BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang
saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu
organisme. 1
Infeksi ini dapat mengenai laki – laki maupun perempuan dari semua
umur pada anak, remaja, dewasa ataupun umur lanjut. Data penelitian
epidemologi klinik melaporkan hampir 25 – 35 % semua perempuan dewasa
pernah mengalami infeksi saluran kemih.2
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang
sering ditemukan di praktik umum. Walaupun bermacam – macam antibiotika
sudah tersedia luas di pasaran. Mikroorganisme paling sering menyebabkan
infeksi sauran kemih adalah jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak
dihuni oleh bakteri atau mikroba lain. 3
Infeksi saluran kemih dibedakan atas infeksi saluran kemih atas
(seperti pielonefritis) dan infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis
atau uretritis). Sistitis akut (infeksi vesika urinaria) dan pielonefritis
(infeksi pelvis dan interstisium ginjal) adalah infeksi yang paling
berperan dalam menimbulkan morbiditas, tetapi jarang berakhir sebagai gagal
ginjal progresif.4
Untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri
dalam urin melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan.
Tingkat signifikan jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100.000/ml
urin. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan
jika lebih besar dari 100 ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering
adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., serratia, Pseudomonas
sp. Penyebab utama infeksi saluran kemih adalah eschericia coli (sekitar
85%).1
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN KEMIH
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di
kedua sisi kolumna vertebralis. Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah
sekitar 12 cm – 13cm (4,7 inci hingga 5,1 inci), lebarnya 6 cm (2,4
inci) dan sekitar 50 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan
ukuran tubuh. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri
karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga
kedua belas. Kutub Sedangkan kutub atas ginjal kii terletak setinggi iga
kesebelas. Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, dibelakang
peritoneum, di depan dua iga terakhir, dan tiga otot besar – transversus
abdominis, kuadratus lumborum, dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan
dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kelenjar adrenal
terletak di atas kutub masing – masing ginjal. Ginjal terlindung dengan
baik dari trauma langsung.2
Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10 – 12 inci
(25 hingga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi
satu – sarunya adalah menyalurkan urine ke vesika urinaria.1
Vesika urinaria adalah suatu kantiong berotot yang dapat mengempis
terletak di belakang simfisis pubis. Vesika urinaria mempunyai tiga muara
: dua dari ureter dn satu menuju uretra. Dua fungsi vesika urinaria adalah
: (1) sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalkan tubuh dan (2)
berfungsi mendorong urine keluar tubuh (dibantu uretra) 2
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang berjalan dari
vesika urinaria sampai ke luar tubuh; panjang pada perempuan sekitar 1½
inci (4 cm) dan pada laki – laki sekitar 8 inci (20 cm). 1
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang
saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu
organisme.(1) Beberapa istilah yang sering digunakan dalam klinis mengenai
infeksi saluran kemih :2,8
- ISK uncomplicated (sederhana), yaitu infeksi saluran kemih pada
pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur
saluran kemih.
- ISK complicated (rumit), yaitu infeksi saluran kemih yang terjadi
pada pasien yang menderita kelainan anatomis/ struktur saluran
kemih , atau adanya penyakit sistemik. Kelainan ini menyulitkan
pemberantasan kuman oleh antibiotika.
- First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection,
yaitu infeksi saluran kemih yang baru pertama kali diderita atau
infeksi yang didapat setelah sekurang – kurangnya 6 bulan bebes
dari ISK.
- Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah
sebelumnya dapat dibasmi dengan pemberian antibiotika pada infeksi
yang pertama.
- Asymtomatic significant bacteriuria (ASB), yaitu bakteriuria yang
bermakna tanpa disertai gejala.
B. Klasifikasi
Infeksi saluran kemih (ISK) diklasifikasikan berdasarkan :1,2,6
1. Anatomi
a. Infeksi Saluran kemih (ISK) bawah,
Presentasi klinis infeksi saluran kemih (ISK) bawah tergantung
dari gender.
Perempuan
Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih
disertai bakteriuria bermakna
Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis
sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril)
Laki – laki
Presentasi ISK bawah pada laki – laki dapat berupa
sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis.
b. ISK atas
Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim
ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Pielonefritis kronik (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut
dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak
masa kecil. Obstruksi saluran kemih serta refluk
vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering
diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang
ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.
