Jurnal Agrisistem, Agrisistem, Juni 2012, Vol. Vol. 8 No. 1
ISSN 1858-4330
APLIKASI KOMPOS KOMBINASI ZEOLIT DAN FOSFAT ALAM UNTUK PENINGKATAN KUALITAS TANAH ULTISOL DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG APPLICATION OF COMPOST WITH WITH ADDITION OF ZEOLITE AND NATURAL PHOSPHATE TO INCREASE QUALITY OF ULTISOL AND MAIZE PRODUCTIVITY Burhanuddin Rasyid Jurusan Ilmu Tanah, Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan, Kampus UNHAS, UNHAS, Tamalanrea, Makassar – 90245, 90245, South Sulawesi, Telp.+62-411-587076, E-mail:
[email protected] E-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Perbaikan kualitas tanah Ultisol dengan penambahan kompos yang diperkaya dengan zeolit dan fosfat alam dapat memberikan pengaruh pada peningkatan produktivitas tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas tanah Ultisol dan produktivitas tanaman jagung terhadap pemberian kompos yang diperkaya dengan zeolit dan fosfat alam. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Rancangan faktorial dengan dua faktor dan rancangan acak kelompok digunakan sebagai rancangan lingkungan. Faktor pertama kompos jerami+zeolit (KZ) sebanyak 5 taraf yaitu tanpa kompos (K 0Z0), 25 g kompos (K 10 10Z0), 25 g kompos+0,5 g zeolit (K 10 10Z2), 25 g kompos+1 g -1 zeolit (K 10 (K 10 10Z4), dan 25 g kompos+2 g zeolit pot 10Z8). Faktor kedua dengan perlakuan fosfat alam (P) sebanyak 4 taraf yaitu 0; 0,62; 1,25; dan 1,5 g fosfat alam pot -1. Perlakuan tersebut diulang masing-masing 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan kualitas tanah Ultisol dengan penambahan kompos yang dikombinasikan dengan zeolit dan fosfat alam meningkatkan produktivitas tanaman jagung. Pemberian 25 g kompos yang diperkaya dengan 2 g zeolit dan 1,25 g fosfat alam, memberikan respon tertinggi pada berat kering tanaman, dan perbaikan sifat kimia tanah dapat dilihat dari peningkatan pH, ketersediaan P2O5, KTK, dan beberapa sifat kimia tanah lainnya. Kata kun ci: Ul ti sol, Kompos, Kompos, Zeoli Zeoli t alam, Fosfat alam, alam, Jagung, Kuali tas tanah
ABSTRACT
Improving quality of Ultisol with addition of compost enriched by zeolite and natural phosphate significantly increased maize productivity. The objective of this research was to find out increasing quality of Ultisol and maize productivity with application of compost combined by zeolite and natutal phosphate. The experiment was conducted in green house and laboratory of soil chemistry, department of soil science, faculty of agriculture, Hasanuddin University, Makassar. Factorial design with two factors and randomised block design as environment design was applied on the experiment. The first factor was compost + zeolite (KZ) with 5 level as control (K 0Z0), 25 g compost (K10Z0), 25 g compost + 0,5 g zeolite (K10Z2), 25 g compost + 1 g zeolite (K10Z4), and 25 g compost + 2 g zeolite pot -1 (K10Z8). The second factor was natural phosphate (P) with 4 level as control (P0), 0,62 g,
13
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
ISSN 1858-4330
