RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG KABUPATEN BANDUNG TAHUN TAHUN 2016 - 2021 2021
RSUD SOREANG KABUPATEN BANDUNG Jl. Alun-alun Utara No. 1 Soreang Bandung
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG BELAKANG Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggaraan pemerintah daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindak tindakan an dan kegiat kegiatan an mendas mendasar ar yang yang dibuat dibuat untuk untuk diimpi diimpilem lement entasi asikan kan oleh oleh organi organisas sasii dalam dalam rangka rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang tentang Sistem Sistem Perencanaan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Nasional, Nasional, Rencana Pembangunan Daerah dibagi kedalam tiga time frame perencanaan. Meliputi Rencana Pembangunan Daerah Jangka Panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah serta Rencana Pembangunan Tahunan.. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021 merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Bandung untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi arah pembangunan yang ingin dicapai daerah, dalam kurun waktu masa bakti kepala daerah, agar Pemerintah Kabupa Kabupaten ten Bandung Bandung dapat dapat eksis eksis dan unggul unggul dalam dalam persain persaingan gan yang yang semaki semakinn ketat ketat di lingku lingkunga ngann global global.. RPJMD Kabupaten Bandung mengintegrasikan rancangan RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD, serta masukan masukan dan komitmen komitmen dari seluruh seluruh pemangku pemangku kepentinga kepentingann pembangunan pembangunan melalui konsultasi konsultasi publik dan musyawara musyawarahh perencanaan perencanaan pembangunan pembangunan (musrenbang) (musrenbang).. Dalam penyusunan penyusunan RPJMD RPJMD Kabupaten Kabupaten Bandung Bandung 2016 – 2021 sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah terpilih, juga berpedoman pada RPJMD Provinsi Jawa Barat, serta sumber daya yang tersedia didaerah kabupaten Bandung.Sedangkan tata cara penyus penyusuna unann RPJMD RPJMD Kabupa Kabupaten ten Bandun Bandungg mengac mengacuu pada pada Sur Surat at Edaran Edaran Menter Menterii Dalam Dalam Negeri Negeri Nomor Nomor 050/2021/SJ Tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM daerah, serta Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara`Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah. Sebagai salah satu SKPD SKPD Pemerintah Kabupaten Bandung, RSUD Soreang Soreang berkewajiban menyusun Renstra Renstra (Rencana Strategis) Strategis) tahun 2016 - 2021. Dalam menyusun menyusun Renstra Renstra RSUD RSUD Soreang Soreang tahun 2016 - 2021 mengacu pada RPJMD Pemerintah Kabupaten Bandung tahun 2016 - 2021. Renstra ini selanjutnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan RSUD Soreang tahun 2016 - 2021 . Dokume Dokumenn ini akan akan menjad menjadii acuan acuan RSUD RSUD Sor Sorean eangg untuk untuk menyu menyusun sun Rencan Rencanaa Ker Kerja ja yang yang akan akan diselenggarakan setiap tahun sehingga kegiatan akan terarah dan tepat sasaran.
1.2. LANDASAN LANDASAN HUKUM Dalam penyusunan penyusunan Rencana Strategis Strategis RSUD Soreang Kabupaten Kabupaten Bandung Tahun 2016 - 2021, landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan adalah sebagai berikut: a.
Landasa Landasann Idiil Idiil Panc Pancasi asila la
b.
Landasan Landasan Konstitus Konstitusional ional Undang-Unda Undang-Undang ng Dasar (UUD) (UUD) 1945
c.
Landa Landasa sann Opera Operasi sion onal al : 1.
Undang-U Undang-Undan ndangg Nomor Nomor 17 Tahu Tahunn 2003 2003 tent tentan angg Keua Keuang ngan an Nega Negara ra (Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Indonesia Nomor 4286); 4286);
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3.
Tentang Pemerik Pemeriksaan saan Pengelolaan dan Tanggung jawab Unda Undang ng-U -Und ndan angg Nom Nomor or 15 Tahu Tahun n 2004 Tentang 2
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 4400); 4.
Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 25 Tahun Tahun 2004 tentang tentang Sistem Sistem Perencanaan Perencanaan Pembangunan Nasional; UndangNasional; Undang-
Undang Undang Nomor Nomor 32 Tahun Tahun 2004 2004 tenta tentang ng Pemeri Pemerinta ntahan han Daerah Daerah (Lem (Lemba bara ran n
Nega Negara ra
Repu Republ blik ik
Tambahan Lembaran Lembaran Negara Negara Republik Republik Indonesia Indonesia Nomor Nomor 4437); Indonesia Indonesia Tahun Tahun 2004 2004 Nomor Nomor 125, Tambahan 5.
Undang-Undang Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Perimbangan Keuangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Pemerintah Daerah (Lembaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 4438); 6.
Undang-un Undang-undang dang Nomor 17 Tahun 2007, tentang tentang Rencana Rencana Pembangunan Pembangunan Jangka Panjang Panjang Nasional Tahun Tahun 2005-2 2005-2025 025 (Lembar (Lembaran an Nega Negara ra Tahun Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Tambahan Lembaran Negara Nomor Nomor 4700);
7.
Peraturan Peraturan Pemerintah Pemerintah Nomor 20 Tahun Tahun 2001 2001 tentang tentang Pembinaa Pembinaann dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
8.
56 Tahu Tahun n 2001 Pera Peratu tura rann Pemer Pemerin inta tahh Nomor Nomor 56 2001 tentang tentang Pelaporan Pelaporan Penyelen Penyelenggara ggaraan an Pemerinta Pemerintahan han
Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Indonesia Nomor 4124; 9.
Peraturan Peraturan Pemerintah Pemerintah Republik Republik Indonesia Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Penyusunan Rencana Rencana Kerja dan Anggaran Anggaran Kementria Kementriann Negara/Lemb Negara/Lembaga; aga;
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan 10. Peraturan Peraturan Pemerintah Pemerintah Nomor Nomor 58 Keuangan Daerah; Daerah;
11. PER PRES Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Rencana Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 - 2014; 29 Tahun 2010 12. Peraturan Peraturan Presiden Presiden Nomor Nomor 29 2010 tentang tentang Rencana Kerja Pemerint Kerja Pemerintah ah Tahun 2011; 2011; Peraturan ran Preside Presiden n RI Nomor Nomor 5 Tahu Tahun n 2010 13. Peratu 2010 tent tentan angg Renca Rencana na Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Nasional Tahun 2010-2014; 2010-2014; 14. Peratura Peraturann Pemerint Pemerintah ah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evalua Evaluasi si Pelaks Pelaksana anaan an Rencan Rencana a Pembangunan Daerah;
15. 15. Pera Peratu tura rann Bersa Bersama ma Mente Menteri ri Dala Dalam m Nege Negeri ri,, Mente Menteri ri
Pere Perenc ncan anaa aann Pembangunan Nasional/ Kepala
Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010; Nomor 0199/M PPN/04/2010; Nomor PMK 95/P 95/PMK MK07 07/2 /201 010, 0,
tent tentan ang g
Peny Penyel elar aras asan an
Renca Rencana na
Pemb Pemban angu guna nan n
Jang Jangka ka Menengah Daerah
(RPJMD) (RPJMD) dengan dengan Rencana Rencana Pembangu Pembangunan nan Jangka Jangka Menengah Nasional (RPJMN) (RPJMN) 2010-2014; 54 tahun tahun 2010 16. Peratu Peraturan ran Menteri Menteri Dalam Negeri Negeri Nomor 54 2010 tentang Pelaksanaan Pelaksanaan Peraturan Peraturan Pemerintah Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang tentang Tahapan Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2008 Rencana Pembangunan Daerah; 17. 17. Kepu Keputu tusa sann Ment Menter erii Dala Dalam m Nege Negeri ri Nomo Nomor r 050-188/Kep/Bangda/2007 050-188/Kep/Bangda/2007 tent tentang ang Pedoman Pedoman Penilai Penilaian an Doku Dokume menn
Pere Perenc ncan anaa aann
Pemb Pemban angu guna nann Daerah Daerah (Renca (Rencana na Pemban Pembangun gunan an Jangka Jangka Meneng Menengah ah
Daerah/RPJMD); 18. Perat Perencanaan Peratur uran an Daer Daerah ah Prov Provin insi si Jawa Jawa Bara Baratt Nomo Nomorr 6 Tahu Tahun n 2009 2009 Tent Tentan ang g Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat; 19. Peratu Peraturan ran Daerah Daerah Provin Provinsi si Jawa Barat Barat Nomor 24 Tahun Tahun 2010 2010 tentan tentangg Perubahan Perubahan Atas Peraturan Daerah Provins Provinsii Jawa Barat Nomor 9 Tahun Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Daerah Provinsi Jawa Jawa Barat Tahun 2005 - 2025 ; 2025 ; 20. Peratu Perubahan Atas Peratura Peraturann Peraturan ran Daerah Daerah Provin Provinsi si Jawa Jawa Barat Barat Nomor Nomor 25 Tahun Tahun 2010 2010 tentan tentangg Perubahan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
3
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud : 1. Sebagai arah dalam pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung menjadi rumah sakit rujukan terbaik dan terjangkau oleh masyarakat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
2. Sebagai indikator kunci keberhasilan bagi pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung dalam melaksanakan fungsinya. b. Tujuan : 1. Menjadi pedoman dalam penyusunan anggaran. 2. Sebagai tolok ukur untuk mengukur dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung. 3. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung. 4. Menjabarkan Visi, Misi dan Program Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
1.2.
