Laporan Kasus
GEMELI DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR SANGAT RENDAH (BBLSR)
Oleh
Oleh: Mardiati NIM. I1A001004
Pembimbing Dr. Pudji Andayani, Sp.A
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK FK UNLAM – RSUD ULIN BANJARMASIN BANJARMASIN Juli 2009
1
BAB I PENDAHULUAN
Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) merupakan bayi lahir hidup dengan berat berat badan lahir 1000 1000 – 1500 g. Penyebab Penyebab dari BBLSR adalah kelahiran kelahiran prematur prematur dan
intrau intrauter terine ine
growth growth
restri restricti ction on
(IUG (IUGR). R). Fakto Faktor-f r-fak akto torr yang yang
mempengaruhi sehingga bayi lahir dengan BBLSR yaitu ras, usia maternal, faktor maternal yaitu penyakit yang dialami ibu selama mengandung, komplikasi persalinan seper seperti ti plase plasenta nta previa previa,, perda perdarah rahan an,, servik servikss inkom inkompe peten ten,, dan dan infek infeksi si mate materna rnall sedangkan faktor fetal adalah kehamilan ganda. 1,2 Sebagian besar bayi kembar dilahirkan prematur, dan komplikasi pada ibu akiba akibatt keha kehami milan lan ini lebih lebih sering sering darip daripad adaa keham kehamil ilan an tungg tunggal. al. Tetap Tetapii karen karenaa kebanyakan kembar adalah prematur menurut beratnya, mortalitas keseluruhannya menjadi lebih tinggi daripada mortalitas kelahiran tunggal. 3 Morbiditas neonatal BBLR meliputi sepsis, nekrotik enterokolitis, retinopati prematuritas, prematuritas, penyakit paru kronik dan perdarahan perdarahan intraventrikular. intraventrikular. Angka kejadian sepsis pada bayi dengan BBLSR sekitar 14% – 48% yang merupakan penyebab kematian. 4,5 Di Nega Negara ra indust industri, ri, sekita sekitarr 1% - 3% bayi bayi lahir lahir denga dengann BB BBLS LSR, R, tingka tingkatt mortalitas 40% – 50% dan lebih dari separuhnya harus dirawat di rumah sakit bagian unit intensif. 6 Di Amerika Serikat, sekitar 1,4% atau sekitar 56.270 bayi lahir dengan BBLS BB LSR R setiap setiap tahun tahun.. 7 Angk Angkaa keja kejadi dian an BB BBLR LR di Indo Indone nesi siaa seca secara ra nasi nasion onal al 2
berdasarkan berdasarkan analisa lanjut SDKI 1991 angka BBLR sekitar 7,5 %. BBLR bervariasi menurut propinsi dengan rentang 2,0 %-15,1% terendah di propinsi Sumatera utara dan tertinggi di Sulawesi Selatan. Berdasarkan umur kehamilan ditemukan 20,8% BBLR yang dilahirkan kurang bulan dan sebagian besar (79,2%) adalah BBLR pada kehamilan cukup bulan proporsi terbesar yaitu di daerah pedesaan. 8 Bayi dengan BBLSR merupakan salah satu faktor risiko terhadap kematian bayi khususnya khususnya pada masa perinatal. Tahun 2006, Indonesia Indonesia menduduki peringkat peringkat 10 diantara 18 negara ASEAN dan SEARO dengan angka kematian bayi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup. Kalimantan Selatan pada tahun 2007, angka kematian bayi yaitu 58 per 1000 kelahiran hidup. 9 Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus bayi gemeli dengan berat badan lahir sangat rendah di Ruang Perinatologi RSUD Ulin Banjarmasin.
3
BAB II LAPORAN KASUS
I.
Identitas
Nama Jenis Kelamin Umur Nama Ayah Ayah Umur Pekerjaan Pendidikan
: By. Ny. R.J I : Laki-laki : 3 jam : Tn. M. H.R : 20 tahun : Swasta : MAN
Nama Ibu Umur Pendidikan Agama Suku Alamat Pekerjaan
II.
: Ny. R.J : 18 tahun : MAN : Islam : Banjar : Jl. Veteran Km. 4,5 Banjarmasin : Ib Ibu rruumah ta tangga
Anamnesis
Alloanamnesis dengan nenek penderita, pada tanggal 24 Juni 2009, pukul 09.45 Wita. 1.
Keluhan Utama : Bayi lahir dengan berat badan sangat rendah
2.