1,25g, and 1,5 g P pot -1. The all treatment was done in three replication. Result showed that improving quality of Ultisol with application compost combined by zeolite and natural phosphate was increased productivity of maize. Application of 25 g compost added with 2 g zeolite and 1,25 g natural phosphate had shown highest response on dry weight plant. The same result was found in increasing of pH, P-availability, CEC, and other chemical properties. Keywords: Ul ti sol, compost, n atur al zeoli te, natu r al phosphate, mai ze, quali ty of soi l
PENDAHULUAN
Ultisol merupakan jenis tanah yang memiliki potensi bagi pengembangan pertanian dengan luas sekitar 48,3 juta hektar. Meskipun demikian berbagai masalah se perti tingkat kemasaman dan kelarutan aluminium yang tinggi serta ketersediaan hara yang rendah, khususnya fosfor (Brady, 1990). Hal ini menjadi pembatas utama untuk pertumbuhan akar, transfer energi dalam proses fotosintesis, respirasi, perkembangan buah dan biji, kekuatan batang dan ketahanan terhadap penyakit. Penambahan bahan yang dapat memper baiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah Ultisol dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik, dan bahan lain seperti zeolit, dan fosfat alam. Kompos merupakan salah satu bahan yang umum ditambahkan kedalam tanah untuk perbaikan kualitas tanah. Pembuatan kompos secara alami tanpa adanya bahan-bahan yang ditambahkan untuk mempercepat dekomposisi, biasanya mempunyai hasil yang kurang memuaskan dan memerlukan waktu yang lama. Peningkatan kualitas kompos dimaksudkan untuk meningkatkan status nutrisinya.Salah satu cara untuk meningkatkan hasil dan kualitas kompos adalah dengan penambahan zeolit alam yang dapat meningkatkan kandungan nitrogen dalam kompos. Pemanfaatan zeolit alam dalam pembuatan kompos ini dapat memperbaiki sifat fisik kompos dan mengurangi bau yang menyengat dari gas amonia serta dapat meningkatkan kadar nitrogen kompos. Hal ini terjadi melalui penjerapan nitrogen oleh zeolit yang dapat 14
dilepas kembali secara perlahan untuk ke perluan tanaman (Suryapratama, 2004). Zeolit alam juga mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk menjerap dan menukarkan kation (Budiono, 2003). Selain itu kualitas kompos dapat lebih ditingkatkan dengan penambahan fosfat alam yang bertujuan untuk menambah unsur fosfor, karena biasanya unsur fosfor dalam kompos rendah (Budiono, 2003). Hal ini sangat penting, karena fosfor merupakan unsur yang mempengaruhi pertumbuhan dan produk si tanaman. Selain dapat menyediakan unsur fosfor dalam proses pengomposan, fosfat alam juga dapat meningkatkan pH kompos. Dimana selama ini yang biasa digunakan dalam pembuatan kompos untuk menaikkan pH adalah dengan penambahan kapur. Penambahan kapur ini hanya bertujuan untuk meningkatkan pH untuk membantu dekomposisi bahan organik tanpa mem perhatikan unsur yang lain. Berbeda dengan fosfat yang memiliki keunggulan dalam meningkatkan kejenuhan basa dan membantu aktivitas mikroorganisme. Guna memahami perbaikan kualitas tanah Ultisol ini dan peningkatan produktivitasnya, untuk budidaya tanaman maka dipilih tanaman jagung sebagai indikator. Hal ini karena jagung merupakan salah satu bahan makanan pokok utama di Indonesia, yang memiliki kedudukan sangat penting setelah beras. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat peningkatan kualitas tanah Ultisol dan produktivitas tanaman jagung dengan pemberian
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