Landasan Hukum
1.3.
Maksud dan Tujuan
1.4.
Sistematika Penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN RSUD SOREANG 2.1.
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi RSUD Soreang.
2.2.
Sumber Daya RSUD Soreang
2.3.
Kinerja Pelayanan RSUD Soreang
2.4.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan RSUD Soreang
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
3.2.
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.3.
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.4.
Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1.
Visi dan Misi
4.2.
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSUD Soreang
4.3.
Strategi dan Kebijakan RSUD Soreang
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP
LAMPIRAN
4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN RSUD SOREANG
2.1.
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi RSUD Soreang Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah
Kabupaten Bandung, berdiri pada tahun 1996, merupakan pengembangan dari Puskesmas DTP Soreang.RSD Soreang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK. II Bandung Nomor: 445/4056/Tapra tahun 1996 perihal Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit Kelas D. Pada tahun 1997, RSD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Daerah Kelas C berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1409/MENKES/SK/XII/1997. Penetapan susunan organisasi dan pengisian jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999. Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Soreang yang diberlakukan saat ini berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung No. 5 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut : 2.1.1.
Tugas Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2.1.2.
Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana diatas, RSUD Soreang Kabupaten Bandung, mempunyai tugas : a.
Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medik serta non medis;
b.
Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan serta pelayanan rujukan;
c.
Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan;
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Merujuk pada Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung, susunan Organisasi RSUD Soreang, terdiri dari :
1. Direktur ; 2. Bagian Tata Usaha, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi : a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan; b. Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM; c. Sub Bagian Program dan Kehumasan. 3. Bidang Kemedikan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi: a. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik; b. Seksi Rekam Medik. 4. Bidang Keperawatan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi : a. Seksi Perawatan Rawat Inap; b. Seksi Perawatan Rawat Jalan dan Khusus. 5. Bidang Keuangan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi: a. Seksi Mobilisasi Dana; b. Seksi Pengeluaran dan Akuntansi. 5
6. Satuan Pengawas Intern (SPI); 7. Kelompok Jabatan Fungsional , yang meliputi : a. Komite Medik; b. Staf Medik Fungsional; c. Komite Keperawatan; d. Staf Keperawatan Fungsional; e. Instalasi. f. Jabatan Fungsional Lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6
2.2.
Sumber Daya RSUD Soreang
2.2.1. Susunan Kepegawaian Dalam rangka melaksanakan pelayanan kesehatan di RSUD Soreang perlu ditunjang dengan ketersediaan SDM yang memadai baik SDM kesehatan maupun SDM non kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. RSUD Soreang sebagai instansi pemerintah yang melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan kepada masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Bandung ditunjang dengan ketersediaan tenaga yang sesuai dengan kebutuhan meliputi : Tenaga Struktural, Tenaga Medis,Tenaga Non Medis dan Tenaga Admnistrasi dan Teknis Status kepegawaiannya terbagi menjadi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Non PNS (Tenaga Kerja Kontrak (TKK) serta Tenaga Harian Lepas (THL)) dengan jumlah tenaga di RSUD Soreang sampai dengan 31 Desember 2016 sebagai berikut : a. Tenaga PNS sebanyak
324 orang
b. Tenaga PTT / TKK sebanyak 169 orang c. Tenaga THL sebanyak Jumlah
47 orang 540 orang
Jumlah pegawai RSUD Soreang yang pada awal berdirinya tahun 1996 hanya 47 orang, namun sampai dengan akhir tahun 2016 jumlahnya menjadi 540 orang dengan berbagai macam latar belakang profesi seperti dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, paramedis keperawatan/non keperawatan, tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non kesehatan.
Uraian jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan kelompok jabatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.1 Jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan Kelompok Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Jabatan Tenaga Struktural Tenaga Dokter Spesialis Tenaga Dokter Umum Tenaga Dokter Gigi Tenaga Keperawatan Tenaga Kebidanan Tenaga Gizi Tenaga Farmasi Tenaga Laboratorium Tenaga Bank Darah Tenaga Radiologi Tenaga IPSRS Tenaga Fisioterapi Tenaga Administrasi dan Teknis Tenaga Unit SIMRS Cleaning Service Security Jumlah
PNS 14 20 7 3 131 16 18 9 8 4 3 11 80
324
Jumlah TKK THL 2 5 58 22 4 18 10 3 1 44 2
169
28 19 47
Total 14 22 12 3 189 38 22 27 16 4 6 11 1 124 2 28 19 540
DATA PEGAWAI NEGERI SIPIL RSUD SOREANG BERDASARKAN JENIS KELAMIN & PENDIDIKAN SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER 2016 Tenaga Medis No
Pendd.
Dr. Spes.
Paramedis
Dr. Gigi
L
P
Jml
L
P
Dr. Umum Jml
L
P
Jml
Perawat L
Paramedis Non Perawatan Bidan
P
Jml
L
Gizi
P
Jml
L
Farmasi
P
Jml
L
Lab.
P
Jml
L
TENAGA NON MEDIS
Bank Darah
Rad.
IPSRS
Struk.
P
Jml
L
P
Jml
L
P
Jml
L
P
Jml
Adm. & Teknis
L
P
Jml
L
P
Jml
Total
1
S2 / SP1
10
10
20
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
4
1
5
-
-
0
25
2
S1 + Profesi
-
-
-
-
-
0
-
-
0
1
5
6
-
-
0
-
-
0
-
3
3
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
1
-
1
-
-
0
10
3
S1/D4
-
-
-
2
1
3
4
3
7
1
6
7
-
-
0
-
2
2
-
-
0
-
-
0
-
-
0
1
1
2
-
-
0
3
3
6
6
13
19
46
4
D3
-
-
-
-
-
0
-
-
0
33
80
113
-
15
15
-
4
4
-
-
0
-
7
7
-
1
1
1
-
1
2
1
3
1
1
2
3
10
13
1 59
5
D1
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
1
1
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
1
6
SMA
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
5
2
7
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
3
-
3
-
-
0
27
14
41
51
7
SMEA
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
2
2
2
8
STM
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
1
-
1
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
4
-
4
-
-
0
4
-
4
9
9
SMKK
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
4
4
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
4
10
SPK
-
-
-
-
-
0
-
-
0
2
2
4
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
2
1
3
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
7
11
SPRG
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
1
1
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
1
12
SMF
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
1
5
6
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
6
13
SMAK
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
1
1
-
-
0
-
-
0
1
-
1
-
-
0
-
-
0
2
14
SLTP
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
1
-
1
1
15
SD
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
0
10
10
20
2
1
3
4
3
7
37
94
131
0
16
16
6
12
18
1
8
9
0
8
8
2
2
4
2
1
3
10
1
11
9
5
14
41
39
80
324
JUMLAH
2.2.2. Sarana dan Prasarana Sarana fisik/gedung RSUD Soreang terdiri dari (1) Gedung Perawatan Terpadu yang digunakan untuk kegiatan Kamar Operasi, Intensive Care Unit, Instalasi Gizi, Ruang Laundry, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Unit Bank Darah, (2) Gedung Manajemen dengan lantai I digunakan untuk Instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium serta lantai dasar yang digunakan untuk IGD sedangkan lantai II dan III untuk kantor serta (3) Gedung Pelayanan Kesehatan terpadu Terpadu untuk Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan. Kegiatan pelayanan RSUD Soreang sesuai dilaksanakan melalui instalasi-instalasi. Instalasi pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia saat ini adalah : 1.
Pelayanan Rawat Jalan : Klinik kesehatan yang tersedia di RSUD Soreang meliputi :
Klinik Penyakit Dalam
Klinik Mata
Klinik Gizi
Klinik Kesehatan Anak
Klinik THT
Klinik Jantung
Klinik Bedah
Klinik Psikiatri
Klinik Umum
Klinik Obgyn (Kandungan
Klinik Gigi
Klinik Bedah Mulut
dan Kebidananan)
Klinik DOTS
Klinik Orthopaedi
Klinik Penyakit Saraf
Klinik Khusus (Klinik Aster)
Klinik Penyakit Kulit dan
Klinik Rehabilitasi Medik
Kelamin 2.
