1
BAB I PENDAHULUAN
A. LAT LATAR BELA BELAKA KANG NG Seha Sehatt dan dan saki sakitt meru merupa paka kan n pros proses es yang yang berk berkai aita tan n deng dengan an kema kemamp mpua uan n atau atau
ketida ketidakma kmampu mpuan an manusi manusiaa berada beradapta ptasi si dengan dengan lingku lingkunga ngan n baik baik secara secara biolog biologis, is, psikologis maupun sosio budaya. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Upaya Kesehatan Ke sehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta serta memili memiliki ki penget pengetahu ahuan an dan atau keteram keterampila pilan n melalu melaluii pendid pendidika ikan n di bidang bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya keseha kesehatan tan.. enerim enerimaa elaya elayanan nan Keseha Kesehatan tan adalah adalah setiap setiap orang orang yang yang melaku melakukan kan kons konsul ultas tasii
tent tentan ang g
keseh kesehat atan an untu untuk k
memp mempero eroleh leh pela pelaya yana nan n
keseh kesehata atan n yang yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada tenaga kesehatan. !Undang-undang Kesehatan "o.#$ tahun, %&'(). *anjut Usia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manu manusi siaa menc mencap apai ai usia usia dewa dewasa sa,, ia memp mempun unya yaii kema kemamp mpua uan n repr reprod oduk uksi si dan dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. +agi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase fase hidu hidupn pnya ya dan dan menc mencob obaa meny menyes esua uaik ikan an diri diri deng dengan an kond kondis isii ling lingku kung ngan anya ya !Darmojo, %&&). enyakit pada usia lanjut dengan gejala khas yaitu multipatologi !lebih dari satu penyakit), kemampuan fisiologis tubuh yang sudah menurun, tampilan gejala yang yang tida tidak k khas khasme meny nyim impa pang ng,, dan dan penu penuru runa nan n stat status us fung fungsio siona nall !kem !kemam ampu puan an krerak krerakti tiitas itas). ). enyak enyakit-p it-peny enyaki akitt yang yang ditemu ditemukan kan pada pada pasien pasien geriat geriatri ri umumny umumnyaa adalah penyakit degeneratif kronik !Kane, %&&/). engertian penyakit degeneratif secara umum dikatakan bahwa penyakit ini merupakan proses penurunan fungsi organ tubuh yang umumnya terjadi pada usia tua. "amun ada kalanya juga bisa terjadi te rjadi pada usia muda, akibat yang ditimbulkan adalah
2
penurunan derajat kesehatan yang biasanya diikuti dengan penyakit. 0kibat yang paling bahaya dari penyakit ini adalah rasa sakit dan juga sangat menyita biaya terutama saat masa tua, dan bisa juga akan berakhir dengan kematian !Darmojo, %&&). Setiap orang pasti ingin memiliki masa tua yang bahagia tetapi keinginan tidaklah selalu dapat menjadi nyata. ada kehidupan nyata, banyak sekali lansia-lansia yang menjadi depresi, stress, dan berpenyakitan. +anyak kita temukan lansia yang dikirim ke panti jompo dan tidak terurus oleh keluarga, ada lansia yang diasingkan dari kehidupan anak cucunya meskipun hidup dalam lingkungan yang sama, ada lansia yang masih harus bekerja keras meskipun sudah tua, dan masih banyak hal-hal lainnya yang menjadi penyebab gangguan keselamatan dan keamanan !*ueckenotte, %&&1). Keselamatan dan keamanan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindari dari ancaman bahaya atau kecelakaan, keadaan aman dan tentram. 2aktorfaktor yang mempengaruhi gangguan keselamatan dan keamanan yaitu usia, tingkat kesadaran, emosi, status mobilisasi, gangguan sensori,informasi komunikasi, penggunaan antibiotik yang tidak rasional, keadaan imunitas, ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih, status nutrisi, tingkat pengetahuan. 3atuh merupakan masalah fisik yang sering terjadi pada lansia, dengan bertambahnya usia kondisi fisik, mental, dan fungsi tubuh pun menurun. 3atuh dan kecelakaan pada lansia merupakan penyebab kecacatan yang utama. 3atuh adalah kejadian secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang
mengakibatkan seseorang