kompos yang dikombinasikan dengan zeolit dan fosfat alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbaikan kualitas tanah dan respon tanaman jagung terhadap pemberian kompos yang diperkaya dengan penambahan zeolit alam dan fosfat alam pada tanah Ultisol.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar. Analisis kimia dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekop, saringan/ayakan, termometer, timbangan, karung, ember plastik, kamera, dan alat tulis menulis. Bahan-bahan yang digunakan adalah tanah Ultisol, fosfat alam, zeolit alam dari Daerah Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang terdiri dari campuran mineral klinoptilolit dan mordenit, Jerami, benih jagung hibrida bisi 2, dan seperangkat bahan-bahan analisis kimia tanah. Penelitian ini didesain dengan Rancangan Faktorial. Sedang rancangan lingkungan menggunakan Rancangan Acak Kelom pok. Perlakuan penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu: kompos jerami+zeolit alam (KZ) sebanyak 5 taraf dan perlakuan fosfat alam (P) dengan 4 taraf. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut: Faktor pertama yakni: K 0Z0 : Tanpa kompos (kontrol) K 10Z0 : Kompos dengan dosis 10 ton hektar -1 setara dengan 25 g pot -1 K 10Z2 : Kompos dengan dosis 10 ton hektar -1 setara dengan 25 g pot -1 +Zeolit dengan dosis 2% dari dosis kompos yaitu 200 kg setara dengan 0,50 g pot -1 K 10Z4 : Kompos dengan dosis 10 ton hektar -1 setara dengan 25 g pot -1
ISSN 1858-4330
K 10Z8
+Zeolit dengan dosis 4% dari dosis kompos yaitu 400 kg setara dengan 1 g pot -1 : Kompos dengan dosis 10 ton hektar -1 setara dengan 25 g pot -1 +Zeolit dengan dosis 8% dari dosis kompos yaitu 800 kg setara dengan 2 g pot -1
Faktor kedua sebagai berikut : Po : Tanpa Fosfat (kontrol) P1 : Fosfat dengan dosis 250 kg hektar -1 setara dengan 0,62 g pot -1 P2 : Fosfat dengan dosis 500 kg hektar -1 setara dengan 1,25 g pot -1 P3 : Fosfat dengan dosis 600 kg hektar -1 setara dengan 1,5 g pot -1 Kombinasi antar perlakuan menghasilkan 20 macam kombinasi, dengan 3 ulangan akan didapatkan 60 pot percobaan. Pel aksanaan Peneli ti an
Persiapan Tanah
Pengambilan sampel tanah secara komposit setebal lapisan olah sampai kedalaman 20 cm. Sampel tanah dikeringudarakan kemudian dihaluskan dan disaring menggunakan ayakan berdiameter 5 mm. Selan jutnya dicampur merata kemudian diisi ke dalam pot sebanyak 5 kg pot -1. Pembuatan Kompos
Jerami dipotong kecil-kecil sepanjang 5 cm kemudian ditambahkan dengan larutan EM4. Kemudian ditaburi dengan zeolit alam secara merata sesuai dengan perlakuan. Kemudian jerami yang sudah tercampur merata dimasukkan ke dalam kantong lalu diikat agar terhindar dari udara luar (angin) untuk menjaga suhunya. Setelah satu minggu, kompos dibalik agar panasnya merata dan pengomposan berlangsung sempurna. Kompos digunakan jika telah berubah warna menjadi coklat kehitaman dan telah mengalami penyusutan volume.
15
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara pupuk kompos sesuai perlakuan dicampur dengan tanah kemudian dimasukkan ke dalam ember diberikan sehari sebelum tanam, dan fosfat alam sesuai perlakuan se belum dicampur dengan tanah ditambahkan pada kompos yang telah tercampur dengan zeolit selama seminggu.