Pelayanan Rawat Inap Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Soreang pada tahun 2016 memberikan
pelayanan kepada pasien rawat inap dengan jumlah 211 buah tempat tidur dengan kegiatan pelayanan rawat inap RSUD Soreang Tahun 2010 - 2016 sebagai berikut ini : Tabel 2.2. Kegiatan Pelayanan Rawat Inap RSUD Soreang Tahun 2010 – 2016 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Standar Normal Bar ber Johnson
BOR
67,94
82,01
85.91
85.98
86,48
86,51
82,92
> 70 %
LOS
3,47
3,73
3.17
3.31
5,97
5,49
5,12
3-6 hari
TOI
1,7
-0,33
0.55
0.53
0.82
0,57
0,76
1-3 hari
GDR
21,72
23,41
24.36
24.87
38.32
19,7
25,95
< 50 ‰
NDR
13,6
12,02
9.13
20.95
19.08
5,15
9,44
< 20 ‰
BTO
68,93
80,58
93,75
96.14
60.18
86,66
81,83
60-65
TT
175
153
187
210
209
213
211
Indikator
Hari Rawat
Tahun
43,397 47,297 58,797 66,083
65,973
67,261 64,035
Σ Pasien Masuk
12.118 12.746
20018
16287
18.458 17,267
Σ Pasien Keluar
12.118 12.434 17.532 20189
15932
18133
17565
16,819
3.
Pelayanan Gawat Darurat (IGD) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi berbagai jenis pelayanan antara lain bayar sendiri (umum),
BPJS PBI, Non PBI, PBI, GAKINDA, SKTM, KONTRAKTOR, JAMKESMAS dan lain sebagainya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Soreang merupakan pintu gerbang utama pelayanan kesehatan RS untuk melayani pasien dalam kasus-kasus yang bersifat darurat dengan didukung oleh dokter dan perawat yang profesional bersertifikasi di bidang penangananan kegawatdaruratan. Namun sampai saat ini pelayanan yang diberikan belum optimal karena keterbatasan lahan yang tersedia untuk penanganan pasien gawat darurat. Adapun kunjungan pasien IGD tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel. 2.3. Kunjungan IGD Tahun 2016 NO
JENIS PELAYANAN
1
BAYAR SENDIRI
12392
2
BPJS PBI
3996
3
NON PBI PNS
2546
4
NON PBI SWASTA
4755
5
PBI JAMKESDA
463
6
GAKINDA
7
SKTM
241
8
KONTRAKTOR
40
JUMLAH
4.
JUMLAH
1
24434
Pelayanan Penunjang Pelayanan ini belum sepenuhnya dilengkapi dengan fasilitas sesuai standar namun secara bertahap
terus dilakukan perbaikan-perbaikan guna melengkapi sarana prasarana penunjang kesehatan di RSUD Soreang. Pelayanan penunjang yang ada di RSUD Soreang baik medis maupun non medis adalah sebagai berikut. a. Intensive Care Unit (ICU) b. Instalasi Bedah Sentral c. Instalasi Radiologi d. Instalasi Patologi klinik (Laboratorium) e. Instalasi Farmasi f. Instalasi Unit Bank Darah g. IPSRS h. Unit SIM-RS i. Unit Laundry 2.3. Kinerja Pelayanan RSUD Soreang Rata – rata kinerja RSUD Soreang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 total kunjungan rawat jalan dan IGD adalah sebanyak 89,473 dan Pada Tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 108,719 atau sebesar 21%, sedangkan pada tahun 2014 kunjungan rawat jalan dan IGD mengalami penurunan sebanyak 106,291 atau sebesar 2%. Pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan
kembali sebanyak 118,750 dan 126,275 untuk kunjungan rawat jalan dan IGD, adapaun hasil kegiatan rawat jalan dan IGD RSUD Soreang Tahun 2012 s/d 2016. Tabel. 2.4 Hasil Kegiatan Rawat Jalan Dan IGD RSUD Soreang Tahun 2012 s/d 2016 KLINIK
2012
2013
2014
2015
Penyakit dalam
22,932
28,898
27,484
29,117
Anak
8,192
9,211
6,706
6,954
6,302
Bedah
6,966
11,633
11,519
10,459
11,288
Obsgyn
5,392
6,283
6,923
7,347
Mata
5,124
7,232
6,862
7,669
7,592
Gigi
4,234
4,649
4,562
5,206
4,716
THT
4,092
4,485
4,252
4,648
DOTS
2,074
2,538
1,813
1,940
8,594
Saraf
4,305
5,093
6,514
7,244
1,257
Psikiatri
1,725
2,592
3,069
3,818
Kulit dan Kelamin
3,140
2,892
2,861
3,307
3,896
997
1,309
1,318
822
483
1,410
2,582
3,364
5,005
PONEK
-
-
-
464
3,619
Orthopedi
-
-
-
932
1,342
Bedah mulut
-
-
-
661
Kemuning
-
-
-
4
223
Jantung
-
-
-
-
185
Gizi Total Kunjungan Rawat Jalan
-
-
-
-
70,583
89,397
87,247
95,597
245 101,838
IGD
18,890
19,322
19,044
23,153
24,437
89,473
108,719
106,291
118,750
126,275
Umum Rehab Medik
2016
28,453
7,838
5,033
4,444
5,147
1,181
Total Kunjungan Rawat Jalan dan IGD
Data diatas menunjukan cukup tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan RSUD Soreang dan menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat Kabupaten Bandung terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Dilihat dari besarnya prosentase tingkat hunian, rumah sakit perlu menyusun perencanaan strategis untuk penambahan kapasitas layanan baik rawat jalan maupun rawat inap pada tahun berikutnya. Sehubungan dengan tingginya jumlah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan, terutama poliklinik penyakit dalam, anak, dan bedah, rumah sakit membuat perencanaan untuk mengembangkan PONEK dan menambah pelayanan poliklinik baru antara lain poliklinik orthopedi, bedah mulut, kemuning, jantung dan gizi yang terealisasi pada tahun 2015. Adapun grafik kunjungan rawat jalan dan IGD RSUD Soreang dari hasil tabel 2.1 tahun 2012 s/d 2016 seperti dapat dilihat pada gambar 2.1 di halaman berikut ini :
Gambar 2.1. Grafik Kunjungan Rawat Jalan Dan IGD RSUD Soreang 2010 s/d 2016
Seiring dengan peningkatan kunjungan pasien ke RSUD Soreang maka hal tersebut berimplikasi langsung pada peningkatan pendapatan fungsional setiap tahunnya. Melihat dari hasil pendapatan dan belanja RSUD Soreang mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2014 saja mencapai Rp. 68.870.587.039,84,- atau dengan kata lain target pencapaian sasaran dan kinerja RSUD Soreang melalui unit-unit kerja pelayanan kesehatan yang langsung berhadapan dengan masyarakat
tercapai, sedangkan
untuk tahun 2016 mencapai Rp. 74.018.211.818,39,- nilai jumlah pendapatan hanya dihitung sampai bulan Juli saja belum terhitung selama satu tahun. Grafik pendapatan RSUD Soreang dari tahun 2011 s/d 2015 dapat dilihat dalam Grafik di bawah ini : Gambar 2.2 Grafik Pendapatan Soreang Tahun 2011 s/d 2016
Berdasarkan keputusan Bupati Bandung nomor 31 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Bidang Kesehatan di Kabupaten Bandung maka RSUD Soreang melaksanakan sebagian dari kewenangan wajib bidang Kesehatan sesuai dengan Tupoksi RSUD Soreang sebagai pelaksana pelayanan kesehatan rujukan. SPM Bidang Kesehatan adalah tolok ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Indikator keberhasilan bidang kesehatan adalah ukuran besaran yang dinyatakan oleh persentase atau pernyataan
lainnya yang menyatakan pencapaian keberhasilan. Maksud ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan ini adalah sebagai acuan dalam melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang wajib dilaksanakan di Kabupaten Bandung. Tujuan ditetapkannya SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Bandung adalah : a.
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
b.
Meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan yang langsung berhadapan dengan masyarakat
c.
Meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan Kewenangan wajib dalam bidang kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Soreang di Bidang
Pelayanan Kesehatan Rujukan yaitu : (1) Pelaksanaan pelayanan medis, (2) Pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis, (3) Pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan, (4) Pelaksanaan pelayanan rujukan, dan (5) Pelaksanaan pelayanan penelitian dan pengembangan medis
2.4.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan RSUD Soreang RSUD Soreang Kabupaten Bandung dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pelayanan
kesehatan tentunya tidak terlepas dari berbagai bidang pelayanan kesehatan tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan – permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai sesuatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan di RSUD Soreang Kabupaten Bandung. Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analisis. Dalama analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang) dan Threaths (Ancaman). Adapun masing-masing lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut : 1. Strategi S-O : a.