C. Etiologi
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus kemudia naik ke sistem saluran kemih. Dari gram
negatif tersebut, Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian
diikuti oleh :2
"No "Mikroorganisme "Presentase biakan "
" " "(%) "
"1. "Eschrichia coli "50 – 90 "
"2. "Klebsiela atau enterobacter "10 – 40 "
"3. "Proteus sp "5 – 10 "
"4. "Pseuomonas aeroginosa "2 – 10 "
"5. "Staphylococcus epidermidis "2 – 10 "
"6. "Enterococci "1 – 2 "
Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan
Enterococci dan staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan
batu saluran kemih. Lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau
pada pasien yang menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan
pseudomonas aeroginosa dapat mnginfeksi saluran kemih melalui jalur
hematogen pada kira – kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi
salmonella dalam urin.
D. Patogenesis
Saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau steril.
Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam
saluran kemih dan berkembang biak di dalam media urin. Mikroorganisme
memasuki saluran kemih melalui 4 cara, yaitu :7
1. Asending
2. Hematogen
3. Limfogen
4. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau
eksogen sebagai akibat dari pemakaian instrumen.
Sebagian besar mikroorgnisme memasuki saluran kemis melalui cara
ascending. Kuman ogen penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang bersal
dari flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina,
prepusium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme
memasuki saluran kemih melalui uretra – prostat – vas deferens – testis
(pada pria) – buli –buli – ureter dan sampai ke ginjal.7
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, etapi
dari kedua cara ini ascending-lah yang paling sering terjadi :
1. Hematogen
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan
tubuh yang rendah karena menderita sesuatu pnyakit kronis atau pada
pasien yang mendapatkan pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen
bisa juga timbul akibat adanya fokus infeksi di tempat lain. Misalnya
infeksi Staphilococcus Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat
penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tulang, kulit, endotel,
atau tempat lain. Salmonella, pseudomonas, candida, dan proteus sp
termasuk jenis bakteri/ jamur yang dapat menyebar secara hematogen. 4,
8
Walaupun jarang terjadi penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan
infeksi ginjal yang berat, misal infeksi staphylococcus dapat
menimbulkan abses pada ginjal.4,8
2. Infeksi
Infeksi secara ascending (naik) dpat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu
:\
- Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina.
- Masuknya mikroorganisme ke dalam buli – buli
- Multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih .
- Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.
Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan
antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan
epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini
disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang menurun atau
karena virulensi agent yang meningkat.8
a. Faktor host
Kemampuan host ntuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran
kemih disebabkan oleh beberpa faktor yaitu pertahanan lokal dari
host dan peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas
selular dan humoral.
Pertahananan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah
mekanisme wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan
kuman –kuman yang ada di dalam urin. 8
b. Faktor agent (mikroorganisme)
Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di
permukaannya. Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui
reseptor yang ada dipermukaan urotelium.
Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk
antigen, menghasilkan toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim
urease yang dapat merubah suasana urin menjadi basa.
E. Diagnosis
1) Gambaran klinis
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari
tanpa gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. Gejala yang
sering timbul ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang
biasanya terjadi bersamaan, disertai nyeri suprapubik dan daerah
pelvis. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang
terinfeksi, yaitu :
a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra
pubik, disuria, frekuensi, hematuri, dan urgensi,
b. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri
punggung, muntah
2) Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium1,2
Pemeriksaan labortorium yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain :
1. Urinalisis
- Eritrosit
Ditemukan eritosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan
penanda bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-
gromeruler. Penyakit non-gromeruler seperti batu saluran kemh
dan infeksi saluran kemih.
- Piuria
Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan
oleh Stamn, bila ditemukan palin sedikit 8000 leukosit per ml
urin yang tidak disentrifus atau setara dengan 2-5 leukosit
perlapangan pandang besar pada urin yang disentrifus.
2. Bakteriologis
- Mikroskopis
Pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunkan urin segar
tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan
positif bila dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak
emersi.
- Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan
untuk memstikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan akteri
dalam jumlah bermakna
3. Tes Plat – celup (Dip - slide)
Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa lempengan
plastik bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya dilpisi
pembenihan padat khusus. Lempengan tersebut dicelupkan kedalam
urin pasien atau dengan digenangi urin. Penentuan jumlah
kuman/ml dilakukan dengan membandingkn pola pertumbuhan kuman
dengn serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadaan
koloni yang sesuai dengan jumlah antara 1000 dan 10.000.000
dalam tiap ml urin yang diperiksa.
b. Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada infeksi saluran kemih dimaksudkan unuk
mengetahui adanya, batu atau kelainan anatomis yang merupakan
faktor presdiposisi infeksi saluran kemih. Pemeriksaan ini dapat
berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula
dengan pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CT-scan.
F. Penatalaksanaan
Prinsip umum penatalaksanaan infeksi Saluran kemih adalah :
- Eradkasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang
sesuai.
- Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor prediposisi.
Tujuan penatalaksanaaan infeksi saluran kemih adalah mencegah dan
menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia dan
bakteriuria, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan ginjal yang
mungkin timbul dengan pemberian obat – obatan yang sensitif, murah,
aman dengan efek samping yang minimal
1. Infeksi saluran kemih (ISK) bawah
Prinsip penatalaksanaan ISK bawah meliputi intake cairan yang
banyak, antibiotik yang adekuat, dan bila perlu terapi
simtomatik untuk alkanisasi urin :
- Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam
dengan antibiotika tunggal, seperti ampisilin 3 gram,
trimetropim 200 mg.
- Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis
(leukosuria) diperlukan terapi konvensional selama 5 – 10
hari.
- Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin tidak
diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa leukosuria.
Bila pada pasien reinfeksi berulang (frequent re-infection) :
- Disertai faktor predisposisi, terapi antimikroba yang
intenssif diikuti dengan koreksis faktor resiko.
- Tanpa faktor predisposisi, terapi yang dapat dilakukan
adalah asupan cairan yang bayak, cuci setlela melakukan
senggama diikuti dengan terpi antimikroba dosis tunggal
(misal trimetroprim 200 mg)
- Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan.
Pasien sindroma uretra akut (SUA) dengan hitungan kuman 103
– 105 memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia
memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin. Infeksi yang
disebabkan miikroorganisme anaerobik diperlukan antimikroba
yang serasi (golongan kuinolon.)
2. Infeksi saluran kemih (ISK) atas
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat
inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika
parenteral paling sedikit 48 jam.
The infection Disease Society of America menganjurkan satu dari
tiga alternatif terapi antibiotika intravena sebagai terapi awal
selama 48-72 jam sebelum diketahui mikroorganisme penyebabnya :
- Flurokuinolon
- Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin
- Sefalosporin berspektrum luas dengan atau tanpa
aminoglikosida
"Antimikroba "Dosis "Interval "
"Sefepim "1 gram "12 jam "
"Siprofloksasin "400 mg "12 jam "
"Levofloksasin "500 mg "24 jam "
"Ofloksasin "400 mg "12 jam "
"Gentamisin (+ ampisilin) "3-5 mg/kgBB "24 jam "
" "1 mg/ kg BB "8 jam "
"Ampisilin (+gentamisin) "1-2 gram "6 jam "
"Tikarsilin – klavulanat "3, 2 gram "8 jam "
"Piperasilin – tazobaktam "3, 375 gram "2–8 jam "
"Imipenem – silastarin "250-500mg "6-8 jam "
3. Infeksi saluran kemih berulang
Untuk penanganan ISK berulang dapat dilihat pada gambar
berikut :
Terapi jangka panjang yang dapat diberikan antara lain
trimetroprim – sulfametoksazol dosi rendah (40 – 200 mg)
tiga kali seminggu setiap malam, flurokuinolon dosis
rendah, nitrofurantoin makrokristal 100 mg tiap malam. Lama
pengobatan 6 bulan dan bila perlu dapat dipepanjang 1-2
tahun lagi.
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain
batu saluran kemih, obstruksi salran kemih, sepsis, infeksi kuman yang
multisitem, gangguan fungsi ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin EJ. Infeksi saluran kemih. In buku saku patofisiologi edisi 3.
Jakarta : penerbit buku kedokteran.
2. Tessy A, Ardaya, Suwanto. Infeksi Saluran Kemih. In Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid II. Edisi 3. Jakarta. Fakultas kedokteran
Universitas Indonesi a ; 2001
3. Sukandar E. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. In : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI;
2006
4. Gardjito W. Puruhito, Iwan A et all. Saluran Kemih dan Alat Kelamin
lelaki. In Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit EGC;2005
5. Rani HAA, Soegondo S. Nasir AU et al. Standar Pelayanan Medik Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 2004. Jakarta : Pusat Penerbit an IPD
FKUI; 2004
6. Rani HAA, Soegondo S. Nasir AU et al. Panduan Pelayanan Medik -
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Edisi 2004.
Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI; 2006
7. Purnomo BB. Dasar – Dasar Urologi. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto 2003
8. Liza. Buku Saku Ilmu Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta : FKUI; 2006\
10. Hecht F, Shiel WC. Urinary Tract Infect ion. Avalable at :
http://www.emedicinehealth.com/urinary_tract_infection/article_em.htm%23U
rinary%2520Tract%2520Infection%2520Overview.htm. Pada tanggal 24 agustus
2008. Perbaruan erakhir (januari 2009)