ISSN 1858-4330
1. Berat kering bagian atas tanaman (g tanaman-1) 2. Berat kering akar (g tanaman -1) 3. Kadar P (% tanaman-1) 4. Serapan P (mg) 5. Rasio top/root tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara mem benamkan benih kedalam tanah sedalam 3 cm. Setiap pot ditanami 3 benih jagung dan disisakan 2 tanaman pot -1. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, penyulaman dan pemberantasan hama. Penyiraman dilakukan setiap sore dengan takaran yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati. Pemberantasan hama dilakukan dengan menggunakan insektisida. Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 59 hari setelah tanam (HST). Tanaman dipanen dengan cara memotong batang tepat di atas permukaan tanah dan dilakukan penimbangan untuk berat segar. Parameter yang D iamati
Tanah
Parameter yang diamati meliputi: pH, P2O5, N-total, K, Ca, Mg, Na, KTK. Kompos
Parameter yang diamati adalah: C-tot., Ntot., pH, KTK. Tanaman
Parameter yang diamati adalah: 16
Analisis Tanah
Perubahan karakter kimia tanah hasil aplikasi kompos dari setiap perlakuan disajikan pada Tabel 1. Hasil ini menun jukkan bahwa pemberian berbagai macam perlakuan pupuk kompos jerami, zeolit alam, dan fosfat alam, menyebabkan kenaikan pH, dan peningkatan P 2O5 setelah panen dibandingkan dengan kontrol yang tanpa pemberian pupuk. Demikian pula dengan KTK tanah yang mengalami peningkatan dengan pemberian kompos yang dikombinasi. Berat Kering Tanaman
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam rata-rata berat kering tanaman menunjukkan bahwa perlakuan kompos dengan penambahan zeolit alam dan fosfat alam berpegaruh sangat nyata terhadap berat kering tanaman. Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering tanaman pada perlakuan kom pos dengan penambahan zeolit dan fosfat alam memberikan perbedaan hasil antar perlakuan. Perlakuan K 10Z4 (25 g kom pos+1 g zeolit) memberika hasil tertinggi yaitu 31,93 g yang berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (K 0Z0) yaitu 26,75 g dan K 10Z0 yaitu 30,55 g. Pada perlakuan fosfat alam, hasil tertinggi didapatkan pada perlakuan P2 (1,25 g fosfat) yaitu 33,52 g dan berbeda dan berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P 0) yaitu 26,12 g dan P1 sebesar 30,12 g dengan zeolit dan fosfat alam.
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
ISSN 1858-4330
Tabel 1. Perubahan kimia tanah Ultisol pada pemberian pupuk kompos jerami, zeolit alam, dan fosfat alam pada 59 HST Perlakuan
K 0Z0P0
K 0Z0P1
K 10Z0P0 K 10Z2P3
K 10Z8P0
K 10Z8P1 K 10Z8P3
pH (H2O) P2O5 (ppm)
5,55 7,40
5,55 8,61
5,65 9,59
5,70 10,22
5,77 10,82
6,07 11,45
6,40 12,02
KTK (cmol kg-1)
19,54
20,74
21,54
21,54
22,53
22,93
25,52
C (%) N (%) K (cmol kg- ) Ca (cmol kg- ) Mg (cmol kg- ) Na (cmol kg- )
0,80 0,08 0,21 0,69 0,04 0,58
1,12 0,22 0,14 0,85 0,05 0,65
1,16 0,62 0,21 1,98 0,09 0,52
1,28 0,22 0,02 2,85 0,08 0,45
1,28 0,31 0,18 3,22 0,21 0,60
1,44 0,39 0,12 3,25 0,12 0,62
1,40 1,20 0,09 4,65 0,11 0,85
Sumber: Hasil analisis Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
Tabel 2. Hasil analisis pengaruh perlakuan kompos yang diberi zeolit dan fosfat alam terhadap rata-rata berat kering tanaman (g) pada umur 59 HST Perlakuan Kompos+zeolit alam
Perlakuan Fosfat Alam
P0 P1 P2 K 0Z0 18,33 28 31,53 K 10Z0 27,27 27,40 32,40 K 10Z2 28,73 31,67 34,27 K 10Z4 27,60 32,27 34,47 K 10Z8 28,67 31,27 34,93 Total 130,6 150,61 167,6 rata-rata 26.12a 30.12b 33.52c Keterangan: Angka-angka diikuti huruf yang sama BNT(0,05)
Kadar P jaringan tanaman
Hasil pengamatan dan analisis rata-rata kadar P jaringan tanaman disajikan pada Tabel 3. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan kompos dengan penambahan zeolit dan kombinasi antara keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap kadar P jaringan tanaman, tetapi tidak mem berikan pengaruh dengan pemberian fosfat alam. Perlakuan K 10Z8 (25 g kompos+2 g zeolit) memberikan hasil tertinggi yaitu 0,41% yang berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (K 0Z0) yaitu 0,21% sedang
Total
ratarata
BNT 0,05
P3 29,13 106,99 26.75a 35,13 122,2 30.55b 32,47 127,14 31.78c 7.59 33,40 127,74 31.93c 32 126,87 31.72c 162,13 32.43c tidak berbeda nyata dengan uji
kadar P jaringan tanaman tidak berbeda nyata pada pelakuan fosfat alam. Serapan P tanaman
Hasil pengamatan rata-rata serapan P tanaman disajikan pada Tabel 4. Analisis sidik ragam serapan P tanaman menun jukkan bahwa perlakuan kompos dengan kombinasi zeolit dan fosfat alam ber pengaruh sangat nyata terhadap serapan P, tetapi pemberian fosfat alam tidak mem berikan pengaruh.