Riwa Riwaya yatt Peny Penyak akit it Seka Sekara rang ng
Bayi lahir sekitar 3 jam yang lalu dengan diantar bidan. Persalinan ditolong oleh bidan di rumah bidan. Bayi lahir langsung menangis dan tidak ada kebiruan. Bayi lahir dengan posisi kepala terlebih dahulu dan tidak ada kesulitan dalam proses melahirkan. Sampai bayi dilahirkan, orangtua tidak mengetahui bahwa janin yang dikandungnya kembar. Selama hamil ibu rajin kontrol ke posyandu tetapi tidak pernah dikatakan mengandung bayi kembar. Ibu mengaku keluar air-air sekitar 10 menit sebelum melahirkan. Setelah bayi lahir, bidan yang menolong menyarankan agar bayi dibawa ke 4
RSUD Ulin untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Menurut bidan, tembuni satu dengan 2 tali pusat. Sejak lahir sampai sekarang bayi tidak ada diberi minuman apa pun. Keadaan ibu masih lemah sehingga tidak dapat mengantar bayi ke rumahsakit.. 3.
Riwayat Penyak yakit Dahu hullu
Keham Kehamila ilann ini adala adalahh keham kehamila ilann perta pertama ma.. Tida Tidakk ada ada riway riwayat at keguguran. 4.
Riwayat Antenatal
Pada Pada saat saat hamil, hamil, ibu ibu rajin rajin perik periksa sa ke Posya Posyand ndu. u. Ibu mend mendapa apatt suntikan TT 2 kali, obat tambah darah dan vitamin. Selama hamil tidak ada keluhan nyeri ulu hati, kaki bengkak, dan pandangan pandangan mata kabur. Tidak ada riwayat merokok, merokok, obat-obat obat-obat terlarang, terlarang, dan minum jamu-jamuan. Tidak ada riwaya keputihan. HPHT : - Oktober 2008 TP : - Juli 2009
5.
Riwayat Ke Keluarga
Penyakit keturunan Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, maupun asma pada orangtua 5
Kelahiran kembar : pada nenek (pihak ibu). 6.
Riwayat Ps Psikososial
Keluarga pendedrita tinggal di sebuah rumah yang terbuat dari kayu yang yang dite ditemp mpat atii oleh oleh ayah ayah dan dan ibu ibu kand kandun ung. g. Kebu Kebutu tuha hann mand mandii-cu cuci ci menggunakan air dari PDAM. 7.
Kead Ke adaa aan n Per Persa sali lina nan n Sek Sekar aran ang g dan dan Bayi Bayi
Nama bayi bayi
: By. Ny. R.J I
Wakt Waktuu kel kelah ahir iran an
: 24 24 Jun Junii 200 20099 /ja /jam m 06. 06.45 45 Wita Wita
Kehamilan
: Gemelli
Macam Macam persa persalina linann : Sponta Spontann belaka belakang ng kepal kepalaa
III.
Status GPA ibu
: G 1P0A0
Antropometri
:
Bera Beratt lah lahir ir : 120 12000 gra gram m
Panjang lahir
: 36 cm
Lingkar ke kepala
: titidak ta tahu
Lingkar dada
: tidak tahu
Lingkar lengan
: tidak tahu
Pemeriksaan Fisik 1. 2.
Keadaan Umum Tanda Vital
: Gerakan Gerakan kuran kurangg aktif, aktif, menan menangis gis kuran kurangg kuat kuat : Denyu Denyutt jantu jantung ng : 147 kali/ kali/me menit nit o suhu : 36,5 C 6
respirasi : 54 kali/menit berat badan badan : 1.200 gram CRT Kulit
: 3 detik
Saturasi O 2 : 98% (tanpa oksigen) : Warna Warna kulit kulit muka muka dan seluruh seluruh bada badann kemerah kemerahan an.. Turgor lambat kembali
5.
Rambut
: : rambut be berwarna hi hitam, ti tipis, di distribusi me merata,
Kepala
karakteristik lurus, tidak ada alopesia : Bentuk bu bulat lo lonjong, si simetris, UU UUB da dan UU UUK
Mata
belum menutup, menutup, wajah wajah simetris. simetris. : palpebra ti tidak ed edema, al alis da dan bbuulu ma mata ti tidak
Kepala/leher
mudah mudah dicabut dicabut,, konjungt konjungtiva iva tidak tidak pucat, pucat, sklera sklera ikteri ikterik, k, pupil pupil berdi berdiam amete eterr 2 mm/2 mm/2 mm, mm, isoko isokor, r, Telinga
reflek cahaya +/+. : Bentuk normal, terdapat tulang rawan pada pinggir
Hidung
pinna. : Bentuk normal, simetris, pernapasan cuping
Mulut
hidung tidak ada. : mukosa bibir kering,
sianosis
tidak
ada,
labiopalatoschizis tidak ada, refleks suching dan Lidah 5. 6.
