FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
TUGAS MAKALAH DISKUSI TOPIK MODUL 2.1 B
Disusun oleh: Kelompok 2 - Safira Alivia - Safirah Putri Mardiani - Sakina - Salsabila Jawas - Sandi Irene - Sarah Rosalina - Sarah Septiani - Sarency - Sefinur - Shabrina Yumna S.
PEMBAHASAN BAGAIMANA PROSES TERJADINYA DIAEBETES MELITUS TIPE 2? 1. Apa itu Diabetes Melitus tipe 2? Bagaimana mekanismenya? Diabetes Melitus tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus. Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resistensi terhadap insulin, diantaranya factor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula dalam darah dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti diet, penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetic. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan. Etiologi Diabetes melitus tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel β dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekrasi insulin lain. Berarti sel β pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa. Mekanisme Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukagon dalam darah harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes mellitus tipe II.
2. Bagaimana ciri serta gejala-gejala yang dialami oleh penderita Diabetes Melitus tipe 2? Tanda dan gejala Diabetes Mellitus Tipe 2 yang mungkin timbul:
Kelelahan
Kulit gelap seperti beludru pada lipatan-lipatan tubuh, seperti ketiak, selangkangan dan leher
Luka yang lambat sembuh
Menderita Disfungsi Ereksi
Mual
Muntah-muntah
Penglihatan kabur
Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
Sangat kelaparan
Sering buang air kecil
Sering merasa haus
Gatal genitalia eksterna
Gejala Klinis (keluhan utama) Dari sudut pandang penderita diabetes melitus sendiri, hal yang sering menyebabkan penderita datang berobat ke dokter dan kemudian didiagnosis sebagai diabetes mellitus ialah keluhan: - Kelainan kulit: gatal, bisul-bisul - Kelainan ginekologis: keputihan - Kesemutan, rasa baal - Kelemahan tubuh - Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh - Infeksi saluran kemih
3. Apa penyebab dan faktor yang mempengaruhi penyakit Diabetes Melitus tipe 2? Faktor utama diabetes tipe ini tidak lain adalah kegemukan. Meski tidak menutup kemungkinan faktor gen juga berperan penting. Penyebab meningkatnya kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 adalah adanya resistensi sel terhadap insulin yang ada. Dalam hal ini sel beta pancreas sebagai penghasil insulin dalam tubuh masih menjalankan fungsinya dengan baik untuk memproduksi jumlah insulin yang cukup guna mendukung proses metabolisme glukosa. Namun sayangnya, akibat resistensi sel terhadap insulin yang ada, proses metabolisme glukosa menjadi terhambat sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Apa penyebab terjadinya resistensi sel terhadap insulin? Penyebab meningkatnya kadar gula dalam darah akibat resistensi sel terhadap insulin, dipicu oleh penimbunan lemak dalam tubuh. Penimbunan lemak secara berlebih di dalam tubuh akan fatal akibatnya guna proses metabolisme glukosa yang melibatkan insulin
dan sel. Penimbunan lemak akan mengakibatkan reaksi yang kontradiktif atau berlawanan yang berimbas pada terhambatnya proses metabolisme glukosa. Penderita diabetes tipe 2 mampu menghasilkan insulin, namun jumlah insulin ini tak mecukupi karena ada komplikasi-komplikasi yang disebabkan oleh obesitas, misalnya tingginya kadar lemak darah, baik kadar kolesterol maupun trigliserida. Kondisi inilah yang dinamakan resistensi insulin. Pankreas mampu memproduksi insulin, tapi sel tubuh tak bisa menyerap gula darah yang dibutuhkan. Oleh karena itu, terjadilah poliuri (sering buang air kecil dalam volume banyak), polidipsi (sering merasa haus), dan polifagi (sering merasa lemas).
Faktor-Faktor Penyebab Diabetes(3): 1. Keturunan, orang yang memiliki history keluarga yang pernah mengalami diabetes memiliki resiko terkena diabetes yang lebih tinggi. 2. Usia, semakin dewasa seseorang maka resikonya terkena diabetes akan semakin tinggi. 3. Jenis kelamin, prevalensi wanita terkena diabetes lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada pria. 4. Obesitas, semakin besar kelebihan berat badan maka prevalensi terganggunya kerja insulin akan semakin besar, karena kelebihan lemak dapat menyebabkan gangguan pada kerja hormon insulin. 5. Aktivitas fisik, semakin jarang kita melakukan aktivitas fisik maka gula yang dikonsumsi juga akan semakin lama terpakai, akibatnya prevalensi peningkatan kadar gula dalam darah juga akan semakin tinggi. 6. Pola makan, pola makanan berlemak dan karbohidrat yang berlebihan akan meningkatkan resiko terkena diabetes. 7. Stress, merupakan salah satu faktor pemicu meningkatnya resiko diabetes.
