Referat
PROPTOSIS Oleh Intan Pristian Yuliyani I1A007086 Pembimbing dr.H. Agus F. Razak, Sp.M BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA FK UNLAM RSUD ULIN BANJARMASIN September 2012 –
PENDAHULUAN Mata
Rongga orbita
Otot bola mata
• Rongga orbita • Bola mata • Adneksa; palpebra,
• Bola mata • Otot penggerak
• Otot ekstraokuler • Otot intraokuler
sistem lakrimal
bola mata • Kelenjar air mata • PD • Saraf • Lemak dan fascia
evaporasi evaporasi meningkat dengan mengeringnya permukan bola mata nyeri, air mata>>, fotofobia
neoplasma, infeksi, inflamasi, malformasi
PROPTOSIS terapi pengobatan atau pembedahan kausatif
Penonjolan bola mata akibat lesi yang mengisi ruang dalam rongga mata
Kerusakan struktur kornea gg. visus
ANATOMI 7 macam tulang kranial yang saling melekat: • Os frontal • Os sphenoidalis • Os lakrimalis • Os ethmoidalis • Os maksilaris • Os palatinum • Os zigomatikum
Rata-rata volume rongga mata: 26 cc struktur retrobulbar dan peribulbar menempati 70% dari volume tersebut (normal) Orbita berisi: - Otot penggerak bola mata - Nervus optikus - Glandula lakrimalis - Lemak
Bola mata dewasa normal: ◦ hampir mendekati bulat ◦ diameter anteroposterior anteroposterior ± 24,5 mm ◦ Bayi , D=16,5 mm Penentuan kedudukan atau posisi bola mata, ada 9 posisi: Posisi Pos isi primer: mata melihat lurus ke depan Posisi sekunder: mata melihat lurus ke atas, bawah, kiri, dan kanan Posisi tertier: mata melihat ke atas kanan, atas kiri, bawah kanan, dan bawah kiri
PROPTOSIS Definisi:
penonjolan abnormal pada bola mata akibat lesi yang mengisi ruang dalam rongga mata dislokasi mata dan luxasi bola mata sering disamakan dengan eksoftalmus eksoftalmus
Peningkatan volume bola mata 4 cc proptosis 6 mm
Penyebab Pseudoproptosis
Axial
gg.mobilitas (N.III Palsy)
Non-axial
Unilateral
√
√
Pembesaran bola mata - Buphthalmus
√
√
- Miopia tinggi
√
√
Retraksi Retraksi kelopak mata
√
√
√
Endoftalmus kontralateral - Pasca trauma
√
√
- Pasca operasi
√
√
Proptosis (tidak ada
Inflamasi - Ocular inflamatory synd.
√
√
√
massa)
Infeksi
√
√
√
Vaskulitis
√
√
Trauma - Fraktur wajah/orbita
√
√
- Retrobulbar hemoragi
√
Infeksi - Selulitis orbita
√
Proptosis (terdapat massa)
bilateral
√
√
√ √
√
√ √
√
- mucormycosis
√
√
Metabolik -Paget’s disease of sphennoid wing
√
Vaskular
√
√ √
√
Penyebab
Proptosis (terdapat massa)
- Hemangioma kavernosus
Axial
Non-axial
√
Unilateral
√
- Limfangioma
√
√
- Orbita varix
√ √
√ √
Neoplasma -Adenoma pleomorfik lakrimal
√
√
-Karsinoma adenokistik lakrimal
√
√
- Neur Neurof ofib ibro roma ma
√
√
- Fistula kavernosus karotis
√ √
√
- Osteoma
√ √ √
√ √ √
- Ossifying fibroma
√
√
- Metastasis
√
√
- Glioma
√
- Limf imfoma - Rhabdi Rhabdioma omasar sarko koma ma - Me Meni ning ngio ioma ma
√
bilateral
√
√
Pseudoproptosis
Proptosis akibat (trauma)
Proptosis bukan akibat massa
Proptosis akibat massa
Proptosis bukan akibat massa (vaskulitis)
Proptosis dengan massa (vaskular)
Proptosis komplikasi pengobatan thiazolidinedione pada pasien diabetes tipe 2 dengan atau tanpa penyakit tiroid sebelumnya adipogenesis
Grade 0 I II
III
IV
V
VI
Tidak ada tanda dan gejala klinis Hanya tanda Keterlibatan jaringan lunak dengan tanda dan gejala o tidak ada a minimal b sedang c jelas Proptosis 3 mm atau lebih melebihi batas atas normal, dengan atau tanpa gejala o tidak ada a meningkat 3-4 mm melebihi atas normal b meningkat 5-7 mm c meningkat 8 mm atau lebih Keterlibatan otot ekstraokuler, biasanya dengan diplopia, gejala dan tanda lain o tidak ada a pergerakan terbatas, saat pandangan ekstrim b restriksi pergerakan yang nyata c fiksasi bola mata atau kedua bola mata Keterlibatan kornea (primer dari lagophthlmos) o tidak ada a Stippling or cornea b Ulkus c Berkabut, nekrosis, perforasi Hilangnya penglihatan disebabkan oleh keterlibatan nervus optikus o tidak ada a pucat atau terjepit, atau defek lapangan pandang ketajaman 20/20 sampai 20/60 b Sama, ketajaman 20/70 sampai 20/200 c Kebutaan (gagal mempersepsikan cahaya), ketajaman kurang dari 20/200
Proptosis Axial lesi muncul dari dalam muscle cone (intra-conal)
Proptosis Nonaxial lesi muncul dari luar muscle cone (ekstra-conal)