17
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
ISSN 1858-4330
Tabel 3. Hasil analisis pengaruh perlakuan kompos yang diberi zeolit dan fosfat alam terhadap rata-rata kadar P jaringan tanaman (%) pada umur 59 HST Perlakuan kompos +zeolit Alam K 0Z0 K 10Z0 K 10Z2 K 10Z4 K 10Z8 Total rata-rata
Perlakuan fosfat Alam P0 0,18 0,23 0,29 0,30 0,44
P1 0,18 0,27 0,31 0,29 0,40
P2 0,26 0,26 0,31 0,27 0,38
P3 0,24 0,21 0,22 0,42 0,41
1,44 0.29
1,45 0.29
1,48 0.29
1,5 0.30
Total
rata-rata
BNT 0,05
0,86 0,97 1,13 1,28 1,63
0.21a 0.24b 0.28c 0.32d 0.41e
0.04
Keterangan: Angka-angka diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata dengan uji BNTtaraf0,05
Tabel 4. Pengaruh perlakuan kompos kombinasi zeolit dan fosfat alam terhadap rata-rata serapan P tanaman (mg) pada umur 59 HST Perlakuan kompos + zeolit Alam K 0Z0 K 10Z0 K 10Z2 K 10Z4 K 10Z8 Total rata-rata
Perlakuan Fosfat Alam P0 32,83 63,68 83,17 81,88 126,68 388,24 77.65a
P1 49,49 74,67 97,64 94,69 124,01 440,5 88.1b
P2 81,99 85,71 106,05 92,90 133,88 500,53 100.10c
P3 70,69 72,67 71,22 141,32 131,46 487,36 97.47c
ratarata
BNT 0,05
235 58.75a 296,73 74.18b 358,08 89.52c 410,79 102.70d 516,03 129e
26.7 1
Total
Keterangan: Angka-angka yang masih diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata. dengan uji BNT taraf 0,05
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata serapan P tanaman pada perlakuan kompos dengan penambahan zeolit dan fosfat alam pada berbagai taraf yang berbeda mem berikan perbedaan hasil pada serapan P tanaman. Hasil tertinggi yaitu 129 mg ditunjukkan pada perlakuan K 10Z8 (25 g kompos+2 g zeolit) yang berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (K 0Z0) yaitu 58,75 mg. Pada perlakuan fosfat alam, hasil yang didapatkan tertinggi pada perlakuan P2 (1,25 g fosfat) yaitu 100,10 mg dan berbeda nyata dengan perlakuan kon-
18
trol (P0) yaitu 77,65 mg dan P 1 yaitu 88,1 mg. Pembahasan
Perbaikan Kualias Kimia Tanah.