Leher Toraks
Inspeksi
rooting positif. : Bentuk simetris, tidak anemis, warna merah muda. Kuduk kaku tidak ada, tidak tortikolis. : : Bentuk si simetris, te terdapat re retraksi ddii su substernum, tampak areola bertitik-titik dengan diameter < 0,75 cm dan pinggir rata.
a. Pulmo 7
Inspeksi
: Bentuk simetris, inspirasi dan ekspirasi tidak
Palpasi Perkusi Auskultasi
memanjang : Fremitus vokal simetris : Sonor : suara nnaapas br bronkovesikuler, su suara ta tambahan ti tidak ada.
b. Jantung Inspeksi
: Vousseure cardiaque, pulsasi dan iktus tidak terlihat. : Thrill tidak ditemukan. : Batas kanan : ICS IV LPS kanan
Palpasi Perkusi
Batas kiri
Batas atas : ICS II LPS kanan : S1 dan S2 tunggal, tidak ada takikardia
Auskultasi 7.
Abdomen
Inspeksi Palpasi
: Bentuk simetris, tidak kembung. : Hepar teraba 2 jari di bawah arkus kosta, lilien su sulit
Perkusi Auskultasi 8. 9. 10.
: ICS V LMK kiri
: : : :
Genital Anus Ekstremitas
teraba, massa tidak teraba. timpani (+ (+), dan tidak ditemukan adanya ascites Bising usus terdengar ♂, dec decen ensus sus terti terticul culoru orum m (+) (+) Anus paten
Kedua lengan dan tungkai dalam posisi fleksi, edema tidak ada, goresan 11.
IV.
telapak kaki jelas pada > 1/3 anterior Tulang bela elakang : Skoliosis tidak ada Resume
Nama Jenis Kelamin Umur Berat Badan Keluhan Utama Uraian
: : : : : :
By. Ny. R.J I Laki-laki 3 jam 1.200 gram Bayi ayi la lahir hir den denggan bbeerat ba badan sa sangat re rendah dah Bayi ddiilahirkan se secara no normal ddaan ditolong bi bidan. Ba Bayi 8
lahi lahirr langsu langsung ng mena menang ngis is deng dengan an berat berat bada badann 1.2 1.200 00 gram. Pemeriksaan Fisik Kead Keadaa aann Umum Umum Heart rate Suhu Pernapasan Kulit Kepala Mata Telinga Hidung Mulut Leher Toraks Abdomen Ekstremitas Genitalia Anus V.
: : : : : : : : : : : : : : : : :
Gera Geraka kann kura kurang ng akti aktif, f, mena menang ngis is kura kurang ng kuat kuat 147 kali/menit 36,5 oC 54 kali/menit Kemerahan, turgor lambat kembali Caput suksadaneum tidak ada Tidak anemis, tidak ikterik Terdapat tulang rawan pada pinggir pinna pernapasan cuping hidung tidak ada Mukosa kering, labiopalatoschizis tidak ada kaku kuduk tidak ada, tortikolis tidak ada Retraksi pada substernal Tali pusat mulai layu Edema (-/-), parese (-/-) ♂, decensus testis (+) (+)
Diagnosa Banding
I. BBLSR - SMK BBLSR - KMK II. Post term Aterm Pre term
VI.
Diagnosa Sementara
I. BBLSR - KMK II. Pre term 9
VII.
Prognosis
Dubia ad bonam
VIII.
Usulan/Saran
-
Perawatan tali pusat
-
Pengawasan keadaan umum dan tanda vital
-
Timbang berat badan setiap hari
-
Pendidikan terhadap orang tua dan keluarga tentang
imunisasi, pemberian makanan bergizi, ASI, kontrol ke pusat pelayanan kesehatan.
IX.
Terapi
I. II. III. III.
IV.
Rawa Rawatt ink inkub ubat ator or (jag (jagaa suh suhuu 36, 36,55 – 37,5 37,5)) Oksigen ((-) Kebu Kebutu tuha hann ccai aira rann (60 (60 cc/K cc/KgB gBB/ B/ha hari ri)) -
Infus D10
-
Protein (-)
-
Produk darah (-)
Obat-obatan -
Ampicillin 60 mg / 12 jam (IV)
-
Gentamicin 6 mg / 36 jam
IM (-) 10
P.O (-) V.