Dengan adanya peraturan yang mengatur RSUD Soreang Kabupaten Bandung sebagai SKPD yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), maka RSUD Soreang dapat diharapkan meningkatkan pelayanan kesehatan di kabupaten Bandung.
b.
Dengan adanya kepercayaan yang diberikan oleh Pimpinan Daerah terhadap RSUD Soreang Kabupaten Bandung maka diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan terhadapa masyarakat.
2. Strategi W-O : a.
Meyusun Rencana Bisnis dan Anggaran sebagai perwujudan manajemen keuangan BLUD yang akuntabel.
b.
Adanya pendidikan dan pelatihan yang intensif bagi tenaga medis dan non medis untuk meningkatkan profesionalisme dan jenis pelayanan kesehatan Rumah Sakit.
3. Strategi S-T : a.
Meningkatkan ketersediaan tempat tidur untuk menunjang pelayanan yang prima.
b.
Mengembangkan kapasitas daya tampung pasien dan fasilitas-fasilitas jasa pelayanan
4. Strategi W-T : a.
Mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit.
b.
Meningkatkan profesionalisme SDM Rumah Sakit.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Tugas pokok dari RSUD Soreang sebagai SKPD penyedia jasa layanan publik langsung kepada
masyarakat adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan di RSUD Soreang yang harus selalu akomodatif serta responsif terhadap tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu maka dibutuhkan berbagai sarana prasarana yang menunjang dan memadai guna tercapainya kegiatan pelayanan kesehatan rujukan di Kabupaten Bandung yang lebih optimal. Di bawah ini diuraikan permasalahan yang dihadapi RSUD Soreang dalam upayanya melakukan pengembangan. Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi RSUD Soreang No
Aspek Kajian
Capaian/ Kondisi Saat Ini
Standar yang Digunakan
2
3
4
1 1
Faktor yang Mempengaruhi Internal
Eksternal
Permasalahan Pelayanan SKPD
5
6
7
PELAYANAN MEDIK 1) RAWAT JALAN a. Penyakit Dalam b. Kesehatan Anak c. Bedah d. Obgyn e. Saraf f. Rehab Medik
Ada Ada Ada
MenKes MenKes
MenKes MenKes
MenKes
MenKes
Ada
MenKes
h. Kulit dan Kelamin i. Mata
Ada Ada Ada
MenKes MenKes
MenKes
Ada Ada Ada
MenKes MenKes
MenKes MenKes
Ada Ada
MenKes MenKes MenKes
Ada
MenKes
k. Kesehatan Jiwa l. DOTS m. Umum n. Khusus (Aster) o. Orthopedi p. Bedah Mulut q. Gizi r. Jantung GAWAT DARURAT a. Umum b. Triage g. Supporting c. Bedah
4)
Ada Ada
g. Gigi dan Mulut
j. THT
2)
Ada
Ada Ada
Ada Ada
MenKes
Sarana penunjang
MenKes
pelayanan yang
Ada
Lahan bangunan
dimiliki belum lengkap
yang ada tidak mencukupi
sehingga masih banyak pasien
-
MenKes MenKes
d. Medical e. Pediatry
-
MenKes MenKes
f. Obgyn h. Intermediate Ward
-
MenKes MenKes
i. High Care Unit
-
MenKes
j. Oneday Care
-
MenKes
Ada
MenKes
Lahan bangunan
Ada Ada
MenKes
yang ada tidak
MenKes MenKes
mencukupi Sarana penunjang
MenKes MenKes
pelayanan yang dimiliki belum
MenKes
lengkap
BEDAH CENTRAL a. Administrasi b. Persiapan c. Anesthesi d. Operasi e. Pemulihan f. Supporting g. Organ Bank
Ada Ada Ada Ada
yang dirujuk
No
Aspek Kajian
Capaian/ Kondisi Saat Ini
Standar yang Digunakan
1
2
3
4
Ada
MenKes MenKes
5)
3
Internal
Eksternal
Permasalahan Pelayanan SKPD
5
6
7
ICU a. Surgical b. Medical
2
Faktor yang Mempengaruhi
Ada
Jumlah tempat tidur tidak mencukupi
PELAYANAN PENUNJANG Ada Ada
1)
RADIOLOGI
MenKes
2) 3)
FARMASI ANESTHESI
MenKes MenKes
4)
LABORATORIUM
5)
REHABILITASI MEDIK
6)
PATOLOGI
Ada Ada
MenKes
MenKes
7) 8)
IPDL JENAZAH
Ada
MenKes
MenKes MenKes
DIREKSI
Ada
MenKes
Ada
2) 3)
BAGIAN KEUANGAN BAGIAN TATA USAHA
MenKes MenKes
4)
BAGIAN PELAPORAN DAN INFORMASI
Ada Ada
PELAYANAN ADMINISTRASI 1)
BIDANG PELAYANAN MEDIS BIDANG PENUNJANG 6) MEDIS BIDANG 7) KEPERAWATAN 5)
8)
BIDANG DIKLAT
Ada Ada
MenKes
Ada
MenKes
Ada
MenKes
Ada
MenKes
-
masih menyatu dengan Tata Usaha
MenKes
4 SERVICE
3.2.
Ada Ada Ada
1) 2)
IPSRS INSTALASI GIZI/DAPUR
MenKes MenKes
3)
CUCI / LAUNDRY
MenKes
4)
CSSD
-
MenKes
Belum ada SDM
5)
SANITASI LINGKUNGAN & PERTAMANAN
-
MenKes
Masih menyatu dg. IPSRS
Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Pembangunan di Kabupaten Bandung pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah
tahun 2016 – 2021 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Berbagai isu global dan nasional perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat
lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu yang dihadapi Kabupaten Bandung antara lain : keamanan dan ketertiban masyarakat, pelayanan publik, lingkungan hidup dan bencana, kualitas sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan dan keshalehan sosial), pembangunan perdesaan dan
ketahanan pangan, infrastruktur wilayah dan tata ruang, serta kemiskinan. Dalam menangani isu tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan
peluang serta
mempertimbangkan isu yang ada di Kabupaten Bandung, maka visi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung pada tahun 2016 - 2021 yang hendak dicapai pada tahapan kedua RPJP Daerah Kabupaten
Bandung adalah : “Memantapkan Kabupaten Bandung Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing Melalui Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Pemantapan Pembangunan Pedesaan, Berlandaskan Religius, Cultural Dan Berwawasan Lingkungan”.
Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas dan efisiensi pemanfaatan potensi yang dimiliki, maka ditetapkan misi RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2021 yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang ingin dicapai. Misi Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut : 1.
Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan.
2.
Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan.
3.
Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar yang terpadu dengan tata ruang wilayah serta memperhatikan aspek kebencanaan.
4.
Menciptakan pembangunan ekonomi yang memliki keunggulan kompetitif.
5.
Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup.
6.
Meningkatkan kemandirian desa.
7.
Meningkatkan reformasi birokrasi.
8.
Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah.
9.
Meningkatkan kesejahteraan social masyarakat. Dalam melaksanakan tupoksi serta menjabarkan visi dan misinya maka RSUD Soreang
berpedoman pada visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021 khususnya misi ke dua
“Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan” .
Adapun isu strategis
Kabupaten Bandung bidang kesehatan yaitu “Masih terbatasnya jaminan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat”, rumusan arah kebijakan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan fungsi pelayanan RSUD Soreang dapat dilihat pada halaman berikut ini.