Hasil analisis beberapa sifat kimia tanah Ultisol yang diambil secara komposit pada kedalaman 20 cm, memiliki pH 5,33 yang tergolong masam dan ketersediaan P yang rendah. Pada kondisi pH tanah yang masam dapat berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman jagung, walaupun sebenarnya tanaman jagung tidak
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
memerlukan syarat tumbuh yang khusus. Dimana menurut Harsono (2008) bahwa kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan jagung hibrida berkisar antara 5,5 – 7 dan pH optimal 6,8 terutama pada saat ber bunga dan pengisian biji. Ketersediaan P pada tanah ini yaitu 7,15 ppm yang tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh pH yang rendah yang memberikan pengaruh terhadap ketersediaan unsur hara terutama unsur hara P. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarief (1989) menyatakan bahwa pH mempengaruhi keterikatan unsur P. Pada pH rendah, P terikat oleh Fe dan Al, sedangkan pada pH tinggi, terikat oleh Ca. Perubahan sifat kimia tanah setelah penelitian terbaik pada perlakuan K 10Z8P3. Dengan pemberian kompos dengan penam bahan zeolit alam dan fosfat alam yang semakin meningkat, pH menjadi meningkat dan ketersediaan P juga ikut meningkat. Hal ini disebabkan karena bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau hewan lebih bersifat ion negatif dan mampu mengkhelat ion Fe dan Al di dalam tanah (Hakim et al., 1986). Zeolit juga merupakan mineral yang bermuatan negatif, yang dapat dinetralkan oleh logamlogam alkali tanah seperti Na+, K +, Ca2+, dan Mg2+. Kation-kation ini akan menduduki kisi-kisi permukaan di dalam struktur zeolit yang dapat dipertukarkan. Selain se bagai penukar kation, zeolit juga berfungsi sebagai penyerap kation-kation seperti Pb, Al, Fe, Mn, Zn, dan Cu (Rifan et al., 2003). Peningkatan ketersediaan P juga meningkat dengan penambahan fosfat alam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Budiono (2004) bahwa fosfat alam meru pakan batuan yang mengandung unsur fosfat. Pengaruh kompos dengan kombinasi zeolit dan fosfat alam terhadap pertumbuhan tanaman jagung
Hasil pengukuran dan analisis yang nam pak pada Tabel 2 sampai tabel 6 menun-
ISSN 1858-4330
jukkan bahwa aplikasi kompos dengan penambahan zeolit alam dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering tanaman, dan berat kering akar dibandingkan dengan kontrol yang tanpa pemberian kompos dengan penambahan zeolit alam dan fosfat alam. Hal ini disebabkan karena adanya kompos dengan penambahan zeolit alam dan fosfat alam yang menjadi sumber penambahan unsur hara (N,P,K) yang dibutuhkan tanaman sudah terpenuhi sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman baik dari akar, batang dan daun tanaman. Hal ini didukung oleh Lingga dan Marsono (2007) yang menyatakan bahwa apabila tanaman kekurangan salah satu unsur hara N,P,K maka pertumbuhan tanaman terse but akan terganggu. Suryapratama (2004) menyatakan bahwa pemanfaatan zeolit dalam kompos dapat meningkatkan kadar nitrogen kompos. Hal ini terjadi melalui penjerapan nitrogen oleh zeolit yang dapat dilepas kembali secara berlahan untuk keperluan tanaman.Brady dan Buckman (1982), menambahkan bahwa unsur nitrogen bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pembentukan sel-sel baru seperti daun, cabang dan mengganti sel-sel yang rusak. Fosfat alam merupakan batuan yang mengandung unsur fosfat (Budiono, 2004). Perkembangan akar tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur fosfor (P) yang tersedia dalam jumlah yang cukup bagi tanaman maka pertumbuhan dan perkembangan akar akan lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Soepardi (1983), menyatakan bahwa peranan fosfor bagi tanaman adalah mempercepat pematangan tanaman, berperan dalam pembentukan bunga dan biji, mengimbangi pengaruh kelebihan nitrogen, membantu perkembangan akar dan akar rambut, serta memperkuat batang sehingga tidak mudah rebah. Hal ini diduga bahwa dengan atau tanpa adanya penambahan fosfat alam, kompos (jerami padi) dengan penambahan zeolit alam tetap mampu mendukung per19