Monitor keadaan umum, tanda vital, tanda-tanda hipoglikemik
Pukul 19.05 WITA konsul Dokter Konsulen, advis : - Bolus - Anti Antibi biot otik ik o
Ampicillin 60 mg / 12 jam
o
Gentamicin 6 mg / 36 jam
- 1 jam setelah bolus, cek GDS
Pukul 21.50 WITA konsul Dokter Konsulen hasil Glukotes 113 mg/dl, advis: - Bo Bolu luss stop stop - Observas Observasii keadaa keadaann bayi bayi
11
12
13
14
Tabel 2. Hasil Laboratorium (24 Juni 2009) PEMERIKSAAN
Hemoglobin Leukosit Eritrosit Hematokrit Trombosit MCV MCH MCHC GDS CRP
HASIL
18,1 g/dl 10,9 ribu/ul 4,92 juta/ul 53 vol% 189 ribu/ul 107,5 fl 36,8 pg 34,2 % 44 mg/dl Negatif
X. Dis Diskusi
Bayi berat berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir yang berat badan pada saat kelahiran 1000 - 1.500 gram. Berikut adalah definisi mengenai istilah-istilah penting: 10 a. Bayi kurang kurang bulan bulan adalah adalah bayi bayi dengan dengan masa masa kehamilan kehamilan kurang kurang dari 37 minggu (259 hari) b. Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari) c. Bayi Bayi lebih bulan bulan adalah adalah bayi bayi dengan dengan masa kehami kehamilan lan mulai mulai 42 minggu minggu atau atau lebih (294 hari atau lebih).
15
Berda Berdasa sarka rkann penge pengerti rtian an di atas, atas, bayi bayi BB BBLS LSR R dapa dapatt digol digolong ongka kann menj menjad adii 2, yaitu: 10,11,12 1.
Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu, dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan. Masa gestasi yang kurang dari 37 minggu ini dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dan dianggap sebagai periode kehamilan memendek. Prematur sering juga digunakan untuk mangatakan imaturitas. 2. Dism Dismat atur urit itas as Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gesta gestasi si itu. itu. Bera Berarti rti bayi bayi meng mengala alami mi retar retarda dasi si pertu pertumb mbuh uhan an intra intraut uteri erinn dan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. Untuk menaksir masa gestasi pada neonatus dapat digunakan cara, antara lain: 11,12 1. Meng Menggu guna naka kann HPHT HPHT 2. Penil Penilaia aiann ukuran ukuran antrop antropom omet etrik rik 3. Pemeri Pemeriksa ksaan an radio radiolog logik ik 4. Menguku Mengukurr motor motor conducti conduction on velocity velocity 5. Pem Pemerik eriksa saan an EEG EEG 6. Penil Penilaia aiann karak karakte teris risti tikk fisik fisik 7. Penil Penilaia aiann kriteri kriteriaa neurol neurologi ogist st 8. Penil Penilaia aiann menur menurut ut Dub Dubowi owitz tz 16
9. Penilaia Penilaiann masa gestasi gestasi menurut menurut Monintj Monintja, a, dan kawan-ka kawan-kawan wan Pada kasus ini berat badan lahir adalah 1.200 gram dan untuk menaksir maturitas janin, digunakan digunakan cara cara : -
Penil Penilaia aiann ukuran ukuran lin lingka gkarr kepal kepalaa menur menurut ut Finns Finnstro trom m
Masa gestasi = 11,03 + 7,75 (lingkar kepala) = 11,03 + 7,75 (26) = 220,28 / 7 = 31 minggu – 32 minggu Bayi lahir dengan berat badan 1.200 gram, panjang badan 36 cm dan lingkar kepala 26 cm dengan masa gestasi 31 minggu, berdasarkan kurva Colorado berada di bawah persentil 10 th maka neonatus ini disebut sebagai dismaturitas atau kecil masa kehamilan. 10,13 Lingkar kepala dapat menunjukkan status pertumbuhan bayi. Lingkar kepala merupakan pengukur langsung pertumbuhan otak. Lingkar kepala pada bayi dengan KMK dapat menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan otak akibat adanya restriksi pertumbuhan pertumbuhan intrauteri intrauteri ( intrauterin growth restriction) atau kelainan neurologi. 10 Faktor yang meningkatkan insidensi KMK, yaitu: 14,15 1. Faktor fetu etus •
Abnormalitas karyotipe
•
Abnormalitas kromosom
•
Penyakit genetik 17
•
Anomali kongenital
2. Fakt Faktor or mat mater erna nall •
Penyaki Penyakitt ibu (hipert (hipertensi ensi,pen ,penyaki yakitt ginjal, ginjal, diabete diabetes, s, SLE, SLE, dan penyakit penyakit jantung
•
Infeksi (TORCH)
•
Status nutrisi
•
Penggunaan obat-obat terlarang, rokok dan alkohol
3. Fakt Faktor or plas plasent entaa ddan an uterus uterus •
Kelainan plasenta
•
Insufisiensi perfusi uteroplasenta
•
Plasenta previa
4. Fakt Faktor or demo demogr graf afii •
Usia ibu (kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun)
•
Tinggi dan berat badan ibu
•
Ras
•
Paritas