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang maju, mandiri dan berdaya saing melalui tata kelola Pemerintahan yang baik dan pemantapan pembangunan pedesaan, berlandaskan religious, cultural dan berwawasan lingkungan”. Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Outcome Program Output Misi II: 1. Meningkatnya kualitas 1. Meningkatkan kualitas 1. Persentase Cakupan pelayanan Jumlah kujungan pasien
Mengoptimalkan
managemen pelayanan
kuantitas dan kualitas
kesehatan
pelayanan kesehatan
2. Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan 2. Peningkatan kualitas dan kualitas sarana dan
peningkatan indeks kepuasan masyarakat
kesehatan RS
(IKM)
sarana dan prasarana
prasarana pelayanan
2. Capaian BOR
pelayanan kesehatan RS
kesehatan
3. Nilai AKIP
rumah sakit
Persentase pelayanan
instalasi medik
kesehatan masyarakat
3. Meningkatnya kapasitas dan 3. Meningkatkan tata kelola 4. Persentase Aset RS kapabilitas SDM Internal
dalam kondisi baik
pemenuhan SPM
miskin yang dilayani
Jumlah pasien SKTM
Persentase sarana
Jumlah sarana dan
&prasarana media promosi &
prasarana media promosi
informasi sadar hidup sehat
da informasi sadar hidup
Persentase sarana dan
sehat
prasarana pelayanan
kesehatan RS sesuai standar
Persentase sarana dan
Persentase ketersediaan
Jumlah sarana dan prasarana umum
dokumen pelaporan
Jumlah sarana prasarana medik sesuai standar
prasarana umum RS
Jumlah kegiatan
Jumlah dokumen laporan keuangan
keuangan
Jumlah laporan program
Persentase pemenuhan
Jumlah ATK
operasional perkantoran
Jumlah peserta BIMTEK /
Persentase SDM yang memiliki kompetensi
Pelatihan
Dalam upaya untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung maka diperlukan identifikasi berbagai faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan RSUD Soreang agar Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung tersebut dapat berjalan searah dengan rencana pengembangan jangka menengah RSUD Soreang sesuai dengan tupoksinya dan menjadi bagian dari kontribusi pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bandung. Identifikasi tersebut nantinya bermanfaat pula pada perumusan isuisu strategis dalam pengembangan RSUD Soreang pada kurun waktu 5 tahun kedepan. Identifikasi faktor-faktor pengahambat dan pendorong pelayanan RSUD terhadap Visi dan Misi (dibatasi pada Visi dan Misi yang berkaitan dengan tupoksi RSUD Soreang sebagai SKPD yang menyediakan pelayanan publik di bidang kesehatan) Pemerintah Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.3 Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan RSUD Soreang Terhadap Visi Dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang maju, mandiri dan berdaya saing melalui tata kelola Pemerintahan yang baik dan pemantapan pembangunan pedesaan, berlandaskan religious, cultural dan berwawasan lingkungan”. Misi Pemerintah Faktor Permasalahan Pelayanan No Kabupaten SKPD Penghambat Pendorong Bandung 1 2 3 4 5 1 Misi II: Sarana prasarana Anggaran belanja yang ada Tingkat animo
Mengoptimalkan
pelayanan kesehatan yang
hanya cukup untuk
masyarakat yang
kuantitas dan
dimiliki belum lengkap.
membiayai belanja
cukup tinggi untuk
Jumlah sarana pelayanan
operasional pelayanan RS
menjadikan RSUD
pelayanan
kesehatan tidak sebanding
dan 10% pengadaan sarana
Soreang sebagai
kesehatan
dengan jumlah kunjungan
prasarana investasi RS
pilihan pertama
Lahan yang dimiliki sangat
dalam hal pelayanan
meningkat .
terbatas sehingga sulit untuk
kesehatan .
Jumlah tenaga dan jenis
menambah kapasitas
spesialis yang ada masih
pelayanan kesehatan yang
terbatas.
dibutuhkan
kualitas
pasien yang terus
Sulitnya melaksanakan
rekruitmen tenaga spesialis baru yang dibutuhkan
3.3.
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis RSUD Soreang berasal dari perubahan status DTP Soreang menjadi Rumah sakit tipe D tahun
1996 dan menjadi tipe C tahun 1997. Lokasi RSUD Soreang berada tepat ditengah-tengah kota Kecamatan Soreang dengan luas lahan 7.208 m2. Oleh karena berada dipusat keramaian (Civil Centre), lahan yang terbatas untuk pengembangan dan pembangunan fasilitas penunjang lainnya belum sesuai dengan RDTR Kota Soreang. Wilayah cakupan RSUD Soreang meliputi beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung antara lain : Kecamatan Soreang, Ciwidey, Rancabali, Pasir Jambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Baleendah, Arjasari, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Margahayu, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, disamping menerima kunjungan pasien dari luar Kabupaten Bandung antara lain Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Cianjur Bagian Selatan dan Garut Selatan. Dengan kondisi geografisnya yang sangat strategis tersebut berdampak positif terhadap peningkatan kunjungan masyarakat yeng membutuhkan pelayanan kesehatan rujukan ke RSUD Soreang. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan masyarakat ke RSUD Soreang dan peningkatan pendapatan setiap tahunnya. Namun pada kenyataannya peningkatan jumlah pasien tersebut belum dapat diimbangi kecukupan sarana prasarana serta kapasitas ruangan yang memadai yang sesuai dengan standar . Lokasi RSUD Soreang saat ini berada di pusat kota kecamatan tepatnya berada di Jl. Alun-Alun Utara No.1 Desa Pamekaran Soreang dengan kondisi saat ini : 1.
Berseberangan dengan Alun-Alun Soreang yang sudah padat akan pemukiman dan berdekatan dengan pusat komersil dan terminal.
2.
Dengan padatnya pemukiman di sekitar RSUD Soreang maka pihak rumah sakit sulit untuk melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta dikhawatirkan akan sangat mudah dalam penyebaran penyakit.
3.
Kedekatan RSUD Soreang dengan pusat komersil dan terminal membuat akses menuju rumah sakit kadang terganggu.
4.
Tingkat kebisingan di sekitar RSUD Soreang cukup tinggi sehingga mengganggu ketenangan dan kenyamanan pasien padahal idealnya setiap rumah sakit harus berada di wilayah yang tenang dan merupakan area bersih.
5.
Area yang sempit (dibawah 1 hektar) membuat pihak rumah sakit sulit melakukan pengelolaan dan pengembangan terutama untuk meningkatkan kapasitas pelayanan maupun penyediaan lahan parkir.
6.
Lokasi RSUD Soreang cukup jauh dengan lokasi badan air penerima namun pembuangan limbah cair selama ini masih menggunakan roil kota dan saluran drainase jalan. Dalam menelaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten
Bandung yang berkaitan dengan keberadaan lokasi RSUD Soreang saat ini maka perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : 1.
Didalam Perda Kab. Bandung No.3 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007 s/d Tahun 2027 diuraikan pokok-pokok peruntukan lahan dan lokasi RSUD Soreang sebagai berikut : a. Peruntukan lahan bagi kegiatan eksisting RSUD Soreang yang saat ini sudah beroperasi diarahkan untuk pengembangan kawasan perdagangan dan jasa. b. Kegiatan RSUD Soreang tersebut akan diarahkan untuk direlokasi ke desa Sadu kecamatan Soreang atau desa Gandasari Kecamatan Katapang.
2.
Berdasarkan draft peta Rencana Tata Guna Lahan Kawasan Perkotaan Soreang 2009-2027 dinyatakan bahwa lokasi eksistik RSUD Soreang saat ini diperuntukkan bagi fasilitas sosial
3.
Adanya Surat dari Kepala BPLH Kab. Bandung Nomor 667/202/BPLH tanggal 1 Pebruari 2010 perihal Dokumen Lingkungan RSUD Soreang dimana didalamnya terdapat kesimpulan yang menyatakan bahwa ”Kegiatan Pembangunan / Pengembangan RSUD Soreang eksisting yang bersifat menambah luasan lahan tertutup tidak diperbolehkan , kecuali bagi kegiatan pembangunan / pengembangan yang mengubah fungsi bangunan internal RSUD Soreang.
4.
Luas tanah RSUD Soreang yang hanya 7381 M2 berimplikasi langsung terhadap kapasitas pelayanan yang tersedia. Keterbatasan lahan tersebut membuat RSUD Soreang tidak dapat melakukan
pengembangan jenis pelayanan baru maupun penambahan kapasitas ruangan perawatan. Sehingga sering terjadi adanya pasien yang dirujuk dengan alasan ruang perawatan penuh atau tidak ada jenis pelayanan spesialistik dan prasarana pendukung pelayanan yang dibutuhkan pasien tersebut Berdasarkan uraian telaahan diatas dan dalam upaya mensikapi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang semakin berkembang maka diperlukan lokasi RSUD Soreang baru untuk relokasi RS dengan luas lahan yang memadai sekelas tipe B. 1.
Kondisi eksisting lahan RSUD Soreang saat ini sudah tidak layak untuk dikembangkan secara fisik sehingga berimplikasi langsung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
2.
Perlu adanya lahan baru sebagai lahan relokasi RS sekelas RS Tipe B yang dapat menampung lebih banyak jenis pelayanan kesehatan yang diberikan maupun kapasitas pelayanan yang disediakan.
3.
Bahwa lahan yang ditetapkan menjadi lahan baru RSUD Soreang tersebut dapat dikembangkan secara terus menerus untuk dapat merespon kebutuhan masyarakat Kabupaten Bandung akan pelayanan kesehatan yang semakin meningkat.
4.