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
tumbuhan tanaman jagung. Karena kom pos jerami telah mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman ditambah dengan zeolit yang dapat menyerap senyawa-senyawa seperti Al dan Fe yang menjadi racun bagi tanaman sehingga P lebih tersedia bagi tanaman. Pengaruh kompos dengan penambahan zeolit alam dan fosfat alam terhadap kadar P dan serapan P tanaman jagung
Hasil analisis sidik ragam dengan uji BNT menunjukkan bahwa pada kadar P jaringan tanaman terdapat beda nyata pada perlakuan zeolit alam dan tidak nyata pada perlakuan fosfat alam. Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya fosfat yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyana (2002), menyatakan bahwa kelemahan dari fosfat alam adalah tingkat kelarutannya yang rendah sehingga sulit memenuhi kebutuhan tanaman. Fosfat alam harus mengalami dekomposisi terlebih dahulu agar dapat digunakan oleh tanaman. Kompos dengan penambahan zeolit alam dan fosfat alam sangat nyata meningkatkan serapan P tanaman dengan rata-rata tertinggi K 10Z8 (25 g kompos + 2 g zeolit) yaitu 129 mg yang berbeda nyata dengan perlakuan K 0Z0 (tanpa kompos dan zeolit) yaitu 58,75 mg dan tertinggi pula pada perlakuan P2 (1,25 g fosfat) yaitu 100,10 mg yang berbeda nyata dengan perlakuan P0 (tanpa fosfat) yaitu 77,65 mg. Peningkatan serapan P ini dapat terjadi karena pelepasan P dari kompos jerami yang ditambahkan, juga terjadi karena pengaruh zeolit secara tidak langsung yang dapat mengurangi jerapan P oleh Al dan Fe. Perlakuan kompos dengan penambahan zeolit alam sangat berpengaruh nyata terhadap kadar P jaringan tanaman karena kompos dengan penambahan zeolit alam telah memenuhi kebutuhan hara tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat 20
ISSN 1858-4330
Indriani (2004), menyatakan bahwa dengan penambahan kompos dapat meningkatkan bahan organik dalam tanah dan memperbaiki struktur tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara, dan menambah unsur makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.Hal ini juga didukung oleh Supriyanto (2001), menyatakan bahwa kompos jerami memiliki potensi hara yang sangat tinggi. Kom pos jerami memiliki kandungan hara setara dengan 41,3 kg urea, 5,8 kg SP36, dan 89,17 kg KCl ton -1 kompos atau total 136,27 kg NPK ton -1 kompos kering. Penambahan zeolit alam juga dapat meningkatkan kandungan hara seperti unsur hara N, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) dan dapat menetralkan atau menyerap senyawa-senyawa yang menjadi racun bagi tanaman terutama Al dan Fe sehingga P menjadi lebih tersedia dan dapat lebih banyak diserap oleh tanaman. Rifan, et. al. (2003) menyatakan bahwa Zeolit merupakan mineral yang bermuatan negatif, yang dapat dinetralkan oleh logam-logam alkali atau alkali tanah seperti Na+, K +, Ca2+, dan Mg2+. Kation-kation ini, akan menduduki kisi-kisi permukaan di dalam struktur zeolit yang dapat dipertukarkan. Selain sebagai penukar kation, zeolit juga berfungsi sebagai penyerap kation-kation yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti Pb, Al, Fe, Mn, Zn, dan Cu.
KESIMPULAN
1. Kompos dengan kombinasi zeolit dan fosfat alam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung pada tanah Ultisol terutama berat kering tanaman. 2. Pengaruh perlakuan kompos dengan kombinasi zeolit dan fosfat alam terhadap berat kering tanaman pada perlakuan K 10Z8P2 dan terendah pada perlakuan kontrol K 0Z0P0.