4. Bagaiamana dampak atau komplikasi yang dialami penderita Diabetes Melitus tipe 2? Komplikasi Jangka Panjang Diabetes Melitus tipe 2 Diabetes dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti serangan jantung, stroke, kebutaan akibat glukoma, penyakit ginjal, dan luka yang tidak dapat sembuh hingga infeksi sehingga harus diamputasi. Bahkan taraf yang paling mengerikan adalah kematian. Komplikasi-komplikasi ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah, kerusakan saraf, dan ketidaksanggupan tubuh melawan infeksi.Namun, tidak semua penderita diabetes mengalami masalah-masalah jangka panjang ini. Hipoglikemia Walaupun tidak baik bila kadar gula tinggi, tetapi seorang penderita diabetes melitus atau kencing manis ini dapat pula secara tiba-tiba mengalami gula darah yang sangat rendah di bawah ambang normal yang disebut hipoglikemia. Ketoasidosis Jika glukosa tidak dapat diolah dengan baik oleh tubuh, maka lemak dan protein dalam tubuh dimanfaatkan oleh tubuh untuk dijadikan energi. Namun saat tubuh membakar lemak, terbentuklah sisa pembakaran yang disebut keton. Keton menumpuk dalam darah dan mengalir ke dalam air seni. Karena keton ini lebih asam daripada jaringan tubuh yang sehat, kadar keton yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan terjadinya kondisi serius yang disebut ketoasidosis. Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak).
Tabel I : Sebab-sebab hipoglikemia akibat pengobatan diabetes mellitus Insulin 1. Kelebihan dosis : a. Tidak sengaja, karena gangguanpenglihatan, salah perkiraan kekuatan insulin dan takaran semprit injeksi, tempat suntik yang salah dan teknik penyuntikan yang tidak sempurna. b. Disengaja 2. Kebutuhan insulin berkurang : a. Pengurangan pemasukan kalori b. Timbulnya penyakit lain; Endokrinologikdan sistemik
3. Penyembuhan dari keadaan stress a. Medik: infeksi, ketoasidosi, pancreatitis, vascular accident b. Pembedahan c. Psikik 4. Penggunaan zat-zat hipoglikemik lain a. Zat hipoglikemik oral: penggunaan yang salah, pengurangan degradasi atau eksresi, potensi dengan zat farmakologis lain b. AlkohoL Komplikasi Jangka pendek diabetes melitus tipe 2: 1. Sering kencing dan kelaparan 2. Infeksi yang sering 3. Haus yang berlebihan 4. Mual 5. Penglihatan kabur 6. Sensasi Kesemutan
5. Apa saja cara pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati Diabetes Melitus tipe 2? Mengingat faktor utamanya adalah kegemukan maka cara yang paling efektif adalah mengubah pola hidup.Penurunan lemak tubuh menjadi hal mutlak yang perlu dilakukan, selain memberikan obat-obatan yang dapat memperbaiki resistensi insulin, dan obat yang mampu meningkatkan kemampuan pankreas dalam menghasilkan insulin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola makan diabetes: 1. Memilih karbohidrat dengan glikemiks indeks yang lebih rendah. Karbohidrat dengan glikemiks indeks yang rendah akan menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah yang lebih perlahan sehingga tidak menyebabkan mudah menjadi lapar. 2. Menghidari konsumsi lemak berlebihan. Penderita diabetes memiliki resiko dua kali lebih tinggi menderita penyakit jantung dan juga mengalami peningkatan kolesterol. Oleh karena itu penderita diabetes
disarankan untuk membatasi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol dan banyak mengonsumsi minyak nabati seperti olive oil. 3. Mengonsumsi Fiber. Fiber merupakan nutrisi yang dapat membantu untuk mengendalikan kadar gula di dalam darah. 4. Mengurangi konsumsi Gula dan Garam Agar kadar gula dalam darah tidak cepat naik, penderita diabetes disarankan untuk bisa mengendalikan konsumsi gula. Konsumsi gula dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah akan semakin cepat, sehingga penderita diabetes akan lebih cepat merasa lapar. Sementara itu diet rendah garam pada diabetes perlu dilakukan agar dapat membantu mengurangi resiko hipertensi pada penderita diabetes(7). 5. Mengonsumsi air sebanyak minimal 32 ounces (5-6 gelas) dalam sehari. Air dapat berfungsi untuk menjaga jumlah cairan dalam tubuh, sehingga dapat juga mencegah konsumsi makanan yang berlebihan jika pada saat yang bersamaan rasa lapar dan haus muncul(7).
DAFTAR PUSTAKA
1. (http://diabetesmelitus.org/penyebab-diabetes-melitus/) 2. (http://obatkencingmanis.net/info/5-hal-terpenting-mengenai-dm-tipe-2-dan-pengobatannya)
3. (http://www.deherba.com/memahami-dulu-penyebab-diabetes.html) 4. (3) American Diabetes Association. 2004. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes care 27(S1):5-10. (http://www.tropicanaslim.com/berkenalan-dengan-si-manis-diabetes) 5. dr. Phaidan L, Taruan, MM. Fat-loss Not Weight-loss for Diabetes: Sakit tapi Sehat. Jakarta: PT. TransMedia Pustaka; 2012: 11. 6. (Mengenal Diabetes Mellitus pada orang dewasa dan anak anak dengan solusi herbal, Dr. Hasnadiah H.R.,Nuha Medika, Desember 2012, Yogyakarta.) 7. (Soeparman. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 1987: 375) 8. (http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/diabetes-mellitus-tipe2-_-9510001031030) 9. (Soeparman. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 1987: 388-9) 10. (L. Toruan, Phaidon. 2012. Fat-loss Not Weight-loss for Diabetes: Sakit Tapi Sehat. Jakarta: TransMedia Pustaka) 11. (7) Chace, D. and M. Keane. 1999. What to Eat if You Have Diabetes. Contemporary Books Chicago. (http://www.tropicanaslim.com/berkenalan-dengan-si-manis-diabetes)