Lokasi yang ditetapkan menjadi lahan relokasi RS tersebut harus mempunyai nilai kebijakan strategis bagi Pemerintah Kab. Bandung dan aktifitas wilayahnya cenderung mengarah pada kesesuaian ruang berdasarkan arahan kegiatan perkotaan dan rencana pengembangan baik fisik maupun non fisik Wacana Relokasi RSUD Soreang selain mengacu kepada RTRW Kabupaten Bandung dan RDTR
Kota Soreang tahun 2001-2010 perlu diadakan pengkajian mendalam agar didapat lokasi yang sesuai kebutuhan Penataan Ruang dan Tata Kota serta sesuai dengan Peningkatan Kinerja Rumah Sakit dan tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Rencana terperinci mengenai RDTR Kota Soreang telah direvisi sejak tahun 2001 melalui pembahasan pada lokakarya tanggal 11 September 2002 dan penyelarasan pada tanggal 18 Oktober 2002 menghasilkan 5 kesepakatan antara lain rencana relokasi RSUD Soreang dengan alternatif Desa Sadu dan Desa Cingcin. Hasil akhir dari RDTR Kota Soreang menyatakan bahwa lokasi RSUD Soreang adalah di Desa Gandasari Kec. Katapang. Pada pembahasan APBD 2006 dengan legislatif tanggal 3 Januari 2006 disarankan relokasi RSUD Soreang ke Mulut Pintu Tol Soroja yang akan direncanakan pada 2005-2010. Dalam hal rencana Relokasi tersebut RSUD Soreang telah melaksanakan beberapa upaya antara lain : mengikuti rapat pembahasan dengan institusi terkait, mengikuti seminar dan lokakarya RDTRK, membuat kajian singkat relokasi serta membuat proposal proyek relokasi dan pengembangan RSD Soreang (tahun 2003). Untuk menetapkan rencana relokasi perlu dipertimbangkan beberapa hal dibawah ini: 1.
Prestasi kerja (Kinerja) RSUD Soreang menunjukan peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya
2.
RSUD Soreang telah memiliki segmen pasar yang cukup baik meliputi penduduk dari wilayah Kabupaten Bandung maupun Kabupaten-Kabupaten lain disekitarnya.
3.
Provider/Petugas Pelaksana terutama dokter (92 %) berdomisili di Kota Bandung, sedangkan petugas lainnya tersebar di Soreang, Ciwidey, Banjaran, Katapang, Margahayu dan Cimahi.
4.
Faktor aksesibilitas yang mudah dijangkau menguntungkan bagi Provider/ Pelaksana dan Costumer/masyarakat dalam upaya penanganan pasien khususnya dalam keadaan yang darurat dan emergensi. Untuk relokasi diperlukan studi Kelayakan (feasibility study), UPL –UKL, pembebasan tanah untuk pembangunan gedung rumah sakit dan akses jalan kerumah sakit, master plan dan lain-lain.
3.4.
Penentuan Isu-isu Strategis Berdasarkan uraian kondisi RSUD Soreang, capaian kinerja pelayanan, RPJMD Kabupaten
Bandung, RDTR Kota Soreang yang telah diuraikan diatas maka hal-hal yang dianggap penting dalam pengembangan RSUD Soreang adalah kecenderungan peningkatan kinerja pelayanan, perubahan pangsa pasar serta penyesuaian kegiatan terhadap RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2016 - 2021. Oleh karena itu RSUD Soreang diproyeksikan harus mampu menyediakan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat Kabupaten Bandung dengan kriteria sebagai yang menjadi isu-isu strategis pengembangan RSUD Soreang sebagai berikut : 1. Melanjutkan proses relokasi pembangunan gedung rumah sakit ke tahap fisik selanjutnya 2. Mempunyai sumber dana yang memadai untuk relokasi pembangunan gedung rumah sakit 3. Memiliki peralatan medis, penunjang medis dan non medis yang memadai 4. Memiliki sumber daya manusia yang berkompeten dengan jumlah yang memadai sesuai bidangnya 5. Mampu melaksanakan pemantauan dan penjagaan mutu pelayanan kesehatan dengan kondisi yang ada. 6. Terakreditasinya RSUD Soreang oleh Badan Akreditasi yang kompeten 7. Mampu melakukan pengelolaan sumber daya secara mandiri dalam bentuk BLUD. 8. Meningkatkan tipe kelas Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit Tipe B
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi RSUD Soreang Dalam melaksanakan kegiatannya RSUD Soreang berpedoman pada Visi dan Misi yang telah disesuaikan dengan Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 - 2021. Arah pengembangan RSUD Soreang yang ingin dicapai RSUD Soreang mengacu pada Visi Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu “Memantapkan Kabupaten Bandung Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing Melalui Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Pemantapan Pembangunan Pedesaan, Berlandaskan Religius, Kultural Dan Berwawasan Lingkungan”. Dalam hal implementasi arah kebijakan, strategi, sasaran serta berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada kurun waktu 2016 - 2021, RSUD Soreang disusun untuk dapat mendukung arah kebijakan pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Bandung yang menjadi perwujudan dari cita-cita Misi Pembangunan dari Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan tupoksi RSUD Soreang sebagai lembaga penyedia jasa kesehatan yaitu mendukung kepada : Misi II “Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan”. Berdasarkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung diatas maka dirumuskanlah Visi dan Misi RSUD Soreang Tahun 2016 -2021 sebagai berikut. Visi RSUD Soreang
:
“Mewujudkan Rumah Sakit yang Amanah, Maju, Mandiri, Berdaya Saing dan Berwawasan Pendidikan” Misi RSUD Soreang
:
1.
Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan paripurna
2.
Meningkatkan pengelolaan manajemen RS secara profesional
3.
Menciptakan akuntabilitas keuangan berdasarkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK – BLUD)
4.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia
5.
Meningkatkan sarana dan prasarana yang berwawasan lingkungan
6.
Meningkatkan kemitraan dengan institusi terkait dibidang pelayanan dan pendidikan kesehatan
4.2. Tujuan dan Sasaran RSUD Soreang Kinerja pelayanan kesehatan seperti halnya di RSUD Soreang Kabupaten Bandung menjadi isu kebijakan yang makin strategis karena perbaikan kinerja pelayanan kesehatan memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja pelayanan kesehatan akan bisa memperbaiki iklim investasi yang diperlukan untuk bisa segera keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dalam kehidupan politik, isu-isu tuntutan masyarakat akan perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Buruknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan
kesehatan di RSUD Soreang diharapkan akan memperbaiki citra RSUD Soreang di mata masyarakat karena dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, maka kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun. Dalam rangka mewujudkan perbaikan kinerja RSUD Soreang sebagaimana yang diharapkan, pada tataran implementasinya dilakukan melalui tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan strategi yang direncanakan dengan cermat sehingga akan memberikan arahan yang jelas kepada setiap anggota organisasi untuk dapat mencapai kinerja pelayanan kesehatan secara efisien dan efektif. Berdasarkan analisis pencapaian kinerja RSUD Soreang yang dipadukan dengan berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhinya serta dalam upaya menjunjung Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung, maka disusunlah tujuan dan sasaran RSUD Soreang yang ingin dicapai RSUD Soreang tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut : Tujuan : 1. Meningkatnya kualitas managemen pelayanan kesehatan 2. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan RS 3. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas SDM Internal Sasaran : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan 2. Peningkatan kualitas dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan 3. Meningkatkan tata kelola rumah sakit Adapun yang dijadikan indikator sasaran RSUD Soreang antara lain sebagai berikut : 1.
Persentase peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
2.
Capaian BOR
3.
Nilai AKIP
4.
Persentase nilai Asset dalam kondisi baik Dibawah ini dijabarkan implementasi dari Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD
Soreang tahun 2016 - 2020. Tabel 4.1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama RSUD Soreang No
Tujuan
1
2
Sasaran 3
Indikator Sasaran 4
Indikator Kinerja Utama
2016
2017
2018
2019
2020
6
7
8
9
10
75,20
76.00
77.00
78.00
79.00
2. Capaian BOR
82,01
85,91
85,98
86,48
86,50
3. Nilai AKIP
Jml ideal
Jml ideal
Jml ideal
Jml ideal
Jml ideal
90 %
93 %
96 %
99 %
99 %
1 Meningkatnya kualitas managemen pelayanan kesehatan
Persentase peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
1. Persentase peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
2 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan RS
Capaian BOR
3 Meningkatnya kapasitasdan kapabilitas SDM Internal
Nilai AKIP
4. Persentase nilai Asset dalam kondisi baik
5
Target Kinerja Sasaran
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
4.3.
Strategi dan Kebijakan RSUD Soreang Strategi dalam mencapai tujuan dan sasaran diatas dilaksanakan melalui Analisa SWOT untuk
mengetahui posisi RSUD Soreang saat ini dengan membandingkan antara faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesess) dengan faktor eksternal peluang (Opportunies) dan ancaman (threats). Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil di bawah ini. A. Internal Rumah Sakit : 1. Kekuatan :
jumlah SDM yang banyak dan disiplin ilmu yang berbeda
Ketersediaan anggaran untuk biaya operasional
Aspek legal PEMDA mendukung pengembangan RS
Status hukum RS yang sudah menjadi BLUD memiliki ruang untuk otonomi pengelolaan keuangan
Tercapainya akreditasi untuk 15 pelayanan
Kekuatan kompetensi tenaga medis dan paramedis
Kekompakan antara karyawan
Dukungan masyarakat terhadap keberadaan RSUD Soreang.