Adapu Adapunn penye penyeba babb disma dismatur turita itass ialah ialah setia setiapp keada keadaan an berupa berupa gangg ganggua uann pertukaran pertukaran zat antara janin dan ibu. 16 Pada kasus ini, bayi merupakan bayi kembar sehi sehing ngga ga zat zat maka makana nann yang yang dibe diberi rika kann ibu ibu sewa sewakt ktuu hami hamill terb terbag agii dua, dua, yang yang mengakibatkan mengakibatkan nutrisi pada masing-masing janin menjadi lebih sedikit dibandingkan dibandingkan pada kehamilan kehamilan tunggal. tunggal. Ini mengakibat mengakibatkan kan berat badan badan yang rendah rendah pada pada janin. 18
Menetapkan bayi kembar monozigot atau dizigot sangat penting. Penyebab kema kematia tiann yang yang umum umum terja terjadi di adala adalahh salin salingg memb membeli elitn tnya ya tali tali pusat pusat kedua kedua janin janin ters terseb ebut ut (>50 (>50% % kasu kasus) s).. Pada Pada kemb kembar ar mono monozi zigo gott seri sering ng timb timbul ul anas anasto tomo mosi siss arteriovenosa. Akibatnya darah akan dipompakan dari arteri ke dalam vena, keluar dari dari janin janin yang yang satu satu masuk masuk ke arter arterii janin janin yang yang lain. lain. Sehin Sehingga gga janin janin kemb kembar ar monozigot yang satu dapat berukuran jauh lebih kecil daripada janin lainnya. 8,19 Diagnosi Diagnosiss kembar kembar prenata prenatall terkesan terkesan dari dari uku ukuran ran uterus uterus yang lebih besar besar daripada yang diharapkan untuk umur kehamilan, auskultasi 2 jantung janin, dan kenaika kenaikann kadar kadar fetoprot fetoprotein ein serum serum ibu atau atau kadar kadar gonadotr gonadotropin opin korionik korionik manusia manusia (HCG), serta dikonfirmasi dengan ultrasonografi. 3,18 Diagn Diagnosi osiss prena prenatal tal memu memung ngkin kinka kann dok dokte terr spesi spesial alis is obstet obstetri ri dan dan dok dokte ter r spesia spesialis lis anak anak meng mengant antisi isipas pasii kelah kelahira irann bayi bayi beres beresiko iko tingg tinggii karen karenaa kemb kembar. ar. Penga Pengama matan tan ketat ketat meru merupak pakan an indik indikasi asi selam selamaa kelah kelahira irann dan dan seger segeraa pada pada masa masa neonatus.
3,18
Pada kasus ini diagnosi diagnosiss kehamil kehamilan an kembar kembar dilakuka dilakukann setelah setelah bayi bayi lahir. lahir. Walaupun ibu rajin memeriksakan kehamilannya ke Posyandu. Akan tetapi ibu tidak pernah periksa periksa ke dokter dokter kandungan kandungan tidak tidak pernah USG. USG.
19
Semakin rendah berat lahir bayi maka komplikasi yang dapat terjadi semakin besar. Masalah Masalah yang dihadapi dihadapi pada pada bayi BBLSR, BBLSR, yaitu: yaitu: 1 1. Hipo Hipote term rmii Hal ini karena luas permukaan tubuhnya relatif lebih besar perbandingannya terh terhad adap ap bera beratt bada badan, n, sehi sehing ngga ga terj terjad adii peni pening ngka kata tann kehi kehila lang ngan an pana panas. s. Penatalaksanaan yang dilakukan untuk mencegah hipotermi, yaitu: -
Mengeri Mengeringka ngkann tubuh tubuh bayi bayi untuk untuk mencega mencegahh hilangn hilangnya ya panas panas melalu melaluii evaporas evaporasii
-
Menyel Menyelim imuti uti bayi bayi denga dengann selim selimut ut untuk untuk mence mencega gahh hilan hilangny gnyaa panas panas melal melalui ui konveksi dan radiasi
-
Rawat in inkubator 2. Hipog Hipoglik likem emii Akibat berkurangnya simpanan glikogen dan lemak. Hipotermi dan hipoksia dapat mengakibatkan hipoglikemi karena peningkatan kebutuhan metabolik dan glikolisis anaerobik. 3. Asfiksia Asfiksia perinata perinatall Terjadi karena gangguan transporasi O 2 dalam uterus. 4. Masalah Masalah respiras respirasii Dapat Dapat berupa berupa respirat respiratory ory distress distress syndrom syndromee (RSDS) (RSDS) yang disebab disebabkan kan oleh oleh defisiensi surfaktan dan apneu. 5. Gangguan Gangguan cairan cairan dan dan elektrolit elektrolit
20
Berk Berkait aitan an deng dengan an imatu imaturit ritas as ginja ginjal. l. Sehin Sehingga gga memi memili liki ki resiko resiko dehid dehidra rasi, si, kelebihan cairan, hipernatremia, hiponatremia, hiperkalemia, hipokalsemia, dan hipermagnesia. 6. Hiperbil Hiperbilirub irubinem inemia ia 7. Anem Anemia ia 8. Ketidaks Ketidakseim eimbang bangan an nutrisi nutrisi -
Imatu Imaturit ritas as usus usus denga dengann penur penuruna unann motil motilita itass diser diserta taii renda rendahny hnyaa enzim enzim sehingga meningkatkan resiko terjadinya nekrotik enterokolitis (NEC)
-
Peni Pening ngka kata tann kebu kebutu tuha hann kalo kalori ri 9. Infe Infeks ksii Resiko infeksi lebih tinggi karena imaturitas imunologi dan perawatan invasif yang lama. 10.
