sediaan steril yaitu infus ber)olume besar.
.2
&aran
1. ebaiknya dilakukan pengu$ian ada tidaknya partikulat pada sediaan sehingga keberadaan partikel yang tidak telihat oleh mata bisa diketahui. %. ebaiknya pengu$ian kebocoran dilakukan sesuai dengan standar yaitu dengan menggunakan larutan metilen blue &,12 sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat 6. ebaiknya dilakukan perhitungan awal untuk mengetahui perkiraaan p= awal sediaan melalui nilai pa bahan aktif sehingga dapat diperkirakan $umlah dan molaritas =;l dan atau 'aO= yang akan ditambahkan ke dalam sediaan untuk penyeseuaian p=. %#
DATAR PU&TA)A
Anief, 3oh. %&. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik . Mogyakarta< >a$ah 3ada 8ni)ersity ress. Ansel, =.;., Allen, /.F., and opo)ich, '.>. 199. nsel!s Pharmaceutical "osage #orm and "rug "elivery $ystems, %ight %dition. hiladelphia< /ippincott Eilliams N Eilkins a wotterslu)er ;ompany.
%0
*epkes +. 199. #armako&e Indonesia %disi III . Bakarta< *epartemen esehatan epublik +ndonesia. *epkes +. 199#. #armako&e Indonesia %disi I' .Bakarta < *epartemen esehatan epublik +ndonesia. ang, G., . /. mith Br., B.A. ozinski, . 3inowa, . Arai. %&11. eaction of * glucose in water at high temperatures (71& ;! and pressures (1& 3a! for the production of dyes and nano-particles. The (ournal o) $u&ercritical #luids, Fol. #0, =al. 71-7. Benkins, >./. 19#. $coville!s The rt o) Com&ounding , 9th edition. 'ew Mork< 3ac >raw =ill "ook ;o. +nc. ibbe, A. =. %&&&. *andbook o) Pharmaceutical %+ci&ients Third %dition. /ondon< harmaceutical ress (h!. =al 1#. /achman, /., =. A. /ibermen, dan B./. anig. 1997. Teori dan Praktek #armasi Industri, 4disi etiga. Bakarta< 8+ ress. /azlo, ., . Bosepo)its and 4. ombacz. %&&1. Analysis of Acti)e ites on ynthetic ;arbon urfaces by Farious 3ethods. nalytical $ciences Fol. 1. he Bapan ociety for Analytical ;hemistry. /ukas, tefanus. %&&0. #ormulasi $teril . Mogyakarta< enerbit Andi. 3c4)oy, >. . %&&%. *#$ "rug In)ormation. 8nited tate of America< American ociety of =ealth ystem harmcists. 'iazi, . .. %&&7. *andbook o) Pharmaceutical Manu)acturing #ormulations $terile Products 'olume -. "oka aton< harmaceutical ress. eynolds, B. 4. . Martindale The %+tra Pharmaco&ea Twenty %ight %dition ook /. /ondon< harmaceutical ress (h!. owe, ;. ., . B. hekey and . B. Eeller. %&&9. *andbook o) Pharmaceutical %+ci&ients. 8A< harmaceutical ress and American harmaceutical Association. uhartana, %&&0. Pemanfaatan empurung elapa sebagai "ahan "aku Arang Aktif dan Aplikasnya untuk en$ernihan Air umur di *esa "elor ecamatan 'garingan abupaten >roboganQ. (urnal erkala #isika. Fol 9 (6!, 1#1-1#0. weetman, . ;. %&&9. Martindale The Com&lete "rug 0e)erence Thirty1$i+th %dition. /ondon< harmaceutical ress rissel, ;. A. %&&6. *andbook on In2ectable "rugs /3th edition book 3 . 8A< American ociety of =ealth- ystem harmacist +nc.
%
8 =ealth *epartment. %&&9. ritish 4ational #ormulary. >reat "ritain< "3B ublishing >roup and ublishing.
LAMPIRAN
1. /ampiran gambar produk infus de:trose #2
%
%. /ampiran hasil e)aluasi produk infus de:trose #2 a. 8$i ebocoran
osisi sediaan terbalik untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada bagian atas kemasan.
%9
osisi sediaan tegak untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran dari bagian bawah kemasan. b. 8ii e$ernihan dan Earna
engamatan sediaan pada latar hitam untuk melihat ada tidaknya kotoran tidak berwarna.
6&