Lokasi RS yang berdekatan dengan kantor Pemerintah Kabupaten Bandung
2. Kelemahan :
Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
Jumlah tenaga Medis spesialis yang terbatas
Masih terdapat kualitas SDM yang rendah
Kurangnya dedikasi dan disiplin SDM yang berpengaruh pada Budaya kerja belum optimal
Masih adanya penempatan SDM belum sesuai disiplin ilmu
Luas tanah masih kurang untuk melakukan pengembangan sehingga berpengaruh pada Rencana pengembangan RS yang belum matang
Pemeliharaan sarana prasarana yang belum optimal
Sistem pelayanan kurang baik
Sistem Pemasaran yang belum optimal
Remunerasi belum sebanding dengan beban kerja yang diterima
Reward dan punishment belum berjalan dengan tegas
Adanya kenaikan tarif layanan
Masih adanya Pandangan negatif masyarakat tentang kinerja RS
Pemanfaatan teknologi belum maksimal.
Lambatnya pencairan BPJS, Jamkesda, SKTM
B. Faktor Eksternal 1. Peluang :
Dengan adanya sistem informasi lewat media internet memberi kemudahan dalam mengakses informasi dengan cepat dan mudah.
Potensi peningkatan pendapatan dan pertumbuhan pasar yang cukup tinggi seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri.
Adanya kerjasama dengan pihak ketiga dalam upaya peningkatan pelayanan dan kemitraan.
Adanya beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan rumah sakit antara lain UU kesehatan, BLU, Akreditasi RS dan UU tentang Pemerintahan daerah yang menempatkan kesehatan pada urutan kedua dari kewenangan wajib.
Lokasi Rumah Sakit Daerah Soreang yang strategis.
Aspek legal PEMDA mendukung pengembangan RS.
UU Nomor 36 Tahun 2009 Kesehatan dan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Adanya proses relokasi pembangunan RS yang terus berjalan
2. Ancaman :
Persaingan dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya baik swasta maupun pemerintah yang semakin ketat.
Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah
UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
UU No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan
Masih adanya pasien SKTM yang tidak sesuai prosedur.
Semakin meningkatnya jumlah pasien tanpa diiringi dengan penambahan layanan rumah sakit Dari hasil analisis faktor-faktor internal dan eksternal di atas didapatkan kesimpulan bahwa strategi
yang harus dilaksanakan oleh RSUD Soreang adalah strategi yang agresif. Dengan strategi ini pengembangan RSUD Soreang diarahkan untuk mencapai pertumbuhan dalam pelayanan kesehatan dan pelayanan pendukung lainnya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan cara mengembangkan jenis layanan unggulan, baik produk pelayanan yang sudah ada maupun berinovasi dengan mengembangkan produk yang belum ada sehingga dapat bersaing dengan rumah sakit lain dan memenuhi harapan pasar. Dari hasil analisa di atas maka strategi RSUD Soreang sebagai penjabaran Visi dan Misinya adalah sebagai berikut : 1.
MIsi I : Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan paripurna Strategi : a. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan pola pendekatan pelayanan prima b. Melengkapi dan menyempurnakan standar operasional prosedur c. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi (RSSIB) sebagai layanan unggulan. d. Menambah jenis pelayanan spesialis yang belum ada yang ditunjang dengan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai e. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelayanan kesehatan secara terpadu
2.
Misi II : Meningkatkan pengelolaan manajemen RS secara profesional Strategi : a. Melakukan pembangunan etika dan budaya kerja organisasi melalui keteladanan kepemimpinan. b. Rekruitmen dan promosi pegawai dilakukan berdasarkan penilaian profesionalisme dan prestasi kerja sesuai aturan yang berlaku. c. Pemberian reward dan punishment dilakukan dengan jelas dan efektif. d. Pengembangan kualitas dan profesionalitas SDM manajerial e. Penataan sistem dan prosedur berbasis teknologi informasi secara terpadu dan optimal f. Peningkatan pengelolaan akuntabilitas kinerja dan anggaran yang efektifit, efisien, transparan.
3.
Misi III : Menciptakan akuntabilitas keuangan berdasarkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK – BLUD) Strategi : a. Menciptakan tata kelola keuangan RS lebih baik dan transparan karena menggunakan pelaporan standar akutansi keuangan yang memberi informasi tentang laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan. b. Sehubungan rumah sakit masih di bawah pemerintah daerah maka berusaha untuk mendapat subsidi dari pemerintah seperti biaya gaji pegawai, biaya operasional, dan biaya investasi atau modal. c.
Menggunakan langsung pendapatan rumah sakit untuk kepentingan rumah sakit karena tidak disetor ke kantor kas Negara, hanya dilaporkan saja ke Departemen Keuangan.
d. Mengembangkan pelayanannya karena tersedianya dana untuk kegiatan operasional RS. e. 4.
Memberikan insentif dan honor yang bisa diberikan kepada karyawan oleh pimpinan RS.
Misi IV : Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya manusia Strategi : a. Meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan latihan secara berkala b. Meningkatkan kinerja pegawai melalui beban kerja dan bobot kerja pegawai dengan mempertimbangkan tambahan penghasilan c. Memberikan pembinaan pegawai dalam bentuk peningkatan keterampilan, pengetahuan dan sikap d. Merencanakan pemerataan distribusi SDM sesuai aturan
5.
Misi V : Meningkatkan sarana dan prasarana yang berwawasan lingkungan Strategi : a. Melaksanakan usaha penghematan-penghematan seperti hemat listrik, hemat air, mengurangi penggunaan kertas. b. Melakukan pengolahan limbah yang ramah lingkungan sesuai syarat ataupun standar yang ada dengan mengacu kepada prinsip-prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan. c. Melakukan pengelolaan sampah dengan cara memisahkan sampah organik dan non organik. d. Menggunakan produk ramah lingkungan dengan cara mengurangi pemakaian plastik dan sterofoam agar tidak digunakan lagi diganti dengan bahan lain yang mudah terurai atau menggunakan alat yang bisa dipakai ulang. e. Menanam pohon di lahan kosong yang dapat dimanfaatkan menjadi lahan terbuka hijau secara optimal. f.
Mendesain bangunan rumah sakit dengan mengakomodasi pemanfaatan potensi alam secara alam secara efisien dengan mempertimbangkan sirkulasi udara dan pencahayaan yang efektif (green hospital).
6.
Misi VI : Meningkatkan kemitraan dengan institusi terkait dibidang pelayanan dan pendidikan kesehatan Strategi : a. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kemitraan yang baik dan lengkap b. Pengaturan sistem dan prosedur kerjasama yang jelas c. Pembentukan tim pengelola kemitraan d. Melakukan promosi dan diseminasi informasi yang baik dan efektif. e. Melakukan evaluasi secara berkala atas kemitraan yang telah dijalankan. f. Melakukan kerjasama dengan rumah sakit lain sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan Arah Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung pada RPJMD 2016 – 2021 di bidang pembangunan
bidang kesehatan adalah Perluasan kesempatan bagi masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. Menurut target dalam mencapai tujuan maka RSUD Soreang dalam hal tersebut diatas melaksanakan kebijakan-kebijakan pengembangan yang terdiri dari: 1.
Kebijakan Internal : a.
Peningkatan kualitas sarana, prasarana serta peralatan pelayanan, rawat inap, rawat jalan dan penunjang.
b.
Peningkatan kompetensi tenaga medik, keperawatan, keteknisian medik dan administrasi melalui peningkatan pendidikan formal, diklat internal dan eksternal.
c.
Peningkatan sistem pencatatan pelaporan dan informasi pelayanan kesehatan dan administrasi disetiap unit pelayanan.
d.
Peningkatan kesejahteraan pegawai melalui pengelolaan jasa pelayanan yang proporsional dan berkeadilan.
2.
e.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui pemantauan, penjagaan dan audit mutu.
f.
Terwujudnya komitmen bersama untuk mencapai tujuan RSD Soreang.
Kebijakan Eksternal a.
Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten dan SKPD serta lain dalam upaya meningkatkan kemampuan pembiayaan, kemandirian ,relokasi dan Akreditasi Rumah Sakit.
b.
Peningkatan kemitraan dengan institusi pendidikan, perusahaan dan institusi pelayanan kesehatan lain serta Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta.