Klasifikasi
Patologi pe ↑ mukopolisakarida
osmotik
Edem interstitial m. Rectus medial
fibroblas
pada muskulus
Fibrosis otot palpebra Penebalan m.ekstraokuler (2-8x)
pe ↑ lemak orbita
Retraksi palpebra
m. Rectus inferior
pe ↑ tek. intraorbita me↓ stabilisasi PROPTOSIS
septum orbita
- Anom Anomal alii ko kong ngen enita itall - Ne Neop opla lasm sma a - Pas asca ca op oper eras asii
hipersekresi
- infek infeksi si - tr trau auma ma - al aler ergi gi
Obstruksi aliran sinus frontalis
Penumpukan mukus
pe↑ tekanan
Atropi/ erosi tulang sinus proptosis
Mukokel meluas Menggeser bola mata
• Jamur (di udara, debu, tanah, tumbuhan, dan organisme yang membusuk) partikel debu terhirup tertumpuk di mukosa sinus nasal dan paranasal menyebar ke mata proptosis
Gejala
I : melibatkan keterlambatan kelopak mata dan terlihat seperti
“melotot”
Mata nyeri Retraksi kelopak mata Mata iritasi/ merah Diplopia Pembengkakan kelopak mata Epifora (+/-) Gg. penglihatan
II: peningkatan tekanan intraokular menyebabkan kemosis, lakrimasi berlebih, edem periorbita, dan fotofobia. III: volume isi bola mata meningkat menyebabkan proptosis (peningkatan 4 mm menyebakan proptosis 6mm) IV: otot ekstraokular menjadi disfungsi mengakibatkan penurunan pergerakan bola mata dan diplopia V: paparan kornea, kekeringan, iritasi dan ulserasi VI: lebih berat, teribatnya kerusakan nervus optikus menyebabkan kerusakan penglihatan.
Pemeriksaan
Pastikan retraksi retraksi kelopak mata bagian atas dan bawah, proptosis dan tanda fisik lainnya Tanda patognomonik patogno monik Pemeriksaan Pemeriksaan lengkap optalmologi Pemeriksaan Pemeriksaan serial mata Pemeriksaan kepala dan leher lengkap termasuk status tiroid. CT scan mata rencana pembedahan Ultrasound (USG) Ultrasound (USG) memantau terapi. MRI inflamasi aktif
Pemeriksaan Klinis
dari atas (metode Nafziger’s)
dari samping
Hertel Exophthalmom Exophthalmometer eter
nilai normal atas adalah < 20 mm pada kulit putih, dan < 22 mm pada kulit hitam
Pemeriksaan Pemeriksaa n CT scan
Interzygomatic line (IZL) pada obita orang normal adalah 9.9 mm ± 1.7
Diagnosis
onset Klinis Pemeriksaan fisik dan penunjang
Diagnosis banding
Penyebab: Biopsi Hormon
Thyroid eye disease (TED) Trauma Tumor Infeksi Lesi vaskular Pseudotumor orbita Pseudoproptosis
Tatalaksana
Medikamentosa
◦ Sesuai penyebab ◦ Steroid dosis tinggi, prednisone 1 mg/kg po 1 kali/hari selama 1 minggu, tappering off ≥ 1 bulan ◦ methyl cellulose tetes mata proptosis ringan ◦ Bebat mata ◦ penguapan
Terapi radiasi
radiasi dosis rendah (20Gy dalam 10 fraksi) selama 2 minggu keuntungan >> (pada masa awal)
Operasi ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
pembedahan
dekompresi
Dekompresi orbita superior Dekompresi orbita media Dekompresi orbita inferior Dekompresi orbita lateral Dekompresi endoskopi orbita mengurangi proptosis 3 mm ◦ Orbital fat removal mengurangi proptosis 6 mm
Dekompresi endoskopi orbita
Dekompresi orbita lateral
Dekompresi orbita inferior
Dekompresi orbita media
Komplikasi
Komplikasi Faktor
Komplikasi
Neuropati optikus
Kebutaan
Medikamentosa
gagal mengenali gagal pengobatan
Komplikasi steroid
ulkus gaster, gaster, pemarah, reaktifasi infeksi dorman.
Komplikasi radiasi
katarak, supresi kelenjar pituitary, pituitary, dan fibrosis optik.
Operasi dekompresi
diplopia, hasil tidak memuaskan, abrasi kornea, retraksi berlebih bola mata, retrobulbar hematoma, perlukaan pada nervus infraorbita, ektropion, hemoragi retina (pasien diabetik), dan selulitis orbita.
Prognosis Ditentukan oleh luas kerusakan pada kornea dan sklera, ada atau tidaknya reflek cahaya pada pupil, dan adanya ruptur otot rektus, kerusakan pembuluh darah dan saraf.
Kegawatan Retrobulbar hematoma, oklusi pembuluh darah retina, ulkus kornea tanda mayor Retrobulbar Retrobu lbar hematom insisi kulit dan evakuasi e vakuasi pembekuan. Oklusi pembuluh darah retina kegawatdarur kegawatdaruratan atan oftalmologik.
Rawat Rawat mata dengan perlindungan yang tepat untuk menghindari terjadinya ulkus kornea. Cari pertolongan pengobatan bila nyeri bertambah atau terjadi penurunan penglihatan.