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dapat terlaksana berkat ker jasama dan bantuan mahasiswa Jurusan Ilmu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Hasanuddin. Atas kerjasama itu disampaikan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.C., N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. (Edisi Saduran Nature and Properties Of Soil, Terjemahan Soegiman) PT. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Budiono, M.N. dan H. A. M. Suswojo, 2003. Pembuatan pupuk zeofosfokompos diperkaya mineral pirit (FeS2) untuk mendukung pemanfaatan sumbedaya lokal dalam pengelolaan tanah mineral masam secara berkelanjutan. Laporan Hasil Penelitian. Fak. Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. [diakses pada situs: http://www.bsn. go.id]. De Datta, S. K., 1981. Principles and Practices of Rice Production . John and Sons Inc, New York. Hakim, N., Nyakpa, A.M. Lubis, G.N. Sutopo, S. Rusdi, A. Diha, Go Ban Hong, H.H. Bailey, 1986. DasarDasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung. Hardjatmo, 1999. Karakteristik MineRalogi Dan Sifat Kimia-Fisika Pusat Penelitian dan Zeolit. Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung. Hardjowigeno S., 1992. Ilmu Tanah. PT. Melton Putra, Jakarta. Indriani, 2004. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar swadaya, Jakarta.
ISSN 1858-4330
Kharisun, 2003. Upaya ringankan beban petani dengan batu. [diakses pada situs: http://www.bandarkarina.or.id]. Latif, A., 2002. Pengaruh pemupukan ber bagai jenis kompos terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah Regosol pagentongan, bogor. Laporan Hasil Penelitian. IPB, Bogor. Hal 6-16. [diakses pada situs: http://
[email protected]]. Lingga dan Marsono, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk . Penebar swadaya, Jakarta. Mulyana, R., 2002. Pengaruh residu terak baja dan fosfat alam terhadap pertumbuhan dan serapan hara tanaman jagung pada tanah sulfat masam Delta Telang, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Laporan Hasil Penelitian. IPB. Bogor. p. 10-14. Murbandono, 2000. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta. Rif”an, M. dan J. Maryanto, 2003. Upaya pemanfaatan pupuk zeo-organik, mikorhiza dan rock phosphat teraktivasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan unsur hara N dan P serta produktivitas kedelai di tanah liat aktivitas rendah (lar). Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. [diakses pada situs http://www.faperta.ujs.ac.id]. Rajan, S.S.S., J.H. Watkinson, and A.G. Sinclair, 1996. Phosphate rocks for direct application to soils. Advances in Agronomy 57: 77 – 159. [diakses pada situs: http://www.balittanah. litbang.deptan.go.id] Sanchez, 1992. Properties and Management of Soil in The Tropics. Mac Millan Co. Inc. New York p. 21280.
21
Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1
Sarief, S.E., 1984. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian . Pustaka Buana. Bandung. Sarlef, S.E., 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Penerbit CV. Pustaka Buana, Bandung. Setiyadi, J., 1999. Pengaruh aktivasi basa terhadap sifat kimia zeolit alam dari deposit-deposit Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, dan Tasikmalaya. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. [diakses pada situs http://www.setiyadi.ujs.ac.id]. Soepardi, G., 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
22
ISSN 1858-4330
Suryapratama,W. 2004. Peranan Zeolit dalam Bidang Peternakan. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional dan Petermuan Nasional Luar Biasa Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (FOKUSHIMITI). Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. [diakses pada situs http://www.soil.ujs.ac.id]. Tisadale, S.L. dan W.L Nelson. 1975. Soil and Fertility and Fertilizers. Mac.Milan Publ. Co, New Delhi. Zuhdi, A.R. Arsyad, dan H. Henny,.2005. Peranan anion silikat dalam mengisi tapak jerapan untuk meningkatkan ketersediaan fosfat pada Ultisols. [diakses pada situs http: www.library.usu.ac.id].