Masalah nneeurologi
-
Perd Perdar arah ahan an intr intrav aven entr trik ikul ular ar
-
Leuk Leukom omal alas asia ia peri perive vent ntri riku kula lar r
-
Jangka Jangka panjang panjang menin meningkat gkatkan kan resiko resiko terja terjadiny dinyaa serebral serebral palsy palsy,, keterlam keterlambata batann pertumbuhan pertumbuhan dan kemampua kemampuann belajar 11.
Komplikasi oftalmologi
12.
Sudden infant death syndrome (SIDS)
21
Berikut Berikut adalah adalah pembagi pembagian an permasal permasalahan ahan yang timbul timbul pada pada bayi bayi dengan dengan BBLSR menurut sistem organ: 19
Bayi Bayi mend mendap apat atka kann pera perawa wata tann sela selama ma 3 hari hari.. Sela Selama ma pera perawa wata tann bayi bayi meng mengal alami ami perio periodik dik apneu apneu dua kali kali hing hingga ga terja terjadi di gagal gagal nafas nafas dan dan akhir akhirnya nya meninggal dunia. Bayi BBLSR berisiko mengalami gagal nafas, yang dapat disebabkan oleh:
1,19
-
Defisi fisieensi su surfa rfakta ktan
-
Kele Kelem mahan ahan dind dindin ingg dada dada
-
Alveoli Alveoli yang yang lebih lebih kecil kecil sehingg sehinggaa meningka meningkatkan tkan resiko resiko terja terjadiny dinyaa atelekta atelektasis sis
-
Kele Kelem mahan ahan otot otot resp respir iras asii
-
Penuru Penuruna nann kemam kemampu puan an sent sentral ral sis siste tem m pernaf pernafasa asann 22
Mengenai penatalaksanaan BBLR yang tergolong dismaturitas adalah: 1,12,19,20 1. Penga Pengawa wasan san freku frekuen ensi si perna pernapa pasan san terutam terutamaa dala dalam m 24 jam jam perta pertama ma.. Bila Bila pernapasan pernapasan lebih dari 60 kali/menit dibuat foto thoraks. Hal ini untuk mengetahui mengetahui jika ada sindroma sindroma gangguan gangguan pernapasan pernapasan idiopatik. idiopatik. 2.
Pemeriksaan kadar gula darah setiap 8-12 jam. Cairan infus yang diberikan
yaitu D10%. 3. Pence Pencega gahan han terha terhadap dap infek infeksi, si, karen karenaa bayi bayi sanga sangatt renta rentann terha terhada dapp infek infeksi, si, karena pemindahan Ig G dari ibu ke janin terganggu. 4. Pengelol Pengelolaan aan tempera temperatur tur agar jangan jangan sampai sampai kedingina kedinginann karena karena bayi dismatu dismatur r lebih mudah menjadi hipotermi. 5.
early feedin feeding g ) untuk Pembe Pemberia riann makan makanan an dini dini ( early untuk mence mencega gahh hipog hipogli likem kemi. i.
Pemberian Pemberian ASI lebih baik selain pemberian pemberian nutrisi juga dapat mencegah mencegah nekrosis enterokolitis. 6. Tera Terapi pi oksi oksige genn Menja Menjaga ga satura saturasi si oksig oksigen en kisar kisaran an 85% 85% - 92%. 92%. Satura Saturasi si oksig oksigen en tidak tidak harus harus maksimal untuk melindungi kerusakan paru akibat oksigen. 7. Cairan Pada hari pertama perawatan, bayi BBLSR mendapatkan cairan sekitar 60-80 ml/KgBB. Harus dilakukan pengawasan terhadap cairan yang masuk dan yang keluar.