mendadak terbaring atau terduduk dilantai !4aryam, %&&/). +erdasarkan penduduk lansia di 5ndonesia pada tahun %&%& mendatang sudah mencapai angka ''.(6 atau tercatat sekitar %/./ juta orang yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia !+S, %&&7). 5nsiden jatuh di 5ndonesia tercatat dari ''1 penghuni panti sebanyak #& lansia atau sekitar (#.(76 mengalami jatuh. Kejadian jatuh pada lansia dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan di88iness, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang dan lain-lain !Darmojo, %&&). enyebab jatuh pada lansia adalah penyakit yang sedang diderita, seperti hipertensi, stroke, sakit kepalapusing, nyeri sendi, reumatik dan diabetes. erubahan perubahan akibat proses penuaan seperti penurunan pendengaran, penglihatan, status mental, lambatnya pergerakan, hidup sendiri, kelemahan otot kaki bawah, gangguan
3
keseimbangan dan gaya berjalan. 2aktor lingkungan terdiri dari penerangan yang kurang, bendabenda dilantai !tersandung karpet), tangga tanpa pagar, tempat tidur atau tempat buang air yang terlalu rendah, lantai yang tidak rata, licin serta alat bantu jalan yang tidak tepat. 3atuh !falls) merupakan suatu masalah yang sering terjadi pada lansia !4aryam, %&&/). 2aktor risiko jatuh meliputi faktor intrinsik dan ekstrinsik, faktor intrinsik antara lain sistem saraf pusat, demensia, gangguan sistem sensorik, gangguan sistem kardioaskuler, gangguan metabolisme, dan gangguan gaya berjalan. 2aktor ekstrinsik meliputi lingkungan, aktifitas, dan obat-obatan, selama proses menua, lansia mempunyai konsekuensi untuk jatuh salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah instabilitas yaitu berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh. 3atuh dianggap sebagai konsekuensi alami tetapi jatuh bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan !Stanley, %&&$). Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian jatuh pada lansia. encegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada lansia, mengidentifikasi faktor risiko dilakukan untuk mencari adanya faktor intrinsik risiko jatuh, keadaan lingkungan rumah yang berbahaya yang dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. enilaian keseimbangan dan gaya berjalan dilakukan untuk berpindah tempat dan pindah posisi, penilaian postural sangat diperlukan untuk mengurangi faktor penyebab terjadinya risiko jatuh, serta mengatur atau mengatasi fraktur situasional dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaaan rutin kesehatan lansia secara periodik !4ariyam, %&&/). +erdasarkan uraian diatas, maka
penulis beralasan mengambil judul
penelitian tentang. 90suhan Keperawatan ada Klien :erontik dengan :angguan Keamanan ;
4
+erdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah 90suhan Keperawatan ada Klien :erontik dengan :angguan Keamanan ;
keamanan ; resiko jatuh. %. Tujuan Khusus a. 4emahami pengertian dari resiko jatuh. b. 4emahami penyebab dari jatuh pada lansia. c. 4emahami faktor risiko jatuh pada lansia. d. 4emahami pencegahan jatuh pada lansia. e. 4emahami komplikasi jatuh pada lansia. f. 4emahami pendekatan diagnostik dari jatuh pada lansia. g. 4emahami penatalaksanaan jatuh pada lansia. h. 4emahami asuhan keperawatan pada lansia.
D. MANFAAT PENELITIAN 4anfaat dari penelitian ini adalah terdiri dari; '. +agi 5ntitusi endidikan Sebagai bahan informasi untuk mengetahui 0suhan Keperawatan ada Klien
:erontik dengan :angguan Keamanan ;
5
masalah atau mencari solusi untuk menurunkan faktor risiko yang dapat menyebabkan jatuh pada lansia.
BAB II TINJAUAN TEORETIS KONSEP DASAR MEDIS A. PENGERTIAN 3atuh merupakan masalah keperawatan utama pada lansia, yang menyebabkan cedera,
hambatan mobilitas dan kematian !Sattin, %&&(). Selain cedera fisik yang berkaitan dengan jatuh, indiidu dapat mengalami dampak psikologis, seperti takut terjatuh kembali, kehilangan kepercayaan diri, peningkatan kebergantungan dan isolasi sosial !Downton dan 0ndrews, %&&$). 3atuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaringterduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka !
steoporosis menyebabkan tulang menjadi rapuh dan dapat mencetuskan fraktur. %. erubahan refleks baroreseptor ?enderung membuat lansia mengalami hipotensi postural, menyebabkan
pandangan berkunang-kunang, kehilangan keseimbangan, dan jatuh. #. erubahan lapang pandang, penurunan adaptasi terhadap keadaan gelap dan penurunan penglihatan perifer, ketajaman persepsi kedalaman, dan persepsi warna dapat
menyebabkan
salah
interpretasi
mengakibatkan lansia terpeleset dan jatuh. (. :aya berjalan dan keseimbangan
terhadap
lingkungan,
dan
dapat
6
berubah akibat penurunan fungsi sistem saraf, otot, rangka, sensori, sirkulasi dan pernapasan. Semua perubahan ini mengubahpusat graitasi, mengganggu keseimbangan
tubuh
dan
menyebabkan
limbung,
yang
pada
akhirnya
mengakibatkan jatuh. erubahan keseimbangan dan properosepsi membua lansia sangat rentan terhadap perubahan permukaan lantai !contoh lantai licin dan mengkilat). 0khirnya, usia yang sangat tua atau penyakit parah dapat mengganggu fungsi refleks perlindungan dan membuat indiidu yang bersangkutan berisiko terhadap jatuh !*ord, %&&1). C. FAKTOR RISIKO 1. Faktor intrinsik 2aktor intrinsik yang dapat mengakibatkan insiden jatuh termasuk proses penuaan
dan beberapa kondisi penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke dan gangguan ortopedik serta neurologik. 2aktor intrinsik dikaitkan dengan insiden jatuh pada lansia adalah kebutuhan eliminasi indiidu. +eberapa kasus jatuh terjadi saat lnsia sedang menuju, menggunakan atau kembali dari kamar mandi. erubahan status mental juga berhubungan dengan peningkatan insiden jatuh. 2aktor intrinsik lain yang menimbulkan resiko jatuh adalah permukaan lantai yang meninggi, ketinggian tmpat tidur baik yang rendah maupun yang tinggi dan tidak ada susut tangan ditempat yang strategis seperti kamar mandi dan lorong. . Faktor Ekstrinsik 2aktor ekstrinsik juga memengaruhi terjadinya jatuh. 3atuh umumnya terjadi pada
minggu pertama hospitalisasi, yang menunjukkan bahaw megenali lingkungan sekitar dapat mengurangi kecelakaan. >bat merupakan agen eksternal yang diberika kepada lansia dan dapat digolongkan sebagai faktor risiko eksternal.obat yang memengaruhi sistem kardioaskular dan sistem saraf pusat meningkatkan risiko terjadinya jatuh, biasanya akibat kemungkina
hipotensi atau karena mengakibatkan perubahan
status ,emtal. *aksatif juga berpengaruh terhadap insida jatuh. 5ndiidu yang mengalami hambatan mobilitas fisik cenderung menggunakan alat bantu gerak seperti kursi roda, tongkat tunggal, tongkat kaki empat dan walker. asien yang menggunakan alat banu lebih mungkin jatuh dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan alat bantu. enggunaan restrain mengakibatkan kelemahan otot dan konfusi, yang merupakan faktor ekstrinsik terjadinya jatuh. D. KOMPLIKASI
7
3atuh pada lansia menimbulkan komplikasi @ komplikasi seperti ; ! Kane, %&&1A Ban @ der @ ?ammen, %&&& ) '. erlukaan ! injury ) a.
diri,
dan
pembatasan gerak. E. PENCEGAHAN TERHADAP JATUH '. 4engindentifikasi faktor risiko, penilaian keseimbangan, gaya berjalan, diberikan
latihan fleksibilitas gerakan, latihan keseimbangan fisik, koordinasi keseimbangan serta mengatasi faktor lingkungan. Setiap lansia harus diealuasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat dan pindah posisi. enilaian goyangan badan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh, begitu pula dengan penilaian apakah kekuatan otot ekstremitas bawah cukup untuk berjalan tanpa bantuan, apakah lansia menapakkan kakinya dengan baik, tidak mudah goyah, dan mengangkat kaki dengan benar saat berjalan. Kesemuanya itu harus diperbaiki bila terdapat penurunan. %. 4emperbaiki kondisi lingkungan yang dianggap tidak aman, misalnya dengan memindahkan benda berbahaya, peralatan rumah dibuat yang aman !stabil, ketinggian disesuaikan, dibuat pegangan pada meja dan tangga) serta lantai yang tidak licin dan penerangan yang cukup. #. 4enanggapi adanya keluhan pusing, lemas atau penyakit yang baru. 0pabila keadaan lansia lemah atau lemas tunda kegiatan jalan sampai kondisi memungkinkan dan usahakan pelan-pelan jika akan merubah posisi !Darmojo, %&&). F. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan ini untuk mencegah terjadinya jatuh berulang dan menerapi komplikasi yang terjadi, mengembalikan fungsi 0KS terbaik, mengembalikan kepercayaan diri penderita.