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Program dan kegiatan yang disusun dalam Rencana Strategis RSUD Soreang disusun selain sebagai bagian dari data rencana kebutuhan anggaran dalam pemenuhan biaya pelayanan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan juga merupakan gambaran teknis dan spesifik mengenai penjabaran dari pembangunan di bidang kesehatan pada RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2016-2021. Komponen perencanaan strategis pada Renstra ini yang merupakan perencanaan jangka menengah merupakan penjabaran Visi dan Misi ke dalam Tujuan, Sasaran Tahunan, Kebijakan, dan Program, serta dilengkapi dengan tolok ukur kinerja hasil (indicator outcomes) yang diharapkan akan dicapai oleh organisasi RSUD Soreang. Sumber pendanaan untuk program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan dituangkan dalam Renstra ini diusulkan dari APBD Kabupaten Bandung serta dirinci berdasarkan lokalitas kewenangan RSUD Soreang dengan mengedepankan beberapa kegiatan dibawah ini : a.
Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Pelaksanaan kegiatan jaga mutu melalui Indeks Kepuasan Masyarakat,
Akreditasi Rumah Sakit
Penyusunan standar dan prosedur pelayanan.
Peningkatan kesejahteraan pegawai melalui insentif dan disinsentif melalui penyusunan standar remunerasi RS berbasis kinerja..
b.
Pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan subspesialis
Penyusunan pola-pola promosi rumah sakit
Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan cakupan Sarana dan Prasarana Kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Pembangunan ruang Hemodialisa
Peningkatan kualitas lingkungan dan bangunan Rumah Sakit
Peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit melalui Relokasi RSUD Soreang ke lokasi yang lebih refresentatif serta pembuatan master plan revisi,
Peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan sarana dan prasarana Rumah Sakit baik medis maupun non medis
Membuka peluang Kerjasama dengan rumah sakit lain dalam upaya pemenuhan tenaga spesialistik yang belum ada.
Kemitraan dengan perusahaan swasta dalam bidang pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya.
b.
Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan dan non kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Pendidikan dan pelatihan internal serta lokakarya bagi tenaga fungsional dan tenaga pelaksana lainnya sesuai tupoksi.
Pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan character building bagi seluruh pegawai dalam upaya peningkatan etos kerja
Rekruitmen SDM kesehatan baru sesuai kompetensi dan kebutuhan
Pendidikan dan pelatihan fungsional : PPGD, ICU, OK, Kebidanan dan Perinatologi, manajemen.
Diklat kepemimpinan: Diklat Pim Tk.II,III,IV
Kemitraan dengan Institusi Pendidikan dalam bidang pengadaan SDM melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (memperdalam ilmu dan aplikasinya) di RSUD Soreang Dalam upaya merealisasikan program-program tersebut maka harus didukung oleh rencana
program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan Pendanaan Indikatif yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada periode tahun 2016-2021 yang diuraikan secara terperinci pada tabel halaman berikut ini.
30
Tabel. 5.1. Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif Data Capaia n pada Tahun Awal Perenc anaan 7
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Unit Kerja SKPD Penan ggung jawab
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Prosentase pelayanan administrasi perkantoran
1
915.600.000
Kode
Program dan Kegi atan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
4
5
6
Program peningkatansarana dan prasaranaaparatur
x
xx
2
x
xx
1
13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
100 Jenis
x
xx
1
19
PenyediaanTenaga PendukungAdministrasi Teknis dan Perkantoran
Jumlahpenyediaantenagaadministrasi perkantoran
Program peningkatansarana dan prasaranaaparatur
Prosentasepeningkatansaranadan prasaranaaparatur
Pemeliharaanrutin/berkalakendaraan dinas/operasional
Jumlahpemeliharaankendaraandinas operasional
x
xx
2
x
xx
2
24
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2016
2017
2018
2019
-
-
-
900.000.000
-
-
-
1 orang
15.600.000
-
-
-
100%
259.317.434
15 Unit
2 59.317.434
Jumlah Belanja Renja Rutin
300.000.000
Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD
2020
1 5Unit
1.174.917.434
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
600.000.000
0
300.000.000
0
300.000.000
0
300.000.000
300.000.000
300.000.000
81.108.720.000
85.164.156.000
Belanja Renja 1 1
2
Urusan Wajib Kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat
1
2
16
Program Upaya KesehatanMasyarakat
BOR (hari)
100%
6 .688.000.000
70.000.000.000
Julah pasien rawat jalan yan dilayani RS tipe C Soreang (orang) 1
2
16
1
2
19
1
2
19
1
2
24
1
2
24
1
2
26
32
1
11
Terlaksanany a pelayanan kesehatan RS kepada pasien dan pegguna jasa RS
Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Terpenuhinya penyediaaninformasimelalui media cetak elektronik dan sarana informasi
Pengembangan media promosi dan pengembangan sadar hidup sehat
Tersedianya sarana promosi, publikasi dan informasi kesehatan melalui media cetak atauelektronik
Program Pelayanan kesehatan penduduk miskin
Terlaksanany a pelayanan kesehatan RS kepada pasien dan pegguna jasa RS
12 bulan
Pealayanankesehatandasar dan rujukan bagi masya miskin
Terlaksananya pelayanankesehatan masyakat miskin
Programpengadaan,peningkatansarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata
Prosentasepengadaan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit
2
26
1
Pembangunan rumah s aki t
Jumlah pembangunan rumah sakit
1
2
26
27
Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
Jumlah pengadaan alat-alat kesehatan
Jumlah Belanja Renja Sektor Jumlah Total
77.246.400.000
139.519 orang
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
1
73.668.000.000
60-85 Hari
139.519 orang
6.688.000.000
153.471 orang
70.000.000.000
73.668.000.000
77.246.400.000
81.108.720.000
100.000.000
-
-
-
-
100.000.000
-
-
-
-
11.531.855.800
10.000.000.000
5.000.000.000
7.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
1 Kgtn (SKTM)
11.531.855.800
10.000.000.000
5.000.000.000
7.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
100%
14.360.000.000
12.000.000.000
85.037.870.000
196.801.065.000
196.801.065.000
-
1 paket
12.360.000.000
30 unit
2.000.000.000 32.579.855.800 33.754.773.234
23 Jenis
100%
1 paket
12.000.000.000
80.037.870.000
8.926.605.000
5.000.000.000
92.100.000.000 92.700.000.000
163. 705 .87 0.0 00 164.005.870.000
196.801.065.000 281 .04 7. 465 .00 0 281.347.465.000
196.801.065.000 287 .90 9.7 85. 000 288.209.785.000
85.164.156.000
4,98E+11
4,98E+11 0 59 3.1 64. 156. 000 593.464.156.000
Lokasi
21
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Rencana Strategis RSUD Soreang tahun 2016 - 2021 merupakan bagian dari RPJMD Pemerintah Kabupaten Bandung tahun 2016 - 2021. Renstra ini selanjutnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan berbagai Program dan kegiatan RSUD Soreang yang akan dilaksanakan pada kurun waktu tersebut dan juga sebagai salah satu rencana kegiatan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di Bidang Kesehatan. Berikut diuraikan indikator-indikator kinerja pada program dan kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada tahun 2016 – 2021 yang kami pandang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Bidang Kesehatan RPJMD Kabupaten Bandung. Dibawah ini diuraikan indikator kinerja dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada tahun 2016 – 2021 yang berkaitan langsung dengan rencana pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bandung dan menjadi bagian dari komitmen RSUD Soreang dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bandung. Tabel 6.1. Indikator Kinerja RSUD Soreang yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No
1
Indikator
2
1
Jumlah Pasien yang dirujuk ke RS lain
2
Persentase puskesmas puskesmas pembantu dan jaringannya yang dibangun sesuai standar (%) Cakupan BOR LOS TOI
3
4
5
6
7
Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1 yang diberikan sarkes (RS) di kab/kota (%) Desa/Kelurahan mengalami wabah dan KLB penyakit menular yang dilakukan penyelidikan epidemologi <24 jam Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penyakit DBD
Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2016
2017
2018
2019
2021
2021
Target
3
4
5
6
7
8
9
10
633
500
600
700
750
770
800
800
92%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
86,48 5,97 0,82
85 3 0,55
85 3 0,55
85 3 0,55
85 3 0,55
85 3 0,55
85 3 0,55
60-89 10-9 5-3
80%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
80,73%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
88,27%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Adapun yang dijadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUD Soreang yaitu “Persentase Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)” Terlepas dari segala kekurangannya, kinerja Rumah RSUD Soreang secara umum cukup baik.hal tersebut tidak terlepas dari komitmen dan dukungan seluruh pegawai dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Namun juga harus disadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu dibenahi dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Oleh sebab itu tidak salah bila strategi pengembangan organisasi ke depan berprinsip mempertahankan kekuatan dan memperbaiki kelemahan.