23
8. Elektr ktroli olit Untuk mencegah hipokalsemia berikan Ca glukonas. Perlu dilakukan pemeriksaan kadar elektrolit darah. Pada kasus ini penatalaksanaan yang telah diberikan adalah dengan:
Thermoregulasi (rawat inkubator)
Oksigen diberikan pada hari ketiga perawatan
IVFD D10% + NaCl (4:1) / 100 + 4 cc Ca glukonas + 2 cc KCl 4 tpm
Pem Pemberi berian an anti antibi biot otik ik yait yaituu Ampi Ampici cill llin in 60 mg/1 mg/122 jam jam iv dan dan
Gentamicin 6 mg/36 jam iv. Pada hari ketiga antibiotik diganti dengan Ceftazidin 60 mg/12 jam iv
Pemberian aminofusin pada hari kedua dan ketiga perawatan
Latih ASI/PASI kemudian dipuasakan pada hari ketiga
Pengawasan KU, TV, SD, CRT, tanda hipoglikemia, tanda hipotermi Berdasarkan penelitian Lydia F et al , disimpulkan bahwa pemberian ASI pada
bayi BBLSR dapat menurunkan menurunkan resiko sepsis dan NEC. 4,7 ASI mengan mengandung dung beberapa beberapa imunomodulator imunomodulator termasuk sekresi IgA, laktoferin, laktoferin, lisozim, lisozim, dan asetilhidrolase. 7 Pemberi Pemberian an antibiot antibiotik ik sangat sangat penting penting pada bayi BBLSR BBLSR terutam terutamaa sebagai sebagai antibiotik profilaksis. Berdasarkan penelitian Stoll BJ et al , disimpulkan bahwa late sepsis merupakan faktor resiko utama penyebab mortalitas dan morbiditas pada bayi
BBLSR. 21 Regimen antibiotik yang digunakan pada neonatus yaitu:
22,23
24
1.
Sepsis Sepsis neonata neonatall digunak digunakan an ampicil ampicillin lin dikombi dikombinasi nasikan kan dengan dengan antibio antibiotik tik golongan aminoglikosida
2. Meningi Meningitis tis neonata neonatall digunaka digunakann ampicil ampicillin lin dikomb dikombinas inasika ikann dengan dengan antibiotik antibiotik sefalosporin generasi ketiga Infeksi pada neonates paling sering melalui kontak dengan kulit. Pada bayi BBLS BB LSR R dan dan KMK KMK memi memili liki ki lapi lapisa sann kuli kulitt yang yang lebi lebihh tipi tipis. s. Sehi Sehing ngga ga muda mudahh mengalami kerusakan dan menjadi jalur infeksi. Oleh karena itu, selama perawatan dilakukan tindakan minimal handling . Selama perawatan di rumah sakit, infeksi juga dapat terjadi melalui kateter infus dan pemasangan orogastric tube (OGT). Bakteri penyebab penyebab sepsis akibat pemasangan pemasangan OGT terbanyak terbanyak yaitu Staphylococcus dan Enterobacteriaceae. 7
25
BAB III PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus bayi laki-laki gemeli dengan berat badan lahir sangat rendah yaitu 1200 gram, usia 3 jam yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin. Diagn Diagnosi osiss geme gemeli li diketa diketahu huii setel setelah ah bayi bayi lahir. lahir. Selam Selamaa peraw perawata atann bayi bayi rawa rawatt inkubator, mendapatkan terapi cairan, antibiotik, aminofusin dan pemberian ASI. Bayi Bayi mendapa mendapatkan tkan perawat perawatan an selama selama 3 hari. hari. Selama Selama perawat perawatan an bayi mengala mengalami mi periodik apneu apneu dua kali kali hingga terjadi gagal gagal nafas dan dan akhirnya akhirnya meninggal meninggal dunia.
26
DAFTAR PUSTAKA
1.
UCSF medical center. Very low and extremely low bisthweigth infants. The regen regents ts of the Unive Universi rsity ty of Calif Californ ornia ia [onli [online ne]] 2004. 2004. Avail Availabl ablee fro from: m: www.ucsfhealth.org/children/health/manual/20_VLBW_ELBW.pdf
2. Lucil Lucilee Pack Packard ard child children ren’s ’s hospi hospital tal.. Very Very low low birthw birthwei eight ght.. Heal Health th libra library ry [online] Available from: http://www.lpch.org/DiseaseHealthInfo/HealthLibrary/hrnewborn/lbw.html 3.