8
'. enatalaksanaan penderita jatuh dengan mengatasi atau meneliminasi faktor risiko, penyebab jatuh dan menangani komplikasinya. enatalaksanaan ini harus terpadu dan membutuhkan kerja tim yang terdiri dari dokter !geriatrik, neurologik, bedah ortopedi, rehabilitasi medik, psikiatrik, dll), sosiomedik, arsitek dan keluarga penderita. %. enatalaksanaan bersifat indiidual, artinya berbeda untuk setiap kasus karena perbedaan factor @ factor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. +ila penyebab merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, sederhanma, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh serta efektif. Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan perbaikan kebiasaan lansia itu. ada kasus lain interensi diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh ulangan, misalnya pembatasan bepergian aktifitas fisik, penggunaan alat bantu gerak. #. Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot sehingga memperbaiki nfungsionalnya. Sayangnya sering terjadi kesalahan, terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh, padahal terapi ini diperlukan terus @ menerus sampai terjadi peningkatan kekuatan otot dan status fumgsional. enelitian yang dilakukan dalam waktu satu tahun di 0merika Serikat terhadap pasien jatuh umur lebih dari 71 tahun, didapatkanpeningkatan kekuatan otot dan ketahanannya baru terlihat nyata setelah menjalani terapi rehabilitasi # bulan, semakin lama lansia melakukan latihan semakin baik kekuatannya. (. Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi mengeliminasi penyebabnyafaktor yang mendasarinya. enderita dimasukkan dalam program gait training, latihan strengthening dan pemberian alat bantu jalan. +iasanya program rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapis. rogram ini sangatmembantu penderita dengan stroke, fraktur kolum femoris, arthritis, arkinsonisme. 1. enderita dengan dissines sindrom, terapi ditujukan pada penyakit kardioaskuler yang mendasari, menghentikan obat @ obat yang menyebabkan hipotensi postural seperti beta bloker, diuretik, anti depresan, dll.
9
$. Terapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki lingkungan rumah tempat kegiatan lansia seperti di pencegahan jatuh !
G. PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Setiap penderita lansia jatuh, harus dilakukan assesmen seperti dibawah ini '.
%. emeriksaan 2isik a. Tanda ital ; nadi, tensi, respirasi, suhu badan ! panas hipotermi ) b. Kepala dan leher ; penurunan isus, penurunan pendengaran, nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bising c. 3antung ; aritmia, kelainan katup d. "eurologi ; perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer, kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor. e. 4uskuloskeletal ; perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki ! podiatrik ), deformitas.
10
KONSEP DASAR ASKEP A. PENGKAJIAN '. 0ktiitas5stirahat; :ejala ; "yeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.*imitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda ;4alaise, keterbatasan rentang gerakA atrofi otot, kulit, kontraktorkelaianan pada sendi. %. Kardioaskular; :ejala ; 2enomena
pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusan dan ketidakberdayaan !situasi ketidakmampuan), ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ! misalnya ketergantungan pada orang lain). (. 4akanan?airan; :ejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan mengkonsumsi makanan cairan adekuat; mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah. Tanda ; enurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa. 1. Cygiene; :ejala ; +erbagai kesulitan untuk melaksanakan aktiitas perawatan pribadi, ketergantungan. $. "eurosensori; :ejala ; Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Tanda ; embengkakan sendi simetris. 7. "yeriKenyamanan; :ejala ; 2ase akut dari nyeri !mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi). /. Keamanan; :ejala ; Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, *esi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa. . 5nteraksi Sosial; :ejala ; Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga orang lainA perubahan peranA isolasi. B. DIAGNOSA KEPERA!ATAN '. :angguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan keterbataan rentang gerak. %. :angguan nyaman nyeri yang berhubungan dengan trauma jaringan akibat jatuh
11
#.