Kliegma Kliegmann RM. Kehamil Kehamilan an Multipel Multipel.. Dalam: Dalam: Behrma Behrmann RE, Vaughan Vaughan VC, Nelson WE, eds. Ilmu kesehatan kesehatan anak nelson 1. Alih bahasa : Siregar MR, Maulany RF. Jakarta: EGC, 1992. H 559--61
4. Furm Furman an L, Tayl Taylor or G, Mini Minich ch N, Hack Hack M. The The effe effect ct of mate matern rnal al milk milk in neonatal morbidity of very low-birth-weight infants. Arch Pediatr Adolesc Med. 2003; 157: 66-71 5. Sisca. Sisca. Meneropo Meneropong ng penyebab penyebab bayi bayi berat lahir lahir rendah. rendah. Anakku Anakku [online] [online] 2009. Available Available from: http://www.anakku.n http://www.anakku.net/conte et/content/mener nt/meneropong-peny opong-penyebab-bay ebab-bayii berat-lahir-rendah berat-lahir-rendah 6.
Obladen M, Diepold K, Maier RF et al . Venous and arterial hematologic profiles of very very low birth birth weight infants. Pediatrics Pediatrics 2000; 2000; 106: 707-11 707-11
7. Kaufm Kaufman an D, Fairc Fairchi hild ld KD. Clinic Clinical al micr microbi obiol ology ogy of bacte bacteri rial al and fungal fungal sepsis in very-low-birth-weight infants. Clinical microbiology reviews 2004; 17 (3): 638-80 8. Setyo Setyowat watii T. Fakto Faktor-f r-fak aktor tor yang Mempe Mempeng ngaru aruhi hi Bayi Bayi Lahir Lahir deng dengan an Berat Berat Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan [online] 1996. Avaliable from: http://www.digilib.litbang.depkes.go.id 9. Depar Departem temen en keseh kesehat atan an RI. Profil Profil keseha kesehata tann Indon Indonesi esiaa 2007 2007 [on [onlin line] e] 2008 2008.. Available from: http://www.depkes.go.id 27
10. Grovema Grovemann SA. New preterm preterm infant growth curves curves influen influence ce of gender gender and race on birth size. A thesis. Philadelphia: Drexel University, 2008
11. Hasan
R, Alatas H, Ed. Bayi berat lahir rendah. Dalam: Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2 cet ke-6. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985. h 1051-7
12. Behrman
RE, Vaughn VC, Nelson WE, eds. Ilmu kesehatan anak nelson 1. Alih bahasa : Siregar MR, Maulany RF. Jakarta: EGC, 1992. h 561-3
13. Battagli Battagliaa FC, Frazier Frazier TM, Hellegers Hellegers AE. Birth Birth weight, weight, gestationa gestationall age, age, and pregnancy pregnancy outcome, with special special reference to high weight-low weight-low gestational gestational age infant. Pediatric 1966; 37: 417-22 14. Lee PA, Chernausek SD, Hokken-Koelega Hokken-Koelega ACS, Czernichow Czernichow P. International small for gestational age advisory board consensus development conference stateme statement: nt: manage managemen mentt of short short children children born small for gestati gestational onal age. age. Pediatrics 2003; 111: 1253-61 15. Saenger Saenger P, Czernic Czernichow how P, Hughes Hughes I, Reiter Reiter EO. Small Small for gestatio gestational nal age: short stature and beyond. Endocrine reviews 2007; 28(2): 219-51 16. Wirgawan Wirgawan S. Penatal Penatalaksa aksanaan naan dan Perawata Perawatann Bayi Bayi Dismatu Dismaturr (Berat (Berat Badan Badan Lahir Rendah). Dalam: Medika, 1993 12, 19 : 34-43 Cuningham 17.Cuningham
F. Kehamilan Kehamilan Multifetus. Dalam: Cuningham D, MacDonald MacDonald PC, Gant NF (ed). Obstetri Williams. Jakarta: EGC, 1995. h 734-69
18. Wibowo
B, Rachmidhani T. Kehamilan Kembar. Dalam: Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999
19. Eichenw Eichenwald ald EC, Stark Stark AR. Managem Management ent and outcome outcomess of very low birth birth weight. N Engl K Med 2008; 358: 1700-11 20. Masjour
Arif, Suprohaita, Wardhani WI et al . Perinatologi. Dalam: kapita selekta Kedokteran. Jakarta: Media Eusculapius FKUI, 2000. h 501-10
21. Stoll
BJ, Hansen N, Fanaroff AA et al . Late-onset sepsis in very low birth weight neonates: the experience of the NICHD neonatal research network. Pediatrics 2002; 110: 285-91 28
22. 22. Bro Brown wn JC, Bur Burns ns JL, Cu Cumm mming ingss P. Ampic Ampicil illin lin use use in infan infantt fever. fever. Arch Arch Pediatr Adolesc Med 2002; 156: 27-32 23. Clark RH, Bloom BT, Spitzer Spitzer AR, Gerstmann Gerstmann DR. Empiric use of Ampicillin Ampicillin and cefotaxime, compares with Ampicillin and gentamicin, for neonates at risk for sepsis is associated with an increased risk of neonatal death. Pediatrics 2006; 117: 67-74
29