C. INTER"ENSI '. :angguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan; - Klien mampertahankan kekuatan dan ketahanan sistem muskuloskeletal dan
fleksibilitas sendi-sendi dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur. Int#r$#nsi K#%#ra&atan
Rasiona'
>bserasi tanda dan gejala penurunan 4emberikan informasi sebagai dasar mobilitas
sendi,
dan
kehilangan dan pengawasan keefektifan interensi.
ketahanan >bserasi status respirasi dan fungsi 4emberikan informasi tentang status jantung klien.
respirasi dan fungsi jantung klien.
>bserasi lingkungan terhadap bahaya- 4encegah risiko cedera pada lansia bahaya keamanan yang potensial. Ubah lingkungan untuk menurunkan bahaya bahaya keamanan. 0jarkan tentang tujuan dan pentingnya 4eningkatkan harga diri; meningkatkan latiha
rasa kontrol dan kemandirian klien 4embantu
perawatan
diri
dan
0jarkan penggunaan alat-alat bantu yang kemandirian pasien. tepat %. :angguan nyaman nyeri yang berhubungan dengan trauma jaringan akibat jatuh Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan; - Klien menyatakan nyeri terkontrol - Klien mampu membatasi fungsi posisi dengan pembatasan kontraktur - Klien mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi -
kompensasi tubuh. TTB dalam batas normal
12
'.
Int#r$#nsi K#%#ra&atan Rasiona' Ealuasi atau lanjutkan pemantauan Tingkat aktifitas atau latihan tergantung
tingkat inflamasi atau rasa sakit pada dari perkembangan atau resolusi dari sendi. %.
proses inflamasi
+antu dan ajari keluarga klien untuk 5stirahat
sistemik
pertahankan istirahat tirah baring atau eksaserbasi
dianjurkan
akut
dan
selama
seluruh
fase
duduk jika diperlukan, jadwal aktifitas penyakit yang penting untuk mencegah untuk memberikan periode
istirahat kelelahan
dan
mempertahankan
yang terus menerus dan tidur dimalam kekuatan. hari yang tidak terganggu. #.
+antu
dan
ajari
keluarga
dengan 4empertahankan
atau
menigkatkan
rentang gerak aktifatau pasif, demikian fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina juga latihan resistif dan isometric jika umum. memungkinkan.
?atatan;
latihan
yang tidak
adekuat dapat menyebabkan kekakuan sendi
(.
0jari klien dan keluarga ubah posisi 4enghilangkan tekanan pada jaringan dengan sering dengan personel cukup dan
meningkatkan
sirkulasi,
tehnik
serta demonstrasikan atau bantu tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah pemindahan dan penggunaan bantuan robekan abrasi kulit. mobilitas, mis; trape8e. 1.
Dorong klien mempertahankan postur 4emaksimalkan tegak
dan
duduk
tinggi,
fungsi
sendi,
berdiri, mempertahankan mobilitas.
berjalan. $.
0jarkan keluarga untuk memberikan 4enghindari cedera akibat kecelakaan lingkungan yang aman, mis; menaikkan atau jatuh. kursi
atau
pegangan
kloset,
tangga
menggunakan
pada
bak
atau
pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas atau kursi roda #.
13
-
Klien
menunjukkan perilaku
untuk
mencegah
kerusakan
kulit
-
memudahkan penyembuhan sesuai indikasi 4encapai penyembuhan luka sesuai waktu atau penyembuhan lesi terjadi
atau
Int#r$#nsi K#%#ra&atan Rasiona' Kaji kulit untuk luka terbuka, benda 4emberikan informasi tentang sirkulasi
asing,
kemerahan
,
perdarahan, kulit dan pembentukan edema yang
perubahan warna, kelabu, memutih.
membutuhkan interensi medik lanjut
'.
4engurangi tekanan konstan pada area 0jarkan keluarga lansia agar mengubah yang sama dam meminimalkan resiko posisi sesering mungkin. %. kerusakan kulit . #.
0jarkan keluarga lansia agar sesering 4enurunkan kadar kontaminasi kulit mungkin membersihkan kulit dengan air sabun hangat.
(. Tekuk ujung kawat atau tutup ujung 4encegah cedera pada bagian tubuh lain kawat atau pen dengan karett atau gabus pelindung atau tutup jarum. 1. 0jarkan bantalan
keluarga atau
domba atau busa.
agar
pelindung
4encegah tekanan berlebihan pada kulit, memberikan meningkatkan eaporasi kelembapan yang dari
kulit menurunkan resiko ekskoriasi.